Pada kebanyakan Angiospermae, bakal tunas lateral bertempat adaksial dan aksiller terhadap bakal daun. Dilapisan luar meristem apeks terjadi pembelahan periklinal. Pembelahan ini memisahkan meristem tunas dari sisa apeks dan membentuk apa yang dinamakan daerah cangkang kerang karena bentuknya seperti kulit kerang. Biasanya pembelahan periklinal terjadi di lapisan sel ketiga. Kemudian, pembelahan dalam bidang lain menyusul dan terjadi susunan organisasi seperti pada pucuk induk dan selanjutnya dapat membentuk bakal daun sendiri. Jika tunas ketiak tumbuh langsung setelah dibentuk tanpa ada masa dorman antara pembentukan serta perkembangan cabang yang bersangkutan, maka proses perkembangan itu dinamakan silepsis. Jika ada masa istirahat antara pembentukan dan pertumbuhan cabang, maka proses perkembangan disebut prolepsis dan cabang disebut prolepsis prilepsis. Bakal tunas dapat juga terjadi di tempat lain disebut tunas tambahan atau tunas adventif. Pembentukannya adalah dengan cara dediferensiasi sel yang bersifat parenkim. Kebanyakan tunas tambahan dibentuk secara eksogen, artinya dari jaringan di dekat permukaan. Contohnya Couroupita guianensis yang bersifat kaulifor (bunga tumbuh pada sumbu batang utama).
Pemanjangan batang
Meristem apek pucuk menghasilkan organ lateral seperti daun dan tunas lateral serta merupakan tempat jaringan perimer terdeferensiasi. Sebaliknya, pertumbuhan batang menjadi panjang dan lebar dilakukan terutama didaerah bawah meristem apeks atau daerah subapikal. Daerah ini mungkin dapat dinamakan meristem pemanjangan primer dan bukan meristem rusuk atau meristem empulur. Pada batang daun normal, pemanjangan terjadi terutama pada ruas. Pada apeks batang, daun tampak berdekatan satu sama lain sehingga buku dan ruas tidak terlihat secara terpisah. Kemudian, terjadi pemanjangan dengan cepat yang terutama terlihat antara buku sehingga kini ruas kelihatan jelas. Pertumbuhan ini didasari oleh pertumbuhan jenis meristem rusuk yang membentuk deretan sel panjang dalam meristem korteks dan empulur dengan pembelahan melintang secara berulang-ulang. Pada tarad lanjut, pembesaran sel juga berlangsung dan akhirnya menggantikan pembelahan sel. Sebagian besar pemanjangan ruas dapat disebabkan oleh pemanjangan sel. Namun panjan akhirnya juga dapat ditentukan oleh jumlah sel. Pada tumbuhan yang memiliki stadium roset, pemanjangan ruas tidak terjadi dan daun tetap merapat. Terutama pada monokotil, pemanjangan ruas batang amat penting dalam membentuk struktur khas suatu jenis tumbuhan. Aktivitas meristemik yang menyebabkan pemanjangan ruas dapat
tersebar merata sepanjang ruas atau terjadi sebagai gelombang yang dimulai dari dasar ruas dan naik akropetal, atau terbatas di bagian dasar ruas. Daerah dengan aktivitas meristematik yang terpusat didaerah tertentu pada ruas disebut meristem interkalar; daerah ini tersisipkan diantara jaringan yang sudah lebih maju perkembangannya. Daerah meristem interkalar dapat mempertahankan kemampuan tubuh, lama setelah pemanjangan dalam ruas itu selesai. Pada rumput, misalnya, pertumbuhan kembali dasar ruas (beserta pelapah yang menyelubunginya) memungkinkan batang yang terbaring terangkat dari tanah dengan pertumbuhan yang terjadi pada sisi batang yang menghadapi tanah. Daerah yang terlibat dalam pertumbuan itu dinamakan sendi atau pulvinus. Pada meristem interkalar, jaringan pembuluh akan terdiferensiasi, tetapi ada unsure trakeal pada dewasa mempengaruhi oleh pemanjangan jaringan dasar. Dengan adanya pembentangan, unsur trakeal rusak dan fungsinya diganti oleh unsur xylem yang baru. Pada lolium perenne dan gandum, unsur tapis yang tertindih tidak langsung diganti (selama berjam-jam padan gandum dan berhari-hari pada lolium) oleh sel baru sehingga terjadi penjepitan atau bahkan penyumbatan total dari angkutan hasil fotosintesis dan mungkin berakibat membelok nya asimilat ke meristem. Penambahan tebal sumbu melibatkan pembelahan periklinal dan pembesaran sel dalam empulur dan korteks. Penambahan table pada fase primer ini atau penebalan primer berlangsung tidak sama di berbagai tumbuhan. Pada jenis yang memiliki penebalan sekunder, jumlah penebalan primer tidak banyak. Pada tumbuhan dikotil khusus, misalnya, yang memiliki bentuk roset dan sukulean serta banyak monokotil, pertumbuhannya biasanya terjadi sedemikian dekat dibawah meristem apeks sehingga meristem tersebut seakan-akan tertanam pada kerucut dangkal atau pada dataran yang rata atau bahkan dalam cekungan dangkal. Pada dikotil, pertumbuhan penebalan primer mencolok pada empulur (penebalan empulur) atau pada korteks (penebalan korteks), atau tersebar di seluruh sumbu. Beberapa monokotil memiliki pertumbuhan penabalan primer yang amat mencolok pada daerah sempit dekat sisi sumbu dan dinamakna meristem penebalan primer. Selama penebalan primer, bentuk batang menjadi serupa kerucut terbalik oleh karena ruas yang di bentuk kemudian lebih lebar daripada yang lebih tuas. Jika macam pertumbuhan ini berlangsung terus menerus akan terjadi sumbu yang stabil. Pada masa pemantapam terbentuk sumbu dibawah tanahserupa dengan kerucut terbalik. Penambahan tinggi sumbu dimulai setelah ukuran mahkota dan garis tengah batang mencapai ukuran yang sesuai dengan tumbuhan dewasa. Pada beberapa palem, jenis pertumbuhan mantap berasosiasi dengan penambahan dan pemanjangan ruas. Sumbu yang terjadi dengan cara seperti, dimantapkan dengan perkembangan akar tanjung/penyokong
Diferensiasi prokambium
Diatas primodium daun termuda tidak terlihat diferensiasi jaringan pembuluh. Dibawahnya disaat bakal daun tampak pembentukannya, terbentuk vakuola yang ditunjukan dengan daerah bertitik jarang dan tanpa titik. Sayatan lebih rendah menunjukan pembentukan vakuola lebih lanjut pada korteks dan empulur yang membatasi daerah silinder yang masi meristematik. Daerah ini dinamakan meristem sisa karean dianggap sisa meristem apeks. Di bawah tempat melekatnya bakal daun, sel meristem tersebut membelah dalam bidang panjang tanpa diikuti pelebaran sel, yakni prokambium. Urutan perkembangan tersebut diatas menunjukan adanya kesinambungan antara tempat bakal daun dengan silinder pembuluh pada sumbu. Pada waktu bakal daun tumbuh bertambah tinggi, prokambium berdiferensiasi dalam bakal daun secara bersinambunganya dalam bakal daun yang berkembang disebut diferensiasi prokambium secara akropetal.
kemudian berdiferensiasi akropetal kearah daun dank e arah basipetal di dalam sumbu. Dengan demikian, terjadi hubungan dengan cilem pada berkas pembuluh yang lebih tua.