Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Indonesia telah dikenal luas sebagai negara kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah
lautan. Didalam lautan terdapat bermacam-macam mahluk hidup baik berupa tumbuhan air
maupun hewan air. Salah satu mahluk hidup yang tumbuh dan berkembang di laut adalah
alga/ ganggang. Ganggang termasuk tumbuhan bertalus (THALLOPHYTA), yang disebut
talus ialah tubuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian utamanya, yang
disebut akar, batang dan daun. Tubuh tumbuhan yang telah dapat dibedakan dalam ketiga
bagian tersebut dinamakan kormus. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak,
bersifat eukariotik, ada yang hidup melayang-layang (neustonik) dan ada yang di dasar air
(bentik).Habitat di air tawar, air laut dan daerah-daerah yang lembab, reproduksi dilakukan
dapat dilakukan secara seksual atau aseksual.
Kelas Diatomeae (Ganggang kersik) adalah ganggang atau alga renik yang termasuk
dalam divisi Thallophyta dan kelas diatomeae atau Bacillariophyta. Bentuk sel macam-
macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua bentuk dasar yaitu bentuk yang bilateral dan
yang sentrik. Dinding sel mempunyai susunan yang khusus. Dinding sel terdiri atas pektin
dengan suatu panser yang terdiri atas kersik di sebelah luarnya. Sel Diatomeae mempunyai
inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang mengandung klorofil-a, karotin, santofil,
dan karotinoid lainnya yang sangat menyerupai fikosantin. Pada Beberapa jenis Diatomeae
tidak mempunyai zat warna, dan hidup sebagai saprofit. Pada Diatomeae perkembangbiakan
terjadi dengan membelah, pembentukan auksospora, seksual melalui oogami. Diatomeae
hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi juga di atas tanah-tanah yang basah,
terpisah-pisah atau membentuk koloni. Yang hidup di atas tanah tahan kala yang buruk
(kekeringan) sampai beberapa bulan. Ganggang jenis ini memiliki dua bangsa, yakni
Centrales dan Pennales. Keduanya dibedakan berdasarkan bentuk fisiknya. Diatomae dari
bangsa Centrales berbentuk silinder dan hidup di laut, sementara diatomae dari bangsa
Pennales berbentuk lonjong dan hidup di air tawar. Dalam kelas Diatomeae dibagi dalam dua
bangsa, yaitu bangsa Centrales dan bangsa Pennales
Kelas Conjugatae (Ganggang gandar) adalah ganggang yang berwarna hijau
(mengandung klorofil a dan b), sel-selnya mempunyai satu inti dan dinding sel dari selulosa.
Conjugatae merupakan golongan ganggang dengan beraneka rupa bentuk yang sebagian
besar hidup di dalam air tawar. Ada yang bersel tunggal ada yang merupakan koloni

1
berbentuk benang yang ridak melekat pada sesuatu alas. Conjugatae dibedakan dalam dua
kelas yaitu bangsa Desmidiales dan bangsa Zygnematales. Pada bangsa Desmidiales,
bentuknya beraneka rupa dan juga dinamakan ganggang hias.Sel-selnya berbentuk bulan
sabit, atau ditengah-tengahnya berlekuk. Ditengah-tengah terdapat satu inti.Pembiakan terjadi
secara aseksual, sel membagi di tengah-tengahnya. Dan seksual dengan kopulasi. Pada
bangsa Zygnematales, sel-selnya membentuk koloni berupa benang yang tidak bercabang.
Reproduksi seksual terjadi dalam suatu proses yang disebut konjugasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dibuat makalah ini agar diketahui
morfologi, habitat dan perkembangbiakan dari kelas Diatomeae (Ganggang kersik) dan
Conjugatae (Ganggang Gandar).
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas rumusan masalah, antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada
kelas Diatomeae (Ganggan kersik) ?
2. Bagaimana morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada
kelas Conjugatae (Ganggang Gandar) ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan umumnya adalah memenuhi salah satu tugas kuliah Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan Rendah, sementara tujuan khususnya adalah untuk :
1. Mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada
kelas Diatomeae (Ganggan kersik)
2. Mengetahui morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada
kelas Conjugatae (Ganggang Gandar)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Morfologi, habitat, perkembangbiakan serta klasifikasi dari spesies pada kelas


Diatomeae (Ganggan kersik)
Diatomeae atau Bacillariaophyta adalah jasad renik bersel satu yang masuh dekat
dengan Flagellatae. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua bentuk
dasar yaitu bentuk yang bilateral dan yang sentrik. Dinding sel mempunyai susunan yang
khusus. Dinding sel terdiri atas pektin dengan suatu panser yang terdiri atas kersik di sebelah
luarnya. Panser kersik itu tidak menutup seluru sel, melainkan terdiri atas dua bagian yang
merupakan wadah dan tutupnya. Oleh sebab itu sel dari bawah dan atas kelihatan berbeda-
beda.
Sel Diatomeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang
mengandung klorofil-a, karotin, santofil, dan karotinoid lainnya yang sangat menyerupai
fikosantin. Pada Beberapa jenis Diatomeae tidak mempunyai zat warna, dan hidup sebagai
saprofit. Dalam sel-sel Diatomeae terdapat pirenoid, tetapi tidak dikelilingi oleh tepung.
Diatomeae hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi juga di atas tanah-
tanah yang basah, terpisah-pisah atau membentuk koloni. Yang hidup di atas tanah tahan kala
yang buruk (kekeringan) sampai beberapa bulan.

Pada Diatomeae perkembangbiakan terjadi dengan :

a) Membelah, mula-mula protoplas membesar, tutup dan wadahnya lepas pada ikat
pinggangnya. Sel lalu membelah. Masing-masing bagian pada dua sel-sel anakan itu
lalu membuat wadahnya, sehingga dari tiap pembelahan terjadi dua individu, yang
satu sama dengan sel induk, yang kedua lebih kecil. Yang kecil itupun dapat
membelah, hingga nanti tercapai suatu minimum, sel lalu mati.
b) Pembentukan auksospora, sebelum suatu sel mencapai minimum, panser dilepaskan,
protoplas tumbuh menjadi sebesar sel normal, baru kemudian membuat panser lagi.
c) Seksual melalui oogami, sel-sel dengan reduksi membuat gamet yang haploid (sel
telur dan spermatozoid). Jadi sel-sel Diatomeae adalah diploid.

3
Dalam kelas Diatomeae dibagi/diklasifikasikan dalam dua bangsa, yaitu bangsa
Centrales dan bangsa Pennales.

1. Bangsa Centrales

Gambar Bangsa Centrales (Plankton leno sp.)


Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun plankton. Panser bulat dengan
tonjolan yang radial atau konsentris. Untuk memudahkan di dalam air, terdapat alat-alat
melayang, yang berupa duri-duri sayap, atau dengan perantara lendir untuk
perkembangbiakan seksual, suatu sel vegetatif mengadakan pembelahan reduksi sehingga
terbentuk 4 inti yang haploid. Tiga diantaranya binasa, sehingga tinggal satu inti saja yang
lalu merupakan inti telur dan sel seluruhnya sekarang merupakan suatu oogonium. Pada sel
lainnya, ke 4 inti yang haploid itu tetap dan akhirnya dari satu sel vegetatif terbentuk 4
spermatozoid, jadi dalam hal ini satu sel vegetatif menjadi suatu anteridium. Setelah tutup sel
membuka, spermatozoid dapat bergerak bebas menuju ke suatu oogonium. Setelah terjadi
pembuahan, zigot lalu membentuk kulit dari pektin (perizonium), kedua inti sel kelamin
bersatu dan akhirnya keluarlah auksospora, tumbuh menjadi besar, dan melepaskan diri dari
selubung oogoniumnya
Perizonium akhirnya pun pecah dan mulai membentuk wadah dan tutupnya lagi, dan
kemudian sel pertama ini dapat membelah-belah seperti biada pada Diatomeae. Spermatozoid
dapat pula masuk ke dalam sel yang diploid yang lalu mengadakan pembelahan reduksi dan
menjadi oogonium, tetapi sementara itu plasma telah bersatu (plasmogami)
Beberapa jenis lainnya membentuk isogamet yang lalu kawin di dalam sel induk
(autogami), yang kemudian membentuk zigot dan keluar sebagai auksospora. Juga
partenogenesis mungkin terjadi. Pada beberapa jenis Centrales ditemukan sel-sel kembara
dengan 1 atau 2 bulu cambuk yang dinamakan mikrospora, yang biasanya adalah gamet
jantan.

4
Gambar oogami pada Centrales

Gambar pembentukan auksospora pada Biddulphia


Salah satu spesies dalam ordo Centrales adalah Chaetoceros sp dan Skeletonema costatum
a) Chaetoceros sp

Gambar Chaetoceros sp
Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Classis : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Sub ordo : Biddulphiinae
Family : Chaetoceraceae
Genus : Chaetoceros
Species : Chaetoceros sp.

5
Morfologi
Memiliki bentuk tubuh bulat dengan ukuran tubuh yang sangat kecil yakni berkisar
antara 4 – 6 mikron, ada yang berbentuk segi empat dengan ukuran 8-12 x 7-18 mikron.
Sama seperti diatom pada umumnya, Chaetoceros sp. memiliki dinding sel yang dibentuk
dari silica. Bahwa pada setiap sel Chaetoceros sp. dipenuhi oleh cytoplasma. Menurut
stransky (1970) dalam Haryati (1980) dan Sujiharno (2002), diatom memiliki beberapa
pigmen warna yakni chlorophyl a, chlorophyl c, karoten diatomin dan fukosantin. Pigmen
chlorophyl memiliki peran sebagai katalisator dalam proses fotosintesis sedangkan adanya
pigmen karoten dan diatomin menyebabkan dinding sel dari Chaetoceros sp. berwarna
cokelat keemasan. Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) bahwa Chaetoceros sp.
merupakan diatom yang bersifat eurythermal dan euryhaline.
Habitat
Daerah penyebarannya meliputi muara sungai, pantai dan laut pada daerah tropis dan
subtropis. Diatom ini dapat hidup pada kisaran suhu yang tinggi, pada suhu air 400˚C
fitoplankton ini masih dapat bertahan hidup namun tidak berkembang. Pertumbuhan
optimumnya memerlukan suhu pada kisaran antara 25 - 300C.salinitas optimal untuk
pertumbuhan optimal dari Chaetoceros sp. adalah 17 - 25 ‰. Selanjutnya dikemukakan
bahwa seperti halnya fitoplankton pada umumnya, pertumbuhan dari Chaetoceros sp. ini juga
dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang optimum untuk pertumbuhannya
ialah berkisar antara 500 – 10.000 lux, dan pertumbuhannya akan menurun jika intensitas
cahaya melebihi 10.000 lux.
Reproduksi
Chaetoceros sp. bereproduksi secara aseksual yakni dengan pembelahan sel dan
seksual dengan pembentukan ausospora. Silikat memiliki peranan penting dalam proses
reproduksi fitoplankton ini sebagai bahan pembentuk cangkang. Pembelahan sel pada diatom
ini sama seperti pembelahan sel diatom pada umumnya, dimana satu sel induk yang
membelah akan menghasilkan dua sel anak. Satu sel anak mendapatkan tutup kotak (epiteka)
akan berkembang menyerupai ukuran sel induknya, sedangkan sel anak yang mendapatkan
dasar kotak (hipoteka) akan tumbuh lebih kecil dari sel induk. Pembelahan sel ini akan terus
berlanjut sampai ukuran sel semakin kecil.
Pembelahan sel Chaetoceros sp. yang dilakukan secara terus menerus akan
menyebabkan ukuran sel menjadi semakin kecil, dan sampai batas ukuran tertentu,
pembelahan sel ini akan berhenti sebentar dan berganti menjadi reproduksi secara seksual
melalui pembentukan ausospora dimana isi sel (sel anak) akan keluar dari cangkang dan akan

6
tumbuh membesar hingga ukurannya sama dengan ukuran sel induk semula dan kemudian sel
ini akan melakukan reproduksi secara aseksual kembali yakni melalui pembelahan sel.
Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor yang berasal dari
individu itu sendiri maupun berasal dari faktor luar atau faktor lingkungan.Faktor dalam
umumnya adalah yang sulit dikontrol seperti keturunan, sex, umur, parasit dan penyakit,
sedangkan faktor luar meliputi makanan dan lingkungan perairan.
b) Skeletonema costatum.

Gambar Skeletonema costatum


Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Subordo : Coscinodiscineae
Famili : Coscinodiscaceae
Genus : Skeletonema
Spesies : Skeletonema costatum
Morfologi
Skeletonema costatum merupakan fitoplankton dari jenis diatomae yang bersel
tunggal dan ukuran sel berkisar antara 4-15 µm. Sel diatomae memiliki ciri khas yaitu
dinding selnya terdiri dari dua bagian seperti cawan petri. Dinding sel atas yang
disebut epitekal saling menutupi dinding sel bagian bawah yang disebut hipoteka pada
masing-masing tepinya. Pada setiap sel dipenuhi oleh sitoplasma. Dinding sel Skeletonema
costatum memiliki frustula yang dapat menghasilkan skeletal eksternal yang berbentuk
silindris (cembung) dan mempunyai duri-duri yang berfungsi sebagai penghubung pada
frustula yang satu dengan yang lain sehingga membentuk filament.

7
Dinding sel Skeletonema costatummengandung pigmen yang terdiri dari klorofil-a, ß-
karoten dan fukosantin. Pigmen yang dominan adalah karotenoid dan diatomin.Adanya
pigmen karoten menyebabkan dinding sel berwarna coklat keemasan.
Habitat
Skeletonema costatum banyak terdapat di daerah tropis dan subtropis, terdapat mulai
dari pantai sampai lautan sebagai meroplankton dan benthos. Skeletonema costatum yang
berada di pantai memiliki panjang rata-rata 9,7 µm dengan diameter rata-rata 5,8 µm.
Skeletonema costatum merupakan diatom yang bersifat eurythermal yaitu mampu
tumbuh pada kisaran suhu 3-30oC dan suhu optimal adalah 25-27 oC serta
bersifat euryhalin yaitu mampu tumbuh pada kisaran salinitas yang luas yaitu 15-34 ppt dan
salinitas yang paling baik untuk pertumbuhan adalah 20-30 ppt. Selain itu juga, Skeletonema
costatum hidup di air laut (alam) yang mempunyai intensitas cahaya 500 – 12000 lux. Jika
intensitas cahaya kurang dari 500 lux, Skeletonemacostatumtidak tumbuh.
Perkembangbiakan
Perkembangbiakan Skeletonema costatum terjadi secara aseksual dilakukan dengan
cara pembelahan sel secara berulang-ulang, sehingga ukuran sel menjadi lebih kecil. Apabila
ukuran selnya sudah di bawah 7 µm, maka reproduksinya tidak lagi secara aseksual, tetapi
dengan cara seksual. Reproduksi secara seksual ditandai dengan pembentukan aukspora,
sehingga aukspora membentuk epiteka dan hipoteka baru, kemudian tumbuh menjadi sel
yang ukuranya lebih besar.

8
2. Bangsa Pennales

Gambar struktur tubuh Bangsa Pennales (Pinnularia viridis)


Sel-sel bentuk jorong memanjang, berbentuk batang, seperti perahu atau seperti pahat,
tonjolan-tonjolan pada panser tersusun menyirip dan di tengah-tengah panser terdapat celah
membujur yang dinamakan rafe. Organisme ini dapat bergerak merayap maju mundur, yang
mungkin disebabkan karena pergeseran antara alas dan arus plasma ekstraselular pada rafe.
Pennales tidak mengambil bagian yang penting sebagai penyusun plankton. Biasanya
melekat pada tumbuhan-tumbuhan air. Perkembangbiakan seksual berlangsung dengan
isogami . dua sel vegetatif berdekatan, lalu mengeluarkan zat pektin dan lendir. Masing-
masing mengadakan pembelahan reduksi, dan terbentuklah 4 inti haploid. Tetapi dari masing-
masing sel tadi tidak keluar 4 melainkan hanya 2 gamet , tiap gamet mempunyai 2 inti, yang
satu dapat mengadakan perkawinan, sedang yang lainnya mengalami suatu degenerasi
Dari gamet itu tidak terbentuk sel telur dan spermatozoid, melainkan panser membuka
dan salah satu gamet lalu masuk ke dalam sel yang lain dan mengadakan perkawinan,
sedemikian rupa sehingga mesing-masing sel induk merupakan suatu zigot yang diploid.
Zigot itu lalu membentuk perizonium yang segera pecah dan keluarlah auksospora. Setelah
auksospora mencapai besar yang normal lalu membentuk panser, yang selanjutnya dapat
mengadakan pembelahan seperti biasa.
Dalam perkembangbiakan secara seksual sering juga terjadi hal-hal yang
menyimpang dari yang telah diuraikan diatas, misalnya dengan dibentuknya buluh kopulasi,
untuk jalannya gamet. Ada juga yang dari 4 inti hasil pembelahan reduksi itu yang 3
mengalami degenerasi, sehingga induk sel hanya mengeluarkan 1 gamet, dan dari dua sel
induk hanya terjadi 1 zigot saja. Ada yang mengadakan autogami (kedua gamet dalam satu
sel induk mengadakan perkawinan sendiri). Ada lagi yang membentuk auksospora tanpa
perkawinan terlebih dulu

9
Untuk menentukan hubungan kekerabatannya, adanya tingkat yang mempunyai bulu-
bulu cambuk amat penting, karena dengan ini dapat di tarik kesimpulan, bahwa Flagellata
terutama Chrysomonadales adalah nenek moyangnya Diatomeae
Diatomeae fosil ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman kapur, zaman
tersier dan terutama dari zaman Diluvium. Tanah dengan sisa-sisa Diatomeae disebut terra
silicea atau kiezelguhr (tanah kersik), yang antara lain dipergunakan untuk pembuatan
dinamit, dan saringan air yang bebas kuman

Gambar kopulasi dan pembentukan auksospora pada Gomphonema parvulum


Salah satu spesies dari bangsa Pennales yaitu synedra sp.
a) Synedra sp

Gambar Synedra sp
Klasifikasi

Regnum : Plantae
Divisio : Thallophyta
Subdivisio : Algae
Classis : Bacillariophyceae
Ordo : Pennales
Familia : fnigillariaceae
Genus : Synedra
Spesies : Synedra sp.

10
Morfologi
Synedra sp. adalah salah satu spesies diatom (Bacillariophyta) dengan sekitar 100
spesies yang hidup di air tawar dan air laut terjadi. Para wakil dari alga uniseluler
memanjang, berbentuk jarum dan bergerak. Sel ini dikelilingi oleh karakteristik diatom dari
dua cangkang silika perpustakaan yang ada. Dalam pandangan sisi mereka muncul sempit
persegi panjang, mengingat schiffchenförmig cangkir berbentuk atau jarum tipis. Sel-sel
secara individual, tetapi juga dapat disatukan oleh jelly untuk berbentuk bintang kelompok.
Sel-sel tidak melengkung atau bengkok. Inti terletak di pusat. Biasanya ada dua plastida
memanjang oleh fucoxanthin berwarna cokelat keemasan dan terletak di sisi. Kedua kerang
tidak memiliki raphe . Ukurannya adalah 10 sampai 500 mikron. Habitatnya kebanyakan
hidup di air tawar
Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi melalui divisi khas dari diatom. Reproduksi seksual
terjadi dengan anisogamy, yang terbentuk per sel, dua gamet. Setelah hasil fusi sel dalam
pembentukan beberapa saat ausospora untuk pembesaran sel.
.

11
B. Morfologi, habitat, klasifikasi dan perkembangbiakan pada kelas Conjugatae
(Ganggan gandar)
Conjugatae adalah ganggang yang berwarna hijau (mengandung klorofil –a dan b),
sel-selnya mempunyai satu inti dan dinding sel dari selulosa. Berlainan dengan
Chlorophyceae ganggang ini tidak membentuk zoospora maupun gamet yang mempunyai
bulu cambuk , oleh karena itu juga dinamakan Acontae. Conjugatae merupakan golongan
ganggang dengan beraneka rupa bentuk yang sebagian besar hidup dala air tawar. Ada yang
bersel tunggal, ada yang merupakan koloni berbentuk benang yang tidak melekat pada suatu
alas
Pada pembiakan generatif, dua gamet yang sama tidak mempunyai bulu cambuk
bersatu menjadi zigot. Setelah mengalami waktu istirahat, zigot mengadakan pembelahan
reduksi, kemudian berkecambah. Jadi Conjugatae adalah organisme yang haploid.
Conjugatae dibedakan/diklasifikasikan dalam dua bangsa, yaitu bangsa Desmidiales dan
bangsa Zygnematales
1. Bangsa Desmidiales

