PROBABILITAS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
1. Rahmawati (06091181621006)
2. Adinda Tiara (06091381621034)
3. Dewi Khairani Aljunaila Subrata (06091381621045)
PENDAHULUAN
1.2.Tujuan Praktikum
a. Untuk dapat mengerti konsep probabilitas dan kepentingannya terhadap ilmu
genetika.
b. Untuk dapat mengerti konsep pengujian chi-square dan kepentingannya bagi
genetika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Probabilitas adalah proporsi yang muncul dalam jangka panjang bila percobaaan
ini diulang secara terus menerus dalam arti kataukuran contoh bertambah besar
(Wonnacott,1989). Sedangkan Papoulis (1984), menyatakan bahwa probabilitas
mempelajari rata-rata gejala massa yang terjadi secara berurutan atau bersamaan
seperti pancaran electron, hubungan telefon, deteksi radar, pengendalian kualitas,
kegagalan system, mekanikan statistika, turbulen gangguan, laju natalitas dan
mortalitas serta teori antrian.
Probabilitas didefinisikan sebagai bagian dimana pembilangnya adalah jumlah
kejadian yang diharapkan dan penyebutnya adalah jumlah kejadian yang diharapkan
dan penyebutnya adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi atau digunakan jika dua
kejadian terkait yang mana jika suatu kejadian telah terjadi maka kejadian yang lain
dapat terjadi. Teori probabilitas berkembang dari permainan peluang yang dilakukan
oleh penjual untuk memperkirakan peluang untuk kemenangannya dan mungkin
merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan
genotip yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga
kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut
(Dwijoseputro,1977).
Untuk mencari kemungkinan dengan cara yang lebih mudah ialah dengan
menggunakan rumus binomium (a + b)n. Disini a dan b merupakan kejadian atau
peristiwa yang terpisah, sedangkan n menyatakan banyaknay percobaan (Suryo,2001).
Rumus X2 perlu untuk mengetes apakah ratio fenotipe praktis untuk
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ratio fenotip teoritis. Rumus ini didapat K.
Pearson. Ratio fenotipe hasil pewrcobaan tidak selalu persis sama dengan ratio fenotip
teoritis atau yang diharapkan. Umpama secara teoritis pada Punnet square kita dapat
F2 yang terjadi dari F1 x F1 Tt dengan ratio ; 3 tinggi : 1 rendah. Tapi dari kenyataan
tidak selalu begitu. Mendel telah melakukan banyak percobaan, yang kadang ratio itu
umpamanya hanya ; 2 : 8 : 1. Sampai dimana batasnya bahwa suatu hasil percobaan
memenuhi ratio fenotipe teoritis, dipakailah rumus X2 (Yatim,2003).
Dalam perhitungan nanti harus diperhatikan pula besarnya dengan kebebasan, yang
nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi dengan satu (Suryo,2001).
Metoda chhi-square adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data
percobaan yang diperoleh dari persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan
hipotesa yang teoritis, dengan cara ini dapat menentukan suatu nilai kemungkinan
untuk menguji hipotesis itu (Dwijoseputro,1977).
Metoda chi-square ini bertujuan untuk membuat batasan kemungkinan dan
menghitung terjadinya suatu peristiwa, mempelajari metoda kombinasi kemungkinan
apabila suatu peristiwa, menjelaskan penggunaan fungsi binomial dan juga aplikasinya.
Menjelaskan metoda chi-square dan penggunaannya dan menjelaskan dasar-dasar
untuk menerima atau menolak hipotesa, membicarakan penggunaan chi-square untuk
menguji homogenitas (Dwijoseputro,1977).
Menurut para ahli statistik, apabila niai X2 yang diperoleh dibawah nilai kolom
kemungkinan 0,05. Itu berarti bahwa data yang diperoleh dari percobaan itu buruk. Ini
disebabkan dari penyimpangan sangat berarti dan ada faktor lain di luar faktor
kemungkinan berperan disitu. Kalau nlai X2 yang diperoleh berada dalam kolom
kemungkinan 0,01. Itu berarti bahwa data yang diperoleh dari percobaan itu buruk
sekali. Nilai X2 tersebut sangat berarti (Highly signifikan). Ini disebabkan karena
penyimpangan faktor luar yang kemungkinan besar penggunaan dan perannya. Jadi
data hasil percobaan dapat di anggap baik apabila nilai X2 yang di dapat di dalam kolom
kemungkinan 0,05 atau didalam kolom sebelah kirinya (Suryo,2001).
Dari rumus : X2 = Σ (d2 /e) dapat kita lihat sekaligus bahwa makin besadr nilai d
makin besar eks kuadrat. Berarti makin besar penyimpangn dari nilai teoritis makin
buruk data itu atau makin besar peranan di luar faktor kemungkinan (Yatim,2003).
Teori kemungkinan di dalam genetika banyak dilihat dari berbagai contoh dan
semuanya dapat diselidiki dengan teori kemungkinan. Contohnya jika anak pertama
laki-laki maka kemungkinan anak kedua laki-laki adalah ½ x ½ = ¼ dan kemungkinan
anak ketiga laki-laki adalah ½ x ½ = 1/8. Kemungkinan anak nomor n itu lakilaki sama
dengan ½ n (Crowder,1977).
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM
a. Untuk pelemparan satu koin sebanyak 64 kali. Lemparkan satu koin sebanyak
64 kali lemparan. Catat permukaan yang muncul angka (A) atau gambar (G).
Hitung hasil probabilitas yang diharapkan dengan analisa chi-square (X2).
Kemudian dibandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang didapatkan.
b. Untuk pelemparan dua koin sebanyak 64 kali. Lemparkan dua koin sebanyak
64 kali lemparan. Catat permukaan yang muncul angka (AA) , angka gambar
(AG) atau gambar (GG). Hitung hasil probabilitas yang diharapkan dengan
analisa chi-square (X2). Kemudian dibandingkan hasil yang diharapkan dengan
hasil yang didapatkan.
c. Untuk pelemparan tiga koin sebanyak 64 kali. Lemparkan tiga koin sebanyak
64 kali lemparan. Catat permukaan yang muncul angka (AAA), dua angka satu
gambar (AAG), satu angka dua gambar (AGG), atau gambar (GGG). Hitung
hasil probabilitas yang diharapkan dengan analisa chi-square (X2). Kemudian
dibandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang didapatkan.
Hitunglah berapa kemungkinan satu keluarga memiliki:
1) 1 anak perempuan, 2 anak laki-laki.
2) 2 anak perempuan, 1 anak laki-laki.
3) 3 anak perempuan.
4) 3 anak laki-laki.
d. Untuk pelemparan enam koin sebanyak 64 kali. Lemparkan enam koin
sebanyak 64 kali lemparan. Catat permukaan yang muncul. Hitung hasil
probabilitas yang diharapkan dengan analisa chi-square (X2). Kemudian
dibandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang didapatkan.
Hitunglah berapa kemungkinan satu keluarga memiliki:
1) 2 anak perempuan, 4 anak laki-laki.
2) 3 anak perempuan, 3 anak laki-laki.
3) 5 anak perempuan, 1 anak laki-laki.
4) 6 anak perempuan.
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rasio fenotipe hasil percobaan tidak selalu sama persis dengan Teori yang
diharapkan. Jika X2 yang dapat dibawah kolom 0,009 diartikan bahwa percobaan itu
buruk. Dari hasil praktikum kami, pada saat pelemparan satu koin, dua koin, tiga koin
dan enam koin berdasarkam data yang diperoleh dikatakan baik atau tidak
menyimpang
DAFTAR PUSTAKA
Suryati, Dotti. 2013. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.