Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SOSIOLOGI

PERMASALAHAN SOSIAL (KETIDAKADILAN)

DI DESA Kp. MUARA AMAN

Guru Pembimbing:

Sumantri, S.Sos, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 4/XI MIA 2


1. Yetty Marsellina Rahayu
2. Dela Salsabila
3. Della Oktaviani
4. Jessy Istian
5. Rayhana Yunisa
6. Vira Amelia

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 01 LEBONG

TAHUN AJARAN 2019-2020


KATA PENGANTAR
Untaian syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT atas segala curahan
rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya Makalah SosiologiPermasalahan Sosial (Kesenjangan
Sosial) di Desa Selebar Jaya ini dapat diselesaikan atas kerja sama kelompok dengan baik.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua guru
SMAN 01 LEBONG, khususnya kepada Bapak Sumantri, S.Sos, MPd yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing, mengarahkan, dan
memotivasi kami untuk terus belajar dan meningkatkan prestasi khususnya dalam bidang
akademik.

Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih dengan setulus hati, kepada orang
tua tercinta yang selalu memberikan yang terbaik bagi kami, serta kepada adik, kakak, dan
seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada kami.

Kami pun menyadari bahwa makalah kami ini masih memerlukan pembinaan.
Untuk itu, kami sangat menerima saran dan kritikan demi penyempurnaan makalah kami
ini. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Akhir kata, kami sebagai tim
penyusun berharap semoga makalah kami ini bisa bermanfaat dan dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya oleh kita semua, khususnya para pelajar.

Lebong, 1 Oktober 2019

(Kelompok 4)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
C. Maksud dan Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Metode Penelitian ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesenjangan Sosial........................................................................... 5
B. Faktor Penyebab Kesenjangan sosial ................................................................. 6
C. Jenis-Jenis Kesenjangan Sosial .......................................................................... 15
D. Dampak Kesenjangan Sosial .............................................................................. 15
E. Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial ................................................................ 16

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit jumlahnya. Hal ini
dikarenakan Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan beragam suku dan budayanya.
Jumlah penduduk yang banyak ini tentunya menimbulkan banyak masalah, antara
lain kemiskinan, masalah pendidikan, dan lain-lain.
Hal-hal simpel yang seperti itulah, yang memicu timbulnya kesenjangan
sosial di dalam kehidupan masyarakat. Biasanya orang-orang yang berada di
kalangan atas lah yang membuat jarak dengan sesama. Kesenjangan sosial di
Indonesia sangatlah terlihat, apalagi antara rakyat dengan pejabatnya. Kesenjangan
sosial memuncak saat pemerintahan Presiden Soeharto karena TNI yang menguasai
pemerintahan. Keadaan rakyat kecil semakin tertindas dan tidak ada keadilan dalam
hal ini. Padahal dalam pembukaan dan isi Undang-undang Dasar 1945 telah
dikatakan bahwa kita harus berlaku adil terhadap seluruh rakyat Indonesia.
Kesenjangan ini dipicu oleh adanya kemiskinan yang merajalela dan kurangnya
lapangan kerja. Maka dari itu, pemerintah tidak boleh menyepelekan masalah yang
kompleks seperti ini. Kinerja pemerintah yang cepat dan tepat sangat diperlukan.
Dan dengan bantuan rakyat bersama-sama memberantas kemiskinan untuk
mencapai kesejahteraan sosial.
Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi pekerjaan bagi
pemerintah yang butuh perhatian yang lebih. Kesenjangan sosial yang terjadi dalam
masyarakat sangatlah mencolok dan makin memprihatinkan yang perlu di bahas
serta dicari penyebab-penyebab terjadinya suatu kesenjangan sosial. Kesenjangan
sosial yang muncul dalam masyarakat perlunya sebuah keberanian dalam
pengungkapanpannya. Sehingga kesenjangan sosial menjadi topic yang menarik
serta bagus untuk dipaparkan dalam pengambilan judul ini. Terjadi tindakan-
tindakkan yang sangat mencolok misalnya dalam kasus akhir-akhir tentang gimana
seorang koruptor besar yang mendapat fasilitas yang sangat baik dalam
tahanan,sedangkan seorang pencuri ayam di tahan dengan tidak layak. Disini
sangatlah kelihatan perbedaannya antara orang kaya atau penguasa dengan orang
miskin atau rakyat kecil.

