Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut juga
makhluk sosial, dimana manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya.
Manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan manusia lain atau disebut juga interaksi sosial. Interaksi
sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nnilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat.
Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat
berlangsung dengan baik.
Didalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia tidak lepas dari hubungan
antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun
kelompok lain untuk dapat berinteraksi atau bertukar pikiran. Interaksi sosial
merupakan kunci rotasi semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi
ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Dalam berinteraksi di kehidupan bermasyarakat, setiap individu diwajibkan
untuk memiliki kesadaran akan kewajibannya sebagai anggota kelompok masyarakat.
Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing-masing, maka proses sosial itu
sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang di harapkan. Selain itu jika proses
sosial tidak berjalan dengan baik maka akan timbul masalah sosial. Masalah sosial
dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai suatu kondisi yang tidak
diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi masalah sosial?
2. Apa macam-macam masalah sosial?
3. Faktor apa yang mempengaruhi masalah sosial?
4. Bagaimana Penanggulangan masalah sosial?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi masalah sosial.
2. Menjelaskan macam-macam masalah sosial.
3. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi masalah sosial
4. Menjelaskan Penanggulangan masalah sosial

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengetahui definisi masalah sosial.
2. Dapat mengetahui macam-macam masalah sosial.
3. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi masalah sosial.
4. Dapat mengetahui Penanggulangan masalah sosial

1.5 Metode Penulisan


Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Masalah Sosial


 Perspektif Sosiologi
Masalah Sosial adalah situasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai perlu
diatasi (dipemecahankan). Pandangan pekerja sosial adalah terganggunya fungsi
sosial, sehingga mempengaruhi kemampuan memenuhi kebutuhan, dan peranan-
peranannya di masyarakat. Kondisi yang dipandang orang atau masyarakat sebagai
situasi yang tidak diharapkan.
  Menurut Gillin dan Gillin
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang
ada dalam masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau,
menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut sehingga menyebabkan kepincangan sosial. Apabila antara unsur moral,
politik, pendidikan, agama, kebiasaan dan ekonomi terjadi bentrokan, maka
hubungan sosial akan ikut terganggu sehingga mungkin akan terjadi kegoyahan
dalam kehidupan kelompok.
 Menurut Soerjono Soekanto
Masalah sosial (problema sosial) merupakan permasalahan-permasalahan
yang muncul dalam masyarakat, bersifat sosial dan berhubungan erat dengan nilai-
nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Jadi pada dasarnya masalah
sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Oleh karena itu masalah sosial tidak
akan mungkin dibahas tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat
tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
 Coleman, J.W and Cressey, D.R.
Masalah sosial merupakan suatu gejala (fenomena) sosial yang mempunyai
dimensi atau aspek kajian yang sangat luas atau kompleks, dan dapat ditinjau dari
berbagai perspektif (sudut pandang atau teori). Suatu fenomena atau gejala
kehidupan dikatakan sebagai masalah sosial (social problems) adalah apabila:
a. Sesuatu yang dilakukan seseorang itu telah melanggar atau tidak sesuai
dengan nilai-norma yang dijunjung tinggi oleh kelompok;

3
b. Sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah menyebabkan
terjadinya disintegrasi kehidupan dalam kelompok; dan
c. Sesuatu yang dilakukan inidividu atau kelompok itu telah memunculkan
kegelisahan, ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan unsur-unsur masalah sosial yaitu:
a) Adanya suatu situasi atau kondisi sosial;
b) Adanya sekelompok orang yang mengevaluasi situasi atau kondisi sosial
tersebut;
c) Adanya evaluasi terhadap situasi atau kondisi sosial tersebut sebagai tidak
mengenakkan;
d) Adanya alasan-alasan mengapa situasi atau kondisi tersebut sebagai tidak
mengenakkan.

2.2 Macam-macam Masalah Sosial Bidang Pembangunan Di Indonesia


2.2.1 Masalah Pendidikan
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin
memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya.
Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan
kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang kompeten. Banyak orang
yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana.
Kecuali guru-guru lama yang sudah lama mendedikasikan dirinya menjadi guru.
Selain berpengalaman mengajar murid, mereka memiliki pengalaman yang dalam
mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika
fenomena ini dibiarkan berlanjut, tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan
hancur mengingat banyak guru-guru berpengalaman yang pensiun.
Sarana pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya
pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk di daerah terbelakang. Namun,
bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan
yang benar-benar dipakai buat hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang
menyebabkan mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada
umumnya, antara lain guru dan sekolah.
2.2.2 Masalah Kemiskinan

4
Dalam kajian sosiologi pembangunan, konsep kemiskinan dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu yang pertama kemiskinan absolut (a fixed yardstick). Konsep
kemiskinan absolut ini dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang
kongkit. Ukuran ini lazimnya berorientasi pada kebutuhan dasar dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu pangan, papan dan sandang. Besarnya ukuran setiap negara
berbeda. Kedua, kemiskinan relatif (the idea of relative). Konsep kemiskinan
relatif ini dirumuskan berdasarkan atau memperhatikan dimensi tempat dan waktu.
Asumsi ini, bahwa kemiskinan di daerah satu dengan daerah lain tidak sama,
demikian juga antara waktu dulu dengan sekarang berbeda. Ketiga, kemiskinan
subjektif. Konsep kemiskinan sbjektif ini dirumuskan berdasarkan perasaan
individu atau kelompok miskin. Kita menilai individu atau kelompok tertentu
miskin, tetapi kelompok yang kita nilai menganggap bahwa dirinya bukan miskin,
atau sebaliknya. Konsep kemiskinan ketiga inilah yang lebih tepat apabila
memahami konsep kemiskinan dan bagaimana langkah strategis dalam menangani
kemiskinan.
2.2.3 Masalah Penyimpangan Perilaku Remaja dan Kenakalan Remaja
Pengertian perilaku menyimpang (deviasi sosial) adalah semua bentuk
perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Jadi, perilaku
menyimpang remaja adalah semua bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Diantara bentuk atau macam-macam perilaku menyimpang remaja antara
lain:
1. Tawuran antar pelajar;
2. Penyimpangan seksual meliputi homoseksual, lesbianisme, dan hubungan
seksual sebelum nikah;
3. Alkoholisme;
4. Penyalahgunaan obat terlarang atau narkotika;
5. Kebut-kebutan di jalan raya;
6. Pencurian atau penipuan, dan bentuk-bentuk tindakan kriminalitas lainnya.

Kenakalan remaja pada umumnya diawali dari munculnya gejala-gejala,


antara lain:

5
a. Sikap apatis terhadap kewajiban-kewajiban normatif yang melekat pada
dirinya;
b. Adanya kecenderungan sikap untuk suka mengganggu teman lainnya;
c. Sikap kecewa yang berlebihan karena tidak terpenuhinya keingian tertentu;
d. Kurang fokus atau perhatian terhadap suatu agenda kegiatan tertentu;
e. Sikap takut yang berlebihan terhadap sesuatu yang dianggap merugikan
dirinya; dan
f. Ketidakmampuan untuk berperan dalam kelompok atau sikap ‘manja’ yang
berlebihan
Bentuk penyimpangan perilaku remaja dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
 Penyimpangan primer, yaitu penyimpangan yang sifatnya temporer,
sementara, dan masyarakat masih bisa mentolerir;
 Penyimpangan sekunder, yaitu penyimpangan yang dapat merugikan atau
mengancam keselamatan orang lain, misalnya tindakan kriminal;
 Penyimpangan kelompok, yaitu penyimpangan yang dilakukan secara
kelompok, misalnya geng untuk berkelahi, narkotik; dan
 Penyimpangan individu, yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan secara
sendiri.

2.2.4 Masalah Lingkungan Hidup


Problem atau masalah lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang sangat
serius, karena persoalan lingkungan adalah:
1. Menyangkut jaminan kualitas kelangsungan kehidupan generasi dimasa-masa
yang akan datang; dan
2. Kegagalan dalam menangani persoalan lingkungan akan membawa dampak
negatif disemu sektor kehidupan, baik dalam level lokal, nasional dan bahkan
dunia, misalnya: terjadinya bencana banjir, pemanasan global; tanah longsor
dan sebagainya.
Proses pembangunan dan industrialisasi di negara-negara maju dan
berkembang ternyata membawa dampak munculnya masalah pencemaran
lingkungan, baik pencemaran tanah, pencemaran udara, pencemaran laut atau air.

6
Meningkatnya pencemaran lingkungan tersebut secara langsung atau tidak
langsung mendorong munculnya beragam problem kehidupan di berbagai aspek,
misalnya:
a. Tingkat kualitas kesehatan masyarakat semakin terancam;
b. Kualitas kesuburan tanah dan ekosistem lingkungan fisik terancam;
c. Kualitas air sebagai sumber kehidupan semakin tercemar;
d. Terjadinya pencemaran udara, karena polusi industri, dan sebagainya.

2.2.5 Masalah Konflik SARA (Suku, Agama, Ras dan Antarkelompok)


Masalah konflik Suku, Agama, Ras dan Antarkelompok (SARA), bagi
negara-negara berkembang yang multikultural (termasuk Indonesia) adalah
problem yang sewaktu-waktu bisa muncul, dan dapat mengganggu kelancaran
proses pembangunan. Oleh karena setiap desain pembangunan dan pelaksanaan
pembangunan harus betul-betul meminimalkan terjadinya konflik SARA. Unsur-
unsur konflik SARA adalah:
1. Ada dua pihak atau lebih yang terlibat konflik;
2. Ada tujuan yang menjadi sasaran konflik, dan tujuan tersebut sebagai
sumber konflik; dan
3. Ada perbedaan pikiran, perasaan dan tindakan untuk meraih tujuan yang
saling memaksakan atau menghancurkan.
Ciri-ciri konflik SARA adalah:
1. Bersifat alamiah;
2. Anggota suku, agama, ras, antar kelompok yang terlibat konflik cenderung
lebih terdorong untuk melakukan konflik berikutnya untuk kepentingan
kelompoknya;
3. Umumnya terjadi antara SARA mayoritas dengan minoritas;
4. Sering diiringi dengan kekerasan yang berlangsung dalam ruang dan waktu
tertentu;
5. Mereka yang terlibat konflik merasa belum puas karena kebutuhan mereka
belum terpenuhi; dan

7
6. Konflik melibatkan dua kelompok kepentingan yang saling memperebutkan
kebutuhan hidup.

2.2.6 Masalah Kriminalitas


Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan problem sosial yang bersifat
laten (selalu ada dalam kehidupan masyarakat atau negara manapun), namun
tindakan kriminal bukanlah penyimpangan perilaku yang dibawa sejak lahir, tetapi
tindakan kriminal merupakan hasil dari sosialisasi sub budaya menyimpang.
Tindakan kriminal sering dikategorikan sebagai tindak pidana atau tindakan yang
melanggar hukum pidana. Diantara contoh tindakan kriminal adalah: korupsi,
pencurian, pembunuhan, perampokan, penipuan atau pemalsuan, penculikan,
perkosaan, sindikat narkotik atau penyalahgunaan obat terlarang.

2.2.7 Masalah Aksi Protes, Pergolakan Daerah, dan Pelanggaran HAM


Aksi protes, pergolakan daerah dan pelanggaran HAM, merupakan masalah
sosial yang cukup kompleks, dan menuntut adanya perhatian khusus dalam
pemecahannya. Telebih kondisi sosial budaya masyarakat yang multikultural,
seperti di Indonesia. Hampir setiap hari terjadi aksi protes dan demonstrasi di
daerah-daerah. Hal ini tentu dapat mengganggu proses perubahan atau
pembangunan masyarakat.

2.3.Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Sosial


Masalah sosial atau masalah sosial timbul akibat adanya gejala-gejala
abnormal yang timbul di masyarakat. Hal tersebut terjadi karena unsur-unsur
masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan
kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan, yang selanjutnya disebut masalah sosial.
Masalah sosial ini berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Untuk itu terjadi sedikit saja pergeseran diantara nilai-nilai sosial
dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan, maka hubungan antarmanusia yang
terdapat di dalam kerangka bagian kebudayaan yang normatif akan ikut terganggu.
Namun setiap masyarakat tentunya mempunyai ukuran yang berbeda
mengenai hal ini, misalnya soal gelandangan merupakan masalah social yang nyata
yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia. Akan tetapi belum tentu masalah tadi

8
dianggap sebagai masalah sosial di tempat lain. Faktor waktu juga mempengaruhi
masalah sosial ini. Selain itu, ada juga masalah-masalah yang tidak bersumber pada
penyimpangan norma masyarakat, seperti masalah pengangguran, penduduk,
kemiskinan.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni
antara lain:
1. Faktor Ekonomi          : kemiskinan, pengangguran dan lain-lain.
2. Faktor Budaya            : perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.
3. Faktor Biologis           : penyakit menular.
4. Faktor Psikologis        : penyakit syaraf, aliran sesat, dan lain-lain.

2.3.1 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Pendidikan


Penyebab  rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah
masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih
menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan
khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
1. Rendahnya sarana fisik dan rendahnya kualitas guru;
2. Rendahnya kesejahteraan guru
3. Rendahnya prestasi siswa
4. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan;
5. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan; dan
6. Mahalnya biaya pendidikan.

2.3.2 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Kemiskinan


Secara sosiologis, kemiskian merupakan salah satu problem sosial yang
paling serius dialami oleh negara-negara berkembang. Secara umum kajian
tentang kemiskinan dapat ditinjau dari dua perspektif, yaitu yang pertama
perspektif kultural (cultural perspective). Dan kedua adalah perspektif struktural
atau situasional (situational perspective). Kedua perspektif tersebut mempunyai
asumsi, metode dan pendekatan yang berbeda dalam menganalisis tentang
kemiskinan.
Pertama, perspektif kultural. Konsep kemiskinan dalam perspektif kultural
dikelompokkan menjadi tiga tingkatan analisis, yaitu yang pertama tingkatan

9
individu, hal ini berarti kemiskinan karena mentalitas individu yang malas, apatis,
fatalistik, pasrah, boros, dan tergantung (mentalitas negatif). Kedua adalah
tingkatan keluarga, hal ini berarti kemiskinan karena jumlah anak dalam keluarga
sangat besar, dengan pola budaya keluarga yang tidak produktif. Dan yang ketiga
adalah tingkatan masyarakat, hal ini berarti kemiskinan kerena tidak
terintegrasinya kaum miskin dengan institusi-institusi masyarakat secara efektif.
Kedua, perspektif struktural. Konsep kemiskinan dalam perspektif struktural
adalah kemiskinan yang terjadi karena dampak dari faktor-faktor struktur
masyarakat (faktor eksternal), yaitu terjadinya kemiskinan karena:
1. Program atau perencanaan pembangunan yang tidak tepat;
2. Pelaksanaan kekuasan pemerintahan (birokrasi pemerintah) yang korup;
3. Kehidupan sosial-politik yang tidak demokratis atau otoriter;
4. Sistem ekonomi liberalistik atau kapitalistik;
5. Perkembangnya teknologi modern atau industrialisasi yang mekanistik
disemua aspek;
6. Kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat sangat tinggi;
7. Globalisasi ekonomi dan pasar bebas.

2.3.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Penyimpangan Perilaku Remaja dan


Kenakalan Remaja
Faktor-faktor penyebab terbentuknya perilaku menyimpang remaja, antara lain:
1. Ketidaksanggupan menyerap norma budaya;
2. Adanya ikatan sosial yang berlainan dengan yang dimiliki;
3. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang;
4. Akibat kegagalan dalam proses sosialisasi;
5. Sikap mental yang tidak sehat;
6. Keluarga yang broken home atau keluarga yang disintegrasi;
7. Pelampiasan rasa kecewa yang berlebihan;
8. Dorongan yang berlebihan untuk dipuji;
9. Proses belajar yang menyimpang;
10. Dorongan pemenuhan kebutuhan ekonomi yang salah; dan
11. Pengaruh lingkungan dan media masa yang negatif

10
2.3.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Lingkungan Hidup
Ada beberapa faktor kekuatan sosial (perilaku manusia) yang menyebabkan
terjadinya penceran dan ancaman kelestarian lingkungan, antara lain:
1. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan mengakibatkan meningkatnya permintaan
akan makanan, energi dan beberapa kebutuhan lainnya;
2. Konsentrasi penduduk di daerah perkotaan (urbanisasi) menyebabkan munculnya
beragam limbah yang dapat merusak ekosistem;
3. Proses pembangunan dan modernisasi yang meningkatkan pengunaan tekbologi
modern yang bersifat konsumerisme dan mengabaikan keselamatan lingkungan;
dan
4. Aktivitas dan mekanisme pasar, bekerja tanpa pertimbangan keselamatan atau
kelestarian lingkungan hidup.

2.3.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Konflik SARA


Sumber-sumber konflik SARA, yaitu:
1) Perbedaan orientasi nilai budaya dan masing-masing saling memaksakan
kehendak;
2) Tertutupnya pintu komunikasi antar masing-masing pihak sehingga tidak bisa
saling memahami pola budaya;
3) Kepemimpinan yang tidak efektif; pengambilan keputusan yang tidak adil;
4) Ketidakcocokan peran-peran sosial, yang disertai dengan pemaksaan
kehendak;
5) Produktivitas masing-masing pihak rendah dalam kelompok, sehingga
kebutuhan kelompok tidak terpenuhi;
6) Terjadinya perubahan sosial budaya yang bersifat revolusioner, sehingga
terjadi disintegrasi sosial-budaya;
7) Karena latar belakang historis yang tidak baik; dan
8) Kesenjangan sosial-ekonomi

2.3.6 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Kriminalitas


Hal-hal yang mendorong terjadinya perilaku menyimpang dalam bentuk
tindakan kriminal antara lain:

11
1) Terjadinya perubahan sosial, politik, ekonomi yang bersifat revolusi, misalnya
terjadi peperangan;
2) Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat yang begitu besar,
sebagai akibat kesalahan strategi atau perencanaan dan pelaksanaan program
pembangunan;
3) Adanya peluang atau kesempatan untuk terjadinya tindakan kriminal, karena
alat-alat penegak hukum tidak tegas atau tidak ada kepastian hukum di
masyarakat;
4) Pemerintah yang lemah (tidak bersih) dan aparat pemerintah yang korup, atau
banyak muncul penjahat kerah putih (white collar crime) di setiap departemen
pemerintah atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga ekonomi;
5) Meningkatnya jumlah penduduk yang tidak terkendali, sehingga jumlah
pengangguran dan urbanisasi meningkat;
6) Kondisi kehidupan keluarga yang disintegratif; dan
7) Berkembangnya sikap mental negatif, misalnya: hedonistis, konsumersitis, suka
menempuh jalan pintas dalam meraih tujuan dan sejenisnya

2.3.7 Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Aksi Protes, Pergolakan Daerah, dan


Pelanggaran HAM
Diantara sebab terjadinya aksi protes, pergolakan daerah dan pelanggaran
HAM, antara lain:
1) Terjadinya dominasi mayoritas kepada minoritas disertai dengan tindakan
sewenang-wenang dalam berbagai aspek kehidupan; atau adanya pemaksaan
kehendak antar kelompok di masyarakat;
2) Terjadinya kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat yang sangat tinggi;
3) Terjadinya perebutan antar kelompok di masyarakat tentang sumber-sumber
mata pencaharian hidup;
4) Adanya pemaksaan ideologi kelompok satu kepada kelompok lainnya
(berkembangnya sikap eksklusifisme/ primordialisme); dan
5) Adanya tradisi masa lalu sebagai warisan sejarah tentang konflik antar
kelompok atau antar ethnik.

2.4.Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Sosial

12
2.4.1 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Pendidikan
Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial
yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan
sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di
Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme
(mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan
tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa.

2.4.2 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Kemiskinan


Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan dalam menanggulangi
kemiskinan antara lain:
1) Menyusun perencanaan pembangunan yang tepat dan integral;
2) Melaksanakan program pembangunan di segala bidang, yang berbasis
kerakyatan;
3) Meningkatkan kualitas layanan pendidikan secara maksimal sesuai dengan
amanat UUD 1945;
4) Reformasi birokrasi (transparansi, efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan
sumber daya pembangunan);
5) Menegakkan kepastian hukum dan berkeadilan; dan
6) Meningkatkan peran serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat dan media
massa dalam proses pembangunan.

2.4.3 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Penyimpangan Perilaku Remaja dan


Kenakalan Remaja
Diantara langkah strategis untuk meminimalkan terjadinya kenakalan remaja
antara lain:
1) Menciptakan kehidupan rumah tangga yang beragama (menunjung tinggi
nilai spiritual);

13
2) Menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis (hubungan antara ayah, ibu
dan anak terjalin dengan baik);
3) Mewujudkan kesamaan nilai, norma yang dipegang antara ayah dan ibu
dalam mendidik anak;
4) Memberikan kasih sayang secara wajar atau proporsional (tidak memanjakan
anak);
5) Memberikan perhatian secara proporsional terhadap beragam kebutuhan
anak;
6) Memberikan pengawasan secara wajar atau proporsional terhadap pergaulan
anak di lingkungan masyarakat atau teman bermainnya; dan
7) Memberikan contoh tauladan yang terbaik pada anak, dan setiap pemberian
layanan pada aak diarahkan pada upaya membentuk karakter atau mentalitas
positif.

2.4.4 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Lingkungan Hidup


Ada beberapa langkah strategis dalam menangani masalah pencemaran
lingkungan hidup, yaitu:
1) Menerapkan sistem hukum secara tegas dan berkeadilan terhadap setiap
pelaku penceramaran lingkungan;
2) Melakukan gerakan perlawanan terhadap pencemaran lingkungan hidup
pada semua lapiran masyarakat, misalnya gerakan reboisasi, menjalankan
konservasi, dan melakukan daur ulang;
3) Melakukan kontrol dan pengendalian terhadap pertumbuhan penduduk;
4) Melakukan inovasi teknologi, yaitu teknologi yang ramah lingkungan;
5) Membudayakan gaya hidup masyarakat yang konsumeris dan mekanis
(orientasi kekinian) berubah pada orientasi hidup pada kelangsungan
generasi mendatang (orientasi masa depan); dan
6) Mengembangkan pendidikan kelestarian lingkungan di setiap jenjang
pendidikan.

2.4.5 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Konflik SARA


Strategi penyelesaian konflik, antara lain:

14
 Pertama, melakukan manajemen konflik. Manajemen konflik adalah: “tindakan
konstruktif yang direncanakan, diorganisasi, digerakkan dan dievaluasi secara
teratur atas semua usaha demi mengakhiri konflik”. Semua konflik tidak
mungkin dihilangkan sama sekali, yang bisa hanya diminimalkan.
 Kedua, melakukan analisis konflik, yaitu melakukan penelitian tentang pola
budaya antar etnik atau kelompok yang sedang konflik.
 Ketiga, melakukan pendidikan komunikasi lintas budaya. Diantara strategi
pendidikan komunikasi lintas budaya adalah memberlakukan pendidikan
multikultural yang terintegrasi pada setiap mata pelajaran di setiap satuan
pendidikan. Inti pendidikan multikultural adalah, demokratisasi, humanisasi dan
pluralis.

2.4.6 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Kriminalitas


Pendekatan atau metode yang dapat ditempuh untuk mencegah terjadinya
tindakan kriminal adalah:
1. Metode preventif, yaitu cara pencegahan melalui pemberian informasi
(penyuluhan), pendidikan, pelaksanaan program pembangunan yang benar;
2. Metode represif, yaitu cara pencegahan melalui pemberian hukuman,
penangkapan dan pemenjaraan sampai pada penembakan. Metode terbaik
dalam menangani tindak kriminal adalah metode preventif

2.4.7 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Aksi Protes, Pergolakan Daerah, dan


Pelanggaran HAM
Ada beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan dalam proses
pembangunan masyarakat Indonesia, untuk meminimalkan terjadinya aksi protes,
demonstrasi, tindak kriminal, dan pelanggaran HAM, antara lain:
a. Merumuskan pokok-pokok kebijakan pembangunan masyarakat, antara lain:
1. Membangunan harus memihak rakyat, dinamis-berkelanjutan,
menyeluruh, terpadu dan terkoordinasikan;
2. Pembangunan harus memanfaatkan secara baik sumber daya masyarakat
dan meningkatan partisipasi peran masyarakatnya;

15
b. Memprioritaskan pembangunan SDM, yaitu membangun ketaatan pada
prinsip-prinsip moral (hukum) dan agama; sikap kesetiakawanan sosial;
kreativitas; produktivitas; pengembangan rasionalitas; dan kemampuan
menegakkan kemandirian untuk berkarya;
c. Program yang disusun di sektor pembangunan masyarakat, betul-betul
memperhatikan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat, dengan
memperhatikan skala prioritas dan kondisi lingkungan fisik serta sosio-budaya
masyarakatnya;
d. Proses pembangunan sosial, ekonomi dan politik masyarakat, harus lebih
meningkatkan kearah otonomi daerah dan otonomi masyarakat yang lebih
berkualitas;
e. Proses pelaksanaan pembangunan masyarakat hendaknya dilakukan secara
demokratis, transparansi dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan; dan
f. Karena basis ekonomi masyarakat Indonesia adalah pertanian, maka program
pembangunan harus berbasis pada pembangunan teknologi pertanian di
pedesaan.

16
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut
perubahan ke sistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing
secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa
Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan
meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Permasalahan sosial yang banyak terjadi di lingkungan sekitar adalah
masalah pengangguran. Pengangguran sekarang terjadi dimana-mana. Hal ini
disebabkan banyaknya para pencari kerja. Tetapi, sedikitnya lapangan kerja yang
tersedia. Itu hanya salah satu sebab terjadinya pengangguran. Contoh sebab lain
adalah Sumber Daya Manusia yang kurang berkualitas. Para generasi muda
sekarang lebih suka bemalas-malasan dan bermain dari pada belajar demi
menggapai masa depan. Sehingga di saat mereka dewasa karena tingkat pendidikan
mereka sangat rendah sehingga mereka kesulitan mencari pekerjaan dan akan
menjadi pengangguran Sehingga terjadi kemiskinan dan masalah social lainnya.
Kita harus berusaha mencapai hasil yang terbaik dalam hidup kita sehingga kita
akan menjadi manusia yang berkualitas dan dapat membantu mengurangi masalah
sosial yang ada di lingkungan sekitar kita.
Jadi permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain: kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, tindakan
kriminal, pengangguran, dan lain-lain. Masih banyak faktor yang menyebabkan
munculnya masalah sosial di masyarakat kita. Masalah ini tidak hanya terjadi di
Negara kita saja tetapi masalah ini terjadi sama rata di seluruh pelosok dunia.

3.2 Saran
1. Meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir
akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing
secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.

17
2. Kita semua harus bekerja sama dalam mengatasi masalah sosial yang sudah
menjadi sorotan bagi kita. Dengan bersama, masalah akan lebih cepat selesai.
Apalagi dengan disertai prakek-praktek yang nyata, akan semakin banyak orang
sadar akan kehidupan sosial ini.
3. Melakukan perubahan dan perbaikan dimulai dari diri sendiri dan lingkungan
yang kondusif, setelah itu mengajak orang terdekat kita.

18
DAFTAR PUSTAKA

Berry Sastrawan, dkk. 2012. Masalah social dan faktor yang mempengaruhi. http://berry-
sastrawan.blogspot.com/2014/02/makalah-sosiologi-masalah-masalah.html diakses
pada tanggal 16 Januari 2019

http://www.astalog.com/5858/pengertian-masalah-sosial.html diakses pada tanggal 16


Januari 2019

https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_sosial diakses pada tanggal 16 Januari 2019

https://muhammadsuryandhika.wordpress.com/2017/11/09/makalah-masalah-sosial/
diakses pada tanggal 16 Januari 2019

19

Anda mungkin juga menyukai