Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SKALA WAKTU

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Evolusi”
Dosen Pengampu: Nasrul Hakim, M. Pd.

Oleh Kelompok 1:
AJENG NURUL FAUZIAH
(1801062002)
IMTI KHANAH
(1801061019)
SINDI AULIA
(1801060027)

Program Studi Tadris Biologi


Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

NSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


KOTA METRO LAMPUNG
1442 H/ 2021 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi.
Dalam upaya penyelesaian Makalah ini, penulis telah menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Enizar, M. Ag selaku ketua IAIN
Metro, Bapak Nasrul Hakim, M. Pd selaku Dosen pengampu yang telah memberi
bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberi motivasi.
Kritik dan saran demi perbaikan makalah ini sangat diharapkan serta akan
diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya, semoga hasil penulisan yang
telah dibuat kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Metro, 02 Maret 2021

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Penentuan Waktu............................................................ 3
B. Jam Radioaktif ............................................................................. 3
C. Jam DNA ..................................................................................... 5
D. Penggunaan Mikrofosil ............................................................... 6
E. Pemisahan Waktu Geologi .......................................................... 7
F. Skala Waktu Dalam Al-Quran..................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Konsep waktu ditemukan di Edinburgh pada dekade 1770-an oleh
sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton. Mereka menantang
konsep waktu konvensional yang telah ada di sepanjang sejarah hidup
manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu terukur adalah rentang hidup
manusia dan bahwa umur planet Bumi hanya 6000 tahun (yang dihitung oleh
Uskup Ussher berdasarkan kronologi alkitab). Hutton dan kawan-kawan telah
mempelajari batuan di sepanjang pesisir Skotlandia dan menyimpulkan
bahwa setiap formasi batuan, betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan
lain, yang jauh lebih tua. Penemuan mereka memperlihatkan bahwa waktu
terentang sangat jauh melebihi manusia mampu bayangkan. Penemuan
tersebut merubah cara pandang manusia terhadap Bumi, planet, bintang, dan
juga terhadap kehadiran manusia itu sendiri.
Sesungguhnya, konsep waktu yang berdasarkan observasi formasi batuan
tersebut berakar dari prinsip paling dasar dalam ilmu Geologi, yaitu prinsip
keseragaman (uniformitarianisme), yang menjadi dasar Geologi modern.
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan untuk
menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang
sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di makalah ini
disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh International
Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari
United States Geological Survey. Bukti- bukti dari penanggalan radiometri
menunjukkan bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi
bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap
periode.
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
sehari-hari. Catatan waktu biasanya disimpan dalam suatu penanggalan
(kalender) yang pengukurannya didasarkan atas peredaran bumi di alam
semesta. Sekali bumi berputar pada sumbunya (satu kali rotasi) dikenal
dengan satu hari, dan setiap sekali bumi mengelilingi Matahari dikenal

1
dengan satu tahun. Sama halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan
manusia, maka dalam mempelajari sejarah bumi juga dipakai suatu jenis
penanggalan, yang dikenal dengan nama Skala Waktu Geologi.
Upaya membagi sejarah bumi telah dilakukan sejak lama, tidak hanya
secara relatif, tetapi juga secara absolut. Sebelum ada ilmu pengetahuan
tentang geoiogi, di Eropa sudah berkembang perkiraan umur bumi yang
berdasarkan pada dongeng keagamaan. Perkembangan geoiogi pada abad ke-
18 s.d. abad ke-20 menyebabkan orang dapat mengembangkan sejarah
geoiogi dengan tahun. Proses yang siklik dan berulang-ulang dengan teratur
meninggalkan kesan pada kerak bumi, yang dapat digunakan untuk
identifikasi sejarah geoiogi. Pengenalan sejarah geoiogi dapat dilakukan
dengan identifikasi waktu geoiogi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
terdapat pertanyaan dalam penulisan ini. Adapun pertanyaan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana metode penentuan waktu dalam evolusi ?
2. Bagaimana jam radioaktif dalam evolusi ?
3. Bagaimana jam DNA dalam evolusi ?
4. Bagimana penggunaan mikrofosil dalam evolusi ?
5. Bagaimana pemisahan waktu geologi dalam evolusi ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun tujuan dari
penulisan yang penulis lakukan adalah:
1. Untuk mengetahui metode penentuan wkatu dalam evolusi
2. Untuk mengetahui jam radioaktif dalam evolusi
3. Untuk mengetahui jam DNA dalam evolusi
4. Untuk mengetahui penggunaan mikrofosil dalam evolusi
5. Untuk mengetahui pemisahan waktu geologi dalam evolusi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Penentuan Waktu


Dalam penentuan umur suatu batuan atau fosil, ada beberapa persyaratan
yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Adanya Kemungkinan Pembasuhan
Akibat adanya pembasuhan, maka suatu batuan atau fosil berubah
kandungan kimianya. Dengan demikian penghitungannya tidak cukup
akurat.
2. Adanya Kemungkinan Transformasi
Suatu batuan atau fosil dapat terbentuk di suatu tempat. Namun
sejalan dengan waktu, benda tersebut dapat berpindah tempat. Dengan
demikian, fosil suatu organisme dapat ditemukan di tempat yang tidak
semestinya. Kekuatan utama yang mungkin dapat memindahkan fosil
tersebut adalah aliran sungai. Sungai akan membawa suatu fosil atau batu
dari daerah hulu ke hilir. Demikian pula sungai dapat membawa suatu
fosil dari lapisan atas menuju lapisan yang lebih tua, karena sungai dapat
mengikis batuan sehingga akhirnya batuan tersebut semakin lama
menjadi makin dalam. Hal lain yang dapat memindahkan suatu batuan
atau fosil adalah adanya pelapukan dan pergeseran tanah.
B. Jam Radioaktif
Penentuan umur suatu lapisan atau suatu fosil dapat juga didasarkan atas
perbedaan masuk dan keluarnya suatu senyawa radioaktif dari dalam tubuh.
Di alam terdapat sejumlah zat radioaktif yang kita hirup dan dikeluarkan
sehari-hari tanpa menyebabkan adanya gangguan. Karena zat radioaktif
tersebut tidak diakumulasi oleh tubuh, maka jumlah zat radioaktif di dalam
maupun di luar tubuh akan tetap. Namun apabila kita mati, maka tidak
terdapat transpor zat radioaktif tersebut baik masuk maupun keluar.
Akibatnya jumlah zat radioaktif tersebut akan menurun sejalan dengan waktu
paruh (Waktu yang diperlukan separuh dari seluruh masa radioisotop untuk
meluruh) zat radioaktif tersebut. Ada zat radioaktif yang meluruh dalam skala
jam, hari, tahun, abad, maupun yang memakan waktu berabad-abad.

3
Peluruhan radioaktif adalah peristiwa perubahan isotop yang tidak stabil ke
yang stabil, misal Uranium (U) 238 menjadi Timbal (Pb) 206. Mengingat
bahwa volume tubuh dibandingkan dengan volume alam, maka perubahan
jumlah zat radioaktif di alam relatif konstan tidak berubah. Dengan
membandingkan jumlah yang terdapat di dalam tubuh dengan jumlah yang
ada di alam per volume, maka kitadapat memprediksi umur zat radioaktif
tersebut.
Demikian pula halnya dengan zat radioaktif yang terdapat dalam lapisan
batuan, dapat diperlakukan serupa, meskipun ada faktor koreksi, mengingat
batuan tertentu dapat sudah lama berada di muka bumi dibandingkan dengan
data fosil. Adapun rumus untuk menghitung perkiraan umur suatu batuan/
fosil yaitu:
t/T
N = N0

Keterangan:
N = Massa akhir
N0 = Massa mula-mula
t = Umur
T = Waktu paruh
Isotop Waktu Paruh Radiogenik Isotop
14 14
C 5730 tahun N
40 40
K 1,3 miliar tahun Ar + 40Ca
87 86
Rb 49 miliar tahun Sr
232 208
Th 14 miliar tahun Pb
235 207
U 704 juta tahun Pb
238 206
U 4,5 miliar tahu Pb
Tabel 2.1 Bebrapa Zat Radioaktif yang digunakan untuk menentukan umur
fosil/ batuan
Contoh:
Seorang ahli purbakala mendapatkan fosil kayu yang ditemukan
mengandung C (Carbon) radioaktif kira-kira tinggal 1/8 dari asalnya. Berapa
umur fosil kayu tersebut..
Diketahui : N = 1/8 N0
T = 5730 tahun
Ditanya : t ?

4
Jawab:
t/T
N = N0
t/5730
1/8 N0 = N0
t/5730
=
3 t/5730
=

=3 5730 = 17190 tahun


Maka umur fosil kayu tersebut yaitu 17190 tahun
C. Jam DNA
Karena suatu organisme yang sudah menjadi fosil hingga kini masih sulit
sekali diekstraksi DNA-nya, maka kita hanya dapat menggunakan organisme
yang masih hidup. Dari skala waktu geologi, maka kita dapat memperkirakan
kapan suatu organisme muncul dan kapan organisme lainnya muncul.
Misalnya ikan sudah berada jauh sebelum Amfibi apalagi Primata. Dalam
kurun waktu yang begitu jauh berbeda, maka kita dapat menghitung berapa
besar perubahan dalam susunan DNA yang telah terjadi. Karena kita dapat
menghitung berapa kecepatan mutasi suatu organisme, maka kita dapat
menghitung berapa lama perbedaan umur antara dua organisme. Untuk dapat
menggunakan Jam DNA, ada suatu pengetahuan dasar yang diperlukan,
karena kecepatan mutasi suatu bagian DNA tidak sama. Ada gen yang
bermutasi sangat cepat dan ada gen yang bermutasi sangat lambat. Dalam
kaitan ini, pada dasarnya kita akan menggunakan suatu daerah DNA yang
konservatif. Gen yang sangat konservatif baik untuk menentukan perbedaan
umur dari dua organisme yang berkerabat jauh, misalnya antara kera dengan
manusia, sedangkan gen yang tidak terlalu konservatif baik untuk
menentukan perbedaan antar populasi.
Dengan demikian, kita dapat melakukan rekonstruksi mengenai bagaimana
rupa rantai DNA nenek moyang. Dari hasil tersebut, maka kita dapat
menentukan tiga hal:
1. Berapa banyak mutasi yang terjadi dibandingkan dengan rantai DNA
nenek moyang,

5
2. Berapa besar perbedaan antara satu rantai dengan rantai yang lain.
3. Apakah ada mutasi yang spesifik untuk suatu populasi.

