Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

“TRANSPIRASI”

DISUSUN OLEH

NAMA : TIKA SARI

NIM : F1071171050

KELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2019
ABSTRAK

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui
stomata, kutikula atau lentisel. Kecepatan transpirasi berbeda-bedatergantung kepada
jenis tumbuhannya. Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam
maupun luar. Faktor dalam adalah penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata,
jumlah daun, penggulungan atau pelipatan daun dan kedalaman dan proliferasi akar.
Tujuan pada prktikum ini adalah untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak
langsung dengan mengukur kecepatan absorpsin airnya dan bahan yang digunakan adalah
pacar air. Faktor luar antara lain kelembaban, suhu, cahaya angin, dan kandungan air
tanah. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi yaitu kertas kobal
potometer, semi kuantitatif, dan penimbangan langsung. Pada prktikum ini dilakukan tiga
pengamtan yaitu suhu ruang, didepan kipas dan dibawah matahari langsung. Dari hasil
pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang yang paling tinggi
kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin. Sedangkan pada
pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling rendah karena adanya
vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi vaselin adalah sebagai lapisan
yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan
uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat
tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar

Kata kunci : pacar air, transpirasi, fotometer


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui kegiatan tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan
tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu
dalam perhitunganya besarnya jumlah air yang hilang dari jarinagn tanaman
umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi
berlangsung selama tumbuhan hidup

Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui


stomata dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun
tumbuh-tumbuhan. Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan turgid dan sedang dan
sedang bertranspirasi dilapisi oleh lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel.
Sebalikya, persediaan air ini diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-
unsur penghantar dari akar melalui xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh
air dengan cara mengabsorpsi melalui permukaan yang berhubungan dengan air di
dalam tanah. Seluruh proses ini digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun
dan batang-batang pada tanaman tersebut. Tumbuhan, seperti juga hewan
memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk respons fisiologis terhadap
perubahan jangka pendek. Misalnya jika daun pada tumbuhan mengalami
kekurangan air, daun-daun akan menutup stomata, yang merupakan lubang kecil
dipermukaan daun tersebut. Respons darurat ini akan membantu tumbuhan
menghemat air dengan cara mengurangi transpirasi, yaitu hilangnya air dari daun
melalui penguapan

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap
melalui stomata. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan.
Transpirasi dapat terjadi melalui kutikula, stomata, ataupun lentisel. Sebagian
besar transpirasi terjadi pada stomata di dalam daun karena hilangnya molekul-
molekul air dari tubuh tanaman sebagian besar melalui daun. Transpirasi
mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu
penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi
juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan
temperature yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air. Transpirasi
dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya,yaitu transpirasi kutikula,
transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang
melalui transpirasi stomata. Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses
fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil
basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan
penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar dari
pada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan
keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per
satuan waktu, dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian
tumbuhan tersebut akan kehiang air.

Dengan mempelajari transpirasi kita mengetahui tentang bagaimana


proses tranpirasi yang terjadi pada tumbuhan, apa manfaat dan fungsi tranpirasi,
serta apa saja kerugian yang terjadi disebabkan oleh proses transpirasi pada
tumbuhan.

B. DASAR TEORI
Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.
Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan
menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh
tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan,
ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan angka
penunjuk besarnya transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada
air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan
dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat
merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi (Tjitrosoepomo, 1998).
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap
melalui stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1)
transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis; dan (2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air
berlangsung melalui stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan
pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen
atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu,
sebagian besar air yang hilang melalui daun-daun (Wilkins, 1989).
Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan dengan
larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir jenuh
dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun hampir kering. Difusi dapat
terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya ketahanan yang rendah.
Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula yang memiliki
resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun stomata memiliki
resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar melalui stomata
(Kimball, 1990).
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp
menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering
terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran
layu tetap – kapasitas lapangan (Jumin, 1992).
Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung
sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih
banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air
tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara.
Pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan
secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya
sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada
makhluk hidup. Sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi
karena dengan adanya transpirasi terjadi hilangnya molekul sebagian besar
adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya permukaan daun dan karena daun-
daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain dari suatu tanaman (Lakitan,
2007).
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh
teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin
(Sitompul, 1995).
Transpiration in higher plants accounts for about three-quarters of the
water that is vaporized at the global land surface and one-eighth of that vporized
o'er the entire globe. The availability of water is one of the major factors
restricting terrestrial plant production on a global scale. since plants do not ha'e
membrane that are both permeable to co2 and impermeable to water,
transpiration is table conse8uence of photosynthesis. To control water loss, plants
are covered with relatively water-impermeable surfaces that are punctuated by
stomata pores. Almost all of the co2) fixed by terrestrial plants and most of the
water transpired pass through these stomata pores. The degree of opening of these
pores is modulated by variation in the turgor status of the two surrounding guard
cells. The regulation of stomata aperture determines the compromise between
increasing co2 )fixation and reducing transpiration to prevent desiccation. At the
same time, plant transpiration provides evaporative cooling, forming a major
component of the leaf energy balance. Transpiration also provides the driving
force for transport of water and nutrients from roots to shoots. consequently,
transpiration processes affect the yield and survival of agricultural species, and
impact on the global carbon and hydrological cycles ( caemmerer, 2007).

Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung


sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih
banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air
tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara
( Ashari, 1995).

Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan


tumbuhan, karena kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan
dapat kekurangan air. Bila kandungan air melampaui batas minimum dapat
menyebabkan kematian. Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuhan
mengedakan penyerapan banyak, untuk itu diperlukan energi yang tidak
sedikit. Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam
maupun faktor luar. Yang terhitung sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua
mempengaruhi kegiatan trasnpirasi pada tumbuhan (Salisbury, 1992).
C. MASALAH
1. Jelaskan pengertian transpirasi ?
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi transpirasi ?
3. Jelasakan cara kerja dan hasil pengamatan ?
4. Jelaskan adanya perbedaan kecepatannya ?
5. Jelaskan apa fungsi vaselin ?
6. Jelaskan fungsi dari fotometer ?
D. TUJUAN
1. Mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan mengukur
kecepatan absorpsi airnya

BAB II

METODOLOGI

Praktikum ini dilaksanakan pada 22 oktober 2019 di Laboratorium Pendidikan


Biologi FKIP Untan, dilakukan pengamatan mengenai trnspirasi yang menggunakan
metode fotometri (fotometer) yang dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu pada meja
prktikum, didepan kipas angin dan dibawah matahari terang benderang.

Pengamtan yang menggunakan metode fotometri ( fotometer) yang dilakukan tiga


perlakuan yaitu pada meja prktikum, didepan kipas angin dan dibawah matahari terang
benderang.. Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum ini, yaitu Alat yang
digunakan berupa fotometer, sumbat karet berlubang, silet, ember kotak plastik.
Sedangkan bahan yang digunakan berupa tumbuhan pacar air( impatiens balasamina).
yang kokoh, air dan vaselin. Langkah kerja pada praktikum ini sama dalam tiga
perlakuan yaitu dipilih tumbuhan pacar air( impatiens balasamina) dengan batang yang
kokoh, lalu bagian basal batang dipotong dan secepatnya dimasukkan tumbuhan ke dalam
air. Kemudian ujung batang impatiens balasamina. dimasukkan ke dalam sumbat karet
berlubang hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah. Setelah itu, fotometer diisi
dengan air. Caranya dengan merendam fotometer dalam air hingga semuanya terisi air
dan tidak ada gelembung air didalamnya. Lalu sumbat karet (yang telah terisi oleh
impatiens balasamina.) disisipkan ke dalam fotometer (masih dalam air). Dengan
memegang gelas fotometer saat sumbat karetdimasukkan, hati-hati jangan sampai pecah.
Perlahan-lahan mulai diangkat seluruh system fotometer dari air dan tempat pada
penyokongnya dan mengoleskan bagian antara tanaman dan lubang pada sumbat karet
dengan vaselin. impatiens balasamina. dibiarkan sebentar untuk bertranspirasi sampai
ada gelembung pada ujung tabung fotometer. Kemudian ujung tabung fotometer
ditempatkan kedalam beaker glass. Saat gelembung memasuki daerah berskala pada
tabung, mulailah menyiapkan catatan dengan menghitung jarak yang ditempuh oleh
gelembung persatuan waktu. Setelah itu kecepatan transpirasi diukur minimal 3 kali
dalam kondisi, yaitu: pada meja praktikum, didepan kipas angin, dan dibawah matahari
terang benderang. Untuk pengukuran terakhir (bawah matahari), bagian atas lamina
impatiens balasamina. diolesi dengan vaselin lalu diukur kembali dibawah matahari
terang dengan tiga kali pengamatan. Kemudian mengolesi bagian bawah lamina
impatiens balasamina. dengan vaselin dan diukur kembali di bawah matahari terang
benderang.

BAB III

A. HASIL PENGAMATAN
Kecepatan Transpirasi
Kondisi Perlakuan Waktu Jarak (s)𝑚𝑚3
(V=s/t) (𝑚𝑚3/𝑠)
1 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Suhu diruang 2 300 s 0,45 ml =45 𝑚𝑚3 0,15 𝑚𝑚3/𝑠
3 300 s 0,08ml = 80 𝑚𝑚3 0,27 𝑚𝑚3/𝑠
Rata-rata 0,150 𝑚𝑚3/𝑠
1 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Didepan kipas 2 300 s 0,04ml = 40 𝑚𝑚3 0,14 𝑚𝑚3/𝑠
angin 3 300 s 0,07 ml =70 𝑚𝑚3 0,24 𝑚𝑚3/𝑠
Rata-rata 0,136 𝑚𝑚3/𝑠
0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Tanpa Vaselin 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3

Bagian atas
daun ditambah 300 s 0,03 ml =30 𝑚𝑚3 0,1 𝑚𝑚3𝑠
vaselin
Dibawah Bagian bawah
matahari daun dan atas
300 s - -
ditambah
vaselin
Rata-rata 0,013 𝑚𝑚3𝑠

B. PEMBAHASAN

Pada prktikum transpirasi ini menggunakan metode fotometri (fotometer)


fotometer yang dilakukan tiga perlakuan yaitu pada meja prktikum, didepan kipas angin
dan dibawah matahari terang benderang, yang menggunakan tumbuhan impatiens balasa
yang bertujuan untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan
mengukur kecepatan absorpsi airnya.

Transpirasi merupakan proses hilangnya air berupa uap air melalui stomata yang
ada di daun ataupun melalui lentisel yang terdapat di batang. Fungsi dari transpirasi
sendiri adalah mempercepat pengangkutan unsur hara melalui xilem, membantu
penyerapan air dan unsur hara oleh akar, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada
kondisi optimal, dan mempertahankan suhu permukaan daun. Artinya fungsinya juga
sebagai pengatur suhu di dalam tubuh ketika terlalu panas dia akan menguapkan air yang
ada di dalam tubuhnya ketika dalam keadaan dingin dia akan mempertahankan suhu
tubuhnya dengan cara mengurangi penguapan (Salisbury, dan Ross. 1992).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju transpirasi di bagi menjadi 2 yaitu
faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yaitu faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
di luar sel-sel tumbuhan tersebut. Ada beberapa macam faktor luar yang pertama adalah
sinar matahari, sinar matahari yang berasal dari luar tumbuhan sangat berpengaruh
terhadap laju transpirasi dimana semakin lama terkena sinar matahari maka laju
transpirasi karena lingkungan luar panas atau suhu tinggi mengakibatkan stomata yang
berada di bawah daun terbuka sehingga uap air keluar sangat banyak, kebalikannya jika
tidak terpapar matahari atau dalam kondisi gelap maka stomata yang berada di bawah
daun akan tertutup. Kemudian faktor luar selanjutnya adalah suhu dimana semakin naik
suhu menambah tekanan uap di dalam daun karena tekanan uap air di dalam daun naik
mengakibatkan laju transpirasi semakin cepat. Begitu juga sebaliknya jika suhu di di luar
turun maka mengakibatkan tekanan uap yang ada di dalam sel menjadi turun
mengakibatkan laju transpirasipun menjadi turun.

Faktor luar selanjutnya kelembaban udara dimana ketika suatu lingkungan dalam
keadaan matahari terik tekanan uap air di dalam semakin tinggi daripada di luar
mengakibatkan molekul air nantinya akan berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam) ke
konsentrasi rendah (di luar). Sehingga dapat di simpulkan udara kering yaitu pada saat
kondisi kering melancarkan transpirasi sedangkan udara basah menghambat transpirasi
yang terjadi. Selanjutnya faktor kecepatan angin yang terdapat pada lingkungan yang
kami lakukan penelitian, dimana ketika terdapat angin terjadi perpindahan uap air dari
permukaan daun atas maupun bawah sehingga menurun kan kelembaban ketika terjadi
penurunan kelembaban maka mengakibatkan laju transpirasi meningkat. Faktor
selanjutnya yaitu penyediaan air, apabila dalam kondisi siang hari seperti yang kita
lakukan pengamatan laju transpirasi lebih cepat daripada penyerapan air oleh akar
tersebut (Sasmitamihardja,1996).

Cara kerja pada praktikum ini sama dalam tiga perlakuan yaitu dipilih tumbuhan
pacar air( impatiens balasamina) dengan batang yang kokoh, lalu bagian basal batang
dipotong dan secepatnya dimasukkan tumbuhan ke dalam air. Kemudian ujung batang
impatiens balasamina. dimasukkan ke dalam sumbat karet berlubang hingga tidak
bergerak tetapi tidak sampai patah. Setelah itu, fotometer diisi dengan air. Caranya
dengan merendam fotometer dalam air hingga semuanya terisi air dan tidak ada
gelembung air didalamnya. Lalu sumbat karet (yang telah terisi oleh impatiens
balasamina.) disisipkan ke dalam fotometer (masih dalam air). Dengan memegang gelas
fotometer saat sumbat karetdimasukkan, hati-hati jangan sampai pecah. Perlahan-lahan
mulai diangkat seluruh system fotometer dari air dan tempat pada penyokongnya dan
mengoleskan bagian antara tanaman dan lubang pada sumbat karet dengan vaselin.
impatiens balasamina. dibiarkan sebentar untuk bertranspirasi sampai ada gelembung
pada ujung tabung fotometer. Kemudian ujung tabung fotometer ditempatkan kedalam
beaker glass. Saat gelembung memasuki daerah berskala pada tabung, mulailah
menyiapkan catatan dengan menghitung jarak yang ditempuh oleh gelembung persatuan
waktu. Setelah itu kecepatan transpirasi diukur minimal 3 kali dalam kondisi, yaitu: pada
meja praktikum, didepan kipas angin, dan dibawah matahari terang benderang. Untuk
pengukuran terakhir (bawah matahari), bagian atas lamina impatiens balasamina. diolesi
dengan vaselin lalu diukur kembali dibawah matahari terang dengan tiga kali
pengamatan. Kemudian mengolesi bagian bawah lamina impatiens balasamina. dengan
vaselin dan diukur kembali di bawah matahari terang benderang.

Hasil pegamatan pada praktikum ini yaitu pada perlakuan diatas disuhu ruang
dilakukan tiga kali ulangan yaitu pada ulangan 1 pergeseran air dari fotometer adalah
0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,03 𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan ke dua
pergeseran air dari fotometer adalah 2 0,45 ml =45 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya
0,15 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan 3 pergeseran air dari fotometer adalah 0,08ml = 80 𝑚𝑚3 dan
kecepatan transpirasinya 0,27 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,150
𝑚𝑚3/𝑠

Pada perakuan didepan kipas angin dilakukan tiga kali ulangan ulangan 1
pergeseran air dari fotometer adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,03
𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan ke dua pergeseran air dari fotometer adalah 20,04ml = 40 𝑚𝑚3
dan kecepatan transpirasinya 0,14 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan 3 pergeseran air dari fotometer
adalah 0,07 ml =70 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,24 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata
kecepatan transpirasinya 0,136 𝑚𝑚3/𝑠.

Pada pengamtan yang dilakukan di bawah matahari pada perlakuan tanpa Vaselin
pergerakan air dari fotometer adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,13
𝑚𝑚3/. pada perlakuan Bagian atas daun ditambah vaselin dengan pergerakan air dari
fotometer adalah 0,03 ml =30 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,1 𝑚𝑚3𝑠 dan pada
perlakuan Bagian bawah daun dan atas ditambah vaselin tidak ada pergerakan air dari
fotometer ini sesuai dengan literatur bahwa fungsi Vaseline adalah sebagai lapisan yang
dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan uap air
akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat tebalnya
permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar (Salisbury dan Ross 1992).
Pengamatan dibawah matahari dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,013 𝑚𝑚3𝑠.

Dari hasil pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang yang
paling tinggi kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin.
Sedangkan pada pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling rendah
karena adanya vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi vaselin adalah
sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya
permukaan uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju
transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar

Perbedaannya itu terjadi karena adanya faktor eksternal yg mempengaruhi cepat


lambat transpirasi tanaman, pada praktikum ini faktor eksternalny yaitu suhu, udara dan
cahaya matahari. Pada perlakuan di suhu ruang, terjadi kenaikan kecepatan transpirasi,
hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka transpirasi akan semakin
meningkat.Seperti yang dikatakan Lestari (2006), kenaikan temperatur menambah
tekanan uap di dalam dan di luar daun, namun tekanan di dalam daun jauh lebih tinggi
dibandingkan di luar. Akibat dari perbedaan tekanan ini maka uap air di dalam daun lebih
mudah berdifusi ke lingkungan. Kemudian perlakuan didepan kipas angin terjadi
kenaikan kecepatan transpirasi. Terjadinya transpirasi lebih cepat di bawah kipas angin
dikarenakan udara (angin) menghembuskan udara lembab di permukaan daun, sehingga
terjadi perbedaan potensial air di dalam dan di luar lubang stomata akan meningkat. Hal
ini sesuai dengan teori Lestari (2006), bahwa angin mempunyai pengaruh ganda yang
cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil
transpirasi sehingga angin menurunkan kelembaban udara di atas stomata, sehingga
meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan
mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan
tingkat transpirasi. Pada umumnya angin yang sedang menambah kegiatan transpirasi.
Hal ini dapat dimaklumi karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun
dekat stomata. Dengan demikian maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian
mendapat kesempatan untuk berdifusi ke luar. Terakhir perlakuan dibawah sinar matahari
terjadi peningkatan kecepatan transpirasi. Hal ini dikarenakan semakin tinggi cahaya
matahari maka laju transpirasi akan semakin meningkat.

Fungsi Vaseline adalah sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses


transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan uap air akan sulit keluar. Maka
lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap
air akan sulit berdifusi untuk keluar (Salisbury dan Ross 1992).

Fotometer berfungsi untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya satu larutan.
Dapat menentukan kadar suatu bahan di dalam cairan tubuh seperti serum atau plasma.
fotometer mendeteksi cahaya dengan fotoresistor,diodah atau foto multipliers.untuk
menganalisis cahaya fotometer bisa mengkur cahaya setelah melalui filter atau melalui
monokromator penentuan di tentukan panjang gelombang atau untuk analisis terhadap
distribusi spktrun cahaya.

KESIMPULAN

Transpirasi merupakan proses hilangnya air berupa uap air melalui stomata yang
ada di daun ataupun melalui lentisel yang terdapat di batang. Fungsi dari transpirasi
sendiri adalah mempercepat pengangkutan unsur hara melalui xilem, membantu
penyerapan air dan unsur hara oleh akar, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada
kondisi optimal, dan mempertahankan suhu permukaan daun. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi laju transpirasi di bagi menjadi 2 yaitu faktor luar dan faktor dalam. Dari
hasil pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang yang paling
tinggi kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin. Sedangkan pada
pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling rendah karena adanya
vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi vaselin adalah sebagai lapisan
yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan
uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat
tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar. Perbedaannya itu
terjadi karena adanya faktor eksternal yg mempengaruhi cepat lambat transpirasi
tanaman, pada praktikum ini faktor eksternalny yaitu suhu, udara dan cahaya matahari.
Pada perlakuan di suhu ruang, terjadi kenaikan kecepatan transpirasi, hal ini dikarenakan
semakin tinggi suhu maka transpirasi akan semakin meningkat. fungsi Vaseline adalah
sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya
permukaan uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju
transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar
dan fungsi fotometer adalah untuk mengukur cahaya

DAPTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.

Caemmerer, Susanne Von Neil Baker.2007.the biology of transpiration.from gruad cells


to globe. Jurnal of plant physiology . Vol 143. Hal 3.

Jumin, H. B. , 1992, Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali


Press

Kimball, J.W. 1990. Biologi. Jakarta : Erlangga

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. BIODIV E R
S I T A S ISSN: 1412-033x.Volume 7, Nomor 1 Januari 2006. Halaman: 44-48

Sasmitamihardja, Drajat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan


kebudayaan. Jakarta.

Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.

Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta

Tjitrosoepomo. H.S. 1998.Botani Umum UGM Press. Yogyakarta

Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta

LAMPIRAN
Perhitungan kecepatan transpirasi
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖

Pada suhu ruang


 Ulangan 1

10 𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

 Ulangan 2

45 𝑚𝑚3
= 0,15 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

 Ulangan 3
80𝑚𝑚3
= 0,27 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

Dengan rata-rata keceptan transpirasinya 0,150 𝑚𝑚3/𝑠

Didepan kipas angin

 Ulangan 1
10𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

 Ulangan 2
40𝑚𝑚3
= 0,14 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

 Ulangan 3
70𝑚𝑚3
= 0,24 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

Dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,136 𝑚𝑚3/𝑠

Dibawah matahari

 Tanpa Vaselin
10𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

 Bagian atas daun ditambah vaselin


30𝑚𝑚3
= 0,1 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠

 Bagian bawah daun dan atas ditambah vaselin


-
Dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,013 𝑚𝑚3𝑠

Anda mungkin juga menyukai