Anda di halaman 1dari 17

PERGERAKAN AIR DALAM SEL TANAMAN

PAPER
Oleh :
Muhammad Luthfi Kadna 140308019
Chairil Anwar 140308020
Irwansyah Putra Wau 140308021
Zulfahri Yudha Duana 120308067

HUBUNGAN FISIK TANAH, AIR DAN TANAMAN


PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR ISI.........................................................................................................i
PENDAHULUAN...............................................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................1
PERGERAKAN AIR SEL DALAM TANAMAN............................................2
Air dalam Tanah............................................................................................6
Penyerapan Air di Tanah Oleh Akar.............................................................7
Keterkaitan Air Tanah dan Tanaman.........................................................10
KESIMPULAN.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

i
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan komponen penting pada sistem kehidupan. Pada sel tanaman

yang sedang tumbuh 80-90% nya adalah air. Air yang dibutuhkan tumbuhan untuk

proses fotosintesis diperoleh dari dalam tanah. Absorbsi air di dalam tanah

dilakukan oleh organ akar. Air yang diabsorbsi oleh akar disalurkan melalui

pembuluh 1ylem ke organ daun. Di daun hanya sebagian kecil air yang

dimanfaatkan untuk proses 1xylem1sedangkan sebagian besar lainnya dikeluarkan

ke atmosfer oleh daun melalui proses transpirasi. Tanaman secara terus menerus

mengabsorbsi dan mengeluarkan air (transpirasi). Oleh karena itu, bahasan

keseimbangan air pada tumbuhan meliputi tiga bagian utama, yaitu : a)

air dalam tanah, b) penyerapan air tanah oleh akar, c) transport air dan nutrien

melalui xylem, dan d) pengeluaran (uap) air ke atmosfer melalui transpirasi.

Pergerakan air dari tanah-tumbuhan-atmosfer berlangsung menggunakan energi

bebas yang berarti air bergerak dari potensial tinggi (tanah) ke potensial rendah

(atmosfer). Gaya penggerak utama pergerakan air dari tanah melalui tubuh

tumbuhan menuju atmosfer adalah : 1) perbedaan konsentrasi (uap) air, 2) tekanan

hidrostatik, dan 3) potensial air. Potensial air berhubungan dengan arah pergerakan

air, yaitu pergerakan dari potensial air tinggi ke rendah. Pengetahuanan tentang

potensial air dibutuhkan untuk memahami proses keseimbangan air dalam

tumbuhan.

1
Pergerakan Air Dalam Sel Tanaman

Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan

penyusun utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen

utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses ini kebagian-

bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan

peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi

posistif dengan produksi biomas tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap

akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Crafts et al : 1949).

Leopold dan Kriedemand (1975) menyatakan air dalam tanaman berkisar

antara 80-90 persen dari berat kering tanaman. Persentase ini akan menjadi

lebih besar lagi pada bagian-bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh. Penyerapan

air (water absorbtion) oleh akar ini sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan

yaitu air yang tersedia dalam tanah, temperatur tanah, aerasi tanah dan konsentrasi

larutan tanah.

Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi

dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses-

proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus,

maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah,

kualitas turun dan sebagainya (Craft et al, 1949; Kramer, 1969).

Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke

tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan

hidrostatik, dan gravitasi.

2
a. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi

tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan

dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat

cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dengan molekul yang lebih

kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada

siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2

meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke

udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun

(karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui

stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses

difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding

dengan proses difusi.


b. Osmosis
Osmosis adalah difusi melalui semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam

sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh multiseluler, air

bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang

berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati sel. Molekul-molekul

tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi tersebut telah

mencapai keseimbangan. Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-

organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh

karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial yakni

tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis.

3
Osmosis tidak terbatas pada organisme hidup, meskipun sangat relevan

untuk ilmu kehidupan karena melibatkan pergerakan air. Sebanyak 60-95% dari berat

sel hidup aktif adalah karena air. Selain itu, sebagai pelarut, air menentukan banyak

aspek fungsi molekul, sel dan organisme; Jadi studi tentang osmosis sangat penting

untuk memahami bagaimana air bergerak masuk dan keluar dari sel, dan juga di

antara kompartemen sel. Transportasi air melalui membran biologis telah lama

menjadi fokus kepentingan ilmiah baik untuk kepentingan transportasi itu sendiri

maupun untuk kontribusi penelitian ini dapat membuat penjelasan struktur membran

adanya pori-pori hidrofilik yang bertanggung jawab untuk pergerakan air dan ion

melalui membran (Hildebrand, 1979).


c. Tekanan kapiler
Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka

permukaan air dalam pipa kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara

tegangan yang menarik air tersebut dengan beratnya. Tekanan yang menarik air

tersebut disebut tekanan kapiler. Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler :

semakin kecil diameter kapiler semakin besar tegangan yang menarik kolom air

tersebut.
d. Tekanan hidrostatik
Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel

sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan

hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut

tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil

masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting

bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku.

Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial

4
osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai

potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai

potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
Tekanan air membatasi pertumbuhan dan produktivitas tanaman secara khusus

di daerah gersang dan semi kering yang menyebabkan kerugian ekonomi yang paling

fatal di pertanian. Bentuk stres abiotik ini, mempengaruhi hubungan air tanaman di

tingkat seluler dan keseluruhan tanaman yang menyebabkan reaksi dan kerusakan

khusus dan tidak spesifik. Inokulasi tanaman dengan mikroorganisme bermanfaat asli

dapat mengurangi toleransi kekeringan pada tanaman yang tumbuh di daerah kering

atau semi kering (Marulanda et al., 2007).


e. Gravitasi.

Air juga bergerak untuk merespon gaya gravitasi bumi, sehingga perlu

tekanan untuk menarik air ke atas. Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat

diabaikan karena perbedaan ketinggian pada bagian tanaman tersebut kecil. Pada

tumbuhan yang tinggi, pengaruh gravitasi sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke

atas pada pohon setinggi 100m diperlukan tekanan sekitar 20 atm.

Air Dalam Tanah

Ketersediaan air tanah merupakan salah satu faktor lingkungan utama yang

membatasi pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. Hormon absorpsiik

tumbuhan (ABA) telah menyarankan banyak peran fisiologis pada tanaman saat

potensi air tanah turun di bawah tingkat optimum, termasuk pengendalian perilaku

5
stomata dan membatasi penggunaan air yang tidak efektif.

Peningkatan biosintesa ABA baik pada akar dan tunas dan peningkatan transportasi

ABA sebagai akar untuk menembak atau menembak ke sinyal akar, disertai dengan

turunnya pelemahan kapasitas pertukaran gas dan penurunan laju pertumbuhan, telah

diamati pada banyak penelitian ketika Ketersediaan air menurun dari tingkat optimal

(Davies et al., 1991).

Lapisan tanah yang direkayasa seringkali dirancang untuk mencakup

penghalang kapiler, lapisan tanah bertekstur yang lebih halus di atas tanah bertekstur

kasar (Stormont 1996). Kehadiran penghalang kapiler dapat meningkatkan kapasitas

menahan air yang tersedia (AWHC) dari lapisan yang lebih halus dan dalam beberapa

kasus mempertahankan tingkat kejenuhan yang tinggi yang dapat membatasi

pergerakan gas (Khire et al., 2000, Yang et al., 2004). Kadar air yang ditinggikan dari

tanah bertekstur yang lebih tinggi tercipta dari rendahnya nilai hisap (tekanan air

negatif) yang berkembang di dalam tanah kasar dengan tingkat infiltrasi yang kecil

sekalipun. Pada nilai isapan rendah ini, lapisan tanah bertekstur bertekstur paling

tinggi mampu mempertahankan nilai kandungan air yang tinggi, jauh lebih besar

daripada yang diperkirakan pada kapasitas lapangan normal. Air yang tersimpan di

lapisan bertekstur lebih halus kemudian dihilangkan dengan penguapan dan

transpirasi, drainase lateral, atau perkolasi (terobosan ke lapisan bawah)

(Yang et al., 2004). Oleh karena itu, penghalang kapiler meningkatkan air yang

tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Meskipun penggunaan penghalang kapiler

berkembang dengan baik dalam literatur teknik, tidak ada laporan dimana kombinasi

6
gradasi dan gradasi tekstur dievaluasi mengenai pengaruh yang mereka dapatkan

terhadap efektivitas kinerja penghalang kapiler.

Penyerapan Air di Tanah Oleh Akar

Bagian tanaman yang mengabsorbsi air di tanah adalah akar terutama rambut

akar. Ketika tanah maka air bergerak dari pori terbesar antar partikel tanah menuju

pori yang lebih kecil (Gambar 3). Air mengalir/bergerak di tanah dengan cara

bulk/mass flow (aliran massa) yaitu pergerakan berdasarkan adanya perbedaan

tekanan. Ketika air bergerak menuju tanah yang berdekatan dengan akar maka ada

gradient tekanan antara tempat asal air (tanah di sekitar akar) dan tujuan air

bergerak (tanah dekat akar). Karena ruang antar partikel tanah saling berhubungan

maka tekanan sangat menentukan pergerakan air tersebut. Rambut akar membuat

kontak yang erat dengan partikel tanah sehingga meningkatkan luas permukaan air

ke dalam tanaman. Air di dan dinding sel juga bergerak secara bulk/mass flow.

