Kia RiezMel
BAB II
PEMBAHASAN
Pada pembahasan kali ini, untuk mengawali perkuliahan awal dalam mata kuliah
Sosiologi Perkotaan, ada beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu oleh
para pembaca sekalian. Sosiologi perkotaan merupakan sebuah cabang dari ilmu
utama Sosiologi yang dikembangkan dengan seiringnya pemahaman dan penelitian
yang dilakukan oleh para ahli mengenai masyarakat perkotaan. Sama halnya
dengan cabang sosiologi lainnya seperti sosiologi pedesaan, sosiologi agama,
sosiologi pembangunan, dan sebagainya. Sosiologi perkotaan memiliki pembahasan
dan kajian mendalam mengenai seluk beluk masyarakat di perkotaan. Membahas
lebih detai mengenai segala aktifitas sosial, ekonomi, keagamaan, dan lainnya yang
ada di dalam masyarakat perkotaan tersebut.
My Widget
A. Pengertian Sosiologi, Kota, dan Sosiologi Perkotaan.
Sosiologi diartikan oleh Pitirim A. Sorokin sebagai sebuah ilmu yang mempelajari
hal-hal seperti hubungan dan pengaruh timbal balik antar aneka macam gejala
sosial. Misalnya antar gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral,
hukum dengan ekonomi, dan gerak masyarakat dengan politik. Hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial. Misalnya, gejala
geografis dengan biologis. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala sosial .
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari struktur sosial dari proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Roucek dan Warren memberikan pengertia sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-
kelompok.Sosiologi menurut J. A.A. Van Doorn dan C.J. Lammers adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil .
Kemudian pengertian kota menurut para ahli adalah sebagai contoh, Max Weber
berpendapat kota adalah suatu tempat apabila penghuninya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang itu harus
dihasilkan dari penduduk dari pedalaman dan diperjualbelikan di pasar itu. Jadi ciri
kota menurut Max Weber yang paling utama adalah adanya pasar sebagai benteng,
yang mempunyai sistem hukum dan lain-lain yang bersifat kosmopolitan.
Cristaller dengan Central Place Theorynya menyatakan kota berfungsi
menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya. Bisa
disimpulkan dari teori ini kota sebagai pusat pelayanan. Sebagai pusat tergantung
kepada seberapa jauh daerah sekitar kota memanfaatkan penyediaan jasa-jasa kota
itu. Dari pandangan ini kota-kota tersusun dalam hirarki berbagai jenis.
Menurut Prof. Bintarto kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan
manusia yang ditandai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya
yang materialistis atau dapat pula diartikan sebagai benteng budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemutusan
penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya .
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa, sosiologi adalah sebuah
ilmu yang mempelajari segala aktifitas-aktifitas dan proses-proses sosial yang ada di
masyarakat. Mengkaji segala seluk beluk peran-peran sosial, pelapisan sosial,
mobilitas sosial, perubahan-perubahan dan pola-pola yang ada di masyarakat.
Sementara pengertian kota yang dapat kita simpulkan dari beberapa pendapat ahli
diatas yaitu sebuah tempat di mana para penghuninya mampu memenuhi sebagian
besar kebutuhan ekonominya dalam lingkungan itu sendiri. Memiliki strata sosial,
pelapisan sosial, dan coraknya yang heterogenitas sangat kental, serta sifat
materialistisnya yang besar.
Dari pemahaman di atas, maka kita dapat mengetahui bahwa sosiologi perkotaan
adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dan interaksi manusia di
wilayah metropolitan atau perkotaan. Sosiologi perkotaan mempelajari masyarakat
perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan lingkungan
tempat tinggalnya. Materi yang dikaji adalah antara lain mata pencaharian hidup,
pola hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan pola pikir dalam
menyikap permaslahan. Studi ini adalah disipilin sosiologi norma yang mempelajari
struktur, proses, perubahan, dan masalah disebuah wilayah urban dan memberi
masukan untuk perencanaan dan pembuatan kebijakan.
Seperti bidang sosiologi lainnya sosiologi perkotaan juga menggunakan analisis
statistik, pengamatan, teori sosial, wawancara, dan metode lainnya. Seperti migrasi
dan demografi, kemiskinan, ekonomi, hubungan ras, dan lainnya.
3. Konflik-konflik di Perkotaan
Dalam ruang lingkup lain sosiologi perkotaan adalah membahas secara mendalam
mengenai konflik-konflik dan hal-hal lain yang menyebabkan konflik di perkotaan.
Dengan
My Widget melakukan pengamatan, penelitian, observasi, dan sebagainya, kita bisa
melihat potensi-potensi yang dapat menyebabkan konflik di daerah perkotaan. Maka
sosiologi dalam hal ini sangat berperan penting untuk membahas permasalahan
tersebut.
Jika kita mengetahui sebagian kecil penyebab konflik yang ada di perkotaan, tak lain
adalah mengenai masalah sengketa tanah di perkotaan, adanya intervensi
kelompok atau individu dalam sebuah persoalan, adanya kesalah pahaman dalam
berorganisasi dan bersosialisasi, perasaan untuk menjaga harga diri dan prestise,
dan lainnya.
Tak jauh berbeda dengan ilmu lainnya, sosiologi perkotaan juga memiliki metode-
metode tertentu untuk mengkaji masalah konflik di masyarakat perkotaan. Bisa
dengan menggunakan metode observasi, penelitian, angket, wawancara, dan
sebagainya.
4. Pengangguran
Pengangguran di perkotaan dan daerah sekitarnya adalah suatu permasalahan
sosial yang tak luput dari pengkajian ilmu sosiologi perkotaan. Dengan ilmu sosiologi
perkotaan ini, akan didapat sebuah pemahaman mengenai apa yang menyebabkan
pengangguran, sebenarnya bagaimana pengangguran itu bisa terjadi, faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan pengangguran di daerah perkotaan.
Jika kita menilik lebih mendalam mengenai masalah ini, sebenarnya kota manapun
di Indonesia memiliki daya tarik tinggi bagi orang-orang yang datang dari desa
mereka untuk memperbaiki hidup dan kehidupan mereka, dengan cara mencari
pekerjaan yang lebih layak dan lebih mapan. Namun tak jarang bahkan banyak
sekali para pendatang itu hanya bermodalkan keyakinan dan nekat saja, tanpa
diimbangi dengan keahlian tertentu yang mampu membawa dirinya menjadi
dibutuhkan oleh kegiatan perekonomian di perkotaan.
Oleh sebab itu, banyak sekali dari para pendatang itu yang hanya menjadi orang-
orang terpinggirkan, menjadi pengangguran karena mereka kebingungan untuk
mencari kerja seperti apa di kota yang ia datangi itu. Maka dengan adanya sosiologi
perkotaan inilah, akan dikaji semua hal yang berkaitan dengan masalah sosial yang
satu ini, serta mencari solusinya untuk memperbaiki kehidupan diperkotaan.
My Widget
BAB III
PENUTUP
Sosiologi perkotaan adalah bidang ilmu yang mempelajari manusia yang tinggal di
wilayah urban, metropolitan, atau perkotaan dengan segala masalah yang ada
disana. Ruang lingkup sosiologi perkotaan sanagatlah luas bila hanya di bandingkan
dengan semua yang sudah di paparkan di makalah ini, tapi seperri halnya semua
bidang sosiologi atau sosial hal utama yang di bahas adalah kecendrungan-
kecendrungan struktur kegiatan hidup manusia.
Sosiologi perkotaan hendaknya membawa kita yang mempelajarinya menjadi lebih
bijak utamanya tentang bagaimana menghadapi masalah-masalah yang ada di
perkotaan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://sosiologiiainsupel.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-ruang-lingkup-
perkotaan.html
My Widget
http://as-sosunila.blogspot.com/2012/11/makalah-sosiologi-perkotaan-dan-
pedesaan.htmls
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/
1 komentar:
https://www.blogger.com/blogger.g?
blogID=3642389901283172684#overview/src=dashboard
Balas
yellow
www.facebook.com
My Widget