Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

STOMATA

DISUSUN OLEH

NAMA : NURSAMSIYAH

NIM : F1071171040

KELOMPOK : 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2019
ABSTRAK

Stomata merupakan bagian daun yang memiliki fungsi yang sangat penting bagi
tumbuhan yakni untuk pertukaran gas dan juga berperan dalam fotosintesis. Akan tetapi
setiap tumbuhan memiliki bentuk serta letak stomata yang berlainan yang dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.
Untuk melihat keunikan bentuk stomata pada masing-masing tumbuhan yang disesuaikan
dengan fungsi dari stomata tersebut maka dilakukan praktikum ini dengan
membandingkan bentuk dan tipe stomata pada tumbuhan monokotil yaitu Oryza sativa
dan Nymphaea Sp. Serta pada tumbuhan dikotil yaitu Ficus elastica dan Arthocarpus
integra.
Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji,
serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut fungsi dan
bentuk, sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel epidermis yangumum, juga
dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta selspesifik lainnya. Akan tetapi dari
segi topografi dan sampai tingkat tertentu secaraontogeni, epidermis merupakan jaringan yang
seragam.Tebal dinding selepidermis berbeda-beda, ada yang berdinding tipis, ada yang
dinding periklinal luar atau dinding periklinal luar dan dalam lebih tebal daripada
dinding antiklinalnya. Dalam biji, sisik, serta dalam daun tumbuhan tertentu (misalnya
daun konifer), dinding sel epidermisnya sangat tebal dan berlignin.Praktikum ini
dilakukan pengamatan daun monokotil yaitu rhoe discolor dan chlorophytum comosum
dan daun tumbuhan dikotil yaitu erpha dan fassiflora feotida. Pengamatan ini dilakukan
dengan menggunakan mikroskop dan diamati dengan perbesaran 10 x 10. Berdasarkan
susunan epidermis yang berdekatan dengan sel tetangga, stomata dibedakan menjadi 5
yaitu Anomositik ,Anisositik,,Parasitic Diasitik, dan Aktinositi. Pada hasil pengamata
pada tumbuhan dikotil yaitu erpah didapatkan hasil pada permukaan atas jumlah
stomatanya 4, dan tidak ada sel epidermisnya sedangkan pada permukaan bawah
erpah jumlah stomatanya 251 dan juga tidak terdapat sel epdermisnya. Pada tumbuhan
rombusa putih pengamatan permukaan atas jumlah stomatanya 87, dan mempunyai
1519 sel epidermis, sedangkan pada permukaan bawah rombusa putih jumlah
somatanya 1690 dan memiliki 4071 sel epidermis. Sedangkan pada pengamatan
tumbuhan monokotil yaitu tumbuhan adam hawa pada permukaan atas jumlah
stomatanya 1, dan memilki 129 sel epidermis, sedangkan pada pengamtan permukaan
bawah jumlah stomatanya 35, dan memilki 284 sel epidermis dan pada tumbuhan lili
paris pada permukaan atas jumlah stomatanya 39, dan memiliki 242 sel epidermis.
Pada permukaan bawahnya jumlah stomatanya 102 dan memilki 97 sel epidermis.
Kata kunci :Epidermis,stomata, rhoe discolor ,chlorophytum comosum ,erpha
,fassiflora feotida, monokotil dan dikotil
ABSTRACT

Stomata are the leaves that have a very important function for plants, namely for
fuel and also in photosynthesis. However, each plant has a different stomata shape and
location which is determined by environmental conditions, habitat of the plant and the
anatomy of the plant itself. To see the unique shape of stomata in each plant that is
adapted to the function of this stomata, this practicum is carried out by comparing the
shape and type of stomata in monocotyledonous plants, namely Oryza sativa and
Nymphaea Sp. And in dicotyledonous plants are Ficus elastica and Arthocarpus integra.

The epidermis is the outermost cell layer of leaves, parts of flowers, fruits and
seeds, as well as from stems and roots before becoming secondary thickening. According
to their function and shape, epidermal cells are called the same. In addition to common
epidermal cells, there are also many types of hair, stomata escort cells, and other specific
cells. Selepidermis walls are different, some are thin-walled, there are peripheral walls
outside, or peryclinal walls outside and inside more anticlinal walls. In seeds, scales, and
in certain plant leaves (eg coniferous leaves), the epidermis cell walls are very thick and
ligninous. This practicum is done by reading monocotylede leaves through rhoe discolor
and chlorophytum comosum and dicotyledonous plant leaves such as erpha and fassiflora
feotida. This observation was carried out using a microscope and seen with a
magnification of 10 x 10. Based on the composition of the epidermis associated with
neighboring cells, stomata are divided into 5 namely Anomocytic, Anisocytic, Diasitic
Parasites, and Actinosity. In the results of observations on dicotyledonous plants, ie the
results obtained on the surface of the stomata number 4, and there are no epidermal cells,
while on the underside surface of the stomata the number is 251 and also does not include
epdermic cells. In the white rombusa plant the surface number of stomato was 87, and it
had 1519 epidermal cells, while on the lower surface of the white rombusa the number of
somatas was 1690 and had 4071 epidermal cells. While in the evolution of
monocotyledonous plants namely adam air plants on the upper surface the number of
stomatas is 1, and has 129 epidermal cells, while in the lower surface treatment the
number of stomatas is 35, and has 284 epidermal cells and in plants 242 epidermal cells.
On its lower surface the number of stomatoes is 102 and it has 97 epidermal cells.
Keywords: Epidermis, stomata, rhoe discolor, chlorophytum comosum, erpha,
fassiflora feotida, monocotyledonous and dicotyledonous.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan biji,
serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut fungsi dan
bentuk, sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel epidermis yangumum, juga
dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta selspesifik lainnya. Akan tetapi
dari segi topografi dan sampai tingkat tertentu secaraontogeni, epidermis merupakan
jaringan yang seragam.Tebal dinding selepidermis berbeda-beda, ada yang berdinding tipis,
ada yang dinding periklinal luar atau dinding periklinal luar dan dalam lebih tebal
daripada dinding antiklinalnya. Dalam biji, sisik, serta dalam daun tumbuhan tertentu
(misalnya daun konifer), dinding sel epidermisnya sangat tebal dan berlignin
Stomata merupakan bagian daun yang memiliki fungsi yang sangat penting bagi
tumbuhan yakni untuk pertukaran gas dan juga berperan dalam fotosintesis. Akan
tetapi setiap tumbuhan memiliki bentuk serta letak stomata yang berlainan yang
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman
itu sendiri. Untuk melihat keunikan bentuk stomata pada masing-masing tumbuhan
yang disesuaikan dengan fungsi dari stomata tersebut maka dilakukan praktikum ini
dengan membandingkan bentuk dan tipe stomata pada tumbuhan monokotil yaitu
Oryza sativa dan Nymphaea Sp. Serta pada tumbuhan dikotil yaitu Ficus elastica dan
Arthocarpus integra.
Stomata adalah bukaan pada epidermis yang sebagian besar terdapat pada bawah
daun dan meregulasi pertukaran gas. Stomata dibentuk oleh dua sel epidermis yang
terspesialisasi yang disebut sel penjaga yang meregulasi besarnya diameter stomata.
Stomata juga terdistribusi secara spesisfik berdasarkan spesies

Daun merupakan organ vital yang dimiliki oleh tumbuhan dan hampir seluruh
tumbuhan memiliki daun. Dimana daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang
penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini
hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tanaman. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun disebut buku-buku
(nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan
ketiak (axilla). Daun biasanya berwarna hijau yang disebut klorofil.

Sebagai bagian dari tumbuhan, daun memiliki susunan layaknya organ dari
tumbuhan, terutama daun memiliki epidermis. Epidermis pada daun adalah lapisan sel
terluar dimana yang diselubungi oleh kutikula. Pada epidermis sendiri mengandung
stomata. Epidermis daun merupakan jaringan terluar pada tumbuhan,epidermis daun
mengandung kipas-kipas dan stomata yang terdapat pada kedua permukaan bawah
saja,dibawah epidermis biasanya terdapat hipodermis,yang merupakan derivat dari
epidermis. Epidermis atas biasanya dilindungi oleh kutikula atau lilin sebagai
penahan terjadinya penguapan yang terlalau besar. Epidermis juga dapat termodifikasi
menjadi trikoma yang berasal dari penonjolan epiderms, dapat berbentuk rambut,
duri, gelembung atau tabung yang berfungsi untuk melindungi dan memantulkan
radiasi cahaya matahari. Selain itu pada epidermis juga terdapat stomata, yaitu celah
yang dibatasi oleh sel penutup. Lapisan epidermis atas berfungsi melindungi bagian
dibawahnya.

Stomata ialah bagian dari daun yang berbentuk layaknya lubang pori-pori
yang kecil dan berbentuk lonjong. Bentuk dari stomata ini terbentuk dari sel penutup
yang berjumlah 2 dimana yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga.) yang
menyatakan bahwa stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau
porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingioleh
dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana selpenutup
tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan
fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yangada diantaranya. Stomata pada umumnya
terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-
daun tanaman. Pada submerged aquatic plant atau tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air
terdapat alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata, padahalalat-alat tersebut
bukanlah stomata. Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada
satu permukaannya saja.
B. DASAR TEORI

Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa
sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan
turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya
cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk
adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan
maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa
yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat.
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap
cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari
kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek
kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.
Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan
rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar
Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi
(Lestari, 2006).

Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa
sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan
turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya
cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk
adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan
maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa
yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat.
Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap
cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari
kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek
kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu
sendiri.Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan
rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar
Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi
(Saktiono, 2004).
Pembukaan stomata sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan,
antara lain intensitas cahaya, temperatur dan air. Faktor-faktor lingkungan tersebut
menangalami perubahan harian (diurnal) seiring dengan bergantinya waktu pagi,siang
dan sore hari. Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas
cahaya dan temperatur yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup
menyebabkan turgor sel penjaga meningkat (Taiz et al., 2004)
Stomatal movements are not synchronous across a leaf. The lack of uniformity
in stomatal function is termed patchiness, patchy stomata, stomatal heterogeneity or
nonuniform leaf photosynthesis. These terms mean that stomatal apertures vary across
the leaf at any given point in time. In selected cases, the lack of uniformity relates to
leaf structure. For example, in heterobaric leaves the mesophyll is divided into
compartments with structural barriers, usually bundle sheath extensions, that prevent
the diffusion of carbon dioxide between compartments. In sunflower leaves fumigated
with sulfur dioxide, stomata near the veins close while those further away remain
open. Stomatal movementswithin an areole (the smallest area of mesophyllserved by
a vein) tend to be similar. Stomatal patchiness may be driven by
hydraulicconsiderations. An advantage of such amodel is that thereis no need for
signalling molecules to regulate movements. The mechanism for patchyfunction
remains elusive.( Daley et al, 1989).
Mekanisme membuka dan menutupnya stomata diakibatkan oleh tekanan
turgor. Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel oleh isi sel, banyak sedikitnya isi
sel berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi
sel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul
04.00-08.00. stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sle penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang
mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel akan bergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di
dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotik
sel akan semakin rendah. Dengan demikian jika tekanan turgor sel tersebut tetap,
maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air
masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus
ditingkatkan (Lakitan, 1993).
Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga, yang
berbentuk sperti ginjal pada tumbuhan dikotil dan berbentuk halter pada tumbuhan
monokotil. Sel-sel penjaga dikelilingi oleh sel tetangga epidermal disekitar ruangan
udara sampai ke jaringan ruangan udara pada daun. Sel penjaga mengontrol diameter
stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan melebarkan atau menyempitkan celah di
antara kedua sel tersebut. Ketika sel penjaga mengambil air melalui osmosis,
sel penjaga akan membengkak dan semakin dalam keadaan turgid. Pada sebagian besar
tumbuahn dikotil di dinding sel-sel penjaganya mempunyai ketebalan yang tidak
seragam, serta mikrofibril selulosa yang diorientasikan ke suatu arah sehingga sel-sel
penjaga itu menutup kearah atas ketika mereka dalam keadaan turgid. Hal ini
meningkatkan ukuran celahantar sel, ketika sel kekuranagn air dan menjadi lembek
serta mengkerut sel-sel tersebut akan mengecil secara bersamaan kemudian menutup
ruangandiantaranya (Campbell,et all.2003).
Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel
pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung
dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung
cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka lobang. Oleh karena itu
membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas
dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lobang membuka dan sel-sel
mengendor pori/lobang menutup9 Estiti,1995).

Stomata regulate the exchange of gases between leaves and the atmosphere,
and thus control the water use efficiency of photosynthesis, i.e., the balance between
water loss and CO2 uptake. The development of stomata (about 400 million years
ago) is therefore considered a key event in the evolution of advanced land plants
(Hetherington & Woodward, 2003). Stomatal diffusion resistance, and hence
conductance, is directly related to the size and spacing of stomata on the leaf surface
(Jones, 1992), and so guard cell length and stomatal density can both be considered
important ecophysiological parameters (Beerling, Chaloner, Huntley, Pearson, &
Tooley, 1993). There is a general negative correlation between guard cell length and
stomatal density (Carpenter & Smith, 1975). Across functional groups, and even
including fossil plants, this relationship is almost exactly compensatory: Although
stomatal densities ranging from 5 to 1,000 mm−2 are observed, the concurrent
changes in mean guard cell length result in a nearly constant (on the mean) stomatal
conductance (Hetherington & Woodward, 2003). Guard cell length and stomatal
density are both sensitive to growth environment, and there is considerable genotypic
variation and phenotypic plasticity for these two traits. In a common-garden
experiment, stomatal density and guard cell length varied among provenances of
Azadirachta indica, and stomatal density correlated with leaf-level net photosynthesis
and whole-plant dry weight (Kundu & Tigerstedt, 1998). Other comparative studies
have indicated that xeric species typically have higher stomatal densities than mesic
species (Carpenter & Smith, 1975), and sun leaves typically have higher stomatal
densities than shade leaves (N.Holland, 2009).

C. MASALAH
1. Jelaskan pengertian jaringan epidermis?
2. Jelaskan pengertian stomata?
3. Fungsi stomata?
4. Bahas cara kerja?
5. Bahas hasil pengamatan?
6. Perbedaan stomata pada tanaman dikotil dan monookotil?

D. TUJUAN
1. Mengamati tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil.
2. Menghitung jumlah stomata pada tanaman dikotil dan monokoti
3. Mengamati struktur epidermis daun dikotil dn monokotil

BAB II

METODOLOGI

Praktikum ini dilaksanakan pada 29 oktober 2019 di Laboratorium Pendidikan


Biologi FKIP Untan, dilakukan pengamatan tentang stomata Adapun alat dan bahan yang
digunakan saat praktikum stomata pada daun monokotil dan dikotil, yaitu Alat yang
digunakan berupa mikroskop, Kaca objek, salotip transparan, tisu, guting, kertas lebel
dan handcounter, dan kaca penutup. Sedangkan bahan yang digunakan daun tumbuhan
monokotil yaitu rhoe discolor dan chlorophytum comosum dan daun tumbuhan dikotil
yaitu erpha dan fassiflora feotida dan cat kuku bening. Adapun cara kerjanya yaitu Daun
yang akan digunakan dibersihkan permukaan atas dan bawahnya dengan menggunakan
tisu untuk menghilangkan kotoran atau debu. Cat kuku bening dioleskan pada bagian
permukaan atas dan permukaan bawah daun masing-masing pada daun bagian bawah,
tengah dan atas dari jenis tanaman yang berbeda dan dibiarkan selama 5-10 menit. Cat
kuku bening yang sudah kering kemudian,isolasi direkatkan pada cat kuku bening di
permukaan atas dan bahwa daun.Isolasi dilepaskan perlahan-lahan dari daun, lalu
ditempelkan pada kaca benda.Isolasi yang berada dikaca beda diratakan dan diberi label
pada sebelah kiri dengan keterangan jenis tanaman dan bagian daun, permukaan daun dan
tanggal pembuatannya. Isolasi yang ditempelkan pada kaca benda berupa replika stomata
Replika stomata yang sudah diberi lebel diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
10 X 10 untuk menghitung jumlah stomata dan sel epidermis

BAB III

A. HASIL PENGAMATAN

N Nama Bagian Jumlah Jumlah Tipe stomata


sel
o tanaman stomata
epidermis

Perbesaran 10 x

Permukaan
1 1 129
atas

Adam hawa
(monokotil) Perbesaran 10 x

Permukaan
35 284
bawah

Perbesaran 10 x
Permukaan
2 47 -
atas

Erpah
Perbesaran 10 x
(dikotil )
Permukaan
251 -
bawah

3 Rombusa Permukaan 87 1519 Perbesaran 10 x


putih atas
(dikotil)
Perbesaran 10 x

Permukaan
1690 4071
bawah

Perbesaran 10 x

Pemukaan
4 39 242
atas

Lili paris
(monokotil)
Perbesaran 10 x

Permukaan
102 97
bawah

B. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas mengenai stomata pada daun dikotil dan monokotil
dimana yang bertujuan untuk megamati tipe-tipe, Menghitung jumlah stomata pada
tanaman dikotil dan monokoti serta struktur epidermis dari daun monokotil dan dikotil.
Pengamatan ini menggunakan daun monokotil yaitu rhoe discolor dan chlorophytum
comosum dan daun tumbuhan dikotil yaitu erpha dan fassiflora feotida. Pengamatan ini
dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan diamati dengan perbesaran 10 x 10.

Jaringan epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah
dan biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut
fungsi dan bentuk, sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel epidermis yangumum,
juga dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta selspesifik lainnya. Akan tetapi
dari segi topografi dan sampai tingkat tertentu secara ontogeni, epidermis merupakan jaringan
yang seragam.Tebal dinding selepidermis berbeda-beda, ada yang berdinding tipis, ada yang
dinding periklinal luar atau dinding periklinal luar dan dalam lebih tebal daripada dinding
antiklinalnya. Dalam biji, sisik, serta dalam daun tumbuhan tertentu (misalnya daun
konifer), dinding sel epidermisnya sangat tebal dan berlignin (Fan, 1991).

Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata
adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel
epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur
besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-bagian
tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Pada submerged
aquatic plant atau tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat alat-alat yang
strukturnya mirip dengan stomata, padahalalat-alat tersebut bukanlah stomata. Pada daun-
daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja (Kertasaputra,
1988). Dan fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon
dioksida, uap air, dan oksigen bergerak cepat masuk dan keluar dari daun, yang terjadi
baik pada bagian permukaan atas daun maupun bawah daun.

Adapun langkah kerjanya yaitu Daun yang akan digunakan dibersihkan


permukaan atas dan bawahnya dengan menggunakan tisu untuk menghilangkan kotoran
atau debu. Cat kuku bening dioleskan pada bagian permukaan atas dan permukaan bawah
daun masing-masing pada daun bagian bawah, tengah dan atas dari jenis tanaman yang
berbeda dan dibiarkan selama 5-10 menit. Cat kuku bening yang sudah kering
kemudian,isolasi direkatkan pada cat kuku bening di permukaan atas dan bahwa
daun.Isolasi dilepaskan perlahan-lahan dari daun, lalu ditempelkan pada kaca
benda.Isolasi yang berada dikaca beda diratakan dan diberi label pada sebelah kiri dengan
keterangan jenis tanaman dan bagian daun, permukaan daun dan tanggal pembuatannya.
Isolasi yang ditempelkan pada kaca benda berupa replika stomata Replika stomata yang
sudah diberi lebel diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 X 10 untuk
menghitung jumlah stomata dan sel epidermis.
Pada pengamtan stomata bahan yang digunakan tumbuhan dikotil yaitu erpah dan
rombusa putih sedangkan tumbuhan monokotil yaitu adam hawa dan lili paris. Pada hasil
pengamata pada tumbuhan dikotil yaitu erpah didapatkan hasil pada permukaan atas
jumlah stomatanya 4, dan tidak ada sel epidermisnya sedangkan pada permukaan bawah
erpah jumlah stomatanya 251 dan juga tidak terdapat sel epdermisnya. Pada tumbuhan
rombusa putih pengamatan permukaan atas jumlah stomatanya 87, dan mempunyai 1519
sel epidermis, sedangkan pada permukaan bawah rombusa putih jumlah somatanya 1690
dan memiliki 4071 sel epidermis. Sedangkan pada pengamatan tumbuhan monokotil
yaitu tumbuhan adam hawa pada permukaan atas jumlah stomatanya 1, dan memilki 129
sel epidermis, sedangkan pada pengamtan permukaan bawah jumlah stomatanya 35, dan
memilki 284 sel epidermis dan pada tumbuhan lili paris pada permukaan atas jumlah
stomatanya 39, dan memiliki 242 sel epidermis. Pada permukaan bawahnya jumlah
stomatanya 102 dan memilki 97 sel epidermis.

Berdasarkan susunan epidermis yang berdekatan dengan sel tetangga,


stomata dibedakan menjadi 5 yaitu :

1. Anomositik/Ranunculaceous yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel tertentu


yang berbeda dengan epidermis yang lain dalam bentuk maupun ukurunannya.
Terdapat pada Ranunculaceaa, Capparidaceae, Cucurbitaceae dll.

2. Anisositik/Cruciferous yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh 3 sel tetangga yang
ukurannya tidak sama, terdapat pada Cruciferae, Solanaceae.

3. Parasitic/Rubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih sel
tetangga. Terdapat pada Rubiaceacea dan Magnoliaceae.

4. Diasitik/Cariophyllaceus yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh dua sel tetangga
dengan dinding sel yang membentuk sudut siku-siku. Terdapat pada Cariophyllaceae
dan Acanthaceae.

5. Tipe aktinositik merupakan variasi dari tipe diasit. Stomatanya dikelilingi sel tetanga
yang teratur menjari
Perbedaan stomat pada dikotil dan monokotil. Pada monokotil, stomata dibagi
menjadi empat macam, yaitu :

1. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga. Tipe ini biasa terdapat
pada Araceae, Musaceae, Cannaceae, dan Zingiberaceae.

2. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, 2 diantaranya


berbentukbulat dan lebih kecil dari yang lain, terletak pada ujung sel penutup. Tipe ini
terdapat pada spesies dari Palmae, Pandanaceae, dan Cyclanthaceae.

3. Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga. Tipe ini terdapat pada Pontederiaceae,
Flagellariaceae, Butomales, Alismatales, Cyperales.

4. Sel penutup tidak mempunyai sel tetangga. Tipe ini terdapat pada Liliales (kecuali
Pontederiaceae), Dioscorales, Amaryllidales, Iridales, danOrchidales. (Mulyani, 2006)

Sedangkan stomata khas pada dikotil terdiri dari dua sel penjaga berbentuk
ginjal, sel penjaga rumputan dan teki cenderung lebih memanjang (berbentuk halter).
Sel penjaga mengandung sedikit kloroplas, sedangkan sel epidermis tetangganya tidak
punya (kecuali pada paku-pakuan dan beberapa angiosperma air) (Salisbury & Ross,
1995).

KESIMPULAN

stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada
tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan
tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan.

Epidermis daun merupakan jaringan terluar pada tumbuhan,epidermis daun


mengandung kipas-kipas dan stomata yang terdapat pada kedua permukaan bawah
saja,dibawah epidermis biasanya terdapat hipodermis,yang merupakan derivat dari
epidermis.

Epidermis atas biasanya dilindungi oleh kutikula atau lilin sebagai penahan terjadinya
penguapan yang terlalau besar. Epidermis juga dapat termodifikasi menjadi trikoma
yang berasal dari penonjolan epiderms, dapat berbentuk rambut, duri, gelembung atau
tabung yang berfungsi untuk melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari.
Selain itu pada epidermis juga terdapat stomata, yaitu celah yang dibatasi oleh sel
penutup. Lapisan epidermis atas berfungsi melindungi bagian dibawahnya.

DAPTAR PUSTAKA

Campbell et al. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Daley PF, Raschke K, Ball JT and Berry JA (1989) Topography of photosynthetic activity
of leaves obtained from video images of chlorophyll fluorescence. Plant Physiology
90: 1233–1238.

Estiti B Hidayati. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.


Fan.1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Kartasaputra, A.G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang Sel


dan Jaringan. Jakarta : Bina Aksara.

Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Raja Grafindo


Persada
Mulyani, Sri. 2006.Anatomi Tumbuhan .Kanisius. Yogyakarta

N. Holland. 2009. Stomatal Length Correlates with Elevation of Growth in Four


Temperate Species. Journal of Sustainable Forestry, 28. Hal.63–73, 2009
Copyright © Taylor & Francis Group, LLC ISSN: 1054-9811 print/1540-756X
online. DOI: 10.1080/10549810802626142.

Lestari, E.G.2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan


pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas 7(1):
44-48.

Saktiono. (2004). Ilmu Pengetahuan Alam Biologi 2. Jakarta: Erlangga.

Salisbury, Frank B. & Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.

Taiz, L. & Zeiger, E. 2004. Plant Physiology. Massachussent: Sinauer Associates, Inc
Publichers.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai