ACARA IV
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
2020
ACARA IV
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui kerja jantung
2. Untuk mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi denyut nadi
3. Untuk mengetahui frekuensi nadi pada saat tidur, duduk, berdiri,
berjalan-jalan, berlari/jongkok/berdiri
4. Untuk mengetahui jumlah denyut nadi sebelum dan sesudah
beraktivitas
B. Dasar Teori
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah
arteri yang berdasarkan systole dan gystole dari jantung. Sedangkan
denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran
kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut, misalnya, denyut arteri
radilais pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan ats, arteri
karotis pada leher, arteri popliteal pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis
atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat
dilakukan dengan bantuan stetoskop (Wijaya, 2007).
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan
oksigenselama pertumbuhan. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari
usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut
nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampaidengan usia
dewasa. Denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi
denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia (Haerul, 2011).
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi : 1. Posisi: lebih cepat jika
berdiri dibanding tiduran. 2. Umur: anak lebih cepat dari pada dewasa. 3.
Jenis kelamin: pria lebih cepat dari pada wanita. 4. Emosi: mosi kuat akan
meningkatkan pulse (Ganong, 2002).
Jantung adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah
mengelilingi sirkulasi. Jantung terutama tersusun dari jaringan otot
jantung. Kedua atria mempunyai dinding yang relatif tipis dan berfungsi
sebagai ruangan penampungan bagi darah yang kembali ke jantung, dan
hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju ventrikel.
Ventrikel mempunyai dinding yang lebih tebal dan jauh lebih kuat
dibandingkan dengan atrium -khususnya ventrikel kiri, yang harus
memompa darah keluar ke seluruh organ tubuh melalui sirkuit sistemik.
Empat katub dalam jantung berfungsi untuk mencegah aliran balik darah
(Campbell dkk, 2000).
Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi
jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya
dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba,
menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari. Sedangkan
pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan
mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh. Pada
umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik
yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri
femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri
apical, arteri tibialis posterior (Saladin, 2003).
Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang
dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu.
Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA
(irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat,
jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur
dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang
lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh
meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi
terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang
dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya
dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit saja. Tempat meraba
denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal
ibu jari tangan (Arteri radialis) , dileher sebelah kiri/kanan depan otot
sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat diapex
jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis (Muffichatum, 2006). Faktor-
faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis kelamin,
keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja,
sikapkerja, faktor fisik dan kondisi psikis (Muffichatum, 2006).
Denyut nadi merupakan sebuah gelombang yang dapat diraba pada
arteri bila darah di pompa keluar dari jantung. Denyut ini mudah diraba di
suatu tempat dimana ada arteri melintas (Sandi, 2016). Darah yang
didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam pembuluh
darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan
sepanjang arteri (Kasenda dkk, 2014). Denyut nadi yang dapat diraba
tersebut merupakan gelombang bertekanan yang meregang di dinding
arteri sepanjang perjalanannya. Jantung manusia normal, setiap denyutnya
berasal dari nodus SA (irama sinus normal). Metabolisme dalam suatu
organ akan semakin besar dan aliran darahnya juga akan mengalami hal
yang sama. Hal ini menyebabkan kompensasi jantung dengan
mempercepat denyutnya dan memperbesar banyaknya aliran darah yang
dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh (Herru & Priatna, 2015).
Kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan
rambatan dari denyut jantung, denyut tersebut dihitung tiap 9 menitnya
dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau dengan denyut nadi maksimal
dikurangi umur. Denyut nadi normal dalam keadaan istirahat sama dengan
denyut jantung yaitu sekitar 70 sampai 80 denyut per menit. Berat
ringannya beban kerja dapat dinilai dengan menghitung nadi kerja,
konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu tubuh. Aktivitas
tubuh yang tinggi akan menyebabkan metabolisme tubuh semakin
meningkat sehingga kebutuhan oksigen semakin besar dan frekuensi
denyut nadi juga akan meningkat. Peningkatan aliran darah untuk
mensuplai zat makanan dan oksigen ke jaringan otot akan terjadi jika
aktivitas tubuh semakin tinggi sehingga jantung berkontraksi lebih cepat
dan kuat yang akhirnya akan meningkatkan denyut nadi (Grandjean et al.,
1993).
Denyut nadi saat berolahraga atau saat melakukan aktivitas fisik
hingga mencapai kelelahan disebut dengan denyut nadi maksimal
(maximum heart rate/ HR Max). HR max merupakan batas kemampuan
seseorang saat melakukan aktivitas fisik, di mana bila seseorang
melakukan suatu aktivitas yang dapat memacu denyut jantung dan apabila
setelah diukur, angka denyut nadi telah melebihi HR max maka sebaiknya
segera istirahat karena jika diteruskan dapat menimbulkan kram jantung.
Pengukuran maximum heart rate yang paling akurat adalah dengan cardiac
stress test. Subjek melakukan olahraga sambil dimonitor dengan ECG.
Maximum heart rate dapat diperkirakan dengan menggunakan beberapa
formula (Tanaka et al., 2001).
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Jam tangan
2. Stopwatch
b. Bahan
1. Praktikan
D. Cara Kerja :
a. Tidur
1. Melentangkan badan supaya tenang selama 3 menit
2. Memegang dan meraba denyut nadi radialis di tangan kanan
dengan jari II, III, dan IV
3. Menghitung denyut nadinya selama 5 detik, lalu istirahat 5 detik,
kemudian dihitung lagi 5 detik, istirahat 5 detik lalu dihitung
kembali 5 detik
4. Mendapatkan frekuensi dalam 1 menit maka jumlah tadi dikalikan
4
b. Duduk
1. Melakukan percobaan posisi duduk tenang selama 3 menit
2. Menghitung nadinya pada posisi duduk
c. Berdiri
1. Melakukan percobaan pada posisi berdiri selama 3 menit
2. Menghitung nadinya pada posisi berdiri
d. Berjalan-jalan
1. Melakukan percobaan kegiatan berjalan-jalan selama 3 menit
2. Menghitung frekuensi nadinya
e. Berlari/Jongkok/Berdiri
1. Melakukan percobaan lari/beridir/jongkok frekuensi selama 3
menit
2. Menghitung frekuensi nadi setelah melakukan kegiatan itu pada
posisi duduk, ulangi menentukan frekuensi nadi tiap 1 menit,
sampai frekuensi kembali normal seperti saat istirahat
E. Hasil Pengamatan
Campbell, Neil A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2000. Biologi, Edisi Kelima-
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Grandjean, E. 1993. Fitting the Task to the Man, 4th ed. Taylor and Francis Inc.
London.
Saladin, Ken. 2003. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function,
Edisi ke 3. Jakarta: Erlangga
Pengukuran denyut nadi posisi tidur Pengukuran denyut nadi posisi duduk
Posisi berdiri
Pengukuran denyut nadi posisi jongkok Pengukuran denyut nadi posisi berdiri