Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Permasalahan sosial

Tugas sosiologi

Disusun oleh :
Alyssa Ulya Nobika
Raditya alyandra
Revi dera
XI IPS 2

SMA Negeri 1 Cimahi


2022
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara tepat waktu. Makalah ini kami beri
judul “permasalahan sosial”. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas sekolah
dari bapak guru yang terhormat . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal
permasalahan sosial yang ada di Indonesia.Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Irwan Setiaji selaku guru mata pelajaran sosiologi, dan Tidak lupa
bagi siswa siswi lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami juga mengucapkan
terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu
kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar pada tugas
berikutnya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kami dan para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma,
kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyrakatan, proses sosial, perubahan
sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara
normal sebagaimana dikehendaki masyarakat yang bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak
dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis. Hal ini disebabkan karena
unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan
kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut dinamkan maslah-
masalah sosial.
Maslah-masalah sosial tersebut berbeda dengan problema-problema lainya di dalam masyarakat
karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Masalah tersebut bersifat sosial karena bersangkut paut dengan
hubungan antarmanusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Hal ini
dinamakan masalah karena bersangkut-paut dengan gejala-gejala yang mengganggu
keberlangsungan hidup dalam masyarakat.
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya
keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan keruskan
ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta keadaan yang sesuai pada hubungan-
hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut
terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi
kegoyahan dalam kehidupan kelompok.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dari makalah masalah sosial ini adalah :
1.      Menjelaskan  apa yang dimaksud dengan masalah sosial
2.      Menjelaskan tentang kemiskinan sebagai masalah sosial dan contoh nyatanya
3.      Menjelaskan tentang kesenjangan sosial sebagai masalah sosial dan contoh nyatanya
4.      Menjelaskan tentang kriminalitas sebagai masalah sosial dan contoh nyatanya
5.      Menjelaskan tentang ketidakadilan sebagai masalah sosia dan contoh nyatanya

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah siswa mengerti dan memahami pengertian masalah
sosial, kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial, kriminalitas, ketidakadilan sebagai masalah
sosial juga bukti bukti nya yang ada di dunia nyata terutama di negera Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MASALAH SOSIAL


 Pengertian
Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah dan sosial. Kata “sosial”
membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan masalah
lainnya. Meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial. Kata “sosial”
antara lain mengacu pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial.
Sementara itu kata “masalah” mengacu pada kondisi, situasi, perilaku yang tidak diinginkan,
bertentangan, aneh, tidak benar, dan sulit.
Adanya berbagai pandangan para tokoh sosiologi tentang masalah sosial. Pandangan itu
antara lain, sebagai berikut :
1. Arnold Rose mengatakan bahwa dapat didefinisikan sebagai suatu situasi yang telah
memengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga meraka percaya bahwa situasi itu adalah
sebab dari kesulitan mereka situasi itu dapat diubah.
2. Raab dan Selznick berpandangan bahwa masalah sosial adalah masalah hubungan sosial
yang menentang masyarakat itu sendiri atau menciptakan hambatan atas kepuasan banyak
orang.
3. Richard dan Richard berpendapat bahwa masalah sosial adalah pola perilaku dan kondisi
yang tidak di inginkan dan tidak dapat diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
Ada 2 elemen penting terkait dengan definisi masalah sosial. Elemen yang pertama adalah
elemen objektif. Elemen objektif menyangkut keberadaan suatu kondisi sosial. Kondisi sosial
disadari melalui pengalaman hidup kita, media dan pendidikan, kita bertemu dengan peminta-
peminta yang terkadang datang dari rumah ke rumah. Kita menonton berita tentang
peperangan, kemiskinan, dan human trafficking atau perdagangan manusia. Kita membaca
diberbagai media, surat kabar, bagaimana orang kehilangan pekerjaannya.
Sementara itu elemen subjektif adalah masalah sosial menyangkut pada keyakinan bahwa
kondisi sosial tentu berbahaya bagi masyarakat dan harus diatasi. Kondisi sosial seperti itu
antara lain adalah kejahatan, penyalahgunaan obat, dan polusi. Dan kondisi ini tidak dianggap
oleh masyarakat tentu sebagai masalah sosial tetapi bagi masyarakat yang lain, kondisi itu
dianggap sebagai kondisi yang mengurangi kualitas hidup manusia.
4. Soerjono Soekanto, Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian yang terjadi antara unsur-
unsur kebudayaan atau masyarakat, dimana ketidaksesuaian tersebut dapat membahayakan
kehidupan kelompok sosial masyarakat.
5.  Bulmer dan Thompson, Pengertian Masalah Sosial ialah suatu kondisi yang terjadi dimana
dapat mengancam nilai-nilai di dalam masyarakat, sehingga dapat berakibat pada sebagian
besar dari anggota masyarakat.
6. Martin S. Weinberg mengemukakan pengertian masalah sosial, Masalah Sosial merupakan
situasi yang dinyatakan sebagai keadaan yang bertentang dengan nilai-nilai oleh warga
masyarakat yang cukup penting, dimana masyarakat sepakat melakukan suatu tindakan guna
mengubah situasi tersebut.
7. menurut Lesli adalah suatu kondisi yang berpengaruh terhadap kehidupan sebagai besar
warga masyarakat sebagai sesuatu yang tidak diinginkan dan karenanya perlu tindakan untuk
mengatasi atau memperbaikinya.

 Faktor penyebab
munculnya masalah sosial dalam masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor, dimana antara
masyarakat yang satu dengan yang lainnya bisa disebabkan oleh faktor yang berbeda. Secara
umum, terdapat dua faktor dari penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat, yaitu:

1. Faktor Kultural

Faktor kultural merupakan faktor atau nilai-nilai sosial yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat, seperti halnya kemiskinan, perilaku menyimpang, dan yang lainnya.

2. Faktor Struktural

Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi jenis struktur sosial dalam


masyarakat, dimana struktur tersebut terdiri dari pola-pola tertentu. Pola ini dapat dilihat dari
pola hubungan antar individu dan kelompok dalam lingkungan masyarakat. Sebagai contoh
seperti adanya interaksi sosial, adanya penyuluhan sosial, dan lain sebagainya. Kedua faktor
tersebutlah yang selama ini di teori kan sebagai faktor penyebab masalah sosial muncul
dalam masyarakat. Sebagai penjelasannya, jika terdapat perubahan nilai atau pola dalam
masyarakat, akan ada tiga perilaku masyarakat yang berbeda.

Tiga perilaku tersebut adalah anggota masyarakat yang sangat siap, cukup siap, dan bahkan
tidak siap sama sekali dalam menghadapi atau menerima perubahan yang terjadi. Ketiga
perilaku masyarakat ini lah yang menimbulkan perbedaan dalam hal adaptasi didalam
lingkungan masyarakat. Jika sebagian besar anggota masyarakat tidak siap menerima adanya
perubahan yang terjadi, maka hal ini yang kemudian memunculkan masalah sosial dalam
masyarakat. Selain dua faktor penyebab munculnya masalah sosial di masyarakat tersebut,
terdapat juga empat faktor utama lainnya. 4 faktor penyebab masalah sosial terjadi di
masyarakat dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan faktor terbesar penyebab munculnya masalah sosial di


masyarakat. Faktor ini biasa dikaitkan dengan pendapatan individu yang dapat mengacu pada
kesenjangan sosial dalam masyarakat. Ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan pokok seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, maupun pendidikan dapat
mendorong munculnya masalah sosial dalam lingkungannya. Faktor ekonomi penyebab
munculnya masalah sosial dalam masyarakat bisa meliputi kemiskinan, pengangguran,
pertumbuhan angka penduduk, dan lain sebagainya. Dalam hal ini biasanya pemerintah lah
yang harus bertanggung jawab, karena pemerintah dianggap gagal dalam menyediakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk menopang pertumbuhan ekonomi dan mencegah
terjadinya kesenjangan sosial.

Hal tersebut diatas juga berpeluang besar dalam menimbulkan tindak kriminalitas dalam
masyarakat. Ketidakmampuan atau kekurangan ekonomi dapat dimanfaatkan oleh anggota
masyarakat sebagai pembenaran dalam melakukan tindak kriminalitas. Ditambah lagi dengan
terjadinya krisis global dan maraknya PHK oleh banyak perusahaan maupun pabrik dimana-
mana juga memicu terjadinya tindak kriminalitas. Hal ini disebabkan karena anggota
masyarakat sulit untuk mencari pekerjaan pengganti untuk membangun kehidupan yang
layak. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan sebagai landasan atau acuan maju atau tidaknya
suatu negara. Selain itu faktor ini juga dapat mempengaruhi masalah sosial yang disebabkan
oleh aspek psikologis dan biologis.

Salah satu contoh masalah sosial yang paling menonjol dari faktor ekonomi adalah
kemiskinan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Kemiskinan merupakan masalah
global yang dapat terjadi karena adanya keadaan dimana kurangnya lapangan pekerjaan,
minimnya alat pemenuhan kebutuhan dasar, maupun sulitnya akses terhadap pendidikan.
Kemiskinan juga dapat dijadikan sebagai penunjang atau alat ukur faktor ekonomi penyebab
masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

2. Faktor Budaya

Selain hal positif yang dapat ditimbulkan dalam perkembangan kebudayaan dalam
masyarakat, tetapi ternyata perkembangan kebudayaan ini juga dapat menjadi salah satu
faktor penyebab masalah sosial muncul. Faktor ini juga disebabkan karena adanya
ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan sosial yang di akibatkan oleh
adanya perubahan sosial dan pola pengertian masyarakat multikultural. Masalah sosial
muncul karena adanya perbedaan yang medalam antara nilai atau unsur dalam masyarakat
dengan realita yang ada. Ketidak sesuaian ini yang dapat membahayakan kehidupan dalam
bermasyarakat, karena dapat menimbulkan gangguan dalam hubungan sosial, dan sering
muncul dalam remaja sebagai berikut:

 Masalah sosial yang sering muncul dalam masyarakat adalah kenakalan remaja. Hal
ini biasa di dasarkan pada gagal nya para remaja dalam proses perkembangan psikis,
fisik, dan emosi.
 Hal ini juga dapat terjadi karena adanya trauma dari masa lalu, seperti tindakan
kurang menyenangkan yang didapat dari lingkungannya.
 Kondisi ekonomi juga dapat menimbulkan trauma yang menimbulkan perasaan
rendah diri. Perkembangan budaya asing dalam masyarakat juga menjadi salah satu
faktor kenakalan remaja melalui tindakan meniru budaya asing yang negatif.

Oleh sebab itu sikap saling menghormati terhadap perbedaan budaya dan menjadi anggota
masyarakat yang berfikir secara terbuka sangat penting dalam pencegahan munculnya
masalah sosial dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh faktor budaya. Selain itu,
dibutuhkan juga penyuluhan sosial yang mencukupi, karena peran nilai dan norma dalam
proses sosialisasi adalah penting adanya untuk mencegah terjadinya masalah sosial. Faktor ini
juga harus mendapatkan perhatian khusus karena kebudayaan suatu negara dapat
mencerminkan kebiasaan atau perilaku masyarakatnya. Contoh lain dari faktor ini adalah
pernikahan dini, perceraian, diskriminasi, maupun konflik antarsuku

3. Faktor Biologis

Faktor biologis disebabkan oleh ketidaksesuaian kondisi lingkungan yang menimbulkan


ketidakstabilan kondisi biologis dalam masyarakat. Kurangnya fasilitas kesehatan yang layak
dan susahnya akses pendidikan maupun ekonomi juga menjadi faktor pendukung terjadinya
masalah sosial dalam masyarakat karena faktor biologis. Masalah sosial yang muncul seperti
gizi buruk, virus penyakit baru, maupun penyakit menular. Penyakit menular dapat menjadi
sebuah masalah sosial ketika penyakit tersebut sudah menular disuatu masyarakat atau
wilayah, seperti wabah ebola, HIV, H2N1, malaria, dan lain sebagainya.

Sifat dasar manusia yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu berusaha untuk
mempertahankan diri juga merupakan faktor biologis yang menyebabkan munculnya masalah
sosial. Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor biologis dapat di cegah dengan
peningkatan fasilitas-fasilitas kesehatan, penyuluhan kesehatan tentang pola hidup sehat dan
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Penyediaan lapangan kerja dan fasilitas
pendidikan juga dapat menjadi solusi tambahan

4. Faktor Psikologis

Faktor keempat penyebab masalah sosial terjadi di masyarakat adalah faktor psikologis.
Faktor psikologis berhubungan dengan pola pikir masyarakat atau anggota masyarakat yang
berhubungan dengan tatanan kehidupan sosial. Misalnya, adanya gerakan separatis, adanya
pemahaman aliran sesat atau penyimpangan terhadap suatu agama yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dalam lingkungan masyarakat

Walaupun banyak aliran yang sudah dibubarkan, tetapi masih banyak aliran-aliran baru yang
muncul dalam masyarakat yang dapat tergolong sebagai masalah sosial saat ini. Hal ini sulit
untuk di selesaikan karena menyangkut dengan keyakinan sehingga lebih dibutuhkan
pendekatan-pendekatan yang bijak, dengan beberapa timbulnya masalah sebagai berikut:

 Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor psikologis dapat mudah terjadi apabila
psikologis suatu masyarakat sangatlah lemah.
 Faktor ini juga muncul ketika beban hidup dirasa sangat berat bagi anggota
masyarakat, seperti menumpuk nya pekerjaan yang menimbulkan stress sehingga
dapat memicu luapan emosi yang berakibat munculnya konflik antar anggota
masyarakat.
 Masalah sosial ini biasa terjadi di lingkungan perkotaan.

Itulah 4 faktor penyebab masalah sosial yang biasa terjadi di masyarakat. Apapun faktornya,
dalam sebuah lingkungan masyarakat pasti ada masalah sosial yang terjadi, dan keadaan ini
juga dapat menimbulkan berbagai macam dampak negatif dari masalah sosial. Beberapa
contohnya adalah kesenjangan sosial, meningkatnya angka kriminalitas, peningkatan
pengangguran, perpecahan masyarakat, munculnya perilaku menyimpang, dan masih banyak
yang lainnya
2.1 KEMISKINAN
 Pengertian
Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang sangat erat kaitannya dengan kebijakan
sosial. Sejarah munculnya kebijakan sosial tidak dapat dipisahkan dari hadirnya persoalan
kemiskinan di masyarakat. kemiskinan adalah masalah sosial yang paling dikenal orang.
Bahkan banyak yang mengatakan bahwa kemiskinan adalah akar dari masalah sosial.
Kemiskinan mempengaruhi masalah sosial lainnya. begitu pula sebaliknya.

Kemiskinan adalah tragedi sekaligus “bisnis” kemanusiaan yang berkilauan. Berbagai studi
mengenai kemiskinan telah banyak dilakukan. Namun, hingga saat ini kesepakatan tentang
bagaimana mengartikan kemiskinan msih belum dicapai. Terdapat dua pendekatan yang
digunakan untuk mengartikan kemiskinan, pendekatan absolute dan pendekatan relatif
(Zastrow,2000a; Zastrow,2000b; Suharto, 2006b)

1.    Kemiskinan absolut
Isu penting dari pendekatan absolut adalah belum jelasnya makna kebutuhan “minimum”.
Selain itu, kelemahan pendekatan absolut adalah mengabaikan kenyataan bahwa kelompok
miskin tidak  selalu berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar saja, tapi juga tentang
bagaimana hubungan mereka dengan kelompok yang tidak miskin. Ini menunjukkan bahwa
kemiskinan bersifat relative, tergantung pada ruang dan waktu.

2.    Kemiskinan relatif
Berbeda dengan pendekatan absolut, pendekatan relatif menekankan bahwa seseorang
dikatakan sebagai miskin bila pendapatannya berada dibawah pendapatan rata-rata
masyarakat. menurut pendekatan ini, kemiskinan disebabkan karena adanya perbedaan
pendapatan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya atau antara suatu waktu dengan
waktu lainnya. Kelemahan dari pendekatan relatif adalah ketidakmampuannya menjelaskan
tentang bagaimana buruknya atau bagaimana baiknya kondosi-kondisi orang-orang yang
hidup di lingkungan dengan tingkat pendapatan yang rendah.

 Penyebab Kemiskinan
Ada beberapa kemungkinan penyebab kemiskinan, diantaranya tingkat pengangguran yang
tinggi; tingkat kesehatan fisikyang memprihatinkan; keterbatasan fisik atau mengalami
kecacatan; masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi emosi; keterlambatan
perkembangan mental; biaya kesehatan yang sangat tinggi; ketergantungan alkohol;
kecanduan pada obat-obatan; keluarga dengan jumlah anggota yang besar; rendahnya tingkat
pendidikan; ketidaksesuaian pekerjaan karena otomatisasi; kurangnya keahlian untuk bekerja;
dan lai-lain.

Artinya, penyebab kemiskinan sangatlah banyak dan karenanya dibutuhkan serangkaian


kebijakan dan program sosial untuk mengurangi penyebab kemiskinan. Masalah sosial bisa
menjadi penyebab kemiskinan. Namun pada beberapa kasus, justru kemiskinan yang menjadi
penyebab munculnay masalah sosial tersebut (seperti masalah emosional, ketergantungan
pada alkohol serta pengangguran). Kemiskinan memperburuk dampak setiap masalah-
masalah sosial tersebut.

 Teori Kemiskinan
Secara konseptual,ada beberapa teori yang dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya
kemiskinan; perspektif budaya kemiskinan, yakni perspektif fungsionalis, perspektif konflik,
dan perspektif interaksionis (Zastrow, 200a; Zastrow, 200b; Suharto, 2006b).
1.    Teori Budaya Kemiskinan
Budaya kemiskinan berkembang di masyarakat kapitalistik setelah periode keterpurukan
ekonomi yang cukup lama. Keterpurukan ini antara lain disebabkan oleh tingginya tingkat
pengangguran akibat kurangnya keahlian kerja serta rendahnya upah yang diterima pekerja
kala itu.
Teori budaya kemiskinan sangat kontroversial dan mendapat kritikan dari berbagai pihak.
Eleanor Leacock beranggapan bahwa budaya kemiskinan
bukan penyebab melainkan akibat dari kemiskinan yang terjadi terus menerus
(Zastrow,2000b). Terdapat banyak faktor mengapa seseorang bisa menjadi miskin. Faktor
eksternal yang bersifat struktural antara lain tngginya tingkat pengangguran, deskriminasi
seksual, pengangguran program anti kemiskinan, serta inflasi. Sedangkan faktor internal
misalnya ketidakstabilan fisik dan mental, ketergantungan pada alkohol, keahlian dalam
pekerjaan yang sudah ketinggalan zaman, dikeluarkan dari sekolah, serta kurang ketertarikan
untuk mencari pekerjaan.
2.    Teori Fungsionalis
Teori fungsionalis memandang kemiskinan sebagai akibat dari ketidakberfungsian ekonomi.
Perkembangan industrialisasi telah menghancurkan sistem ekonomi. Teori ini juga mencatat
bahwa sistem kesejahteraan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan
memiliki beberapa efek sampingan. Masalah lain yang muncul adalah kurangnya sistem
informasi yang gagal menginformasikan kelompok miskin tentang hak mereka. Menurut para
penganut fungsionalis, cara terbaik untuk menyelesaikan masalah kemiskinan adalah dengan
melakukan penyesuaian untuk memperbaiki ketidakberfungsian tersebut.
3.    Teori Konflik
Teori ini memandang bahwa masyarakat modern memiliki begitu banyak kemakmuran.
Karenanya, kemiskinan ada karena struktur kekuatan menginginkannya untuk ada. Menurut
perspektif ini, kemiskinan menjadi masalah sosial ketika beberapa kelompok memandang
distribusi sumber daya yang ada saat ini di rasa tidak adil, dan mereka harus melakukan
sesuatu untuk memperbaiki kondisi tersebut.  Perspektif ini melihat penyesuaian kelompok
miskin terhadap kemiskinan merupakan mata rantai yang harus diputus.
4.    Teori Interaksionis
Penganut teori ini memandang kemiskinan sebagai masalah pembagian harapan. Kelompok
miskin memperoleh penilaian negatif dari kelompok berpengaruh. Kelompok ini percaya
bahwa kemiskinan bukan sekedar masalah pengambilan hak ekonomi melainkan juga
masalah konsep diri seorang individu. Untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, kelompok
interaksionis mendesak agar stigma dan pandangan negatif yang dihubungkan dengan
kemiskinan segera dihilangkan. Mirip pendekatan kemiskinan relatif, perspektif interaksionis
memandang sifat dasar kemiskinan sebagai sesuatu yang relatif, tergantung pada subjek
perbandingannya. Teori ini juga menekankan pada dampak psikologis yang dihadapi
kelompok miskin ketika bersentuhan dengan masyarakat yang mayoritas kaya.

 Contoh nyata dari kemiskinan


Judul: Warga Miskin DKI Tambah Jadi 502 Ribu Orang, Wagub: Akibat Pandemi COVID

Jakarta - Jumlah penduduk miskin di Jakarta bertambah menjadi 502 ribu orang karena
pandemi COVID-19. Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan
Pemprov DKI terus mengupayakan berbagai solusi mengatasi kemiskinan di Ibu Kota.
"Pemprov DKI Jakarta bersama pemerintah pusat terus mengupayakan berbagai program dan
solusi yang dibuat," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta
Pusat, Jumat (15/7/2022).

Di sisi lain, Riza memandang peningkatan kemiskinan tak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga
di seluruh RI. Dia menyebut kondisi ini sudah terjadi selama pandemi COVID-19.
"Jadi peningkatan kemiskinan tidak hanya di DKI tetapi seluruh Indonesia itu disebabkan
karena pandemi COVID yang lebih dari 2 tahun," ujarnya.
Meski begitu, pihaknya terus menggenjot pertumbuhan ekonomi di Jakarta hingga membuka
lapangan pekerjaan sebanyak mungkin. Di samping itu, pihaknya juga berupaya mengatasi
inflasi.
"Jadi Pemprov jajaran kami, pak gubernur memimpin kami di DKI untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Memastikan ketersediaan barang, harga terjangkau
membuka lapangan pekerjaan dan sebagainya," jelasnya.
Warga Miskin DKI Tambah 502 Ribu
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengungkap jumlah
penduduk miskin di Ibu Kota bertambah 3.750 atau sekitar 4,69 persen dari total jumlah
penduduk Jakarta. Dengan kenaikan itu, warga miskin di Jakarta total ada 502,04 ribu orang
Seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/7/2022), data kenaikan warga miskin Jakarta
berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022. Salah satu
penyebab kenaikan angka kemiskinan di Jakarta adalah pandemi Corona.
"Bertambahnya jumlah penduduk miskin ini di antaranya disebabkan penurunan daya beli
masyarakat karena dampak pandemi COVID-19," kata Kepala BPS DKI Anggoro
Dwitjahyono di Jakarta.

BPS DKI menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar untuk menghitung
tingkat kemiskinan di Jakarta. Dengan pendekatan itu, BPS menilai kemiskinan merupakan
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
nonmakanan yang diukur dari sisi pengeluaran atau belanja.
Anggoro mengatakan turunnya daya beli warga juga dipicu adanya tingginya inflasi di
periode September 2021 hingga Maret 2022. Kenaikan inflasi disebut mencapai 1,78 persen.
Kenaikan juga terjadi pada kelompok makanan di mana harga naik 3,51 persen.

2.2 KESENJANGAN SOSIAL


 Pengertian
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam
masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Fenomena ini terjadi
hampir disemua negara di dunia termasuk Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia
sangatlah terlihat antara yang kaya dan miskin, maupun antara pejabat dengan rakyat. Yang
menjadi faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial diantaranya adalah kemiskinan dan
kurangnya lapangan pekerjaan.

Kesenjangan sosial menjadi masalah sosial dikarenakan kesenjangan sosial bisa


menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial. Kecemburuan sosial yang terpendam dalam
kurun waktu lama sewaktu-waktu bisa meledak menjadi konflik sosial. Banyak contoh kasus
konflik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia sebenarnya yang menjadi akar
permasalahannya adalah adanya kesenjangan sosial yang berimplikasi menimbun
kecemburuan sosial.Kesenjangan sosial ini lebih pada permasalahan sosial ekonomi.

Pada satu sisi ada kelompok masyarakat yang dapat hidup dengan segala kemewahan materi,
namun di sisi lain ada kelompok masyarakat hidup dengan segala keterbatasan ekonomi. Hal
ini biasanya diikuti dengan kemudahan aksesakses dalam bidang lain yang tidak bisa
dinikmati oleh kelompok yang lemah dari segi ekonomi

Konflik- konflik horisontal yang pernah terjadi di Indonesia, apakah yang berlandaskan
sentiment suku, agama, penduduk asli dan pendatang lebih disebabkan karena masalah
kesenjangan ekonomi. Kesenjangan sosial sebenarnya tidak hanya dilihat dari masalah
ekonomi saja. Namun juga pada aspek kehidupan lain. Hukum, birokrasi, pendidikan,
pelayanan publik. Dan kesenjangan sosial ini selain berakibat munculnya konflik terbuka,
memberikan dampak pada keretakan relasi sosial. Munculnya stigma, prasangka-prasangka,
sentiment, rasa tidak puas yang berujung tumbuhnya kecemburuan sosial yang akut.

 Faktor penyebab
1. Perbedaan Sumber Daya Alam
Salah satu faktor terjadinya kesenjangan sosial dan ekonomi adalah kekuatan sumber daya
alam yang ada di daerah-daerah. Sebab, tingkat ekonomi suatu daerah dapat dipengaruhi oleh
ketersediaan sumber daya alamnya. Tingkat ekonomi suatu masyarakat bisa meningkat
apabila sumber daya alamnya dikelola dengan cara yang tepat.
2. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat menjadi faktor penting terjadinya kesenjangan sosial. Sebab,
dalam mengambil keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menciptakan kesenjangan
di lapisan masyarakat. Misalnya, kesenjangan di bidang program transmigrasi. Dimana
masyarakat pendatang akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan masyarakat asli
daerah tersebut.
Hal ini terjadi karena kesempatan dan peluang yang tersedia lebih besar diberikan kepada
warga transmigran. Oleh karena itu, kemudian tercipta kesenjangan sosial dan ekonomi di
dalam masyarakat.

3. Pengaruh Globalisasi
Selain dapat dimanfaatkan untuk memajukan ekonomi bersama. Globalisasi juga bisa
menciptakan adanya kesenjangan sosial dan ekonomi di dalam masyarakat. Kesenjangan
tersebut muncul ketika sebagian masyarakat tidak mampu beradaptasi dengan adanya
globalisasi. Sehingga mereka akan tertinggal dan tidak mendapatkan apa yang orang lain
dapatkan

4. Kondisi Demografis
Kondisi demografi setiap daerah bisa dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan masyarakatnya,
kesehatan, pendidikan, dan juga lapangan pekerjaan. Dengan begitu, tentu setiap daerah akan
memiliki kondisi geografis yang berbeda-beda. Hal inilah yang nantinya akan menciptakan
adanya kesenjangan sosial. Sebab, produktivitas kerja setiap anggota masyarakat di berbagai
daerah tentu tidak sama

5. Letak dan Kondisi Geografis


Kondisi ini umumnya akan mempengaruhi proses pembangunan di daerah tersebut.
Umumnya, masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi, akan merasa kesulitan untuk
membangun infrastruktur dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di dataran rendah.

 Dampak dari kesenjagan sosial

1 Pengangguran dan Kemiskinan


Kesenjangan sosial dapat dilihat dari naiknya angka kemiskinan dan juga pengangguran
setiap tahunnya. Jika suatu negara sudah didominasi oleh masyarakat yang miskin dan
pengangguran, maka pendapatan negara tersebut sudah pasti sangat rendah .Hal ini terjadi
karena daya beli dari masyarakat akan menurun. Sebab, mereka tidak memiliki pendapatan
yang pasti. Kondisi inilah yang bisa menyebabkan keuntungan perusahaan menjadi tidak
optimal.

2. Target Pasar Tidak Jelas


Tak hanya menciptakan kemiskinan dan pengangguran. Kesenjangan sosial juga bisa
mempengaruhi target pasar suatu bisnis. Hal tersebut akan membuat target pasar para pemilik
bisnis menjadi tidak jelas.Jika perusahaan memiliki target pasar masyarakat kelas menengah
ke bawah. Tentu hal itu akan membuat perusahaan tersebut mengalami kerugian. Hal ini
terjadi karena daya beli masyarakat cenderung tidak menentu.

3.Langkanya Tenaga Kerja yang Kompeten


Meski di Indonesia tergolong memiliki banyak pengangguran, namun masih banyak
perusahaan yang merasa dirinya kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja yang
berkompeten. Hadirnya kesenjangan sosial yang ada di dalam masyarakat juga
mempengaruhi tingkat kualitas pendidikan warganya. Di Indonesia sendiri, banyak orang
yang pendidikannya di bawah rata-rata. Tapi tidak dipungkiri, sarjana di Indonesia juga
cukup banyak. Akan tetapi, faktanya banyak dari mereka yang belum mempunyai keahlian
yang dibutuhkan perusahaan di Indonesia. Terlebih untuk mereka yang belum
berpengalaman.

4.. Maraknya Kasus Kejahatan


Di negara kita Indonesia, kasus kejahatan tergolong tinggi. Bahkan baru-baru ini banyak
kejahatan yang berasal dari para hacker. Dimana hal tersebut merugikan beberapa perusahaan
besar. Sebab, para hacker ini berhasil meretas data-data yang tergolong penting. Tingginya
kasus kejahatan sejalan dengan tingginya tingkat kesenjangan sosial yang terjadi. Hal ini
tentu tidak jauh dari permasalahan ekonomi atau keuangan. Seperti yang kita ketahui bahwa
ekonomi adalah salah satu faktor terbesar yang bisa membuat seseorang melakukan tindak
kejahatan

 Macam macam bentuk kesengajangan sosial

1. kesenjangan antara desa dengan kota

Kesenjangan sosial yang terjadi di desa dan kota disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu
faktor yang paling berpengaruh adalah kondisi geografis dan juga tipologi desa yang kurang
menguntungkan.Hal tersebut terjadi karena mata pencaharian masyarakat yang ada di desa
tidak mempunyai banyak alternatif lain, seperti halnya di kota. Contohnya, mayoritas
masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan bekerja sebagai petani dan pedagang.
Sebab, mereka hanya memiliki sumber penghasilan dari kebun. Dimana kebun yang mereka
miliki akan memberikan hasil panen. Kemudian hasil panen tersebut dapat mereka gunakan
untuk dimakan maupun dijual Kembali

2. kesenjangan kualitas daya manusia

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor penting
dalam pembangunan masyarakat. Terlebih untuk bidang sumber daya manusia. Dimana
dengan adanya pendidikan yang baik, seseorang bisa meningkatkan status sosial mereka dan
membuat hidupnya lebih sejahtera. Namun, tidak semua masyarakat dapat memperoleh
pendidikan yang berkualitas

3. kesenjangan ekonomi antara kelompok masyarakat

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan adanya kesenjangan ekonomi. Salah satunya
adalah tidak meratanya pembangunan antar daerah. Selain itu, menurunnya pendapatan per
kapita akibat pertumbuhan penduduk juga bisa mempengaruhi adanya kesenjangan ekonomi.
Hal tersebut terjadi karena pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada
tingkat produktivitas.Dengan adanya pembangunan yang tidak merata. Maka akan ada
masyarakat yang kesulitan dalam memperoleh pelayanan dasar. Mulai dari pendidikan,
kesehatan, air bersih, dan juga sanitasi.
Seperti yang sudah dibahas di atas, bahwa kualitas pendidikan dapat berpengaruh pada
kualitas diri seseorang atau SDM. Masyarakat yang tidak memiliki keterampilan akan
terjebak di dalam pekerjaan dengan penghasilan yang rendah. Oleh karena itu, mereka akan
kesulitan dalam mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

4.kesenjangan antar wilayah dan subwilayah

Apakah kamu pernah berkunjung ke suatu wilayah yang masih memiliki fasilitas yang
terbatas? Misalnya, wilayah tersebut masih minim penerangan, sinyal internet, air bersih,
transportasi, dan juga jasa antar jemput barang secara online. Sementara itu, kamu sudah
tinggal di daerah yang memiliki akses-akses semacam itu. Tentu kamu akan merasakan
bagaimana susahnya hidup dengan keadaan yang serba kekurangan bukan? Nah, biasanya hal
tersebut terjadi di daerah-daerah yang masih pelosok. Sebenarnya, pembangunan yang tidak
merata disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari keadaan geografis dan sumber daya alam
serta manusia. Akibatnya, setiap daerah memiliki kemampuan pembangunan yang berbeda-
beda dan hal inilah yang menyebabkan adanya kesenjangan sosial.

 Contoh nyata dari kesenjangan sosia

Judul: Ketua MPR Soroti Tingginya Kesenjangan Sosial Ekonomi Masyarakat

Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyoroti tingginya kesenjangan sosial ekonomi
di masyarakat, di mana salah satu penyebabnya pandemi COVID-19. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2020, angka rasio gini berada di angka 0,381,
atau meningkat 0,001 poin jika dibandingkan dengan angka rasio gini pada bulan September
2019 sebesar 0,380.
"Berdasarkan dokumen RPJMN 2015 2019, target rasio gini yang ingin kita capai adalah
sebesar 0,36, sehingga pencapaian saat ini masih tertinggal selisih 0,02 poin," ujar Bamsoet
dalam keterangannya, Jumat (15/1/2021).
Hal itu ia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam Rapat Koordinasi Nasional III
Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), secara virtual, di
Jakarta. Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, kondisi pandemi Covid-19 memang
menyebabkan naiknya persentase penduduk miskin di Indonesia sebesar 9,78 persen. Atau
naik sekitar 0,56 persen dari bulan September 2019 sebesar 9,22 persen yang berdampak
pada naiknya angka rasio gini. Namun kondisi tersebut tentunya tidak menepiskan fakta
bahwa masih ada pekerjaan rumah yang perlu diperbaiki dalam mengurangi tingkat
kesenjangan sosial-ekonomi Indonesia
"Jauh sebelum pandemi COVID-19, kesenjangan sosial-ekonomi sudah terjadi di masyarakat.
Terlihat dari dari laporan Global Wealth Report dari Boston Consulting Group di tahun 2018
yang mencatat bahwa 10 persen orang terkaya di Indonesia menguasai 75,3 persen dari total
kekayaan penduduk Indonesia," jelas Bamsoet.
Dewan Pakar KAHMI ini menambahkan, sementara laporan Global Wealth Report 2020
menempatkan Indonesia di peringkat ke-empat negara dengan tingkat kesenjangan tertinggi
di dunia, setelah Rusia, India, dan Thailand. Walaupun kekayaan per orang meningkat 6 kali
lipat selama periode 2000-2016, namun setengah aset kekayaan di Indonesia dikuasai hanya 1
persen orang terkaya.
"Kesenjangan antara kaya dan miskin mencapai 49 persen. Memperlihatkan kekayaan rata-
rata penduduk Indonesia masih rendah," tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, seluruh kalangan termasuk
organisasi masyarakat maupun kalangan dunia usaha harus turut bergotong royong membantu
pemerintah dalam menekan kesenjangan sosial. Memasuki tahun 2021 ini, seiring dengan
sudah dimulainya vaksinasi, besar harapan geliat ekonomi juga akan kembali bergairah.

"Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 ini bisa tumbuh
positif 4,4 persen. Sementara Bank Indonesia optimis tumbuh di kisaran 5 persen. Sedangkan
lembaga Oxford Economics, bersama the Institute of Chartered Accountants in England and
Wales (ICAEW) melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melonjak 6 persen. Butuh
kerja keras semua pihak agar penilaian tersebut tak hanya berakhir manis di atas kertas saja,"
pungkas Bamsoet

2.3 KRIMINALITAS

 Pengertian

Istilah kriminalitas berasal dari bahasa Inggris crime yakni kejahatan. Kejahatan secara
formal dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang melanggar norma-norma sosial dan
undang-undang pidana, bertentangan dengan moral kemanusiaan, bersifat merugikan,
sehingga ditentang oleh masyarakat. Dalam pandangan sosiologis, kejahatan diartikan
sebagai semua bentuk ucapan dan tingkah laku yang melanggar norma-norma sosial, serta
merugikan dan mengganggu keselamatan masyarakat, baik secara ekonomis, politis maupun
sosial psikologis. Sesuai dengan pandangan teori faktor sosial, lingkungan sosial dan
kekuatan-kekuatan sosial sebagai faktor penyebab munculnya kejahatan. Seiring dengan
berkembangnya teknologi dan meningkatnya pertumbuhan suatu negara, pemerintah
berusaha keras untuk membentuk kekuatan baru dalam meningkatkan taraf keamanan.
Namun di satu sisi, tingkat kejahatan pun semakin berkembang dengan kualitas perbuatan
yang semakin berat pula. Bahkan terkadang kejahatan justru dapat menandingi atau bahkan
lebih kuat dari kekuatan hukum.Pada masa modern seperti sekarang ini, tingkah laku kriminal
bisa saja tidak lagi dianggap sebagai suatu bentuk kriminalitas sebab hal itu telah membudaya
dan sudah menjadi rahasia umum yang dapat ditebak. Biasa terdapat pada praktik-praktik
korup, uang pelican/suap untuk mempercepat penyelesaian masalah, bulu bekti/tanda bakti
(gratifikasi) kepada atasan demi menutupi perbuatan kriminal.Dalam teknologi jaringan
komputer, kejahatan diistilahkan dengan cybercrime, yakni sebuah perbuatan yang melanggar
hukum yang dilakukan dengan perantara internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi
komputer dan telekomunikasi. Karakteristik kejahatan dunia maya ini pun berbeda dengan
kejahatan dunia nyata, baik dari segi ruang lingkup, sifat, pelaku, modus danjenis
kerugian.Masalah kriminal merupakan kenyataan sosial yang hakikatnya seringkali sulit
untuk dipahami, karena tidak melihat masalah dari proporsi yangsebenarnya secara
dimensional. Peningkatan dan penurunan nilai kriminalitas, baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan adalah relatif, sebab manusia dan lingkungan sekitar berperan besar dalam
penentuan sifat dan sikap

 Penyebab terjadinya kriminalitas

1. Kondisi-Kondisi Sosial
Kondisi sosial yang beragam dapat memicu terjadinya kriminalitas hal ini dikarnakan
salah satu faktornya yakni pengangguran , kemiskinan yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu tindakan kriminal demi menyambung hidup.
2. Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kriminalitas di
negeri ini. Bagaimana tidak, sebab tidak bisa dipungkiri perbedaan tingkatan sosial
dimasyarakat akan menimbulkan perbedaan pandang dan perlakuan. Misalnya saja
mereka yang memiliki uang dan jabatan akan cenderun lebih mudah mendapatkan
kekuasaan. Sebaliknya masyarakat ekonomi lemah cenderung mengalami kesulitan
bahkan hanya untuk mendapatkan perlakuan adil saat berada di depan hukum. Perbedaan
perlakuan karena kesenjanagan sosial ini tentu dapat memicu tindakan kriminalitas.
Terlebih dari masyarakat ekonomi lemah yang cenderung akan ingin mendapatkan status
yang setara. Sehingga tindak kriminal seperti perampokan, pembegalan hingga pencurian
menjadi salah satu tindakan kriminal yang paling sering terjadi.

3.  Meningkatnya Tingkat Kepadatan Penduduk


Karna adanya urbanisasi( perpindahan penduduk) yang dapat menyebabkan jumlah
penduduk yang semakin meningkat serta membuat persaingan semakin meningkat.
Mereka yang lebih memiliki peluang sukses adalah yang kreatif, inovatif dan mampu
memanfaatkan berbagai peluang. Tentunya hal ini menutup peluang bagi individu yang
tidak memiliki keahliam dan pendidikan tinggi. Pada akhirnya kondisi ini akan berujung
pada semakin meningkatnya tindak kriminalitas.

4. Adanya Dendam Pribadi


Penyebab tindakan kriminal selanjutnya adalah didasari oleh adanya dendam pribadi.
Dendam ini dapat bermula dari tindakan kejengkelan atau kemarahan yang terpendam.
Banyak sudah kasus yang bermotif dari tindakan sebagai aksi balas dendam. Bahkan
kejahatan yang dilakukan cenderung sadis dan pastinya memakan korban. Aksi balas
dendam ini hanya untuk melampiaskan amarah yang tersembunyi karena emosi yang
mendalam.

 Contoh nyata kriminalitas

Judul: Waduh! Emas 5 Kg Dicuri di Jakbar Dipakai Pelaku Biayai Sekolah Anak di LN

Jakarta - Komplotan pencuri menggasak 5 kilogram emas dari rumah mewah di kawasan
Tanjung Duren, Jakarta Barat. Emas tersebut telah habis dibagi-bagi para pelaku dan dijual
untuk digunakan kepentingan pribadi.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Dwi Harsono dalam keterangannya kepada
wartawan, Jumat (8/7/2022), mengatakan salah satu tersangka menggunakan uang hasil jual
emas untuk membeli rumah.
"(Emas) sudah habis dibagi-bagiin. Ada yang dibeliin rumah," kata DwiEmas batangan yang
dicuri pelaku itu ditaksir senilai Rp 5 miliar. Tersangka lainnya menggunakannya untuk
membiayai pendidikan anaknya.
"Ada yang ngirim anaknya sekolah ke luar negeri, berapa ratus juta dikirim buat anaknya,"
ucap Joko
Ada juga tersangka yang menggunakan uang hasil kejahatannya untuk melunasi utang.
Kepada polisi, ketiganya mengaku baru melakukan aksinya pertama kali.
"Yang kita tahu ketiga tersangka baru sekali ini melakukan pencurian di wilayah Jakarta
Barat. Masih kita kembangkan," ujarnya.

Gasak Emas Batangan 5 Kg


Untuk diketahui, sebuah rumah mewah di kawasan Tanjung Duren, Jakarta Barat, disatroni
kawanan garong. Para pelaku menggasak emas batangan seberat 5 kilogram dan sejumlah
uang berharga dari dalam brankas di rumah mewah tersebut.

Para pelaku menyatroni rumah mewah yang sedang ditinggal pemiliknya itu pada Minggu
(3/7) pagi. Joko mengatakan saat ini pihaknya telah menangkap tiga orang pelaku.
"Pelaku ada empat orang, yang tertangkap baru tiga. Satu lagi DPO," ujar Joko.
Tiga pelaku tertangkap, yakni berinisial S alias Y, AM alias R, dan BW alias T. Saat ini
ketiganya masih diperiksa untuk pengembangan terhadap satu pelaku yang jadi buron.
Para pelaku ini merupakan komplotan spesialis rumah kosong. Mereka mengincar rumah
mewah yang ditinggal penghuninya.
"Jadi modusnya gini, dia sudah survei tuh. Dia bolak-balik ke lokasi pastikan bahwa ini
rumah kosong," ujarnya.
Setelah mengetahui rumah sasaran sedang ditinggal pemiliknya, para pelaku masuk ke rumah
korban dengan memanjat pagar. Pintu rumah dijebol dengan menggunakan linggis.
Setelah di dalam rumah korban, para pelaku mengacak-acak seisi ruangan. Mereka kemudian
membawa 5 kilogram emas batangan, sertifikat tanah, dan sejumlah uang tunai dari dalam
brankas.
"Diambil sama brankas-brankasnya. Ada uang, kemudian yang paling menonjol itu emas
sampai 5 kilo. Total kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp 5 miliar," ujarnya.

2.4 KETIDAKADILAN
 Pengertian

Ketidakadilan adalah perlakuan yang tidak sama terhadap seseorang didalam kehidupan
masyarakat. Ketidakadilan sosial tampak pada pembedaan perlakuan terhadap berbagai
lapisan sosial dalam masyarakat. Ketidakadilan umumnya menyangkut masalah pembagian
sesuatu terhadap hal seseorang atau kelompok yang dilakukan secara tidak proposional.
Ketidakadilan merupakan penggalaran terhadap hak asasi manusia yang telah dikaruniakan
oleh tuhan.Biasanya ketidakadilan ini muncul dikarenakan adanya hal yang tidak sesuai
dengan kenyataannya, misalnya tidak samanya dari hukum yang berlaku dengan peraturan
yang berlaku dimasyarakat

Terkadang hukuman yang suda ditetapkan berbeda dengan peraturan yang ada di masyarakat,
tentu saja hal ini bisa menimbulkan sebuah ketidakadilan sosial

 Prinsip ketidakadilan

1. elitisme efisien

2. pengecualian diperlukan

3. prasangka adalah wajar

4. keserakahan adalah baik

5. putus asa tidak bisa dihindari

 Faktor penyebab ketidakadilan


1. faktor internal

a. keadaan psikologis para pelaku

b. sifat egois

c. sifat individualisme

d. tidak memiliki empati dan kemanusiaan

2. faktor eksternal

a. kesenjangan ekonomi

b. struktur sosial dan politik

c. kurang berfungsinya Lembaga-lembaga penegak hukum

d. adanya pihak yang membantu ketidakadilan

 Bentuk ketidakadilan

1. Stereotip , pemberian sifat tertentu secara subjektif terhadap seseorang berdasarkan


katerogi kelompoknya. Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antarras
berdasarkan katerogi ras,jenis kelamin,kebangsaan

2. Marginalisasi,proses peminggiran kelompok-kelompok tertentu dengan Lembaga sosial


utama, seperti stuktur ekonomi,Pendidikan dan Lembaga sosial ekonomi lainnya. Perbedaan
antara populasi dan kelompok,seperti etnis,ras,agama,budaya,Bahasa,adat istidiat,penampilan
dan afiliasi.

3. Subordinasi, pembedaan perlakuan terhadap identitas sosial tertentu. Umumnya yang


menjadi kelompok subordinasi adalah kelompok minoritas

4. Dominasi, suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang untuk sejauh bahwa mereka
bergantung pad hubungan sosial dimana beberapa orang atau kelompok lain memegang
kekuasaan sewenang wenang atas merka

 Contoh nyata dari ketidakadilan yang ada

judul: Asyani teriakan ketidakadilan


KOMPAS - Suara Asyani bergetar. Harga dirinya terluka. Perempuan berumur 63 tahun,
yang memenuhi nafkah hanya dengan melayani permintaan pijat di kampungnya, Desa
Jatibanteng, Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, itu berteriak keras di
ruangan sidang Pengadilan Negeri Situbondo, Kamis (23/4).Hakim tidak percaya kepada
saya. Pak Hakim, saya tidak pernah ngecok (bahasa Madura, artinya menipu atau
berbohong)," teriak Asyani.Asyani juga menantang majelis hakim untuk menemukan
kebenaran dalam kasus pembalakan kayu jati itu secara kultural dengan bersumpah pocong
bersamanya. Dia merasa hakim tak adil.Putusan ini memang terasa kontras, misalnya, dengan
putusan majelis hakim Pengadilan Perikanan pada Pengadilan Negeri Ambon yang
memutuskan kapal Hai Fa harus dikembalikan kepada pemiliknya. Kapal berbendera Panama
berbobot 4.603 gros ton ini merupakan kapal asing terbesar yang pernah ditangkap
Pemerintah Indonesia karena melakukan penangkapan ikan ilegal. Nakhoda kapal, Zhu Nian
Le, juga hanya diganjar denda Rp 200 juta subsider 6 bulan kurungan.Asyani tak bisa
menerima saat majelis hakim Pengadilan Negeri Situbondo, yang dipimpin I Kadek Dedi
Arcana, meninggalkan ruangan sidang. Ia melanjutkan teriakan pilunyaNenek Asyani, yang
diseret ke pengadilan dalam kasus pembalakan 7 batang kayu, dijatuhi vonis hukuman satu
tahun penjara serta denda lima ratus juta rupiah oleh majelis hakim Pengadilan Negeri
Situbondo, Jawa Timur.Majelis hakim dalam putusannya menghukum Asyani selama 1 tahun
penjara dengan masa percobaan 15 bulan. Putusan itu baginya menjadi bukti hukum yang
seperti golok, tumpul ke atas dan tajam ke bawah.Tiga hakim meninggalkan ruang sidang
tanpa menanggapi teriakan Asyani.

Untuk daerah kecil seperti Situbondo, yang sehari-hari tenang, teriakan Asyani dinilai amat
berani. Selama 15 kali sidang, didahului penahanan di Lembaga Pemasyarakatan Situbondo
selama 100 hari, Asyani tak henti-hentinya menyuarakan protes. Ia tegas menyatakan tidak
mencuri kayu gelondongan berdiameter 18 sentimeter milik Perhutani Bondowoso di petak
3F yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari tempat tinggalnya, sebagaimana dituduhkan
jaksa kepadanya.

Selain dihukum percobaan, yang artinya Asyani tak perlu dipenjara, majelis hakim juga
memidananya membayar denda Rp 500 juta. Jumlah uang yang mungkin belum pernah
dilihat Asyani. Putusan itu lebih rendah dibanding tuntutan jaksa penuntut umum Ida
Hariyani, yang meminta Asyani dihukum 1 tahun penjara dengan masa percobaan 18
bulan.Bukan balas dendam Majelis hakim menilai, dakwaan mencuri kayu jati milik
Perhutani, lalu dibawa ke rumah Asyani, adalah benar. Majelis hakim menyatakan terdakwa
bersalah melanggar Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan. Hukuman yang dijatuhkan kepada Asyani, ujar majelis
hakim dalam amar putusannya, bukan karena balas dendam, melainkan hukum moral. Barang
bukti berupa kayu jati dalam bentuk sirap sebanyak 38 lembar dengan berbagai ukuran
dirampas untuk negara. Supriyono, penasihat hukum Asyani, langsung menyatakan banding.
Ada satu fakta yang tidak dijadikan pertimbangan dalam putusan majelis hakim, lanjut
Supriyono dari Lembaga Bantuan Hukum Nusantara, Situbondo, yakni tak dilaksanakannya
pemeriksaan forensik pada barang bukti yang semestinya dilakukan polisi dan jaksa. Putusan
majelis hakim dinilai hanya berdasarkan pernyataan petugas Perhutani, yang tak pernah
melihat dan mendengar Asyani menggergaji atau mengangkut kayu. Melalui teknologi, jika
majelis hakim bersedia mencari kebenaran substansial, majelis hakim PN Situbondo bisa
memerintahkan jaksa mencari pakar untuk mencocokkan kayu barang bukti dan milik
Perhutani pada bekas pemotongan. Kayu sirap kering, yang diduga hasil pencurian oleh
petugas Perhutani, melalui bantuan teknologi bisa dicocokkan dengan bonggol akar potongan
kayu di petak 3F Perhutani Bondowoso. Ada juga fakta yang tidak diteruskan penyidikannya,
seperti keterangan saksi yang mengatakan, kayu milik Asyani yang pernah mereka lihat tak
semuanya sama dengan kayu milik Perhutani yang dijadikan barang bukti. Kelima saksi itu
adalah Kepala Dusun Krastal, Desa Jatibanteng, Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, Subakri;
Abdussalam, sopir pikap yang mengangkut kayu milik Asyani ke rumah tukang mebel Cipto;
Kepala Desa Jati Banteng, Dwi Kurniadi; Arni, tetangga Asyani; dan Mataha, pencari rumput
yang melihat rombongan Asyani mengangkut kayu. Dalam sidang juga terungkap,
penanganan penyelidikan kasus Asyani cacat sejak awal. Petugas Unit Intelijen Polsek
Jatibanteng, Brigadir Dwi Agus Pratikno, lupa mencatat jumlah kayu jati yang diamankan
dari rumah Cipto. Kayu jati itu pun diambil tanpa ada surat penyitaan atau dokumen lainnya.
Fakta lain adalah tudingan kepemilikan ilegal hanya berdasarkan satu pernyataan saksi,
Cipto. Dalam persidangan, terungkap Cipto tak melihat sendiri Asyani atau menantunya,
Ruslan, meletakkan kayu jati yang menjadi sengketa di depan rumahnya. Cipto hanya diberi
tahu oleh istrinya, bahwa Asyani meletakkan kayu jatinya di satu pojok rumah. Padahal, pada
hari yang sama ada lima orang yang menitipkan kayu. Cipto tak hafal jenis kayu dan jumlah
kayu yang diterimanya. "Asyani bisa jadi hanya kambing hitam. Ia hanya korban dari
pencurian kayu oleh oknum. Bisa jadi kayunya ditukar sebab dari awal tak ada pencatatan
barang bukti," ujar Supriyono. Masih gelap Achmad Sodiki, ahli hukum dan mantan hakim
konstitusi yang pernah menjadi saksi untuk Asyani, meragukan bukti yang digunakan dalam
pengadilan. Hingga kini kronologi pencurian kayu pun masih gelap. Identifikasi kayu pun tak
jelas. Asyani juga tidak seharusnya dijerat dengan UU No 18/2013. Undang-undang itu
didesain untuk menjerat pelaku perusakan hutan yang masif dan berskala besar, bukan untuk
menjerat warga di sekitar hutan yang kerusakannya tak signifikan. "Ini namanya hakim
menegakkan hukum, bukan menegakkan keadilan. Ini penyamarataan, kasus kecil
dikonstruksikan dan dipaksakan untuk bisa masuk dalam hukum yang menjerat pelaku
kriminal besar," katanya. (ody/sir/nit)
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah masalah sosial ini adalah :
1.   Masalah sosial menyangkut nilai-nilai  sosial dan moral. Masalah tersebut merupakan
persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang inmoral, berlawanan dengan hukum dan
bersifat merusak.
2.   Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui berbagai pendekatan, yaitu: secara
absolut dan secara relative.
3.   terdapat banyak teori mengenai kemiskinan yakni: teori budaya kemiskinan,teori fungsionalis
, teori konflik dan teori interaksionis.
4.   kriminalitas adalah sesuatu tingkah laku yang melanggar aturan ataupun norma-norma sosial
yang disebabkan oleh kondisi sosial,kesengajangan sosial,kepadatan penduduk dan adanya
masalah pribadi (dendam pribadi).
5   Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam
masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolokKesenjangan sosial
menjadi masalah sosial dikarenakan kesenjangan sosial bisa menyebabkan terjadinya
kecemburuan sosial. Kecemburuan sosial yang terpendam dalam kurun waktu lama sewaktu-
waktu bisa meledak menjadi konflik sosial . faktor kesenjangan sosial adalah perbedaan
SDA,kebijakan pemerintah,pengaruh globalisasi,kondisi demografi juga letak dan kondisi
geografis .
6. Ketidakadilan adalah perlakuan yang tidak sama terhadap seseorang didalam kehidupan
masyarakat. Ketidakadilan sosial tampak pada pembedaan perlakuan terhadap berbagai
lapisan sosial dalam masyarakat. Faktor dari ketidakadilan adalah keadaan psikologis para
pelaku, sifat egois, tidak memiliki empati dan kemanusiaan, kurang berfungsinya Lembaga-
lembaga penegak hukum, dll. Bentuk dari ketidakadilan dibagi menjadi 4 yaitu
streotip,marginalisasi,subordinasi,dominasi .
  
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapakan siswa telah mengerti dan memahami masalah
sosial, sehingga dapat menerapkan nya dalam kehidupan masyarakat dan mengurangi tingkat
permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

https://materiips.com/faktor-penyebab-masalah-sosial#:~:text=Faktor%20ekonomi%20merupakan
%20faktor%20terbesar%20penyebab%20munculnya%20masalah,yang%20dapat%20mengacu
%20pada%20kesenjangan%20sosial%20dalam%20masyarakat.

https://www.kumpulanpengertian.com/2015/05/pengertian-masalah-sosial-menurut-para.html

https://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-masalah-sosial.html

http://www.robiarmilus.com/2017/11/kemiskinan-sebagai-masalah-sosial.html

https://news.detik.com/berita/d-6181703/warga-miskin-dki-tambah-jadi-502-ribu-orang-wagub-
akibat-pandemi-covid/2

https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-files/kontenkm/km2016/KM201626/
materi1.html

https://www.gramedia.com/literasi/kesenjangan-sosial/

https://www.liputan6.com/news/read/4082237/jk-kesenjangan-terbesar-di-jakarta

https://news.detik.com/berita/d-6170169/waduh-emas-5-kg-dicuri-di-jakbar-dipakai-pelaku-biayai-
sekolah-anak-di-ln
https://www.sosial79.com/2021/04/pengertian-ketidakadilan-sosial-prinsip.html

https://regional.kompas.com/read/2015/04/24/17200701/Asyani.Teriakkan.Ketidakadilan?
amp=1&page=2

Anda mungkin juga menyukai