Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“LAJU TRANSPIRASI DAN EVAPORASI DAUN TUMBUHAN”

Dosen Pengampu:
Dr. Ir, Arifah Rahayu, M.Si.
Yuliawati SP., M.Si.

Disusun oleh:

ILHAM RIZKY RIANDA


A.2010562

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
BOGOR
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Tujuan .............................................................................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 4
III. BAHAN DAN METODE .................................................................................................. 5
3.1 Bahan dan Alat ................................................................................................................. 5
3.2 Metode Pelaksanaan......................................................................................................... 5
3.2.1 Mengukur Kecepatan Transpirasi Metode Kertas Kobalt Khlorida ......................... 5
3.2.2 Mengukur Kecepatan Evaporasi ............................................................................... 6
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................... 7
4.1 Hasil ............................................................................................................................... 7
4.1.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Transpirasi ................................................................. 7
A. Daun 1 (Daun Karet Kebo) ....................................................................................... 7
B. Daun 2 (Daun Leunca) .............................................................................................. 7
C. Daun 3 (Daun Mangga) ............................................................................................. 7
4.1.2 Hasil Pengamatan Kecepatan Evaporasi ................................................................... 7
4.2 Pembahasan...................................................................................................................... 9
V. PENUTUP .......................................................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11
LAMPIRAN............................................................................................................................ 12
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air memegang peranan penting dalam proses pertumbuhan tanaman. Hampir semua
proses fisiologi dalam tumbuhan berlangsung dengan adanya air dan reaksi kimia penting
seperti proses fotosintesis hanya dapat berlangsung jika ada air. Dalam proses transport, air
merupakan sarana vital, demikian juga untuk mempertahankan turgor sel, air adalah unsur
utamanya. Meskipun peranannya penting, jumlah air yang dipergunakan dalam proses
tumbuhan hanyalah merupakan sebagian kecil dari jumlah air yang diabsorpsi dari tanah.
Sebagian besar air (sekitar 99%) yang masuk dalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang
sebagai uap air, melalui daun.
Transpirasi adalah peristiwa kehilangan air dari permukaan tumbuhan melalui sel- sel
hidup. Daun memegang kendali dan berperan penting atas berlangsungnya proses transpirasi
pada tumbuhan. Terdapat dua jenis transpirasi, yaitu transpirasi melalui stomata disebut
transpirasi stomata dan transpirasi melalui kutikula disebut transpirasi kutikula. Laju
transpirasi merupakan banyaknya air yang menguap per satuan luas dikalikan dengan jumlah
luas permukaan bagian yang bertraspirasi dalam satuan watu tertentu. Laju transpirasi
tergantung dari faktor dalam atau faktor tanaman seperti struktur daun yang menyangkut lebar
daun, adanya kutikula dan letak serta jumlah stomata. Selain faktor dalam juga tergantung
faktor luar atau faktor lingkungan seperti permukaan daun per waktu. Satuan yang paling
banyak digunakan yaitu g m–2 jam -1 atau g m cm-2 det-1
Metode yang paling umum digunakan untuk mengukur transpirasi adalah metode
grafimetrik. Metode ini disebut juga sebagai metode pot atau linsimeter yang mempunyai teknik
pelaksanaan sederhana dan dapat digunakan bagi penelitian atau alat demonstrasi/alat peraga.
Metode lain dengan menggunakan porometer diffusi, kobalt klorida, potometer, dan
penganalisa infra merah/IRGA. Metode pengukuran laju transpirasi yang digunakan pada
praktikum ini adalah medote kobalt klorida.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur laju relative transpirasi dan evaporasi pada daun
permukaan atas dan bawah daun tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pergerakan air di dalam tubuh tumbuhan melibatkan proses fisika yang berkaitan dengan
sifat fisika dan kimia air. Pergerakan ini terjadi karena adanya perbedaan (gradien) potensial
air, potensial tekanan, dan tekanan uap. Air masuk ke dalam akar melalui jalur apoplas dan
simplas hingga ke korteks, kemudian memasuki endodermis secara simplas hingga ke xilem
akar. Selain melalui osmosis, masuknya air ke dalam sel-sel akar difasilitasi oleh protein
saluran atau dikenal dengan aquaporin. Secara normal dari total air yang diberikan hanya
sebagian kecil yang diserap tanaman, 70-75 % air diuapkan melalui evaporasi ke atmosfer dan
5% air mengalami run off. Dari air yang diserap oleh tanaman, 90-99% diuapkan melalui
proses transpirasi tanaman dan hanya 1-10% yang digunakan oleh tanaman (Hamim, 2008).
Transpirasi berperan besar selain untuk menjaga stabilitas suhu tumbuhan juga untuk
penyerapan dan pengangkutan hara dalam tubuh tumbuhan. Laju transpirasi ditentukan oleh
faktor dalam, seperti jumlah stomata, ukuran stomata, pembukaan stomata, luas dan jumlah
daun, maupun faktor luar tumbuhan seperti suhu, kelembaban (RH), kecepatan angin, dan
intensitas cahaya. Sedangkan Evaporasi adalah suatu proses berubahnya air menjadi uap air
dari perairan terbuka, tanah dan batuan lainnya. Transpirasi dapat dibedakan menjadi tiga
macam berdasarkan tempatnya, yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler dan transpirasi
stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. Proses evaporasi
sangat dipengaruhi oleh perbedaan tekanan uap, suhu udara, angin, kualitas air dan permukaan
bidang evaporasi (Jesiani et al., 2019).
Laju transpirasi berhubungan dengan jenis tanaman dan populasi tanaman. Berbagai jenis
tanaman mempengaruhi laju transpirasi. Setiap jenis vegetasi memiliki struktur akar dan tajuk
yang berbeda. Struktur kanopi, fisiologi tanaman, indeks luas daun dan konduktansi stomata
mempengaruhi transpirasi. Jumlah air tanah yang dapat diserap tanaman tergantung pada
sistem akar.Semakin tinggi tingkat penetrasi sistem akar ke dalam tanah, semakin banyak air
yang dapat diserap tanaman, dan oleh karena itu semakin tinggi jumlah air yang dikeluarkan.
Perbedaan struktur tajuk dapat dilihat dari perbedaan struktur batang dan daun yaitu perbedaan
luas daun tanaman, dimana semakin tinggi indeks luas daun tanaman maka semakin tinggi pula
laju transpirasi tanaman (Sugeng, 2016).
III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 10 Juni 2021 yang berlokasi di
Laboratorium Universitas Djuanda, Ciawi, Kecamatan Ciawi, Bogor, Jawa Barat.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan pada saat praktikum meliputi 3 jenis tanaman, kertas kobalt,
plastik mika. Alat yang digunakan, seperti penjepit kertas, pinset, dan stopwatch.

3.3 Metode Pelaksanaan

3.3.1 Mengukur Kecepatan Transpirasi Metode Kertas Kobalt Khlorida


Langkah-langkah pelaksanaan praktikum pengukuran kecepatan transpirasi metode
kertas kobalt khlorida adalah:
1. Ambil kertas kobalt khlorida bergaris tengan 1 cm yang telah dikeringkan menggunakan
pinset, lalu letakkan pada selembar plastic mika yang dilipat pada bagian tengahnya.
Kertas kobalt khlorida berwarna biru saat kering dan berwarna merah muda bila disimpat
pada tempat lembab, sehingga harus disimpan pada boto kering berisi CaCl2 anhidrida.

2. Tempelkan kertas kobalt khlorida yang telah dilindungi oleh plastik mika pada bagian
atas dan bawah daun tumbuhan sehingga bagian daun tertutupi dengan kertas kobalt.

3. Ukur lamanya waktu yang dibutuhkan untuk merubah warna kertas kobalt khlorida dari
biru menjadi warna merah muda pada masing-masing daun amatan. Jika perubahan
warna kertas kobalt khlorida lebih dari 30 menit, maka transpirasi daun diabaikan.

4. Laju trasnpirasi dapat dihitung menggunakkan rumus:

3600 𝑋
𝐺=
𝑇
Keterangan:

G = Transpirasi (kehilangan uap air) dinyatakan dalam g dm-2 jam-1 (g/dm2/jam), untuk
permukaan daun sebelah atas dan bawah

X = Banyaknya uap air yang dibuthkan untuk mengubah 1 dm2 kertas kobalt khlorida dari
biru menjadi merah muda (tergantung dari luasan kertas kobalt khlorida yabg
digunakan saat praktikum.

T = Waktu (s) yang diperlukan untuk mengubah warna kertas kobalt Khlorida dari biru
menjadi merah jambu.

3.2.2 Mengukur Kecepatan Evaporasi


Tahapan pelaksanan praktikum pengukuran kecepatan evaporasi adalah:
1. Ambil sampel daun tanaman yang akan digunakan, lalu tempelkan pada selembar kertas
yang telah diketahui bobot dan luasnya.
2. Gambar daun pada selembar kertas tersebut, kemudian gunting
3. Hitung luas daun tanaman menggunakan rumus L

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑢𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠


𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑢𝑛 =
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠

4. Ambil lembaran daun yang telah diketahui luasnya, kemudian timbang dan gantung di
bawah cahaya matahari dengan interval waktu 60 menit dan lakukan penimbangan bobot
daun selama 15 menit sekali.
5, Hitung kecepatan respirasi menggunakan rumus:

besar penguapan
Kecepatan evaporasi = ∶ waktu
luas permukaan daun
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Transpirasi

A. Daun 1 (Daun Karet Kebo)


Waktu (T) = 60 menit 12 detik = 3.612 detik
L = 6,5 cm x 2,3 cm = 14,95 cm2 = 0,1495 dm2
3600 1
G = x = 6,6667 g dm-2 detik-1
3612 0,1495

B. Daun 2 (Daun Leunca)


Waktu (T) = 60 menit 12 detik = 3.612 detik
L = 6,7 cm x 2,9 cm = 19,43 cm2 = 0,1943 dm2
3600 1
G = x = 5,1295 g dm-2 detik-1
3612 0,1943

C. Daun 3 (Daun Mangga)


Waktu (T) = 60 menit 12 detik = 3.612 detik
L = 6,5 cm x 2,8 cm = 18,2 cm2 = 0,182 dm2
3600 1
G = x = 5,4762 g dm-2 detik-1
3612 0,182

4.1.2 Hasil Pengamatan Kecepatan Evaporasi

Panjang kertas = 30 cm
Lebar kertas = 21 cm
Bobot total kertas = 5 gr

Bobot kertas guntingan gambar daun 1 = 0,3 cm


Bobot kertas guntingan gambar daun 2 = 0,5 cm
Bobot kertas guntingan gambar daun 3 = 1,0 cm

Bobot kertas gunting 1


Luas daun Leunca = x luas total kertas
Bobot kertas

0,3
= x 630 = 37,8 cm2
5
Bobot kertas gunting 2
Luas daun 2 Mangga = x luas total kertas
Bobot kertas

0,5
= x 630 = 63 cm2
5

Bobot kertas gunting 3


Luas daun 3 Karet Kebo = x luas total kertas
Bobot kertas

1
= 5 x 630 = 126 cm2

Tabel 1. Hasil pengukuran evaporasi


Bobot dan tanaman (g)
No Daun Tanman Awal Akhir
15m 30m 45m
(0m) (60m)
1 Leunca 0,464 0,440 0,420 0,420 0,410
2 Mangga 1,260 1,240 1,230 1,220 1,220
3 Karet Kebo 9,250 9,250 9.200 9,200 8,770

Bobot awal – bobot akhir


Kecapatan Evaporasi Daun Leunca = : Waktu perubahan berat
Luas permukaan daun

0,464 − 0,410
= : 60
37,8

= 0,0000238 g cm-2 menit-1

Bobot awal – bobot akhir


Kecapatan Evaporasi Daun Mangga = : Waktu perubahan berat
Luas permukaan daun

1,260 − 1,220
= : 60
63

= 0,00001058 g cm-2 menit-1

Bobot awal – bobot akhir


Kecapatan Evaporasi Daun Karet = : Waktu perubahan berat
Luas permukaan daun

9,250 − 8,770
= : 60
126

= 0,00006349 g cm-2 menit-1


4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan permukaan bawah nilai trasnpirasi tertinggi berada pada
daun karet kebo dengan laju 6,6667 g dm-2 detik-1, sedangkan terendah pada daun leunca, yaitu
sebesar 5,1295 g dm-2 detik-1. Hasil praktikum penggunaan kertas kobalt pada tanaman karet
kebo pada permukaan atas tidak mengalami perubahan, hal ini diduga tidak terjadi tranpirasi
pada bagian atas tanaman. Kemudian pada bagian permukaan atas ficus memiliki warna
mengkilap yang terdapat kutikula yang bersifat lilin sehingga mengurangi penguapan
(evaporasi). Menurut Rifai (2015) Spesies Ficus elastica (karet kebo) memiliki stomata hanya
pada bagian permukaan bawah saja dengan lebar stomata 11,7 ± 0,3 mm dan kerapatan stomata
498.0 ± 13.9 jumlah/mm². Selanjutnya pada tumbuhan leunca panjang stomata 10.0±2.4 mm
serta jarak antar stomata 26.0 ± 0.3 jumlah/mm² (Ogundola et al., 2017)
Selanjutnya menurut Ratnawati (2012) dalam Sugiarto, et al. (2018) menyatakan faktor
internal yang mempengaruhi transpirasi antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun,
berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan lokasi
stomata. Kemudian, faktor eksternal yang mempengaruhi proses transpirasi antara lain sinar
matahari, suhu, kelembapan udara, angin, keadaan air dalam tanah. Sinar matahari
menyebabkan membukanya stomata, kenaikan suhu menambah tekanan uap air di dalam daun.
Rendahnya laju transpirasi pada daun leunca maupun mangga diduga akibat keadaan
stomata yang menutup. Hal ini dikarenakan kondisi tanah pada saat pengambilan sampel daun
kering dan tanaman terkena sinar matahari langsung tanpa terlindungi. Hal tersebut
mempengaruhi stomata pada daun menutup untuk mencegah penguapan berlebih. Menurut
Abererombie et al., (1993) dalam Sugiarto, et al., (2018) Laju transpirasi dipengaruhi oleh
kadar CO2 (Karbondioksida), cahaya, suhu, aliran udara, kelembapan dan ketersediaan air
tanah. Sebagian besar faktor ini mempengaruhi perilaku stomata yang membuka dan
menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang mempunyai korelasi
dengan dengan kdar ion kalium didalamnya. Selama stomata terbuka air akan hilang ke
atmosfer.
Tiap tanaman memiliki kecepatan evaporasi yang berbeda kecepatan tertinggi berada
pada daun karet kebo, yaitu sebesar 0,00006349 g cm-2 menit-1. Selanjutnya, kecepatan
terendah pada daun manga sebesar 0,00001058 g cm-2 menit-1. Hal ini sesuai dengan pendapat
Mellouli et al. (2000) menyatakan bahwa kecepatan masing-masing vegetasi akan berbeda.
Tinggi rendahnya evaporasi bergantung pada jumlah air yang tersedia serta kemampuan
tanaman menyerap air dari dalam tanah, karena air tersebut ditahan oleh gaya partikel
didalamnya. (Binsasi et al., 2016).
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Air merupakan komponen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan. Transpirasi
adalah proses kehilangan air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air. Evaporasi merupakan
proses penguapan yang terjadi melalui permukaan air, tanah, dan vegetasi. Disimpulkan bahwa
laju trasnpirasi dan evaporasi terbesar berada pada daun karet kebo, sedangkan terendah adalah
daun leunca. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi meliputi faktor internal besar kecilnya
daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya
stomata, bentuk dan lokasi stomata, sedangkan faktor eksternal sinar matahari, suhu,
kelembapan udara, angin, keadaan air dalam tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Binsasi R, Sancayaningsih RP, dan Murti SG. 2016. Evaporasi dan Transpirasi Tiga Spesies
Dominan dalam Konservasi Air di Daerah Tangkapan Air (DTA) Mata Air Geger
Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Biologi. 1(3): 32-34.
Hamim. 2008. Fisiologi Tumbuhan. In: Fungsi Air dan Perannya pada Tingkat Selular dan
Tumbuhan secara Utuh. Jakarta: Universitas Terbuka. Hal. 1-51.
Jesiani EM, Apriansyah dan Adriat R. 2019. Model Pendugaan Evaporasi dari Suhu Udara dan
Kelembaban Udara Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda di Kota Pontianak.
Prisma Fisika. 7(1): 46-50.
Mellouli HJ, Wesamael BV, Poesen J, dan Hartman R. 2000. Evaporation Losses from Bare
Soils as Influenced by Cultivation Techniques in Semi-Arid Regions. Agricultural Water
Management. 42(3): 355-369.
Ogundola AF, Bvenura C, dan Afolayan AJ. 2017. Morphological Assessment of The Roots,
Stems and Leaves of Solanum Nigrum L. Cultivated on Different Soil Types. ECOLOGY
AND ENVIRONMENTAL RESEARCH. 15(1): 787-798
Prijono S dan Laksmana TS. 2016. Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan
Gliricidia sepium pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar serta Pengaruhnya Terhadap
Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestarai (J-PAL).
7(1): 15-24.
Rifai A. 2015. Studi Anatomi Daun Dan Buah Berbagai Jenis Ficus Di Taman Wisata Alam
Pangandaran. (Thesis). Fakultaas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut
Pertanian Bogor.
Sugiarto A, Marisa H dan Sarni. 2018. Pemanasan Global di Sumatera Selatan Dan
Peningkatan Suhu Udara Yang Terjadi; Pemodelan Pengaruhnya Terhadap Transpirasi
Lansium domesticum (Corr.). (Thesis) Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Tabel 2. Lampiran Dokumentasi Pengukuran Transpirasi Berbagai Jenis Tumbuhan


Jenis Daun Bagian Gambar Waktu (detik)

Permukaan atas

Karet Kebo

Permukaan bawah

Permukaan atas

Mangga 3.612

Permukaan bawah

Permukaan atas

Leunca

Permukaan bawah

Anda mungkin juga menyukai