Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Permasalahan sosial dalam masyarakat.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, dan kami harapkan
kedepannya dapat lebih baik.

Tim Penulis

(.....................)

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3

A. Latar Belakang................................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................................4

PEMBAHASAN........................................................................................................................................4

A. Pengertian Masalah Sosial..............................................................................................................4

B. Faktor Penyebab Masalah Sosial dalam Masyarakat......................................................................4

C. Contoh Masalah yang timbul dalam Masyarakat............................................................................5

D. Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam Masyarakat.......................................9

E. Dampak Gejala Sosial di Masyarakat...........................................................................................10

F. Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat..............................................................10

BAB III....................................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................................12

B. Saran.............................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................13

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan sebagai makhluk individu, selain itu manusia disebut juga sebagai makhluk
sosial, di mana manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Manusia memiliki kebutuhan
dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain atau
disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa
tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat.
Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan
baik. Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma,
kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses sosial, perubahan
sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal
sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan
gejala abnormal atau gejala-gejala patologis.
Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan,
maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam
kehidupan kelompok. Masalah-masalah sosial tersebut berbeda dengan problema-problema lainya di
dalam masyarakat karena masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial
dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini dinamakan masalah karena bersnagkut-paut dengan
gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan masalah sosial?
2.      Faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial?
3.      Apa sajakah contoh masalah sosial dalam masyarakat?
4.      Apakah Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam Masyarakat?
5.      Apakah Dampak Gejala Sosial di Masyarakat?
6.      Apakah Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui masalah sosial
2.      Untuk mengetahui Faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial
3.      Untuk mengetahui contoh masalah sosial dalam masyarakat
4.      Untuk mengetahui Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam Masyarakat
5.      Untuk mengetahui Dampak Gejala Sosial di Masyarakat
6.      Untuk mengetahui Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Sosial  


Istilah masalah sosial mengandung dua kata, yakni masalah dan sosial. Kata “sosial”
membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan masalah lainnya.
Meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah sosial. Kata “sosial” antara lain mengacu
pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial. Sementara itu kata “masalah”
mengacu pada kondisi, situasi, perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak benar, dan
sulit. Masalah Sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau masyarakat
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

Adanya berbagai pandangan para tokoh sosiologi dalam mengidentifikasi masalah sosial. Pandangan
itu antara lain, sebagai berikut:
1. Soerjono Soekanto
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.
2. Soetomo
Masalah sosial adalah sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga
masyarakat.
3. Martin S. Weinberg
Masalah sosial adalah situasi yang dinyatakan sebagai suatu yang bertentangan dengan nilai –
nilai oleh warga masyarakat yang cukup signifikan, di mana mereka sepakat dibutuhkannya
suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut.

B. Faktor Penyebab Masalah Sosial dalam Masyarakat


Terdapat 4 faktor utama penyebab timbulnya masalah sosial, yaitu antara lain:
1. Faktor Ekonomi
Biasanya berupa pengangguran, kemiskinan, dll. Dalam masalah ini bisanya yang
bertanggung jawab adalah pemerintah, karena pemerintah kurang menyediakan lapangan
perkerjaan bagi masyarakat. Faktor ekonomi juga dapat dijadikan acuan maju atau tidaknya
suatu negara dan faktor eknonomi juga dapat mempengaruhi aspek psikologis dan biologis
masyarakat.
2. Faktor Biologis
Ini menyangkut bertambahnya jumlah penduduk dengan pesat yang dirasakan secara
nasional, regional maupun local. Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang dapat
dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas
masalah pemukiman baik dipedesaan maupun diperkotaan. Misalnya seperti kurang gizi,
penyakit menular dan lain – lain.

4
3. Faktor budaya
Ini menimbulkan berbagai keguncangan mental dan berlalian dengan beraneka penyakit
kejiwaan. Pendorongnya adalah perkembangan teknologi (komunikasi dan transportasi) dan
implikasinya dalam kehidupan ekonomi hokum, pendidikan, keagamaan, serta pemakaian
waktu senggang.
4. Faktor Psikologis
Ini muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat
muncul jika beban hidup yang berat yang dirasakan oleh masyarakat khususnya yang ada di
daerah perkotaan, pekerjaan yang menumpuk sehingga menimbulkan luapan emosi dan
stres yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.

C. Contoh Masalah yang timbul dalam Masyarakat

1. Kemiskinan Sebagai Masalah Sosial dalam Masyarakat


Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri
sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun
fisiknya dalam kelompok tersebut. Tingkat kemiskinan di masyarakat dapat diukur melalui berbagai
pendekatan, yaitu:
a. Secara Absolut, ialah kemiskinan tersebut dapat diukur dengan standar tertentu. Seseorang yang
memiliki taraf hidup di bawah standar, maka dapat disebut miskin. Namun, jika seseorang yang
berada di atas standar dapat dikatakan tidak miskin.
b. Secara Relatif, digunakan dalam masyarakat yang sudah mengalami perkembangan dan
terbuka.
Melalui konsep ini, kemiskinan dilihat dari seberapa jauh peningkatan taraf hidup lapisan
terbawah yang dibandingkan dengan lapisan masyarakat lainnya.
Secara teoritis kemiskinan berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
1) Kemiskinan Natural atau Alamiah, yaitu kemiskinan yang timbul sebagai akibat
terbatasnya jumlah sumber daya atau karena tingkat perkembangan teknologi yang
rendah.
2) Kemiskinan Struktural, yaitu kemiskinan yang terjadi karena struktur sosial yang ada
membuat anggota atau kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan
fasilitas – fasilitas secara merata.

2. Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial dalam Masyarakat


Kriminalitas berasal dari kata “crime” yang artinya kejahatan. Kriminalitas adalah semua
perilaku warga masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma hukum pidana. Kriminalitas yang
terjadi di lingkungan masyarakat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar
individu. Kejahatan juga dapat timbul karena perilaku menyimpang dan kondisi masyarakat yang
abnormal. Tindakan kriminalitas yang terjadi di masyarakat harus menjadi perhatian aparat polisi dan

5
masyarakat sekitar. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya
masalah kriminalitas di lingkungan masyarakat, antara lain:
a. Peningkatan dan pemantapan aparatur penegak hukum.
b. Adanya koordinasi antara aparatur penegak hukum dengan aparatur pemerintah lainnya yang
saling berhubungan.
c. Adanya partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan
kriminalitas.
d. Membuat undang-undang, yang dapat mengatur dan membendung adanya tindakan kejahatan.

3. Kesenjangan Sosial Sebagai Masalah Sosial


Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat 
yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Dalam hal kesenjangan sosial sangatlah
mencolok dari berbagai aspek misalnya dalam aspek keadilanpun bisa terjadi. Antara orang kaya dan
miskin sangatlah dibedakan dalam aspek apapun, orang desa yang merantau dikotapun ikut terkena
dampak dari hal ini. Adanya ketidak pedulian terhadap sesama ini dikarenakan adanya kesenjangan
yang terlalu mencolok antara yang “kaya” dan yang “miskin”. Kesenjangan sosial dapat terjadi karena
pembangunan dan modernisasi tidak dilaksanakan secara merata dan berimbang.
Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai konteks sejarah, namun
lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat yang memiliki seperangkat
kondisi:
a. Sistem ekonomi uang, buruh upah dan sistem produksi untuk  keuntungan tetap tingginya
tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi tenaga tak terampil
b. Rendahnya upah buruh
c. Tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi sosial, ekonomi
dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa pemerintah
d. Sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan
e. Kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan penumpukan harta
kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical, dan sikap hemat, serta adanya anggapan
bahwa rendahnya status ekonomi sebagai hasil ketidaksanggupan pribadi atau memang pada
dasarnya sudah rendah kedudukannya.

Menurut Parker Seymour dan Robert J. Kleiner (1983) formulasi kebudayaan kemiskinan mencakup
pengertian bahwa semua orang yang terlibat dalam situasi tersebut memiliki aspirasi-aspirasi yang
rendah sebagai salah satu bentuk adaptasi yang realistis.
Beberapa ciri kebudayaan kemiskinan adalah :
a. Fatalisme,
b. Rendahnya tingkat aspirasi,
c. Rendahnya kemauan mengejar sasaran,
d. Kurang melihat kemajuan pribadi ,
e. Perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan,

6
f. Perasaan untuk selalu gagal,
g. Perasaan menilai diri sendiri negatif,
h. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar, dan
i. Tingkat kompromis yang menyedihkan.

4. Ketidakadilan Sebagai Masalah Sosial


Menurut kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwadarminta, kata adil berarti tidak
berat sebelah atau memihak manapun dan tidak sewenang-wenang. Sedangkan menurut istilah keadilan
adalah penagkuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan menurut
Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia, ada tiga macam keadilan menurut Aristoteles,
yaitu :
a. Keadilan distributif, yaitu memberikan sama yang sama dan memberikan tidak sama yang
tidak sama
b. Keadilan kommutatif, yaitu penerapan asas proporsional, biasanya digunakan dalam hal
hukum bisnis
c. Keadilan remedial, yaitu memulihkan sesuatu ke keadaan semula, biasanya digunakan dalam
perkara gugatan ganti kerugian.

Keadilan juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu:


1) Keadilan restitutif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan dimana
fokusnya adalah pelaku
2) Keadilan restoratif, yaitu keadlian yang berlaku dalam proses penyelesaian sengketa non-
litigasi dimana fokusnya bukan pada pelaku, tetapi pada kepentingan “victims” (korban).

Supremasi hukum di Indonesia masih harus direformasi untuk menciptakan kepercayaan


masyarakat dan dunia internasional terhadap sistem hukum Indonesia. Masih banyak kasus-kasus
ketidakadilan hukum yang terjadi di negara kita. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya
setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.
Keadaan yang sebaliknya terjadi di Indonesia. Bagi masyarakat kalangan bawah perlakuan
ketidakadilan sudah biasa terjadi. Namun bagi masyarakat kalangan atas atau pejabat yang punya
kekuasaan sulit rasanya menjerat mereka dengan tuntutan hukum. Ini jelas merupakan sebuah
ketidakadilan.
Inilah dinamika hukum di Indonesia, yang menang adalah yang mempunyai kekuasaan, yang
mempunyai uang banyak, dan yang mempunyai kekuatan. Mereka pasti aman dari gangguan hukum
walaupun aturan negara dilanggar. Orang biasa seperti Nenek Minah dan teman-temannya itu, yang
hanya melakukan tindakan pencurian kecil langsung ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Sedangkan
seorang pejabat negara yang melakukan korupsi uang negara milyaran rupiah dapat berkeliaran dengan
bebasnya Sebagai salah satu contoh lagi ketidakadilan di negara ini adalah budaya hakim sendiri.
Budaya tersebut dilakukan bila terjadi tindakan kejahatan dan menangkap basah pelaku kejahatan
tersebut. Pelaku kejahatan biasanya akan babak-belur atau bahkan meninggal jika polisi tidak langsung

7
menanganinya langsung. Budaya tersebut sebaiknya tidak dilakukan oleh masyarakat, seharusnya
masyarakat menyerahkan pelaku kejahatan kepada aparat hukum dan membiarkan aparat hukum yang
menindak langsung terhadap tindak kejahatan.
Tetapi apakah fenomena budaya hakim sendiri terjadi karena ketidakpercayaan masyarakat
terhadap aparat hukum dan hukum  yang berlaku di Indonesia? Mungkin saja fenomena hakim sendiri
lahir karena aparat hukum yang tidak menegakkan hukum. Banyak juga kita lihat di televisi aparat-
aparat hukum yang berlaku tidak adil, sebagai contoh kita ambil kasus korupsi simulator SIM petinggi
POLRI. Seharusnya aparat hukum yang menegakkan hukum, tetapi pada kenyataannya adalah aparat
hukum tersebut yang melanggar hukum. Atau bahkan seorang hakim yang seharusnya jadi pengadil di
negeri ini malah disuap. Harus kemanakah mencari keadilan di negeri ini?

5. Pengangguran
Pengangguran adalah masalah serius yang dihadapi Indonesia sejak beberapa tahun yang lalu.
Jumlah penduduk yang semakin banyak tak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang banyak
pula, sehingga terjadi banyak pengangguran.
Pengangguran juga bertambah seiring kebiasaan masyarakat yang datang dari daerah memadati
ibu kota. Kadang mereka datang dengan modal nekat tanpa ketrampilan khusus sehingga di kota
mereka tak punya kerjaan. Sebenarnya lapangan pekerjaan bisa kita ciptakan sendiri tanpa harus pergi
ke ibukota.

6. Pendidikan
Indonesia termasuk negara yang tingkat pendidikannya cukup rendah di dunia. Banyak sekali
anak-anak yang harusnya sekolah, mereka sibuk membantu orang tuanya untuk bekerja mencari
nafkah.
Pastinya mereka (anak-anak Indonesia) ingin merasakan sekolah seperti anak-anak yang lain.
akan tetapi keadaan perekonomian orang tua yang kurang mampu membuat mereka mengubur
keinginan tersebut. Meskipun pemerintah telah mengucurkan dana BOS, tetapi pada kenyataannya
masih banyak anak-anak di jalanan ketika jam sekolah.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus
ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan
kepada kenaikan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu
pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun
sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-
daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya
program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus
sekolah sebelum mereka

8
D. Ukuran-Ukuran Sosiologi Terhadap Masalah Sosial dalam Masyarakat
Di dalam menentukan apakah suatu masalah-masalah problema sosial atau tidak, sosiologi
menggunakan beberapa pokok persoalan sebagai ukuran, yaitu sebagai berikut:
a. Kriteria Utama
Suatu masalah sosial, yaitu tidak adanya penyesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial
dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama dan
pokok masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan
kondisi-kondisi nyata hidupnya. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-
anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam
kenyataan pergaulan hidup.

b. Sumber-Sumber Sosial dan Masalah Sosial


Pernyataan tersebut di atas sering kali diartikan secara sempit, yaitu masalah sosial merupakan
persoalan-persoalan yang timbul secara langsung dari atau bersumber langsung pada kondisi-
kondisi maupun proses-proses sosial. Jadi, sebab-sebab terpenting masalah sosial haruslah
bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang bersifat sosial, tetapi
juga sumbernya. Berdasarkan jalan pikiran yang demikian, kejadian-kejadian yang tidak
bersumber pada perbuatan manusia bukanlah merupakan masalah sosial.

c. Pihak-Pihak yang Menetapkan Apakah suatu Kepincangan Merupakan Masalah Sosial atau
Tidak.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian di uji coba
pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah
suatu gejala merupakan suatu masalah sosial atau tidak.

d. Perhatian Masyarakat dan Masalah Sosial


Suatu masalah yang merupakan manifest social problem adalah kepincangan-kepincangan yang
menurut keyakinan masyarakat dapat diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya
dengan latent social problem yang sulit diatasi karena walaupun masyarakat tidak menyukainya,
masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya. Di dalam mengatasi masalah tersebut, sosiologi
seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam masalah tersebut yang didasarkan pada
sistem nilai-nilai masyarakat; sosiologi seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki
kepincangan-kepincangan yang diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan
atau diatasi.

9
E. Dampak Gejala Sosial di Masyarakat
Dampak gejala sosial ada yang bersifat positif dan negatif.
1. Dampak positif
Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat terbuka dan
mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka perubahan tersebut akan berdampak positif dan
memberikan kita mamfaat. Hal ini dapat dilihat dengan kemajuan bidang tekhnologi. Dalam bidang
tekhnologi kita mengenal tekhnologi komunikasi, seperi telepon, handphone, telegram, email, dsb.
Dengan adanya alat komunikasi yang modern, maka, maka kita dapat melakukan interaksi jarak jauh
tanpa harus bertemu secara langsung.

2. Dampak negatif
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan
culture shock. Ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa kearah
prilaku menyimpang.

F. Upaya Pengendalian Masalah Sosial dalam Masyarakat


1. Membentuk institusi atau lembaga
Institusi atau lembaga dibentuk untuk mengawasi tindakan-tindakan anggota masyarakat.
termasuk juga orang-orang yang duduk dalam lembaga itu, agar tindakkannya tidak menyimpang dari
nilai dan norma yang berlaku umum di masyarakat. Adapun lembaga yang dibentuk di antaranya
adalah pengadilan, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

2. Penerapan hukum secara tegas


Hukum dibuat untuk mengatur anggota masyarakat agar tingkah lakunya sesuai dengan norma
yang berlaku. Apabila ada anggota masyarakat yang melakukan penyimpangan, maka harus dihukum,
sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini dimaksudkan untuk menegakkan pelaksanaan hukum
dalam masyarakat agar tercipta keadilan dan terjaminnya kepastian hukum dalam masyarakat.

3. Pembinaan melalui lembaga permasyarakatan


Pembinaan ini diterapkan bagi para nara pidana yang ada di lembaga permasyarakatan.
Pembinaan ini dimaksudkan agar setelah selesai menjalani hukuman narapidana tersebut dapat kembali
hidup secara wajar dan tidak mengulangi perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum. Pembinaan
yang diberikan, antara lain pembinaan keagamaan, moral, dan pemberian keterampilan sebagai modal
apabila nanti kembali ke masyarakat.

4. Penerangan dan bimbingan hidup beragama


Nilai ini terutama dilakukan kepada remaja dan kelompok masyarakat terbelakang. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara langsung, misalnya dengan memberikan ceramah keagamaan melalui
pengajian-pengajian dan melalui sekolah dengan memberikan pelajaran agama dilakukan tidak

10
langsung dengan memanfaatkan televisi dan radio sebagai media untuk menyebarluaskan pengetahuan
tentang agama.

5. Penciptaan lapangan kerja


Pengangguran merupakan masalah sosial yang memicu munculnya penyimpangan sosial yang
dilandasi alasan ekonomi. Kebutuhan hidup yang kompleks mendorong manusia yang menganggur
melakukan tindak kejahatan seperti pencurian, penodongan, perampokan, dan berbagai tindak
kejahatan lainnya agar bisa mendapatkan uang untuk memenuhi hidupnya. Dengan diciptakannya
lapangan pekerjaan berarti memberi peluang dan kesempatan kepada anggota masyarakat untuk bisa
mendapatkan pekerjaan, sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah Sosial ialah ketidaksesuaian antara unsur – unsur kebudayaan yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial dan sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian masyarakat.
Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-hubungan sosial akan terganggu
sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan kelompok. Masalah sosial dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu alam, biologis, budaya dan sosial. Masalah sosial juga memiliki karakteristik
khusus yang menjadikan masalah tersebut menjadi masalah sosial.
Beberapa masalah sosial penting meliputi, kemiskinan, pengangguran, pendidikan,  kejahatan,
disorganisasi keluarga, masalah generasi muda dalam masyarakat modern, peperangan, pelanggaran
terhadap norma-norma masyarakat, masalah kependudukan, masalah lingkungan hidup, birokrasi.
Kejahatan juga dapat timbul karena perilaku menyimpang dan kondisi masyarakat yang abnormal.
Ukuran - ukuran Sosiologi terhadap masalah sosial meliputi, kriteria utama, sumber - sumber sosial dan
masalah sosial.

B. Saran
Untuk menghadapi masalah sosial dibutuhkan sikap yang bijaksana dan cermat dalam meneliti
sebuah masalah sosial itu. Tidak sedikit masalah sosial dikaitkan dengan suasana hati seseorang, oleh
karena itu kita harus berusaha menyikapi suatu masalah sosial dengan baik. Tidak menghakimi
seseorang yang tersangkut masalah sosial secara langsung, karena negara kita memiliki hukum yang
baik untuk mengatasi hal-hal seperti itu.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_sosial
http://www.astalog.com/5858/pengertian-masalah-sosial.htm
https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah_sosial
https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah-dan-upaya pencegahannya
http://www.anneahira.com/pengertian-sosial.htm
http://donaldtintin.blogspot.co.id/2018/04/ klasifikasi-masalah-sosial.html
http://www.ilmupsikologi.com/2018/04//definisi-dan-klasifikasi-masalah-sosial.
http://savieraandriany.blogspot.co.id/2018/04/ masalah-sosial.html
http://falah-kharisma.blogspot.co.id/2018/04/ /penyebab-permasalahan-sosial.html
http://palingberkesan.blogspot.com2018/04/ /macam-jenis-masalah-sosial-di-indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai