quickedit{ display:none; }
Media Pembelajaran
L I H AT P R O F I L L E N G K A P K U
kenyataan ini, metode penelitian empiris harus digunakan dengan keyakinan bahwa
ETIKA PROFESI KEGURUAN
masyarakat merupakan suatu bagian dari alam seperti halnya gejala fisik.
Tugas : Individu Mata Kuliah : Etika
Profesi Keguruan Dosen : Muliani Azis,
RUMUSAN MASALAH M.pd Etika Profesi ...
Bagaimanakah perspektif positivistis August Comte terhadap masyarakat ?
Bagaimana hukum tiga tahap menurut August Comte ? PENTINGNYA PROFESIONALISME GURU
Bagaimana hubungan tahap-tahap intelektual dan organisasi social ? INDONESIA
Blog Archive
► 2013 (2)
▼ 2012 (6)
▼ November (2)
ANTOLOGI, EPISTIMOLOGI, DAN
AKSIOLOGI
PERSPEKTIF AUGUSTE COMTE
TENTANG MASYARAKAT
► Oktober (4)
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DAN PANDANGAN POSITIVISTIS COMTE TERHADAP
MASYARAKAT.
Positivisme adalah ajaran bahwa hanya fakta yang dapat diuji yang melandasi
pengetahuan yang sah. Maka model teologis dan metafisika dianggap sebagai permainan kata
atau spekulasi liar. Sehingga Comte menolak cara berfikir orang purba yang menjadikan
agama sebagai penginterpretasi terhadap gejala-gejala.
Gagasan tentang perspektif ilmu pengetahuan dalam mengkaji prilaku manusia muncul
pada pertengahan abad ke - 19 dari seorang filosof Perancis “Auguste Comte” (1798 – 1857).
Tujuan Comte adalah membangun perspektif sosiologi dalam satu fondasi positivistic dengan
ilmu-ilmu alam.
Comte melihat perkembangan ilmu tentang masyarakat yang bersifat alamiah ini sebagai
puncak suatu proses kemajuan intelektual yang logis melalui nama semua ilmu-ilmu lainnya
sudah melewatinya. Kemajuan ini mencakupperkembangan mulai dari bentuk bentuk
pemikiran teologi purba, penjelasan metafisik, dan akhirnya samapi keterbentuknya hukum-
hukum ilmiah yang positif.
Mengatasi cara-cara berfikir mutlak yang terdapat dalam tahap-tahap pra positif,
menerima kenisbian pegetahuan kita serta terus menerus terbuka terhadap kenyataan-
kenyataan baru, merupakan cirri khas yang membedakan pendekatan positive yang
digambarkan Comte. Dia menulis :
Kalau kita memandang semangat positive itu dalam hubungannya dengan konsepsi
ilmiah.. kita akan menemukan bahwa pilsafat ini dibedakan dari metafisika-teologis oleh
kecenderungannya untuk menisbikan ide-ide yang tadinya dipandang mutlak… dalam
suatu pandangan ilmiah,pertentangan antara yang nisbih dan yang mutlak dapat dilihat
sebagai perwujudan yang paling menentukan dari perselisihan antara filsafat modern dan
filsapat kuno. Semua penelitian mengenai hakikat dari segala yang ada tentang sebab-
sebab pertama dan terakhir, harus selalu mutklak ; sedangkan study mengenai hukum
gejala harus bersifat nisbih karna study itu mengandaikan suatu kemajuan pemikiran
terus menerus, yang tunduk pada penyempurnaan pengamatan secara bertahap, tanpa
pernah akan membukakan secara penuh kenyataan setepat-tepatnya; jadi sifat nisbih
konsepsi ilmiah tidak terpisahkan dari pengertian yang tepat mengenai hukum-hukum
alam, seperti halnya kecenderungan khayali akan pengetahuan mutlak yang menyertai
setiap penggunaan fiksi teologis dan hal-hal metafisik.
Pokok pandangan yang dinyatakan Comte dengan agak angkuh ini, wajar dalam disiplin
sosiologi masa kini, yang sulit untuk menilai secara tepat bagaimana pentingnya suatu
perubahan yang terjadi dimasa comte.
Sesudah mementukan sifat epistimologi umum (seperangkat gagasan) dari pendekatan
positif, comte lalu menunjukkan metode-metode khusus penelitian empiris yang sama untuk
semua ilmu : pengamata, eksperimen, dan perbandingan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Penjelasan dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori-teori comte
merpakan contoh yng sama dri type mekanis eorik dan organik. Dalam menaggapi kekacaun
politik dalam masanya, dalam posisi ada tradisi pencerahan filsafat, ia mengembangkan model
naturalisik dan konservativ dari realitas sosial yang didasarkan pada sumsi determanistik dan
anturlistik yang menyankut gejala sosial. Menurur ahli teori ini, sistem sosial terdiri dari statis
dan dinamis yang didasarkan pada seperangakt nilai sosial terentu yang pada akhirnya
ditemukan pada naluri kemanusian sebagai dasardari tata aturan alam.
Struktur-struktur sosial sebga satu kesatuan yang berkembang melalui tiga tahapan
utama, tahapan teologis, metafsis, dan pisitivistis sebagai proses peradaban dan pengaruh
faktor-faktor tertentu, sepeti keboosanan, harapan hidup, sifat-sifat populasi, mengubah
pondasi masyarakat dari tatanan naluri yang rendah menuju tatanan yang tinggi dan mengarah
pada penekannan yang lebih bersifat intelektual dan positiv.
SARAN
Semoga makalah ini bias memberikan manfaat untuk kita semu dan kelompok kami
menyarankan jangan puas dengan apa yang ada dalam isi makalah kami karna masih banyak
lagi sumber referensi yang lain.
0 komentar:
Posting Komentar
Beranda
Posting Lebih Baru Posting Lama
Copyright © 2020 PENDIDIKAN SOSIOLOGI UNISMUH MAKASSAR. Designed for Listen to radio - Music entertainment gossip, music logos, music businesses