Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PROBABILITAS

Disusun oleh :

Sorta Nadya Stephanie Aritonang 1910112085

Aisyafira Dienise 1910112086

Sylvia Putri Anggraini 1910112087

KELAS C
KELOMPOK 3
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAKARTA
JAKARTA, 2020
PENGERTIAN PROBABILITAS
Jacob Bemoulli, Abraham de Moivre, Reverend Thomas Bayes, dan Joseph
Lagrange adalah tokoh-tokoh yang telah mengembangkan teknik dan rumus-
rumus probabilitas. Pada abad ke 19 Pierre Simon dan Marquis de Laplace
menyatukan semua gagasan yang lebih awal dan menyusun teori umum
probabilitas yang pertama. Sekarang teori probabilitas menjadi landasan
berbagai pendekatan dalam pengambilan keputusan
Ada tiga pendekatan dalam mempelajari teori probabilitas, tetapi
kenyataannya tak ada kesamaan pendapat di antara para ahli tentang
pendekatan apa yang tepat secara universal untuk dipakai. Karena alasan ini
teori probabilitas modern telah dikembangkan secara aksiomatis dimana
probabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keyakinan
atas terjadinya suatu persoalan. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau
dalam persentase. Probabilitas 0 menunjukkan peristiwa yang tidak mungkin
terjadi dan probabilitas 1 menunjukkan peristiwa pasti terjadi.

Istilah penting dalam probabilitas :


a) Eksperimen (experiment) adalah proses menghasilkan satu kejadian dari
beberapa pengamatan
b) Hasil (outcome) adalah keluaran atau output tertentu dari sebuah
eksperimen. Misalnya dari eksperimen melempar sebuah dadu, hasil yang
mungkin terjadi adalah munculnya angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
c) Kejadian (event) adalah kumpulan dari satu hasil atau lebih dari suatu
eksperimen. Misalnya kejadian diamati dari melempar dadu adalah
munculnya angka genap 2, 4, dan 6
MANFAAT PROBABILITAS
Manfaat probabilitas dalam kehidupan sehari-hari adalah membantu
kita dalam mengambil suatu keputusan, serta meramalkan kejadian
yang mungkin terjadi. Jika kita tinjau pada saat kita melakukan
penelitian, probabilitas memiliki beberapa fungsi antara lain :
1. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih
tepat. Pengambilan keputusan yang lebih tepat dimagsudkan
tidak ada keputusan yang sudah pasti karena kehidupan
mendatang tidak ada yang pasti kita ketahui dari sekarang, karena
informasi yang didapat tidaklah sempurna.
2. Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara
tepat atas hipotesis yang terkait tentang karakteristik populasi.
Menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis (perkiraan
sementara yang belum teruji kebenarannya) yang terkait tentang
karakteristik populasi pada situssi ini kita hanya mengambil atau
menarik kesimpulan dari hipotesis bukan berarti kejadian yang
akan dating kita sudah ketehaui apa yang akan tertjadi.
3. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil
penelitian dari suatu populasi.
KONSEP ATAU PENDEKATAN PROBABILITAS
1. Pandangan Klasik
Probabilitas klasik yang sering kali dinamakan probabilitas a priori adalah
probabilitas suatu peristiwa yang akan terjadi sudah dapat diketahui sebelum
dilakukan percobaan. Berapa besarnya probabilitas suatu peristiwa
didasarkan pada pemikiran yang logis tanpa percobaan.
Jumlah kemungkinan hasil (peristiwa)
Probabilitas suatu peristiwa =
Jumlah total kemungkinan hasil

Contoh :
a. Probabilitas munculnya mata dadu 4 adalah 1/6, karena sebuah dadu
terdapat 6 mata.
b. Munculnya sisi ekor dari mata uang logam adalah 1/2, karena sebuah
mata uang logam mempunyai 2 sisi

2. Pandangan Relatif
Dalam konsep ini probabilitas berdasarkan observasi, pengalaman, atau
kejadian yang terjadi. Pendekatan ini didasarkan pada “Hukum Jumlah
Besar” / “Law of Large Number” yang menyatakan bahwa semakin banyak
pengamatan akan menghasilkan perkiraan probabilitas yang lebih akurat.
Proporsi waktu terjadinya sebuah peristiwa dalam jangka panjang jika kondisi
stabil atau frekuensi relatif dari seluruh peristiwa dalam sejumlah besar
percobaan.
Jumlah kemunculan suatu kejadian
Probabilitas suatu peristiwa =
Jumlah seluruh pengamatan

Contoh :
Selama 5 tahun mengajar, Prof. Budi telah memberi nilai A pada 186
mahasiswa dari total 1200 mahasiswa yang pernah diajarnya. Berapa
probabilitas seorang mahasiswa bisa memperoleh nilai A pada semester ini?
186
P (A) = = 0,155
1200
3. Pandangan Subyektif
Dalam konsep ini menyatakan probabilitas suatu peristiwa terjadi
berdasarkan penilaian pribadi.
Contoh :
a. Menurut Menteri Keuangan Indonesia periode 1996-1998, Indonesia
tidak pernah akan krisis.
b. Menurut presiden Saddam Hussein, Irak pasti menang melawan Amerika
Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan
mungkin tidak banyak menggunakan informasi sebagai dasar pertimbangan

MUTUALLY EXCLUSIVE, INDEPENDENT AND COLLECTIVELY


EXHAUSTIVE EVENTS
1. Mutually Exclusive (Tidak terikat satu sama lain/saling lepas)
Munculnya satu kejadian, meniadakan kejadian yang lain. Tidak ada kejadian
lain yang muncul pada waktu yang bersamaan).
2. Collectively exhaustive (kumpulan lengkap)
Kumpulan semua kejadian yang mungkin. Dalam satu eksperimen harus ada
satu kejadian yang muncul
3. Independent (saling bebas)
Munculnya satu kejadian tidak berpengaruh pada probabilitas kejadian lain.
Untuk dua kejadian yang berbeda waktunya

Contoh :
Eksperimen melempar dadu
Hasil yang mungkin terjadi adalah angka 1, 2, 3, 4, 5, 6
Kejadian
a. Budi : muncul bilangan 2, 4, 6
b. Arman : muncul 1, 2, 3
c. Maria : muncul angka 6
d. Sonia : muncul 1, 3, 5

Eksperimen sebuah dadu dilempar dua kali


Jumlah hasil yang mungkin terjadi adalah 2 x 6 = 12
Kejadian :
a. Dani : hanya peduli dengan munculnya angka genap pada lemparan pertama.
Yaitu 2, 4, 6
b. Arman : hanya peduli dengan munculnya angka genap pada lemparan kedua.
Yaitu 2, 4, 6

MUTUALLY EXCLUSIVE (Tidak terikat satu sama lain/saling lepas)


a. Kejadian untuk Budi dan Arman = tidak mutually exclusive
Keduanya ada angka 2
b. Kejadian Arman dan Maria = mutually exclusive
Tidak ada angka yang sama

INDEPENDENT(saling bebas) TIDAK INDEPENDENT (tidak saling


Kejadian untuk Dani dan Sarah bebas)
P (Dani & Sarah) = P(Dani) x P(Sarah) Budi dan Arman
Budi dan Maria
PROBABILITAS BERSYARAT, GABUNGAN, DAN MARJINAL
Dalam konsep probabilitas, aturan perkalian diterapkan secara berbeda menurut
jenis kejadiannya. Ada dua jenis kejadian dalam hal ini, yaitu kejadian tak bebas
dan kejadian bebas. Disini penulis akan memaparkan materi tentang probabilitas
kejadian tak bebas

1. Kejadian Tak Bebas

Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa
yang satu dipengaruhi atau tergantung pada peristiwa lainnya.
probabilitas peristiwa tidak saling bebas dapat pila dibedakan atas tiga
macam, yaitu probabilitas bersyarat, gabungan, dan marjinal

a. Probabilitas Bersyarat (Conditional Probability)

Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas adalah


probabilitas terjadinya suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain
harus terjadi dan peristiwa-peristiwa tersebut saling mempengaruhi.
Jika peristiwa B bersyarat terhadap A, probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah P(B|A) dibaca probabilitas terjadinya B
dengan syarat peristiwa A terjadi.

b. Probabilitas Gabungan (Joint Probability)

Probabilitas gabungan peristiwa tidak saling bebas adalah


probabilitas terjadinya dua atau lebih peristiwa secara berurutan
(bersamaan) dan peristiwa-peristiwa itu saling mempengaruhi.
Jika dua peristiwa A dan B gabungan, probabilitas terjadinya peristiwa
tersebut adalah
P(A dan B) = P(AᑎB) = P(A) x P(B|A)
Jika tiga buah peristiwa A, B, dan C gabungan, probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah
P(AᑎBᑎC) = P(A) x P(B|A) x P(C|AᑎB)

c. Probabilitas Marjinal (Marginal Probability)

Probabilitas marjinal peristiwa tidak saling bebas adalah


probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang tidak memiliki hubungan
dengan terjadinya peristiwa lain dan peristiwa tersebut saling
mempengaruhi. Jika dua peristiwa A adalah marjinal, probabilitas
terjadinya peristiwa A tersebut adalah
P(A) = ∑P(BᑎA)
= ∑P(Ai) x P(B|Ai), i = 1,2,3,….
ATURAN-ATURAN PERHITUNGAN : PERMUTASI DAN KOMBINASI
1. Aturan menghitung Fundamental
Dalam barisan n kejadian yang mana kejadian pertama memiliki k1
kemungkinan, kejadian kedua memiliki k2 kemungkinan, kejadian ketiga
memiliki k3 kemungkinan, dan seterusnya hingga banyaknya total
probabilitas dari barisan akan menjadi k1 × k2 × k3 × ......... kn

Contoh, dilakukannya percobaan melempar satu koin logam dan satu dadu.

2 kemungkinan

6 kemungkinan

Maka banyaknya semua hasil yang mungkin terjadi dalam suatu barisan
kejadian adalah 12 dari (6 x 2)

2. Aturan Permutasi
Digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat
satu kelompok objek. Pada permutasi kita berkepentingan dengan susunan
atau urutan dari objek.
Rumus :
𝑛!
𝑃 = 𝑃𝑟𝑛 = (
𝑛 𝑟 𝑛−𝑟 )!
P = Jumlah permutasi atau cara objek disusun
n = jumlah total objek yang disusun
r = jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan jumlah r dapat sama
dengan n atau lebih kecil

Contoh :
Dari 5 siswa (Ana, Budi, Cici, Dudi, dan Edi) akan dipilih 2 siswa untuk menjadi
pengurus kelas (ketua dan bendahara). Banyaknya kemungkinan siswa
menjadi pengurus kelas adalah...
𝑛!
𝑃=
𝑛 𝑟 (𝑛−𝑟)!
5! 5! 5 . 4 . 3!
𝑃=
5 2 (5−2)!
= =
3! 3!
= 20

Kasus ini tergolong kasus permutasi karena dua siswa akan merasakan
tanggung jawab yang berbeda ketika mereka menjadi ketua atau bendahara,
misalkan tanggungjawab Budi sebagai ketua dan Ana menjadi bendahara
berbeda dengan Ana sebagai ketua dan Budi menjadi bendahara.

3. Aturan Kombinasi
Dipergunakan apabila kita tertarik pada beberapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan objek tanpa memerhatikan urutannya.

Rumus :
𝑛!
𝐶 = 𝐶𝑟𝑛 = (𝑛−𝑟)!𝑟!
𝑛 𝑟

P = Jumlah kombinasi
n = jumlah total objek yang disusun
r = jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan jumlah r dapat sama
dengan n atau lebih kecil
Contoh Soal :
Budi diberikan kemudahan mengerjakan 4 soal dari 10 soal ujian. Banyaknya
kemungkinan budi memilih soal yang akan dikerjakan adalah...
𝑛!
𝐶=
𝑛 𝑟 (𝑛−𝑟)!𝑟!
10! 10 . 9 . 8 . 7. 6! 5040
𝑃=
10 4 (10−4)!4!
= = = 210
6! 4! 24

Kasus diatas tergolong menggunakan aturan kombinasi karena Budi akan


mengerjakan soal yang sama meskipun urutan mengerjakannya berbeda,
misalkan Budi mengerjakan soal nomor 1, 2, 3, dan 4 akan sama ketika Budi
mengerjakan 2, 3, 1, 4 ataupun 3, 1, 4, 2

Anda mungkin juga menyukai