Anda di halaman 1dari 66

i

Adaptasi Makhluk Hidup


Cetakan: tahun 2010
ISBN: 978-979-053-048-5

Penyusun : Sudarti
Editor : Usman
Perancang Sampul: Sucipto
Perwajahan : Ahsan
Setting & Layout : Imam Priyono

CV. PAMULARSIH
Jl. Srengseng Raya No. 126
Kembangan - Jakarta Barat
Telp/Fax. (021) 5842613

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

ii
Kata Pengantar

Bumi sebagai tempat tinggal makhluk hidup mengalami


perubahan yang dapat terjadi setiap waktu. Perubahan-
perubahan itu disebabkan oleh proses alam yang berlangsung
terus menerus. Seluruh wilayah atau daerah (udara, darat, dan
air) mengalami perubahan secara langsung atau tak langsung,
berjangka panjang atau pendek, dan dalam waktu cepat
maupun lambat. Proses perubahan alam yang berbeda-beda
cara, waktu, dan tempatnya menyebabkan penghuni bumi
melakukan usaha mempertahankan hidup. Berbagai usaha
ditempuh hingga menemukan suatu cara yang cocok dan
menguntungkan makhluk itu. Salah satu usaha tersebut adalah
dengan beradaptasi.

iii
Penyusun berharap buku yang berjudul “Adaptasi Makhluk
Hidup” ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pelajar pada
khususnya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
penyusun harapkan, guna perbaikan di kemudian hari.

Penyusun mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada


Tuhan YME dan semua pihak yang telah membantu tersusunnya
buku ini.

Penyusun

iv
Daftar Isi

Kata Pengantar .... iii

Daftar Isi ... iv

Pendahuluan .... 1

Adaptasi Morfologi .... 5

Adaptasi Fisiologi .... 25

Adaptasi Tingkah Laku .... 37

v
vi
1 Pendahuluan

B umi sebagai tempat tinggal makhluk hidup


mengalami perubahan yang dapat terjadi setiap
waktu. Perubahan-perubahan itu disebabkan oleh proses alam
yang berlangsung terus-menerus. Seluruh wilayah atau daerah
(udara, darat, dan air) mengalami perubahan secara langsung
atau tak langsung, berjangka panjang atau pendek, dan dalam
waktu cepat maupun lambat. Proses perubahan alam yang
berbeda-beda cara, waktu, dan tempatnya menyebabkan
penghuni bumi melakukan usaha mempertahankan hidup.
Berbagai usaha ditempuh hingga menemukan suatu cara yang
cocok dan menguntungkan makhluk itu. Salah satu usaha
tersebut adalah dengan beradaptasi.

Pendahuluan 1
A. Pengertian Adaptasi
Setiap mahkluk yang hidup di bumi diberi kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan di sekitarnya. Beradaptasi
berarti kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap alam
di mana ia hidup dan tinggal.

Kemampuan beradaptasi dapat timbul pada masing-


masing makhluk, ketika mereka menghadapi kondisi yang mau
tidak mau harus dihadapi dan memang benar-benar tidak dapat
keluar dari kondisi dan lingkungan itu. Beradaptasi seperti
tersebut bersifat permanen karena dilakukan dalam jangka
waktu yang panjang, bahkan hingga seumur hidup. Sedangkan
beradaptasi yang bersifat sementara dapat timbul dan dilakukan
di saat menemui bahaya dan kondisi alam yang hanya terjadi
beberapa saat saja.

Mahkhuk yang hidup lama di suatu tempat menunjukkan


bahwa dirinya dapat beradaptasi dengan baik terhadap
lingkungan sekitarnya. Makhluk itu memiliki beberapa
kelebihan jika dibandingkan makhluk lainnya. Kelebihan yang
dimiliki di antaranya adalah bentuk tubuh yang sesuai, fisik yang
kuat, dan cerdas. Bentuk tubuh yang sesuai berarti bentuk
tubuhnya memiliki sistem penyesuaian khusus yang siap
menghadapi kondisi dan keadaan alam di sekitarnya. Makhluk
yang fisiknya kuat tubuhnya memiliki kekuatan yang dapat
dikeluarkan untuk beraktivitas, melindungi diri, dan

2 Adaptasi Makhluk Hidup


menghindar dari kondisi alam yang bagaiman pun bentuknya.
Apalagi jika makhluk hidup tersebut memiliki kecerdasan, maka
ia akan mampu menemukan berbagai cara untuk
mengembangkan, mencegah, dan bertahan dari kondisi alam
yang berubah-ubah. Apabila ketiga faktor pendukung tersebut
ada pada makhluk, maka secara otomatis makhluk tersebut akan
mampu menyesuaikan diri, membaur, dan bertahan hidup
dengan alam dan makhluk hidup lainnya.

Bagi makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi, ia


akan memilih salah satu dari 3 hal yaitu berpindah tempat, tidak
bisa bertahan hidup, atau punah. Makhluk hidup yang tidak
dapat beradaptasi, namun mempunyai kekuatan untuk
bermigrasi akan berusaha untuk berpindah tempat, menjauh
dari lingkungan yang dianggap tidak cocok. Sedangkan
makhluk hidup yang tidak mempunyai kekuatan untuk
bermigrasi, ia tidak akan dapat bertahan hidup dan tidak
mampu melakukan perkembangbiakkan , hingga mengalami
kepunahan.

B. Macam-Macam Adaptasi
Dalam ilmu biologi ada beberapa jenis adaptasi makhluk
hidup terhadap alam dan lingkungan sekitarnya, di antaranya
adalah sebagai berikut.

Pendahuluan 3
1. Adaptasi Morfologi
2. Adaptasi Fisiologi
3. Adaptasi Tingkah Laku

Ketiga adaptasi tersebut dialami oleh hewan, tumbuhan,


dan manusia. Namun demikian, tidak semua makhluk
melakukan ketiga adaptasi secara bersamaan. Kadang hanya
melakukan adaptasi morfologi saja atau hanya melakukan
adaptasi tingkah laku saja, dan mungkin juga hanya melakukan
adaptasi fisiologi saja. Bagi makhluk hidup yang memiliki
kemampuan adaptasi yang besar mungkin saja dapat
melakukan dua macam adaptasi atau bahkan ketiga macam
adaptasi tersebut secara bersamaan. Untuk mengetahui lebih
jelas tentang ketiga adaptasi tersebut, bacalah uraian pada bab
berikutnya.

4 Adaptasi Makhluk Hidup


Adaptasi Morfologi
2

A. Pengertian Adaptasi Morfologi


Adaptasi morfologi adalah kemampuan menyesuaikan diri
berdasarkan perubahan bentuh tubuh atau alat-alat tubuh
makhluk hidup. Adaptasi morfologi terjadi karena
menyesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan hidup yang
beraneka ragam, disesuaikan dengan kemampuan dan
keinginan menyebabkan makhluk hidup merubah bentuk
tubuh dan alat-alat tubuhnya. Setiap perubahan tersebut diikuti
dengan fungsi khusus yang memiliki manfaat dan keuntungan
bagi makhluk itu sendiri. Penyesuaian bentuk tubuh dan alat-
alat tubuh mudah dilihat walaupun mereka masih satu jenis.

Adaptasi Morfologi 5
Habitat hidup makhluk juga berperan penting
mewujudkan adaptasi morfologi, seperti habitat di darat dan di
air. Dari habitat tersebut, adaptasi morfologi digolongkan
menjadi dua, yaitu:
1. Adaptasi morfologi di darat,
2. Adaptasi morfologi di air.

B. Adaptasi Morfologi di Darat


Makhluk hidup yang tinggal di daratan akan melakukan
penyesuaian diri dengan kebutuhannya di darat. Penyesuaian
struktur tubuh makhluk terhadap lingkungan di darat disebut
sebagai adaptasi morfologi di darat. Adaptasi seperti ini tampak
sekali pada hewan dan tumbuhan yang hidup di darat. Untuk
lebih jelasnya simak uraian di bawah ini.

1. Adaptasi morfologi di darat pada hewan

Adaptasi morfologi di darat adalah bentuk penyesuaian


diri oleh makhluk hidup berdasarkan bentuk tubuh yang
disesuaikan dengan kondisi darat. Hewan melalukan adaptasi
morfologi di darat biasanya disebabkan karena adanya
makanan dan habitat (tempat tinggalnya).

6 Adaptasi Makhluk Hidup


a. Adapatasi morfologi terhadap makanan

Banyaknya jenis makanan yang tersedia di bumi bagi


hewan darat dan karena membutuhkan makanan yang cocok
sesuai dengan selera maupun kebutuhan tubuhnya,
menyebabkan hewan melakukan adaptasi morfologi.
Perhatikan beberapa bentuk adaptasi yang dilakukan oleh
hewan darat karena menyesuaikan dengan makanannya.

1) Bentuk paruh burung

Apabila diamati, paruh burung tampak berbeda-beda


bentuknya. Hal itu dapat terjadi karena burung menyesuaikan
dirinya dengan makanan yang menjadi pilihannya. Makanan
yang dikonsumsi burung di antaranya adalah biji, buah,
serangga, ikan, dan madu.

Berikut ini contoh bentuk-bentuk paruh burung.

Paruh burung pelikan


Paruh burung pelikan berbentuk
panjang dan lebar. Paruh ini
digunakan untuk mencari dan
memakan ikan yang ada di
dalam air.

Sumber: upload.wikimedia.org

Adaptasi Morfologi 7
Paruh burung nuri
Paruh burung nuri yang
berbentuk pendek, runcing,
dan kuat digunakan untuk
memakan biji-bijian.

Sumber:
wulandaridiyah.files.wordpress.com

Paruh burung kolibri


Paruh burung kolibri
berbentuk kecil dan pan-
jang digunakan untuk
makan madu.
Sumber:
www.2kompas.com

Paruh itik
Paruh itik berbentuk seperti
sisir digunakan untuk me-
makan hewan yang ada di
rawa-rawa seperti alga dan
udang-udang kecil.

8 Adaptasi Makhluk Hidup


Paruh burung elang
Paruh burung elang ber-
bentuk runcing, kuat, dan
tajam digunakan untuk me-
robek dan memakan daging
mangsanya.

Sumber:
bunga-kehidupan.files.wordpress.com

Paruh burung kiwi


Paruh burung kiwi berbentuk
agak runcing untuk memakan
serangga kecil yang menjadi
santapannya.

Sumber:
www.flying-kiwi.com

2) Bentuk mulut serangga

Berbagai jenis serangga memiliki bentuk mulut yang


berbeda-beda. Seperti halnya dengan burung mulut serangga
berbeda juga karena menyesuaikan jenis makanannya.

Adaptasi Morfologi 9
Mulut nyamuk
Nyamuk memiliki mulut seperti
penusuk dan penghisap.

Mulut lalat
Lalat memiliki mulut
Sumber:
sebagai penjilat. www.daun-salam.net

Mulut belalang
Belalang mempunyai
mulut seperti penggigit.
Sumber:
mablu-files.
wordpress.com

Sumber:
mablu-files.wordpress.com

Mulut lebah
Lebah memiliki alat seperti penjilat
dan penghisap.

Sumber:
mablu-files.wordpress.com

10 Adaptasi Makhluk Hidup


3) Bentuk gigi hewan darat

Gigi hewan karnivora


Hewan karnivora adalah pemakan
daging. Untuk menyesuaikan
dengan makanannya, bentuk gigi
hewan karnivora adalah runcing
dan besar. Gigi seperti ini disebut
taring. Gigi taring berguna untuk
menangkap dan mengoyak mang-
sanya. Sumber:
www.2mdek12m.sus

Gigi hewan mamalia


Hewan mamalia mem-
punyai gigi geraham
depan dan geraham
belakang. Bentuknya
lebar dan datar. Gigi ini
berfungsi untuk meng-
unyah dan menggilas
makanannya, seperti
Sumber: daun dan rumput.
iwan-dahnial.files.wordpress.com

Adaptasi Morfologi 11
b. Adaptasi morfologi terhadap habitat

Perbedaan lingkungan tempat tinggal (habitat),


menyebabkan makhluk berusaha menyesuaikan diri dan
berharap dapat memenuhi segala kebutuhannya. Berikut ini
beberapa contoh adaptasi morfologi terhadap habitat.

Bila diamati burung mempunyai kaki yang berbeda-beda.


Kaki burung dibedakan dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut.

Kaki burung pemanjat


Burung yang memiliki kaki pemanjat
salah satunya adalah burung kakatua.
Kaki burung kakatua mempunyai dua
jari di depan dan dua jari di belakang.
Kaki ini berguna untuk memanjat.

Sumber:
lh6ggpht.com

Kaki burung perenang


Jenis burung yang mem-
punyai kaki berenang salah
satunya adalah bebek. Di
antara jari kaki bebek terdapat
selaput. Selaput inilah yang Sumber:
blog.szdnet.com
dapat membantu bebek
berenang di air.
12 Adaptasi Makhluk Hidup
Kaki burung petengger
Burung yang mem-
punyai jenis kaki pe-
tengger salah satunya
adalah burung pipit.
Jarinya panjang-pan-
jang, terletak pada
Sumber: bidang yang datar.
synaps.files.wordpress.com Dengan kaki seperti itu
burung pipit dapat bertengger di ranting-ranting pohon.

Kaki burung pejalan


Ayam salah satu jenis burung yang masuk dalam kaki pejalan.
Kakinya berbentuk panjang dan tegap. Dengan kakinya
tersebut ia dapat berjalan di darat tanpa mengalami kesulitan.

Sumber:
kahlilstt.blogsome.com

Adaptasi Morfologi 13
Kaki perenang anjing laut dan kura-kura

Anjing laut dan kura-kura selain hidup di laut juga dapat


hidup di darat. Kura-kura dan anjing melakukan adaptasi
terhadap habitatnya. Kemampuan adaptasinya itu dapat dilihat
pada kakinya. Kaki kura-kura dan anjing laut seperti sirip ikan
yang panjang dan lebar. Dengan bentuk kaki seperti itu kura-
kura dapat berenang di laut dengan cepat.
Saat berenang di
laut kakinya tidak perlu
mengeluarkan tenaga
yang besar. Karena
kakinya memang khusus
uuntuk berenang.
Sumber:
ronnyfch.files.wordpress.com

14 Adaptasi Makhluk Hidup


Berbeda ketika ia berada di pantai atau di daratan, kura-
kura tak dapat berjalan dengan cepat. Langkahnya begitu berat
dan mengeluarkan tenaga yang banyak dibandingkan dengan
hewan yang hidup di darat.

Kaki pemanjat dan perayap (cicak, tokek, laba-laba, semut)

Beberapa hewan mempunyai kaki yang berfungsi untuk


menyesuaikan tempat-tempat yang tinggi. Kaki mereka dapat
memanjat dengan cepat tanpa jatuh, bahkan tampak menempel
pada tempat yang tinggi tersebut. Pada kaki hewan-hewan ini
terdapat alat penancap yang banyak dan mirip seperti bulu.
Jumlah bulu pada
kaki tersebut ba-
nyak dan runcing,
namun halus. Sa-
ngat halusnya ka-
dang bulu-bulu ini

Sumber:
ronnyfch.files.wordpress.com

Sumber:
images.google.co.id

Adaptasi Morfologi 15
tak dapat dilihat dengan mata biasa.
Ia harus dilihat dengan kaca
pembesar. Contoh hewan-hewan
pemilik kaki pemanjat seperti
tersebut di atas adalah cicak, tokek,
dan laba-laba, semut.

Sumber:
ronnyfch.files.wordpress.com

Cicak, tokek, laba-


laba, semut dan lain-lainya Sumber:
images.google.co.id
dapat memanjat dan
merayap di dinding sam-ping maupun di bagian atas. Ia dengan
mudah mudah merayap atau berjalan di dinding dengan sudut
90 derajat, bahkan hingga sudut 180 derajat yaitu dengan posisi
terbalik pun ia tidak jatuh.

Kaki peloncat

Di alam semesta ini terdapat pula yang menyesuaikan diri


terhadap habitatnya dengan memiliki kaki peloncat. Ukuran
kaki belakang hewan ini lebih panjang dibanding dengan
ukuran kaki depannya. Dengan kakinya ini ia dapat berjalan

16 Adaptasi Makhluk Hidup


dengan cara melompat.
Dengan lompatan yang
kuat, maka ia akan lebih
dapat mencapai tempat
yang ia tuju dengan cepat.
Dengan lompatan yang
kuat dan jauh ia juga dapat
Sumber:
images.google.co.id mengejar mangsanya yang
jauh dan di posisi yang
tinggi. Contoh hewan yang
memiliki kaki peloncat ini
adalah katak, belalang, dan
jangkrik.

Adaptasi Morfologi 17
2. Adaptasi morfologi di darat pada tumbuhan

Adaptasi morfologi tidak hanya terjadi pada hewan,


tumbuhan pun dapat melakukannya. Tumbuhan melakukan
adaptasi morfologi karena faktor habitat (tempat tinggalnya).
Bila diamati berdasarkan habitatnya, tumbuhan dibagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut.

a. Xerofit

Xerofit adalah tumbuhan yang hidup di daerah yang


kering. Tumbuhan ini sering ditemukan di daerah gurun dan
gersang. Contoh tumbuhan ini adalah pohon kaktus. Ciri-ciri
tumbuhan yang termasuk dalam xerofit adalah sebagai berikut.

Sumber:
www.justsimplycactus.
com

18 Adaptasi Makhluk Hidup


- Daunnya kecil, tebal, dan berlapis lilin berfungsi untuk
mengurangi proses penguapan melalui daun.
- Batangnya berbentuk seperti spon yang berfungsi untuk
menahan air dalam batang.
- Akarnya panjang dan banyak, berfungsi untuk
memperluas bidang penyerapan.

b. Higrofit

Higrofit adalah tumbuhan yang hidup di tanah yang


lembab. Contoh tumbuhan yang hidup di daerah yang lembab
salah satunya adalah talas. Tumbuhan yang termasuk dalam
higrofit mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

Sumber:
www.garden-seeker.com

Adaptasi Morfologi 19
- Daunnya lebar, tipis, dan mempunyai banyak stomata,
berfungsi untuk memperbanyak penguapan.
- Batangnya berongga udara, berfungsi untuk saluran udara
serta mengurangi kadar air dalam batang.
- Akarnya pendek, berfungsi untuk mempersempit bidang
penyerapan.

c. Hidrofit

Hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Tumbuhan


yang termasuk dalam hidrofit sering ditemukan di danau, rawa,
dan daerah berair lainnya. Contoh tumbuhan hidrofit adalah
teratai dan kangkung. Berikut ini ciri-cirinya.
- Daunnya
lebar, tipis,
dan banyak
stomata.
- Batangnya
berongga
udara.
- Akarnya
pendek

Sumber:
images.google.co.id

20 Adaptasi Makhluk Hidup


C. Adaptasi Morfologi di Air
Morfologi di air adalah bentuk penyesuaian diri oleh
makhluk berdasarkan stuktur bentuk tubuh yang menyesuaikan
dengan kondisi air. Berikut ini beberapa contoh adaptasi
morfologi yang dilakukan oleh makhluk di air.
1. Salvinia molesta, monochoria vaginalis, dan limnocharis
flava, memiliki ronga antarsel yang berisi udara yang
digunakan untuk mengapungkan tubuhnya.

Sumber:
www.agricwagov.au, www.mitomoric.ojp, lh4.ggpht.com

Adaptasi Morfologi 21
2. Vallisneria, Cabomba, dan Hydrilla. Seluruh bagian
tubuhnya terbenam di dalam air. Oleh karena itu, tumbuh-
tumbuhan tersebut mempunyai dinding sel yang tebal
untuk membatasi osmosis dalam air.

Sumber:
www.moje-akvarium.net

Sumber:
www.michigang.ov, chmthaion.epg.oth

22 Adaptasi Makhluk Hidup


3. Teratai, talas, padi, dan kangkung, daunnya di atas
permukaan air, sedangkan akarnya melekat di dasar air.
Tumbuh-tumbuhan tersebut, batangnya mempunyai
saluran udara, umumnya bentuk daun lebar dan banyak
mempunyai stomata.

Sumber:
riva-fauziah.files.wordpress.com

Sumber:
i60.photobucket.com

Adaptasi Morfologi 23
4. Ikan mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai torpedo
(streamline) sehingga ikan dapat menjaga keseimbangan
di dalam air. Ikan juga mempunyai sirip yang digunakan
untuk berenang.

Sumber:
images.google.co.id

24 Adaptasi Makhluk Hidup


Adaptasi Fisiologi
3

Pengertian Adaptasi Fisiologi


Adaptasi fisiologi adalah kemampuan menyesuaikan diri
yang dilakukan oleh makhluk dengan menggunakan fungsi alat-
alat tubuhnya.

Adaptasi fisiologi tidak mudah dilihat begitu saja seperti


halnya dengan adaptasi morfologi. Adapatasi ini lebih rumit
karena berhubungan dengan fungsi faal dalam tubuh, misalnya
reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh. Alat-alat tubuh makhluk
menghasilkan zat kimia dari reaksi biokimia yang mempunyai
fungsi khusus dan sangat penting untuk dapat melangsungkan

Adaptasi Fisiologi 25
hidupnya. Zat-zat kimia yang berfungsi khusus dari alat-alat
tubuh manusia digunakan untuk menyesuaikan diri dari
makanannya maupun habitatnya.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh adaptasi


fisiolagi yang dilakukan oleh makhluk-makhluk hidup di bawah
ini.

1. Teredo navalis

Teredo Navalis adalah sejenis udang yang menyerupai


cacing. Ia mempunya kemampuan beradaptasi fisiologi

Sumber:
home.het.net.nl

26 Adaptasi Makhluk Hidup


terhadap makanannya. Alat tubuhnya mempunyai enzim
selulase untuk mencerna makanan yang berupa kayu kapal di
pelabuhan atau tiang-tiang kayu di dermaga.

2. Ikan di laut

Ikan-ikan yang hidup di air laut mempunyai kemampuan


beradaptasi fisiologi terhadap habitatnya. Ia mengeluarkan
urine yang lebih pekat dibanding dengan ikan-ikan di air tawar.
Hal ini dilakukan karena berusaha menyesuaikan diri dari
tekanan osmososis air terhadap tekanan osmosis dalam tubuh.

Sumber:
images.google.co.id

Adaptasi Fisiologi 27
3. Makhluk herbivora

Kemampuan beradaptasi fisiologi oleh makhluk herbivora


digunakan saat mencerna makanannya. Ia menggunakan alat
tubuhnya untuk menghasilkan enzim selulase. Enzim ini
berfungsi dan membantu mencerna makanan yang dibutuhkan
oleh makhluk herbivora.

Sumber:
upload.wikimedia.org

4. Unta

Di padang pasir yang gersang dan tandus terdapat


berbagai hewan yang dapat bertahan hidup. Mereka

28 Adaptasi Makhluk Hidup


mempunyai cara menyesuaikan diri yang berbeda-beda. Salah
satu hewan yang dapat hidup di kawasan gurun adalah unta.

Hewan ini dapat melakukan adaptasi fisiologi. Pada


tubuhnya terdapat punuk yang tampak menonjol. Alat tubuh
ini mempunyai fungsi sebagai penyimpan air . Saat unta minum,
air tidak langsung masuk ke dalam bagian pencernaan, tetapi
air itu disimpan terlebih dahulu di dalam punuk. Oleh karena
itu, unta merupakan salah satu hewan yang paling lama
bertahan di padang pasir. Kebutuhan air di padang yang panas
dan berdebu dapat dihadapi dan dilalui dengan memanfaatkan
air sebaik-baiknya.

Sumber:
www.unregistered.news.com

Adaptasi Fisiologi 29
5. Manusia

Manusia melakukan adaptasi fisiologi terhadap


habitatnya. Kadar hemoglobin manusia yang hidup di dataran
tinggi lebih banyak dibandingkan dengan hemoglobin manusia
yang hidup di dataran rendah. Di dataran tinggi kadar
oksigennya rendah, oleh karena itu untuk menyeimbangkan
kondisi, maka manusia yang hidup di dataran tinggi
memerlukan butiran darah dan hemoglobin yang lebih banyak.

Sumber:
by Heri

30 Adaptasi Makhluk Hidup


6. Laba-laba

Untuk memenuhi kebutuhan makannya, laba-laba


melakukan adapatasi fisiologi. Tubuhnya yang kecil dan
kekuatan yang terbatas membuatnya memerlukan suatu alat
bantu untuk mendapatkan mangsa yang lebih besar dan kuat
darinya. Di dalam tubuhnya memproses suatu zat yang
digunakan untuk membentuk jaring-jaring yang fleksibel namun
kuat. Jaring-jaring inilah yang menjadi alat bantu laba-laba
untuk menjebak lawannya tanpa suatu perlawanan. Mangsa
yang tidak mampu merobek jaring-jaring laba-laba akan terus
melekat dan akhirnya dengan mudah dimakan oleh laba-laba.

Sumber:
www.richard-seaman.com

Adaptasi Fisiologi 31
7. Ular

Ular melakukan adaptasi fisiologi untuk melindungi diri


dan mencerna makanannya. Di dalam tubuhnya ular
memproses zat dan menghasilkan cairan bernama bisa. Bisa
ini mampu untuk
melumpuhkan musuhnya
hingga tewas. Cairan bisa
dikeluarkan melalui taring-
nya. Saat menancap
ditubuh mangsa secara
otomatis cairan bisa lang-
sung masuk ke aliran
Sumber: darah musuh dan efeknya
www.popsci.com
musuh menjadi tak ber-
daya.

Ular mempunyai
kemampuan menelan
mangsa yang besar.
Walaupun tulang
mangsanya besar dan
keras tubuh ular yang
memiliki enzim dapat
mencerna tulang- Sumber:
www.planetepassion.com
tulang itu. Namun
demikian proses mencerna tulang sangat lama.
32 Adaptasi Makhluk Hidup
8. Belut

Belut adalah hewan yang suka hidup di dalam lumpur.


Untuk dapat menyesuaikan diri dari lingkungannya, belut
melakukan adaptasi fisiologi. Tubuh belut mengeluarkan cairan
di tubuhnya. Cairan itu membuat tubuh belut menjadi licin bila
dipegang. Tubuh belut yang diselimuti cairan tampak tetap

Sumber:
images.google.co.id

bersih walaupun hidupnya di lumpur. Cairan itu juga


memudahkan belut meluncur dengan cepat di dalam lumpur.

Adaptasi Fisiologi 33
9. Beruang Kutub

Beruang kutub yang hidup di daerah dingin mempunyai


kemampuan beradaptasi fisiologi terhadap habitatnya. Kulit
tubuhnya berbulu tebal dan di telapak kakinya terdapat
bantalan bulu yang sangat tebal. Bulu tebal dan bantalan
berbulu yang tebal di kaki mempunyai fungsi menghangatkan
tubuh dari udara di luar yang sangat dingin.

Sumber:
i224.photobucket.com

Kemampuan beradaptasi fisiologi beruang kutub terhadap


lingkungannya juga diperlihatkan saat mengolah zat lemak
dalam tubuhnya. Lemak yang terdapat di dalam tubuh beruang

34 Adaptasi Makhluk Hidup


berguna untuk periode hibernasi. Selama 7 bulan lemak yang
ada di tubuh beruang dirubah menjadi protein. Dengan
kemampuan seperti itu beruang dapat bertahan lama.

10. Lebah

Sarang lebah sering kita lihat di tempat-tempat yang tinggi,


seperti pohon dan atap rumah. Mereka membuat sarang untuk
tempat tinggal dan berkembang biak. Untuk lebah madu,

Sumber:
images.google.co.id

sarangnya juga digunakan untuk menyimpan madu yang


mereka dapatkan dari bunga-bunga yang tumbuh di berbagai

Adaptasi Fisiologi 35
pohon. Sarang-sarang itu ternyata terbuat dari lilin yang terbuat
dari zat dalam tubuh lebah. Lebah yang membuat sarang dari
zat dalam tubuhnya merupakan kemampuan beradaptasi
fisiologi. Ia memanfaatkan zat dalam tubuhnya untuk membuat
suatu tempat habitat hidup bagi kelompoknya.

11. Kalajengking

Kalajengking memempunyai kemampuan beradapatasi


terhadap makanannya dan musuhnya. Jenis adaptasi yang ia
lakukan adalah adaptasi fisiologi. Pada ujung ekor kalajengking
terdapat bisa racun yang
berbahaya dan memati-
kan. Organ tubuh kala-
jengking yang mem-
proses za-zat protein dan
zat lainnya dalam tubuh
untuk dibuat sebuah zat
cair yang dapat me-
lumpuhkan mangsa dan
Sumber: musuhnya. Penyengat
images.google.co.id
pada ujung ekor yang
telah menancap pada musuhnya secara cepat menyalurkan
racun ke dalam tubuh musuh. Tubuh musuh yang tidak kuat
terhadap sengatan ini akan segera lumpuh hingga menemui
ajal.

36 Adaptasi Makhluk Hidup


Adaptasi
Tingkah Laku
4

Pengertian Adaptasi Tingkah Laku


Selain melakukan adaptasi morfologi dan adaptasi fsiologi,
makhhluk juga melakukan adaptasi tingkah laku. Adaptasi
tingkah laku mudah dilihat atau diamati, sepertinya halnya
dengan adaptasi morfologi. Adaptasi tingkah laku merupakan
kemampuan makhluk hidup menyesuaikan diri berdasarkan
tingkah lakunya.

Adaptas tingkah laku dilakukan oleh makhluk terhadap


perubahan kondisi alam atau habitatnya Selain itu makhluk

Adaptasi Tingkah Laku 37


juga melakukan adaptasi tingkah laku untuk menyesuaikan
dengan jenis makanannya. Mereka melakukan penyesuaian
demi mempertahankan hidup dan melangsungkan hidup.

Berikut ini contoh-contoh adaptasi tingkah laku yang


dilakukan makhluk hidup baik di darat maupun di air.

1. Rayap

Dalam mempertahankan hidup dan melangsungkan


hidup, rayap melakukan adaptasi tingkah laku terhadap
makanannya. Rayap mempunyai kebiasaan tingkah laku
memakan kulitnya yang mengelupas. Makanan rayap yang
sudah dewasa sebenarnya adalah kayu atau batang-batang
pohon.

Saat mencerna kayu, rayap menggunakan enzim selulase.


Enzim ini dikeluarkan oleh flagellata, yaitu hewan bersel satu
yang hidup di dalam usus rayap. Pada saat tertentu kulit rayap
mengelupas hingga usus bagian belakangnya. Terkelupasnya
kulit hingga usus bagian belakang menyebabkan keluarnya
flagellata. Nah, flagellata inilah yang sebenarnya juga menjadi
makanan favorit rayap. Karena flagellata masih berada pada
kulit yang terkelupas, maka kulit itu juga dimakannya. Hal itu
dilakukan karena tidak mungkin memakan satu per satu
flagellata yang sangat kecil dan banyak.

38 Adaptasi Makhluk Hidup


Sumber:
i56.photobucket.com

Anak rayap juga melakukan adaptasi tingkah laku


terhadap makanannya. Makanan favoritnya juga flagellata
seperti induknya. Namun, dalam usaha mendapatkan flagellata
tingkah laku yang dilakukan berbeda dengan induknya. Anak
rayap sering menjilati dubur induknya. Hal itu dilakukan untuk
memperoleh flagellata yang hidup di usus hingga bagian
belakang dan kadang keluar melalui dubur induknya.

2. Bunglon

Bunglon melakukan adaptasi tingkah laku terhadap


habitatnya. Penyesuaian diri ini ia lakukan dengan tujuan
Adaptasi Tingkah Laku 39
menghindari bahaya yang dapat mengancam kelangsungan
hidupnya. Ia berusaha mengecoh mata makhluk yang ingin
menangkap atau membunuhnya.

Caranya mengecoh yaitu kulit bunglon menyesuaikan


dengan warna tempat di mana ia berpijak. Bila ia berada di
sebuah daun yang berwana hijau, maka warna kulitnya dengan
perlahan akan berubah menjadi hijau pula. Jika ia berada di
batang pohon yang berwarna cokelat, ia pun merubah kulitnya
secara perlahan menjadi berwarna cokelat. Begitu pula saat ia
berada di tanah yang berwarna hitam, maka dengan perlahan
kulit bunglon berwarna hitam pula. Tingkah laku bunglon
seperti yang disebutkan tadi disebut dengan mimikri.

40 Adaptasi Makhluk Hidup


Begitu pula saat ia mencoba mencari makan. Kulitnya
yang dapat berubah-ubah sesuai dengan tempat yang ia pijak
digunakan untuk menyamar. Mangsa tidak dapat melihat
bunglon, namun bunglon dapat melihat mangsanya. Mangsa
yang tidak mengetahui posisi bunglon secara pasti akan merasa
biasa saja, tidak khawatir bahaya mengancam dirinya. Nah, saat
itulah bunglon segera menangkap dan menyantap mangsanya
yang sudah dekat pada dirinya. Berbeda dengan hewan yang
tidak dapat menyamar. Mangsa tersebut pasti akan merasa
khawatir adanya bahaya yang mengancamnya, sebab hewan
sangat peka terhadap lawan yang mendekatinya.

3. Pohon Jati

Pada musim kemarau udara sangat panas. Untuk


menghadapi musim kemarau, pohon jati melakukan adaptasi
tingkah laku. Bentuk dari adaptasi itu adalah menggugurkan
daun-daunnya. Cara penyesuaian diri seperti itu memang hanya
terjadi di musim kemarau saja. Penyesuaian itu dilakukan
ber tujuan untuk mengurangi penguapan air. Dengan
bergugurnya daun-daun, maka pohon jati dapat menghemat
kandungan air yang ada padanya. Pohon jati akan tetap bisa
bertahan lama di musim kemarau yang panjang dan gersang.

Sebaliknya, jika daun-daunnya tidak digugurkan, maka


pohon jati akan melakukan proses penguapan air yang banyak

Adaptasi Tingkah Laku 41


sekali. Padahal musim kemarau jumlah air yang terkandung di
tanah berkurang. Musim kemarau yang panjang akan membuat
tanah menjadi gersang, sehingga kandungan air pun bisa saja
habis. Pohon jati menjadi kekurangan air dan selanjutnya
pohon jati tidak akan mampu bertahan hidup di musim
kemarau.

4. Kerbau

Kerbau melakukan adaptasi tingkah laku terhadap kondisi


tubuhnya. Pembakaran zat-zat makanan dalam tubuhnya telah
membuat suasana atau rasa pada tubuhnya menjadi panas.

Sumber:
ilh5.ggpht.com

42 Adaptasi Makhluk Hidup


Dalam usaha mengurangi rasa panas pada tubuhnya, kerbau
melakukan tingkah laku berkubang di air atau lumpur. Air yang
mempunyai suhu agak dingin akan mengurangi hawa panas
pada tubuh kerbau. Makanya sering kita lihat kerbau berlama-
lama di dalam kubangan air atau lumpur. Hal itu untuk
menetralisir dan menyesuaikan diri dengan kondisi tubuh yang
bersuhu tinggi.

5. Pinguin

Habitat pinguin berada di daerah dingin. Pinguin


mempunyai kemampuan beradaptasi pada suhu di bawah 0o
celcius. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang bersuhu
dingin salah satunya adalah dengan menghangatkan tubuh.

Sumber:
www.freedesktop.wallpapers4u.com

Adaptasi Tingkah Laku 43


Pinguin sering berkumpul bersama-sama. Cara ini sangat
disukai mereka. Dengan berkumpul saling mendekatkan tubuh
antara satu dengan yang lainnya, akan memberikan kehangatan
yang dapat mengurangi rasa dingin. Tubuh mereka yang
berbulu tebal akan menjadi selimut yang panjang dan hangat
jika menyatu dalam satu tempat. Berkumpulnya pinguin dalam
satu tempat juga dapat menjadi sarang yang aman bagi anak-
anak pinguin yang masih kecil dan belum mampu mencari
makanan sendiri. Di dalam kumpulan itu mereka juga saling
memberi perlindungan dari bahaya binatang lainnya.

6. Paus dan Lumba-lumba

Paus dan lumba-lumba adalah jenis hewan mamalia yang


hidup di laut. Mereka tidak bernapas dengan insang seperti
halnya dengan ikan. Paus dan lumba-lumba bernapas dengan
paru-paru. Untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di laut
mereka melakukan adaptasi tingkah laku.

Dalam usahanya menghirup oksigen untuk keperluan


bernapas, paus dan lumba-lumba keluar dari dalam air laut
menuju ke permukaan untuk menghirup oksigen sebanyak-
banyaknya. Kemudian oksigen yang mereka hirup disimpan
dalam paru-paru dan digunakan sesuai kebutuhan di dalam
air, kira-kira hingga mencapai setengah jam.

44 Adaptasi Makhluk Hidup


Sumber:
www.nmfsnoaag.ov

Oksigen yang telah digunakan akan berubah menjadi zat


karbondioksida dan uap air. Dalam usahanya mengeluarkan
uap air tersebut, paus dan lumba-lumba kembali keluar dari
dalam laut menuju ke permukaan laut. Setelah itu, mereka
menghembuskan sisa-sisa pernafasan melalui lubang hidung
yang letaknya berada di atas tubuh ikan paus dan lumba-lumba.

Sumber:
www.diveal.or

Adaptasi Tingkah Laku 45


7. Cumi-cumi dan Gurita

Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di laut


cumi-cumi dan gurita melakukan adaptasi tingkah laku terhadap
habitatnya. Mereka berusaha menghindar dari musuh-musuh
yang ingin memangsa mereka.

Musuh cumi-cumi dan


gurita yang ingin memangsa
mereka, ditutupi pandang-
annya. Pandangan musuh
ditutupi dengan cairan hitam
yang membuat air laut
menjadi gelap. Walaupun
efek kegelapan-nya bersifat
sementara, namun sangat
berarti bagi cumi-cumi dan

Sumber:
wb3indo-work.com

Sumber:
www.montereybayaquarium.org

46 Adaptasi Makhluk Hidup


gurita. Kesempatan itu dapat digunakan untuk melarikan diri
sejauh-jauhnya dari serangan musuh yang mereka sendiri tidak
sanggup melawannya.

8. Kadal dan Cicak

Kadal dan cicak mempunyai kemampuan beradaptasi


tingkah laku terhadap makhluk lainnya. Tujuannya untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Mereka berusaha
menghindar dan mengelabui musuhnya.

Kadal dan cicak


mengelabui musuhnya
dengan cara yang unik.
Ekor yang mereka miliki
digunakan sebagai alat
mengalihkan perhatian
musuh. Mereka melepas
ekornya ketika bahaya
b e n a r - b e n a r
mengancamnya. Saat
ekor cicak lepas, ekor
itu masih tetap bergerak-
gerak. Bagi pemangsa
yang terkelabui, mereka Sumber:
alesklar.files.wordpress.com

Adaptasi Tingkah Laku 47


akan menangkap dan
memangsa ekornya saja.
Sedangkan kadal atau
cicak masih hidup dan
selamat terhindar dari
sergapan musuhnya.

Ekor kadal dan cicak


walaupun lepas mereka
tidak terluka. Bahkan ekor
tersebut dapat tumbuh
kembali. Namun, per-
t u m b u h a n n y a
Sumber:
ronnyfch.files.wordpress.com memerlukan waktu yang
agak lama. Oleh karena itu, penggunaan cara autotomi oleh
cicak digunakan apabila benar-benar menghadapi musuh atau
ancaman yang sangat berbahaya dan sekiranya dirinya tidak
mampu melakukan perlawanan atau menghindar dengan
cepat.

9. Ular

Kulit ular bila diamati tampak bersisik. Ular melakukan


adaptasi tingkah laku terhadap tubuhnya. Adaptasi yang
dilakukan ular adalah kulit ular yang lama mengelupas

48 Adaptasi Makhluk Hidup


(nglungsungi; bahasa Jawa) berganti dengan kulit baru. Seperti
halnya pakaian yang dikenakan manusia. Setiap tubuhnya
bertambah besar ukuran kulitnya pun berganti dengan yang
besar pula. Dengan berganti kulit tubuhnya akan lebih mudah
atau leluasa saat bergerak .

10. Semut

Pernah kita lihat seekor kecoak yang sudah mati dapat


berpindah tempat. Ternyata kecoak itu diangkut atau dibawa
oleh beberapa semut kecil menuju ke sarangnya. Semut yang
kecil juga dapat membawa benda-benda yang lebih besar dari
tubuh mereka, contohnya daun yang berserakan. Daun itu

Adaptasi Tingkah Laku 49


Sumber:
images.google.co.id

dibawa bersama-sama untuk dijadikan sarang tempat mereka


hidup. Benda-benda yang besar dan berat selalu diangkut atau
dibawa bersama-sama. Di kehidupan manusia perilaku mereka
ini disebut dengan gotong royong. Mereka melakukan adaptasi
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan menyesuaikan
diri terhadap lingkungan.

11. Zebra

Zebra sering dilihat di hutan yang mempunyai padang


rumput yang luas. Mereka selalu berpindah tempat untuk
mencari tempat yang penuh dengan makanan. Dalam

50 Adaptasi Makhluk Hidup


Sumber:
www.horsewallpaper.sin

menempuh perjalanan saat bermigrasi, zebra selalu


bergerombol. Saat makan dan minumpun mereka selalu
bersama- sama. Perilaku ini merupakan wujud dari adaptasi
tingkah laku. Tujuan mereka bergerombol dalam satu tempat
ke manapun mereka berada adalah untuk menghindari kontak
dengan hewan lainnya. Dengan bergerombol mereka dapat
menghindar dari bahaya yang mengancam. Zebra satu dengan
yang lainnya dapat memberi isyarat untuk bersama-sama
menghindar dari bahaya.

Adaptasi Tingkah Laku 51


12. Ikan pembersih kaca

Ikan pembersih kaca adalah jenis ikan hias. Untuk


memenuhi kebutuhan makannya, ikan jenis ini melakukan
adaptasi tingkah laku. Ikan pembersih kaca selalu menempel
di kaca. Bila bergerak pun ia terus mengikuti kaca akuarium,
yang jelas ikan ini tidak pernah lepas dari kaca akuarium. Ikan
pembersih kaca hanya mau berenang jika ia ingin bergerak
secara cepat.

Perilaku ikan ini ternyata dilakukan untuk mengambil


hewan-hewan kecil yang hidup di dalam air dan menempel di
kaca akuarium.

13. Lebah

Lebah juga mempunyai


kemampuan untuk beradapatasi
tingkah laku. Adaptasi ini ia
lakukan terhadap teman-teman-
nya. Setelah terbang berkeliling
dari satu tempat ke tempat yang
lain, ia akan kembali ke sarang-
nya setelah menemukan sumber Sumber:
www.horsewallpaper.sin
makanan. Untuk memberitahu
keberadaan tempat yang dipenuhi makanan, ia melakukan

52 Adaptasi Makhluk Hidup


tarian. Tarian ini memberikan isyarat letak dan seberapa jauh
sumber makanan tersebut. Setelah selesai melakukan tarian,
dengan cepat teman-temannya akan terbang menyerbu
sumber makanan tersebut.

14. Kanguru

Kanguru melakukan adaptasi tingkah laku terhadap


anaknya. Pada tubuh kanguru terdapat sebuah kantung.
Dengan kantung itu
ia menggendong
anaknya. Di dalam
kantung itu kebutuh-
an anaknya ter-
cukupi selama190
hari. Kebutuhan
anak kanguru di
dalam kantung di
antaranya adalah
suhu udara yang
hangat, nutrisi, dan
perlindungan.
Sumber:
Setelah 190 hari images.google.co.id
anak kanguru di-
lepaskan dari kantung itu, untuk berjalan sendiri.

Adaptasi Tingkah Laku 53


15. Kura-kura dan Penyu

Kura-kura dan penyu memiliki cangkang yang keras di


tubuhnya. Cangkang itu selalu dibawa ke mana saja ia pergi.
Saat di darat atau di laut cangkang itu selalu saja melakat pada
tubuhnya.

Sumber:
images.google.co.id

Dalam usahanya mempertahankan hidup kura-kura dan


penyu juga melakukan adapatasi tingkah laku. Saat berhadapan
dengan lawan, penyu dan kura-kura melakukan tingkah laku
unik. Mereka tidak lari dan berlindung pada suatu tempat,
namun mereka langsung menenggelamkan atau memasukkan
kepala dan kaki mereka ke dalam cangkang yang keras itu.

54 Adaptasi Makhluk Hidup


Cangkang yang keras itu tidak mudah dipecahkan kecuali
dilemparkan dari ketinggian yang luar biasa. Atau dipukul
dengan benda yang tajam dan keras.

16. Kadal Anola

Kadal Anola melakukan adaptasi tingkah laku saat ia


merasa terancam oleh bahaya. Dalam usahanya menggertak
dan menakut-nakuti musuhnya, ia mempunyai kemampuan
menggelembungkan kerongkongannya. Dengan keadaan
seperti itu, kadal anola tampak lebih ganas dan berbahaya bagi
musuhnya. Adaptasi seperti ini dapat dilakukan dalam waktu
berjam-jam.

Sumber:
images.google.co.id

Adaptasi Tingkah Laku 55


17. Ular Cobra

Seperti halnya dengan kadal anola, ular cobra juga


mempunya tingkah laku yang selalu dilakukan saat menghadapi
musuhnya. Bila merasa terancam oleh musuh atau dalam
keadaan marah, ular cobra melakukan posisi siaga. Posisi siaga
yang dilakukan adalah menegakkan kepalanya lebih tinggi dan
lehernya tampak mengembang. Posisi ini juga merupakan
peringatan bagi musuh-musuhnya, bahwa ia tidak segan-segan
untuk mematuk dan mengeluarkan bisa racun yang sangat
berbahaya.

Sumber:
images.google.co.id

56 Adaptasi Makhluk Hidup


18. Buaya

Buaya hidup di daerah rawa dan sungai yang besar. Saat


berada di darat, buaya sering berjemur. Bila dilihat dengan
saksama, mulut buaya sering terbuka dalam waktu yang sangat
lama. Kebiasaannya ini juga termasuk adaptasi tingkah laku.
Buaya menyesuaikan diri dengan cara seperti itu untuk menjaga
kondisi tubuhnya. Ia berusaha mengeluarkan udara panas yang
ada dalam tubuhnya dengan membuka lebar-lebar mulutnya.

Sumber:
images.google.co.id

Adaptasi Tingkah Laku 57


Daftar Pustaka

Sujiranto, Widianto, Yulius Supriyanan. 2006. Ilmu


Pengetahuan Alam Biologi 3 untuk SMP/MTs Kelas IX.
Semarang, Penerbit Aneka Ilmu.

Delik Iskandar, dkk. 2008. Ensiklopedia Jelajah Ilmu


Pengetahuan Seri Serangga dan Laba-Laba, Jilid 1.
Semarang, Penerbit Aneka Ilmu.

Tim Sainducation. 2008. Ensiklopedia Seri Hewan. Semarang,


Penerbit Aneka Ilmu.

Delik Iskandar, dkk. 2008. Ensiklopedia Jelajah Ilmu


Pengetahuan Alam, Jilid 1. Seri Reptil dan Amphibi.
Semarang, Penerbit Aneka Ilmu.

Delik Iskandar, ddk. 2008. Ensiklopedia Jelajah Ilmu


Pengetahuan Alam Seri Burung, Jilid 2. Semarang.
Penerbit Aneka Ilmu

Delik Iskandar, dkk. 2008. Ensiklopedia Jelajah Ilmu


Pengetahuan Alam Seri Mamalia, Jilid 2. Semarang.
Penerbit Aneka Ilmu.

58 Adaptasi Makhluk Hidup

Anda mungkin juga menyukai