Selain itu, difusi uap air juga menyebabkan beberapa pergerakan air

(Calkin et al.,1986).

Mengangkut air di tanaman dari akar ke daun melalui sistem vaskular, xilem

dan floem. Xylem dan floem dibentuk oleh selaput cincin sel mati, dalam sejumlah

besar bentuk, melalui evolusi. Xylem diyakini sebagai saluran dimana air bergerak ke

atas dari akar ke daun, sementara floem adalah zat dimana nutrisi bergerak ke bawah.

Struktur dalam xilem mirip dengan struktur sumbu pipa panas kapiler. Oleh karena

itu, penelitian tentang proses migrasi air dapat berkontribusi untuk mendeteksi

perilaku aliran air pada pipa panas kapiler. Studi bionik tentang hubungan antara

7
tanaman dan air disebut Arsitektur Hidrolik (HA), yang pertama kali diusulkan oleh

(Zimmerman, 1978)

Saluran Xilem dapat disederhanakan sebagai saluran mikroskop, dengan

permukaan dinding xilem yang mempengaruhi sudut kontak air seperti pembasahan

struktur sumbu. Dan semua kekuatan yang dibahas dalam pipa panas akan terjadi juga

di alam, terutama tanaman berkayu, karena air bergerak ke atas dari akar ke daun

dengan kontribusi efek kapiler terhadap gravitasi dan gesekan, kemudian diuapkan ke

udara oleh efek transpirasi. Oleh karena itu, mempelajari fenomena alam dapat

mendukung peningkatan kinerja pipa panas (Zimmerman, 1978).

Air hanya bisa diangkat setinggi 3m di bawah pengaruh efek kapiler bahkan

dengan diameter xilem terkecil. Jadi, dapat disimpulkan bahwa gaya kapiler

merupakan kekuatan yang berkontribusi besar dalam migrasi air di xilem, tapi bukan

yang terpenting, terutama pada tanaman tinggi setinggi 10 meter.

Efek transpirasi diinduksi oleh penguapan air pada tanaman, terutama pada daun. Ini

diyakini secara luas sebagai mekanisme penting untuk transportasi air jarak jauh

dalam sistem xilem, terutama pada pohon tinggi setinggi lebih dari sepuluh meter.

Saat air menguap, tekanan negatif muncul dalam xilem, dan memaksa air untuk

bergerak maju dengan kohesi dan ketegangan di dalam molekul air.

Penguapan air erat kaitannya dengan banyak faktor dalam atau luar termasuk kondisi

cuaca, ketinggian, dan tipe tanaman dll. Cukup sulit untuk mengusulkan model

penyederhanaan untuk menggambarkan efek transpirasi pada tanaman, tidak

disebutkan untuk mengusulkan model matematis untuk efek transpirasi yang

8
dipertimbangkan. Semua faktornya Solusi yang paling terkenal diajukan oleh

Van den Honert pada tahun 1948.

Aliran air di xilem dianggap sebagai analog dari Hukum Ohm. Ini berarti

gradien tekanan linier sepanjang xilem, dan tekanannya terkait dengan fluks air dalam

penguapan, bersama dengan parameter, konduktivitas hidrolik sebagai hambatan

dalam Hukum Ohm. Aliran fluida dalam xilem sangat rumit pada tanaman nyata.

Beberapa air dapat diserap oleh sel tumbuhan, dan beberapa air menembus ke luar ke

saluran lain atau ke dalam dari saluran lain agar air dapat mengalir melalui dinding

xilem selama migrasi air di xilem. Namun, air yang mengalir melalui dinding saluran

relatif kecil dibandingkan dengan aliran air di xilem. Dan juga jumlah air yang

diserap oleh sel tumbuhan sangat kecil dibandingkan air yang diuapkan pada daun.

Jadi saluran xilem dianggap sebagai tabung dinding padat tanpa kehilangan air dalam

makalah ini. Juga ada banyak saluran xilem di pabrik, dan diameter saluran xilem

berada dalam kisaran yang cukup besar, diameter rata-rata diadopsi dalam penelitian.

Keterkaitan Air Tanah Dan Tanaman

Menurut penelitian (Wenrao et al ., 2012) menyatakan berdasarkan grafik ini

menunjukkan bahwa tanaman yang diapalikasikan Nitrogen akan memiliki konsumsi

yang hampir setara dengan syarat tanaman tersebut. Pada awalnya mengalami PRD

9
(pengeringan pada akar) , jadi tanaman yang akarnya kering berapapun dapat

diaplikasikan Nitrogen akan mengkonsumsi jumlah air yang besar.

Menurut penelitian (Jiaju et al., 2014 ) menerangkan distribusi air pada

xylem, dari jurnal ini diketahui efek panas terhadap distribusi air pada xylem,

Digambar yang lain menerangkan bahwa semakin tinggi kecepatan aliran akan

menyebabkan pertambahan kecepatan pergerakan air pada xylem namun tidak

10
merata. Pada gambar terdapat warna kuning ke orange menunjukkan bahwa

distribusi air tinggi walaupun tidak merata.

Menurut penelitian (Huang et al., 2011) menyatakan penelitian ini

mempelajari tentang pengaruh lapisan oil minyak terhadap pergerakan air pada akar.

Dari grafik kedua tanaman ini didapat angka paling tinggi GFS (pasir rata olahan).

Hal ini menunjukkan bahwa kedua tanaman ini akan menyimpan air dalam jumlah

11
besar pada bagian akar dengan media tanam pasir rata, sedangkan pada tanah pasir

kasar daya simpan air pada akar kecil.

12
KESIMPULAN

1. Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan

penyusun utama dari pada protoplasma sel.

2. Air dalam tanaman berkisar antara 80-90 persen dari berat kering tanaman.

3. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke

tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan

hidrostatik, dan gravitasi

4. Air menentukan banyak aspek fungsi molekul, sel dan organisme; Jadi studi

tentang osmosis sangat penting untuk memahami bagaimana air bergerak masuk

dan keluar dari sel.

5. Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel

sehingga dinding sel meregang.

6. Ketersediaan air tanah merupakan salah satu faktor lingkungan utama yang

membatasi pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil.

7. .Gaya kapiler merupakan kekuatan yang berkontribusi besar dalam migrasi air di

xilem.

8. Bagian tanaman yang mengabsorbsi air di tanah adalah akar terutama rambut

akar.

9. Tanaman yang diapalikasikan Nitrogen akan memiliki konsumsi yang hampir

setara dengan syarat tanaman tersebut. Pada awalnya mengalami PRD

(pengeringan pada akar) , jadi tanaman yang akarnya kering berapapun dapat

diaplikasikan Nitrogen akan mengkonsumsi jumlah air yang besar.

13
10. Semakin tinggi kecepatan aliran akan menyebabkan pertambahan kecepatan

pergerakan air pada xylem namun tidak merata.

11. Tanaman menyimpan air dalam jumlah besar pada bagian akar dengan media

tanam pasir rata, sedangkan pada tanah pasir kasar daya simpan air pada akar

kecil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Calkin, H., A. Gibson, and P. Nobel, Biophysical model of xylem conductance in


tracheids of the fern Pteris vittata. Journal of Experimental Botany, 1986.
37(7): p. 1054-1064

Davies, W.J., Zhang, J., 1991. Root signal and the regulation of growth and
development of plants in drying soil. Annu. Rev. Plant Biol. 42, 55–76.
Hildebrand, J.H. 1979 Forum on osmosis. II. A criticism of ‘‘solvent tension’’ in
osmosis. Am. J. Physiol. 237, R108–R109.
Huang M, Barbour SL, ElshorbagyA, Zettl JD, Si BC. Effe cts of variably layered coarse
te xtured oils on plant ava ilable w ater and forest productivity. Canadian Journal
of Soil Science. Canada.

Jackson, I, J., 1971. Climate, Water and Agriculture in the Tropics. Published in
the United States of America by Longman Inc. New York. 248 p.

Jiaju, H., Yan, Y., Sheng, L, 2014. Bionic inspired study of heat pipe from plant water
migration. University, Melbourne, Australia.
Khire MV, Benson CH, Bosscher PJ. Capillary barriers: design variables and
water balance. J of Geotechnical and Geoenvironmental Engineering
2000;126:695-708

Marulanda, A., Porcel, R., Barea, J.M., Azco´n, R., 2007. Drought tolerance and
antioxidant activities in lavender plants colonized by native drought-tolerant
or drought-sensitive Glomus species. Mic-rob. Ecol. 54, 543–552.

Stormont JC. The effectiveness of two capillary barriers on a 10% slope. J


Geotechnical and Geological Engineering 1996, 14: 243–267.
Wenrao, L., Wang, L., Jia, L, 2012. Chemical signals and their regulations on the plant
growth and water use e ciency of cotton seedlings under partial root-zone
drying and di erent nitrogen applications. Journal of Biological Sciences.
King Saud University.

Yang H, Rahardjo H, Leong EC, Fredlund DG. A study of infiltration on three


sand capillary barriers. Can Geotech J 2004;41:629-643.

Zimmermann, M.H., Hydraulic architecture of some diffuse-porous trees. Canadian


Journal of Botany, 1978. 56(18): p. 2286-2295.

15

Anda mungkin juga menyukai