D. Penggunaan Mikrofosil
Mikropaleontologi merupakan studi sistematis mikrofosil, morfologinya,
klasaifikasinya dan signifikasi lingkungan dan stratigrafi. Mikrosofil adalah
fosil apapun biasanya kecil yang berkarakteristik perbedaanya paling baik
dipelajari melalui mikroskop. Ini adalah termasuk kelompok heterogen dari
fosil organisme yang umumnya berukuran mikroskopis, ostracoda dan
radiolari. Umumnya fosil ukuranya 5 mm namun ada yang berukuran sampai
19mm. Seperti genus fusulina yang memiliki cangkang-cangkang yang
dimiliki organisme, embrio dari fosil-fosil makro serta bagian-bagian tubuh
dari fosil makro yang mengamatinya menggunakan mikiroskop serta sayatan
tipis dari fosil-fosil, sehingga untuk mempelajarinya dibutuhkan mikroskop
cahaya ataupun electron.
Sebagai contoh fosil mikro adalah fosil-fosil dari golongan organisme
foraminifera. Fosil foraminifera yang terkandung dalam suatu batuan, tentu
akan memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti memiliki karakteristik
morfologi, bentuk cangkang hingga ornamen-ornamen penyusun dinding tes
foraminifera, akan tetapi hampir seluruh mikrofosil mempunyai sifat fisik
yang sama yaitu ukurannya sangat kecil dan terkadang sangat mudah hancur
karena sangat rapuh. Sifat fisik yang demikian menyebabkan perlunya
perlakuan khusus dalam pengambilan sampel batuan, memisahkannya dari
material pembawa, lalu menimpanya ditempat yang aman dan terlindung dari
kerusakan secara kimia dan fisika.
1. Kegunaan dari Mikrofosil
Beberapa manfaat fosil antara lain:
a. Dalam korelasi untuk membantu korelasi penampang suatu daerah
dengan daerah lain baik bawah permukaan maupun dipermukaan
b. Menentukan umur misalnya umur suatu lensabatu pasir yang terletak
didalam lapisan serpih yang tebal ditentukan dengan mikrofosil yang
ada didalam batuan melingkupi

6
c. Membantu studi mengenai spesies
d. Dapat memberikan keterangan-keterangan palenteologi yang penting
dalam menyusun suatu standar section suatu daerah.
e. Membantu menentukan batas-batas suatu transgresi atau regresi serta
tebal atau tipis lapisan.
Berdasarkan kegunaannya dikenal beberapa istilah yaitu:
a. Fosil indeks atau fosil petunjuk atau fosil pandu yaitu fosil yang
dipergunakan sebagai penunjuk umum relatif. Umumnya fosil ini
mempunyai penyebaran vertical pendek penyebaran later luas, serta
mudah dikenal. Contohnya: Globorotalina tumida penciri N18 atau
Miocen akhir
b. Fosil bathymetry/ fosil kedalaman yaitu fosil yang dipergunakan
untuk menentukan lingkungan kedalamn pengendapan. Contohnya
Elphidium sp penciri lingkungan transisi
c. Fosil lingkungan yaitu fosil yang dapat digunakan sebagai petunjuk
lingklungan sedimentasi. Contohnya: Radiolaria sebagai penciri
lingkungan laut dalam.
d. Fosil iklim yaitu fosil yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk iklim
pada saat itu. Contohnya: Globigerina pachyderma penciri iklim
dingin.
E. Pemisahan Waktu Geologi
Waktu geologi dipisahkan oleh sejumlah Eon, Era, Periode, Kurun atau
Epoch dan formasi atau masa. Pembagian waktu Geologi umumnya
didasarkan atas macam-macam fosil dominan yang ditemukan dan bukan atas
lamanya suatu Eon, Era atau Periode. Suatu Periode dan Kurun-kurun
biasanya dibagi lagi atas bagian yaitu atas, tengah, bawah atau awal, tengah
dan akhir. Namun hal ini dapat dilakukan untuk setiap pembagian waktu yang
ada. Pembagian yang lebih kecil pada dasarnya akan sangat berbeda dari
daerah ke daerah.
1. Kurun (Eon)
a. Hadean, berasal dari bahasa Yunani yang berarti di bawah Bumi
b. Archean, dari bahasa Yunani artinya purba (ancient)

7
c. Proterozoic, yang berarti awal kehidupan
d. Phanerozoic, yang dapat diartikan terlihat kehidupan
2. Masa (Era)
a. Paleozoic, pada masa ini berkembang dari invertebrata laut sampai
ikan, amphibi, dan reptile
b. Mesozoic, saat jayanya dinosaurus, menjadi vertebrata dominan di
darat
3. Zaman (Period)
Masa phanerozoic dibagi dalam beberapa zaman dengan interval
sekitar 100 tahun. Penamaan zaman geologi tidak konsisten. Kebanyakan
berdasarkan geografi dimana lapisan batuannya ditemukan pertama kali.
Saman tertua dari paleozoic adalah kambrium (Cambriana), saat pertama
kali muncul binatang.
4. Kala (Epoch)
Kala dari zaman tersier dijabarkan secara bertahap.
F. Skala Waktu dalam Al-Quran
Dalam al-Quran telah diceritakan tentang pembagian enam masa
kehidupan yang ada dalam skala waktu geologi,
QS. As-Sajdah 32 : 4

