PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi masalah sosial.
2. Menjelaskan macam-macam masalah sosial.
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi masalah sosial
4. Menjelaskan Penanggulangan masalah sosial
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah menyebabkan
terjadinya disintegrasi kehidupan dalam kelompok; dan
c. Sesuatu yang dilakukan inidividu atau kelompok itu telah memunculkan
kegelisahan, ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan unsur-unsur masalah sosial yaitu:
a) Adanya suatu situasi atau kondisi sosial;
b) Adanya sekelompok orang yang mengevaluasi situasi atau kondisi sosial
tersebut;
c) Adanya evaluasi terhadap situasi atau kondisi sosial tersebut sebagai tidak
mengenakkan;
d) Adanya alasan-alasan mengapa situasi atau kondisi tersebut sebagai tidak
mengenakkan.
4
Dalam kajian sosiologi pembangunan, konsep kemiskinan dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu yang pertama kemiskinan absolut (a fixed yardstick). Konsep
kemiskinan absolut ini dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang
kongkit. Ukuran ini lazimnya berorientasi pada kebutuhan dasar dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu pangan, papan dan sandang. Besarnya ukuran setiap negara
berbeda. Kedua, kemiskinan relatif (the idea of relative). Konsep kemiskinan
relatif ini dirumuskan berdasarkan atau memperhatikan dimensi tempat dan waktu.
Asumsi ini, bahwa kemiskinan di daerah satu dengan daerah lain tidak sama,
demikian juga antara waktu dulu dengan sekarang berbeda. Ketiga, kemiskinan
subjektif. Konsep kemiskinan sbjektif ini dirumuskan berdasarkan perasaan
individu atau kelompok miskin. Kita menilai individu atau kelompok tertentu
miskin, tetapi kelompok yang kita nilai menganggap bahwa dirinya bukan miskin,
atau sebaliknya. Konsep kemiskinan ketiga inilah yang lebih tepat apabila
memahami konsep kemiskinan dan bagaimana langkah strategis dalam menangani
kemiskinan.
2.2.3 Masalah Penyimpangan Perilaku Remaja dan Kenakalan Remaja
Pengertian perilaku menyimpang (deviasi sosial) adalah semua bentuk
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Jadi, perilaku
menyimpang remaja adalah semua bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Diantara bentuk atau macam-macam perilaku menyimpang remaja antara
lain:
1. Tawuran antar pelajar;
2. Penyimpangan seksual meliputi homoseksual, lesbianisme, dan hubungan
seksual sebelum nikah;
3. Alkoholisme;
4. Penyalahgunaan obat terlarang atau narkotika;
5. Kebut-kebutan di jalan raya;
6. Pencurian atau penipuan, dan bentuk-bentuk tindakan kriminalitas lainnya.
5
a. Sikap apatis terhadap kewajiban-kewajiban normatif yang melekat pada
dirinya;
b. Adanya kecenderungan sikap untuk suka mengganggu teman lainnya;
c. Sikap kecewa yang berlebihan karena tidak terpenuhinya keingian tertentu;
d. Kurang fokus atau perhatian terhadap suatu agenda kegiatan tertentu;
e. Sikap takut yang berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap merugikan
dirinya; dan
f. Ketidakmampuan untuk berperan dalam kelompok atau sikap ‘manja’ yang
berlebihan
Bentuk penyimpangan perilaku remaja dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
Penyimpangan primer, yaitu penyimpangan yang sifatnya temporer,
sementara, dan masyarakat masih bisa mentolerir;
Penyimpangan sekunder, yaitu penyimpangan yang dapat merugikan atau
mengancam keselamatan orang lain, misalnya tindakan kriminal;
Penyimpangan kelompok, yaitu penyimpangan yang dilakukan secara
kelompok, misalnya geng untuk berkelahi, narkotik; dan
Penyimpangan individu, yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan secara
sendiri.
6
Meningkatnya pencemaran lingkungan tersebut secara langsung atau tidak
langsung mendorong munculnya beragam problem kehidupan di berbagai aspek,
misalnya:
a. Tingkat kualitas kesehatan masyarakat semakin terancam;
b. Kualitas kesuburan tanah dan ekosistem lingkungan fisik terancam;
c. Kualitas air sebagai sumber kehidupan semakin tercemar;
d. Terjadinya pencemaran udara, karena polusi industri, dan sebagainya.
7
6. Konflik melibatkan dua kelompok kepentingan yang saling memperebutkan
kebutuhan hidup.
8
dianggap sebagai masalah sosial di tempat lain. Faktor waktu juga mempengaruhi
masalah sosial ini. Selain itu, ada juga masalah-masalah yang tidak bersumber pada
penyimpangan norma masyarakat, seperti masalah pengangguran, penduduk,
kemiskinan.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni
antara lain:
1. Faktor Ekonomi : kemiskinan, pengangguran dan lain-lain.
2. Faktor Budaya : perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
3. Faktor Biologis : penyakit menular.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan lain-lain.
9
individu, hal ini berarti kemiskinan karena mentalitas individu yang malas, apatis,
fatalistik, pasrah, boros, dan tergantung (mentalitas negatif). Kedua adalah
tingkatan keluarga, hal ini berarti kemiskinan karena jumlah anak dalam keluarga
sangat besar, dengan pola budaya keluarga yang tidak produktif. Dan yang ketiga
adalah tingkatan masyarakat, hal ini berarti kemiskinan kerena tidak
terintegrasinya kaum miskin dengan institusi-institusi masyarakat secara efektif.
Kedua, perspektif struktural. Konsep kemiskinan dalam perspektif struktural
adalah kemiskinan yang terjadi karena dampak dari faktor-faktor struktur
masyarakat (faktor eksternal), yaitu terjadinya kemiskinan karena:
1. Program atau perencanaan pembangunan yang tidak tepat;
2. Pelaksanaan kekuasan pemerintahan (birokrasi pemerintah) yang korup;
3. Kehidupan sosial-politik yang tidak demokratis atau otoriter;
4. Sistem ekonomi liberalistik atau kapitalistik;
5. Perkembangnya teknologi modern atau industrialisasi yang mekanistik
disemua aspek;
6. Kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat sangat tinggi;
7. Globalisasi ekonomi dan pasar bebas.
10
2.3.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Lingkungan Hidup
Ada beberapa faktor kekuatan sosial (perilaku manusia) yang menyebabkan
terjadinya penceran dan ancaman kelestarian lingkungan, antara lain:
1. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan mengakibatkan meningkatnya permintaan
akan makanan, energi dan beberapa kebutuhan lainnya;
2. Konsentrasi penduduk di daerah perkotaan (urbanisasi) menyebabkan munculnya
beragam limbah yang dapat merusak ekosistem;
3. Proses pembangunan dan modernisasi yang meningkatkan pengunaan tekbologi
modern yang bersifat konsumerisme dan mengabaikan keselamatan lingkungan;
dan
4. Aktivitas dan mekanisme pasar, bekerja tanpa pertimbangan keselamatan atau
kelestarian lingkungan hidup.
11
1) Terjadinya perubahan sosial, politik, ekonomi yang bersifat revolusi, misalnya
terjadi peperangan;
2) Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat yang begitu besar,
sebagai akibat kesalahan strategi atau perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan;
3) Adanya peluang atau kesempatan untuk terjadinya tindakan kriminal, karena
alat-alat penegak hukum tidak tegas atau tidak ada kepastian hukum di
masyarakat;
4) Pemerintah yang lemah (tidak bersih) dan aparat pemerintah yang korup, atau
banyak muncul penjahat kerah putih (white collar crime) di setiap departemen
pemerintah atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga ekonomi;
5) Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak terkendali, sehingga jumlah
pengangguran dan urbanisasi meningkat;
6) Kondisi kehidupan keluarga yang disintegratif; dan
7) Berkembangnya sikap mental negatif, misalnya: hedonistis, konsumersitis, suka
menempuh jalan pintas dalam meraih tujuan dan sejenisnya
12
2.4.1 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Pendidikan
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial
yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan
sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di
Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme
(mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan
tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa.
13
2) Menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis (hubungan antara ayah, ibu
dan anak terjalin dengan baik);
3) Mewujudkan kesamaan nilai, norma yang dipegang antara ayah dan ibu
dalam mendidik anak;
4) Memberikan kasih sayang secara wajar atau proporsional (tidak memanjakan
anak);
5) Memberikan perhatian secara proporsional terhadap beragam kebutuhan
anak;
6) Memberikan pengawasan secara wajar atau proporsional terhadap pergaulan
anak di lingkungan masyarakat atau teman bermainnya; dan
7) Memberikan contoh tauladan yang terbaik pada anak, dan setiap pemberian
layanan pada aak diarahkan pada upaya membentuk karakter atau mentalitas
positif.
14
Pertama, melakukan manajemen konflik. Manajemen konflik adalah: “tindakan
konstruktif yang direncanakan, diorganisasi, digerakkan dan dievaluasi secara
teratur atas semua usaha demi mengakhiri konflik”. Semua konflik tidak
mungkin dihilangkan sama sekali, yang bisa hanya diminimalkan.
Kedua, melakukan analisis konflik, yaitu melakukan penelitian tentang pola
budaya antar etnik atau kelompok yang sedang konflik.
Ketiga, melakukan pendidikan komunikasi lintas budaya. Diantara strategi
pendidikan komunikasi lintas budaya adalah memberlakukan pendidikan
multikultural yang terintegrasi pada setiap mata pelajaran di setiap satuan
pendidikan. Inti pendidikan multikultural adalah, demokratisasi, humanisasi dan
pluralis.
15
b. Memprioritaskan pembangunan SDM, yaitu membangun ketaatan pada
prinsip-prinsip moral (hukum) dan agama; sikap kesetiakawanan sosial;
kreativitas; produktivitas; pengembangan rasionalitas; dan kemampuan
menegakkan kemandirian untuk berkarya;
c. Program yang disusun di sektor pembangunan masyarakat, betul-betul
memperhatikan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat, dengan
memperhatikan skala prioritas dan kondisi lingkungan fisik serta sosio-budaya
masyarakatnya;
d. Proses pembangunan sosial, ekonomi dan politik masyarakat, harus lebih
meningkatkan kearah otonomi daerah dan otonomi masyarakat yang lebih
berkualitas;
e. Proses pelaksanaan pembangunan masyarakat hendaknya dilakukan secara
demokratis, transparansi dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan; dan
f. Karena basis ekonomi masyarakat Indonesia adalah pertanian, maka program
pembangunan harus berbasis pada pembangunan teknologi pertanian di
pedesaan.
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut
perubahan ke sistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing
secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa
Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan
meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Permasalahan sosial yang banyak terjadi di lingkungan sekitar adalah
masalah pengangguran. Pengangguran sekarang terjadi dimana-mana. Hal ini
disebabkan banyaknya para pencari kerja. Tetapi, sedikitnya lapangan kerja yang
tersedia. Itu hanya salah satu sebab terjadinya pengangguran. Contoh sebab lain
adalah Sumber Daya Manusia yang kurang berkualitas. Para generasi muda
sekarang lebih suka bemalas-malasan dan bermain dari pada belajar demi
menggapai masa depan. Sehingga di saat mereka dewasa karena tingkat pendidikan
mereka sangat rendah sehingga mereka kesulitan mencari pekerjaan dan akan
menjadi pengangguran Sehingga terjadi kemiskinan dan masalah social lainnya.
Kita harus berusaha mencapai hasil yang terbaik dalam hidup kita sehingga kita
akan menjadi manusia yang berkualitas dan dapat membantu mengurangi masalah
sosial yang ada di lingkungan sekitar kita.
Jadi permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain: kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, tindakan
kriminal, pengangguran, dan lain-lain. Masih banyak faktor yang menyebabkan
munculnya masalah sosial di masyarakat kita. Masalah ini tidak hanya terjadi di
Negara kita saja tetapi masalah ini terjadi sama rata di seluruh pelosok dunia.
3.2 Saran
1. Meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing
secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
17
2. Kita semua harus bekerja sama dalam mengatasi masalah sosial yang sudah
menjadi sorotan bagi kita. Dengan bersama, masalah akan lebih cepat selesai.
Apalagi dengan disertai prakek-praktek yang nyata, akan semakin banyak orang
sadar akan kehidupan sosial ini.
3. Melakukan perubahan dan perbaikan dimulai dari diri sendiri dan lingkungan
yang kondusif, setelah itu mengajak orang terdekat kita.
18
DAFTAR PUSTAKA
Berry Sastrawan, dkk. 2012. Masalah social dan faktor yang mempengaruhi. http://berry-
sastrawan.blogspot.com/2014/02/makalah-sosiologi-masalah-masalah.html diakses
pada tanggal 16 Januari 2019
https://muhammadsuryandhika.wordpress.com/2017/11/09/makalah-masalah-sosial/
diakses pada tanggal 16 Januari 2019
19