sederhana, hingga yang kompleks. Berikut ini adalah sistem respirasi pada
hewan tingkat rendah
pada hewan satu sel, misalnya Amoeba dan Paramaecium, proses pertukaran
oksigen dan CO2 berlangsung melalui seluruh permukaan tubuhnya secara
difusi. Proses difusi dan gerakan sitoplasma akan mengantarkan oksigen
menuju ke mitokondria. Di dalam mitokondria oksigen digunakan untuk
memecah senyawa organik, sehingga dihasilkan energi dan zat sisa berupa air
dan CO2.
Pada cacing tanah pertukaran gas berlangsng secara difusi melalui seluruh
permukaan tubuh. Cacing tanah tidak mempunyai alat pernapasan khusus.
Kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir. Dengan adanya lendir, kulit cacing
selalu dalam keadaan basah dan licin untuk mempermudah difusi gas. Melalui
kulit yang basah ini, cacing menyerap oksigen serta mengeluarkan
karbondioksida dan uap air secara difusi
Alat pernafasan pada hewan Arthropoda, khususnya pada serangga adalah
berupa pembuluh trakea. Udara masuk dan ke luar melalui lubang kecil yang
disebut spirakel atau stigma yang terdapat di kanan kiri tubuhnya. Dari spirakel,
udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang. Trakea memanjang ini
selanjutnya bercabang-cabang menjadi saluran halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh. Oksigen yang masuk melalui saluran ini akan langsung berdifusi
ke dalam jaringan. Dengan cara yang sama, CO 2 dilepaskan jaringan, masuk ke
pembuluh trakhea, dan dikeluarkan. Oleh sebab itu, pada sistem trakea ini
pengangkutan O2 dan CO2 tidak diedarkan oleh darah, karena darah serangga
tidak mengandung hemoglobin.
Hewan yang termasuk dalam anggota filum Arthropoda adalah Crustacea (golongan
udang dan kepiting), Myriapoda (golongan lipan Liwung ), Arachida (golongan laba-laba dan
kalajengking), dan Insekta (golongan serangga). Hewan anggota filum Arthropoda tersebut
mempunyai cara dan alat pernapasan yang bervariasi. Hewan yang hidup di air bernapas
dengan menggunakan insang, sedangkan yang hidup di darat dengan menggunakan trakea
atau paru-paru buku. Trakea adalah saluran udara yang berguna untuk mengedarkan oksigen
ke seluruh tubuh. Sebagai contoh, Crustacea bernapas dengan insang, Myriapoda dan insect
bernapas dengan trakea, sedangkan Arachnida bernapas dengan paru-paru buku. Pernapasan
pada Insecta dilakukan dengan menngunakan system trakea. Udara keluar-masuk tidak
melalui mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubanglubang pernapasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada tiap-tiap ruas tubuh
terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kiri dan sebelah kanan. Stigma selalu terbuka
dan dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang-bercabang sampai
ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma,
kemudian menyebar mengikuti trakea dengan cabang-cabangya . jadi oksigen diedarkan tidak
melalui darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel-sel yang da di sekitarnya.
Dengan
demikian
cairan
tubuh
serangga
atau
darah
serangga
tidak
berfungsi
Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bemapas dengan insang.
Ada yang insangnya dilengkapi tutup insang (operkulum), misalnya ikan bertulang sejati
(Osteichthyes), dan ada pula yang insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada ikan
bertulang rawan (Chondrichthyes). Di samping itu, ada pula kelompok ikan paru-paru, yang
bernapas dengan pulmosis.
Insang ikan terdiri atas bagian lengkung insang, rigi-rigi dan lembar insang. Lengkung insang
tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh pasangan rigirigi yang berguna untuk menyaring air pernafasan yang melalui insang.
Lembaran insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah, karena
mempunyai banyak pembuluh kapler darah yang merupakan cabang dari arteri insang. Pada
lembaran yang kaya kapiler darah inilah pertukaran CO2 dan oksigen berlangsung.
Insang ikan tersimpan di dalam rongga insang dan terlindung oleh tutup insang. Mekanisme
pemapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspirasi.
1. Fase inspirasi : Fase inspirasi merupakan fase pengambilan air ke dalam
insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: tutup insang
menutup, mulut terbuka, akibatnya tekanan dalam mulut rendah dan air
dari luar masuk ke dalam rongga mulut.
2. Fase ekspirasi : Fase ekspirasi adalah fase pengeluaran air. Setelah air
masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang
membuka, tekanan yang lebih besar di dalam rongga mulut menyebabkan
air ke luar melewati celah tutup insang tersebut. Pada saat air ke luar
melalui lembaran insang, oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah,
sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi pertukaran 02 dan
CO2 pada ikan terjadi pada fase ekspirasi.
Pada ikan paru-paru (Dipnoi) mempunyai cara pernafasan yang menyerupai amfibi. Di
samping insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti
paru-paru, yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung
ini dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh
duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke
gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Bila airnya kering dan insangnya tidak
berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernapas menggunakan gelembung
udaranya. Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa ikan paru-paru
merupakan makhluk peralihan dari ikan ke amfibia.
Respirasi pada Katak (Amphibi)
lubang hidung
sepasang paru-paru
Paru-paru yang ukurannya relatif kecil ini dihubungkan dengan kantong-kantong hawa atau
pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus). Kantong hawa berfungsi untuk:
Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada
saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi
dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid
(bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
1. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang
korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya
udara masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah
inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O 2 dan
CO2.
2. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa
ketiak terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid
mengembang, sehingga udara mengalir keluar dari kantong hawa
melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paruparu akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi
Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan oksigen dan
pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel
tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP
(adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap
air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk
membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan.
Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
Mekanisme Pernafasan
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata) yang terdapat di otak.
Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan dari konsentrasi CO2 dalam
darah. Bila kita menahan napas dalam waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas
semakin besar. Ini terjadi karena kadar CO2 dalam darah semakin meningkat dan akan
memacu pusat pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.
Ada dua cara pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan dada dan pernafasan
perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot antar rusuk
(intercostae), dan paru-paru. Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah
diafragma, otot perut, dan paru-paru.
1. Pernapasan dada
Inspirasi : Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk
terangkat, volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan udara
di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar, sehingga
udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi tulang
rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil
sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong ke luar
dari paru-paru.
2. Pernapasan perut
Ekspirasi bukan saja akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang berelaksasi,
tetapi juga karena kontraksi otot dinding perut.
Volume udara yang dipernafaskan sangat bervariasi, sebab dipengaruhi oleh cara dan
kekuatan seseorang melakukan respirasi. Udara yang dipernafaskan oleh tubuh dapat
digolongkan menjadi:
1. Volume Tidal (VT) : Volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai
akibat aktivitas pernapasan biasa (500 cc).
2. Volume Komplemen (VK) : Volume udara yang masih dapat dimasukkan
secara maksimal ke dalam paru-paru setelah inspirasi biasa (1500 cc)
3. Volume Suplemen (VS) : Volume udara yang masih dapat dihembuskan
secara maksimal dari dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa
(1500 cc)
4. Volume Residu (VR) : Volume udara yang selalu tersisa di dalam paruparu setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5. Kapasitas Vital (KV) : Volume udara yang dapat dihembuskan sekuatkuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK + VS)
6. Kapasitasi Total (KT) : Volume total udara yang dapat tertampung di
dalam paru-paru (KT = KV + VR)
Frekuensi Pernafasan
Pada umumnya setiap menit manusia mampu bernapas antara 15 18 kali. Cepat atau
lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Saat kita menghirup udara, O2 akan bergerak menembus alveolus paru-paru, lalu diikat dan
diangkut oleh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 97% oksigen yang masuk ke
dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit, sedangkan yang 2-3 % lagi akan larut
dan diangkut oleh plasma darah. Oksigen yang terikat dalam Hb dikenal dengan
oksihemoglobin (HbO2). Persamaan reaksi oksigen dengan hemoglobin adalah sebagai
berikut:
Hb + O2 -> HbO2 (pengikatan oksigen oleh darah di alveolus paru-paru)
HbO2 > Hb + O2 (pelepasan oksigen oleh darah, selanjutnya oksigen diambil oleh sel-sel
tubuh)
Perpindahan oksigen dari atmosfer ke alveolus paru-paru, lalu ke darah, dan selanjutnya ke
dalam jaringan tubuh dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen. Tekanan
udara adalah satu atmosfer atau 760 mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigennya adalah
150 mmHg. Tekanan parsial oksigen pada kapiler darah adalah 100 mmHg, sedangkan
tekanan parsial oksigen dalam jaringan tubuh antara 0 sampai 40 mmHg. Keadaan inilah
yang memungkinkan oksigen berdifusi dari luar ke darah lalu ke jaringan.
Hal yang berkebalikan terjadi pada perpindahan CO2. Tekanan parsial CO2 yang tertinggi
adalah jaringan tubuh. Berturut-turut semakin rendah pada darah dan di luar tubuh. Dengan
cara yang sama CO2 dapat berpindah secara difusi dari jaringan hingga keluar tubuh
Proses oksidasi biologi di dalam sel dan jaringan akan menghasilkan zat-zat sisa seperti CO2
dan H2O. Zat-zat ini harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh. CO2 yang dihasilkan oleh
jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah untuk beredar bersama darah. Di
dalam darah CO2 akan diangkut ke paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Diangkut dalam bentuk HCO3 (bikarbonat) oleh plasma darah (60%-70%)
CO2 bereaksi dengan H2O plasma (cairan sel) dari eritrosit dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H2CO3). H2CO3 lalu terurai menjadi
ion H+ dan HCO3 (bikarbonat). Karena ion H+ dapat menyebabkan perubahan pH
(keasaman), oleh sebab itu segera diikat oleh Hb menjadi HHb (asam hemoglobin).
Sedangkan ion HCO3 akan segera meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.
Kedudukan ion HCO3 di dalam eritrosit diganti oleh ion klor (Cl). Inilah yang disebut
dengan pertukaran klorida.
Di dalam paru-paru reaksi yang berkebalikan terjadi. HCO3 yang telarut dalam plasma darah
akan bergabung kembali dengan H+ yang semula diikat Hb membentuk H2CO3 kembali, juga
dengan bantuan karbonat anhidrase. H2CO3 lalu terurai kembali menjadi CO2 dan H2O,
kemudian akan dikeluarkan dari dalam paru-paru. Sementara itu Hb yang telah melepaskan
H+ akan mengikat kembali O2 di alveolus.
b. CO2 akan diikat oleh Hb membentuk karbominohemoglobin (25%)
CO2 + Hb > HbCO2
c. CO2 diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat / H 2CO3 (6%
10%)
Sistem ekskresi adalah sistem organ pada makhluk hidup yang berfungsi untuk
mengeluarkan ekskrit. Ekskrit adalah sisa metabolisme yang tidak lagi berguna dan harus
dibuang dari dalam tubuh.
Sesuai dengan jenis makhluk hidupnya, sistem ekskresinya sangat bervariasi dalam hal fungsi
dan kompleksitas. Semakin tinggi tingkatan suatu makhluk, umumnya makin kompleks
sistem ekskresinya.
Berikut ini adalah sistem ekskresi pada hewan.
Protozoa
Sistem ekskresi Protozoa, misalnya pada Paramecium, dilakukan oleh vakuola kontraktil.
Vakuola ini biasa ditemukan pada Protozoa yang hidup di air tawar. Disebut vakuola
kontraktil karena vakuola ini bisa membesar dan mengecil. Selain untuk ekskresi, vakuola
kontraktil juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis. Itu sebabnya sering disebut
sebagai osmoregulator.
garam-garam yang tidak diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong kemih, selanjutnya
dikeluarkan melalui lubang nefridium.
Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan
gerak di dalam air.
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional
sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh
mesonephros. Perkecualian pada ikanhagfish(Myxine) dan lamprey.
Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan
diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan
adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara
yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya. Air
garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah
dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk
menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus
renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil
yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam
aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga
cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh
tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus
renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan
seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara,
dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.
Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan
gerak di dalam air.
Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional
sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh
mesonephros. Perkecualian pada ikanhagfish(Myxine) dan lamprey.
Mesonefros
Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan
diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan
adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara
yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya. Air
garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah
dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk
menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus
renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil
yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam
aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga
cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh
tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus
renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan
seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara,
dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.
Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain
ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya?
Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme. Zat tersebut diserap
dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama urine, keringat dan
pernapasan. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan atau zat
yang tidak mengalami pencernaan. Zat tersebut berupa feses yang dikeluarkan
melalui anus. Sekresi merupakan proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang
masih digunakan oleh tubuh. Zat yang dihasilkan berupa enzim dan hormon.
Berikut akan kita bahas satu per satu alat-alat ekskresi pada manusia,
sehingga kalian dapat mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan. Langsung saja kita simak selengkapnya..
A. Pendahuluan
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit,
paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut
berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang
tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni
tubuh.
Organ-organ ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
Ginjal mengeluarkan urine, kulit mengeluarkan keringat, paru-paru
mengeluarkan karbondioksida, dan hati mengeluarkan zat warna empedu.
B. Ginjal
(Selengkapnya baca artikel tentang Bagian-Bagian Alat Ekskresi Pada Ginjal)
Ginjal manusia bentuknya seperti biji kacang merah. Terletak di dalam rongga
perut bagian belakang, di sebelah kanan kiri tulang pinggang, sehingga sering
disebut buah pinggang. Ginjal sebelah kanan sedikit lebih rendah karena
terdesak oleh hati. Setiap ginjal panjangnya 6 7 sentimeter dan tebal 1 2 sentimeter. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Perhatikan
masih terjadi penyerapan ion natrium, klor serta urea. Cairan yang dihasilkan
sudah berupa urine sesungguhnya, yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal.
Urine yang sudah terbentuk dan terkumpul di rongga ginjal dibuang keluar tubuh
melalui ureter, kandung kemih dan uretra.
Proses pengeluaran urine disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung
kemih. Tekanan pada kandung kemih selain disebabkan oleh pengaruh saraf juga
adanya kontraksi otot perut dan organ-organ yang menekan kandung kemih.
Jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter, tetapi dapat
berubah tergantung dari jumlah cairan yang masuk. Urine yang normal berwarna
bening orange pucat tanpa endapan, baunya tajam (pesing), sedikit asam
terhadap lakmus (pH 6).
Urutan perjalanan urin adalah dari ginjal > ureter > kantong kemih > uretra
C. Kulit
Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki
banyak fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan.
1. Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas
dua lapisan yaitu:
a. Lapisan tanduk
Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat
pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan selalu
mengelupas. Lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak
kaki.
b. Lapisan malpighi
Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang
menentukan warna kulit.
2. Dermis (Kulit Jangat)
Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat
beberapa jaringan yaitu:
1. Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat. Keringat
tersebut bermuara pada pori-pori kulit.
2. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna
menjaga rambut tidak kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut.
3. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel
atau jaringan termasuk akar rambut.
4. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung
saraf perasa dan peraba.
Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit dapat
berfungsi sebagai:
1. indra peraba dan perasa,
2. pelindung tubuh terhadap luka dan kuman,
3. tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar
ultraviolet cahaya matahari,
4. penyimpan kelebihan lemak,
5. pengatur suhu tubuh,
6. Alat pengeluaran (ekskresi) dalam bentuk keringat.
Dari berbagai fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah
kemampuan kulit sebagai pengatur suhu tubuh. Suhu tubuh diatur oleh pusat
pengatur panas di sumsum lanjutan agar konstan 36 o 37,5o C. Bila suhu badan
meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan
dalam bentuk keringat pada permukaan tubuh. Sebaliknya bila tubuh merasa
kedinginan, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat
dibatasi pengeluarannya.
Keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat berisi larutan garam, urea dan
air. Banyaknya keringat yang dikeluarkan tergantung dari beberapa faktor antara
lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, kesehatan dan emosi.
(Selengkapnya baca artikel tentang Beberapa Macam Penyakit Kulit)
D. Paru-paru
Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat
ekskresi. Zat sisa yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbondioksida dan
uap air.
Proses pengikatan O2 dan pelepasan CO2 oleh darah terjadi di dalam alveolus.
Alveolus merupakan bagian dari paru-paru yang berupa gelembung-gelembung
kecil.
(Selengkapnya baca artikel tentang Sistem Pernapasan Pada Manusia)
E. Hati
(Selengkapnya baca artikel tentang BagianBagian Alat Ekskresi Hati)
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya
(sebagai alat penyaring darah). Ada dua macam gagal ginjal yaitu gagal ginjal
yang bersifat sementara dan gagal ginjal tetap.
Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara
berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator darah dari penderita
dikeluarkan dari arteri (tabung atas), melewati perangkap gelembung, dan
masuk ke dalam ginjal tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar dari ginjal
buatan (bawah), dan dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung bawah).
Perhatikan Gambar 1.7 yang memperlihatkan alat dialisator tersebut.
Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal (Gambar
1.8). Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Arteri dan uratnya
diikat (agar putus hubungan), kecuali cabang yang berhubungan dengan kelenjar
adrenal. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat
dari donor yang sesuai.
2. Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk karena adanya endapan garam kalsium yang makin lama
makin mengeras dan membesar. Endapan ini pada mulanya terdapat Sistem
Ekskresi pada Manusia 13 di rongga ginjal, kemudian terbawa arus urine, juga
terdapat di ureter dan kantong kemih.
Batu ginjal dapat dihilangkan dengan beberapa cara antara lain dengan
pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang dapat menghancurkan batu ginjal.
Namun bila dengan pengobatan sulit hancur dapat dilakukan dengan
pembedahan untuk mengambil batu ginjal tersebut.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine
terlalu banyak. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan hormon ADH (Anti
Diuretic Hormone), yaitu hormon yang mempengaruhi proses reabsorbsi cairan
pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat meningkat sampai
30 kali lipat.
4. Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada nefron terutama glomerulus. Penyebabnya
adalah infeksi bakteri Streptococcus.
1) Paramecium
Pada Paramecium yang hanya terdiri atas satu sel, transportasi dilakukan oleh sel itu
sendiri. Proses masuknya gas oksigen ke dalam sel dan pengeluaran gas karbondioksida
terjadi secara difusi melalui membran plasma. Sedangkan, makanan yang berukuran
kecil ditelan oleh sel melalui sitostom (mulut sel) yang kemudian dicerna di dalam
vakuola makanan. Molekul-molekul makanan yang telah dicerna, kemudian secara
difusi atau pengangkutan aktif oleh vakuola kontraktil masuk ke dalam sitoplasma.
menjadi luas sehingga efisien dalam penyerapan zat. Pada planaria, saluran
pengeluarannya bercabang-cabang ke seluruh jaringan tubuh dan mengumpulkan zatzat sisa metabolisme untuk dikeluarkan melalui sel-sel api.
b. Peredaran Darah Pada Serangga
Sistem transportasi pada serangga terjadi tidak hanya di dalam pembuluh darah, tetapi
juga terjadi di dalam rongga badan serangga tersebut. Sistem transportasi demikian
dinamakan sistem peredaran darah terbuka. Pada belalang terdapat homosoel, yaitu
rongga badan yang mengecil. Untuk efisiensi aliran dan pembagian darah, homosoel ini
terbagi menjadi kamar-kamar yang disebut sinus.
Bagian sistem tertutup pada peredaran darah adalah sebuah jantung tabung yang
panjang dan aorta yang terdapat di sebelah dorsal. Jantung memompa darah ke dalam
sinus-sinus dorsal dari homosoel yang merupakan tempat terjadinya pertukaran bahanbahan. Sambil berkontraksi, katup-katup kecil pada dinding jantung terbuka, kemudian
darah masuk dari sinus dorsal ke jantung. Darah serangga berwarna biru karena
mengandung pigmen respirasi haemosianin.
c. Peredaran Darah Pada Cacing tanah
Cacing tanah berukuran relatif besar dan kompleks. Cacing ini memiliki sistem
peredaran darah tertutup. Peredaran darah tertutup adalah peredaran darah yang
mengalir di dalam pembuluh darah dan pembuluh kapiler darah.
Pompa yang mengatur aliran cairan pada cacing tanah ialah lima pasang gelung aorta.
Kontraksi otot dari dinding gelung aorta ini mendesak darah mengalir ke dalam
pembuluh darah ventral. Pembuluh darah ventral mengangkut darah ke arah belakang
dan mengalirkannya ke pembuluh kapiler. Pada pembuluh kapiler ini terjadi pertukaran
bahan-bahan dengan sel. Setelah itu, darah ke pembuluh darah dorsal. Pembuluh darah
ini berkontraksi menurut irama, mendesak darah kembali ke gelung aorta. Darah cacing
tanah memiliki hemoglobin yang berfungsi mengikat O2.
Sistem transportasi ikan merupakan peredaran darah tunggal, karena hanya satu kali
melalui jantung dalam satu peredaran darah lengkap. Jantung ikan tersusun atas sebuah
sinus venosus, atrium, ventrikel, dan sebuah konus arteriosus yang tersusun secara
linier. Darah kotor yang terkumpul dari seluruh badan ikan masuk ke atrium yang
berdinding tipis.
Pada waktu jantung kendur, darah mengalir melalui sebuah katup ke dalam ventrikel
yang berdinding tebal. Kontraksi ventrikel yang kuat mendesak darah keluar melalui
aorta ventralis yang bercabang-cabang menjadi 6 pasang lung aorta yang menjulur
secara dorsal menuju insang melalui arteri eferen brankialis. Darah yang mengandung
CO2 tersebut dilepaskan ke dalam air melalui kapiler dalam insang dan O2 berdifusi dari
air menuju insang.
Darah dari insang yang mengandung O2, kemudian meninggalkan insang menuju aorta
dorsalis. Aorta dorsalis membagi darah ini memenjadi cabang-cabang yang menuju ke
seluruh bagian tubuh. Pada seluruh bagian tubuh ini O2 digunakan oleh sel, yang
menghasilkan CO2. Darah kotor dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui
vena kardinalis anterior, sedangkan darah kotor dari tubuh bagian belakang masuk ke
jantung melalui vena kardinalis posterior. Darah kotor dari hati kembali ke jantung
melewati vena hepatika.
b. Peredaran Darah Pada Amfibia
Peredaran darah pada amfibia, contohnya katak ialah peredaran darah ganda karena
darah melalui jantung sebanyak dua kali, yaitu pada saat peredaran darah kecil dan
peredaran darah besar. Peredaran darah kecil ialah peredaran darah dari jantung
menuju paru-paru, kemudian menuju jantung kembali. Peredaran darah besar ialah
peredaran darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung.
Jantung katak memiliki tiga ruang, yaitu dua atrium dan satu ventrikel. Jadi, darah yang
mengalir dari tubuh (darah miskin O2) dan paru-paru (darah kaya O2) terpisahkan oleh
dua buah atrium, tetapi keduanya bersatu dalam satu ventrikel. Pada jantung katak
terdapat muara dari vena cava anterior dan vena cava posterior, berupa suatu
gelembung yang disebut sinus venosus.
Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari pembuluh darah balik (vena) yang
berasal dari seluruh tubuh kecuali paru-paru. Sedangkan, darah dari paru-paru yang
kaya oksigen dialirkan ke atrium kiri. Darah dari kedua atrium kemudian mengalir ke
satu ventrikel. Kontraksi ventrikel ini akan mendesak darah ke sebuah pembuluh yang
bercabang-cabang menjadi cabang kiri dan kanan.
Masing-masing dari cabang ini langsung bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok.
Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan otak. Cabang tengah,lung aorta
mengalirkan darah ke jaringan interna dan alat dalam badan, sedangkan arteri posterior
mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru. Darah dari bagian anterior kembali ke
jantung melalui vena cava anterior, dan dari tubuh bagian belakang melalui vena cava
posterior yang bermuara pada sinus venosus dan masuk ke jantung melalui atrium
kanan. Sedangkan, atrium kiri dimasuki oleh darah dari paru-paru melalui vena
pulmoner.
c. Peredaran Darah Pada Reptilia
Reptilia, contohnya kadal, mempunyai suatu modifikasi jantung yang lebih maju
daripada amfibi. Pada jantung kadal, septum atau sekat membagi ventrikel secara tidak
sempurna. Bila ventrikel berkontraksi, lubang pada septum tertutup sehingga ventrikel
terbagi menjadi dua kamar yang benar-benar terpisah walaupun sesaat. Ini mencegah
pencampuran darah yang kaya oksigen dan miskin oksigen. Hal ini menyebabkan kadal
digolongkan menjadi hewan yang mempunyai empat ruang dalam jantungnya.
Reptil memiliki sistem peredaran darah ganda, yaitu peredaran darah ke paru-paru dan
peredaran darah ke seluruh tubuh. Darah dari jantung dipompa oleh ventrikel kanan
menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis. Selanjutnya, darah dari paru-paru masuk
ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah menuju ventrikel kiri,
kemudian dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Aorta bercabang menjadi arteri
anterior yang menuju tubuh bagian depan dan arteri posterior yang menuju tubuh
bagian belakang. Darah kembali dari tubuh menuju atrium kanan jantung melalui
pembuluh vena. Pembuluh dari tubuh bagian depan disebut vena cava anterior,
sedangkan dari tubuh bagian belakang disebut vena cava posterior.
d. Peredaran Darah Pada Aves ( Burung )
Pada burung, septum jantung telah sempurna sehingga jantung burung empat ruangan,
yaitu dua ruang atrium berdinding tipis dan dua ruang ventrikel dengan dinding yang
tebal. Baik antara atrium kanan dan kiri, maupun antara ventrikel kanan dan kiri telah
benar-benar terpisah.
Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari seluruh tubuh kecuali paru-paru.
Kemudian, darah menuju ventrikal kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Sesampainya di paru-paru, darah melepaskan karbondioksida dan
mengambil oksigen. Darah kaya oksigen ini dibawa dari paru-paru menuju atrium kiri
melalui pembuluh darah vena pulmonalis. Peredaran darah dari jantung ke paru-paru,
kemudian kembali lagi ke jantung ini disebut peredaran darah kecil.
Darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri. Darah di dalam ventrikel kiri ini dipompa
ke luar menuju organ-organ tubuh melalui aorta. Aorta memiliki dua percabangan, yaitu
lengkung aorta dan arteri carotid yang menuju leher dan kepala. lengkung aorta
bercabang-cabang menjadi arteri yang mengalirkan darah ke berbagai organ
tubuh, misalnya arteri subclavia yang menuju sayap. Dari organ tubuh, darah kembali ke
jantung melalui pembuluh vena. Darah dari tubuh bagian belakang menuju ke jantung
melalui vena cava dorsalis, dan dari tubuh bagian depan melalui vena cava ventralis.
Daftar Istilah
beredar, darah ikan hanya melalui jantung satu kali dan selalu berada dalam pembuluh darah.
Darah pada ikan berfungsi mengangkut sari-sari makanan, oksigen, dan karbondioksida.
Jantung ikan terdiri atas dua ruang, yaitu satu serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Di
dekat serambi terdapat kantung yang disebut sinus venosus.
Peredaran darah pada ikan berlangsung sebagai berikut darah mengalir ke seluruh
tubuh melalui vena kemudian masuk ke serambi jantung. Darah ini mengandung banyak
karbondioksida. Selanjutnya darah masuk bilik, kemudian dipompa menuju insang melalui
pembuluh nadi ventral. Di dalam insang terjadi pelepasan CO2 dan pengikatan O2.
Selanjutnya darah dari insang yang mengandung oksigen diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah dorsal.
B.
dari jantung dan pembuluh darah. Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu serambi kiri,
serambi kanan, dan satu bilik. Sistem peredaran darah pada katak tertutup dan rangkap
(ganda). Peredaran darah katak sebagai berikut
1. Darah campuran (bersih dan kotor) dipompa dari bilik jantung ke paru-paru dan
kulit. Di tempat ini darah mengikat oksigen. Selanjutnya, darah masuk ke serambi kiri dan
balik ke bilik lagi.
2. Daerah campuran dipompa dari bilik jantung ke seluruh tubuh ( kepala, hati, usus,
dinding tubuh, dan ginjal) melalui arteri. Di dalam organ-organ tersebut, darah melepaskan
oksigen dan mengikat karbondioksida.
3. Darah yang mengandung CO2 mengalir melalui pembuluh vena (balik) menuju
serambi kanan kemudian ke bilik, dan tercampur lagi dengan darah bersih. Demikian
seterusnya secara berulang-ulang.
C.
jantung yang terdiri atas empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik. Sekat biliknya
sempurna sehingga darah bersih dan darah kotor tidak bercampur. Sistem peredaran darah
burung tertutup dan rangkap (ganda).
Sistem peredaran darah burung: (a) peredaran darah kecil dan (b) peredaran
darah besar.
Peredaran darah burung adalah darah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke
serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui
aorta. Di sel-sel tubuh, darah melepaskan O2 dan mengikat CO2. Darah yang mengandung
banyak CO2 ini masuk ke serambi kanan melalui pembuluh balik. Selanjutnya darah masuk
bilik kanan, kemudian dipompa masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, darah melepaskan
CO2 dan mengikat O2.
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Sistem peredaran darah pada manusia terbagi menjadi dua yaitu, sistem peredaran
darah kecil dan sistem peredaran darah besar. Pada sistem peredaran darah kecil, darah dari
jantung kemudian dibawa ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Sedangkan untuk sistem
peredaran darah besar, dari dari jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui
paru-paru.
Organ-organ yang terlibat dalam sistem peredaran darah manusia ada 2, yaitu:
1. Jantung
2. Pembuluh Darah
A. JANTUNG
Jantung merupakan organ yang terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada
sebelah kiri. Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Lapisan-lapisan jantung dari luar ke dalam, yaitu:
1. Perikardium, merupakan selaput pembungkus jantung paling luar.
2. Miokardium, merupakan selaput paling tebal dan tersusun atas otot jantung.
3. Endokardium, merupakan selaput yang melapisi ruang-ruang jantung.
Jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu:
1. Serambi kanan (atrium dextrum), yaitu tempat masuknya darah yang mengandung gas
CO2 dari seluruh tubuh.
2. Serambi kiri (atrium sinistrum), yaitu ruang sebagai tempat masuknya darah dari
paru-paru yang kaya akan gas O2.
3. Bilik kanan (ventrikel dexter), yaitu tempat masuknya darah yang kaya akan gas CO 2
dari atrium kanan, selanjutnva akan diedarkan menuju paru-paru melalui pembuluh
arteri pulmonalis.
4. Bilik kiri (ventrikel sinister), memiliki otot 3-4 kali lebih tebal dari bilik kanan,
berfungsi untuk memompakan darah yang kaya O2 menuju seluruh bagian tubuh.
Sebagai pemisah ruang pada jantung, terdapat katup yang berfungsi untuk mengatur aliran
darah agar tetap searah dan terbagi menjadi tiga. yaitu:
1. Valvula trikuspidalis dan valvula mitral, terdapat di antara serambi kanan dan bilik
kanan.
c. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler bercirikan dinding sel yang tipis, halus, dan langsung berhubungan dengan
sel-sel pada jaringan tubuh.
Perbedaan Pembuluh Arteri dengan Vena:
2.4 Faktor-Faktor Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darahmerah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolonganABO dan Rhesus (faktor Rh).
Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenisantigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian (Ryouka, 2011).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen Adan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun yang
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima
darah dari sesama O-negatif.
Golongan
Plasma
A
B
AB
O
Antigen A
Antigen B
Antigen A dan B
Tidak Ada
Antibodi A
Antibodi B
Tidak Ada Antibodi
Antibodi
Antigen
Untuk menentukan golongan darah diperlukan suatu serum penguji yang disebut tes
serum yang terdiri dari tes serum A dan tes serum B. Darah yang akan kita periksa
dimasukkan kedalam suatu tabung yang berisi 2cc gram fisiologis lalu dikocok. Darah
tersebut ditaruh di atas object glass kemudian diteteskan tes serum A dan tes serum B.
Jika darah di A menggumpal, sedangkan di B tidak maka termasuk golongan darah A.
Jika darah di A tidak menggumpal sedangkan di B menggumpal maka termasuk golongan
darah B.
Jika darah di A dan B menggumpal maka termasuk golongan darah AB.
Jika darah di A dan B tidak menggumpal maka termasuk golongan darah O