Anda di halaman 1dari 18

Kerubung Jaya, 26 Oktober 2020

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

“HITUNG PELUANG”

OLEH :

NAMA : Nabilatul FN
NIM : 1903155544
KELAS/KELOMPOK : A/3
HARI/TANGGAL : 20 Oktober 2020
NAMA ASISTEN : Putri Agustin

LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATERMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2019
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan teori peluang, memungkinkan kita untuk menduga suatu kemungkinkan untuk memperoleh

suatu hasil tertentu dari persilangan. Mempelajari peluang penting dilakukan salah satunya untuk menentukan

terjadinya penyimpangan dari suatu harapan dan menyimpulkan penyimpangan tersebut disebabkan oleh

peluang atau oleh beberapa faktor yang tak terduga selain peluang (Suryo, 2015).

Konsep peluang secara umum merupakan teori yang didasarkan pada himpunan peristiwa yang

berkemungkinan sama, atau sebagai frekuensi relative, atau seperti penentuan subjektif taruhan yang adil. Arti

intuitif, peluang dihubungkan pada himpunan peristiwa yang mempunyai kemungkinan sama. Suatu keadaan

yang dapat dibandingkan terjadinya, jika digunakan tabel bilangan acak untuk memilih sesuatu. Peluang juga

merupakan suatu frekuensi relative peristiwa tertentu dalam barisan percobaan yang sangat panjang. Sebagai

contoh, dalam pelantunan uang logam, umumnya kita mengharap muka atau belakang mempunyai

kemungkinan muncul yang sama Ini berdasarkan pada kenyataan bahwa uang logam mempunyai 2 sisi, dan

jika uang logam seimbang (atau jujur) dilantunkan berulang kali akan muncul muka dengan frekuensi hampir

sama dengan frekuensi muncul belakang. (Yatim, 2017).

Dalam genetika peluang tersebut mempunyai perananan penting conyohnya: tentang pemindahan gen dari

orang tua ke gamet-gamt jenis dari spermatozoa yang dibuahi sel telur dan berkumpulnya kembali gen-gen

dalam zigot sehingga muncul berbagai kombinasi. Untuk mengetahui sesuatu yang belum jelas akan

kebenaranya sering digunakan kata kemungkinan atau peluang.contohnya siswa yang mengikuti Ujian

Nasional tentu ia mengahadapi kemungkinan antara lulus atau tidak. Sebuah tim yang bermain yang sepak

bola juga akan menghadapi kemungkinan menang atau kalah. Dan juga apabila seseorang melempar uang

logam keatas disitu juga terdapat kemungkinan munculnya salah satu sisi apakah terlentang atau terlungkup.

Dan begitu juga seorang ibu yang akan melahirkan terdapat peluang melahirkan anak laki-laki atau anak

perempuan dan masih banyak lagi contoh lainya (Walker, 2016).

Mendel memanfaatkan metode matematis untuk membantu menganalisis data yang dihasilkan dari suatu

persilangan hingga berhasil membuat suatu metode pewarisan. Oleh karena pentingnya mempelajari peluang

dalam melakukan penyilangan, maka dalam laporan praktikum ini akan membahas mengenai teori peluang

atau kemungkinan.
1.2 Tujuan

Mampu mendifinisikan dan memberikan contoh konsep peluang.

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui peluang munculnya jenis kelamin ,betina atau jantan dengan menggunakan koin.

2. Dapat memahami kaidah konsep peluang yang diterapkan pada Hukum Mendel.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Probabilitas adalah kemungkinan peristiwa yang diharapkan, artinya antara yang diharapkan itu dengan

peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek. Sebagai contoh kita dapat melemparkan mata uang,

maka kemungkinan yang akan terjadi yaitu uang dengan permukaan huruf (H) atau dengan permukaaan

gambar uang (G). bila mata uang dilempar beberapa kali diharapkan hasil lemparan tersebut ½ nya H dan ½

G. Aplikasi dari probailitas ini dapat dihubungkan dengan sifat tanda beda. Bila XY menghasilkan sel

kelamin, setengahnya akan membentuk gamet yang mengandung X dan Y saja .Hukum pewarisan Mendel

merupakan hukum yan mengatur pewarisan sifat secara genetik dari suatu individu terhadap keturunannya.

Hukum ini diperoleh dari hasil percobaan Mendel dan hasil kuantitatifnya. Perhitungan kuantiatif pada

persilangan bermanfaat untuk menentukan banyaknya gamet pada individu dan jumlah genotipe pada hasil

peersilangan serta peluang munculnya genotipe dan memperkirakannya (Haryono, 2019).

Analisis genetika menggunakan dua hukum probabilitas, salah satunya yaitu hukum hasil perkalian (aturan

perkalian) dan hukum penjumlahan (aturan penjumlahan). Hukum perkalian digunakan untuk memprediksi

dua atau lebih kejadian saling bebas yang terjadi secara bersamaan (independent). Jika terjadi salah satu

kejadian tersebut tidak mempengaruhi probabilitas kejadian lain. Aturan ini berkata bahwa probabilitas

gabungan adalah hasil perkalian probabilitas probabilitas kejadian-kejadian yang saling bebas. Sedangkan

aturan penjumlahan digunakan untuk memprediksi probabilitas dua kejadian yang saling lepas dan akan

terjadi. Probabilitas gabungan ini adalah jumlah dari probabilitas masing-masing kejadian. Kata “atau”

biasanya menandakan probabilitas ini. Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang

menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal atau kejadian pada kondisi tertentu. Nilai

peluang 0 berarti kejadian tak pernah atau mustahil terjadi, bila nilai peluang 1 maka kejadian tersebut dapat

dikatakan selalu atau pasti terjadi. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang

diharapkan dari tiap-tiap persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori 9n memungkinkan kita untuk

menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut (Walker, 2016).

Dugaan saat melemparkan sebuah uang logam saat mendarat dengan gambar di atas pada separuh dari total

lemparan yang dilakukan dan dengan angka di atas pada separuhnya lagi. Probabilitas yang dihipotesiskan

didasarkan pada jumlah jumlah lemparan uang logam yang tak terbatas. Semua percobaan yang sesungguhnya

melibatkan pengamatan dalam jumlah yang terbatas, dan karenanya akan diduga bisa terjadi sejumlah

penyimpangan dari jumlah yang diharapkan (Wijayanto, 2018).


Salah satu penunjang mengapa Mendel berhasil membuat suatu model pewarisan yang kebenarannya diakui

sampai saat ini adalah memanfaatkan metode-metode matematis untuk membantu menganalisis data yang

dihasilkan. Untuk lebih mudah dan cepat memahami nisbah genetik (fenotipe, genotipe) generasi F2

percobaan Mendel dapat dihitung dengan menggunakan kaidah-kaidah peluang (Yatim, 2017).

Peluang Munculnya Suatu Kejadian.Peluang adalah ukuran dari kemungkinan, dan didefinisikan sebagai

berikut.

Nilai peluang berkisar dari 0 (tidak mungkin terjadi) sampai dengan 1 (pasti terjadi). Bila sebuah mata uang

logam yang kedua sisinya setimbang, salah satu sisi diberi tanda A dan sisi yang lain diberi tanda a, maka

peluang munculnya A = 1/2. Peluang tersebut didapat dari banyaknya sisi A (=1) dibagi dengan banyaknya

sisi yang terdapat pada mata uang tersebut (=2). Peluang yang sama berlaku untuk sisi a = ½ Peluang Dua

Kejadian Bebas .Kejadian A bebas dari kejadian B bila:P (AB) = P(A) × P(B) (Dioni, 2017).

Artinya: timbulnya kejadian A tidak dipengaruhi munculnya kejadian B. Dua mata uang yang dilemparkan

secara bersamaan akan merupakan dua kejadian yang bebas satu sama lain. Munculnya sisi A pada mata uang

pertama tidak akan mempengaruhi munculnya salah satu sisi pada mata uang yang kedua. Dalam hal ini,

peluang munculnya secara serempak sisi A1 pada mata uang pertama dan sisi a2 pada mata uang yang kedua

adalah: P (A1 a2) = P (A1) × P (a2) (Pollet, 2016).

Hal yang sama akan berlaku pada proses perkawinan. Jenis alel pada gamet betina (sel telur) tidak

mempengaruhi jenis alel gamet tetua jantan (sperma/serbuk sari) yang akan membuahi, dan sebaliknya

(Nurpadillah, 2019).

Teori peluang rnerupakan alat bantu untuk rnernpelajari genetika. Teori peluang mernungkinkan kita untuk

rnemprediksi seberapa sering suatu kejadian atau kondisi terjadl. Peluang dari suatu kejadlan dihitung dengan

mernbagi banyaknya suatu peristiwa terjadi dibagi oleh keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi. Sebagai

contoh, uang koin memiliki dua sisi yaitu gambar dan angka. Jika uang koin kita lempar ke udara maka ada

dua kejadian yang mungkin terjadi yaitu sisi angka menghadap ke atas atau sisi gambar yang rnenghadap ke

atas. Peluang munculnya angka menghadap ke atas ke tika uang koin dilemparkan ke atas adalah V2. Contoh

lainnya adalah munculnya satu sisi muka dadu. Dadu memiliki memiliki enarn sisi sehingga jika dadu

dilemparkan ke udara rnaka akan ada enam kemungkinan kejadian. Peluang salah satu sisi dadu menghadap

ke atas adalah 1/6 (Prabowo, 2017).


Terdapat dua prinsip peluang yang digunakan dalam memprediksi hasil dari persilangan. Prinsip pertama

adalah hukum perkalian yang menyatakan bahwa peluang dua atau lebih kejadian independent (terpisah)

terjadi secara bersamaan adalah hasil kali dari peluang masing-masing kejadian. Peluang seorang pasangan

memiliki 2 anak dengan anak pertama perempuan dan anak kedua laki-laki adalah 1/.t. Ini diperoleh dari

mengalikan peluang anak pertama perempuan ( 1/2 ) dengan peluang anak ke dua laki-laki ( 1/2 ) (Suryo,

2015).

Prinsip kedua dari peluang adalah hukum penjumlahan yang . menyatakan peluang terjadinya satu dari dua

atau lebih kejadian adalah hasil penjurnlahan dari peluang masing-masing kejadian. Peluang seorang ibu

hamil melahirkan anak laki-laki atau perempuan adalah 1 sebab peluang melahirkan anak laki-laki adalah 1/2

dan peluang melahirkan anak perempuan adalah 1 /2 (Yatim, 2017).

Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek. Solusi yang ingin kita

peroleh dengan kombinatorial ini adalah jumlah cara pengaturan objek-objek tertentu di dalam himpunannya.

Di dalam kombinatorial, kita harus menghitung semua kemungkinan pengaturan objek. Peluang suatu

kejadian A dinotasikan sebagai P(A). Peluang merupakan perbandingan antara titik sampel dengan

kemungkinan seluruh kejadian. Sebuah peluang memiliki range 0 ≤ P(A) ≤ 1. Jika suatu percobaan dapat

menghasilkan N macam hasil dan terdapat sebanyak n dari N berkaitan dengan kejadian A, maka peluang

kejadian A adalah P(A) = n / N Dua kaidah dasar dalam teknik menghitung kombinatorial adalah kaidah

perkalian (rule of product) dan kaidah penjumlahan (rule of sum) (Bintari, 2019).

Kaidah perkalian Bila ada dua kejadian terpisah A dan B, peluang munculnya kedua kejadian secara

bersamaan A dan B merupakan hasil kali dari kemungkinan munculnya masing-masing kejadian. Rumus: P

(A∩B)=P (A) x P(B). Kaidah penjumlahan Bila ada dua kejadian terpisah A dan B, peluang munculnya kedua

kejadian secara A atau B merupakan jumlah dari kemungkinan munculnya masing-masing kejadian. Rumus:

P(A∪B)=P( A) + P (B) (Haryono, 2019).

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk memahami teori peluang. Istilah-istilah tersebut adalah

percobaan, ruang sampel, titik sampel, dan kejadian. Percobaan adalah kegiatan yang dilakukan berulang

untuk mendapatkan suatu hasil percobaan tertentu. Ruang sampel atau ruang contoh adalah himpunan dari

semua hasil yang mungkin pada sebuah percobaan. Titik sampel atau titik contoh adalah anggota-anggota dari

ruang sampel. Kejadian adalah himpunan bagian dari ruang contoh. Ada dua macam kejadian: (Ruyiani,

2105).

1. Kejadian sederhana, yaitu kejadian yang hanya memiliki satu titik sampel (Ruyiani, 2105)
2. Kejadian majemuk, yaitu kejadian yang memiliki titik sampel lebih dari satu (Ruyiani, 2105)

Peluang adalah perbandingan antara banyaknya anggota kejadian (titik sampel) dengan anggota ruang sampel.

Peluang suatu kejadian A adalah :

1. n(A) : banyak anggota kejadian A

2. n(S) : banyak anggota ruang sampel

Kisaran nilai peluang adalah antara 0 (kemustahilan) sampai dengan 1 (kepastian), atau dapat ditulis dengan

notasi 0 ≤ P(A) ≤ 1 (Pollet, 2016).

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum yang mengatur pewarisan sifat secara genetik dari satu organisme

kepada keturunannya. Hukum ini didapat dari hasil penelitian Gregor Johann Mendel, seorang biarawan

Austria.

Hukum Mendel terdiri dari dua bagian : (Nurpadillah, 2019)

1. Hukum Pertama Mendel (hukum pemisahan atau segregation) Isi dari hukum segregasi : Pada waktu

berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet

yang terbentuk (Nurpadillah, 2019)

2. Hukum Kedua Mendel (hukum berpasangan secara bebas atau independent assortment) Isi dari hukum

pasangan bebas : Segregasi suatu pasangan gen tidak bergantung kepada segregasi pasangan gen

lainnya, sehingga di dalam gamet-gamet yang terbentuk akan terjadi pemilihan kombinasi gen-gen

secara bebas (Nurpadillah, 2019).

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui untuk menjelaskan prinsip-prinsip pewarisan sifat. Pertama,

individu yang disilangkan adalah parental atau orangtua (P) dari individu keturunannya. Fillal adalah

keturunan atau anak dari parental. F1 adalah fillal generasi pertama, dan F2 adalah fillal generasi ke dua.

Setiap parental akan menghasilkan gen yang disebut gamet. Gamet disebut juga dengan istilah sel kelamin.

Gamet adalah hasil pembelahan sel pada sebuah individu yang akan bergabung dengan gamet dari individu

lain membentuk individu baru. Gamet D dikatakan sebagai alel dominan, sedang gamet d merupakan alel

resesif. Gen D dikatakan dominan terhadap gen d, karena ekpresi gen D akan menutupi ekspresi gen d jika

keduanya terdapat bersamasama dalam satu individu (Dd). Sebaliknya, gen resesif adalah gen yang

ekspresinya ditutupi oleh ekspresi gen lainnya. Individu Dd dinamakan individu heterozigot, sedang individu

DD dan dd adalah individu homozigot yang masing-masing disebut sebagai individu homozigot dominan dan
homozigot resesif. Genotipe adalah susunan genetik yang membentuk suatu sifat tertentu, sedangkan fenotipe

adalah sifat-sifat fisik dari individu yang dapat langsung diamati pada individu-individu tersebut, yakni tinggi,

pendek, hijau, kuning, dan lain-lain (Suryo, 2015).

Peluang atas terjadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang

diinginkan itu terhadap keseluruhan yang ada (Haryono, 2019).

Singkatnya: K(x) =

Dengan K = peluang

K(x) = beasrnya peluang untuk mendapat (x)

x = peristiwa yang diharapkan

y = peristiwa yang tidak diharapkan

Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah sama dengan hasil

perkalian dengan besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu (Haryono, 2019).

Singkatnya: K(x+y) = K(x) x K(y)

Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari

besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu (Prabowo, 2017).

Singkatnya: K(x atau y) = K(x) + K(y)

Untuk mencari peluang biasanya dapat ditempuh jalan yang lebih mudah, yaitu dengan menggunakan rumus

binomium (Prabowo, 2017).

(a + b)n dengan, a dan b = kejadian/ peristiwa terpisah

n = banyaknya percobaan (Prabowo, 2017).

Umumnya pada suatu percobaan genetik itu didasarkan pada analisis data yang diperoleh dari persilangan –

persilangan yang telah dilakukan. Hal ini penting bagi mereka yaitu yang melakukan percobaan karena

dengan menganalisis data yang diperoleh dari persilangan-persilangan maka akan dapat mengetahui ada

tidaknya penyimpangan dari rasio yang diharapkan.Persilangan monohibrid merupakan persilangan antar dua

individu dengan satu sifat beda. Persilangan monohibrid ini berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang

disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan

pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.” Mendel mengetahui adanya sifat monohibrid ketika

melakukan percobaan yang pertama kalinya dengan menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga

sampai sekarang dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum Mendel I.(Suryo, 2015).
III. METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Dalam praktuikum genetika mengenai Hukum Mendel I ini dilaksanakan pada Selasa,20 Oktober pukul

13.30-16.00 secara Daring Online dirumah masing-masing praktikan genetika melalui via whatsapp.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Hukum Mendel I kancing baju bewarna Coklat sebanyak 20 kancing

baju dan kancing baju bewarna orange sebanyak 20 kancing.

Sedangkan untuk bahan yang digunakan pada praktikum genetika Hukum Mendel I ini adalah 2 buah box

digunakan untuk meletakkan kancing baju yang berfungsi sebagai gamet dominan dan resesif.

3.3 Cara Kerja

Untuk menentukan pelalam pembentukan peluang munculnya alel A atau a dari individu heterozigot

Aa.kedua sisi koin diberi tanda A dan a, selanjutnya koin dilemparkan keatas dan dicatat sisi yang muncul di

permukaan. Sisi tersebut dianggap sebagai alel yang dikandung oleh gamet yang dihasilkan. Apabila sisi A

maka dianggap gamet yang dihasilakan mengandung alel A apabila sisi yang muncul sisi a maka dianggap

gamet yang dihasilkan mengandung alel a.sampel diulangi sampai 50 kali setiap pelemparan sisi yang muncul

dicatat pada tabel.setelah pelemparan selesai banyaknya pemunculan masing-masing sisi dihitung. Untuk

menentukan penggabungan gamet (alel) pada saat pembuahan (F1 X F1) peluang dua kejadian bebas.dua buah

koin diambil beri tanda A1 dan a1 pada kedua sisi koin dan tanda A2 dan a2 untuk sisi koin kedua.kedua koin

dilemparkan secara dan kombinasi sisi mata uang yang muncul dicatat kemungkinan kombinasi yang muncul

yaitu A1A2, A1a2, a1A2, dan a1a2. pengulangan sampel diulangi sebanyak 50 kali untuk setiap pelemparan

dan kombinasi yang muncul dicatat setelah pelemparan selesai banyaknya pemunculan masing - masing

dihitung.

Nilai peluang berkisar dari 0 (tidak mungkin terjadi) sampai dengan 1 (pasti terjadi). Bila sebuah mata

uang logam yang kedua sisinya setimbang, salah satu sisi diberi tanda A dan sisi yang lain diberi tanda a,

maka peluang munculnya A = 1/2. Peluang tersebut didapat dari banyaknya sisi A (=1) dibagi dengan

banyaknya sisi yang terdapat pada mata uang tersebut (=2). Peluang yang sama berlaku untuk sisi a = ½

timbulnya kejadian A tidak dipengaruhi munculnya kejadian B. Dua mata uang yang dilemparkan secara

bersamaan akan merupakan dua kejadian yang bebas satu sama lain. Munculnya sisi A pada mata uang

pertama tidak akan mempengaruhi munculnya salah satu sisi pada mata uang yang kedua.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pembentukan gamet dari Individu heterozigot Aa (Monohibrid) (analogi dengan pelemparan sebuah

koin berulang-ulang).

No Gamet/alel (sisi koin) Hasil Percobaan (turus) Jumlah


1 A IIIII IIII IIII IIII IIII III 28
2 a IIIII IIII IIII IIII II 22
Total 50

Keterangan :

Jadi peluang munculnya gamet yang mengandung alel A = dan gamet yang mengandung alel a =

Tabel 2. Penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 x A2a2)

No Gamet/pasangan alel (pasangan sisi koin) Hasil Percobaan (turus) Jumlah


1 A1A2 IIIII IIII II 12
2 A1a2 IIIII IIII III 13
3 a1A2 IIIII IIII III 13
4 a1a2 IIIII IIII II 12
Total 50

Keterangan :

Jadi peluang munculnya Penggabungan gamet hasil perkawinan pada pasangan A1A2 = , A1a2 = , a1A2 = , a1a2 =

4.2 Pembahasan

Praktikum hitung bertujuan uintuk mengungkap konsep-konsep genetika yang memanfaatkan kaidah peluang

sesuai dengan Hukum Mendel I menurut (Pollet, 2016) yaitu Hukum Pertama Mendel (hukum pemisahan atau

segregation) Isi dari hukum segregasi : Pada waktu berlangsung pembentukan gamet, setiap pasang gen akan

disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk

Menurut (Suryo, 2015) Terdapat dua prinsip peluang yang digunakan dalam memprediksi hasil dari

persilangan. Prinsip pertama adalah hukum perkalian yang menyatakan bahwa peluang dua atau lebih

kejadian independent (terpisah) terjadi secara bersamaan adalah hasil kali dari peluang masing-masing
kejadian. Peluang seorang pasangan memiliki 2 anak dengan anak pertama perempuan dan anak kedua laki-

laki adalah 1/.t. Ini diperoleh dari mengalikan peluang anak pertama perempuan ( 1/2 ) dengan peluang anak

ke dua laki-laki ( 1/2 ).

Pada praktikum hitung peluang ini untuk pengamatan pertama Hasil pembentukan gamet dari Individu

heterozigot Aa (Monohibrid) pada tabel 1. Dengan melakukan percobaan pelemparan koin yang diberi tanda A dan a

yang merupakan gamet yang mengandung alel didapatkan hasil kemungkinan munculnya gamet yang mengandung alel

A = 1/2 dan a = 1/2 didapatkan dengan menggunkan rumus peluang :

Hasil kemungkinan munculnya gamet yang mengandung alel A = 1/2 dan a = 1/2 hal ini disebabkan oleh Sifat

kejadiannya pada yang logam adalah lemparan, peristiwanya ialah mata uang logam itu akan muncul A atau a setelah

dilentingkan. Jumlah peristiwa di sini adalah dua (A dan a ). Nilai kemungkinan dari gambar atau angka untuk sekali

lemparan adalah 0,5. Namun tidak demikian kemungkinannya apabila uang logam dilemparkan sampai berkali-kali,

meskipun kesempatan keduanya sama yaitu 1 : 1, hasil lemparan tidak mutlak berporsi 25%. Pada pelemparan sebuah

uang logam sebanyak 50 kali, perolehan angka ataupun gambar tidak pasti berjumlah 25, tetapi bisa kurang atau lebih

dari 25 (mendekati 25).

Nilai peluang berkisar dari 0 (tidak mungkin terjadi) sampai dengan 1 (pasti terjadi). Bila sebuah mata

uang logam yang kedua sisinya setimbang, salah satu sisi diberi tanda A dan sisi yang lain diberi tanda a,

maka peluang munculnya sisi A=. Peluang tersebut didapat dari kebanyakan sisi A (=1) dibagi dengan

banyaknya sisi yang teerdapat pada mata uang tersebut (=2). Peluang yang sama juga berlaku untuk sisi

a=1/2.

Untuk pengamatan kedua pada Tabel 2. Penggabungan gamet hasil perkawinan (A 1a1 x A2a2). Dengan

melakukan analogi percobaan pelemparan koin yang diberi tanda A1 a1 dan A2 dan a2 yang merupakan gamet yang

mengandung pasangan alel didapatkan hasil kemungkinan munculnya peluanng untuk pasangan alel A1a2 = 1/4 A1a2 =

1/4, a1A2 = 1/4 dan pasangan alel a1a2 =1/4 didapatkan dengan menggunkan rumus peluang :

:
Hasil kemungkinan munculnya gamet pasangan alel yang mengandung A1a2 = 1/4 A1a2 = 1/4, a1A2 =

1/4 dan pasangan alel a1a2 =1/4 terjadi karena adanya peluang dua kejadian F1 X F1 yaitu contohnya

Kejadian A bebas dari kejadian B bila : P(AB) = P(A) x P(B), artinya timbul kejadian A tidak dipengaruhi

oleh munculnya kejadian B. Dua mata uang yang dilemparkan secara bersamaan akan merupakan dua

kejadian yang bebas sama lain. Munculnya sisi A1,A2,a1 atau a2 pada mata uang pertama tidak akan

mempengaruhi munculnya salah satu sisi pada mata uang yang kedua nanti yang muncul setelah dilemparkan

sisi A1,A2,a1 atau a2 . Dalam hal ini, peluang munculnya secara serempak sisi A1 pada mata uang pertama

dan sisi a2 pada mata uang yang kedua adalah : P(A1 a2) = P (A1) x P (a2). Hal yang sama akan berlaku pada

proses perkawinan. Jenis alel pada gamet betina (sel telur) tidak mempengaruhi jenis alel gamet jantan

(sperma/serbuk sari) yang akan membuahi, dan sebaliknya.

Persilangan ini berkaitan dengan Hukum Segregasi Mendel Jika F1 tersebut disilangkan sesamanya F1,

karakter yang dimaksud akan mengalami segregasi pada generasi F2 dengan perbandingan genotipe 1 : 2 : 1,

danperbandingan fenotipe 3 : 1. Contohnya , andaikan F1 adalah Aa, maka hasil persilangannya adalah F2

dengan genotipe 1 AA + 2Aa + 1 aa. Bila hubungan gen adalah dominans (dominance), dari genotipe AA

sama dengan fenotipe dari genotipe Aa. Dengan demikian, perbandingan fenotipe adalah 3 : 1. Persilangan F1

X F1 A1a1 dan A2a2 sama seperti Aa x Aa = ¼ AA : ½ Aa : ¼ aa ( 1: 2 : 1 ) ¼ : ( ¼ + ¼ ) : ¼ .

4.3 Pertanyaan dan Tugas

1. Berdasarkan hasil persilangan antara individu bergenotipe AaBbCcDdEe x aaBbccDdee, maka tentukan

peluang dihasilkannya individu:

a. bergenotipe aabbccddeeff dan aaBBCCDDEe.

No. Macam kombinasi Hasil persilangan


Persilanga
1 AA x AA 1 AA

2 AA x Aa ½ AA : ½ Aa
3 AA x aa 1 Aa

4 Aa x Aa ¼ AA : ½ Aa : ¼ aa

5 Aa x aa ½ Aa : ½ aa

6 aa x aa 1 aa
AaBbCcDdEe X aaBbccDdee

1. Aa X aa = ½ Aa : ½ aa

2. Bb X Bb = ½ Bb : ½ Bb

3. Cc X cc = ½ Cc: ½ cc

4. Dd X Dd = ¼ DD : ½ Dd : ¼ dd

5. Ee X ee = ½ Ee : ½ ee

P(aabbccddee) = P(aa) x (bb) x P(cc) x P(dd) x P(ee)

=½ x ¼ x½x¼ x½

= 1/128 = ½7

P(aaBBCCDDEe) = P(aa)x P(BB) x P(CC) x P(DD) x P(Ee)

=½x¼x0x½x½

=0

b. berfenotipe aaB_C_D_E_.

Fenotipe

1. P ( aa di F1 ) = p(aa) = ½

2. P ( B_diF1 )=P (BB) x P (Bb) = ¼ x ½ = ¾

3. P(C_diF1)= P(Cc) = ½

4. P(D_di F1) = P(DD) + P (Dd) = ¼ x ½ = ¾

5. P(E_di F1 ) = P(Ee) = ½

P (aaB_C_D_E_) = ½ x ¾ x ½ x ¾ x ½ = 9/128
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada pemgamatan pertama dilakukan Hasil pembentukan gamet dari Individu heterozigot Aa (Monohibrid)

menetukan berapa peluang yang muncul Alel A dan a sebanyak ½ dikareanakan hanya ada kemungkinan koin

memiliki dua sisi, peluang munculnya salah satu bidang adalah 1:2.jika tidak sisi A berarti yang muncul sisi a

oleh karena itu masing –masing sisi gambar atau angka mempunyai peluang muncul ½.

Untuk pengamatan Penggabungan gamet hasil perkawinan (A1a1 x A2a2) dihasilkan peluan setiap pasangan alel ¼

Hukum Segregasi Mendel Jika F1 tersebut disilangkan sesamanya F1, karakter yang dimaksud akan

mengalami segregasi pada generasi F2 dengan perbandingan genotipe 1 : 2 : 1, danperbandingan fenotipe 3 :

1. Contohnya , andaikan F1 adalah Aa, maka hasil persilangannya adalah F2 dengan genotipe 1 AA + 2Aa + 1

aa. Bila hubungan gen adalah dominans (dominance), dari genotipe AA sama dengan fenotipe dari genotipe

Aa. Dengan demikian, perbandingan fenotipe adalah 3 : 1. Persilangan F1 X F1 A1a1 dan A2a2 sama seperti Aa x

Aa = ¼ AA : ½ Aa : ¼ aa ( 1: 2 : 1 ) ¼ : ( ¼ + ¼ ) : ¼ .

5.2 Saran

Dalam melakukan praktikum hitung peluang praktikum diharapkan membaca dasar- dasar hukum genetika

terlebih dahulu dan pada saat praktikum hendaknya lebih teliti dan serius lagi dalam memahami dalam

melakukan pengamatan agar hasil yang didapatkan tepat dan akurat sesuai dengan hukum teori genetika.
DAFTAR PUSTAKA

Bintari, 2019. Penggunaan Diagonalisasi Matriks dan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Keturunan

Generasi ke-n.Jurnal Saintifk.Vol 9(1):88-95.

Dioni, 2017.Genetika Dasar. Bandung, Insitut Teknologi Press.

Haryono, 2019.Pengantar Genetika. Jakarta, Bharata

Nurphadilla, 2019.Pola Pewarisan Kaki Rengket Secara Autosomal Resesif Dan Koefisien Inbreeding Pada

Ayam Pelung Di Cianjur(The Autosomal Recessive In Crooper Toes Inherritance Pattern And

Inbreeding Coefficient In Pelung Chicken At Cianjur. Jurnal Veteriner Vol 17(6): 218-225.

Pollet, S. 2016.Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Sosial Anak Usia 5 Tahun Di Tk Tunas Bhakti

Manado. Ejournal Keperawatan (E-Kp) Vol 1(1):2-8.

Prabowo, 2019.Genetika Tumbuhan, Edisi Indonesia.Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Ruyiani, 2015. Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial. Jurnal Saintfik..

Vol2(1): 98-123.

Suryo, 2015. Genetika Manusia.Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Walker, R 2016.Seri Pengetahuan Gen dan DNA. Jakarta, Erlangga.

Wijayanto, 2018. Penerapan Model Persamaan Diferensi dalam Penentuan Probabilitas Genotip Keturunan dengan

Dua Sifat Beda. Jurnal Imu Dasar. Vol(14)2:79-84.

Yatim, 2017. Genetika Tumbuhan.Bandung, Tarsito Press.


LAMPIRAN

Post Test Hitung Peluang

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peluang serta kaitannya dengan Genetika, apa fungsi peluang bagi

mata kuliah Genetika? Jabarkan rumus serta keterangannya !

= Peluang (Probabilitas) merupakan suatu konsep yang digunakan untuk melihat kemungkinan terjadinya sebuah

kejadian. Dalam ilmu genetika, Probabilitas/peluang/kemungkinan mempunyai peranan penting. Contoh dalam

genetika pemindahan gen-gen dari orang tua atau induk ke gamet-gamet untuk membuktikan kebenaran dapat

memanfaatkan kaidah teori peluang. Probabilitas/peluang/Kemungkinan ialah terjadinya suatu peristiwa diantara

seluruh peristiwa yang mungkin terjadi.fungsi peluang dalam mata kuliah genetika adalah sebagai alat bantu untuk

rnernpelajari genetika. Teori peluang mernungkinkan kita untuk rnemprediksi seberapa sering suatu kejadian atau

kondisi terjadi. Peluang seorang anak untuk mewarisi gen tertentu dapat dihitung dengan sistem yang mengacu

pada algoritma genetika. Untuk meneliti pewarisan gen pada manusia maka perlu dilakukan pemodelan atau

representasi peluang dari perkawinan dan pewarisan gen-gen dalam suatu keluarga.Rumus peluang adalah sebagai

berikut : .

2. Mengapa kisaran peluang 0-1? Jelaskan secara rinci!

Nilai-nilai peluang yang diperoleh berkisar antara 0 sampai dengan 1. Secara matematis, ditulis dengan

P(K) adalah peluang suatu kejadian K. 0 ≤ P(K) ≤ 1 Jika nilai peluang suatu kejadian sama dengan nol,

berarti kejadian tersebut mustahil atau tidak mungkin terjadi, misalnya peluang matahari terbit dari arah

barat.Jika peluang suatu kejadian sama dengan 1, berarti kejadian tersebut pasti terjadi, misalnya peluang

setiap manusia akan meninggal. Adapun jika peluang suatu kejadian bernilai antara 0 dan 1, berarti

kejadian tersebut mungkin terjadi. Misalkan A adalah sebarang kejadian pada ruang sampel S dengan n (S)

= n,n(A)=k Jadi, peluang suatu kejadian terletak pada interval tertutup [0,1]. Suatu kejadian yang

peluangnya nol dinamakan kejadian mustahil dan kejadian yang peluangnya 1 dinamakan kejadian pasti.

Jika suatu kejadian merupakan kejadian yang mustahil atau tidak mungkin terjadi, maka peluangnya

dikatakan sama dengan nol atau 0%, sedangkan jika suatu kejadian merupakan kejadian yang sudah pasti

terjadi maka peluangnya sama dengan satu atau 100%.


3. Mengapa pada 1 koin memiliki peluang masing-masing sisinya 0,5, Jelaskan!

Hal ini dikarenakan Ketika kita melempar koin, terdapat kemungkinan bidang yang muncul adalah gambar

atau angka. Karena koin memiliki dua sisi, peluang munculnya salah satu bidang adalah 1:2.jika tidak

gambar berarti yang muncul angka oleh karena itu masing –masing sisi gambar atau angka mempunyai

peluang muncul ½, sama seperti pengamatan yang dilakukan pada praktikum kali ini juga dilakukan

pelemparan pada 1 koin yang bertanda A dan a masing- masing memiliki peluang sebanyak ½ .Hasil A = 1/2

dan a = 1/2 hal ini disebabkan oleh Sifat kejadiannya pada yang logam adalah lemparan, peristiwanya ialah mata

uang logam itu akan muncul A atau a setelah dilentingkan. Jumlah peristiwa di sini adalah dua (A dan a ). Nilai

kemungkinan dari gambar atau angka untuk sekali lemparan adalah 0,5

4. Sebut dan jelaskan beberapa manfaat dari hitung peluang di Genetika!

1. Dengan menggunakan peluang dapat memahami penggunaan kaidah matematika dalam menghitung

peluang terbentuknya suatu genotipe atau fenotipe tertentu.

2. Peluang Salah satu penunjang mengapa mendel berhasil membuat suatu model pewarisan yang

kebenaran nya diakui sampai saat ini adalah memanfaatkan metode-metode peluangh untuk membantu

menganalisis data yang diperoleh.untuk lebih mudah dan cepat memahami nisbah genetik

(fenotip,genotip) generasi F2 percobaan mendel dapat dihitung dengan menggunakan kaedah-kaedah

peluang.

3. Prinsip-prinsip peluang mendasari hukum-hukum mendel dalam persilangan. Dalam ilmu genetika teori

kemungkinan berperan penting,misalnya mengenai perbandingan gen-gen dari induk/orangtua/parental

kedalam gamet-gamet atau pada saat terjadinya penggabungan secara random antara gamet jantan dan

gamet betina

5. Mendel menyilangkan kacang polong varietas A yang memiliki penampakan yang tinggi dengan varietas B

yang memiliki penampakan yang pendek dan menghasilkan 4 kacang polong dari persilangan tersebut.

Sebutkan dan jelaskan kemungkinan total masing masing sifat anakan yang dihasilkan dari persilangan

kacang polong tersebut! Jabarkan rumusnya (Jika ada)!

Fenotipe tetua (P1) tinggi x pendek


Genotipe tetua (P1): TT tt
Gamet tetua (G1): T t
Genotipe generasi F1: Tt
Fenotipe generasi F1: tinggi
Persilangan sendiri F1: Tt x Tt
Gamet F1 (G-F1): T dan t T dan t
Pembuahan acak:
Genotipe F2: TT Tt Tt Tt
Fenotipe F2: tinggi tinggi tinggi pendek
homozigot heterozigot heterozigot homozigot resesif
dominan

Dari 4 kacang Polong mendpatkan perbandingan fenotipe 3 : 1 (Tinggi : Pendek ) dan perbandingan

Genotipe 1 :2 : 1 ( TT : Tt : tt ). Pada F1, ciri resesif dan unit faktornya tersembunyi atau tertutupi, hanya

muncul kembali pada ¼ keturunan F2. Oleh karena itu Mendel menyimpulkan bahwa satu unit faktor untuk

tinggi dan satu unit faktor untuk pendek ditransmisikan ke setiap individu F1, tetapi karena faktor atau alel

tinggi adalah dominan terhadap faktor atau alel pendek, maka semua tanaman-tanaman F1 adalah tinggi. Jika

alel tinggi dan pendek dari tanaman F1 heterozigot bersegregasi ke dalam gamet secara acak, dan jika

pembuahan terjadi secara acak, akan dihasilkan rasio 3:1. Genotipe dan fenotipe hasil dari kombinasi gamet-gamet

selama pembuahan dapat dengan mudah dilihat menggunakan bujur sangkar Punnett1. Semua gamet-gamet yang

mungkin ditulis pada kolom dan baris dengan kolom (vertikal) mewakili tetua jantan dan baris (horizontal) mewakili

tetua betina.

Genotipe Fenotipe
¼ DD tinggi
2/4 Dd
¼ dd pendek



D d
DD Dd
D
tinggi tinggi
Dd dd
d
tinggi pendek

Anda mungkin juga menyukai