Anda di halaman 1dari 19

ARTIKEL SOSIOLOGI

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN SOSIOLOGI


2. TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI SERTA TEORI-TEORI SOSIOLOGI
3. STATUS DAN STRATIFIKASI SOSIAL
4. MOBILITAS SOSIAL
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Sosiologi

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Qorry Ainan


NIM : L1A017096
Fakultas&Prodi : Hubungan Internasional
Semester :7

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Sosiologi ini dengan baik dan tanpa kurang suatu apapun

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW semoga
syafaatnya mengalir pada kita dihari akhir kelak

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Sosiologi

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi para
pembaca, Penulis menyadari penulisan artikel ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga artikel ini dapat
bermanfaat untuk kedepannya. Aamiin.

Penyusun, Mataram, 15 Oktober 2020

Nama Qorry Ainan


NIM L1A017096

i
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Sosiologi 1
BAB II. Tokoh-Tokoh Sosiologi dan Teori-Teori Sosiologi ..
BAB III. Status dan Stratifikasi Sosial ..
BAB IV. Mobilitas Sosial
BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis ..
DAFTAR PUSTAKA ..
LAMPIRAN

KETENTUAN:

1. Penulisan:

Kertas A4
Margin: 3x3x3x3 cm
Spasi 1,5
Font: Arial 11
Jumlah halaman: Minimal 15
Jumlah Referensi Buku, Web, situs, blog, dll: Minimal 10
Nomor Halaman Ketik di Sebelah pojok bawah sebelah kanan.

2. Tugas ini harus sudah diupload di Scribd minimal sehari sebelum jadwal ujian MID
sebagai syarat presensi kehadiran ujian MID.

3. Saat upload di Scribd akan muncul form:

a. Yang disebut sebagai diskripsi dokumen/informasi dokumen, maka ketik


keywords/kata kunci berikut (Wajib): Sosiologi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos, Universitas Mataram, Nama Fakultas, Nama Prodi, Nama Kalian Sendiri.
b. Form Judul, maka isi: “Sosiologi, Pengertian dan Ruang Lingkup Kajian Sosiologi,
Tokoh-Tokoh dan Teori Sosiologi, Status dan Stratifikasi Sosial, Mobilitas Sosial,
Dosen: Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos”.

ii
BAB I
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KAJIAN SOSIOLOGI
a Pengertian Sosiologi
Secara etimologis, sesungguhnya sosiologi berasal dari kata Latin “Socius” yang berarti
kawan ( dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat), dan kata
Yunani “Logos” berarti kata atau pembicaraan sehingga akhirnya berarti Ilmu. Jadi secara
sederhana sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan antara teman dan teman. Secara lebih
luas, sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat. Istilah Sosiologi pertama kalidikenalkan oleh
Auguste Comte (tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’
tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2
kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos yang artinya ilmu. Secara
keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah
kelompok atau gabungan dari individu yang saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki
kepentingan yang relatif sama. Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan
meneliti/mengamati dan menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya
perilakuatau pattern sosial manusia.Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari
penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi
adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis
dan dapat diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek
penelitiannya  (masyarakat).
Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli
Untuk memahami arti sosiologi, silahkan simak beberapa pendapat ahli dan tokoh dunia tentang
apa itu sosiologi berikut ini:

1. Emile Durkheim. Pengertian Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar
terhadap individu.
2. Max Weber. Pengertian Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-
tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.
3. Allan Johnson. Pengertian Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan
perilaku terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem
tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat di dalamnya
mempengaruhi sistem tersebut.

1
4. Gustav Ratzenhofer. Pengertian Sosiologi adalah pengetahuan tentang hubungan
manusia dengan kewajibannya untuk menyelidiki dasar dan terjadinya evolusi sosial
serta kemakmuran umum bagi anggota-anggotanya.
5. Drs. Ary H. Gunawan. Pengertian Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
memecahkan masalah dengan analisis atau pendekatan sosiologis.
6. Mayor Polak. Pengertian Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia satu dengan manusia
lain, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal
maupun kelompok informal atau baik kelompok statis maupun kelompok dinamis.

b. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi


Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan
cara bervariasi.  Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di
Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja
tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir
semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok,
merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah.
Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang
lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan
masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal,
misalnya antara lain:
Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan
produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam; Masalah manajemen yaitu
pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya; Persoalan
sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta
prestasinya yang tercatat, dan sebagainya. Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu
pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan
dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses
berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah
dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu
negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan
semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan
manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam

2
kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk,
cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua
faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis
sosiologi.

3
BAB II
TOKOH-TOKOH SOSIOLOGI SERTA TEORI-TEORI SOSIOLOGI
a Auguste Comte
Salah satu teori yang dikemukakan Aguste Comte yaitu hukum tiga tahap. Hukum tiga
tahap dalam teori sosiologi secara singkat memberakan penjelaskan tahap atau tingkatan
intelektual dalam perkembangan manusia. Berikut ketiga tahap perkembañgan manusia, dalam
kajian tokoh sosiologi menurut Auguste Comte. idnplay
1. Tahap teologis, menjelaskan bahwa segaa sesuatu yang terjadi di dunia dikendalikan oleh
kekuatan gaib. Tahap ini dibagi menjadi tiga yaitu fetisisme, politeisme, dan monoteisme.
2. Tahap metafisik, merupakan tahap transisi teologis menuju positivis. Tahap ini dftandai
dengan kepercayaan hukum Tuhan yang diseimbangkan dengan pemikiran manusia.
3. Tahap positivis, ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Manusia memusatkan
perhatian pada data empiris untuk menjelaskan segala sesuatu yang terjadi di dunia.
b. Herbet Spencer
Herbet Spencer adalah salah satu tokoh sosiologi yang lahir pada tahun 1820 dan beliau
wafat pada tahun 1903. Spencer sendiri merupakan filsuf yang berasal dari Negara Inggris
tergolong sebagai tokoh sosiologi klasik. Salah satu karya Spencer tentang sosiologi ialah
mengenai pandangannya terhadap lembaga keluarga, lembaga agama, lembaga politik, dan
pengendalian yang terjadi akbiat perubahan sosial dalam masyarakat. Selain pandangan tersebut
Spencer juga merupakan pencetus daripada Teori Evolusi Sosial yang sampai saat kini teori
tersebit masih dikaji dalam perkembangan ilmu sosiologi di banyak perguruan tinggi di dunia,
termasuk di Indonesia.
c. Emile Durkheim
Tokoh sosilogi kedua adalah Emile Qurkheim, yang mengemukakan dalam teori
sosiologi klasiknya bahwa permasalahan mendasar yang dihadapi oleh anggota masyarakat
adalah cara membentuk keteraturan sosial. Keteraturan sosial dapat meningkatkan integrasi dan
solidaritas sosial. Integrasi adalah kemampuan beradaptasi, cara berkontribusi antara kelompok
satu dengan kelompok lain yang berbeda. Adapun solidaritas sosial menunjukkan rasa
kebersamaan, kesatuan, kepentingan, dan simpati sebagai anggota masyarakat. Solidaritas sosial
dibedakan menjadi dua bentuk yaitu solidaritas mekanis dan solidaritas organis.
d. Max Weber
Max Weber adalah salah satu tokoh dalam disiplin Ilmu Sosiologi, terutama yang
menerangkan tentang pengaruhnya ekonomi terhadap sosiologi. Dalam perkembangannya tokoh
sosiologi ini memberi masukan penting dalam cabang ilmu sosiologi, khususnya sosiologi
ekonomi.Selain dikenal sebagai tokoh ilmu sosiologi beliau juga dikenal sebagai seorang

4
agamawan yang mengeluarkan tentang etika protestan dan semangat kapitalisme. Dengan
pandangan yang terkenalnya bahwa Protestan memiliki semangat yang tinggi untuk kemudian
mengeluarkan invertasi berkat doktrin bahwa seseorang yang hidup kaya di dunia akan kaya
kemudian di akhiranya.
e. Karl Marx
Menurut Karl Marx dalam Teori Sosiologi yang terkenal adalah mengenai Kelas Sosial
yang ternyata dalam pandangannya kelas sosial dapat memberikan tekanan pada kehidupa
masyarakat. Karl Marx menggolongkan masyarakat kapitalis dalam dua kelas yaiti kelas
pemilik modal (borjuis) dan buruh (proletar). Pada zaman industrialisasi, alienasi terjadi karena
pemilik modal (borjuis) menguasai proses produksi, produk, dan jam kerja para buruh (Ritzer,
2004). Kondisi tersebut menyebabkan keterasingan (alienasi) yang dialami oleh kaum buruh
(proletar). Akibatnya, para buruh memproduksi barang untuk kepentingan pemilik modal, ide-
ide dan buruh tidak dapat tersalurkan dengan baik. hasil produksi dimiliki oleh pemilik modal,
dan pekerja dalam masyarakat kapitalis terabaikan potensinya.
f. Georg Simmel
Tokoh sosiologi yang selanjutnya adalah Georg Simmel, yang lahir pada Tahun 1859
dan beliau wafat pada tahun 1919. Teori yang dijelaskan oleh Georg Simmel ini salah satunya
mengenai tindakan sosial dan tingkat interaksi individual.
g. Ferdinand Tonnies
Tokoh dan teori selanjutnya adalah dari Ferdinand Tonnies, yang merupakan pencetus
istilah kelompok sosial masyarakat paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan gessellschaft).
Paguyuban (gemeinschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama ketika anggota-anggotanya
diikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alami serta kekal. Ferdinand Tonnies
membedakan masyarakat gemeinschaft menjadi tiga jenis yaitu gemeinschaft by blood,
gemeinschaft by place, dan gemeinschaft of mind. Adapun gesselschaft (patembayan)
merupakan bentuk kehidupan masyarakat berdasarkan ikatan lahir, bersifat pokok, disatukan
kepentingan tertentu, dan terbentuk dalam jangka waktu yang pendek. Kelompok masyarakat
gessellschaft memiliki struktur sosial bersifat mekanis (berdasarkan keahlian).
h. Herbert Marcuse
Tokoh sosiologi yang selanjutnya adalah Herbert Marcuse yang lahir pada Tahun 1898
dan meninggal dunia pada Tahun 1979, ia seorang salah satu Ahli Sosiologi yang berada dari
Jerman. Teori yang dikemukakan oleh Herbert Marcuse ini adalah teori yang didasari pada
Sosiologi Modern karna karyanya banyak mengeluarkan kritikan pedas terhadap masyarakat
kapitalis.Kritikan tersebut salah satunya ialah tentang kapitalisme yang bisa membuat

5
masyarakat memiliki banyak kebutuhan dan tingkat kesadaran yang rendah, sehingga dalam
prosesnya akan menciptakan budaya untuk memperbudak pekerja.
i. Antonio Gramsci
Antonio Gramsci ialah ahli dala, bidang Ilmu Sosiologi yang lahir pada Tahun 1891,
dalam pandangannya seorang yang berada dari Negara Italia ini memperdebatkan tentang teori
kelas dan kekuasaan yang dikemukakan oleh Karl Mark. j. Charles Wright Mills
Charles Wright Mills adalah salah satu Tokoh yang mengeleuarkan Teori  Sosiologi
modern dengan pokok pikiran khayalan Sosiologi (Sunarto; 2004). Khayalan Sosiologi
dianggap perlu untuk memahani realitas yang terjadi dalam masyarakat ataupun dalam diri
manusia.Melalui khayalan Sosiologi, seseorang dapat memahami sejarah perkembangan
masyarakat dengan riwayat kehidupan seseorang. Khayalan Sosiologi dapat dikembangkan
melalui dua konsep pemikiran yaitu permasalahan (trouble) dan isu (issues). Trouble muncul
sebagai pertentangan pola pikir terhadap realitas sosial dalam masyarakat.
k. Leopold Von Wiese
Leopold Von Wiese adalah seorang tokoh dan teorikus sosiologi yang berbahasa
jerman, beliau mengungkapkan bahwa pengetahuan hakekatnya memiliki sifat yang empiris dan
bisa beridiri sendiri. Hal itu dikemukakan dalam pandangan Leopold Von Wiese. Sosiologi bisa
berdiri sendiri karena adanya langkah dalam penelitian sosial yang dilakukan berdasarkan
sebuah metode tertentu dan berbeda dari disiplin ilmu lainnya

6
BAB III
STATUS DAN STRATIFIKASI SOSIAL
a.Status sosial merupakan salah satu konsep sosiologi yang menjelaskan tentang posisi
seseorang dalam stratifikasi sosial. Dengan kata lain, status sosial menunjukkan dimana
individu berada dalam sebuah sistem yang hierarkis. Individu yang berada di posisi atas
memiliki status sosial yang tinggi. Individu yang berada di posisi bawah memiliki status sosial
yang rendah. Kata ”status” berasal dari bahasa Latin yang berarti suatu kondisi seseorang
berdasarkan aturan hukum. Pada perkembangannya, istilah status diadopsi oleh sosiologi untuk
menjelaskan mengapa interaksi sosial antar individu atau kelompok berbeda dan apa yang
menentukan setiap individu menjalankan peran sosialnya yang berbeda. Status sosial
adalah lokasi atau posisi seseorang dalam sistem sosial yang hierarkis, yang sekaligus
menentukan peran sosial seseorang. Lokasi atau posisi dalam strata sosial berbeda-beda,
tergantung pada hak dan kewajiban, serta biasanya ditentukan pula oleh gaya hidup dan pola
konsumsi seseorang. Perbedaan posisi tersebut menggambarkan perbedaan status. Pada
gilirannya, posisi tertentu bernilai sosial tinggi dan posisi yang lain rendah. Masyarakat pada
umumnya mengejar posisi yang bernilai sosial tinggi untuk mendapat penghargaan,
penghormatan, dan respek dari masyarakat banyak.
Menurut Weber status sosial merupakan sisi yang paling terpenting bagi masyarakat baik
kelompok maupun individu untuk mendapatkan sebuah penghargaan dan kehormatan serta
diakuinya oleh orang lain, meskipun seperti Marx Weber melihat hubungan-hubungan tak setara
sebagai sentral dalam kehidupan sosial, ia menolak kosepn Marx bahwa ketidaksetaraan kelas
selalu yang terpenting, baginya analisis komparatif dan historis membuktikan bahwa kelompok
status, yang mengandung prestise tertentu dan kekuasaan partai politik dapat menjadi sumber
keuntungan yang signifikan sebagai anggota kelas.
Status sosial tidak selamanya terbentuk oleh adanya kelas namun di balik itu bagi Weber
status itu dapat memberikan suatu kehormatan bagi seseorang maupun kelompok dalam
kehidupan bermasyarakat, dalam bukunya tentang “ kelas , status , dan partai, Weber
menerangkan; kelas sosial yang hidup dalam satu wilayah didalam masyarakat sangat
mempengaruhi pola kehidupan masing-masing dan pengaruh partai dapat memberikan sebuah
kekuasaan yang sangat signifikan dalam membentuk stratifikasi sosial, status sosial lebih
menekankan kepada peran dan fungsinya di masyarakat, sedangkan peran adalah suatu yang
sangat di harapkan oleh masyarakat pada setiap individu untuk mendapatkan status dan
kedudukan yang lebih di masyaraka

7
Definisi status sosial di atas menunjukkan bahwa status berkaitan erat dengan stratifikasi
sosial. Pembedaan nilai terhadap status sosial berada dalam sistem stratifikasi. Oleh sebab itu,
apabila seseorang hidup dalam masyarakat yang kondisinya sama rata dan sama rasa, dimana
setiap orang memiliki kedudukan yang relatif sama, maka status sosial menjadi kurang penting
untuk dikejar. Status sosial pada dasarnya merupakan kumpulan hak dan kewajiban, tugas dan
keistimewaan yang dimiliki seseorang. Hak dan kewajiban tersebut bersifat statis. Sebagai
contoh, seorang dokter memiliki status sosial yang relatif tinggi di masyarakat pelosok karena
memiliki tugas mengobati warga yang sakit. Dokter di pelosok bahkan kadang dianggap sebagai
dewa penyelamat sehingga dihormati dan dihargai. Tugas, hak, dan kewajiban yang dimiliki
seorang dokter di pelosok membuat dirinya mendapat penghormatan yang tinggi.
Contoh lain adalah seorang mantan copet yang baru saja keluar penjara. Di masyarakat ia
memiliki status sosial yang rendah karena ia cenderung akan dipandang rendah. Hal ini
disebabkan oleh status sosialnya sebagai mantan copet yang pernah merugikan orang lain.
Untuk menaikkan status sosial agar orang respek padanya, ia harus mengubah posisinya di
masyarakat. Misal, ia mendirikan sekolah gratis buat anak-anak, sembari mengumumkan bahwa
dirinya telah tobat. Maka, perlahan orang akan menghargai dan statusnya sebagai mantan copet
mungkin bisa berubah. Di TV, misalnya ada penceramah yang mengaku dulunya pelaku
kriminal. Saat ini ia dihormati karena statusnya telah menjadi penceramah bukan lagi tokoh
kriminal.
Contoh status sosial
Status yang digariskan (ascribed status)
Ascribed status adalah status yang diperoleh seseorang karena kondisi lahiriah atau alami.
Contohnya adalah ras, etnis, keturunan. Anak raja memperoleh status lebih tinggi ketimbang
masyarakat kebanyakan karena ia anak raja. Di beberapa negara yang rasis, orang kulit putih
lebih lebih dihormati ketimbang orang kulit kuning. Ketika kamu lahir dengan kulit sawo
matang, kamu akan dipandang sebelah mata oleh mereka yang rasis.
Status yang diusahakan (achieved status)
Achieved status adalah status yang diperoleh seseorang karena usaha yang dilakukannya dengan
sengaja dan biasanya penuh perjuangan. Contohnya, untuk memperoleh status sebagai
mahasiswa sehingga dapat diskon belanja di supermarket, seseorang harus lulus tes masuk
universitas. Untuk memperoleh gelar sarjana, mahasiswa harus menyelesaikan skripsi dan lulus.
Achieved status merupakan contoh status sosial yang terbuka, artinya berpeluang dicapai oleh
banyak orang, terutama mereka yang tidak potensial memperoleh ascribed status yang tinggi.
Status yang diberikan (assigned status)

8
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang karena mandat atau pemberian
orang lain. Mandat tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga dianggap berjasa oleh
masyarakat atau setidaknya oleh pemberi mandat. Sebagai contoh, panglima besar Jenderal
Sudirman, diberi mandat oleh Bung Korno untuk memimpin perang gerilya melawan Belanda.
Jasanya pada bangsa membawa dirinya berhak memperoleh gelar pahlawan. Sang jenderal
memperoleh assigned status yang tinggi sebagai pahlawan nasional karena jasanya.
Status simbol (symbolic status)
Status simbol adalah status yang diperoleh seseorang karena simbol-simbol yang dimiliki atau
dikenakannya. Biasanya status jenis ini diperagakan dalam kehidupan keseharian. Sebagai
contoh, seorang pejabat kemana-mana naik sepeda onthel, menunjukkan statusnya yang
sederhana. Seorang mahasiswa pakai jam tangan sport mahal akan dipandang sebagai orang dari
kelas atas. Cara berpakaian, rumah, dan tempat yang dikunjungi juga bisa menjadi status simbol
seseorang.
Status aktif (active status)
Status aktif adalah status yang sedang miliki seseorang pada kurun waktu tertentu. Status aktif
menunjukkan bahwa ada status lain yang tidak aktif di saat bersamaan. Sebagai contoh, ketua
RT yang merangkap sebagai guru SD. Ketika berada di depan kelas, ia memperoleh status
sebagai seorang guru. Ketika di kampung, ia dipanggil pak atau bu RT. Tetangganya tentu saja
tidak datang ke rumahnya untuk belajar, melainkan untuk minta stempel RT, misalnya.
Status laten (latent status)
Status laten adalah kebalikan dari status aktif. Status laten disebut juga status pasif atau diam
karena status lain sedang aktif. Misalnya mahasiswa yang merangkap sebagai kader partai
politik. Saat di kampus ia mengerjakan tugas kuliah sebagaimana mahasiswa lainnya. Statusnya
sebagai mahasiswa aktif. Sedangkan status latennya adalah kader partai. Kadang ia menjelma
menjadi kader dengan cara diam-diam mengampanyekan partainya lewat tulisan atau pilihan
organisasi kemahasiswaannya. Individu memiliki status yang multiple atau lebih dari satu. Tak
jarang status yang bermacam ini menimbulkan konflik status. Realitas kehidupan menunjukkan
bahwa status tidak selamanya bekerja sebagaimana mestinya, Sering kali muncul konflik status
dalam diri kita. Saya akan sebutkan di sini beberapa jenis konflik status yang kadang muncul
dalam kehidupan sehari-hari.

Stratifikasi terdiri dari kata dasar ‘strata’ yang diartikan sebagai ‘tingkatan’. Secara konsep,
stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat secara vertikal atau hirarkis.
Stratifikasi sosial juga dikenal dengan istilah pelapisan sosial. Pada konsep stratifikasi sosial,
masyarakat kita diibaratkan seperti kue lapis. Kue lapis menjadi utuh karena terdiri dari lapisan-

9
lapisan yang membentuknya, ada lapisan yang berada dibawah, ditengah maupun diatas.
Begitupula dengan masyarakat, ada individu yang berada pada lapisan sosial tinggi dan ada
yang rendah. Masing-masing individu dengan beragam latar belakang sosial, politik dan
ekonomi tidak pernah berada pada posisi yang sejajar (horizontal), melainkan bertingkat-tingkat
(vertikal). Dalam hal ini, konsep stratifikasi juga erat kaitannya dengan konsep kelas sosial. Ada
individu yang dikategorikan berasal dari kelas atas, kelas menengah dan jelas bawah. Kelas
sosial individu dilatarbelakangi oleh kekuasaan, kekayaan dan prestise. Secar lebih rinci, kelas
sosial diartikan sebagai kumpulan individu dengan kesamaan karakterisitk yang berada pada
lapisan sosial tertentu.
Stratifikasi sosial menurut Pitirim Sorokin adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim A. Sorokin dalam karangannya
yang berjudul Social Stratification mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu
merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi
kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial
adalah sebagai berikut.
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia
akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang
tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut
dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara
berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi
kepada sesama
Ukuran kekuasaan dan wewenang
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan
sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya

10
dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang
dapat mendatangkan kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang
yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya
mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang
tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan
tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu
pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang
disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar
profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika
gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya,
sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh
gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.

Stratifikasi sosial juga merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-
kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege dan
prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka
maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas
tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang
yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh.
Sedangkan stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam
kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal. Dalam
dimansi stratifikasi sosial ada 4 yang dapat tergolongkan, yaitu kekayaan, kekuasaan,
ehormatan, ilmu pengetahuan. Semuanya akan berdampak terwujudnya hukum rimba, dimana
yang tergolong menjadi kelas atas sepenuhnya akan memegang peranan kelas bawah. Didalam
stratifikasi sosial ada tiga pendekatan yang digunakan, yaitu: metode obyektif yang mengarah
kepada secara fisiknya, metode subyektif yang mengarah pada kedudukan dalam masyarakat
sedangkan metode reputasi mengarah kepada penyesuaian seseorang dalam bermasyarakat
faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

11
Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat
keaslian anggota masyarakat, dan harta benda.
Kondisi yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut Huky adalah:
1   Kelangkaan
2  Perbedaan ras dan budaya
3   Pembagian tugas yang terspesialisasi

Dasar Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat


Adanya sesuatu yang dihargai lebih, misalnya kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
1     Kekayaan
2    Kekuasaan
3    Keturunan
4    Pendidikan

12
BAB IV
MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi atau kedudukan seseorang atau kelompok
orang dari satu lapisan ke lapisan lainnya. Mobilitas sendiri berasal dari kata dalam bahasa
Latin, yaitu mobilis, yang berarti mudah untuk dipindahkan atau banyak bergerak dari satu
tempat ke tempat lain. Kata sosial dalam mobilitas sosial mengandung makna individu atau
kelompok masyarakat dalam kelompok sosial.
Mobilitas sosial dapat bersifat vertikal maupun horizontal.
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan suatu individu atau kelompok dari suatu kedudukan
sosial ke kedudukan sosial yang lain yang memunyai perbedaan derajat. Mobilitas vertikal ke
atas merujuk pada peningkatan status dan kedudukan menjadi lebih baik. Sementara itu,
mobilitas vertikal ke bawah adalah penurunan status dan kedudukan menjadi lebih rendah.
Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan suatu individu atau kelompok di lapisan sosial
yang sama. Contohnya dapat kita lihat di situasi Pak Dahlan. Pak Dahlan adalah pegawai negeri
sipil yang dipindahkan tempat kerjanya ke daerah lain, tapi masih tetap di jabatan yang sama.
Sementara itu, dalam penelitian mobilitas yang terjadi pada sebuah keluarga yang dilihat adalah
mobilitas antargenerasi dalam keluarga tersebut, yaitu perubahan status yang terjadi antara
generasi orang tua dengan generasi anak. Jika berbicara mengenai mobilitas sosial
antargenerasi, maka mobilitas antargenerasi ditandai oleh perkembangan atau peningkatan taraf
hidup dalam suatu garis keturunan yang tidak hanya menunjuk pada kedudukan (status) sosial
dari satu generasi ke generasi berikutnya (Setiadi dan Kolip, 2011:515). Penelitian-penelitian
mengenai mobilitas antargenerasi membahas mobilitas yang terjadi pada berbagai ragam
keluarga, seperti penelitian yang dilakukan oleh Sari (2016) menemukan bahwa “Mobilitas
sosial vertikal naik, vertikal turun, dan 2 horizontal telah terjadi dalam keluarga petani
suburban. Saluran mobilitas sosial dalam keluarga petani yang telah terjadi adalah saluran
mobilitas pendidikan”. Selanjutnya, penelitian mobilitas antargenerasi dalam jenis keluarga
lainnya terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Asikin (2013) diungkapkan bahwa
“Mobilitas antargenerasi dalam keluarga masyarakat betawi adalah berdasarkan kepemilikan
tanah, semakin sedikit tanah yang dimiliki dalam satu generasi terakhir, maka mobilitas yang
terbentuk adalah mobilitas antargenerasi vertikal turun”. Kemudian, dalam penelitan yang
dilakukan oleh Sukoco (2013) mengenai mobilitas antargenerasi dalam keluarga keturunan
transmigran mengungkapkan bahwa “Mobilitas sosial ekonomi yang terjadi pada keturunan
transmigran mengarah kepada mobilitas menurun dan horizontal”

13
BAB V

KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

5.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah disiplin akademisi yang
mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya dengan
menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) dari berbagai bidang-bidang
pengetahuan ilmu social. Didalam ilmu social terdapat tokoh-tokoh peletak dasar ilmu social.

5.2. ANALISIS KRITIS

Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan sosial.


Perubahan sosial pada kehidupan manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas.
Perubahan akan Nampak setelah tatanan dan kehidupan masyarakat yang lama dapat
dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Perubahan yang terjadi
dapat merupakan kemajuan atau mungkin justru kemunduran. Unsur-unsur kemasyarakatan
yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai, sosial, norma sosial, pola perilaku,
organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, startifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, dan
kpemimpinana. Dalam masyarakat maju atau masayarakat berkembang perubahan sosial
berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi.
Perubahan sosial dikalangan para sosiolog memiliki pengertian yang berbeda.
Berbedanya pengertian perubahan sosial tersebut sebagai konsekuensi dari kekaburan yang
sering dialami ahli sosial di dalam memberikan penjelasan tentang ruang lingkup, batasan
pengertian dan aspek-aspek, terutama dalam perubahan sosial. Sebagai upaya menghindari
kesulitan tersebut, maka factor utama  paling penting untuk diketahui dan dipahami adalah
tentang batasan dan pengertian dari perubahan sosial itu sendiri.  Menurut Wilbert Moore
perubahan sosial sebagai perubahan sosial yang terjadi dalam “struktur sosial”dan yang
dimaksud dengan struktur sosial adalah “pola-pola perilaku” dan intraksi sosial. Moore
memasukan ke dalam sefinisi perubahan sosial sebagai eksperesi mengenai struktur seperti
norma, nilai, fenomena kultur. Selo Soemardjan (1964) berpendapat bahwa perubahan sosial
adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyrakat yang
mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
perilaku diantara kelompok masyarakat. Roucek dan Warren (1984), mengemukakan bahwa
perubahan sosial adalah perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur sosial. Sedangkan

14
Soedjona Dirdjosiswora (1985), merumuskan definisi perubahan sosial sebagai perubahan
fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, system sosial, dan organisasi sosial. Jelaslah,
bahwa perubahan masyarakat dalam intinya ialah perubahan norma-norma masyarakat. Karena
perubahan norma dan proses pembentukan norma baru merupakan inti dari usaha
mempertahankan persetuan kehidup kelompok,dengan sendirinya proses perubahan masyarakat
menjadi proses diisintegrasi dalam banyak bidang, sehingga demi kemajuan harus diusahakan
adanya reintegrasi yaitu: penampungan kembali dalam suatu kehidupan bermasyarakat yang
lebih cocok dengan kebutuhan baru masyarakat di mana norma-norma yang lebih cocok ini
akan merupakan ikatan dari masyarakat yang baru/ lebih luas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Pattinasarany, Indera Ratna Irawati. 2016. Stratifikasi dan Mobilitas Sosial. Jakarta: Group.
Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Craib, Ian, Teori-teori Sosial Modern, Jakarta: CV. Rajawali, 1992
Nasir, Nasrullah, Teori-teori Sosiologi, Bandung: Widya Padjadjaran, 2009
Elly M, Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta Dan Gejala
Permasalahan Sosial : Teori Aplikasi Dan Pemecahannya. Jakarta : Kencana, 2011
Berry, David. (1995). Pokok- pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Setiadi, E. dan Usman, Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasinya dan Prencanaannya. Jakarta: Kencana
Miftahul khoiri, 2014, fungsi stratifikasi social di masyarakat
Arisandi, Herman. 2015. Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh sosiologi dari Klasik sampai
Modern. Yogyakarta. IRCSoD
Jhon Scontt,Wirawan, Teori Sosial: Masala-Masalah dalam Sosiologi,Yogyakarta: pustaka
Pelajar, 2012.

16

Anda mungkin juga menyukai