Anda di halaman 1dari 5

Sosiologi

Perkotaan

Pemikiran Klasik dan


modern tentang
perkotaan
• Inisiasi Tuton ke 3
• Mata Kuliah Sosiologi Perkotaan
• Program Studi Sosiologi
• Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan
Ilmu Politik
Al-Farabi dan Ibn Khaldun
Kajian tentang kota sebenarnya telah lama dibahas oleh
beberapa tokoh, bahkan sebelum lahirnya kajian sosiologi. Al-
Farabi meyakini bahwa individu yang berwatak zoon politicon
(makhluk kemasyarakatan), di mana kebahagiaan diperoleh
melalui dukungan masyarakat. Menurut Al-Farabi “kota”
adalah tempat terbaik bagi manusia untuk mencapai
kesempurnaannya. Kota yang didalamnya kebahagiaan
menjadi mudah dapat dicapai karena usaha kooperatif para
penduduknya, kota dimana kebutuhan penduduknya dapat
terpenuhi melalui kerja sama dan interaksi antar penduduk di
dalamnya, kota itu tak lain adalah “kota utama”.

Ibnu Khaldun mengemukakan bahwa suatu masyarakat urban


mengalami tahapan dalam perjalannya yaitu : penaklukan,
despotisme, bersenang-senang dan stabilitas, kesenangan
dan bersikap pasif, dan bermewah-mewah. Tahapan itulah
yang membawa suatu masyarakat urban dari lahir,
berkembang hingga keruntuhannya.
Karl Marx dan Max Weber

Karl Marx melihat masyarakat kota dalam pandangan ekonomi


kapitalis, dimana dalam setiap masyarakat pasti akan ada
suatu proses produksi sebagai konsekuensi masyarakat yang
berorientasi capital. Dan dalam proses produksi tersebut akan
menghasilkan kelas-kelas yang berbeda, dimana kelompok
berkuasa akan menekan kelompok yang dikuasai.
Karl Marx

Max Weber lebih menekankan pada perkembangan ekonomi


dari masa feodalisme menjadi kapitalisme. Weber juga
mengemukakan bahwa suatu kota ditandai dengan adanya
pasar, dimana penduduk kota itu memenuhi kebutuhannya.

Max Weber

Durkheim
Gerge Simmel dan Lewis Mumford

Dalam esai “The Metropolis and Mental Life”, Simmel melihat


kota metropolis sebagai “arena asli” peetumbuhan kebudayaan
objektif dan merosotnya kebudayaan individu. Situasi
hubungan asli antar manusia mengalami kemerosotan dan
relasi social cenderung di dominasi oleh sikap acuh dan
mengabaikan. Dalam buku The Philosophy of money, Simmel
memusatkan perhatian pada ruang dan dampaknya pada
berbagai fenomena yang dikaitkan dengan berbagai komponen
kehidupan lain.
Lewis Mumford mengemukakan teori tentang tahapan
perkembangan kota, yaitu Six-Stage Theory. Menurutnya,
peradaban kota akan mengalami perkembangan selayaknya
sebuah organisme, yaitu mengalami tahap akhir,
ebrkembang, menurun, dan mad. Walaupun tahap akhir
peradaban saat ini belum diketahui secara pasti, namun
menurut Mumford, gejala-gejala menuju ke arah fase itu
sudah mulai dirasakan dan terjadi..

Durkheim
LOUIS WIRTH
Menyusun sebuah model dari tata kehidupan kota dalam bukunya
urbanism as a Way of Life. Gejala yang jelas terlihat di kota berupa
disorganisasi pribadi, aneka kejahatan, korupsi dan kekalutan dalam
banyak hal. Kota merupakan sumber kemerosotan moral, sikap
materialistis, dan individualialisme yang dianggap sebagai proses
wajar urbanisme sebagai bentuk transformasi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai