“TRANSPIRASI”
DISUSUN OLEH
NIM : F1071171050
KELOMPOK : 5
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
ABSTRAK
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui
stomata, kutikula atau lentisel. Kecepatan transpirasi berbeda-bedatergantung kepada
jenis tumbuhannya. Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam
maupun luar. Faktor dalam adalah penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata,
jumlah daun, penggulungan atau pelipatan daun dan kedalaman dan proliferasi akar.
Tujuan pada prktikum ini adalah untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak
langsung dengan mengukur kecepatan absorpsin airnya dan bahan yang digunakan adalah
pacar air. Faktor luar antara lain kelembaban, suhu, cahaya angin, dan kandungan air
tanah. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi yaitu kertas kobal
potometer, semi kuantitatif, dan penimbangan langsung. Pada prktikum ini dilakukan tiga
pengamtan yaitu suhu ruang, didepan kipas dan dibawah matahari langsung. Dari hasil
pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang yang paling tinggi
kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin. Sedangkan pada
pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling rendah karena adanya
vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi vaselin adalah sebagai lapisan
yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan
uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat
tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan
tanaman melalui kegiatan tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan
tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu
dalam perhitunganya besarnya jumlah air yang hilang dari jarinagn tanaman
umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi
berlangsung selama tumbuhan hidup
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap
melalui stomata. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan.
Transpirasi dapat terjadi melalui kutikula, stomata, ataupun lentisel. Sebagian
besar transpirasi terjadi pada stomata di dalam daun karena hilangnya molekul-
molekul air dari tubuh tanaman sebagian besar melalui daun. Transpirasi
mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu
penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi
juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, kenaikan
temperature yang diterima tanaman digunakan untuk penguapan air. Transpirasi
dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan tempatnya,yaitu transpirasi kutikula,
transpirasi lentikuler, transpirasi stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang
melalui transpirasi stomata. Proses transpirasi pada dasarnya sama dengan proses
fisika yang terlibat dalam penguapan air dari permukaan bebas. Dinding mesofil
basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun merupakan permukaan
penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel biasanya lebih besar dari
pada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak molekul air yang akan
keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah yang masuk per
satuan waktu, dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan demikian
tumbuhan tersebut akan kehiang air.
B. DASAR TEORI
Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.
Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan
menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh
tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan,
ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua penimbangan merupakan angka
penunjuk besarnya transpirasi. Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada
air yang terlepas, yaitu dengan cara menangkap uap air yang terlepas dengan
dengan zat higroskopik yang telah diketahui beratnya. Penambahan berat
merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi (Tjitrosoepomo, 1998).
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap
melalui stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1)
transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis; dan (2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air
berlangsung melalui stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan
pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen
atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu,
sebagian besar air yang hilang melalui daun-daun (Wilkins, 1989).
Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan dengan
larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir jenuh
dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun hampir kering. Difusi dapat
terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya ketahanan yang rendah.
Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula yang memiliki
resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun stomata memiliki
resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar melalui stomata
(Kimball, 1990).
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp
menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering
terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran
layu tetap – kapasitas lapangan (Jumin, 1992).
Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung
sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih
banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air
tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara.
Pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan
secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya
sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada
makhluk hidup. Sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi
karena dengan adanya transpirasi terjadi hilangnya molekul sebagian besar
adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya permukaan daun dan karena daun-
daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain dari suatu tanaman (Lakitan,
2007).
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh
teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air
dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui
proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin
(Sitompul, 1995).
Transpiration in higher plants accounts for about three-quarters of the
water that is vaporized at the global land surface and one-eighth of that vporized
o'er the entire globe. The availability of water is one of the major factors
restricting terrestrial plant production on a global scale. since plants do not ha'e
membrane that are both permeable to co2 and impermeable to water,
transpiration is table conse8uence of photosynthesis. To control water loss, plants
are covered with relatively water-impermeable surfaces that are punctuated by
stomata pores. Almost all of the co2) fixed by terrestrial plants and most of the
water transpired pass through these stomata pores. The degree of opening of these
pores is modulated by variation in the turgor status of the two surrounding guard
cells. The regulation of stomata aperture determines the compromise between
increasing co2 )fixation and reducing transpiration to prevent desiccation. At the
same time, plant transpiration provides evaporative cooling, forming a major
component of the leaf energy balance. Transpiration also provides the driving
force for transport of water and nutrients from roots to shoots. consequently,
transpiration processes affect the yield and survival of agricultural species, and
impact on the global carbon and hydrological cycles ( caemmerer, 2007).
BAB II
METODOLOGI
BAB III
A. HASIL PENGAMATAN
Kecepatan Transpirasi
Kondisi Perlakuan Waktu Jarak (s)𝑚𝑚3
(V=s/t) (𝑚𝑚3/𝑠)
1 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Suhu diruang 2 300 s 0,45 ml =45 𝑚𝑚3 0,15 𝑚𝑚3/𝑠
3 300 s 0,08ml = 80 𝑚𝑚3 0,27 𝑚𝑚3/𝑠
Rata-rata 0,150 𝑚𝑚3/𝑠
1 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Didepan kipas 2 300 s 0,04ml = 40 𝑚𝑚3 0,14 𝑚𝑚3/𝑠
angin 3 300 s 0,07 ml =70 𝑚𝑚3 0,24 𝑚𝑚3/𝑠
Rata-rata 0,136 𝑚𝑚3/𝑠
0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Tanpa Vaselin 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3
Bagian atas
daun ditambah 300 s 0,03 ml =30 𝑚𝑚3 0,1 𝑚𝑚3𝑠
vaselin
Dibawah Bagian bawah
matahari daun dan atas
300 s - -
ditambah
vaselin
Rata-rata 0,013 𝑚𝑚3𝑠
B. PEMBAHASAN
Transpirasi merupakan proses hilangnya air berupa uap air melalui stomata yang
ada di daun ataupun melalui lentisel yang terdapat di batang. Fungsi dari transpirasi
sendiri adalah mempercepat pengangkutan unsur hara melalui xilem, membantu
penyerapan air dan unsur hara oleh akar, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada
kondisi optimal, dan mempertahankan suhu permukaan daun. Artinya fungsinya juga
sebagai pengatur suhu di dalam tubuh ketika terlalu panas dia akan menguapkan air yang
ada di dalam tubuhnya ketika dalam keadaan dingin dia akan mempertahankan suhu
tubuhnya dengan cara mengurangi penguapan (Salisbury, dan Ross. 1992).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju transpirasi di bagi menjadi 2 yaitu
faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar yaitu faktor yang mempengaruhi laju transpirasi
di luar sel-sel tumbuhan tersebut. Ada beberapa macam faktor luar yang pertama adalah
sinar matahari, sinar matahari yang berasal dari luar tumbuhan sangat berpengaruh
terhadap laju transpirasi dimana semakin lama terkena sinar matahari maka laju
transpirasi karena lingkungan luar panas atau suhu tinggi mengakibatkan stomata yang
berada di bawah daun terbuka sehingga uap air keluar sangat banyak, kebalikannya jika
tidak terpapar matahari atau dalam kondisi gelap maka stomata yang berada di bawah
daun akan tertutup. Kemudian faktor luar selanjutnya adalah suhu dimana semakin naik
suhu menambah tekanan uap di dalam daun karena tekanan uap air di dalam daun naik
mengakibatkan laju transpirasi semakin cepat. Begitu juga sebaliknya jika suhu di di luar
turun maka mengakibatkan tekanan uap yang ada di dalam sel menjadi turun
mengakibatkan laju transpirasipun menjadi turun.
Faktor luar selanjutnya kelembaban udara dimana ketika suatu lingkungan dalam
keadaan matahari terik tekanan uap air di dalam semakin tinggi daripada di luar
mengakibatkan molekul air nantinya akan berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam) ke
konsentrasi rendah (di luar). Sehingga dapat di simpulkan udara kering yaitu pada saat
kondisi kering melancarkan transpirasi sedangkan udara basah menghambat transpirasi
yang terjadi. Selanjutnya faktor kecepatan angin yang terdapat pada lingkungan yang
kami lakukan penelitian, dimana ketika terdapat angin terjadi perpindahan uap air dari
permukaan daun atas maupun bawah sehingga menurun kan kelembaban ketika terjadi
penurunan kelembaban maka mengakibatkan laju transpirasi meningkat. Faktor
selanjutnya yaitu penyediaan air, apabila dalam kondisi siang hari seperti yang kita
lakukan pengamatan laju transpirasi lebih cepat daripada penyerapan air oleh akar
tersebut (Sasmitamihardja,1996).
Cara kerja pada praktikum ini sama dalam tiga perlakuan yaitu dipilih tumbuhan
pacar air( impatiens balasamina) dengan batang yang kokoh, lalu bagian basal batang
dipotong dan secepatnya dimasukkan tumbuhan ke dalam air. Kemudian ujung batang
impatiens balasamina. dimasukkan ke dalam sumbat karet berlubang hingga tidak
bergerak tetapi tidak sampai patah. Setelah itu, fotometer diisi dengan air. Caranya
dengan merendam fotometer dalam air hingga semuanya terisi air dan tidak ada
gelembung air didalamnya. Lalu sumbat karet (yang telah terisi oleh impatiens
balasamina.) disisipkan ke dalam fotometer (masih dalam air). Dengan memegang gelas
fotometer saat sumbat karetdimasukkan, hati-hati jangan sampai pecah. Perlahan-lahan
mulai diangkat seluruh system fotometer dari air dan tempat pada penyokongnya dan
mengoleskan bagian antara tanaman dan lubang pada sumbat karet dengan vaselin.
impatiens balasamina. dibiarkan sebentar untuk bertranspirasi sampai ada gelembung
pada ujung tabung fotometer. Kemudian ujung tabung fotometer ditempatkan kedalam
beaker glass. Saat gelembung memasuki daerah berskala pada tabung, mulailah
menyiapkan catatan dengan menghitung jarak yang ditempuh oleh gelembung persatuan
waktu. Setelah itu kecepatan transpirasi diukur minimal 3 kali dalam kondisi, yaitu: pada
meja praktikum, didepan kipas angin, dan dibawah matahari terang benderang. Untuk
pengukuran terakhir (bawah matahari), bagian atas lamina impatiens balasamina. diolesi
dengan vaselin lalu diukur kembali dibawah matahari terang dengan tiga kali
pengamatan. Kemudian mengolesi bagian bawah lamina impatiens balasamina. dengan
vaselin dan diukur kembali di bawah matahari terang benderang.
Hasil pegamatan pada praktikum ini yaitu pada perlakuan diatas disuhu ruang
dilakukan tiga kali ulangan yaitu pada ulangan 1 pergeseran air dari fotometer adalah
0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,03 𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan ke dua
pergeseran air dari fotometer adalah 2 0,45 ml =45 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya
0,15 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan 3 pergeseran air dari fotometer adalah 0,08ml = 80 𝑚𝑚3 dan
kecepatan transpirasinya 0,27 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,150
𝑚𝑚3/𝑠
Pada perakuan didepan kipas angin dilakukan tiga kali ulangan ulangan 1
pergeseran air dari fotometer adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,03
𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan ke dua pergeseran air dari fotometer adalah 20,04ml = 40 𝑚𝑚3
dan kecepatan transpirasinya 0,14 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan 3 pergeseran air dari fotometer
adalah 0,07 ml =70 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,24 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata
kecepatan transpirasinya 0,136 𝑚𝑚3/𝑠.
Pada pengamtan yang dilakukan di bawah matahari pada perlakuan tanpa Vaselin
pergerakan air dari fotometer adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,13
𝑚𝑚3/. pada perlakuan Bagian atas daun ditambah vaselin dengan pergerakan air dari
fotometer adalah 0,03 ml =30 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,1 𝑚𝑚3𝑠 dan pada
perlakuan Bagian bawah daun dan atas ditambah vaselin tidak ada pergerakan air dari
fotometer ini sesuai dengan literatur bahwa fungsi Vaseline adalah sebagai lapisan yang
dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan uap air
akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat tebalnya
permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar (Salisbury dan Ross 1992).
Pengamatan dibawah matahari dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,013 𝑚𝑚3𝑠.
Dari hasil pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang yang
paling tinggi kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin.
Sedangkan pada pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling rendah
karena adanya vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi vaselin adalah
sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya
permukaan uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju
transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar
Fotometer berfungsi untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya satu larutan.
Dapat menentukan kadar suatu bahan di dalam cairan tubuh seperti serum atau plasma.
fotometer mendeteksi cahaya dengan fotoresistor,diodah atau foto multipliers.untuk
menganalisis cahaya fotometer bisa mengkur cahaya setelah melalui filter atau melalui
monokromator penentuan di tentukan panjang gelombang atau untuk analisis terhadap
distribusi spktrun cahaya.
KESIMPULAN
Transpirasi merupakan proses hilangnya air berupa uap air melalui stomata yang
ada di daun ataupun melalui lentisel yang terdapat di batang. Fungsi dari transpirasi
sendiri adalah mempercepat pengangkutan unsur hara melalui xilem, membantu
penyerapan air dan unsur hara oleh akar, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada
kondisi optimal, dan mempertahankan suhu permukaan daun. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi laju transpirasi di bagi menjadi 2 yaitu faktor luar dan faktor dalam. Dari
hasil pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang yang paling
tinggi kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin. Sedangkan pada
pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling rendah karena adanya
vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi vaselin adalah sebagai lapisan
yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan
uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat
tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar. Perbedaannya itu
terjadi karena adanya faktor eksternal yg mempengaruhi cepat lambat transpirasi
tanaman, pada praktikum ini faktor eksternalny yaitu suhu, udara dan cahaya matahari.
Pada perlakuan di suhu ruang, terjadi kenaikan kecepatan transpirasi, hal ini dikarenakan
semakin tinggi suhu maka transpirasi akan semakin meningkat. fungsi Vaseline adalah
sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya
permukaan uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju
transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar
dan fungsi fotometer adalah untuk mengukur cahaya
DAPTAR PUSTAKA
Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. BIODIV E R
S I T A S ISSN: 1412-033x.Volume 7, Nomor 1 Januari 2006. Halaman: 44-48
LAMPIRAN
Perhitungan kecepatan transpirasi
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖
10 𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 2
45 𝑚𝑚3
= 0,15 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 3
80𝑚𝑚3
= 0,27 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 1
10𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 2
40𝑚𝑚3
= 0,14 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 3
70𝑚𝑚3
= 0,24 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Dibawah matahari
Tanpa Vaselin
10𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