1
2

Kesenjangan ekonomi selalu menjadi salah satu isu utama dari setiap
system Social. Dari masa yang sangat awal, para filsuf telah memperdebatkan etika
koeksistensi kekayaan besar dan kemiskinan, sementara analis politik telah
menekankan hubungan anatara kemakmuran ekonomi dan pengaruh politik.
Petanyaan utama dari ilmu sosiologi modern adalah analisisis kesenjangan social
terstruktur, yang sebagian besar berasal dari perbedaan wewenang atas sumber
daya ekonomi. Ekonom selalu mengklaim bahwa criteria untuk kebijakan ekonomi
adalah efisiensi dan pemerataan.
Masyarakat selalu ditandai dengan kesenjangan. Di dalam masyarakat
secara alami ada beberapa orang yang lebih kuat, belajar lebih cepat, atau memiliki
lebih dari apa pun yang dianggap penting dalam masyarakat. Kesenjangan lainnya
mungkin muncul karena ditentukan oleh manusia. Misalnya, kesenjangan social
berdasarkan kekayaan. Adanya perbedaan, karakteristik biologis, keterampilan
social, maupun uang, membuat system yang mengelompokkan individu-individu
dalam kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat menjadi tidak
terelakkan. Stratifikasi dan kesenjangan social menjadi fakta yang tidak terelakkan
dalam masyarakat. Batas-batas yang mengikuti stratifikasi dan kesenjangan social
membawa dampak bagi seluruh aspek hidup manusia, termasuk hubungan kita
dengan orang lain, perilaku, keyakinan, sikap, aspirasi, dan persepsi terhadap dunia
social.
Kesenjangan social dan stratifikasi social memang saling terkait. Stratifikasi
social melembagakan pola-pola kesenjangan menghasilkan stratifikasi social.
Dalam pemahaman timbale balik ini, stratifikasi social mengacu pada
distribusi sumber daya uang tidak merata. Sementara itu, kesenjangan berarti
perbedaan kesempatan atau kemampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan
status. Di sini, kesenjangan social harus dipahami sebgai perbedaan untuk
memperoleh sumber daya yang di lembagakan.
Secara etimologis, kesenjangan berarti tidak seimbang, tidak simetris, atau
berbeda. Kesenjangan setidaknya membawa dampak pada kesenjangan sosil-
ekonomi, yang mencakup kemiskinan dan kesejahteraan dan stratifikasi social yang
mencakup kesenjangan politik dan budaya, yang berkaitan dengan isu-isu
kewarganegaraan, pemerintah, dan keadilan social.
Pola kesenjangan social dapat kita pahami dari pemahaman kita tentang
dimensi stratifikasi social. Stratifikasi social merujuk pada suatu hierarki berbagai
3

hak-hak istimewa relative yang berdasarkan pada kekuasaan, kepemilikan, dan


prestise.
Ada dua bentuk kesenjanga, yaitu kesenjangan klasik dan kesenjangan baru.
Kesenjangan klasik mencakup perbeaan kelas, status, kekayaan, dan prestise yang
dimesiasi oleh gender, pendapatan dan pendidikan. Kesenjangan baru mengikuti
kesadaran yang lebih besar akan kompleksitas global yang meningkat dan adanya
berbagai rentang pilihan yang lebih besar, seperti pola konsumsi, gaya hidup, dan
dinamika identitas. Hal ini telah mengakibatkan peningkatan heterogenitas dalam
studi stratifikasi social.
Kesenjangan social mengacu pada cara pengkategorian orang berdasarkan
karakteristik, seperti usia, jenis kelamin, kelas dan etnisitas berkaitan dengan akses
ke berbagai layanan social dan produk social, seperti pasar tenaga kerja, sumber
pendapatan, pasar perumahan, pendidikan dan system kesehatan dan bentuk-bentuk
perwakilan dan partisipasi politik. Bentuk-bentuk kesenjangan social dibentuk oleh
berbagai faktor structural, seperti lokasi geografis atau status kewarganegaraan, dan
oleh wacana dan identitas budaya.
Sementara itu, kesenjangan social-ekonomi mengacu pada kontras antara
kondisi ekonomi orang yang berbeda atau kelompok yang berbeda dalam
masyarakat yang melaksanakan pembangunan atau modernisasi. Hal ini terjadi
karena kurang adanya kesempatan untuk memperoleh sumber pendapatan
kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan kesempatan berpartisipasi dalam
pembangunan.
Semakin besar perbedaan untuk mendapat kesempatan-kesempatan tersebut,
semakin besar pula tingkat kesenjangan social-ekonomi yang terjadi di masyarakat.
Sebaliknya semakin kecil perbedaan kesempatan-kesempatan tersebut, semakin
kecil pula tingkat kesenjangan soial-ekonomi yang terjadi. Untuk itu, pemerintah
perlu membuka kesempatan kerja bagi anggota tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian ketidakadilan
2. Faktor penyebab ketidakadilan sosia di Desa Kp. Muara Aman
3. Bentuk-bentuk/jenis-jenis ketidakadilan sosial
4. Dampak Ketidakadilan sosial
5. Upaya mengatasi ketidakadilan sosial di Desa Kp. Muara Aman
4

C. Maksud dan Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui ketidakadilan sosial yang ada di Desa Kp. Muara Aman
2. Menguraikan apa pengertian, dampak atau pengaruh, penyebab, dan cara
mengatasi Ketidakadilan sosial

D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah mengumpulkan data dari berbagai
sumber(Studi Dokumen) dan juga dengan mengobservasi secara langsung ke
lokasi(Studi Kasus), karena lokasi ini merupakan desa kami.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketidakadilan Sosial


Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang-wenang. Ketidakadilan
merupakan bagian dari masalah sosial. Pada umumnya ketidakadilan menyangkut
masalah pembagian sesuatu terhadap hak seseorang atau kelompok yang dilakukan
dengan tidak propesional. Jika ketidakadilan tidak sigap ditanggapi, maka akan
menimbulkan berbagai masalah. Ada beberapa bentuk ketidakadilan, diantaranya :
stereotip, marginalisasi, subordinasi, dan dominasi.
1. Stereotip
Stereotip adalah pemberian sifat tertentu secara subjektif terhadap seseorang
berdasarkan kategori kelompoknya. Stereotip merupakan salah satu bentuk prasangka antar
ras berdasarkan kategori ras, jenis kelamin, kebangsaan, dan tampikan komunikasi verbal
maupun nonverbal. Stereotip menunjukkan perbedaan kategori “kami” dengan “mereka”.
Kami selalu dikaitkan dengan kelompok in group sedangkan mereka sebagai kelompok out
group. Anggota in group biasanya cenderung menyenangkan kelompok sendiri, dan
sebaliknya cenderung mengevaluasi orang lain berdasarkan cara pandang kelompok.
Stereotip bersifat positif dan dapat bersifat negatif.
2. Marginalisasi
Marginalisasi adalah proses peminggiran kelompok-kelompok tertentu dengan
lembaga sosial utama, seperti struktur ekonomi, pendidikan, dan lembaga sosial ekonomi
lainnya. Perbedaan antara populasi dan kelompok seperti etnis, ras, agama, budaya, bahasa,
adat istiadat, penampilan, dan afiliasi, memungkinkan populasi dominan untuk
meminggirkan kelompok yang lemah. Marginalisasi orang selalu melibatkan kemampuan
penduduk yang dominan untuk melaksanakan beberapa tingkat kontrol dan kekuasaan atas
kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Contoh seperti perawat, buruh pabrik, pekerja
konveksi dinilai sebagai pekerjaan rendah sehingga mempengaruhi gaji atau upah mereka.
3. Subordinasi
Subordinasi adalah pembedaan perlakuan terhadap identitas sosial tertentu.
Umumnya yang menjadi kelompok subordinasi adalah kelompok minoritas. Anggota
kelompok mayoritas dengan anggota kelompok minoritas diperlakukan secara tidak adil.
Kelompok mayoritas sangat dominan. Mereka menguasai sumber daya sehingga selalu
7

merasa dapat bertindak secara tidak adil, menguasai, dan mempunyai martabat. Sementara
itu, kelompok minoritas adalah kelompok yang kurang beruntung karena mereka secara
fisik maupun kultural merupakan subjek yang diperlakukan tidak seimbang. Contohnya :
masih sedikit jumlah perempuan yang bekerja pada posisi atau peran pengambilan
keputusan dibanding laki- laki.
4. Dominasi
Dominasi adalah sebuah paham politik yang digunakan untuk menaklukan atau
menguasai suatu daerah atau beberapa daerah. Dominasi bisa dilakukan dengan beberapa
cara seperti halnya melakukan eksploitasi terhadap ideologi, agama, kebudayaan dan juga
wilayah untuk mendapatkan tujuan tertentu. Ada berbagai bentuk dominasi diantaranya
adalah perbudakan, rezim diskriminasi sistematis terhadap kelompok minoritas, rezim
politik kolonial, despotisme, totalitarianisme, kapitalisme, dan feodalisme. Semuanya ini
sangat potensial merugikan segmen yang tidak memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif. Contoh dominasi seperti kedatangan orang kulit putih dibenua Asia, Afrika,
Amerika. Dominasi ini juga banyak kita jumpai dalam pengelompokkan lain. Kita banyak
menjumpai kelompok etnis mendominasi kelompok etnis lainnya. Ketidakadilan
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Sila kelima Pancasila berbunyi “Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Secara keseluruhan, pasal-pasal UUD 1945
menekankan pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan

tetap hidup mewah walaupun mereka dalam kurungan penjara yang seharusnya
membuat mereka jera.
Kemiskian memang bukan hanya menjadi masalah di Negara Indonesia,
bahkan Negara majupun masih sibuk mengentaskan masalah yang satu ini.
Kemiskinan memang selayaknya tidak diperdebatkan tetapi diselesaikan. Akan
tetapi kami yakin : “du chocs des opinion jaillit la verite”. “ Dengan benturan
sebuah opini maka akan munculah suatu kebenaran “. Dengan kebenaran maka
keadilan ditegakkan, dan apabila keadilan ditegakkan kesejateraan bukan lagi
menjadi sebuah impian akan tetapi akan menjadi sebuah kenyataan.
Menurut Robert Chambers bahwa inti kemiskinan terletak pada kondisi
yang disebut deprivation trap atau perangkap kemiskinan. Perangkap itu terdiri dari
:
1. Kemiskinan itu sendiri
2. Kelemahan fisik
8

3. Keterasingan atau kadar isolasi


4. Kerentaan
5. Ketidak berdayaan

B. Faktor Penyebab Terjadinya Kesenjangan Sosial


Faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan sosial-ekonomi antara lain
sebagai berikut :
1. Menurunnya pendapatan perkapita sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang
relatif tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas
2. Ketidakmerataan pembangunan antar daerah sebagai akibat kebijakan politik
dan kekurangsiapan Sumber Daya Manusia
3. Rendahnya mobilitas sosial sebagai akibat sikap mental tradisional yang
kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan

Kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia diakibat beberapa hal yaitu :


a. Kemiskinan
Menurut Lewis (1983), budaya kemiskinan dapat terwujud dalam berbagai
konteks sejarah, namun lebih cendrung untuk tumbuh dan berkembang di
dalam masyarakat yang memiliki seperangkat kondisi:
1. Sistem ekonomi uang, buruh upahan dan sistem produksi untuk keuntungan
2. tetap tingginya tingkat pengangguran dan setengah pengangguran bagi
tenaga tak terampil
3. rendahnya upah buruh
4. tidak berhasilnya golongan berpenghasilan rendah meningkatkan organisiasi
sosial, ekonomi dan politiknya secara sukarela maupun atas prakarsa
pemerintah
5. sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral, dan
6. kuatnya seperangkat nilai-nilai pada kelas yang berkuasa yang menekankan
penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertical,
dan sikap hemat, serta adanya anggapan bahwa rendahnya status ekonomi
sebagai hasil ketidak sanggupan pribadi atau memang pada dasarnya sudah
rendah kedudukannya.
9

Budaya kemiskinan bukanlah hanya merupakan adaptasi terhadap


seperangkat syarat-syarat obyektif dari masyarakat yang lebih luas, sekali
budaya tersebut sudah tumbuh, ia cendrung melanggengkan dirinya dari
generasi ke generasi melaui pengaruhnya terhadap anak-anak. Budaya
kemiskinan cendrung berkembang bila sistem-sistem ekonomi dan sosial yang
berlapis-lapis rusak atau berganti, seperti masa pergantian feodalis ke kapitalis
atau pada masa pesatnya perubahan teknologi. Budaya kemiskinan juga
merupakan akibat penjajahan yakni struktur ekonomi dan sosial pribumi
diobrak, sedangkan atatus golongan pribumi tetap dipertahankan rendah, juga
dapat tumbuh dalam proses penghapusan suku. Budaya kemiskinan cendrung
dimiliki oleh masyarakat strata sosial yang lebih rendah, masyarakat terasing,
dan warga urban yang berasal dari buruh tani yang tidak memiliki tanah.

Menurut Parker Seymour dan Robert J. Kleiner (1983) formulasi


kebudayaan kemiskinan mencakup pengertian bahwa semua orang yang terlibat
dalam situasi tersebut memiliki aspirasi-aspirasi yang rendah sebagai salah satu
bentuk adaptasi yang realistis. Beberapa ciri kebudyaan kemiskinan adalah :

1. fatalisme,
2. rendahnya tingkat aspirasi,
3. rendahnya kemauan mengejar sasaran,
4. kurang melihat kemajuan pribadi ,
5. perasaan ketidak berdayaan/ketidakmampuan,
6. Perasaan untuk selalu gagal,
7. Perasaan menilai diri sendiri negatif,
8. Pilihan sebagai posisi pekerja kasar,
9. Tingkat kompromis yang menyedihkan.

Berkaitan dengan budaya sebagai fungsi adaptasi, maka suatu usaha yang
sungguh-sungguh untuk mengubah nilai-nilai yang tidak diinginkan ini menuju
ke arah yang sesuai dengan nilai-nilai golongan kelas menengah, dengan
menggunakan metode-metodre psikiatri kesejahteraan sosial-pendidikan tanpa
lebih dahulu (ataupun secara bersamaan) berusaha untuk secara berarti
mengubah kenyataan kenyataan struktur sosial (pendapatan, pekerjaan,
perumahan, dan pola-pola kebudayaan membatasi lingkup partisipasi sosial dan
10

peyaluran kekuatan sosial) akan cendrung gagal. Budaya kemiskinan bukannya


berasal dari kebodohan, melainkan justru berfungsi bagi penyesuaian diri.

Kemiskinan struktural menurut Selo Sumarjan (1980) adalah kemiskinan


yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat
itu tidak dapat ikut menggunakan sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia
bagi mereka. Kemiskinan strukturl adalah suasana kemiskinan yang dialami
oleh suatu masyarakat yang penyebab utamanya bersumber pada struktur sosial,
dan oleh karena itu dapat dicari pada struktur sosial yang berlaku dalam
masyarakat itu sendiri. Golongan kaum miskin ini terdiri dari :

1. Para petani yang tidak memiliki tanah sendiri,


2. Petani yang tanah miliknya begitu kecil sehingga hasilnya tidak cukup
untuk memberi makan kepada dirinya sendiri dan keluargamnya,
3. Kaum buruh yang tidak terpelajar dan tidak terlatih (unskilled
labourerds), dan
4. Para pengusaha tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah
(golongan ekonomi lemah).

Kemiskinan struktural tidak sekedar terwujud dengan kekurangan


sandang dan pangan saja, kemiskinan juga meliputi kekurangan fasilitas
pemukiman yang sehat, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikasi
dengan dunia sekitarnya, sosial yang mantap.

Beberapa ciri kemiskinan struktural, menurut Alpian (1980) adalah :

1. Tidak ada atau lambannya mobilitas sosial (yang miskin akan tetap
hidup dengan kemelaratanya dan yang kaya akan tetap menikmati
kemewahannya),
2. mereka terletak dalam kungkungan struktur sosial yang menyebabkan
mereka kekurangan hasrat untuk meningkatkan taraf hidupnya,
3. Struktur sosial yang berlaku telah melahirkan berbagai corak rintangan
yang menghalangi mereka untuk maju. Pemecahan permasalahan
kemiskinan akan bisa dilakukan bilamana struktur sosial yang berlaku
itu dirubah secara mendasar.

Soedjatmoko (1984) memberikan contoh kemiskinan structural :


11

1. Pola stratifikasi (seperti dasar pemilikan dan penguasaan tanah) di desa


mengurangi atau merusak pola kerukukan dan ikatan timbal-balik
tradisional,
2. Struktur desa nelayan, yang sangat tergantung pada juragan di desanya
sebagai pemilik kapal,
3. Golongan pengrajin di kota kecil atau pedesaan yang tergantung pada
orang kota yang menguasai bahan dan pasarnya.

Hal-hal tersebut memiliki implikasi tentang kemiskinan structural :

1. kebijakan ekonomi saja tidak mencukupi dalam usaha mengatasi


ketimpangan-ketimpangan struktural, dimensi struktural perlu
dihadapi juga terutama di pedesaan
2. perlunya pola organisasi institusi masyarakat pedesan yang
disesuaikan dengan keperluannya, sebaga sarana untuk mengurangi
ketimpangan dan meningkatkan bargaining power, dan perlunya
proses Sosial learning yang spesifik dengan kondisi setempat.

Adam Malik (1980) mengemukakan bahwa untuk mencari jalan agar


struktur masyarakat Indonesia dapat diubah sedemikian rupa sehingga tidak
terdapat lagi di dalamnya kemelaratan structural. Bantuan yang terpenting bagi
golongan masyarakat yang menderita kemiskinan struktural adalah bantuan
agar mereka kemudian mampu membantu dirinya sendiri. Bagaimanapun
kegiatan pembangunan yang berorientasi pertumbuhan maupun pemerataan
tidak dapat mengihilangkan adanya kemiskinan struktural.

Pada hakekatnya perbedaan antara si kaya dengan si miskin tetap akan


ada, dalam sistem sosial ekonomi manapun. Yang lebih diperlukan adalah
bagaimana lebih memperkecil kesenjangan sehingga lebih mendekati perasaan
keadilan sosial. Sudjatmoko (1984) berpendapat bahwa, pembangunan yang
semata-mata mengutamakan pertumbuhan ekonomi akan melanggengkan
ketimpangan struktural. Pola netes ke bawah memungkinkan berkembangnya
perbedaan ekonomi, dan prilaku pola mencari nafkah dari pertanian ke non
pertanian, tetapi proses ini akan lamban dan harus diikuti dengan pertumbuhan
yang tinggi. Kemiskinan tidak dapat diatasi hanya dengan membantu golongan
miskin saja, tanpa menghadapi dimensi-dimensi struktural seperti
12

ketergntungan, dan eksploitasi. Permasalahannya adalah dimensi-dimensi


struktural manakah yang mempengarhui secara langsung terjadinya
kemiskinan, bagaimana ketepatan dimensi untuk kondisi sosial budaya
setempat.

b. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
perekonomian masyarakat,sedangan perekonomian menjadi fartor terjadinya
kesenjangan sosial. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan
pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan merupakan pekerjaan bagi
pemerintah saat ini.

c. Melemahnya wirausaha
Kesenjangan sosial menjadi penghancur minat ingin memulai usaha,
penghancur keinginan untuk terus mempertahankan usaha, bahkan penghancur
semangat untuk mengembangkan usaha untuk lebih maju. Hali ini dikarenakan
seorang wirausaha selalu di anggap remeh.

d. Terjadi kriminalitas
Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan uang, seperti mencopet, mencuri, judi, dll.Upaya-upaya yang
harus dilakukan pemerintah untuk pemecahan masalah kesenjangan sosial yang
terjadi di Indonesia:
1) Menomorsatukan pendidikan
2) Menciptakan lapangan kerja dan meminimalis Kemiskinan
3) Meminimalis KKN dan memberantas korupsi.
4) Meningkatkan system keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan
yang ketat terhadap mafia hukum.

Dalam 15 tahun terakhir ini, Indonesia mengalami


pertumbuhan ekonomi yang kuat. Pencapaian ini telah mengurangi tingkat
kemiskinan dan memperbesar jumlah kelas menengah. Namun, manfaat dari
pertumbuhan ini lebih dinikmati oleh 20% masyarakat terkaya, dan sekitar 80%
penduduk rawan merasa tertinggal. Inilah bukti dari adanya ketimpangan distribusi
13

pendapatan yang terjadi hampir disetiap daerah di Indonesia. Hal ini


mengakibatkan timbulnya kesenjangan sosial dan kemiskinan. Tak luput di sebuah
daerah kecil yang terdapat di Provinsi bengkulu, tepatnya Ds Lokasari, Kec Lebong
Utara, Kab Lebong.
Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang
ada pada suatu wilayah. Masalah kesenjangan sosial tidak bisa dijauhkan dari
masalah kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang sulit atau
bahkan tidak bisa memenuhi kebutuhannya atas sandang, pangan dan papan. Tidak
hanya itu sulitnya pemenuhan kebutuhan atas pendidikan dan kesehatan juga
termasuk kedalam konteks kemiskinan.
Faktor utama yang menyebabkan kesenjangan sosial dan kemiskinan di
daerah ini adalah faktor pendidikan. Sebagian besar penduduk di dalamnya sangat
mementingkan pendikikan, dimana beberapa orang tua bahkan merelakan
mengeluarkan uang lebih demi pendidikan anaknya, karena mereka menyadari
bahwa pendidikan merupakan penyumbang terbesar untuk mencapai sebuah
kesuksesan, dan pada akhirnya merekapun juga akan ikut merasakan kesuksesan
tersebut. Namun disisi lain, beberapa orang tua mengabaikan pendidikan, karena
menurut mereka pendidikan kurang begitu penting. Mereka memiliki pemikiran
yang sangat sempit, dimana mereka berpendapat bahwa ‘Dia berpendidikan tapi
juga masih pengangguran’ atau ‘apa pentingnya pendidikan? Hanya akan
membuang-buang uang saja, lebih baik bekerja langsung akan lebih cepat
mendapatkan uang’. Tanpa mereka memikirkan pendidikan sangat menentukan
dimana posisi mereka bisa bekerja.
Adanya perbedaan tingkat pendidikan, tidak dapat dipungkiri muncullah
perbedaan dalam proses pencarian lapangan pekerjaan. Di desa Lokasari sebagian
besar penduduknya bekerja sebagai petani, banyak penduduk di desa ini berhasil
karena melimpahnya hasil panen yang diperolehnya. Disamping petani yang sukses
karena hasil panenya juga terdapat lahan atau sawah yang luas.
Sawah yang luas itulah yang membuatnya tetap dalam keadaan ekonomi
yang memadai. Berpendidikan atau tidak mereka telah aman karena telah memiliki
modal usaha yang tetap dapat menjamin kehidupannya, asal mereka memiliki skill
yang memadai untuk tetap bisa mengoperasikan modal usaha yang mereka miliki.
Namun bagaimana nasib para masyarakat yang sama sekali tidak memiliki lahan
14

ditambah kurangnya pendidikan yang memadai? Mereka sangat sulit untuk


menemukan pekerjaan.
Ada sebagian dari mereka yang memilih menjadi buruh petani atau buruh
bangunan. Dengan menerima secara lapang upah yang dari hasil kerjanya hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan pangannya saja. Dan untuk para masyarakat
yang buta akan pendidikan dan tidak memiliki kemampuan utuk bekerja mereka
akan sangat sulit mendapatkan pekerjaan, pada akhirnya banyaklah pengangguran
di daerah ini.
Tidak berhenti disitu, karena faktor pendidikan dan faktor tenaga kerja yang
telah dijelaskan diatas menyebabkan buruknya pemenuhan kesehatan yang layak
pada kalangan masyarakat yang kurang mampu. Kemiskinan yang membentuk
mereka hidup di kawasan kumuh membuat mereka mengabaikan pentingnya
sebuah kesehatan. Di lingkungan mereka masih menggunakan sungai sebagai
tempat mecari air minum, mandi, mencuci dan buang air baik kecil maupun besar.
Dengan mencampuradukkan semua kegiatan tersebut pada tempat yang sama, tentu
air yang ada akan tercemar. Sedangkan air minum yang mereka konsumsi setiap
harianya juga terkontaminasi. Sehingga mereka rentan terserang penyakit. Mulai
dari diare, muntaber, hingga DBD. Setelah mereka terserang penyakit-penyakit
tersebut, mereka sulit untuk mendapatkan perawatan yang memadai karena
kurangnya biaya pengobatan yang mereka miliki. Alhasil mereka hanya mampu
untuk merawat keluarga mereka yang sakit dirumah saja.
Keadaan yang seperti ini tidak boleh terus berlangsung. Hendaknya masalah
kesenjangan sosial dan kemiskinan yang terjadi harus segera mendapatkan
penanganan khusus. Cara satu-satunya adalah dengan memutus rantai faktor
penyebab dari kedua masalah tersebut. Mulai dari faktor pendidikan, faktor
ketenaga kerjaan hingga faktor kesehatan.
Lantas, bagaimana cara untuk dapat memutus rantai faktor penyebab
masalah tersebut? Caranya adalah dengan memberikan pengertian bahwa
pendidikan adalah sesuatu yang penting, yang wajib dimiliki oleh setiap manusia.
Karena dengan bekal pendidikan seseorang akan dapat menentukan pekerjaan yang
akan dia tekuni. Dan dengan hal tersebut tidak akan adalagi masyarakat yang
tinggal di lingkungan kumuh.
Mengubah padangan dan cara berfikir seseorang memang sangatlah sulit.
Apalagi mengubah segolongan masyarakat yang memiliki bermcam-macam
15

asumsi, pemikiran, pendapat, dll. Namun hal ini tak akan menjadi sulit apabila kita
tahu cara yang tepat diimbangi dengan usaha yang maksimal.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah, menjadi bagian dari mereka.
Ikut serta dalam segala kegiatan yang mereka lakukan. Ikut serta disini bukan
berarti mengikuti apa yang mereka kerjakan, tapi cukup ikuti alur yang mereka
mainkan dengan sedikit banyak pengawasi dan mengevaluasi apa yang seharusnya
di ubah dan apa yang seharusnya dipertahankan. Dilarang keras untuk langsung
memberikan komentar kepada mereka bahwa itu benar dan itu salah, karena
kebanyakan orang tidak menyukai pembenaran secara langsung apalagi dari orang
asing. Kita hanya perlu melakukan kebiasaan baik yang sehari-hari kita kerjakan,
dan secara tidak langsung itu telah menjadi contoh nyata atas perubahan yang ingin
dicapai.
Setelah kita menjadi bagian dari mereka, dan mereka sudah menganggap
kita sebagai keluarga mereka sendiri, sedikit banyak kita memberikan pengertian
kepada mereka di lingkungan ini perlu adanya perubahan. Mulai dari kebersihan
lingkungan, hendaknya kita mengajak mereka untuk gotong royong membersihkan
lingkungan. Kita dermakan sedikit harta kita dan berikan mereka fasilitas yang
dibutuhkan agar mereka bersemangat dalam bekerja, seperti sapu, sabit, cangkul
dan gerobak sampah. Tak lupa sediakan sarapan untuk dapat dimakan bersama
setelah lelah bekerja, agar terjalin hangatnya rasa kekeluargaan. Lakukan secara
teratur dalam periode tertentu. Dalam proses bersih-bersih selipkan pengetahuan
tentang pentingnya 3M, meguras dengan rutin bak mandi atau apapun yang menjadi
wadah air minimal 1 minggu sekali, menutup rapat-rapat tempat penampungan air
dan mengubur barang-barang yang dapat menampung air. Dengan 3M ini
setidaknya kita dapat mengurangi kasus demam berdarah.
Langkah yang kedua adalah kita secara terang-terangan melakukan
penyuluhan tentang pentingnya pendidikan dan pentingnya pemenuhan air bersih.
Kita lakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pendidikan perlu dan wajib
dimiliki baik untuk mereka maupun anak cucu mereka. Tiada kata terlambat untuk
menuntut ilmu. Kembali kita berikan fasilitas untuk mereka dapat belajar,
setidaknya mereka melek huruf untuk para orang tua dan untuk anak-anaknya kita
berikan pengertian bahwa pemerintah telah memberikan bantuan kepada pelajar
yang tidak mampu untuk tetap bisa sekolah. Sehingga orang tua mereka tidak perlu
16

khawatir lagi tentang masalah biaya, dan jika mereka kelak pintar orang tua mereka
juga akan merakasan imbasnya.
Dan untuk masalah air bersih kita berikan pengertian bahwa kebiasaan BAK
dan BAB tidak baik jika dilakukan di sungai. Cepat atau lambat mereka akan
membutuhkan jamban. Oleh karena itu kita perlu membangun jamban umum bagi
mereka, dana untuk pembangunan bisa dari iuran rutin dari masyarakat tersebut
atau mungkin dana hibah dari masyarakat yang juga ingin membantu. Selain itu
untuk pemenuhan air pemerintah telah memberikan kemudahan bagi rakyatnya
yaitu dengan PDAM, kita berikan informasi kepada masyarakat dan membantunya
untuk dapat memperoleh fasilitas tersebeut.
Teratasinya masalah pendidikan maka di kemudian hari diharapkan
masyarakat tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan atau bahkan menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dengan itu terputuslah dua faktor penyebab
masalah yang ada. Dan berubahnya kebiasaan hidup dan lingkungan yang bersih,
membantu masyarakat untuk dapat hidup sehat, sehingga teratasinya masalah
kesehatan yang terjadi sebelumnya.
Dengan selesainya masalah yang terdapat pada masyarakat diharapkan tidak
ada lagi masyarakat yang tergolong dalam kategori miskin. Sehingga tidak timbul
lagi masalah kesenjangan sosial dan kemiskinan. Kita perlu sama-sama
membangun, dari radar yang paling kecil yakni lingkungan. Jika semua
membangun meski dalam lingkup yang kecil maka akan tercipta pembangunan
yang besar. Sehingga pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh 20%
masyarakat Indonesia melainkan 100%. Dan tidak akan ada lagi istilah
ketimpangan distribusi pendapatan.

B. Jenis Jenis Kesenjangan Sosial


Ada dua bentuk kesenjangan , yaitu kesenjangan klasik dan kesenjangan
baru. Kesenjanagan klasik mencakup perbedaan kelas, status, kekayaan, dan
prestise yang dimediasi oleh gender, pendapatan dan pendidikan . kesenjangan baru
mengikuti kesadaran yang lebih besar akan kompleksitas global yang meningkat
dan adanya berbagai rentang pilihan yang lebih besar, seperti pola konsumsi,gaya
hidup,dan dinamika identitas . hal ini telah mengakibatkan peningkatkan
heterogenitas dalam studi stratifikasi sosial.
17

Kesenjangan sosial mengacu pada cara pengkatagorian orang berdasarkan


karakteristik seperti usia, jenis kelamin, kelas dan etnisitas berkaitan dengan akses
ke berbagai layanan dan produk sosial seperti pasar tenaga kerja sumber
pendapatan, pasar perumahan, pendidikan dan sistem kesehatan dan bentuk-bentuk
perwakilan dan pertisipasi politi. Bentuk- bentuk kesenjangan sosial dibentuk oleh
beberapa faktor struktural seperti lokasi, geografis atau status keluarganegaraan dan
oleh wacana dan identitas budaya.
Sementara itu kesenjangan sosial-ekonomi mengacu pada kontras antara
kondisi ekonomi orang yang berbeda atau kelompok yang berbeda dala, ,asyarakat
yang melaksanakan pembangunan atau modernisasi. Hal ini terjadi karena kurang
adanya kesempatan untuk memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja,
kesempatan usaha, dan kesempatan berpatisipasi dalam pembangunan.
Semakin besar perbedaan untuk mendapat kesempatan- kesempatan
tersebut, semakin besar pula tingkat kesenjangan sosial-ekonomi yang terjadi
dimasyarakat. Sebaliknya, semakin kecil perbedaan kesempatan- kesempatan
tersebut, semakin kecil pula tingkat kesenjangan sosial-ekonomi yang terjadi.

C. Dampak Kesenjangan Sosial


Tentunya dengan adanya kesenjangan sosila akan memberikan dampak
yang banyak, namun dampak ini bisa mengarah kepada hal yang baik dan juga hal
buruk, adapaun dampak dari baik dan buruk karena adanya kesenjangan sosial yaitu
diantaranya :
1. Dampak Positif
a) Akan bisa menghilangkan keadaan yang bisa memicu stress
b) Akan merileksasikan pikiran dan raga
c) Bisa mempercepat proses kegiatan seseorang
d) Mengakibatkan pembagian kerja secara lebih merata dan adil.
2. Dampak Negatif
a) Bisa menumbuhkan sifat malas bagi masyarakat terntentu.
b) Adanya ketidakpuasaan dengan sesuatu hal.
c) Seseorang akan mudah putus asa sehingga menghambat mobilitas kerja
seseorang
d) Akan memunculkan kecemburuan sosial
e) Munculnya tindak kejahatan atau kriminalitas
18

E. Upaya Mengatasi Kesenjangan Sosial


Kesenjangan sosial-ekonomi harus segera diatasi . hal ini perlu dilakukan
karena struktur ekonomi dapat membantu atau justru menghambat solidaritas antar
manusia. Solidaritas antar manusia itu terancam dengan kesenjangan sosial-
ekonomi yang terlampau tajam. Kesenjangan yang tajam dapat menimbulkan
kecenderungan masyarakat lapisan atas untuk menjadi sombong dan sewenang-
wenang. Sementara itu, masyarakat lapisan bawah cenderung akan kehilangan
kepercayaan serta harga diri. Kondisi ini dibarengi dengan ketegangan akibat
kecemburuan sosial .
Kunci utama bagi upaya mengatasi kesenjangan sosial-ekonomi adalah
memberi akses kepada setiap anggota masyarakat untuk menikmati dan
memanfaatkan berbagai fasilitas sosial serta memberi kesempatan untuk
mengembangkan dan meningkatkan perekonomian
Sikap perilaku individu dan kelompok masyarakat yang sesuai dengan
upaya itu adalah sebagai berikut.
1. Hidup sederhana sesuai dengan kebutuhan
2. Peduli dengan nasib warga negara yang kurang mampu dengan menciptakan
pekerjaan bagi mereka.
3. Meningkatkan pendididkan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi.
4. Menghargai kretivitas dan hasil karya orang lain, sehingga timbul kerja sama
yang saling menguntungkan.

Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah sosial yang timbul dari


kesenjangan sosial-ekonomi antara lain melakukan kebijakan berikut.

1. Pemberian subsidi terhadap pemenuhan yang asensial bagi masyarakat yang


kurang mampu, seperti subsidi bahan bakar gas atau elpiji 3 kg , pembagian
kartu jaminan kesehatan nasional .
2. Menggalakkan program UMKM ( Usaha Mikro Kecil Menengah).
3. Pelatihan kewirausahaan untuk menimbulkan jiwa enterpreneurship di
kalangan masyarakat .
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kesenjangan sosial terjadi akibat banyaknya rakyat miskin dan pengangguran
di Indonesia. Banyaknya kemiskinan inilah yang menjadi tombak bagaimana
kesenjangan sosial bisa terjadi. Pemberantasan kemiskinan, memaksimalkan
pendidikan, dan membuka lapangan kerja adalah beberapa solusi memberantas
kesenjangan sosial di Indonesia. Selain itu, kita juga harus meminimalisasikan
kesenjangan dan memberantas korupsi dalam upaya meningkatan kesejahteraan
rakyat.
Berdasarkan uraian tersebutmemberikan pandangan tentang kinerja
pemerintah yang masih harus terus ditingkatkan lagi,dan benar-benar memperhatikan
kondisi kesenjangan di lingkungan kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara.Agar setiap rakyat indonesia dapat memiliki penghidupan yang layak dan
bertanggung jawab. Sebagaimana dari fungsi negara itu sendiri yang harus
menyejahterakan masyarakat sesuai UUD yang telah mengaturnya.Supaya keadilan,
kesejahteraan bisa terwujud serta merata adalah tanggung jawab kita bersama maka
mulailah dengan diri kita sendiri dengan peduli dengan sesama.

B. Saran
Dengan banyaknya permasalah yang terjadi akibat kesenjangan sosial seperti
kriminalitas, maka pemerintah benar-benar diharapkan ikut andil dalam masalah ini.
Pemerintah harus menegakkan hukum yang berlaku dan memberantas Kesenjangan
Sosial agar tercipta Negara yang satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Maryati Kun, Juju Suryawati. 2017. SOSIOLOGI untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta.
Esis

Soekanto Soerjono. 2009. Sosisologi Suatu Pengantar. Jakarta. Rajawali Press

Bahrien. 1996. Sosiologi pedesaan; suatu pengantar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Rahayu, Dewi, Prasetyo dkk, 2013, Viva Pakarindo.

Sumber lain

Internet:

https://www.pelajaran.co.id/2017/20/pengertian-kesenjangan-sosial-faktor-penyebab-
dampak-contoh-dan-cara-mengatasi-kesenjangan-sosial.html

https://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/kesenjangan-sosial.html

https://www.kompasiana.com/vuzi/586b8233b77a6116091bcb5e/kesenjangan-sosial-dan-
kemiskinan-yang-terjadi-di-desa-sawoo?page=2

https://sule-epol.blogspot.com/2016/11/makalah-kesenjangan-sosial.html

https://makalahtugasmu.blogspot.com/2015/09/makalah-kesenjangan-sosial.html

19

Anda mungkin juga menyukai