Artinya : “Allah yang Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy.
Bagimu tidak ada seorang pun penolong maupun pemberi syafaat selain Dia.
Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Diciptakannya bumi yang didiami manusia ini dan apa yang tersimpan di
dalamnya merupakan pembendaharaan dan kekayaan yang tidak akan habis,
baik di darat maupun di laut. Semua itu nikmat dan kasih sayang Allah
kepada manusia. Oleh karena itu manusia harus memanfaatkan, menjaga, dan

8
melestarikannya untuk kehidupan yang baik dari generasi ke generasi
berikutnya. Penciptaan langit dengan bintang-bintang dan planet semua
berjalan dan bergerak menurut tata tertib dan aturan ilahi. Tidak ada yang
menyimpang dari aturan-aturan itu, apabila terjadi penyimpangan, akan
terjadi tabrakan antara satu dengan yang lain dan akan binasalah alam ini
seluruhnya. Hal ini tidak akan terjadi kecuali bila penciptanya sendiri yaitu
Allah yang Maha Kuasa telah menghendaki terjadinya hal tersebut. Allah
yang maha kuasa telah menentukan ukuran dan kadar segala sesuatu.
Seperti yang dijelaskan dalam buku Al-Quran vs Sains Modern Menurut
Dr Zakir Naik karya Ramadhani dan kawan-kawan, teori Charles Darwin
terbantahkan, sebab ada beberapa jenis tumbuhan serta hewan seperti
ganggang biru, dan sebagainya yang telah ada berjuta-juta tahun lalu, namun
tidak mengalami evolusi. Hal tersebut diperkuat dengan QS. As-Sajdah 32 : 4
di atas, ke enam masa dalam ayat tersebut yaitu adalah Azoikum,
Ercheozoikum, Protovozoikum, Palaezoikum, Mesozoikum, dan
Cenozoikum. Menurut para ahli setiap periode menunjukan perkembangan
serta perubahan secara bertahap, sesuai dengan susunan organisme dengan
ukuran dan kadarnya masing-masing. Lebih rinci dalam buku Tafsir Ilmi
Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Alquran dan Sains yang disusun oleh
Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbag dan Diklat Kementrian
Agama Ri dengan LIPI menjelaskan bahawa alam semesta diciptakan Allah
dalam suatu struktur yang sangat harmonis.
Seperti yang ada di QS Ar-Ra’d ayat 2, ketika menjelaskan masalah yang
berkaitan dengan langit ditinggikan tanpa tiang seperti yang terlihat. Alam
semesta diciptakan menyerupai bentuk sebuah bola besar yang dindingnya
menyatu dengan tiang yang saling bertemu antara dasar, dinding dan atap
atau langitnya. Temuan ilmiah menyatakan teknologi bangunan seperti bola
inilah yang menyebabkan suatu konstruksi tidak lagi memerlukan tiang.
Tampak bahwa karya dari rekayasa teknologi yang demikian sejalan dengan
informasi Al-Quran.
Kembali lagi, bahwa penciptaan langit dan bumi sungguh sarat akan
rahasia dan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Karena ciptaan-ciptaan Allah

9
itu ada yang bisa langsung terlihat dan nyata manfaatnya sehingga mudah
untuk memahaminya. Tetapi tidak sedikit untuk memahaminya dibutuhkan
proses pemikiran dan perenungan yang panjang dan mendalam. dan orang
beriman sebagai khalifah di bumi bertugas memelihara lingkungan hidup dan
memanfaatkannya, sehingga kesejahteraan dan kebahagiaan dapat dinikmati
dan disyukuri oleh setiap manusia. Maka manusia wajib menyembah Allah
SWA, Allah lah yang telah memberikan semua nikmat, agar manusia
bertaqwa dan melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang hamba Allah.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam penentuan umur suatu batuan atau fosil, ada beberapa
persyaratan yang harus diperhatikan, yaitu: Adanya kemungkinan
pembasuhan dan adanya kemungkinan transformasi
2. Di alam terdapat sejumlah zat radioaktif yang kita hirup dan dikeluarkan
sehari-hari tanpa menyebabkan adanya gangguan.. Adapun rumus untuk
menghitung perkiraan umur suatu batuan/ fosil yaitu
3. Seseorang dapat melakukan rekonstruksi mengenai bagaimana rupa
rantai DNA nenek moyang. Dari hasil tersebut, maka kita dapat
menentukan tiga hal: Berapa banyak mutasi yang terjadi dibandingkan
dengan rantai DNA nenek moyang. Berapa besar perbedaan antara satu
rantai dengan rantai yang lain. Dan apakah ada mutasi yang spesifik
untuk suatu populasi.
4. Kegunaan dari Mikrofosil, beberapa manfaat fosil antara lain: Dalam
korelasi untuk membantu korelasi penampang suatu daerah dengan
daerah lain baik bawah permukaan maupun dipermukaan. Menentukan
umur misalnya umur suatu lensabatu pasir yang terletak didalam lapisan
serpih yang tebal ditentukan dengan mikrofosil yang ada didalam batuan
melingkupi. Membantu studi mengenai spesies. Dapat memberikan
keterangan-keterangan palenteologi yang penting dalam menyusun suatu
standar section suatu daerah. Dan membantu menentukan batas-batas
suatu transgresi atau regresi serta tebal atau tibis lapisan.
5. Pembagian waktu Geologi umumnya didasarkan atas macam-macam
fosil dominan yang ditemukan dan bukan atas lamanya suatu Eon, Era
atau Periode. Suatu Periode dan Kurun-kurun biasanya dibagi lagi atas
bagian yaitu atas, tengah, bawah atau awal, tengah dan akhir. Namun hal
ini dapat dilakukan untuk setiap pembagian waktu yang ada. Pembagian
yang lebih kecil pada dasarnya akan sangat berbeda dari daerah ke
daerah.misalnya ada formasi trinil atau formasi sampung dan lain-lain di

11
jawa tengah. Penamaan suatu lapisan biasanya dikaitkan dengan tempat
fosil dan macam batuan tersebut ditemukan
B. Saran
Berdasarkan hasil penulisan dan simpulan di atas, maka dapat disampaikan
saran sebagai berikut yaitu, dalam penulisan ini masih banyak kekurangan
baik dari segi landasan teori, pembahasan, maupun yang lainnya karena
kurangnya sumber bacaan baik berupa buku, jurnal, dokumen, maupun
sumber-sumber yang menunjang pembahasan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta: Deepublish.

Panji Permana, Aang, Sunarty Suly Eraku. 2020. Analisis Kedalaman Laut Purba
Batugamping Gorontalo Berdasarkan Kandungan Fosil Foraminifera
Bentonik. Jurnal Bioeksperimen. Vol. 6. No. 1

Prabowo Iwan. 2020. Ketepatan dalam preparasi–determinasi fosil foraminifera


plankton sebagai penentuan umur relative batuan dan lingkungan
pengendapan. Jurnal petrogas. Vol. 2. No.2.

Saraswati, P. K., dan Srinivasan, M. S. 2016. Micropaleontology Principlesand


applications. Springer Internation Publishing Switzerland Pp.224.

Tjasyono HK, Bayong. 2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Rosda.

Umiyatun Choiriah, Siti. 2019. Penghuni Tebing Breksi Yang Tidak Kasat Mata.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai