Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem politik pada suatu negara terkadang bersifat relatif, hal ini dipengaruhi
oleh elemen-elemen yang membentuk sistem tersebut.Juga faktor sejarah dalam
perpolitikan di suatu negara. Pengaruh sistem politik negara lain juga turut memberi
kontribusi pada pembentukan sistem politik disuatu negara. Seperti halnya sistem
politik di Indonesia, seiring dengan waktu, sistem politik di Indonesia selalu
mengalami perubahan.
Indonesia merupakan bagian dari sistem politik dunia, dimana sistem politik
Indonesia akan berpengaruh pada sistem politik negara tetangga maupun dalam
cakupan lebih luas. Struktur kelembagaan atau institusi khas Indonesia akan terus
berinteraksi secara dinamis, saling mempengaruhi, sehingga melahirkan sistem
politik hanya dimiliki oleh Indonesia. Namun demikian, kekhasan sistem politik
Indonesia belum dapat dikatakan unggul bila kemampuan positif struktur dan
fungsinya belum diperhitungkan sistem politik negara lain.
Salah satu syarat penting dalam memahami bagaimana sistem politik
Indonesia adalah melalui pengembangan wawasan dengan melibatkan masyarakat
dalam pendidikan politik nasional dan internasional.Artinya lingkungan internal dan
eksternal sebagai batasan dari suatu sistem politik Indonesia harus dipahami terlebih
dahulu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan politik?
2. Apafungsi dan peranan politik di Indonesia?
3. Bagaimana manfaat politik bagi masyarakat?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang pengertian politik.
2. Menjelaskan tentang fungsi dan peranan politik di Indonesia.
3. Menjelaskan tentang manfaat politik bagi masyarakat.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian politik.
2. Mengetahui fungsi dan peranan politik di Indonesia
3. Mengetahui manfaat politik bagi masyarakat.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Politik


1. Aristoteles
Bahwa arti pengertian politik adalah upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu
yang dikehendaki.
2. Prof. Miriam Budhiarjo
Pengertian politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik
(negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan dari sistem itu
dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah dipahami,
dapat dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
negara maupun proses pengambilan keputusan ketatanegaraan.
3. Hans Kelsen
Ia menjelaskan bahwa politik mempunyai dua arti, yaitu sebagai berikut.
 Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu
agar tetap hidup secara sempurna.
 Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau
individu untuk mencapai tujuan.
4. Paul Janet
Pengertian politik adalah Ilmu yang mengatur perkembangan negara begitu juga
prinsip-prinsip pemerintahan.
5. Franz Magnis Suseno
Pengertian politik segala kegiatan manusia yang berorientasi kepada masyarakat
secara keseluruhan, atau yang berorientasi kepada negara. Sebuah keputusan
disebut keputusan politik apabila diambil dengan memperhatikan kepentingan
masyarakat sebagai keseluruhan. Suatu tindakan harus disebut politis apabila
menyangkut masyarakat sebagai keseluruhan.

3
6. Max Weber
Pengertian politik menurut Max Weber adalah sarana perjuangan untuk sama-
sama melaksanakan politik atau perjuangan untuk mempengaruhi pendistribusian
kekuasaan baik di antara Negara-negara maupun diantara hukum dalam suatu
Negara.
7. Gabriel A. Almond
Bahwa politik adalah kegiatan yang berhubungan dengan kendali pembuatan
keputusan publik dalam masyarakat tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali
ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif (berwenang secara sah) dan
koersif (bersifat memaksa).(https://www.zonareferensi.com/pengertian-politik/)

2.2 Pendidikan Politik

Lewat pendidikan politik individu diajarkan bagaimana mereka


mengumpulkan informasi dari berbagai media massa, diperkenalkan mengenai
struktur politik, lembaga-lembaga politik, lembaga-lembaga pemerintahan.
Beberapa definisi mengenai pendidikan politik adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan politik adalah bentuk pendidikan orang dewasa dengan menyiapkan


kader-kader untukpertarungan politik dan mendapatkan penyelesaian politik,
agar menang dalam perjuangan politik
2. Pendidikan politik adalah upaya edukatif yang intensional, disengaja dan
sistematis untuk membentuk individu sadar politik, dan mampu menjadi pelaku
politik yangbertanggung jawab secara etis/moril dalam mencapai tujuan-tujuan
politik.
3. R. hayer menyebut pendidikan politik ialah usaha membentuk manusia
partisipan yang bertanggung jawab dalam politik.
(http://rudyhartono.blogs.uny.ac.id/wpcontent/uploads/sites/4151/2017/06/
Pendidikan-Politik-Upload.pdf)