Karena bentuknya yang beraneka rupa ganggang ini juga dinamakan ganggang hias,
terutama hidup dalam rawa-rawa (gambut) yang airnya bereaksi asam. Sel-selnya ada yang
berbentuk bulan sabit (Closterium), atau di tengah-tengahnya berlekuk, hingga mempunyai
bentuk seperti biskuit atau bintang, sehingga sel terdiri atas dua bagian yang setangkup
(simetris) dengan di dalam tiap-tiap bagian itu suatu chloroplas yang besar dengan susunan
yang rumit, mempunyai satu atau beberapa pirenoid. Di tengah-tengah sel terdapat satu inti.
Beberapa jenis dapat merayap dengan perantaraan benag-benang lendir yang dikeluarkan
melalui liang-liang pada dinding selnya.
Pembiakan terjadi secara :
a) Aseksual, sel mebagi di tengah-tengahnya, dan masing-masing bagian lalu
menyempurnakan diri. Pada marga-marga tertentu sel-sel anakan itu tetap berlekatan
dan dengan demikian terbentuklah deretan sel-sel.
b) Seksual dengan kopulasi, dua sel berdekatan lalu menyelubungi dri dengan lendir.
Dindingdi bagian tengah lalu membuka dan protoplas kedua sel itu bersatu di saluran
kopulasi yangmembesar dan terjadilah sebuah zigot, yang dindingnya berduri.
Disamping zigot itu terdapat4 belahan dinding sel dari kedua sel yang berkopulasi
tadi. Pada perkecambahan terjadipembelahan reduksi sehingga terbentuk 4 inti

12
haploid yang bebas, dua kemudian mengalamidegenerasi. Dengan demikian dari satu
zigot, paling banyak hanya dapat tumbuh duaindividu baru.
Dari bangsa ini disebutkan satu suku yaitu Desmidiaceae, yang antara lain mencakup
Closterium moniliferium, Cosmarium botrytis, Desmidium aptoganu

Gambar Closterium moniliferium

Gambar Cosmarium botrytis


Salah satu spesies dari bangsa Desmidiales yaitu Desmidium sp, dan Micrasterias furcata

a) Desmidium sp.

Gambar Desmidium sp.


Klasifikasi
Regnum :Plantae
Phylum :Charophyta
Class :Charophyceae
Orde :desmidales
Family :Desmidiaceae
Genus :Desmidium
Spesies : Desmidium sp.

13
Morfologi
Filamen terdiri dari sel-sel berbentuk persegi panjang, dengan panjang sel 38-50 μm
dan lebar 12-21 μm. Pada penampakan vertikal, sel berbentuk segitiga dengan lekukan
sedang pada bagian tengahnya. Semi sel memiliki apeks rata, sinus dangkal dan tertutup.
Habitat
Perairan Tawar dan di Perairan Sedikit Asam (pH 5-6) atau pada rawa-rawa.
Perkembangbiakan
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat
bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua
sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah
(stigma). Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora.
Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
b) Micrasterias furcata

Gambar Micrasterias furcata


Klasifikasi
Regnum : plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Conjugatae
Ordo : Desmidiales
Famili : Desmidiaceae
Genus : Micrasterias
Spesies : Micrasterias furcata
Morfologi
Bersel tunggal desmid . Micrasterias furcata berbentuk bulat, pipih. Micrasterias
adalah uniseluler ganggang hijau dari Desmidiales. Micrasterias furcata berbentuk bulat,
pipih dan umumnya dikenal sebagai ganggang hijau, ukurannya 0.35 mm eukariotik,
uniseluler. Micrasterias bentuknya simetri bilateral. Struktur semi-sel ganda adalah unik
untuk kelompok ganggang hijau yang dimiliki Micrasterias. Setiap sel semi mengandung
kloroplas tunggal yang besar, untuk berfotosintesis. Kloroplas mengandung klorofil A dan B

14
dan enzim yang diperlukan untuk fotosintesis. Gula dibuat untuk menyediakan energi bagi
organisme atau, jika tidak digunakan, diambil oleh pyrenoids bulat kecil yang tertanam dalam
kloroplas. Mereka mengubah gula ke pati untuk penyimpanan cadangan makanan.
Habitat
Micrasterias furcata adalah spesies air tawar, di oligotrophic, perairan dan rawa .
Perkembangbiakan
Micrasterias dapat berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
terjadi melalui mitosis. Ketika ini terjadi bahan genetik dari Micrasterias diduplikasi dan dua
kecil semi-sel tumbuh antara semi-sel asli, secara bertahap ukurannya bertambah. Reproduksi
seksual terjadi melalui proses yang disebut konjugasi dimana dua organisme bersama-sama
dan sel haploid membentuk zigot diploid. Zigot ini biasanya membentuk dinding pelindung
tebal yang dapat memungkinkan organisme untuk tetap aktif selama berbulan-bulan untuk
bertahan hidup musim dingin dan kekeringan panjang. Ketika kondisi baik melanjutkan,
zygospore akan berkecambah, mengalami meiosis, dan memproduksi sel baru alga haploid.
2. Bangsa Zygnematales

Sel-selnya membentuk koloni berupa benang yang tidak bercabang. Koloni yang
berbentuk benang selalu bertambah panjang karena pembelahan sel secara vegetatif dan
pembentangan sel-sel tadi. Dinding selnya lunak, tidak berlubang-lubang, terdiri atas selulosa
dengan selaput pektin, yang karenanya pembengkakan menjadi agak berlendir. Koloni-koloni
itu pada dinding pemisah yang melintang dapat terputus-putus menjadi beberapa bagian, yang
masing-masing dapat tumbuh menjadi koloni-koloni baru. Tiap sel mempunyai satu inti dan
satu kloroplas bentuk pita yang melingkar seperti spiral dan menempel pada dinding sel
dengan mengandung pirenoid-pirenoid. Pada marga Zygnema kloroplas itu berbentuk
bintang, dan pada Mougeotia pipih
Perkembangbiakan terjadi secara :
- Konjugasi, dua koloni yang berlainan jenis kelaminnya berdekatan dan sejajar satu
samalain. Pada tempat persentuhan antara dua sel terbentuk penonjolan-penonjolan.
Karenaterlarutnya dinding persentuhan, tonjolan akhirnya menjadi saluran kopulasi.
Melalui saluranitu protoplas sel-sel pada benang yang jantan sebagai gamet jantan
masuk ke dalam sel-selkoloni betina. Peleburan kedua protoplas membentuk zigot,
dengan beberapa lapis dindingyang tebal berwarna coklat (pirang), penuh dengan
tepung dan minyak. Dalam zigot inikloroplas yang bersal dari gamet jantan
mengalami degenerasi. Pada perkecambahan, zigotmengadakan pembelahan reduksi,

15
dan terbentuklah 4 inti haploid yang bebas. Satu diantaranya agak besar dan 3 lainnya
yang lebih kecil mengalami degenerasi.Zigot laluberkecambah menjadi individu baru.
Kopulasi kedua gamet itu ada yang terjadi di tengah-tengah saluran kopulasi,
sehingga zigot terdapat di antara kedua koloni yang mengadakanperkawinan, antara
lain pada anggota-anggota marga Mougeotia dan Zygnema.
Mengingat susunan sel dan cara berkembangbiaknya, rupanya Conjugatae merupakan
suatu golongan yang mempunyai batas yang jelas. Seringkali ganggang gandar tidak diberi
kedudukan sebagai kelas tersendiri, melainkan digolongkan dalam ganggang hijau
(Chlorophyceae)

Gambar Mougeotia pulchella

Gambar kopulasi dan struktur pada Spirogyra

16
Salah satu contoh spesies dari bangsa Zygnematales adalah Spirogyra sp.
a) Spirogyra sp.

Gambar Spirogyra sp.


Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Thallophyta
Kelas : Conjugatae
Ordo : Zygnematales
Kelas : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra sp.
Morfologi
Koloni Spirogyra berbentuk benang, panjang sel sampai beberapa kali lebarnya,
dinding lateral sel terdiri dari tiga lapisan (lapisan terluar dari pektose dan 2 lapisan dalam
dari selulose). Pada beberapa spesies, lapisan pektose tipis, tapi kebanyakan tebal, yaitu 10-
15 mikron. Dinding transversal tersusun dari tiga lapis : yang tengah lamella dari pektose,
dan dua lapisan dari kiri dan kanan lamella tersusun dari selulose. Tiap sel Spirogyra
mengandung sebutir kloroplas yang umumnya berukuran besar dan terikat dalam sitoplasma
epat di dalam dinding sel. Plastid ini memilikimemiliki bentuk menyerupai pita, berpilin dari
panggkal hingga ke ujung sel.
Habitat
Di air tawar, biasanya hidup melayang di permukaan air (planktofit). Talus pada
Spirogyra merupakan filamen tidak bercabang.
Perkembangbiakan
Spirogyra dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara
aseksual dengan fragmentase membentuk aplanospora, akined dan partenospora.
Perkembangbiakan seksual secara konjugasi lateral dan konjugasi skalar.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ganggang termasuk tumbuhan bertalus (THALLOPHYTA), yang disebut talus ialah
tubuh tumbuhan yang belum dapat dibedakan dalam tiga bagian utamanya, yang disebut akar,
batang dan daun. Tubuh tumbuhan yang telah dapat dibedakan dalam ketiga bagian tersebut
dinamakan kormus. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik,
ada yang hidup melayang-layang (neustonik) dan ada yang di dasar air (bentik).Habitat di air
tawar, air laut dan daerah-daerah yang lembab, reproduksi dilakukan dapat dilakukan secara
seksual atau aseksual. Salah satu kelas yang termasuk dalam ganggang adalah Kelas
Diatomeae (Ganggang kersik) dan Kelas Conjugatae (Ganggang Gandar).
Diatomeae atau Bacillariaophyta adalah jasad renik bersel satu yang masuh dekat
dengan Flagellatae. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua bentuk
dasar yaitu bentuk yang bilateral dan yang sentrik. Dinding sel mempunyai susunan yang
khusus. Dinding sel terdiri atas pektin dengan suatu panser yang terdiri atas kersik di sebelah
luarnya. Diatomeae hidup dalam air tawar maupun dalam air laut, tetapi juga di atas tanah-
tanah yang basah, terpisah-pisah atau membentuk koloni. Yang hidup di atas tanah tahan kala
yang buruk (kekeringan) sampai beberapa bulan.
Sel Diatomeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang
mengandung klorofil-a, karotin, santofil, dan karotinoid lainnya yang sangat menyerupai
fikosantin. Pada Beberapa jenis Diatomeae tidak mempunyai zat warna, dan hidup sebagai
saprofit. Dalam sel-sel Diatomeae terdapat pirenoid, tetapi tidak dikelilingi oleh tepung.
Pada Diatomeae perkembangbiakan terjadi dengan membelah, pembentukan
auksospora, dan seksual melalui oogami. Diatomeae dibagi dalam dua bangsa, yaitu
Centrales dan Pennales
Conjugatae adalah ganggang yang berwarna hijau (mengandung klorofil –a dan b),
sel-selnya mempunyai satu inti dan dinding sel dari selulosa. Berlainan dengan
Chlorophyceae ganggang ini tidak membentuk zoospora maupun gamet yang mempunyai
bulu cambuk , oleh karena itu juga dinamakan Acontae. Conjugatae merupakan golongan
ganggang dengan beraneka rupa bentuk yang sebagian besar hidup dala air tawar. Ada yang
bersel tunggal, ada yang merupakan koloni berbentuk benang yang tidak melekat pada suatu
alas

18
Pada pembiakan generatif, dua gamet yang sama tidak mempunyai bulu cambuk
bersatu menjadi zigot. Setelah mengalami waktu istirahat, zigot mengadakan pembelahan
reduksi, kemudian berkecambah. Jadi Conjugatae adalah organisme yang haploid.
Conjugatae dibedakan/diklasifikasikan dalam dua bangsa, yaitu bangsa Desmidiales dan
bangsa Zygnematales
B. Saran
Kami menyadari makalah ini makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu
dibutuhkan kritik untuk memperbaiki karya-karya kami selanjutnya. Dan untuk menambah
ilmu pengetahuan mengenai struktur tumbukan rendah (kelas Diatomeae dan Conjugatae)
kami saran kan untuk mencari sumber yang lainnya

19
Daftar Pustaka

http://ukhtifadillarahmah.blogspot.co.id/2012/04/kelasdiatomeaconjugataecharophyceae.html

https://www.scribd.com/doc/94057240/Conjugatae

http://pipitpuspitasa.blogspot.co.id/2013/05/divisi-thallophyta.html

Tjitrosoepomo G. 1998. Taksonomi Tumbuhan: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta. Gajah


Mada University. yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai