Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

ACARA IX

REFLEKS SPINAL PADA KATAK

Dosen Pembimbing :

Juli Rochimijati Wuliandari, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh :

Hani Rahmawati (1901070006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2021
ACARA IX

REFLEKS SPINAL PADA KATAK

A. Tujuan
1. Untuk megetahui refleks spinal pada katak
2. Untuk mengetahui sistem saraf
3. Untuk mengetahui fungsi otot yang menimbulkan gerakan

B. Dasar Teori
Amfibi adalah kelompok terkecil diantara vertebrata, dengan
jumlah hanya 3.000 spesies. Seperti ikan dan reptil, amfibi hewan
berdarah dingin. Amfibi berarti tidak dapat mengatur suhu badannya
sendiri. Amfibi memerlukan matahari untuk menghangatkan badan.
Amfibi pada awalnya mengawali hidup di perairan dan melakukan
pernapasan menggunakan insang. Seiring dengan pertumbuhannya paru-
paru dan kakinya berkembang dan amfibi pun dapat berjalan diatas daratan
(Hadikastowo, 1982).
Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari
stimulasi reseptor sensoris oleh lingkungan, kemudian dihubungkan
dengan respon tubuh yang sesuai. Integrasi dilakukan dalam sistem saraf
pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrata). Output
motoris adalah penghantar sinyal dari pusat integrasi ke sel-sel efektor.
Sinyal tersebut dihantarkan oleh saraf (nerve), berkas mirip tali yang
berasal dari penjuluran neuron yang terbungkus dengan ketat dalam
jaringan ikat. Saraf yang menghubungkan sinyal motoris dan sensoris
antara sistem saraf pusat dan bagian tubuh lain secara bersamaan disebut
sistem saraf tepi (Hoar, 1984).
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai
penerima dan penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh dan
selanjutnya memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut. Jaringan
saraf intinya adalah jaringan komunikasi dalam tubuh. Sistem saraf adalah
suatu sistem organ pusat yang terdiri dari sel-sel saraf atau neuron. Sistem
syaraf terdiri atas sistem saraf pusat yang meliputi otak dan batang spinal,
dan sistem saraf perifer yang meliputi saraf kranal, saraf spinal, dan
trunkus simpaticus. Sistem kedua ini bekerja saling menunjang. Sistem
saraf pusat berguna sebagai pusat koordinasi untuk aktivitas-aktivitas yang
harus dilaksanakan, sedangkan sistem saraf perifer berfungsi memberikan
informasi kepada sistem saraf pusat tentang tentang adanya stimulus yang
menyebabkan otot dan kelenjar melakukan respon (Hoar, 1984).
Hewan mempunyai susunan saraf yang dapat menerima rangsang,
meneruskan dan mempengaruhi jawaban. Sistem saraf terdiri dari sel-sel
saraf neuron dengan procesus nya disebut dendrit dan akson. Setiap
neuron merupakan unit anatomi, tidak berprotoplasma yang berhubungan
dengan neuron lain dan fisiologinya tertentu. Sistem saraf representatif
pada vertebrata misalnya sistem saraf pada katak terdiri dari sistem saraf
pusat dengan otak besar dan serabut spinal di bagian belakangnya. Kedua
sistem saraf tepi terdiri dari 10 sampai 12 pasang nevi cranial, sepasang
nervi spinalis dan sistem saraf otonomi atau simpatik (Hadikastowo,
1982). Sistem saraf memberikan pada hewan suatu sarana untuk menerima
berbagai macam informasi dari lingkungan luar maupun lingkungan
dalam. Sistem saraf tersebut berfungsi sebagai pengubah dan penguat,
mengubah bentuk energi ke bentuk lain dan menerima suatu isyarat kecil
serta mengeluarkan isyarat yang lebih besar (Ville et al., 1988).
Suatu refleks adalah setiap adalah setaip respon yang terjadi secara
otomatis tanpa disadari. Terdapat refleks :
1. Refleks sederhana atau refleks ddasar, yang menyatu tanpa dipelajari,
misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata.
2. Refleks yang dipelajari atau refleks kondisikan yang dihasilkan dengan
belajar. Rangakaian jalur saraf yang terlibat dalam ativitas refleks disebut
lengkung refleks, yang terdiri atas lima komponen dasar yaitu reseptor,
saraf eferen, yang terdiri atas lima komponen dasar yaitu reseptor, saraf
eferen, pusat pengintegrasi, saraf eferen dan efektor. Reseptor merupakan
impuls yang merupakan perubahan fisik atau kimia dilingkungan reseptor.
Dalam merespon stimulus, reseptor potensial aksi yang akan diteruskan
oleh saraf eferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak
lebih tinggi memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf
eferen dan efektor yang melaksanakan respon yang diinginkan (Ahdatu,
2014).
Gerak refleks adalah gerak spontan yang tidak melibatkan kerja
otak. Gerak ini dilakukan tanpa kesadaran. Refleks sebenarnya merupakan
gerakan respon dalam usaha mengelak dari suatu rangsangan yang dapat
membahayakan atau mencelakakan. Gerak refleks berlangsung dengan
cepat sehingga tidak disadari oleh pelaku yang bersangkutan. Gerak
refleks dapat dibedakan menjadi refleks kompleks dan refleks tunggal.
Refleks kompleks adalah refleks yang diikuti oleh respon yang lain,
misalnya memegang bagin yang kena rangsang dan berteriak yang
dilakukan pada waktu yang sama. Refleks tunggal adalah refleks yang
hanya melibatkan efektor tunggal. Berdasarkan tempat konektornya
refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks tulang belakang (refleks
spinal) dan refleks otak (Ahdatu, 2014).
Gerak refleks adalah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang.
Ciri refleks adalah yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak
disadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak
refleks. Neuron konektor meupakan penghubung antara neuron sensorik
dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada diotak, maka refleksnya
disebut refleks otak. Jika terletak disusum tulang belakang, maka
refleksnya disebut refleks tulang belakang. Gerakan pupil mata yang
menyempit dan melebar karena terkena karena permukaan luar dan dalam
dari membran. Sel-sel dengan sifat ini dapat dirangsang dan dapat
diganggu (Ahdatu, 2014).
C. Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Jarum
2. Gunting
3. Pinset
4. Tempat penggantung katak
5. Alat pemacu listrik

b. Bahan :
1. Larutan asam sulfat 1%
2. Katak
D. Cara Kerja
1. Memegang katak dengan memasukkan salah satu daun gunting
didalam mulutnya dan daun gunting lainnya di atas batas belakang
kepala
2. Merusak otak katak dengan jarum preparat. Katak dipegang dengan
kepala ditundukan ke arah ventral (perut). Pada batas kepala dan
punggung kita masukkan ujung jarum tersebut kurang lebih 1,25 cm
kemudian kita korek-korekan
3. Menelentangkan katak lau jepitlah tulang rahang bawah katak pada
tempat penggantungan. Jik kaki belakang dipijat dengan pinset terlihat
kaki akan ditarik (refleks melarikan diri) dan jika dipijat lebih kuat lagi
maka refleks menajalar ke kaki laindan kadang-kadang sampai ke kaki
depan.
4. Memasukkan kaki katak ke dalam larutan asam sulfat yang tersedia,
terjadilah gerakan refleks melarikan diri yang kadang-kadang diikuti
gerakan kaki yang lain untuk menghapuskan asamnya (refleks
penghapusan)
5. Mencuci kaki katak yang terkena asam tadi dengan air (jangan pakai
tangan telenjang). Paculah sekarang dengan arus listrik dari ini dapat
dilihat :
 Refleks pada kaki yang terpacu
 Refleks pada kaki sebelah lain = refleks melintang
6. Memperhatikan kaki belakang : tidak tergantung lemah (karena adanya
tonus otot yang reflekstoris).
7. Merusak sumsum tulang belakang daerah dada d
8. Memasukkan jarum ¾ cm kedalam saluran tulang punggung
9. Memeriksa refleks kaki depan
10. Merusak semua susunan tulang punggung. Periksalah refleks kaki
belakang, bagaimana keadaaan kaki tersebut
E. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Refleks Keterangan


Ya Tidak
1. Refleks melarikan diri - V Tidak terjadi gerakan
a. Kaki depan refleks
b. Kaki belakang V - Terjadi gerakan
menendang
2. Refleks listrik V - Detak jantung cepat,
a. Refleks kaki depan menggunakan aliran
lutut 6 volt dan kaki
tampak kejut
b. Refleks kaki V - Gerak cepat, selaput kaki
belakang melebar, aliran lutut 6
volt
3. Refleks dirusak S.T.B ¾ V - Punggung naik, gerakan
a. Refleks kaki depan badan dan nafas
melambat, mata
berkedip, efek melarikan
diri dan kaki belekang
bergerak
b. Refleks kaki V - Nafas cepat, badan dan
belakang punggung naik, efek
melarikan diri, paha naik
4. Refleks S.T.B total - V Tidak bergerak
a. Refleksi kaki depan
b. Refleks kaki - V Tidak bergerak
belakang
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui gerak reflex
spinal pada katak. Pada praktikum kali ini dilakuakn 4 perlakuan yaitu
reflex melarikan diri, refleks listrik, refleks s.t.b ¾, refleks S.T.B.
Pada gerak refleks melarikan diri saat di kaki depan ternyata
didapati hasil bahwa tidak terjadi gerakan refleks. Kemudian pada kaki
belakang terjadi gerakan menendang. Pada perlakuaan ini dilakukan
dengan cara merusak otak. Penusukan dilakuan di bagain kepala katak
kemudain mengorek-koreknya. Hal ini bertujuan untuk merusak saraf
spinal pada katak. Dan daerah merupkan pangkal saraf spinal pada katak.
Oleh karena itu saraf spinal katak akan dirusak bertujuan untuk
mengetahui respon yang dari katak.
Pada refleks listrik, refleks kaki depan terjadi gerakan dan juga
detak jantung cepat, menggunakan aliran lutut 6 volt dan kaki tampak
kejut. Pada refleks gerak kaki belakang terjadi gerakan. Gerak cepat,
selaput kaki melebar, aliran lutut 6 volt. Pada perlakuan ini dilakukan
dengan cara mencelupkan kaki kedalam H2SO4 lalu dialiri dengan air
mengalir dan dialiri listrik dengan menggunakan alat pemacu listrik.
Larutan pada H2SO4 yaitu untuk memberikan rangsangan kimiawi
sehingga menimbulkan efek yang menyakitkan bagi katak sehingga
memicu terjadinya gerak refleks. Saat katak diberi aliran listrik, terjadi
gerak refleks pada kaki katak bagian depan. Kaki bagian belakang juga
terjadi gerak refleks, hal ini disebabkan pada katak memiliki alat
keseimbangan dan sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf.
Pada refleks dirusak s.t.b 3/4 . refleks kaki depan terjadi gerakan.
Gerakan ini berupa punggung naik, gerakan badan dan nafas melambat,
mata berkedip, efek melarikan diri dan kaki belakang bergerak. Pada
refleks kaki belakang terjadi gerakan berupa nafas cepat, badan an
punggung naik, efek melarikan diri, paha naik.
Pada refleks dirusak s.t. total pada refleks kaki depan tidak terjadi
gerakan. Pada refleks kaki belakang juga tidak ada gerakan.
Pada semua vertebrata pada dasarnya sama, yaitu mempunyai saraf
spinal. Saraf spinal katak dapat menghasilkan respon pda tubuh setelah
perlakuan dengan merusak rangsangan pada kulit.
Faktor-faktor yang mempengaruhi refleks spinal yaitu : ada
tidaknya rangsangan atau stimulus. Rangsangan yang berasal dari luar,
misalnya tekanan dan zat-zat kimia. Kemudian berfungsinya sumsum
tulang belakang. Sumsum tulang belakang mempunyai fungsi penting
yaitu untuk mengatur implus dari dan ke otak sebagai pusat refleks.
Adanya sumsum tualng belakang pasangan saraf spinal dan krainal
menghubungkan reseptor dan efektor dalam tubuh sampai terjadi respons.
Apabila sumsusm tulang belakang rusak total maka tida ada lagi efektor
yang menunjukkan respon terhadap stimulus atau rangsang.
G. Kesimpulan
1. Gerak refleks adalah gerak spontan yang tidak melibatkan kerja otak
2. Gerak refleks dilakukan tanpa kesadaran
3. Sumsum tulang belakang memiliki peran penting yang
menghubungkan banyak interneuron
4. Semakin lebar kerusakan sumsum tulang belakang, maka respon akan
semakin melemah
DAFTAR PUSTAKA

Hadikastowo., 1982. Zoologi Umum. Bandung: Alumni.


Hoar, W. S., 1984. General and comparative Physiology Third Edition. New
Delhi: Prentice Hall of India Private Limited.
Ville, C. A, W.F Walker & Barnes, R. D., 1988. Zoologi Umum.Jakarta:
Erlangga.
Ahdanu, Uli. 2014. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Refleksi Tubuh.
https://www.academia.edu./9214726/aktifitas_reflek_pada_katak.
(Diakses pada tanggal 18 Januari 2021).
LAMPIRAN

Katak ditusuk dengan jarum Katak diletakkan diatas sterofoam

Anda mungkin juga menyukai