Anda di halaman 1dari 11

Praktikum Fisiologi dan Perkembangan Tumbuhan BA-2101

Kultur Jaringan Tumbuhan

Meidina Rizkita | 11416032


Asisten
Nadya Nurul Amalina | 11415016

Jalan Let. Jen. Purn. Dr. (HC) Mashudi No. 1 / Jalan Raya Jatinangor KM 20.75, Desa
Sayang, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat - Indonesia, 45363.

ABSTRAK
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tubuhan in vitro yang
mengandalkan sifat totipotensi jaringan, sel, atau organ suatu tumbuhan untuk
ditanamkan ke media buatan yang sudah diberi nutrisi berisi makronutrien, mikronutrien,
dan zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tumbuhan sehingga dapat menjadi tanaman yang
utuh. Media yang dipakai untuk menanam kultur jaringan juga ditambahkan hormon
penumtuh tanaman yang berupa NAA dan BA. BA berperan sebagai perangsang
pembelahan sel, sementara NAA berfungsi untuk menentukan arah diferensiasi sel.
Komposisi kedua hormon ini sangat berpengaruh pada arah pertumbuhan kultur jaringan.
Praktikum ini menunjukkan bahwa perbandingan hormon yang menunjukkan
pertumbuhan tanaman yang terbaik adalah perbandingan dengan konsentrasi masing-
masing 0M NAA dan 0M BA.

Kata Kunci: Kultur jaringan, hormon, pertumbuhan.

PENDAHULUAN
Tumbuhan adalah bagian paling 1988) Prinsip kultur jaringan adalah
penting yang berperan dalam kemampuan totipotensi sel. Teori
memproduksi produk-produk alami tersebut menyatakan bahwa sel
dalam bidang pangan, bangunan, merupakan unit biologis terkecul yang
pakaian, dan juga kesehatan. Namun, dapat melakkan metabolisme,
belakangan ini kesulitan untuk reproduksi, dan tumbuh. (Karjadi dan
mendapatkan sumber yang penting ini Buchory, 2008)
semakin meningkat akibat gangguan Dalam kultur jaringan zat
manusia, eksploitasi berlebihan, dan pengatur pertumbuhan mempunyai
kesulitan ekonomi ataupun teknis dalam peran yang sangat penting. Sitokinin dan
membudidayakan tumbuhan. Maka auksin adalah dua zat pengatur
kultur jaringan diharapkan dapat pertumbuhan yang penting bagi
menjadi solusi untuk permasalahan- tanaman. Sitokinin terbuat dari BA
permasalahan tadi. (Barz, dkk, 1976) (benzyl adenine), kinetin (furfural amino
Kultur jaringan merupakan salah puril), 2-1p(dimethyl allyl amino purin),
satu cara memperbanyak tanaman. dan zeatin. Sementara auksin terbuat
Caranya adalah dengan mengisolasi sel dari IAA (indole acetic acid), NAA
atau jaringan tanaman yang akan disebut (naphthalene acetic acid), IBA (Indole
eksplan, lalu distimulasi dengan butyric acid), 2,4-D(4-amino-3,5,6-
lingkungan utuh yang sesuai agar tricloropicolinic). (Lestari, 2011). Tipe
menjadi tanaman secara utuh (Gunawan, dan konsentrasi dari zat pengatur
pertumbuhan berbeda tergantung pada Bahan-bahan yang digunakan
genetic dan kondisi fisiologis dari dalam percobaan ini adalah agar-agar,
eksplan (Herawan dan ismail, 2009) alkohol, alumunium foil, aquades, daun
Pada tanaman tembakau, keseimbangan ginseng jawa (Talinum paniculatum),
antara auksin dan sitokinin dapat daun tembakau (Nicotiana tabacum),
mengatur pertumbuhan tunas dan kalus gula pasir, HCl 1M, karet, label,
pada kultur in vitro. Auksin dan
Medium Murashige dan Skoog (Medium
sitokinin berperan dalam pertumbuhan
MS), NaOH 1M, plastic wrap, dan zat
tunas. Oleh karena itu untuk
mendapatkan hasil kultur jaringan pengatur tumbuh (NAA&BA)
tembakau yang optimal diperlukan Percobaan ini dibagi menjadi 2
kombinasi komposisi ZPT berupa tahap, yaitu pembuatan media yang
hormon auksin dan sitokinin yang tepat dilakukan pada tanggal 4 September
Medium Murashige dan Skoog 2017, dan penanaman eksplan yang
(Medium MS) adalah medium standar dilakukan pada 11 September 2017.
yang paling sering digunakan dalam Pembuatan media diawali
kultur jaringan dari jaringan atau kalus. dengan dimasukannya medium MS (4,4
Medium ini pada mulanya dikembang g/L dalam 200 ml) ke dalam gelas kimia
kan oleh Toshio Murashige dan Folke 250 ml yang sudah diisi akuades 100 ml.
K. Skoog untuk penelitian kandungan
Medium MS kemudian ditambahkan
mineral pada kultur tanaman tembakau.
gula sebanyak 1 spatula dan NAA dan
Media MS mengandung 40 mM N
dalam bentuk NO3 dan 29 mM dalam BAA masing-masing sebanyak 1µM.
bentuk NH4+. Konsentrasi ini lebih besar Medium dituangkan ke dalam gelas ukur
dibandingkan dengan media-media dan ditambahkan air hingga volume
lainnya. Walaupun unsur-unsur makro larutan mencapai 200 ml. Setelah itu
dalam media MS dibuat untuk kultur larutan dituangkan kembali ke gelas
kalus tembakau, namun komposisinya kimia dan ditentukan keasamannya
mampu mendukung kultur jaringan dengan menambahkan NaOH atau HCl
tanaman lain. (Trigiano dan Gray, 2010) 1M. Langkah berikutnya adalah
Perbanyakan tanaman dengan ditambahkan agar-agar sebanyak 8 g/L
menggunakan metode kultur jaringan lalu dididihkan di atas hotplate. Setelah
perlu dipelajari oleh mahasiswa itu larutan dituangkan ke 5 botol kultur
rekayasa pertanian, karena metode ini
kemudian ditutup dengan alumunium
merupakan metode yang mudah dan
foil, karet, dan plastic wrap, setelah itu
cepat dilakukan sehingga lebih efektif
dan efisien. Perbanyakan tumbuhan masing-masing botol diberi label A, B,
secara cepat dibutuhkan untuk penelitian C, D, dan E. Botol-botol kultur
dalam bidang rekayasa pertanian yang kemudian disterilisasi menggunakan
melakukan banyak variasi perlakuan autoklaf pada suhu 121ºC dengan
pada sampel yang banyak juga. tekanan 1,5 kg/cm2.
Setelah media dibuat, yang
METODOLOGI selanjutnya dilakukan adalah
Alat-alat yang digunakan dalam penanaman eksplan. Penanaman
percobaan ini adalah Autoklaf, batang eksplan. Penanaman eksplan dilakukan
pengaduk, botol kultur, cawan petri, di laminar air flow cabinet yang steril.
clean bench, erlenmeyer, gelas kimia, Tanaman-tanaman yang akan ditanam
gelas ukur, hotplate, kertas saring, menggunakan metode kultur jaringan
laminar air flow cabinet lampu spirtus, sudah disterilkan sehingga tidak perlu
lampu TLD, pH meter, pinset, pipet disterilisasi lagi menggunakan larutan
ukur, rak kultur, dan scalpel+blade . NaClO. Penanaman eksplan daun
ginseng jahe cukup dipetik saja
menggunakan pinset dan scalpel karena berfungsi untuk membentuk garam asam
ukuran daunnya sudah kecil, sementara pektat, kofaktor enzim, dan menjaga
daun tembakau harus dipotong menjadi permeabilitas membran. Kalium dalam
berukuran 1x1 cm terlebih dahulu KH2PO4 dan KNO3 bekerja sebagai
menggunakan pinset dan scalpel, activator atau kofaktor enzim.
kemudian bias ditanam. Daun yang Magnesium dalam MgSO4.7H2O
sudah siap kemudian ditanamkan pada berfungsi sebagai kofaktor/aktivator
media dengan posisi bagian bawah daun enzim dan zat penyusun klorofil. Boron
menghadap ke atas. Botol A dan B berisi H3BO3 berfungsi sebagai zat pengatur
kultur ginseng jawa, botol C, D, dan E perkecambahan, zat pengatur translokasi
berisi kultur tembakau. Terakhir, gula, pembungaan, pembuahan,
eksplan diletakkan di rak kultur pada pembelahan sel, dan metabolisme
suhu ruangan dengan penerangan lampu nitrogen. Mangan dalam MnSO4.4H2O
TLD. Setelah penanaman dilakukan berfungsi untuk pengaktifan enzim dan
pengamatan selama 6 minggu sambal sintesis klorofil. Seng dalam
dilakukan diferensiasi yang terjadi. ZnSO4.7H2O berfungsi untuk sintesis
Diperhatikan apakah tumbuh pucuk, triptofan, aktivator enzim ,dan mengatur
akar, atau kalus. Hasil pengamatan pembentukan kloroplas dan amilum.
didiskusikan dan disimpulkan. Molibdenum dalam Na2MoO4.2H2O
berfungsi sebagai komponen enzim yang
PEMBAHASAN mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan
Kultur jaringan adalah metode fiksasi N dalam bakteri. Tembaga dalam
perbanyakan tanaman menggunakan CuSO4.5H2O berfungsi untuk transfer
jaringan, sel, atau suatu organ pada electron dalam kloroplas. Kobalt dalam
tanaman pada media buatan yang diatur CoCl2.6H2O berfungsi untuk fiksasi
secara aseptik dan dapat ditumbuhkan nitrogen dan aktivator enzim, Zat besi
membentuk tanaman lengkap (plantlet). dalam FeSO4.7H2O berfungsi untuk
(Mariska dan Rahayu, 2011) pembentukan klorofil, komponen enzim
Pembuatan kultr jaringan pada sitokrom, katalase, dan peroksidase.
praktikum ini menggunakan medium Na2EDTA berfungsi sebagai penstabil
MS. Kandungan medium ms meliputi ion metal pada tumbuhan. (Azzamy,
makronutrien, mikronutrien, dan 2015)
suplemen organik. Makronutrien yang Dalam kultur jaringan zat
terkandung dalam media MS terdiri dari pengatur pertumbuhan mempunyai
NH4NO3, KNO3, CaCl2.2H2O, peran yang sangat penting. Sitokinin dan
MgSO4.7H2O, dan KH2PO4. auksin adalah dua zat pengatur
Mikronutrien yang terkandung dalam pertumbuhan yang penting bagi
media MS terdiri dari KI, H3BO3, tanaman. Sitokinin terbuat dari BA
MnSO4.4H2O, ZnSO4.7H2O, (benzyl adenine), kinetin (furfural amino
Na2MoO4.2H2O, CuSO4.5H2O, puril), 2-1p(dimethyl allyl amino purin),
CoCl2.6H2O, Na2EDTA, dan dan zeatin. Sementara auksin terbuat
FeSO4.7H2O. Suplemen organik yang dari IAA (indole acetic acid), NAA
terkandung dalam media MS terdiri dari (naphthalene acetic acid), IBA (Indole
Inositol, Nicotinic acid, Pyridoksin‐HCl, butyric acid), 2,4-D(4-amino-3,5,6-
Tiamin‐HCl, Glysin, dan Sukrosa. tricloropicolinic). (Lestari, 2011)
(Sitorus, dkk, 2011) Nitrogen dalam Sitokinin dan auksin bekerja sama
KNO3 dan NH4NO3 bekerja sebagai dalam mengarahkan pertumbuhan
penyusun protein klorofil, asam nukleat, tanaman, sitokinin berfungsi untuk
dan enzim. Kalsium dalam CaCl2.2H2O merangsang pembelahan sel pada
tanaman, sedangkan auksin sehingga hasil yang dihasilkan pada
mengarahkan arah diferensiasi sel. Jika kelompok-kelompok yang kulturnya
kadar sitokinin lebih banyak dari kadar terkontaminasi kurang akurat.
auksin, maka pertumbuhan tunas dan
daun yang akan terstimulasi, sedangkan KESIMPULAN
jika kadar auksin lebih banyak dari Pemberian NAA dan BA dalam
sitokinin, pertumbuhan akar tanaman lah kultur jaringan mempengaruhi arah
yang akan terstimulasi. Jika kadar pertumbuhan dari kultur jaringan,
keduanya ada pada perbandingan yang seperti pembentukan akar, pucuk,
sama, maka pertumbuhan tanaman akan ataupun kalus. Konsentrasi optimum
seimbang. (Karjadi dan Buchory, 2008) untuk menumbuhkan kultur jaringan
yang didapatkan pada percobaan ini
Kultur jaringan kelompok 9
adalah 0M NAA dan 0M BA.
mendapat perlakuan pemberian NAA
dan BA masing-masing 1µM. Pada DAFTAR PUSTAKA
minggu pertama setelah ditanam botol B Ali, Gowher, Fazal Hadi,
mengalami kontaminasi jamur,
Muhammad Tariq, dan
sementara pada botol lainnya belum
terjadi perubahan apa-apa. Minggu Muhammad Ali Khan . 2007 .
kedua, botol A menunjukkan “Callus Induction and in vitro
pertumbuhan kalus berwarna hijau, Complete Plant Regeneration
sementara botol lainnya belum of Different Cultivars of
menunjukkan perubahan. Minggu ketiga Tobacco (Nicotiana tabacum
progress pertumbuhan masih sama
L.) on Media of Different
seperti minggu ke dua. Minggu terakhir
pengamatan botol C terkontaminasi Hormonal Concentrations” .
jamur, botol A masih berupa kalus, Biotechnology 6:561-566.
sedangkan botol D dan E tidak Azzamy. 2015. “Fungsi
menunjukkan perubahan apa-apa. Makronutrien dan
Data kompilasi menunjukkan Mikronutrien pada
bahwa pertumbuhan kultur kelompok 1, Tumbuhan” [Website]
yaitu pada penggunaan masing-masing http://www.modulbiologi.co
0M hormon. Kultur tembakau m/fungsi-makronutrien-dan-
bertumbuh menjadi kalus, sementara mikronutrien-pada-tumbuhan/
kultur ginseng jawa bertumbuh menjadi Diakses pada 14 Oktober
akar pada kultur kelompok 1. Padahal pukul 13.13.
menurut Jokopriyambodo, dkk (1999) Barz, W. Reinhard E. . 1978. Plant
perbandingan hormon yang paling baik Tissue Culture and It’s Bio-
dalam menumbuhkan ginseng jawa technology application.
adalah NAA 3 mg/L dan BAP 0,5 mg/L.
Oregon : Springer-Verlog
Sementara untuk tanaman tembakau,
perbandingan hormon yang paling baik Berlin Heidelberg
untuk pertumbuhan kalus adalah 3 ppm Gunawan, L.W.. 1988. Teknik Kultur
BAP dan 0,1 ppm NAA juga 1 ppm Jaringan. Bogor : Institut
BAP dan 0,2 ppm NAA. (Nisak, dkk, Pertanian Bogor.
2012) Perbedaan antara hasil dan Hermawan, T., dan B. Ismail. 2009.
literatur yang ditemukan merupakan
“Penggunaan Kombinasi
pengaruh dari proses penanaman kultur.
Ada beberapa kultur yang Auksi dan Sitokinin untuk
terkontaminasi jamur atau bakteri Menginduksi Tunas pada
Kultur Jaringan Sengon 2011. “Induksi Kalus
(Falcataria moluccana) Binahong (Basella rubra L.)
Menggunakan Bagian Secara In Vitro Pada Media
Kotiledon.” Jurnal Murashige & Skoog Dengan
Pemuliaan Tanaman Hutan. Konsentrasi Sukrosa Yang
3(1): 23-31 Berbeda. Bioma 13(1):144-
Jokopriyambodo, Wahyu, Slamet 150
Wahyono, dan Djumidi Trigiano, Robert N. & Gray, Dennis
Djumidi. 1999. J. . 2010. Plant Tissue
“Organogenesis Batang Som Culture, Development and
Jawa (Talinum paniculatum Biotechnology. Boca Raton:
Gaertn.) Secara In Vitro”. CRC Press
Warta Tumbuhan Obat
Indonesia. 5(4):29-39
Karjadi, A.K. dan A. Buchory. 2008.
“Pengaruh Komposisi Media
Dasar, Penambahan BAP, dan
Pikloram terhadap Induksi
Tunas Bawang Merah” .
Jurnal Hortikultura 18(1):1-
9.
Lestari, E.G.. 2011. “Peranan Zat
Pengatur Tumbuhan dalam
Perbanyakan Tumbuhan
melalui Kultur Jaringan”.
AgroBiogen 7(1):63-68
Mariska, Ika dan Suci Rahayu. 2011.
“Pengadaan Bibit Tebu
melalui Kultur Jaringan”.
Jurnal Litbang Pertanian
6:24-30
Nisak, K, Tutik Nurhidayati, dan
Kristanti I. Purwani.
“Pengaruh Kombinasi
konsentrasi ZPT NAA dan
BAP pada Kultur Jaringan
Tembakau Nicotiana
tabacum var. Prancak 95”.
Jurnal Sains dan Seni Pomits
1(1):1-6
Sitorus, Ertina Novaria, Endah Dwi
Hastuti, dan Nintya Setiari.
LAMPIRAN

Tabel 1. Tabel dokumentasi kultur jaringan kelompok 9


Minggu ke- Foto Keterangan
Keterangan foto dari
kiri ke kanan secara
mengulang : Tabung
A, kultur ginseng
jawa, belum mulai
tumbuh. Tabung B,
1 kultur ginseng jawa,
terkontaminasi
jamur. Botol C, D,
E, kultur tembakau,
belum terjadi apa-
apa

Keterangan foto dari


kiri ke kanan secara
mengulang : Tabung
A, kultur ginseng
jawa, tebentuk kalus
berwarna hijau
2 muda. Tabung C, D,
E, kultur tembakau,
tidak terjadi apa-apa

Keterangan foto dari


kiri ke kanan secara
mengulang : Tabung
A, kultur ginseng
jawa, terbentuk
kalus. Tabung B,
3 kultur ginseng jawa,
terkontaminasi
jamur. Botol C, D,
E, kultur tembakau,
belum terjadi apa-
apa
Keterangan foto dari
kiri ke kanan secara
mengulang : Tabung
A,. Botol C, kultur
tembakau,
4
terkontaminasi
jamur. Botol D dan
F masih belum
terjadi apa-apa.

Tabel 2. Tabel kompilasi dokumentasi kultur jaringan angkatan


Konsentrasi
Kelom Hormon Dokumentasi Pengamatan Terakhir (9
Keterangan
pok NAA BA Oktober 2017)
(µM) (µM)
Botol kultur 1-5 berurutan
dari kiri ke kanan. Botol 1-3
adalah kultur daun Nicotiana
tabavum L. yang tumbuh
dengan baik dan
1 0 0 memembentuk kalus. Botol 4
dan 5 adalah botol kultur
daun Talium paniculatum L.
yang tumbuh dengan
dominasi pertumbuhan pada
akar.
Botol A (a) kultur tembakau
tidak tumbuh dan
terkontaminasi pada minggu
ke 3
Botol C (b) kultur tembakau
tidak tumbuh dan
terkontaminasi pada minggu
ke 3
Botol C (c) kultur tembakau
(a) (b) (c) tidak tumbuh dan
2 0 0,1 terkontaminasi pada minggu
ke 3
Botol D (d) kultur ginseng
tidak tumbuh akar tapi hanya
tumbuh batangnya saja
Botol E (e) kultur ginseng
terkontaminasi pada minggu
ke 1

(d) (e)
Botol atas : kultur tembakau
tidak tumbuh dan
terkontaminasi pada minggu
ke 4
Botol bawah : kultur ginseng
tidak tumbuh dan
3 0 1,0 terkontaminasi pada minggu
ke 3 dan minggu ke 4

Botol kultur 1 sampai 3


berturut-turut dari kiri ke
kanan:
Botol 1 kultur gingseng jawa
tidak tumbuh dan tidak
terjadi apa-apa (tidak
tumbuh akar)
Botol 2 kultur tembakau
4 0,1 0 tidak tumbuh dan tidak
terjadi apa-apa
Botol 3 kultur gingseng jawa
tumbuh akar
Yang terkontaminasi:
Botol 4 kultur tembakau
terjadi pembentukan jamur
pada minggu ke-2 (botol
sudah dipisahkan)

Atas : Botol A dan B


Tengah : Botol C dan D
Bawah : Botol E

Botol A adalah daun


tembakau yang kondisi
akhirnya tidak tumbuh apa-
5 0,1 0,1 apa. Botol B adalah daun
gingseng jawa pada kondisi
akhirnya yang tidak tumbuh
apa-apa pada daun tersebut.
Botol C dan D adalah daun
tembakau pada kondisi akhir,
pada botol C tidak tumbuh
apa-apa. Pada botol D
tumbuh akar pada bagian
atas daun, namun terdapat
rambut berwarna putih yang
diasumsikan merupakan
jamur. Botol E adalah daun
ginseng jawa yang pada
kondisi akhir. Tidak tumbuh
apapun pada daun ginseng
pada botol E.

Botol kultur 1 sampai 4 dari


kiri ke kanan : Botol 1 dan 3
kultur tembakau, ada
pertumbuhan akar dan
sedikit kalus.
Botol 2 dan 4 merupakan
6 0.1 1
botol kultur ginseng dan
tidak terjadi apa apa.

Botol kultur 1 samapai 5 dari


kiri kekanan. Botol 1 adalah
kultur ginseng dan terdapat
pertumbuhan kalus.
7 1 0
Botol 2, 3, 4, dan 5 adalah
kultur tembakau, mengalami
kontaminasi yakni pada
minggu ke dua.
Botol kultur A, B, D, E
mengalami pertumbuhan
kalus. Botol A dan B
(ginseng jawa) mengalami
8 1 0,1 pertumbuhan kalus sejak
minggu ke 2 sedangkan botol
D dan E (tembakau)
mengalami pertumbuhan
kalus pada minggu ke 4.
Botol C (ginseng jawa)
mengalami kontaminasi
berupa jamur pada minggu
ke 2.

Botol kultur 1 sampai 4


berturut-turut dari kiri ke
kanan : Botol kultur 1, kultur
ginseng jawa tumbuh
menjadi kalus. Botol kultur
2, kultur tembakau
terkontaminasi pada minggu
9 1 1
ke 6. Botol kultur 3, kultur
tembakau, tidak tumbuh.
Botol kultur 4, kultur
tembakau tidak tumbuh.
Botol kultur 5, kultur
ginseng jawa terkontaminasi
sejak minggu ke-2.
Botol 5 kultur gingseng
jawa mengalami kontaminasi
pada minggu ke-2.
Botol 3 kultur jaringan
tembakau tidak tumbuh &
mengalami kontaminasi pada
minggu ke-2.
Botol 2 kultur jaringan
10 0 0
tembakau mengalami
pertumbuhan akar pada
minggu ke-2 dan pada
minggu ke-3 botol 2
mengalami kontaminasi.
Botol 1 kultur jaringan
mengalami pertumbuhan
akar pada minggu ke-2.
Botol kultur 3 sampai 5
berturut-turut dari kiri ke
kanan adaah botol kultur 3,
botol kultur 4, dan botol
kultur 5. Botol kultur 3 dan 4
: daun tembakau tidak
11 1 1 tumbuh apa-apa. Botol kultur
5 : daun ginseng jawa
tumbuh kalus.
Botol kultur 1 :
terkontaminasi sejak minggu
ke-2 (botol telah dipisahkan)
Botol kultur 2 :
terkontaminasi sejak minggu
ke-4 (botol terlah
dipisahkan)

Tabel 3. Tabel kompilasi hasil pengamatan kultur jaringan angkatan


KonsentrasiHormon Pengamatan yang Terlihat (dalam botol kultur jaringan)
Kelompok NAA BA Tidak
kalus daun akar kontaminasi
(µM) (µM) tumbuh
1 0 0 1 - 4 - -
2 0 0,1 - 3 - - 4
3 0 1 - - - - 5
4 0,1 0 - - 1 2 2
5 0,1 0,1 - - - 4 1
6 0,1 1 3 - - 2 -
7 1 0 1 - - - 4
8 1 0,1 4 - - - 1
9 1 1 1 - - 2 2
10 0 0 - - 1 - 4
11 1 1 1 - - 2 2

Anda mungkin juga menyukai