Anda di halaman 1dari 30

FISIOLOGI TUMBUHAN

ULANGAN TENGAH SEMESTER

DOSEN PENGAMPU : MELLISA,S.Pd.,M.P

DISUSUN OLEH :

NAMA : DINDA PUTRI AFIFAH

NPM : 196510760

KELAS : 4A BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
PERTANYAAN - PERTANYAAN :
1. Bagaimana fenomena transpirasi
2. Fenomena titik layu bayam
3. Amati jenis tumbuhan yang ada pada plot, apakah ada perbedaan pada
tumbuhan setiap plot tersebut

Landasan Teori :

1. Proses Tranpirasi
Air merupakan salah satu factor penentu bagi berlangsungnya kehidupan
tumbuhan. Banyaknya air yang ada didalam tubuh tumbuhan selalu mengalami
fluktuasi tergantung pada kecepatan proses masuknya air ke dalam tubuh
tumbuhan, kecepatan proses penggunaan air oleh tumbuhan, dan kecepatan proses
hilangnya air dari tubuh tumbuhan. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berupa cairan dan uap atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh
tumbuhan dapat berbentuk uap atau gas ke udara di sekitar tubuh tumbuhan
dinamakan transpirasi. Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang
berhubungan dengan udara luar, yaitu luka dan jaringan epidermis pada daun,
batang, cabang, ranting, bunga, buah, dan bahkan akar.

Cepat lambatnya proses transpirasi ditentukan oleh faktor-faktor yang


mampu merubah wujud air sebagai cairan ke wujud air sebagai uap atau gas dan
faktor-faktor yang mampu menyebabkan pergerakan uap atau gas. Faktor-faktor
tersebut meliputi suhu, cahaya, kelembaban udara, dan angina. Di samping itu
luas permukaan jaringan epidermis atau luka tempat proses transpirasi
berlangsung juga ikut berperan.

Transpirasi berhubungan langsung dengan intensitas cahaya. Semakin


besar intensitas cahaya semakin tinggi laju transpirasi. Faktor-faktor lingkungan
lainnya yang berpengaruh terhadap transpirasi antara lain: konsentrasi CO2,
temperatur, kelembaban relatif, kepadatan udara, dan kecepatan angin. Sedangkan
faktor tanaman yang mempengaruhi laju transpirasi adalah jumlah daun dan
stomata. Pada makalah ini, akan di bahas mengenai pengaruh cahaya terhadap laju
transpirasi.
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh
teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap
dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari
jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata.

Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan
meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan
transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara
langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari
permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari
ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari
dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada
gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan
akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem pembuluh yang meluas
ke tempat persediaan air dalam tanah

Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat
dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi
dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap
air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar daripada udara luar. Manakala
stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan keluar dari daun melalui
stomata dibandingkan dngan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan
demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.

Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua


buah sistem percabangan, satu di bawah dan satu lagi di atas permukaan tanah.
Kedua sistem ini dihubungkan oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar
terdapat di atas tanah. Sistem yang ada dalam tanah terdiri atas akar yang
bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar. Akar-akar terkecil
terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut. Karena sumbu yang
menghubungkan akar dan daun memungkinkan air mengalir dengan tahanan
wajar, maka tidak dapat dielakkan lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi
tekanan air yang membentang dari tanah ke udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh
karena itu seluruh tumbuhan dapat dibandingkan dengan sumbu lampu, yang
menyerap air dari tanah melalui akar, mengalirkannya melalui batang dan
kemudian menguapkannya ke udara dari daun-daun. Aliran air ini dikenal dengan
istilah alur transpirasi, merupakan konsekuensi struktur tumbuhan dalam
hubungannya dengan lingkungan (Loveless, 1991).

Air sangat diperlukan oleh sebagian besar tumbuhan darat untuk


pertumbuhan dan metabolismenya, sebagian besar air yang di serap oleh akar
tidak di simpan dalam tumbuhan atau digunakan dalam berbagai proses
metabolisme, tetapi hilang ke udara melalui evaporasi. Proses evaporasi dari
tumbuhan diberi nama khusus, yaitu transpirasi , tetapi janganlah diartikan bahwa
transpirasi secara mendasar berbeda dengan evaporasi dari permukaan benda-
benda tidak hidup. Meskipun transpirasi terjadi pada setiap bagian tumbuhan
(biarpun hanya sedikit), pada umumnya kehilangan terbesar berlangsung melalui
daun-daun

Kita kenal transpirasi melalui kutikula, stoma dan melalui lentisel.


