Anda di halaman 1dari 37

Hewan tingkat rendah memiliki berbagai cara respirasi, mulai dari yang paling

sederhana, hingga yang kompleks. Berikut ini adalah sistem respirasi pada
hewan tingkat rendah
pada hewan satu sel, misalnya Amoeba dan Paramaecium, proses pertukaran
oksigen dan CO2 berlangsung melalui seluruh permukaan tubuhnya secara
difusi. Proses difusi dan gerakan sitoplasma akan mengantarkan oksigen
menuju ke mitokondria. Di dalam mitokondria oksigen digunakan untuk
memecah senyawa organik, sehingga dihasilkan energi dan zat sisa berupa air
dan CO2.
Pada cacing tanah pertukaran gas berlangsng secara difusi melalui seluruh
permukaan tubuh. Cacing tanah tidak mempunyai alat pernapasan khusus.
Kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir. Dengan adanya lendir, kulit cacing
selalu dalam keadaan basah dan licin untuk mempermudah difusi gas. Melalui
kulit yang basah ini, cacing menyerap oksigen serta mengeluarkan
karbondioksida dan uap air secara difusi
Alat pernafasan pada hewan Arthropoda, khususnya pada serangga adalah
berupa pembuluh trakea. Udara masuk dan ke luar melalui lubang kecil yang
disebut spirakel atau stigma yang terdapat di kanan kiri tubuhnya. Dari spirakel,
udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang. Trakea memanjang ini
selanjutnya bercabang-cabang menjadi saluran halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh. Oksigen yang masuk melalui saluran ini akan langsung berdifusi
ke dalam jaringan. Dengan cara yang sama, CO 2 dilepaskan jaringan, masuk ke
pembuluh trakhea, dan dikeluarkan. Oleh sebab itu, pada sistem trakea ini
pengangkutan O2 dan CO2 tidak diedarkan oleh darah, karena darah serangga
tidak mengandung hemoglobin.

Paru-paru buku adalah alat respirasi pada kelompok laba-laba dan


kalajengking. Keduanya termasuk dalam Arthropoda (hewan yang kakinya
beruas). Organ yang berada di bagian ventral (bawah perut) ini memiliki bentuk
lembaran bertumpuk seperti buku. Udara yang mengalir melalui celah-celah
buku tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran gas O 2 dengan CO2
Sifonoglifa adalah alat respirasi pada Coenlenterata (hewan berongga)
terutama yang termasuk golongan Anthozoa, misalnya pada Anemon laut
Selain hewan bersel satu, beberapa jenis hewan seperti, katak, salamander, ular,
dan kura-kura air, dapat melakukan pernapasannya dengan menggunakan
permukaan tubuhnya. Walaupun di antara hewan tersebut telah memiliki paruparu, namun kulit yang tipis, berpori, lembab dan kaya kapiler darah sangat
memungkinkan untuk berlangsungnya pertukaran gas. Pada kura-kura air,
bagian yang membantu pernafasan adalah kulit di sekitar kloaka.

1. Alat Pernapasan pada protozoa


Amoeba atau paramecium tidak mempunyai alat pernapasan khusus. Demikian pula yang
lain. Pernapasan dilakukan melalui seluruh permukaan selnya. Oksigen dan karbondioksida
masuk dan keluar melalui membrane sel secara difusi. Oksigen dan karbondioksida tersebut
merupakan gas-gas yang terlarut di dalam air.
2. Alat pernapasan pada Porifera dan Cnidaria
Tubuh hewan filum Porifera tersusun atas banyak sel dan memiliki jaringan yang sangat
sederhana. Hewan ini banyak ditemukan di pantai atau di laut porifera tidak memiliki alat
pernapasan khusus. Udra pernapasan berlangsung di sel-sel permukaan tubuh atau sel-sel
leher yang bersentuhan dengan air. Oksigen yang diambil oleh porifera berasal dari oksigen
yang terlarut di dalam iar. Hewan filum Cnidaria yang meliputi golongan hewan karang,
ubur-ubur, hydra, dan anemone laut, tubuhnya tersusun atas banyak sel dan memiliki
jaringan. Cnidaria tidak memili alat pernapasan yang lengkap atau khusus. Sel-sel di bagian
permukaan tubuhya dapat melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.
3. Alat Pernapasan pada cacing
Pada cacing pipih, misalnya planaria, pernpasan terjadi diseluruh permukaan tubuh
melalui difusi. Demikian pula cacing gilik, misalnya cacing perut, tidak memiliki alat
pernapasan khusus. Cacing ini hidup di dalam usus manusia, sehingga toleran terhadap kadar
oksigen rendah .oksigen masuk ke dalam jaringan tubuh cacing melalui difusi lewat
permukaan tubuhnya. Cacing gilik bersegmen, misalnya cacing tanah, tidak memiliki cacing
tanah,tidak memiliki alat pernapasan khusus. Pernapasan cacing dilakukan melalui
permukaan kulit yang selalu basah oleh cairan mucus. Hewan avertebrarata mulai dari filum
protozoa, porifera, cnidaria, platyhelminthes, nematode, sampai annelid, tidak memiliki alat
pernapasan khusus, sebagai pernpasan berlangsung secara difusi melalui permukaan tubuh
4. Alat pernapasan pada Mollusca dan Echinodermata
Hewan anggota filum Mollusca ada yang hidup di darat dan ada yang hidup di air.
Mollusca yang hidup di darat atau air dan bernapas dengan paru-paru (pulmo) digolongkan
ordo Pulmonata, contohnya bekicot (Achatina fulica). Mollusca yang hidup di air, yakni dari
kelas Bivalvia atau kerang-kerangan, bernapas dengan insang. Hewan- hewan Echinodermata
hidup di air laut, dengan ciri tubuh berkulit duri, misalnya bintang laut. Hewan-hewan ini
bernapas dengan menggunakan insang dan disebut dengan insang dermal atau insang kulit.
5. Alat pernapasan pada Arthropoda

Hewan yang termasuk dalam anggota filum Arthropoda adalah Crustacea (golongan
udang dan kepiting), Myriapoda (golongan lipan Liwung ), Arachida (golongan laba-laba dan
kalajengking), dan Insekta (golongan serangga). Hewan anggota filum Arthropoda tersebut
mempunyai cara dan alat pernapasan yang bervariasi. Hewan yang hidup di air bernapas
dengan menggunakan insang, sedangkan yang hidup di darat dengan menggunakan trakea
atau paru-paru buku. Trakea adalah saluran udara yang berguna untuk mengedarkan oksigen
ke seluruh tubuh. Sebagai contoh, Crustacea bernapas dengan insang, Myriapoda dan insect
bernapas dengan trakea, sedangkan Arachnida bernapas dengan paru-paru buku. Pernapasan
pada Insecta dilakukan dengan menngunakan system trakea. Udara keluar-masuk tidak
melalui mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubanglubang pernapasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada tiap-tiap ruas tubuh
terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kiri dan sebelah kanan. Stigma selalu terbuka
dan dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang-bercabang sampai
ke pembuluh halus yang mencapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma,
kemudian menyebar mengikuti trakea dengan cabang-cabangya . jadi oksigen diedarkan tidak
melalui darah melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel-sel yang da di sekitarnya.
Dengan

demikian

cairan

tubuh

serangga

atau

darah

serangga

tidak

berfungsi

mengangkutudara pernapasan tetapi hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan


hormon.
Proses pernapasan serangga terjadi karena otot-otot yang bergerak secara teratur.
Kontraksi otot- otot tubuh mengakibatkan pembukuh trakea mengembang dan menghempis,
sehingga udara keluar masuk melalui stigma, selanjutnya masuk ke dalam trakea, lalu ke
dalam trakeolus dan akhirnya masuk ke dalam sel-sel tubuh. Oksigen berdifusi ke dalam selsel tubuh. Karbondioksida hasil pernapasan dikeluarkan melalui system trakea yang akhirya
dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea yang khirnya dikeluarkan meelalui stigma
pada waktu trakea mengempis.
Pada serangga yang hidup di air, misalnya tahap nimfa serangga, terdapat insang trakea
alat ini mempunyai permukaan yang sangat halus untuk memperoleh oksigen di dalam iar
secara difusi. Bagi serangga yang hidupnya di air, insang tersebut hanya berfungsi pada masa
larva, kemudian akan teredusi atau hilang pada saat dewasa dan berpindah ke darat.

Respirasi pada hewan Vertebrata


Respirasi pada Ikan (Pisces)

Hewan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bemapas dengan insang.
Ada yang insangnya dilengkapi tutup insang (operkulum), misalnya ikan bertulang sejati
(Osteichthyes), dan ada pula yang insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada ikan
bertulang rawan (Chondrichthyes). Di samping itu, ada pula kelompok ikan paru-paru, yang
bernapas dengan pulmosis.
Insang ikan terdiri atas bagian lengkung insang, rigi-rigi dan lembar insang. Lengkung insang
tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh pasangan rigirigi yang berguna untuk menyaring air pernafasan yang melalui insang.
Lembaran insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah, karena
mempunyai banyak pembuluh kapler darah yang merupakan cabang dari arteri insang. Pada
lembaran yang kaya kapiler darah inilah pertukaran CO2 dan oksigen berlangsung.
Insang ikan tersimpan di dalam rongga insang dan terlindung oleh tutup insang. Mekanisme
pemapasan ikan bertulang sejati meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspirasi.
1. Fase inspirasi : Fase inspirasi merupakan fase pengambilan air ke dalam
insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: tutup insang
menutup, mulut terbuka, akibatnya tekanan dalam mulut rendah dan air
dari luar masuk ke dalam rongga mulut.
2. Fase ekspirasi : Fase ekspirasi adalah fase pengeluaran air. Setelah air
masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang
membuka, tekanan yang lebih besar di dalam rongga mulut menyebabkan
air ke luar melewati celah tutup insang tersebut. Pada saat air ke luar
melalui lembaran insang, oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah,
sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi pertukaran 02 dan
CO2 pada ikan terjadi pada fase ekspirasi.

Pada ikan paru-paru (Dipnoi) mempunyai cara pernafasan yang menyerupai amfibi. Di
samping insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti
paru-paru, yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung
ini dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh
duktus pneumatikus. Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke
gelembung dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler darah.
Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Bila airnya kering dan insangnya tidak
berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernapas menggunakan gelembung
udaranya. Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa ikan paru-paru
merupakan makhluk peralihan dari ikan ke amfibia.
Respirasi pada Katak (Amphibi)

Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis.


Saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak masih berupa berudu, hidup di air
seperti ikan. Pada saat itu berudu bernapas dengan insang. Mula-mula berupa insang luar, dan
setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti insang dalam. Selanjutnya insang
dalam ini akan berkembang menjadi paru-paru, sedangkan insang luarnya berkembang
menjadi bagian dari kulit. Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi katak, alat
pernapasannya berubah menjadi kulit dan paru-paru. Pemapasan dengan kulit berlangsung
efektif secara difusi baik di darat maupun di air sedangkan pernafasan paru-paru hanya
dilakukan saat berada di darat.
Mekanisme pernapasan pada katak juga meliputi inspirasi dan ekspirasi. Mekanisme
pernapasan pada katak selengkapnya sebagai berikut.

1. Fase Inspirasi : Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke


rongga mulut terus ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub
mandibularis) mengendor maka volume rongga mulut membesar.
Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane.
Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah
berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga
mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru.
Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah
kapiler alveolus berdifusi ke luar.
2. Fase Ekspirasi : Setelah terjadi terjadi pertukaran gas di dalam paruparu, otot bawah rahang bawah berelaksasi dan otot perut berkontraksi,
sehingga rongga mulut membesar, sementara isi perut menekan paruparu, sehingga udara dari dalam paru-paru masuk ke rongga mulut.
Selanjutnya otot bawah rahang bawah berkontraksi, rongga mulut
mengecil, sedangkan tekanannya meningkat sehingga udara akan keluar
melalui koane.
Respirasi pada Burung (Aves)

Susunan alat pemapasan burung terdiri atas:

lubang hidung

celah tekak atau faring yang menghubungkan rongga mulut dengan


trakea

trakea atau batang tenggorok di dalam percabangan batang tenggorok


terdapat pita suara yang disebut syrink

sepasang paru-paru

Paru-paru yang ukurannya relatif kecil ini dihubungkan dengan kantong-kantong hawa atau
pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus). Kantong hawa berfungsi untuk:

membantu pemapasan, terutama pada waktu terbang

membantu memperbesar ruang siring, sehingga memperkeras suara

mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan

mengatur berat jenis tubuh pada saat burung terbang

Mekanisme pernafasan burung adalah sebagai berikut:

Pernapasan pada burung saat tidak terbang


1. Fase Inspirasi : tulang rusuk bergerak ke depan volume rongga dada
membesar tekanan mengecil udara akan masuk melalui saluran
pernapasan. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2
berdifusi ke dalam darah kapiler, dan sebagian udara dilanjutkan masuk
ke dalam katong-kantong udara.
2. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula rongga dada
mengecil tekanan membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan
udara dalam kantong-kantong hawa bersama-sama keluar melalui paruparu. Pada saat melewati alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus,
dan darah melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan O2
dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
Pernapasan pada burung saat terbang

Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya. Oleh sebab itu, pada
saat burung terbang yang berperan penting dalam pernapasan adalah kantong hawa. Inspirasi
dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-pundi hawa antar tulang korakoid
(bahu) dan pundi hawa bawah ketiak.
1. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang
korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa ketiak mengembang, akibatnya
udara masuk ke pundi hawa ketiak melewati paru-paru, terjadilah
inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran gas O 2 dan
CO2.
2. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa
ketiak terjepit, sedangkan pundi hawa antar tulang korakoid
mengembang, sehingga udara mengalir keluar dari kantong hawa
melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paruparu akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi

dan ekspirasi udara dalam paru-paru burung saat terbang. Jadi


pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung saat
inspirasi dan ekspirasi.

Respirasi pada Manusia

Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan oksigen dan
pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel
tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP
(adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap
air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk
membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan.
Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2, pernapasan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:

pernapasan luar/respirasi eksternal, yaitu pertukaran O 2 dalam alveolus


dengan CO2 dalam darah.

pernapasan dalam/respirasi internal, yaitu pertukaran gas O 2 dengan CO2


dari aliran darah dengan sel-sel tubuh

Alat-alat Respirasi pada Manusia

Organ-organ pernapasan manusia terdiri atas:


1. Hidung, merupakan jalan masuknya udara. Di dalam rongga hidung udara
akan mengalami penyaringan dan penghangatan
2. Farink (tekak), merupakan persimpangan tenggorokan dengan
kerongkongan

3. Larink (pangkal tenggorokan), di dalamnya terdapat pita suara (syrink)


4. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian
dalam), cincin tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan jaringan ikat
(lapisan luar). Trakhea merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru
5. Bronkhus, adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan
6. Bronkhiolus, percabangan bronkus
7. Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di
sinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang
membentuk paru-paru (pulmo). Paru-paru dibungkus oleh selaput pleura
rangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh cairan limfe.

Mekanisme Pernafasan

Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata) yang terdapat di otak.
Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan dari konsentrasi CO2 dalam
darah. Bila kita menahan napas dalam waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas
semakin besar. Ini terjadi karena kadar CO2 dalam darah semakin meningkat dan akan
memacu pusat pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.
Ada dua cara pernafasan yang dilakukan manusia, yaitu pernafasan dada dan pernafasan
perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot antar rusuk
(intercostae), dan paru-paru. Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah
diafragma, otot perut, dan paru-paru.
1. Pernapasan dada

Inspirasi : Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk
terangkat, volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan udara
di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar, sehingga
udara masuk ke paru-paru.

Ekspirasi : Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi tulang
rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil
sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong ke luar
dari paru-paru.

2. Pernapasan perut

Inspirasi : Bila otot diafragma berkontraksi, maka posisi diafragma akan


mendatar, akibatnya volume rongga dada bertambah besar, tekanan
mengecil, sehingga udara masuk ke paru-paru

Ekspirasi : Bila otot diafragma relaksasi, maka posisi diafragma


naik/melengkung, sehingga rongga dada mengecil, tekanan membesar,
akibatnya udara terdorong keluar.

Ekspirasi bukan saja akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang berelaksasi,
tetapi juga karena kontraksi otot dinding perut.

Volume Udara Pernafasan

Volume udara yang dipernafaskan sangat bervariasi, sebab dipengaruhi oleh cara dan
kekuatan seseorang melakukan respirasi. Udara yang dipernafaskan oleh tubuh dapat
digolongkan menjadi:
1. Volume Tidal (VT) : Volume udara yang keluar masuk paru-paru sebagai
akibat aktivitas pernapasan biasa (500 cc).
2. Volume Komplemen (VK) : Volume udara yang masih dapat dimasukkan
secara maksimal ke dalam paru-paru setelah inspirasi biasa (1500 cc)
3. Volume Suplemen (VS) : Volume udara yang masih dapat dihembuskan
secara maksimal dari dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa
(1500 cc)
4. Volume Residu (VR) : Volume udara yang selalu tersisa di dalam paruparu setelah melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya (1000 cc)
5. Kapasitas Vital (KV) : Volume udara yang dapat dihembuskan sekuatkuatnya setelah melakukan inspirasi sekuat-kuatnya (KV = VT + VK + VS)
6. Kapasitasi Total (KT) : Volume total udara yang dapat tertampung di
dalam paru-paru (KT = KV + VR)
Frekuensi Pernafasan

Pada umumnya setiap menit manusia mampu bernapas antara 15 18 kali. Cepat atau
lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Umur, umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah


frekuensi pernapasannya

Jenis kelamin, umumnya laki-laki lebih banyak gerak, sehingga lebih


banyak memerlukan energi

Suhu tubuh, makin tinggi suhu tubuh semakin cepat frekuensi


pernapasannya

Posisi tubuh, ini berpengaruh terhadap mekanisme inspirasi dan ekspirasi

Kegiatan, karena orang yang giat melakukan kegiatan memerlukan lebih


banyak energi dari pada orang yang sedang santai

Bagaimana pertukaran O2 dan CO2 bisa berlangsung?

Saat kita menghirup udara, O2 akan bergerak menembus alveolus paru-paru, lalu diikat dan
diangkut oleh darah menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sekitar 97% oksigen yang masuk ke
dalam darah akan diangkut oleh hemoglobin/eritrosit, sedangkan yang 2-3 % lagi akan larut
dan diangkut oleh plasma darah. Oksigen yang terikat dalam Hb dikenal dengan
oksihemoglobin (HbO2). Persamaan reaksi oksigen dengan hemoglobin adalah sebagai
berikut:
Hb + O2 -> HbO2 (pengikatan oksigen oleh darah di alveolus paru-paru)
HbO2 > Hb + O2 (pelepasan oksigen oleh darah, selanjutnya oksigen diambil oleh sel-sel
tubuh)
Perpindahan oksigen dari atmosfer ke alveolus paru-paru, lalu ke darah, dan selanjutnya ke
dalam jaringan tubuh dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen. Tekanan
udara adalah satu atmosfer atau 760 mmHg, sedangkan tekanan parsial oksigennya adalah
150 mmHg. Tekanan parsial oksigen pada kapiler darah adalah 100 mmHg, sedangkan
tekanan parsial oksigen dalam jaringan tubuh antara 0 sampai 40 mmHg. Keadaan inilah
yang memungkinkan oksigen berdifusi dari luar ke darah lalu ke jaringan.
Hal yang berkebalikan terjadi pada perpindahan CO2. Tekanan parsial CO2 yang tertinggi
adalah jaringan tubuh. Berturut-turut semakin rendah pada darah dan di luar tubuh. Dengan
cara yang sama CO2 dapat berpindah secara difusi dari jaringan hingga keluar tubuh

Proses pengangkutan CO2

Proses oksidasi biologi di dalam sel dan jaringan akan menghasilkan zat-zat sisa seperti CO2
dan H2O. Zat-zat ini harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh. CO2 yang dihasilkan oleh
jaringan akan keluar dari sel dan masuk ke dalam darah untuk beredar bersama darah. Di
dalam darah CO2 akan diangkut ke paru-paru dalam tiga bentuk, yaitu:
a. Diangkut dalam bentuk HCO3 (bikarbonat) oleh plasma darah (60%-70%)

CO2 bereaksi dengan H2O plasma (cairan sel) dari eritrosit dengan bantuan enzim karbonat
anhidrase menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H2CO3). H2CO3 lalu terurai menjadi
ion H+ dan HCO3 (bikarbonat). Karena ion H+ dapat menyebabkan perubahan pH
(keasaman), oleh sebab itu segera diikat oleh Hb menjadi HHb (asam hemoglobin).
Sedangkan ion HCO3 akan segera meninggalkan eritrosit masuk ke plasma darah.
Kedudukan ion HCO3 di dalam eritrosit diganti oleh ion klor (Cl). Inilah yang disebut
dengan pertukaran klorida.
Di dalam paru-paru reaksi yang berkebalikan terjadi. HCO3 yang telarut dalam plasma darah
akan bergabung kembali dengan H+ yang semula diikat Hb membentuk H2CO3 kembali, juga
dengan bantuan karbonat anhidrase. H2CO3 lalu terurai kembali menjadi CO2 dan H2O,
kemudian akan dikeluarkan dari dalam paru-paru. Sementara itu Hb yang telah melepaskan
H+ akan mengikat kembali O2 di alveolus.
b. CO2 akan diikat oleh Hb membentuk karbominohemoglobin (25%)
CO2 + Hb > HbCO2
c. CO2 diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa asam karbonat / H 2CO3 (6%
10%)

Sistem ekskresi pada hewan rendah

Sistem ekskresi adalah sistem organ pada makhluk hidup yang berfungsi untuk
mengeluarkan ekskrit. Ekskrit adalah sisa metabolisme yang tidak lagi berguna dan harus
dibuang dari dalam tubuh.
Sesuai dengan jenis makhluk hidupnya, sistem ekskresinya sangat bervariasi dalam hal fungsi
dan kompleksitas. Semakin tinggi tingkatan suatu makhluk, umumnya makin kompleks
sistem ekskresinya.
Berikut ini adalah sistem ekskresi pada hewan.
Protozoa
Sistem ekskresi Protozoa, misalnya pada Paramecium, dilakukan oleh vakuola kontraktil.
Vakuola ini biasa ditemukan pada Protozoa yang hidup di air tawar. Disebut vakuola
kontraktil karena vakuola ini bisa membesar dan mengecil. Selain untuk ekskresi, vakuola
kontraktil juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis. Itu sebabnya sering disebut
sebagai osmoregulator.

Cacing Pipih (Platyhelminthes)


Contoh cacing pipih mudah kita kenal adalah Planaria. Alat ekskresi Planaria disebut sel-sel
api atau flame cell. Cairan tubuh yang melewati sel api akan disaring, lalu zat-zat sisa yang
dikandungnya akan diserap oleh sel api. Gerakan bulu getar di dalam saluran sel api akan
mendorong zat air ke arah saluran gabungan. Melalui saluran gabungan inilah, akhirnya zatzat sisa dibuang ke luar melalui lubang ekskresi.

Cacing Tanah (Anellida)


Alat ekskresi cacing tanah dikenal dengan nefridium. Setiap nefridium dilengkapi corong
terbuka atau nefrostoma yang terdapat pada setiap sekat pemisah somit (ruas tubuh). Corong
tersebut melalui sekat menjadi pembuluh panjang yang mempunyai saluran berliku-liku yang
terdapat pada setiap segmen berikutnya. Saluran berliku-liku ini dikelilingi pembuluh darah.
Pada saat cairan melalui nefrida, zat-zat yang berguna akan diserap oleh darah, sedangkan
cairan tubuh yang berupa zat sisa yang tidak berguna seperti air, senyawa nitrogen, dan

garam-garam yang tidak diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong kemih, selanjutnya
dikeluarkan melalui lubang nefridium.

1. Sistem ekskresi pada pisces


Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi
antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi
sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
- Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
-

Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan
gerak di dalam air.

Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.


Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
Pronefros,

Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional
sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh
mesonephros. Perkecualian pada ikanhagfish(Myxine) dan lamprey.
Mesonefros

Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan
diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan
adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara
yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya. Air

garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah
dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk
menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus
renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil
yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam
aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga
cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh
tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus
renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan
seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara,
dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.

1. Sistem ekskresi pada pisces


Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi
antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi
sisa nitrogen hasil dari metabolisme protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
- Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
-

Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan
gerak di dalam air.

Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.


Berkembang dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
Pronefros,

Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional
sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh
mesonephros. Perkecualian pada ikanhagfish(Myxine) dan lamprey.
Mesonefros

Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat
kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan
diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus. Terdapat perbedaan
adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam proses eksresi. Keduanya memiliki cara
yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya. Air
garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar garam rendah
dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk
menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam
pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal berfungsi untuk
menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus
renalis. Tubulus yang bergulung berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil
yang hilang pada bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam
aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga
cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over dilusi (agar cairan tubuh
tidak terlalu encer). Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus

renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar. Bangunan
seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung urine sementara,
dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus ekskretori.

Ekskresi merupakan salah satu proses pengeluaran zat dari tubuh. Selain
ekskresi ada juga proses sekresi dan defekasi. Apa perbedaan antara ketiganya?
Ekskresi adalah proses pengeluaran sisa metabolisme. Zat tersebut diserap
dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama urine, keringat dan
pernapasan. Defekasi adalah proses pengeluaran sisa-sisa pencernaan atau zat
yang tidak mengalami pencernaan. Zat tersebut berupa feses yang dikeluarkan
melalui anus. Sekresi merupakan proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang
masih digunakan oleh tubuh. Zat yang dihasilkan berupa enzim dan hormon.
Berikut akan kita bahas satu per satu alat-alat ekskresi pada manusia,
sehingga kalian dapat mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan. Langsung saja kita simak selengkapnya..
A. Pendahuluan
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat-alat ekskresi yaitu ginjal, kulit,
paru-paru, dan hati. Zat-zat sisa yang dikeluarkan dari alat-alat tersebut
berasal dari proses metabolisme. Zat-zat sisa hasil proses dalam tubuh yang
tidak dibutuhkan harus dikeluarkan karena dapat mengganggu, bahkan meracuni
tubuh.
Organ-organ ekskresi pada manusia antara lain ginjal, kulit, hati, dan paru-paru.
Ginjal mengeluarkan urine, kulit mengeluarkan keringat, paru-paru
mengeluarkan karbondioksida, dan hati mengeluarkan zat warna empedu.
B. Ginjal
(Selengkapnya baca artikel tentang Bagian-Bagian Alat Ekskresi Pada Ginjal)
Ginjal manusia bentuknya seperti biji kacang merah. Terletak di dalam rongga
perut bagian belakang, di sebelah kanan kiri tulang pinggang, sehingga sering
disebut buah pinggang. Ginjal sebelah kanan sedikit lebih rendah karena
terdesak oleh hati. Setiap ginjal panjangnya 6 7 sentimeter dan tebal 1 2 sentimeter. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 140 gram. Perhatikan

Gambar 1.1 yang memperlihatkan letak ginjal di rongga perut!


Apabila sebuah ginjal dipotong secara melintang maka akan tampak tiga lapisan.
Bagian luar disebut korteks atau kulit ginjal, di bawahnya ada medula atau
sumsum ginjal dan di bagian dalam berupa rongga yang disebut pelvis
renalis atau rongga ginjal (lihat Gambar 1.2).
Fungsi ginjal yaitu menyaring darah dalam bentuk urin, mengatur keseimbangan
air dalam tubuh, dan mengatur konsentrasi garam dalam darah.
Pada bagian korteks atau kulit ginjal terdapat glomerulus dan simpai Bowman.
Glomerulus dan simpai Bowman membentuk kesatuan yang disebut Badan
Malpighi. Pada bagian inilah proses penyaringan darah dimulai. Badan malpighi
merupakan awal dari
nefron. Nefron adalah satuan struktural dan fungsional ginjal (lihat Gambar 1.3).
Tiap ginjal tersusun oleh kira-kira 1 juta nefron. Dari badan Malpighi terbentuk
saluran yang menuju bagian medula (sumsum ginjal).
Medula (sumsum ginjal) tersusun atas saluran-saluran yang merupakan
kelanjutan badan malphigi dan saluran yang ada di bagian korteks.
Pelvis renalis atau rongga ginjal berupa rongga yang berfungsi sebagai
penampung urine sementara sebelum dikeluarkan melalui ureter.
(Selengkapnya baca artikel tentang Detail Ginjal Dalam Bahasa Indonesia)
Fungsi ginjal adalah menyaring darah sehingga dihasilkan urine, melalui tiga
tahapan. Tiga tahap pembentukan urine
tersebut adalah:
1. Filtrasi (Penyaringan)
Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan
yang tersaring ditampung oleh simpai
Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh
urea, glukosa, air, ion-ion anorganik
seperti natrium kalium, kalsium, dan
klor. Darah dan protein tetap tinggal di
dalam kapiler darah karena tidak dapat
menembus poripori glomerulus.Cairan yang
tertampung di simpai Bowman disebut urine
primer. Selama 24 jam darah
yang tersaring dapat mencapai 170 liter.
2. Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)
Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Proses yang terjadi adalah
penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh. Zat
yang diserap kembali adalah glukosa, air, asam amino dan ion-ion anorganik.
Sedangkan urea hanya sedikit diserap kembali. Cairan yang dihasilkan dari
proses reabsorbsi disebut urine sekunder.
3. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal dan juga di saluran pengumpul. Pada
bagian ini terjadi pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Di bagian ini juga

masih terjadi penyerapan ion natrium, klor serta urea. Cairan yang dihasilkan
sudah berupa urine sesungguhnya, yang kemudian disalurkan ke rongga ginjal.
Urine yang sudah terbentuk dan terkumpul di rongga ginjal dibuang keluar tubuh
melalui ureter, kandung kemih dan uretra.
Proses pengeluaran urine disebabkan oleh adanya tekanan di dalam kandung
kemih. Tekanan pada kandung kemih selain disebabkan oleh pengaruh saraf juga
adanya kontraksi otot perut dan organ-organ yang menekan kandung kemih.
Jumlah urine yang dikeluarkan dalam sehari rata-rata 1-2 liter, tetapi dapat
berubah tergantung dari jumlah cairan yang masuk. Urine yang normal berwarna
bening orange pucat tanpa endapan, baunya tajam (pesing), sedikit asam
terhadap lakmus (pH 6).
Urutan perjalanan urin adalah dari ginjal > ureter > kantong kemih > uretra
C. Kulit

Kulit merupakan jaringan yang terdapat pada bagian luar tubuh. Kulit memiliki
banyak fungsi karena di dalamnya terdapat berbagai jaringan.
1. Epidermis (Kulit Ari)
Epidermis tersusun oleh sejumlah lapisan sel yang pada dasarnya terdiri atas
dua lapisan yaitu:
a. Lapisan tanduk
Merupakan lapisan epidermis paling luar. Pada lapisan ini tidak terdapat
pembuluh darah dan serabut saraf, karena merupakan sel-sel mati dan selalu
mengelupas. Lapisan ini jelas sekali terlihat pada telapak tangan dan telapak
kaki.
b. Lapisan malpighi
Lapisan ini terdapat di bawah lapisan tanduk. Sel-selnya terdapat pigmen yang
menentukan warna kulit.
2. Dermis (Kulit Jangat)
Merupakan lapisan kulit di bawah epidermis, di dalam lapisan ini terdapat
beberapa jaringan yaitu:
1. Kelenjar keringat, yang berfungsi untuk menghasilkan keringat. Keringat
tersebut bermuara pada pori-pori kulit.
2. Kelenjar minyak, yang berfungsi untuk menghasilkan minyak guna
menjaga rambut tidak kering. Kelenjar ini letaknya dekat akar rambut.
3. Pembuluh darah, yang berfungsi untuk mengedarkan darah ke semua sel
atau jaringan termasuk akar rambut.
4. Ujung-ujung saraf. Ujung saraf yang terdapat pada lapisan ini adalah ujung
saraf perasa dan peraba.

3. Jaringan Ikat Bawah Kulit


Di bagian ini terdapat jaringan lemak (adiposa). Fungsinya antara lain untuk
penahan suhu tubuh dan cadangan makanan.

Dengan adanya berbagai jaringan yang terdapat di dalamnya, maka kulit dapat
berfungsi sebagai:
1. indra peraba dan perasa,
2. pelindung tubuh terhadap luka dan kuman,
3. tempat pembentukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar
ultraviolet cahaya matahari,
4. penyimpan kelebihan lemak,
5. pengatur suhu tubuh,
6. Alat pengeluaran (ekskresi) dalam bentuk keringat.
Dari berbagai fungsi tersebut yang berkaitan dengan sistem ekskresi adalah
kemampuan kulit sebagai pengatur suhu tubuh. Suhu tubuh diatur oleh pusat
pengatur panas di sumsum lanjutan agar konstan 36 o 37,5o C. Bila suhu badan
meningkat, maka kapiler darah melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan
panas dipancarkan ke kelenjar keringat. Sehingga terjadi penguapan cairan
dalam bentuk keringat pada permukaan tubuh. Sebaliknya bila tubuh merasa
kedinginan, pembuluh darah mengkerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat
dibatasi pengeluarannya.
Keringat yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat berisi larutan garam, urea dan
air. Banyaknya keringat yang dikeluarkan tergantung dari beberapa faktor antara
lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, kesehatan dan emosi.
(Selengkapnya baca artikel tentang Beberapa Macam Penyakit Kulit)

D. Paru-paru
Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat
ekskresi. Zat sisa yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbondioksida dan
uap air.
Proses pengikatan O2 dan pelepasan CO2 oleh darah terjadi di dalam alveolus.
Alveolus merupakan bagian dari paru-paru yang berupa gelembung-gelembung
kecil.
(Selengkapnya baca artikel tentang Sistem Pernapasan Pada Manusia)

E. Hati
(Selengkapnya baca artikel tentang BagianBagian Alat Ekskresi Hati)

Organ hati sudah kita singgung pada pokok


bahasan sistem pencernaan. Kalian tentu masih
ingat beberapa fungsi hati bukan? Dari beberapa
fungsi hati, yang terkait dengan fungsi ekskresi
adalah:
1. Menghasilkan Getah Empedu
Getah empedu dihasilkan dari hasil perombakan sel darah merah. Getah ini
ditampung di dalam kantung empedu kemudian disalurkan ke usus 12 jari.
Getah empedu pada dasarnya terdiri atas dua komponen yaitu garam empedu
dan zat warna empedu. Garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan
makanan yaitu untuk mengemulsi lemak. Sedangkan zat warna empedu tidak
berfungsi sehingga harus diekskresikan. Zat warna empedu yang diekskresikan
ke usus 12 jari, sebagian menjadi sterkobilin, yaitu zat yang mewarnai feses dan
beberapa diserap kembali oleh darah dibuang melalui ginjal sehingga membuat
warna pada urine yang disebut urobilin. Kedua zat ini mengakibatkan warna
feses dan urine kuning kecoklatan.
2. Menghasilkan Urea
Urea adalah salah satu zat hasil perombakan
protein. Karena zat ini beracun bagi tubuh maka
harus dibuang keluar tubuh. Dari hati urea
diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama
urine.
Fungsi hati lainnya adalah mengatur kadar gula
dalam darah, membunuh kuman dan racun yang masuk ke tubuh, sebagai
tempat pembentukan protrombin dan fibrinogen, dan tempat pengubahan
provitamin A menjadi vitamin A.
F. Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi

1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kelainan ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya
(sebagai alat penyaring darah). Ada dua macam gagal ginjal yaitu gagal ginjal
yang bersifat sementara dan gagal ginjal tetap.
Penderita gagal ginjal sementara dapat ditolong dengan cuci darah secara
berkala. Dengan menggunakan alat yang disebut dialisator darah dari penderita
dikeluarkan dari arteri (tabung atas), melewati perangkap gelembung, dan
masuk ke dalam ginjal tiruan. Darah yang sudah dimurnikan keluar dari ginjal
buatan (bawah), dan dikembalikan ke urat dalam lengan (tabung bawah).
Perhatikan Gambar 1.7 yang memperlihatkan alat dialisator tersebut.
Penderita gagal ginjal tetap dapat ditolong dengan mencangkok ginjal (Gambar
1.8). Ginjal sakit yang dimiliki penderita biasanya diambil. Arteri dan uratnya
diikat (agar putus hubungan), kecuali cabang yang berhubungan dengan kelenjar
adrenal. Kemudian ginjal yang sakit tersebut diganti ginjal yang sehat
dari donor yang sesuai.

2. Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk karena adanya endapan garam kalsium yang makin lama
makin mengeras dan membesar. Endapan ini pada mulanya terdapat Sistem
Ekskresi pada Manusia 13 di rongga ginjal, kemudian terbawa arus urine, juga
terdapat di ureter dan kantong kemih.
Batu ginjal dapat dihilangkan dengan beberapa cara antara lain dengan
pengobatan, yaitu mengkonsumsi obat yang dapat menghancurkan batu ginjal.
Namun bila dengan pengobatan sulit hancur dapat dilakukan dengan
pembedahan untuk mengambil batu ginjal tersebut.
3. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang penderitanya mengeluarkan urine
terlalu banyak. Penyebab penyakit ini adalah kekurangan hormon ADH (Anti
Diuretic Hormone), yaitu hormon yang mempengaruhi proses reabsorbsi cairan
pada ginjal. Bila kekurangan hormon ADH, jumlah urine dapat meningkat sampai
30 kali lipat.
4. Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada nefron terutama glomerulus. Penyebabnya
adalah infeksi bakteri Streptococcus.

sistem Peredaran Darah pada Hewan


Sistem peredaran darah disebut juga sistem peredaran darah yang terjadi pada hewan
vertebrata dan invertebrata. Mari cermati uraiannya.

1. Peredaran Darah Pada Hewan Invertebrata


Hewan invertebrata memiliki sistem transportasi yang berbeda-beda. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa sistem transportasi pada hewan invertebrata.
a. Peredaran Darah Pada Protozoa
Hewan protozoa tidak membutuhkan suatu sistem pengangkutan yang khusus. Difusi,
pengangkutan aktif, dan aliran sitoplasma cukup menjamin sebagian tubuhnya
mendapat bahan-bahan yang memadai.

1) Paramecium
Pada Paramecium yang hanya terdiri atas satu sel, transportasi dilakukan oleh sel itu
sendiri. Proses masuknya gas oksigen ke dalam sel dan pengeluaran gas karbondioksida
terjadi secara difusi melalui membran plasma. Sedangkan, makanan yang berukuran
kecil ditelan oleh sel melalui sitostom (mulut sel) yang kemudian dicerna di dalam
vakuola makanan. Molekul-molekul makanan yang telah dicerna, kemudian secara
difusi atau pengangkutan aktif oleh vakuola kontraktil masuk ke dalam sitoplasma.

2) Planaria dan Hydra


Sistem transportasi pada planaria dan hydra dilakukan oleh aliran cairan di dalam ruang
gastrovaskuler yang bercabang-cabang. Ruang gastrovaskuler ini dilapisi oleh sel
endosit. Pencernaan pada planaria dan hydra terjadi secara intrasel yang dilakukan di
dalam sel endosit. Dengan demikian, percabangan ruang gastrovaskuler yang
mengandung sel-sel endosit menyebabkan permukaan dalam saluran pencernaan

menjadi luas sehingga efisien dalam penyerapan zat. Pada planaria, saluran
pengeluarannya bercabang-cabang ke seluruh jaringan tubuh dan mengumpulkan zatzat sisa metabolisme untuk dikeluarkan melalui sel-sel api.
b. Peredaran Darah Pada Serangga
Sistem transportasi pada serangga terjadi tidak hanya di dalam pembuluh darah, tetapi
juga terjadi di dalam rongga badan serangga tersebut. Sistem transportasi demikian
dinamakan sistem peredaran darah terbuka. Pada belalang terdapat homosoel, yaitu
rongga badan yang mengecil. Untuk efisiensi aliran dan pembagian darah, homosoel ini
terbagi menjadi kamar-kamar yang disebut sinus.

Bagian sistem tertutup pada peredaran darah adalah sebuah jantung tabung yang
panjang dan aorta yang terdapat di sebelah dorsal. Jantung memompa darah ke dalam
sinus-sinus dorsal dari homosoel yang merupakan tempat terjadinya pertukaran bahanbahan. Sambil berkontraksi, katup-katup kecil pada dinding jantung terbuka, kemudian
darah masuk dari sinus dorsal ke jantung. Darah serangga berwarna biru karena
mengandung pigmen respirasi haemosianin.
c. Peredaran Darah Pada Cacing tanah
Cacing tanah berukuran relatif besar dan kompleks. Cacing ini memiliki sistem
peredaran darah tertutup. Peredaran darah tertutup adalah peredaran darah yang
mengalir di dalam pembuluh darah dan pembuluh kapiler darah.

Pompa yang mengatur aliran cairan pada cacing tanah ialah lima pasang gelung aorta.
Kontraksi otot dari dinding gelung aorta ini mendesak darah mengalir ke dalam
pembuluh darah ventral. Pembuluh darah ventral mengangkut darah ke arah belakang
dan mengalirkannya ke pembuluh kapiler. Pada pembuluh kapiler ini terjadi pertukaran
bahan-bahan dengan sel. Setelah itu, darah ke pembuluh darah dorsal. Pembuluh darah
ini berkontraksi menurut irama, mendesak darah kembali ke gelung aorta. Darah cacing
tanah memiliki hemoglobin yang berfungsi mengikat O2.

2. Sistem Peredaran Darah Pada Hewan Vertebrata


Sistem transportasi pada hewan vertebrata adalah sistem peredaran darah tertutup,
karena darah mengalir di dalam pembuluh darah dan kapiler darah. Pada kapiler darah
terjadi pertukaran zat makanan maupun udara. Sistem peredaran darah tertutup dapat
dibagi menjadi dua, yaitu peredaran darah tunggal dan peredaran darah ganda.
a. Peredaran Darah Pada Ikan ( Pisces )

Sistem transportasi ikan merupakan peredaran darah tunggal, karena hanya satu kali
melalui jantung dalam satu peredaran darah lengkap. Jantung ikan tersusun atas sebuah
sinus venosus, atrium, ventrikel, dan sebuah konus arteriosus yang tersusun secara
linier. Darah kotor yang terkumpul dari seluruh badan ikan masuk ke atrium yang
berdinding tipis.

Pada waktu jantung kendur, darah mengalir melalui sebuah katup ke dalam ventrikel
yang berdinding tebal. Kontraksi ventrikel yang kuat mendesak darah keluar melalui
aorta ventralis yang bercabang-cabang menjadi 6 pasang lung aorta yang menjulur
secara dorsal menuju insang melalui arteri eferen brankialis. Darah yang mengandung
CO2 tersebut dilepaskan ke dalam air melalui kapiler dalam insang dan O2 berdifusi dari
air menuju insang.

Darah dari insang yang mengandung O2, kemudian meninggalkan insang menuju aorta
dorsalis. Aorta dorsalis membagi darah ini memenjadi cabang-cabang yang menuju ke
seluruh bagian tubuh. Pada seluruh bagian tubuh ini O2 digunakan oleh sel, yang
menghasilkan CO2. Darah kotor dari tubuh bagian depan kembali ke jantung melalui
vena kardinalis anterior, sedangkan darah kotor dari tubuh bagian belakang masuk ke
jantung melalui vena kardinalis posterior. Darah kotor dari hati kembali ke jantung
melewati vena hepatika.
b. Peredaran Darah Pada Amfibia
Peredaran darah pada amfibia, contohnya katak ialah peredaran darah ganda karena
darah melalui jantung sebanyak dua kali, yaitu pada saat peredaran darah kecil dan
peredaran darah besar. Peredaran darah kecil ialah peredaran darah dari jantung
menuju paru-paru, kemudian menuju jantung kembali. Peredaran darah besar ialah
peredaran darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung.

Jantung katak memiliki tiga ruang, yaitu dua atrium dan satu ventrikel. Jadi, darah yang
mengalir dari tubuh (darah miskin O2) dan paru-paru (darah kaya O2) terpisahkan oleh
dua buah atrium, tetapi keduanya bersatu dalam satu ventrikel. Pada jantung katak
terdapat muara dari vena cava anterior dan vena cava posterior, berupa suatu
gelembung yang disebut sinus venosus.

Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari pembuluh darah balik (vena) yang
berasal dari seluruh tubuh kecuali paru-paru. Sedangkan, darah dari paru-paru yang
kaya oksigen dialirkan ke atrium kiri. Darah dari kedua atrium kemudian mengalir ke
satu ventrikel. Kontraksi ventrikel ini akan mendesak darah ke sebuah pembuluh yang
bercabang-cabang menjadi cabang kiri dan kanan.

Masing-masing dari cabang ini langsung bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok.
Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan otak. Cabang tengah,lung aorta
mengalirkan darah ke jaringan interna dan alat dalam badan, sedangkan arteri posterior
mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru. Darah dari bagian anterior kembali ke
jantung melalui vena cava anterior, dan dari tubuh bagian belakang melalui vena cava
posterior yang bermuara pada sinus venosus dan masuk ke jantung melalui atrium
kanan. Sedangkan, atrium kiri dimasuki oleh darah dari paru-paru melalui vena
pulmoner.
c. Peredaran Darah Pada Reptilia
Reptilia, contohnya kadal, mempunyai suatu modifikasi jantung yang lebih maju
daripada amfibi. Pada jantung kadal, septum atau sekat membagi ventrikel secara tidak
sempurna. Bila ventrikel berkontraksi, lubang pada septum tertutup sehingga ventrikel
terbagi menjadi dua kamar yang benar-benar terpisah walaupun sesaat. Ini mencegah
pencampuran darah yang kaya oksigen dan miskin oksigen. Hal ini menyebabkan kadal
digolongkan menjadi hewan yang mempunyai empat ruang dalam jantungnya.

Reptil memiliki sistem peredaran darah ganda, yaitu peredaran darah ke paru-paru dan
peredaran darah ke seluruh tubuh. Darah dari jantung dipompa oleh ventrikel kanan
menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis. Selanjutnya, darah dari paru-paru masuk
ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah menuju ventrikel kiri,
kemudian dipompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Aorta bercabang menjadi arteri
anterior yang menuju tubuh bagian depan dan arteri posterior yang menuju tubuh
bagian belakang. Darah kembali dari tubuh menuju atrium kanan jantung melalui

pembuluh vena. Pembuluh dari tubuh bagian depan disebut vena cava anterior,
sedangkan dari tubuh bagian belakang disebut vena cava posterior.
d. Peredaran Darah Pada Aves ( Burung )
Pada burung, septum jantung telah sempurna sehingga jantung burung empat ruangan,
yaitu dua ruang atrium berdinding tipis dan dua ruang ventrikel dengan dinding yang
tebal. Baik antara atrium kanan dan kiri, maupun antara ventrikel kanan dan kiri telah
benar-benar terpisah.

Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari seluruh tubuh kecuali paru-paru.
Kemudian, darah menuju ventrikal kanan dan dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Sesampainya di paru-paru, darah melepaskan karbondioksida dan
mengambil oksigen. Darah kaya oksigen ini dibawa dari paru-paru menuju atrium kiri
melalui pembuluh darah vena pulmonalis. Peredaran darah dari jantung ke paru-paru,
kemudian kembali lagi ke jantung ini disebut peredaran darah kecil.

Darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri. Darah di dalam ventrikel kiri ini dipompa
ke luar menuju organ-organ tubuh melalui aorta. Aorta memiliki dua percabangan, yaitu
lengkung aorta dan arteri carotid yang menuju leher dan kepala. lengkung aorta
bercabang-cabang menjadi arteri yang mengalirkan darah ke berbagai organ
tubuh, misalnya arteri subclavia yang menuju sayap. Dari organ tubuh, darah kembali ke
jantung melalui pembuluh vena. Darah dari tubuh bagian belakang menuju ke jantung
melalui vena cava dorsalis, dan dari tubuh bagian depan melalui vena cava ventralis.

Daftar Istilah

Aglutinasi = proses penggumpalan darah.


Aglutinin = protein dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan aglutinogen.
Antigen = protein asing yang masuk ke dalam tubuh.
Aglutinogen = protein dalam eritrosit yang dapat digumpalkan oleh aglutinin.
Diastol = irama relaksasi jantung, pada saat serambi jantung menguncup.
Fagositosis = cara sel darah putih menghancurkan mikroorganisme dengan
mengelilingi, membungkus dan menghancurkannya.

Gastrovaskuler = rongga dalam tubuh invertebrata yang berfungsi sebagai alat


pencernaan dan sirkulasi darah.
Kapiler = pembuluh darah terkecil yang tersusun oleh selapis epitel.
Lung aorta = garis berlekuk pada aorta.
Perikardium = selubung pembungkus jantung.
Serum = komponen cair dari darah (tanpa sel darah dan fibrinogen).
Sistol = irama kontraksi jantung pada saat bilik jantung menguncup.

Memahami Sistem Peredaran Darah Pada Hewan


Kategori : Darah

Setiap organisme pasti melakukan kegiatan metabolisme di dalam tubuhnya. Tak


peduli apakah ia organisme yang terdiri atas sel banyak ataukah tunggal.
Kegiatan metabolisme terjadi di salam sel. Untuk menjalankan proses
metabolisme dengan benar, sel dalam tubuh organisme memerlukan makanan
juga bahan lain yang berasal dari luar tubuh organisme agar bisa menjalankan
aktifitas kehidupan di dalam sel. Untuk mengedarkan materi tersebut, tubuh
organisme telah mengenal sebuah sistem yang dikenal dengan nama sirkulasi,
dimana semua bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh diedarkan. Sistem ini
menggunakan darah sebagai alat transportasinya, sehingga kemudian ia dikenal
juga dengan nama sistem peredaran darah. Sisitem ini dimiliki oleh semua
organisme, termasuk hewan. Apakah berbeda dengan sistem peredaran darah
manusia? Simak uraian berikut ini.
Sisitem peredara darah atau sistem sirkulasi memiliki fungsi antara lain
menjamin keberlangsungan kebutuhan rubuh terhadap nutrient juga oksigen,
sebagai sarana pembuangan senyawa atau zat yang merupakan hasil sisa proses

metabolisme, sebagai pengatur suhu di dalam tubuh serta menstabilkan tekanan


dari dalam. Sistem peredaran darah pada hewan memiliki bentuk yang variatif,
tergantung pada tingkatan kesempurnaan tubuh hewan tersebut. Misalnya saja
pada protozoa bersilia, ia mengadakan sirkulasi tubuhnya dengan menggunakan
sebuah organel bernama khoanosit. Sementara itu organisme bernama
Coelentrata , ia melakukan sirkulasi dengan mengalirkan cairan menggunakan
saluran yang khusus dan terdapat pada gastrovaskuler dengan silia.
Secara umum, sistem peredaran darah pada hewan dibagi atas dua bagian yakni
peredaran darah tertutup dan juga sistem peredaran darah terbuka. Pada sistem
peredaran darah terbuka, tekanan darah yang dihasilkan dari kontraksi jantung
cukup rendah sehingga sari makanan yang terdorong akan mengalir lebih lambat
dengan demikian yang tiba ke sel juga akan tebatas jumlahnya. Hal ini akan
berakibat pada aktifitas metabolisme yang ikut terbatas. Contoh hewan yang
tubuhnya menggunakan sistem peredaran darah terbuka ini adalah molusca juga
artropoda. Lebih spesifik lagi, contoh hewan dengan sistem peredaran darah
terbuka adalah cacing juga serangga seperti belalang dan lain-lain.

SISTEM SIRKULASI PADA INVERTEBRATA DAN VERTEBRATA

Sistem Sirkulasi Darah pada Hewan Tingkat Tinggi (Vertebrata)


Hewan yang berukuran lebih besar dan lebih banyak beraktivitas memerlukan laju
metabolisme sel yang lebih tinggi. Metabolisme yang tinggi akan terjadi apabila pemasokan
sari makanan dan oksigen berlangsung secara konstan, serta tersedia sistem kapiler yang
bertanggung jawab atas pertukaran gas dan pembuangan zat sisa secara cepat.
Sistem sirkulasi pada hewan tingkat tinggi terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
pembuluh limfa. Sistem peredaran darah semua vertebrata merupakan system peredaran
darah tertutup dan ganda, kecuali pada ikan. Sistem peredaran darah pada ikan termasuk
sistem peredaran darah tertutup dan tunggal.
Struktur darah (susunan darah) pada vertebrata juga sama, yaitu terdiri atas plasma
darah, sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
A.

Sistem Transportasi pada Ikan


Ikan mempunyai sistem transportasi tunggal dan tertutup, karena dalam satu kali

beredar, darah ikan hanya melalui jantung satu kali dan selalu berada dalam pembuluh darah.
Darah pada ikan berfungsi mengangkut sari-sari makanan, oksigen, dan karbondioksida.
Jantung ikan terdiri atas dua ruang, yaitu satu serambi (atrium) dan satu bilik (ventrikel). Di
dekat serambi terdapat kantung yang disebut sinus venosus.
Peredaran darah pada ikan berlangsung sebagai berikut darah mengalir ke seluruh
tubuh melalui vena kemudian masuk ke serambi jantung. Darah ini mengandung banyak
karbondioksida. Selanjutnya darah masuk bilik, kemudian dipompa menuju insang melalui
pembuluh nadi ventral. Di dalam insang terjadi pelepasan CO2 dan pengikatan O2.
Selanjutnya darah dari insang yang mengandung oksigen diedarkan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah dorsal.
B.

Sistem Transportasi pada Amphibian


Hewan golongan Amphibia contohnya katak. Sistem sirkulasi pada katak tersusun

dari jantung dan pembuluh darah. Jantung katak terdiri atas tiga ruang, yaitu serambi kiri,
serambi kanan, dan satu bilik. Sistem peredaran darah pada katak tertutup dan rangkap
(ganda). Peredaran darah katak sebagai berikut
1. Darah campuran (bersih dan kotor) dipompa dari bilik jantung ke paru-paru dan
kulit. Di tempat ini darah mengikat oksigen. Selanjutnya, darah masuk ke serambi kiri dan
balik ke bilik lagi.

2. Daerah campuran dipompa dari bilik jantung ke seluruh tubuh ( kepala, hati, usus,
dinding tubuh, dan ginjal) melalui arteri. Di dalam organ-organ tersebut, darah melepaskan
oksigen dan mengikat karbondioksida.
3. Darah yang mengandung CO2 mengalir melalui pembuluh vena (balik) menuju
serambi kanan kemudian ke bilik, dan tercampur lagi dengan darah bersih. Demikian
seterusnya secara berulang-ulang.
C.

Sistem transportasi pada reptilia


Contoh hewan reptilia adalah kadal. Sistem transportasi pada kadal terdiri atas jantung

dan pembuluh darah.


Reptilian mempunyai jantung yang terdiri atas empat ruang, yaitu dua serambi dan
dua bilik. Sekat biliknya tidak sempurna (kecuali buaya) sehingga darah dari bilik kiri dan
bilik kanan dapat bercampur. Sistem peredaran darah reptilian tertutup dan rangkap (ganda).
Kadal memiliki dua aorta, yaitu aorta kanan yang mengalirkan darah menuju kepala dan aorta
kiri yang mengalirkan darah menuju organ-organ tubuh bagian belakang.
D.

Sistem Transportasi pada Burung


Sistem sirkulasi burung sama dengan mamalia dan manusia. Burung mempunyai

jantung yang terdiri atas empat ruang, yaitu dua serambi dan dua bilik. Sekat biliknya
sempurna sehingga darah bersih dan darah kotor tidak bercampur. Sistem peredaran darah
burung tertutup dan rangkap (ganda).
Sistem peredaran darah burung: (a) peredaran darah kecil dan (b) peredaran
darah besar.
Peredaran darah burung adalah darah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke
serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa ke seluruh tubuh melalui
aorta. Di sel-sel tubuh, darah melepaskan O2 dan mengikat CO2. Darah yang mengandung
banyak CO2 ini masuk ke serambi kanan melalui pembuluh balik. Selanjutnya darah masuk
bilik kanan, kemudian dipompa masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru, darah melepaskan
CO2 dan mengikat O2.
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Sistem peredaran darah pada manusia terbagi menjadi dua yaitu, sistem peredaran
darah kecil dan sistem peredaran darah besar. Pada sistem peredaran darah kecil, darah dari
jantung kemudian dibawa ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Sedangkan untuk sistem
peredaran darah besar, dari dari jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh melalui
paru-paru.

Organ-organ yang terlibat dalam sistem peredaran darah manusia ada 2, yaitu:
1. Jantung
2. Pembuluh Darah
A. JANTUNG
Jantung merupakan organ yang terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada
sebelah kiri. Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah ke seluruh bagian tubuh.
Lapisan-lapisan jantung dari luar ke dalam, yaitu:
1. Perikardium, merupakan selaput pembungkus jantung paling luar.
2. Miokardium, merupakan selaput paling tebal dan tersusun atas otot jantung.
3. Endokardium, merupakan selaput yang melapisi ruang-ruang jantung.
Jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu:
1. Serambi kanan (atrium dextrum), yaitu tempat masuknya darah yang mengandung gas
CO2 dari seluruh tubuh.
2. Serambi kiri (atrium sinistrum), yaitu ruang sebagai tempat masuknya darah dari
paru-paru yang kaya akan gas O2.
3. Bilik kanan (ventrikel dexter), yaitu tempat masuknya darah yang kaya akan gas CO 2
dari atrium kanan, selanjutnva akan diedarkan menuju paru-paru melalui pembuluh
arteri pulmonalis.
4. Bilik kiri (ventrikel sinister), memiliki otot 3-4 kali lebih tebal dari bilik kanan,
berfungsi untuk memompakan darah yang kaya O2 menuju seluruh bagian tubuh.

Sebagai pemisah ruang pada jantung, terdapat katup yang berfungsi untuk mengatur aliran
darah agar tetap searah dan terbagi menjadi tiga. yaitu:
1. Valvula trikuspidalis dan valvula mitral, terdapat di antara serambi kanan dan bilik
kanan.

2. Valvula bikuspidalis, terdapat di antara serambi kiri dan bilik kiri.


3. Valvula semilunaris, yang terdapat pada pangkal nadi besar (aorta).
Siklus Jantung merupakan periode dari satu siklus penuh kontraksi dan relaksasi. Siklus
jantung terbagi dua, yaitu:
1. Sistole, yaitu periode kontraksi pada jantung dimana otot bilik menguncup dan darah
dipompa ke pembuluh nadi pulmonalis atau ke aorta secara bersamaan.
2. Diastole, yaitu fase relaksasi pada jantung dimana serambi jantung menguncup dan
darah masuk ke jantung.
Dalam keadaan normal, tekanan sistole/diastole jantung adalah sebesar 120/90 mmHg.
B. PEMBULUH DARAH
Menurut fungsinya, terdapat tiga jenis pembuluh darah dalam tubuh, yaitu:
a. Pembuluh nadi (arteri)
Berfungsi untuk mengalirkan darah keluar dari jantung. Terdiri atas dua jenis, yaitu:
1. Aorta (nadi besar), yaitu pembuluh arteri yang berfungsi untuk mengalirkan darah
yang kaya akan O2 dan jantung menuju seluruh bagian tubuh.
2. Arteri pulmonalis, yaitu pembuluh arteri yang berperan dalam mengalirkan darah
yang mengandung CO2 dari bilik kanan menuju paru-paru.
b. Pembuluh balik (vena)
Berfungsi untuk mengalirkan darah menuju jantung. Pembuluh vena ada dua, yaitu:
1. Vena pulmonalis, yaitu pembuluh vena yang berfungsi untuk mengalirkan darah yang
mengandung dari paru-paru menuju jantung (serambi kiri).
2. Vena cava superior, yaitu pembuluh vena yang berfungsi untuk mengalirkan darah
dari tubuh bagian atas menuju jantung.
3. Vena cava inferior, yaitu pembuluh vena yang membawa darah dari tubuh bagian
bawah menuju jantung.

c. Pembuluh kapiler
Pembuluh kapiler bercirikan dinding sel yang tipis, halus, dan langsung berhubungan dengan
sel-sel pada jaringan tubuh.
Perbedaan Pembuluh Arteri dengan Vena:
2.4 Faktor-Faktor Golongan Darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darahmerah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolonganABO dan Rhesus (faktor Rh).
Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenisantigen selain antigen ABO dan Rh, hanya
saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal,
syok, dan kematian (Ryouka, 2011).
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A
dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya
dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif.
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen Adan B serta
tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan
darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun yang
disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima
darah dari sesama O-negatif.
Golongan

Sel Darah Merah

Plasma

A
B
AB
O

Antigen A
Antigen B
Antigen A dan B
Tidak Ada

Antibodi A
Antibodi B
Tidak Ada Antibodi
Antibodi

Antigen

Anti A dan Anti B

Untuk menentukan golongan darah diperlukan suatu serum penguji yang disebut tes
serum yang terdiri dari tes serum A dan tes serum B. Darah yang akan kita periksa
dimasukkan kedalam suatu tabung yang berisi 2cc gram fisiologis lalu dikocok. Darah
tersebut ditaruh di atas object glass kemudian diteteskan tes serum A dan tes serum B.
Jika darah di A menggumpal, sedangkan di B tidak maka termasuk golongan darah A.
Jika darah di A tidak menggumpal sedangkan di B menggumpal maka termasuk golongan
darah B.
Jika darah di A dan B menggumpal maka termasuk golongan darah AB.
Jika darah di A dan B tidak menggumpal maka termasuk golongan darah O

Anda mungkin juga menyukai