Jadi pendidikan politik itu adalah suatu proses penanaman nilai-nilai politik
yang dilakukan secara sengaja, trencana, bisa bersifat formal maupun informal,
dilakukan secara terus menerus dari generasi ke generasi, agar warganegara mau

4
berpartisipasi dalam politik, serta memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban
secara bertanggung jawab.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Fungsi Politik di Indonesia


1) Fungsi Sosialisasi Politik 
Sosialisasi Politik merupakan suatu cara untuk memperkenalkan nilai-nilai
politik, sikap-sikap dan etika politik yang berlaku atau yang dianut oleh suatu
negara.Pembentukan sikap-sikap politik atau untuk membentuk suatu sikap dan
keyakinan politik dibutuhkan waktu yang panjang melalui proses yang
berlangsung tanpa henti. Menurut Gabriel Almound, dalam Sosialisasi Politik,
terdapat dua hal yang penting, yaitu : Sosialisasi Politik berjalan terus menerus
selama hidup seseorang.
Sikap-sikap dan nilai-nilai yang didapatkan dan terbentuk pada masa kanak-
kanak akan selalu disesuaikan atau akan diperkuat sementara ia mengalami
berbagai pengalaman sosial. Pendidikan sekolah, pengalaman keluarga dan
pengaruh pergaulan berperan dalam memperkuat keyakinan tetapi dapat pula
mengubahnya secara drastis.
Sosialisasi Politik dapat berwujud transmisi dan pengajaran.Artinya dalam
sosialisasi itu terjadi interaksi antara suatu sikap dan keyakinan politik yang
dimiliki oleh generasi tua terhadap generasi muda yang cenderung masih flesibel
menerima pengaruh ajaran. Transmisi dan pengajaran tersebut dapat berwujud:
interaksi langsung yaitu berupa pengajaran formal ataupun doktrinasi suatu suatu
ideologi.Contoh: pengajaran matakuliah kewarganegaraan di sekolah. Interaksi tak
langsung, yang sangat erat pengaruhnya pada masa kanak-kanak, di mana
berkembang sifat penurut atau sikap pembangkangan terhadap orang tua, guru
atau teman yang mempengaruhi sikapnya di masa dewasa terhadap pemimpin
politiknya dan terhadap sesama warga negara.Misalnya ketika masa kanak-kanak,
pengalaman yang didapatkannya adalah terjadinya perpecahan keluarga dan
otoriter orang tua. Kondisi dan pengalaman seperti itu melahirkan suatu
kebencian, sehingga ketika terjadi suatu kondisi dalam negara yang sifatnya dapat
disamakan dengan keadaan dan pengalaman masa kecilnya, akan melahirkan pula

6
kebencian yang diwujudkan dalam partisipasi politik ilegal seperti demonstrasi,
oposisi dan gerakan subversif. Sosialisasi politik dijalankan melalui bermacam-
macam lembaga antara lain: keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, pekerjaan
dan media massa.
2) Fungsi Rekrutmen Politik 
Rekrutmen Politik adalah suatu proses seleksi atau rekrutmen anggota-
anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan
administratif maupun politik. Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur-
prosedur rekrutmen yang berbeda.Anggota kelompok yang rekrut/diseleksi adalah
yang memiliki suatu kemampuan atau bakat yang sangat dibutuhkan untuk suatu
jabatan atau fungsi politik.Setiap partai politik memiliki pola rekrutmen yang
berbeda.Pola perekrutan anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang
dianutnya. Di Indonesia, perekrutan politik berlangsung melalui pemilu setelah
setiap calon peserta yang diusulkan oleh partainya diseleksi secara ketat oleh suatu
badan resmi. Seleksi ini dimulai dari seleksi administratif, penelitian khusus
(litsus) yaitu menyangkut kesetiaan pada ideologi negara.
3) Fungsi Komunikasi Politik
Komunikasi Politik adalah salah satu fungsi yang dijalankan oleh partai
poltik dengan segala struktur yang tersedia, mengadakan komunikasi informasi,
isu dan gagasan politik. Media-media massa banyak berperan sebagai alat
komunikasi politik dan membentuk kebudayaan politik. Partai politik menjalankan
fungsi sebagai alat mengkomunikasikan pandangan dan prinsip-prinsip partai,
program kerja partai, gagasan partai dan sebagainya. Agar anggota partai dapat
mengetahui prinsip partai, program kerja partai atau pun gagasan partainya untuk
menciptakan ikatan moral pada partainya, komunikasi politik seperti ini
menggunakan media partai itu sendiri atau media massa yang mendukungnya.
Sistem komunikasi politik di Indonesia dikembangkan dengan dasar
komunikasi yang bebas dan bertanggung jawab. Setiap media massa bebas
memberitakan suatu hal selama tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku,
tidak membahayakan kepentingan negara dan masyarakat. Di samping itu media
massa juga berfungsi menyuarakan suara pembangunan dan program-program

7
kerja pemerintah, menyuarakan ide-ide politik, membina tumbuhnya kebudayaan
politik kemudian memelihara dan mewariskannya pada generasi pelanjut.
4) Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah demensi vertikal dari struktur sosial masyarakat,
dalam artian melihat perbedaan masyarakat berdasarkan pelapisan yang ada,
apakah berlapis-lapis secara vertikal dan apakah pelapisan tersebut terbuka atau
tertutup ataupembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat atau sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Stratifikasi sosial
merupakan konsep sosiologi, dalam artian kita tidak akan menemukan
masyararakat seperti kue lapis; tetapi pelapisan adalah suatu konsep untuk
menyatakan bahwa masyarakat dapat dibedakan secara vertical menjadi kelas atas,
kelas menengah dan kelas bawah berdasarkan criteria tertentu.
Pendapat di atas merupakan suatu penggambaran bahwa stratifikasi sosial
sebagai gejala yang universal, artinya dalam setiap masyarakat bagaimanapun juga
keberadaanya pasti akan di dapatkan pelapisan social tersebut. Apa yang
dikemukakan Aristoteles. Karl Marx adalah salah satu bukti adanya stratifikasi
sosial dalam masyarakat yang sederhana sekalipun. Kriteria jenis kekayaan dan
juga profesi pekerjaan merupakan kriteria yang sederhana, sekaligus menyatakan
bahwa dalam masyarakat kita tidak akan menemukan masyarakat tanpa kelas.
Perkembangan masyarakat selanjutnya menuju masyarakat yang semakin
modern dan kompleks, stratifikasi sosial yang terjadi dalam masyarakat akan
semakin banyak. Mengapa terjadi stratisikasi social uraian berikut ini akan
menjelaskannya. Selama dalam suatu masyatrakat ada sesuatu yang dihargai dan
setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargainya, maka barang sesuatu itu
akan menjadi bibit yang dapat menimbulkan adanya system berlapis-lapis yang
ada dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang dihargai di dalam masyarakat itu
mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis, mungkin juga
berupa tanah, kekuasan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau mungkin
juga keturunan dari keluarga yang terhormat.Terjadinya stratifikasi sosial dalam
masyarakat dikarenakan sesuatu yang dihargai dalam masyarakat jumlahnya
terbatas, akibatnya distribusinya di dalam masyarakat tidaklah merata.

8
3.2 Peranan Politik di Indonesia
a. Fungsi perumusan kepentingan
Yaitu fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu
negara. Orang per orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus
menentukan apa yang menjadi kepentingan mereka, atau apa yang ingin mereka
dapatkan dari negara/ politik. Fungsi ini seharusnya terutama dijalankan oleh
lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau kelompok-kelompok kepentingan.
b. Fungsi pemaduan kepentingan
Yaitu fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak
dalam suatu negara dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai alternatif
kebijakan.Pihak yang paling bertanggungjawab untuk memadukan kepentingan
adalah partai politik.Namun demikian, proses pemaduan kepentingan juga terjadi
di lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif.
c. Fungsi pembuatan kebijakan umum
Yaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang
diusulkan oleh partai politik dan pihak-pihak lain, untuk dipilih salah satu di
antaranya sebagai satu kebijakan pemerintahan. Pelaku fungsi ini adalah lembaga
legislatif dan eksekutif (pembuatan undang-undang) atau lembaga eksekutif
sendiri (pembuatan peraturan pemerintah).
d. Fungsi penerapan kebijakan
Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pihak yang berwenang.Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat birokrasi
pemerintah di bawah pimpinan pejabat eksekutif.
e. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan
Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili
adalah lembaga peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan perdilan militer, dan lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.

9
3.3 Manfaat Politik Bagi Masyarakat
Sedikit atau banyak pendidikan politik itu merupaan aktivitas agogis yang
terlembagakan, yang secara sistematis dan intensional berusaha mendorong peserta
(siswa, orang dewasa, rakyat) untuk berpartisipasi politik lebih aktif lagi dalam
membangun lembaga-lembaga kemasyarakatan dan politik, dan membangun budaya
bangsa. Maka pendidikan politik itu ikut menata masyarakat lingkungan sendiri dan
masyarakat negara, juga menuntut dilaksanakannya kewajiban-kewajiban selaku
warganegara untuk membangun tanah air, di samping mendaatkan hak-haknya yang
wajar-wajar, yaitu untuk membuat “bangunan-bangunan dan bentuk-bentuk” baru di
tengah lingkungan budaya bangsa sendiri. Semua aktivitas itu dilakukan secara
bertanggung jawab dalam ikatan-ikatan hidup bersama secara gotong royong atau
kolektif, atas dasar Kesukarelaan disertai ketulusan-ikhlasan, dan Keterlibatan
selaku warga negara di medan politik, yang dianggap sebagai missi (amanat) hidup
ayng harus dilaksanakan di tengah satu budaya politik tertentu.
Dengan demikian pendidikan politik yang berlangsung di tengah budaya
politik itu selalu berkaitan dengan: bidang sosial, ekonomi, seni, ilmu pengetahuan,
moral nilai, nilai spiritual dan kesusilaan. Maka kultur dan budaya politik itu
merupakan manifestasi atau ungkapan dari kegiatan-kegiatan manusia yang terus-
menerus berkreasi, sehingga selalu terjadi gerakan-gerakan dan perubahan-
perubahan, yang kita kenal sebagai “peristiwa epochal” (peristiwa zaman, kejadian
dalam kurun waktu). Artinya, dunia politik itu secara terus menerus mengalami
pergeseran dan perubahan danpada akhirnya memberikan kualitas tertentu pada
susunan masyarakatnya, yang dihayati orang secara berbeda-beda pula.Maka
pluriformitas (keanekaragaman) bentuk-bentuk kehidupan politik dengan perbedaan
norma-norma dan valensi yang dianut manusia itu memberikan alas dasar yang kuat
untuk memunculkan satu skala besar keanekaragaman organisasi (strukturdan
kelembagaan, asas tujuan dan cara-cara bekerja atau pencapaiannya). Sebagai
konsekuensinya juga akan dimunculkan bermacam-macam bentuk kerjasama dan
beranekaragam konflik politik dunia.
Tema bahasan dalam pendidikan politik ialah bentuk-bentuk pergaulan hidup
yang dinamis dan selalu mengalami perubahan dari macam-macam kelompok sosial
(grup, kolektivitas, ras, suku, bangsa, dan lain-lain), yang dibahas lewaat dialog-

10
dialog terbuka dan penuturan, berupa anlisis kritis dan ulasan.Pendidikan politik itu
mempunyai orintasi sosial di samping orientasi individual (untuk meningkatkan
martabat dan keterampilan teknis politik inividu), dan kegiatan
praktis/praxisnya.Karena pembahasan yang dibahas oleh aktor-aktor politik adalah
bentuk-bentuk pergaulan hidup atau struktur-struktur kemasyarakatan.Di zaman
modern sekarang ini orang tidak hanya mementingkan pendidikan dan pembentukan
intelektual saja (pengembangan unsur-unsur kognitif), akan tetapi lebih banyak
ditujuan pada pengangkatan harkat dan martabat totalitas manusia, di samping
pengembangan daya-daya estetis dan moril (akhlak, budi, kesusilaan) karena
pendidikan sekarang telah menjadi prestise sendiri di mata masyarakat. Melalui
pendidikan orang akan mendapatkan padangan sendiri di mata masyarakat. Orang
yang berpendidikan tinggi pasti akan lebih disegani daripada orang yang
berpendidikan rendah. Pendidikan memiliki stratifikasi sendiri dalam lingkungan
masyarakat. Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah untuk mendapatkan
jabatan di suatu lembaga atau instansi dari pada orang yang kurang berpendidikan.
Sebab manusia-manusia modern mengejar ideal-ideal normatif tertentu, yang hidup
di tengah-tengah kelompok-kelompok sosiologi, dan secara terus menerus terlibat
dalam satu proses historis yang dinamis.
Pada intinya, manusia atau individu tidak mau ditinggalkan oleh kaumnya,
atau tidak ingin ketinggalan zaman, meskipun karena situasi dankondisi tertentu ada
banyak individu, kelompok, suku, bangsa yang masih tertinggal dari kondisi
zaman.Oleh karena itu perlu adanya gerak emansipasi dari kelompok yang
tertinggal itu untuk dientas dan mengentaskan diri darikondisi
keterjepitannya.Dalam gerak emansipasi ini jelas terdapat hasrat untuk menentukan
nasib sendiri status sosial, harkat dan martabat diri serta usaha untuk mewujudkan
manusia (Indonesia) baru yang progresif dan berkesejahteraan.Pendidikan politik
berfungsi sebagai pengerak kesadaran masyarakat terhadapa gerak emansipasi ini.
Menyadarkan masyarakat bahwa semua orang dimata negara memiliki hak
dan kewajiban yang sama tnpa melihat latar belakang mereka. Oleh sebab itu dalam
pendidikan politik dimensi pertanggungjawaban etnis-politik merupakn fundamen
dasar bagi usaha pembentukan kepribadian manusia. Sebabnya pendidikan politik
itu ditanamkan dua hal pokok, yaitu :

11
1. Pembantukan hati nurani politik, dan
2. Pertanggungjawaban etnis-politik berasaskan keadilan, kebaikan dan kebenaran.
Kedua hal tersebut di atas secara implisit mewajibkan setiap insan politik untuk
berkelakuan baik.Tidak melakukan perbuatan-perbuatan manipulatif dan
eksploitatif, tidak mengutamakan kepentingan pribadi, tidak mehalalkan hal-hal
licik dan jahat, juga supaya tidak menjadi political animal.Semua perbuatan politik
harus berdasarkan suara hati nurani sendiri yang murni, dan sesuai dengan tuntutn
hati nurani segenap rakyat.Sebab perbuatan politik tersebut mengenai nasib dan
mati-hidupnya rakyat banyak. Maka setiap warganegara harus banyak melakukan
kebajikan,dan bertanggung jawab penuh atas segala perbuatan politiknya.
Subyek belajar dalam kegiatan pendidikan politik ialah individu-individu
yang tengahbelajar atau siswa belajar. Sekolah, panti dan lembaga-lembaga tertentu
merupakan lokasi proses belajar. Sedangkan “guru” adalah organisatoris dari semua
proses belajar politik. Subyek di dalam pendidikan politik itu adalah rakyat atau
warganegara.Secara agogis, rakyat tidak boleh diremehkan atau dipandang rendah,
juga tidak boleh dijadikan obyek pendidikan (tidak boleh diobyektivir).Akan tetapi
juga tidak boleh dinilai berlebih-lebihan (overestimate).Jelasnya, rakyat yang
dianggap “bodoh dan primitif” itu betapapun terbelakang kondidinya, mereka
adalah warganegara yang terhormat dan bermartabat, yang patut dihargai
keberadaannya.Mereka merupakan sumber daya insani potensial yang perlu
dikembangkan dan diakutualkan, juga perlu mendapatkan pendidikan politik yang
wajar, supaya mampu berpartisipasi politik.Akan tetapi rakyat yang dianggap
“bodoh dan primitif” inilah yang menjadi sasaran empuk bagi kaum elite untuk
dimanfaatkan. Karena sedikit saja bujukan atau rayuan maka mereka akan terlena
dengan “iming-iming” yang telah diberikan. mereka tidak dapat bersifat kritis
terhadap keadaan akibat dari kondisi latar belakang yang timpang dengan
masyarakat lainya. Sehingga sangat minim pendidikan politik yang mereka
dapatkan. Mereka tetap akan ikut berpartisipasi dalam aktivitas politik, akan tetapi
aktivitas mereka belum jelas apakah dari hati nurani masing-masing atau hanya
berupa dorongan dari kaum elite yang memanfatkan mereka. pendidikan politik
seharusnya merata di setiap kalangan masyarakat, sehingga setiap masyarakat dapat

12
berfikir kritis terhadap keadaan dan dapat turut serta dalam memecahkan
konflikkonflik yang ada.
Dalam suatu demokrasi, di Indonesia ialah demokrasi Pancasila, dimana
warganegara yang aktif itu mengetahui dan memahami apa yang dilakukan oleh
pemerintah, bahkan juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan kebijakan
pemerintah. Bahkan warganegara berperan serta secara aktif dalam imbangan-
imbangan kekuatan dan kekuasaan tadi.Setiap warganegara harus ikut menentukan
dan berperan serta dalam mengubah kondisi masyarakat yang buruk keadaannya
lewat jalan politik yang sah dan berbuat nyata.Jiwa dari pendidikan politik itu
adalahikatan-perjanjian politik, yaitu keikutsertaannya dalam peristiwa-peristiwa
poitik, dan peranan turut menentukan kebijakan-kebijakan politik.Hal ini
mengingat, bahwa tujuan pendidikan politik itu pada hakekatnya merupakan tujuan
rakyat/warganegara.Kalau tidak demikian, maka pendidikan politik tersebut cukup
berupa perilaku manipulasi terhadap rakyat.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan 
Politik merupakan segala kegiatan manusia yang berorientasi kepada
masyarakat secara keseluruhan, atau yang berorientasi kepada negara. Sebuah
keputusan disebut keputusan politik apabila diambil dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan. Suatu tindakan harus disebut politis
apabila menyangkut masyarakat sebagai keseluruhan.
Perkembangan politik di Indonesia merupakan hal yang sudah lama dan
menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri yaitu sejak adanya
penjajah Belanda datang ke Indonesia sampai saat sekarang pasca refomasi yang
mana dinamika pergolakannya semakin tinggi.Pendidikan politik yang berlangsung
di tengah budaya politik itu selalu berkaitan dengan: bidang sosial, ekonomi, seni,
ilmu pengetahuan, moral nilai, nilai spiritual dan kesusilaan.Pendidikan politik
berfungsi sebagai pengerak kesadaran masyarakat terhadapa gerak
emansipasi.Menyadarkan masyarakat bahwa semua orang dimata negara memiliki
hak dan kewajiban yang sama tnpa melihat latar belakang mereka.

4.2.Saran
Seharusnya pendidikan politik di Indonesia dilaksanakan secara merata tanpa
harus memandang latar belakang masyarakat. Pendidikan politik adalah tugas
negara, sebaiknya tidak disalahgunakan untuk mendoktrin rakyat, tetapi digunakan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan rakyat terhadap politik sehingga dapat
turut serta berpartisipasi dalam politik guna mewujudkan Indonesia yang lebih baik
kedepannya

14
DAFTAR PUSTAKA

http://rudyhartono.blogs.uny.ac.id/wpcontent/uploads/sites/4151/2017/06/Pendidikan-
Politik-Upload.pdf diakses pada tanggal 12 Januari 2019

Jipptumt yudi kurnia: http://eprints.umm.ac.id/35920/3/jiptummpp-gdl-yudikurnia-


48898-3-babii.pdf diakses pada tanggal 12 Januari 2019

https://id.scribd.com/doc/260466127/Makalah-Politik-Di-Indonesia#download diakses
pada tanggal 12 Januari 2019

https://www.zonareferensi.com/pengertian-politik/diakses pada tanggal 12 Januari 2019

https://manfaat.co.id/manfaat-lmu-politik diakses pada tanggal 12 Januari 2019

15

Anda mungkin juga menyukai