Sebenarnya seluruh bagian tanaman itu mengadakan transpirasi, akan tetapi
biasanya yang kita bicarakan hanyalah transpirasi lewat daun, karena hilangnya
molekul-molekul air dari tubuh tanaman itu sebagian besar adalah lewat daun. Hal
ini disebabkan karena luasnya permukaan daun dan juga karena daun-daun itu
lebih kena udara dari pada bagian-bagian lain dari suatu tanaman. Mengenai
penguapan yang terjadi di daun kita kenal penguapan melalui kutikula dan
penguapan melalui stoma.
Dikenal ada dua jenis transpirasi, yaitu transpirasi stomata dan transpirasi
kutikula. Sebagian dari air terlepas melalui stomata, kehilangan air melalui
kutikula hanya mencapai 5 sampai 10 persen dari jumlah air yang ditranspirasikan
di daerah beriklim sedang

Dalam bukunya, Loveless (1991) juga menyatakan ada dua tipe transpirasi yaitu :

1) Transpirasi Kutikula.

Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis.
Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air
yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang
terjadi melaui stomata.

2) Transpirasi Stomata

Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap
air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di
luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali
jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi
kecualibila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.

Kondisi Yang Mempengaruhi Laju Transpirasi


Dalam bukunya Loveless (1991) menuliskan, oleh karena transpirasi melibatkan
difusi uap air dari ruang-ruang antar sel ke udara melalui stomata, maka laju
transpirasi akan bergantung pada:
1. Tahanan jalur yang dilalui terhadap molekul-molekul uap air yang berdifusi,
dan
2. Perbedaan konsentrasi antara uap air di dalam dan di luar daun, yaitu ketajaman
gradasi difusi.
Bila stomata terbuka dan karena itu tahanan minimal, laju transpirasi dipengaruhi
oleh sembarang faktor yang mempengaruhi ketajaman gradasi difusi antara ruang
antarsel dan athmosfer. Bila stomata terbuka, laju transpirasi bergantung kepada
perbedaan antara tekanan uap udara jenuh di dalam daun dan tekanan uap udara di
luar daun. Bila faktor-faktor lain sama, semakin rendah tekanan uap dalam udara
luar semakin cepat transpirasi terjadi
Proses proses transpirasi terjadi melalui 2 tahapan, yaitu :

1) Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun.
Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan air sehingga
potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap oleh akar akan
dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.

2) Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula
ataupun lentisel.

Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat pula
mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi dengan
melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang terdapat pada
ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies tumbuhan tertentu.

Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi

A. Faktor Dalam yang Mempengaruhi Transpirasi


Kegiatan transpirasi terpengruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor
dalam ataupun faktor-faktor luar, yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam
adalah:
• Besar kecilnya daun
• Tebal tipisnya daun
• Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
• Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
• Banyak sedikitnya stomata
• Bentuk dan lokasi stomata
Hal-hal ini semua mempengaruhi kegiatan transpirasi

B. Faktor Luar yang Mempengaruhi Transpirasi


Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh banyak faktor, baik faktor –faktor
dalam maupun faktor-faktor luar. Yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam
ialah besar-kecilnya daun, tebal-tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya
permukaan daun, banyak-sedikitnya bulu pada permukaan daun, banyak-
sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stomata ; hal-hal ini semua mempengaruhi
kegiatan transpirasi. Disamping itu kita kenal faktor-faktor luar seperti radiasi,
temperatur, kebasahan udara, tekanan udara, angin, keadaan air dalam tanah

1. Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya
stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga
mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar
infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian
menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang
tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar
transpirasi
Kita merumuskan bahwa suhu daun dan sekitarnya adalah sama. Pada
kenyataannya daun-daun yang terkena cahaya matahari langsung mempunyai
suhu beberapa derajat lebih tinggi daripada udara disekitarnya, dan karena itu
cahaya mempegaruhi transpirasi bukan hanya melalui pengendalian
pembukaan dan penutupan stomata tetapi juga melalui efek sekunder
terhadap suhu daun
Tjitrosomo (1990) merumuskan bahwa cahaya mempengaruhi laju
transpirasi melalui dua cara sebagai berikut :
a. Sehelai daun yang dikenai cahaya matahari secara langsung akan
mengabsorbsi energi radiasi. Hanya sebagian kecil dari energi tersebut
yang digunakan dalam fotosintesis. Pemanasan tersebut meningkatkan
transpirasi, karena suhu daun biasanya merupakan faktor terpenting yang
mempengaruhi laju proses tersebut. Fakta yang menunjukkan bahwa daun
yang kena cahaya matahari mempunyai laju suhu yang lebih tinggi
daipada suhu udara memungkinkan laju transpirasi yang cepat, bahkan
dalam udara yang jenuh.
b. Cahaya tidak usah selalu berbentuk cahaya langsung, dapat pula
mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buka-tutupnya
stomata.
Pada siang hari, Ketika ada cahaya matahari, stomata membuka karena
meningkatnya pencahayaan, dan cahaya meningkatkan suhu daun sehungga air
menguap lebih cepat. Naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih
banyak kelembaban, maka transpirasi meningkat dan barangkali bukaan stomata
pun terpengaruh. Angin membawa lebih banyak CO2 dan mengusir uap air. Hal
ini menyebabkan penguapan dan penyerapan CO2 meningkat, tapi agak kurang
dari yang diduga, karena meningkatnya CO2 menyebabkan stomata menutup
sebagian. Bila daun dipanaskan oleh sinar matahari dengan panas yang melabihi
suhu udara, angin akan menurunkan suhunya. Akibatnya, transpirasi menurun.
Cahaya mempunyai hubungan langsung dengan proses fotosintesis dalam
menghasilkan karbohidrat, untuk digunakan dalam proses respirasi sampai
dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

C6H12O2 + O2 CO2 + H2O + ATP

Yang dibutuhkan pada proses absorbsi dan transpirasi.

Pengaruh cahaya diyakini mempunyai pengaruh tak lansung melalui


penurunan konsentrasi CO2 oleh fotosintesis. Tapi baru baru ini, sejumlah kajian
memperlihatkan bahwa cahaya memiliki pengaruh kuat terhadap stomata, lepas
dari peranannya dalam fotosintesis. Diduga, cahaya bekerja di sel mesofil, yang
lalu mengirim pesan pada sel penjaga. Atau, penerima cahaya terdapat di sel
penjaga itu sendiri.

Pada tingkat cahaya yang tinggi, stomata tanaman memberikan respons


terhadap konsentrasi CO2 antar sel yang rendah. Stomata memberikan respons
terhadap cahaya bahkan juga stomata pada daun yang fotosintesisnya diturunkan
sampai nol dengan pemberian zat penghambat (sianazin).

Sharkey dan Raschke berkesimpulan, pada cahaya rendah konsentrasi CO2


antar sel dapat menjadi factor pengendali yang utama pada tingkat cahaya tinggi,
respons langsung terhadap cahaya dapat melebihi kebutuhan CO2 untuk
fotosintesis dan menyebabkan peningkatan konsentrasi CO2 antar sel. Naiknya
konsentrasi CO2 antar sel dapat diamati saat cahaya ditingkatkan (karena stomata
membuka), yang ternyata berlawanan sekali dengan yang diperkirakan jika
stomata memberikan respons terhadap cahaya hanya melalui efek fotosintetik dari
konsentrasi CO2 (Salisbury dan Ross, 1995).

2. Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi
transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam
naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar
matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara.
Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari
sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun
dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan tempratur menambah tekanan uap
di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah
tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di
dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap
yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap
air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas

3. Kebasahan udara (Kelembaban udara)


Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam
keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari
pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun
itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul
air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah
(di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi,
sedang udara kering melancarkan transpirasi

Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan
konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak
ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalika transpirasi. Laju
gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air
udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan
menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor
lain itu sama,transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara

4. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi.Karena
angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan
demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat
kesempatan untuk difusi ke luar
Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin
cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau
cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari,
pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap
penurunan laju transpirasi,cenderung lebih penting daripada pengaruhnya
terhadap penyingkiran uap air
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk
di sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara
secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air
dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak
jenuh.Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara
jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan
daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang
harus ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara
luar.Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata,
dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh
yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang
bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar
terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin
sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk
meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh
kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju
transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan
transpirasi

5. Keadaan air dalam tanah


Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-
akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat
bagian- bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan
tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding
dengan penyerapan air melalui akar

Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain


yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian
sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi
akan segera tampak

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan


laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan
laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut
menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang
sebaliknya,karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air
tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke
dalam akar menjadi lebih lambat

Mekanisme Transpirasi

Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan.


Proses kehilangan air pada tumbuhan ini disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal
yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke udara
kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan
untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari
sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada banyak
langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi
pergerakannya.
Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas
jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel
epidermis bawah dengan stomata.
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel
yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang
merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah
yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama
rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya
kerongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya
menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang berasal dari xylem tulang
daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang
menerima dari akar.
Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam
rongga antar sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata
pada epidermis tadi harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada
penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.
Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan
menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan
untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan
waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata
menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba
(Salisbury dan Ross, 1995). Loveless (1991) dalam literaturnya menyebutkan
terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada
dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan fotosintesis tidak dapat
terlaksana.

Kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari
rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi.

Skema mekanisme membukanya stomata

Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam


ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup perubahan enzimatik menjadi gula
menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotic dari getah sel menaikkan
turgor stomata membuka (Pandey dan Sinha, 1983).
Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh
xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom
berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar
ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas
melalui arus transportasi
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya,
suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini
mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh
perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium
(K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun
dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju
transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang
lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis

Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti
bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu
mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil melakukan
hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga
kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat
tinggi, yang berperan paling penting adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini,
ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi
semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang
berada lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang
diperlukan dari jaringan xylem yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke
daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun
melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut.

Proses penguapan air dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses
transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan
proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam
tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas
sebuah tanaman Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air
melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus
menerus berada di bawah sinar matahari

Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya panas
matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan penguapan
akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi,
tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

Manfaat Transpirasi

Bagi tumbuhan, transpirasi yang berlangsung memberikan beberapa manfaat,


antara lain :
1)Menyebabkan terjadinya daya isap daun sehingga terjadi transport air di batang.
2)Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
3)Mengurangi air yang terserap secara berlebihan.
4)Mempertahankan temperature yang sesuai untuk daun.
5)Mengatur fotosintesis dengan menbuka dan meututupnya stomata.
Adaptasi tanaman terhadap kekurangan air

Banyaknya sekali sifat-sifat yang membantu tumbuhan untuk meniadakan


pengaruh keadaan yang tidak menguntungkan dan sebagai akibatnya memperluas
jangkauan kisaran tempat hidupnya.
a. Adaptasi morfologi
Sebagai contoh dapat dilihat pada tumbuhan gurun atau setengah gurun yang
mempunya bentuk perakaran yang dalam yang memungkinkan pengambilan
cadangan air di bawah tanah, dan pada rumpun-rumpun yang terancam rapar di
daerah-daerah setengah kering, yang membantu menahan air bila ada dari sumber-
sumber dalam udara (misalnya embun) (Polunin, 1990). Sifat morfologis lain
yang dianggap menyokong kemampuan hidup tanaman di iklim kering, yaitu :
rambut daun, berputarnya daun, penyimpangan air dalam bulb, umbi dan akar
(Fitter dan Hay, 1991).

b. Adaptasi anatomis
Sebagai contoh suatu tanaman rumput yang memiliki anatomi daun yang spesifik,
dapat mengikat CO2. Stomata tanaman CAM menutup di siang hari untuk
mengurangi kehilangan air akibat transparasi ( Fitter dan Hay, 1991).

c. Adaptasi Biokimia
Adaptasi biokimia bertujuan untuk melindungi sel-sel dan jaringan dari kerusakan
dan kematian selama keadaan kering yang berat. Contohnya biji-biji tanaman dari
species ephemeral mendukung (mengandung cukup air) untuk
perkecambahannya.

2. Pertumbuhan Bayam
Tanaman bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang tumbuh tegak,
batangnya tebel berserat dan ada bebrapa jenis nya mempunyai duri. Daunnya
biasa tebal atau tipis, besar atau kecil berwarna hijau atau ungu kemerahan (pada
jenis bayam merah). Bunganya berbentuk pecut, muncul di pucuk tanaman pada
ketiak daunnya. Bijinya berukuran sangat kecil berwarna hitam atau coklat dan
mengkilap. Tanaman bayam sangat toleran terhadap perubahan keadaan iklim.
Bayam banyak ditanam di dataran rendah hingga menengah, terutama pada
ketinggian 5 - 2000 meter dari atas permukaan laut. Kebutuhan sinar matahari
untuk tanaman bayam adalah tinggi, dimana pertumbuhan optimum dengan suhu
rata - rata 20 - 300 C, curah hujan antara 1000 - 2000 mm, dan kelembaban di atas
60 %. Oleh karena itu, bayam tumbuh baik bila ditanam di lahan terbuka dengan
sinar matahari penuh atau berawan dan tidak tergenang air atau becek (Yusni B.,
Nurudin Azis, 2001).
Sistem perakarannya menyebar dangkal pada kedalaman antara 20 – 40 cm, dan
memiliki akar tunggang karena termasuk kelas Dicotyledonae ( tanaman berbiji
berkeping dua ). Batang bayam banyang mengandung air (herbaceous), tumbuh
tinggi diatas permukaan tanah. Daun bayam umumnya berbentuk bulat telur
dengan ujung agak meruncing, dan urat – urat daunnya jelas. Warna daun
bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau keputih-putihan sampai warna
merah. Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung
tanaman ataupun dari ketiak – ketiak daun (Rukmana, 2010).

Parameter Pertumbuhan Tanaman


Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup
yang berupa pertambahan ukuran ( volume, massa dan tinggi). Dapat diukur serta
dapat diungkapkan secara kuantitatif. Salah satu manfaat menggunakan analisis
pertumbuhan tanaman adalah mengetahui perngaruh perlakuan faktor – faktor
dalam budidaya tanaman terhadap kualitas pertumbuhan dan hasil tanaman.
Kuantitas analisis pertumbuhan tanaman meliputi biomassa, daun, tinggi dan akar.
a. Biomassa : Biomassa tanaman adalah masa bagian hidup tanaman. Biomassa
tanaman merupakan parameter yang sangat sering digunakan untuk
mengambarkan dan mempelajari tanaman pertumbuhan tanaman. Ini disebabkan
atas kenyataan taksiran biomassa (berat) relatif mudah diukur dan merupakan
integrasi dari hampir semua proses pertumbuhan tanaman
b. Daun : Pengamatan pada daun merupakan hal yang sangat dibutuhkan karena
daun merupakan organ produsen fotosintat utama pada tanaman. Data penunjang
untuk menjelaskan proses pertumbuhan tanaman. Pengamatan daun dapat
didasarkan atas fungsinya sebagai penerima cahaya dan alat fotosintesis, atas
dasar ini maka luas daun merupakan parameter utama yang dipilih dan ketebalan
daun dapat juga menjadi hal yang dapat diamati.
c. Tinggi tanaman: Pertumbuhan tanaman maupun parameter yang digunakan
untuk mengukur pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman sensitif terhadap faktor
lingkungan seperti sinar matahari. d. Akar : Peran akar sama pentingnya dengan
tajuk tanman. Sebagai gambaran tajuk berfungsi sebagai penyedia karbohidrat
sedangkan akar sebagai penyedia unsur hara dan air bagi metabolisme tanaman
(Leiwakabessy, 2010).

Syarat Tumbuh Tanaman Bayam


Syarat tumbuh yang utama berhubungan dengan lingkungan menurut Bandini dan
Aziz, 2000 adalah tanah, iklim, suhu, cahaya dan unsur – unsur hara.
a. Tanah Tanaman bayam tidak mensyaratkan jenis tanah tertentu untuk tumbuh,
akan tetapi, untuk pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan
bertekstur gembur serta mengandung bahan organik. Pada tanah yang tandus atau
liat, bayam masih dapat tumbuh dengan baik jika dilakukan penambahan bahan
organik yang cukup banyak. Kisaran derajat keasamaan (pH) tanah yang baik bagi
pertumbuhan bayam antara 6 – 7. Pada tanah yang ber- pH di atas atau di bawah
kisaran tersebut. Tanaman bayam sukar tumbuh. Tanaman akan menunjukkan
pertumbuhan yang maksimal bila pH tanah di bawah 6. Begitu pula pada pH di
atas 7, tanaman akan mengalami gejala klorosis (warna daun menjadi putih
kekuning – kuningan terutama pada daun – daun yang masih muda). Pada
umumnya orang yang menanam bayam di tanah kering, misalnya di atas tanah
tegalan, ladang dan pekarangan. Jarang sekali bayam ditanam di sawah (Bandini
dan Aziz, 2000).
b. Iklim Tanaman bayam sangat toleran terhadap besarnya perubahan keadaaan
iklim. Bayam banyak ditanam di dataran rendah hingga menengah terutama pada
ketinggian antara 5 – 2.000 m dari atas permukaan laut (dpl). Kebutuhan sinar
matahari untuk tanaman bayam adalah tinggi yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dengan suhu rata – rata 200 C - 300C. oleh karena itu, bayam
tumbuh baik bila ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau
berawan dan tidak tergenang air atau becek (Bandini dan Aziz, 2000).
c. Suhu Suhu optimum setiap tumbuhan berbeda – beda sesuai dengan jenis
tanaman, tingkat perkembangan tumbuhan, dan lamanya suhu berlangsung.
Kebanyakan pertumbuhan tanaman terjadi pada suhu antara 20 – 40 0C. suhu
mempengaruhi pertumbuhan melalui kegiatan metabolisme, perariran, respirasi,
pembentukan protoplas baru dan bahan dinding sel (Sutarmi, 1983 dalam Dwi
Ernawati, 2004).
d. Cahaya Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tanaman yang
ditanam tanpa cahaya walaupun memperoleh zat – zat makanan dari tempat –
tempat cadangan akan menjadi kuning dan mempunyai batang yang sangat
panjang dan kurus (Sutarmi, 1983 dalam Dwi Ernawati, 2004).
e. Unsur – Unsur Hara Untuk pertumbuhannya tanaman memerlukan unsur –
unsur hara yang tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman. Unsur hara tanaman
adalah unsur – unsur kimia tertentu yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhannya yang normal (Dwijendroseputro, 1989). Berdasarkan perbedaan
konsentrasinya yang dianggap mencukupi didalam jaringan tumbuhan maka unsur
hara esensial dibedakan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur
hara makro adalah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang
relatif besar dibandingkan unsur hara yang lain. Contoh unsur hara makro adalah
nitrogen (N), phosphor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan sulfur
(S). Sementara itu pengertian unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan
tanaman dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi fungsinya tetap penting dan tidak
tergantikan. Contoh unsur hara mikro, antara lain : besi (Fe), seng (Zn), mangan
(Mg), boron (B), dan klor (Cl) (Wiryanta, 2000 dalam Dwi Ernawati, 2004).
Menurut Setyamidjaya (1986), untuk pertumbuhan yang normal, tanaman
memerlukan 16 unsur hara esensial. Adapun peranan unsur hara tersebut dalam
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut, nitrogen (N) berperan besar untuk
menyusun zat hijau daun, protein, lemak, dan membantu pertumbuhan vegetatif
tanaman. Phosphor (P) berperan penting sebagai penyusun inti sel lemak dan
protein tanaman, merangsang pertumbuhan akar, bunga dan pemasakan buah.
Kalium (K) berperan untuk memperkuat bagian kayu tanaman meningkatkan
kualitas buah. Kalsium (Ca) berfungsi mengeraskan bagian kayu tanaman,
merangsang pembentukan akar halus, mempertebal dinding sel buah dan
merangsang pertumbuhan biji. Magnesium (Mg) berperan penting sebagai
penyusun klorofil, mengaktifkan enzim yang berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat dan menambah kadar minyak dalam tanaman. Sulfur (S) berperan
penyusun protein, vitamin dan membantu pembentukan zat hijau daun. Besi (Fe)
berperan sebagai pembentuk klorofil, penyusun protein, dan penyusun enzim.
Boron (B) berperan dalam pembentukan protein, pembentukan buah dan
perkembangan akar. Seng (Zn) berfungsi sebagai katalisator dalam pembentukan
protein, mengatur pembentukan asam indoleastetik (asam yang berfungsi sebagai
zat pengatur tumbuh tanaman). Tembaga (Cu) berperan sebagai aktifator enzim
dalam proses penyimpanan cadangan makanan.
3. MEDIA TANAH
Keberadaan air di dalam tanah karena ditahan oleh massa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air (impermeable layers) atau adanya drainase tanah yang buruk
(poor drainage). Bila air tersedia dalam keadaan cukup maka pertumbuhan dan
produktivitas tanaman akan berlangsung secara optimal bahkan maksimal. Namun
bila air kelebihan atau sebaliknya kekurangan akan berakibat buruk bagi
pertumbuhan dan produktivitas tanaman atau organisme yang diusahakan pada
umumnya. Ketersediaan air di tanah dapat berasal dari curah hujan, irigasi,
tingginya kemampuan menahan air, besarnya penguapan langsung melalui tanah
dan Vegetasi (evapotranspirasi) dan tingginya muka air tanah. Bagi organisme
atau tumbuhan air mempunyai fungsi antara lain sebagai bahan dasar tanaman
(protoplasma terdiri dari air), sebagai bahan dasar pembentuk karbohidrat, lemak
dan protein dalam metabolisme yang berlangsung pada jaringan tanaman, serta
sebagai pelarut unsur hara. Tanaman dapat mengambil unsur hara dari tanah bila
unsur hara tersebut terlarut dalam larutan tanah. Menurut Majid (2011) bahwa air
terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh
lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat
meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan
gravitasi.
Kapasitas absorbsi air oleh akar tergantung pada potensial air larutan tanah dan
potensial cairan xylem akar. Pada tumbuhan yang dipotong, perbedaannya dapat
mencapai -1 sampai -3 bar, pada tanaman utuh perbedaannya dapat meningkat
karena besarnya tanaman tekanan yang terbenuk dalam xylem. Pada umumnya
potensial solute dari cairan xylem tidak melebihi -20 bar. Pada potensial -15
sampai -20 bar kebanyakan daun sudah mengalami kehilangan turgor. Bagaimana
dengan keadaam potensial air tanah? Tanah tidak selalu dalam keadaan basah,
tanah sering berada dalam berbagai tingkat kekeringan (Ismail, 2011).

Tekstur dan komposisi-kimia tanah merupakan faktor utama yang menentukan


jenis tumbuhan apa vang dapat tumbuh dengan baik pada suatu lokasi tertentu,
apakah itu suatu ekosistem alam atau daerah pertanian. Tumbuhan yang tumbuh
secara alamiah pada jenis tanah tertentu dapar beradaptasi terhadap kandungan
mineral dan tekstur tanah tersebut dan mampu menyerap air dan mengekstraksi
nutrien esensial dari tanah itu. Pada waktu berinteraksi dengan tanah yang
mendukung pertumbuhannya tumbuhan, pada gilirannya akan mempengaruh
tanah. Hubungan antara tanah dan tumbuhan merupakan komponen kritis dari
siklus-siklus nutrien yang menopang ekosistem darat (Ismail, 2006).
Air bergerak di dalam tanah secara horizontal dan vertikal. Pergerakan air secara
horizontal disebut juga pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal dapat berupa
pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi melalui infiltrasi
dan perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak kapilaritas air tanah yang
dipengaruhi oleh porositas tanah dan temperatur tanah. Air tanah yang berada di
bawah zona perakaran tanaman akan mengalir menuju zona perakaran tanaman
disebabkan oleh kemampuan kapiler (cappilary rise) yang dimiliki oleh
tanah (Craig, 1991)

Air akan bergerak dari tanah yang lembab menuju tanah yang lebih kering. Pada
tanah lembab yang jumlah persentase airnya lebih tinggi, gardien tegangannya
lebih besar dan lebih cepat perpindahannya. Pola kapilaritas air tanah dipengaruhi
oleh besarnya pengembangan tegangan dan daya hantar pori-pori dalam tanah.
Nilai efek kapilaritas tidak beraturan pada setiap bagian tanah, karena ukuran
pori-pori yang dilewatinya bersifat acak pula. Pada jenis tanah yang berbeda akan
memberikan pola pergerakan air tanah yang berbeda pula karena pola pergerakan
air tanah yang berupa gerak kapiler ini sangat dipengaruhi oleh tekstur dari tanah
tersebut, oleh karena itu kecepatan pergerakan air vertikal ke bawah dan
pergerakan horizontal di dalam tanah bergerak agak cepat sampai agak
lambat (Craig, 1991).

Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah menyedikan


berbagai macam kebutuhannya. Tanah berperan penopang tegaknya
tumbuhan,disamping menyupplai seluruh nutrisi yang dibutuhkan. Air merupakan
salah satu komponen tanah sebagai pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah.
Keberadaan air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk, meliputi air
gravitasi, air kimia, air hidroskopis dan air kapiler. Air kapiler dan air hidroskpis
dapat dimanfaatkan akar tumbuhan, sedangkan yang lain tidak. Kesediaan air
dalam tanah sangat dipengaruhi oleh strukrur dan tektur tanah itu sendiri. Tanah
bertektur pasir, debu dan liat memiliki daya ikat air yang berbeda ( Mudakir,
2006 ).
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air
terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah
tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0C – 110 0C untuk waktu tertentu.
Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung
dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan
udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air
tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air
jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.
Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Gardner,
1991).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik
layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan
pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik
layunya telah ditunjukkan dengan baik (Frack and cleon. 1995).

Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air
(Moisture tersion) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat menahan air
antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar
mempunyai daya menahan air lebih kecil. Sementara itu tanah yang bertekstur
halus mempunyai daya menahan air yang lebih besar. Selain itu pasir umumnya
lebih mudah kering dari pada tanah bertekstur lempung (Darmawijaya, 1990).
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan
hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan
juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman
memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati (Sutedjo, 1992).

Gambut adalah lahan basah yang terbentuk dari timbunan materi organik
yang berasal dari sisa-sisa pohon, rerumputan, lumut, dan jasad hewan yang
membusuk. Gambut terbentuk ketika bumi menghangat sekitar tahun 9.600
Sebelum Masehi. Gambut yang terbentuk pada sekitar tahun tersebut dikenal
sebagai gambut pedalaman. Seiring meningkatnya permukaan laut, terbentuklah
gambut di daerah delta (daratan sekitar sungai) dan pantai. Berbeda dengan
gambut pedalaman, gambut di daerah ini mengandung kandungan mineral dari air
sungai dan pantai akibat pasang surut air laut dan air sungai. Lahan gambut
mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan tanah mineral yang ada di
seluruh dunia. Ketika terganggu atau dikeringkan, karbon yang tersimpan dalam
lahan gambut dapat terlepas ke udara dan menjadi sumber utama emisi gas rumah
kaca.
Tanah liat ini berbeda dengan tanah-tanah pada umumnya. Oleh karena
itu, tanah ini pun bisa difungsikan sebagai bahan pembuat material bangunan
hingga kerajinan. Bahkan di Indonesia sendiri, keberadaan tanah liat ini bukan hal
yang sulit untuk ditemukan. Sehingga bisa detikers lihat, ada banyak sekali orang-
orang yang menjual batu-bata, keramik, dan genting di berbagai daerah.
Pasir adalah material konstruksi yang berwujud butiran. Butiran pada pasir,
umumnya berukuran antara 0,0625 – 2 mm. Materi pembentuk pasir adalah
silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk
dari batu kapur.Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir, karena
pasir memiliki rongga-rongga yang cukup besar. Pasir memiliki warna sesuai
dengan asal pembentukannya. Pasir sangat penting untuk bahan material
bangunan, yang biasanya dicampurkan dengan perekat yaitu semen.

Alat dan bahan


Alat
a) Polybag/pot
b) Meteran
Bahan
a) Bayam
b) Tanaman didepan rumah
c) Tanah liat
d) Pasir
e) Tanah gambut
Tanah untuk media bayam
PEMBAHASAN
1. Transpirasi
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal
an faktor ekternal. Faktor internal yang menjadi sampel pada percobaan ini yaitu
banyaknya mulut daun atau stomata yang dimiliki oleh daun tumbuhan tersebut.
Semakin banyak stomata yang dimiliki oleh daun tumbuhan, maka transpirasi
akan berlangsung dalam waktu yang cepat. Keadaan sebaliknya terjadi jika
tumbuhan tidak terlalu banyak memiliki stomata, sebagai akibatnya laju
transpirasi berlangsung dalam waktu yang lambat. Analog stomata dalam daun
seperti keran dalam air dalam suatu penampungan air. Andaikan ada sebuah bak
penampung air yang besar dengan sebuah keran serta bak penampung air lain
dengan sepuluh keran, maka laju perubahan volume air yang keluar dari
penampung air satu keran akan lebih lambat jika dibandingkan dengan
penampung air yang memiliki sepuluh keran. Stomata sebagai tempat keluar
masuknya udara hasil metabolisme, sehingga semakin banyak tumbuhan memiliki
stomata maka laju transpirasnya semakin besar. Kipas yang mengalirkan udara
atau angin memengaruhi laju transpirasi sebagai faktor eksternal. Terbuki dengan
hasil percobaan yang telah dijelaskan di atas. Angin dapat mempercepat proses
laju transpirasi dengan cara mengalirkan udara di atas keran udara yang dimiliki
tunbuhan atau stomata. Ia membuat stomata cepat kering sehingga terus perlu
melakukan transpirasi secara terus menerus. Prinsip yang sesuai dengan skema ini
yaitu terjadinya angin darat dan angin laut sehingga menguntungkan para nelayan
untuk melaut. Daratan yang cepat memanas sehingga menghasilkan uap yang
banyak dibandingkan lautan, mengakibatkan angin berhembus dari darat menuju
laut. Angin ini disebut angin darat yang terjadi pada sore hari. Sedangkan daratan
yang cepat mongering membuat angin berhembus angin dari laut yang disebut
angin laut. Angin ini terjadi pada pagi hari. Oleh karena itu, peranan faktor
ekternal seperti air sangat memengaruhi laju transpirasi pada tumbuhan. Upaya
yang dapat dilakukan oleh tumbuhan untuk mengurangi penguapan yang terjadi
pada dirinya antara lain dengancara menggugurkan daunnya seperti pada
tumbuhan randu dan jati ketika musim kemarau. Andaikan mereka tidak
melakukan itu tentunya akan memengaruhi kelangsungan hidup dirinya. Selain
itu, tumbuhan juga dapat melakukan efisiensi penggunaan air dengan cara
membuka dan menutup stomata pada waktu tertentu.
2. Pertumbuhan Bayam
Berlangsungnya pertumbuhan tanaman yang baik harus di dukung oleh keadaan
air yang optimum. Kelebihan atau kekurangan air dapat berakibat terhadap
pertumbuhan tanaman karena akan menggu proses metabolism pada tumbuhan.
Salah satunya pada penyiraman air, pemberian air ini merupakan salah satu
langkah penting untuk meningkatkan hasil suatu tanaman khususnya sayuran.
Kekurangan atau kelebihan air pada eiap fase tumbuh akan mengakibatkan tidak
normalnya pertumbuhan dan merosotnya hasil tanaman.
Pada teori disebutkan bahwa penyiraman terhadap tanaman secara berlebihan
dapat merusak pertumbuhan tanaman, ketika air di berikan kepada suatu
tumbuhan ecara berlebihan maka penyerapan unsur hara dalam tanah akan
tengaggu karena air bersifat permeable terhadap sel sehingga air dapat dengan
mudah masuk kedalam akar tumbuhan dan sedikit unsur hara.
Pada pembahasan teori yang terdahulu dinyatakan bahwa pemberian interval
pemberian air terhadap pertumbuhan tanaman sangat baik karena tumbuhan diberi
rentang waktu untuk menyerap unsur hara pada tanah sehingga tumbuhan dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Sementara pada tumbuhan yang pemberian
air berlebihan maka akan menghambat penyerapan unsur hara dan menggaggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

3. Media tumbuh tanaman


Tekstur dan komposisi-kimia tanah merupakan faktor utama yang menentukan
jenis tumbuhan apa vang dapat tumbuh dengan baik pada suatu lokasi tertentu,
apakah itu suatu ekosistem alam atau daerah pertanian. Tumbuhan yang tumbuh
secara alamiah pada jenis tanah tertentu dapar beradaptasi terhadap kandungan
mineral dan tekstur tanah tersebut dan mampu menyerap air dan mengekstraksi
nutrien esensial dari tanah itu. Pada waktu berinteraksi dengan tanah yang
mendukung pertumbuhannya tumbuhan, pada gilirannya akan mempengaruh
tanah. Hubungan antara tanah dan tumbuhan merupakan komponen kritis dari
siklus-siklus nutrien yang menopang ekosistem darat.
DOKUMENTASI
PADA PUKUL JAM 8 PAGI
PADA PUKUL 14.00 SIANG
Pada pagi dan sore

Bayam tumbuh segar dan daun nya banyak

Dan mengalmi pertumbuhan yang baik

Pada pagi saja

Bayam tumbuh hanya beberapa helai daun dan


kurang segar dan terlihat lebih pendek dari pada
yang disiram pagi dan sore
Dibiarkan saja

Bayam ini tidak ada perubahan apa apa


hanya daun nya sedikit layu dan pendek dari awal
di tanam sampai hari kelima bentuknya sama saja

Tanah gambut
Tanah pasir

KESIMPULAN

Banyaknya kandungan air tanah berhubungan erat dengan besarnya


tegangan air (Moisture tersion) dalam tanah tersebut. Kemampuan tanah dapat
menahan air antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang
bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil. Sementara itu tanah
yang bertekstur halus mempunyai daya menahan air yang lebih besar. Selain itu
pasir umumnya lebih mudah kering dari pada tanah bertekstur

Kegiatan transpirasi terpengruh oleh banyak faktor baik faktor-faktor


dalam ataupun faktor-faktor luar, yang terhitung sebagai faktor-faktor dalam
adalah:
• Besar kecilnya daun
• Tebal tipisnya daun
• Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun
• Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/Documents/ARH%20Tampubolon,%20AI
%20Huda,%20F%20Harahap.pdf

https://sababjalal.wordpress.com/2012/10/21/contoh-makalah-transpirasi-pada-
tumbuhan/

file:///C:/Users/A%20S%20U%20S/Downloads/Documents/000444160.pdf

Anda mungkin juga menyukai