Anda di halaman 1dari 51

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PENGANTAR

SOSIOLOGI

DOSEN : LINA MARLINA, S. PD., M. SI

KELOMPOK II

KELAS A1

MAROLIA HUWAE 27 0727

CHRISTIAN CAESAR TANIAU 27 0791

MUHAMMAD IRVANDHEL 27 0110

FARIZ MUSTAFA ADNAN 27 0324

FADHIATUR RAHMAH 27 0098

KHAIRUNNISA SAHADI 27 0725

JANICE ANSANAY 27

PRODI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN


SIPIL

FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jatinangor, April 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu sosiologi semakin berkembang berkat hasil pemikiran dan hasil penelitian
sejumlah ahli besar sosiologi, terutama mereka yang telah berhasil mengungkapkan
temuan-temuan baru. Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat,
moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis, Auguste Comte melalui sebuah
karyanya yang berjudul Cours de Philosophie Positive. Secara etimologis sosiologi
berasal dari kata socius dan logos. Jadi,secara harfiah sosiologi berarti membicarakan
atau memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut akhirnya diperluas
menjadi ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari kehidupan manusia dalam
masyarakat. Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dibandingkan dengan ilmu-ilmu
sosial yangada. Sejak abad pencerahan, terjadi sejumlah perubahan besar di dunia,
terutama di Eropa.Akan tetapi perubahan yang revolusioner terjadi sepanjang abad ke-18
M. Perubahan itu dikatakan revolusioner karena dengan cepat struktur/tatanan
masyarakat lama berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial sepanjang abad ke-
18 itu, paling jelas tampakdalam Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi
Perancis. Ketiga revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia. Gejolak Abad revolusi itu
menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat
dianalisis. Sejak abad ke-19, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus
mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan berupaya membangun suatu
teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.
Untuk membangun teori itu, perhatian mereka tercurah pada perbandingan masyarakat
dan peradaban manusia dari masa ke masa. Adapun metode-metode sosiologi yang
digunakan untuk memudahkan kita dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan.
Metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala-gejala alamiah
khususnya gejala kemasyarakatan. Teknik dasar dalam metode ilmiah adalah observasi
ilmiah atau penalaran.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan
hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan
dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu

4
manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang
kedudukan individu dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa
individu lebih dominan daripada masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa
masyarakat lebih dominan daripada individu. Sementara itu terdapat pendapat yang
mengambil posisi tengah yang mengatakan bahwa antara individu dan masyarakat terjadi
proses saling mempengaruhi. Sejumlah kritik diajukan kepada sosiologi, yaitu 1)
sosiologi adalah ilmu yang sulit, 2) sosiologi hanya merupakan kumpulan dari berbagai
kajian ilmu sosial lainnya, dan 3) tidak ada lapangan yang khusus bagi sosiologi karena
objeknya telah banyak digarap oleh ilmu-ilmu sosial lainnya. Sosiologi merupakan
cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Dengan demikian pokok-
pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji
tentang masyarakat. Sosiologi mengalami perkembangan yang pesat pada abad ke-20, di
mana pada masa ini mulai banyak bermunculan berbagai cabang sosiologi, seperti
sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, dan lain-lain. Pemikiran para
ahli yang mengkonsentrasikan diri pada masalah kajian sosiologi ini dibedakan atas
tokoh-tokoh sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi modern.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SOSIOLOGI

Sosiologi (1839), berasal dari kata latin socius yang berarti kawan dan
logos yang berarti kata atau berbicara. Jadi sosiologi berarti
berbicara mengenai masyarakat.

Ada beberapa pengertian Sosiologi menurut para ahli, diantaranya :

a) Pitirim sorokin, mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang


mempelajari :
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-
gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan
politik dan lain sebagainya).
2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan
gejala-gejala nonsosial (misalnnya gejala geografis, biologis, dan
sebagainya)
3) Ciri-ciri semua jenis gejala-gejala sosial.
b) Roucek dan warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
c) William f. Ogburn dan meyer f. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi
adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya
yaitu organisasi sosial.
d) J.a.a van doorn dan c.j lammers berpendapat bahwa sosiologi adalah
ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
e) Selo soemardjan dan soelaeman soemardi menyatakan bahwa
sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.

6
Selanjutnya menurut selo soemardjan dan soelaeman soemardi
struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial
yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial ),
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan
sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, antara segi
kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi kehidupan
agama dan segi kehidupan ekonomi dan lain sebagainya. Salah satu
proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya
perubahan-perubahan di dalam struktur sosial.

Apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, maka akan dijumpai
beberapa petunjuk yang akan dapat membantu untuk menetapkan ilmu
pengetahuan macam apakah sosiologi itu. Sifat-sifat hakikatnya adalah
sebagai berikut :
a. Sosiologi merupakan suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu
pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
b. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif tetapi
merupakan suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi
membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan
mengenai apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science)
dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai
(applied science).
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan yang konkret.
e. Sosiologi bertujuan utuk menghasilkan pengertian-pengertian dan
pola-pola umum.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g. Sosiologi merupan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.

DEFINISI SOSIOLOGI

1. William G. Sumner, Ilmu tentang gejala-gejala sosial

7
2. George Simmel, Mempelajari tentang hubungan antar manusia

3. Emile Durkheim, Mempelajari tentang lembaga-lembaga sosial (the


scienceof institutions)

4. M. Kovalevsky, Ilmu tentang organisasi dan perubahan sosial (the


scienceof organization and social change)

5. Max Weber, Ilmu tentang tindakan-tindakan sosial (sosial actions)

Tindakan Sosial : Tindakan individu/kelompok yang berpengaruh pada


tindakan dan sikap orang / kelompok lain.

6. Albion W. Small, Ilmu yang mempelajari tentang proses- proses sosial


(social processes)

7. Robert E. Park, Ilmu tentang perilaku kolektif (collective


behaviour)

8. Astrid S. Susanto, Ilmu yang meneliti dan menjelaskan tindakan-


tindakan sosial manusia (tindakan keluar)

9. Auguste Comte (Prancis), Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan


tentang kemasyarakatan yang merupakan hasil perkembangan ilmu
pengetahuan dan sosiologi harus dibentuk berdasarkan pengamatan
terhadap masyarakat bukan merupakan spekulasi.

10. Herbert Spencer (Inggris), bahwa objek sosiologi yang pokok


adalah keluarga, politik agama, pengendalian sosial, dan industri.

11. Max Weber (Jerman), Sosiologi merupakan ilmu yang berusaha


memberikan pengertian tentang asksi-aksi sosial.

12. Charles Horton Cooley (Amerika Serikat), mengembangkan


konsepsi mengenai hubungan timbal balik dan hubungan yang tidak
terpisahkan antara individu dengan masyarakat.

8
13. Vilfredo Pareto (Italia), masyarakat merupakan sistem
kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada
ciri-ciri tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia dan tindakan-
tindakan manusia tergantung keinginan-keinginan serta dorongan-
dorongan dalam dirinya.

14. Leopold von Wiese (Jerman), menganggap sosiologi sebagai


ilmu pengetahuan empiris yang berdiri sendiri. Objek sosiologi adalah
penelitian terhadap hubungan antarmanusia yang merupakan
kenyataan sosial. Jadi menurutnya, objek khusus ilmu sosiologi adalah
interaksi sosial atau proses sosial.

15. Robert Ezra Park (Amerika Serikat), bahwa sosiologi meneliti


masyarakat setempat dari sudut hubungan antarmanusia.

16. Karl Mannheim (Jerman), Mannheim telah banyak


menyumbangkan buah pikirannya bagi perkembangan sosiologi.
Antara lain dipeloporinya suatu cabang sosiologi, yang dinamakannya
sosiologi pengetahuan, yang khusus menelaah hubungan antara
masyarakat dengan pengetahuan.

Kesimpulan : Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar


manusia baik ia sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok.

Materi Penelitian Sosiologi : Realitas tentang kehidupan manusia


sebagaimana adanya, hidup dan kehidupannya, perkembangan serta
keruntuhannya.

Tugas Sosiologi : Memperoleh dan menafsirkan fakta-fakta tentang


hubungan antar manusia, dan bukan bermaksud untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada.

Tujuan Sosiologi : Meningkatkan daya kreatifitas manusia dalam


menyesuaikan diri dengan kehidupan dan mengembangkan

9
pengetahuan yang obyektif tentang gejala kemasyarakatan yang dapat
digunakan dengan efektif terhadap problema sosial.

TAHAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Menurut Comte, ada 3 tahap perkembangan intelektual :

1) Tahap teologis, yaitu tahap dimana manusia menafsirkan gejala-


gejala di sekelilingnya secara teologis, yaitu dengan kekuatan-
kekuatan roh dewa-dewa atau Tuhan YME.
2) Tahap metafisik, yaitu manusia menganggap bahwa dalam
setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang
pada akhirnya akan dapat diungkap.
3) Ilmu pengetahuan positif, yaitu manusia masih terikat cita-cita
tanpa verifikasi karena ada kepercayaan bahwa setiap cita-cita
terikat pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk
menemukan hukum alam yang seragam.

INTERAKSI SOSIAL

Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan


saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat
menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati
(2003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah kontak atau
hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu,
antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Pendapat lain
dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), Interaksi
sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses
pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada
akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana
saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung (Siagian,
2004). Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan

10
bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia
yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan
antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

2. Macam - Macam Interaksi Sosial


Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:
a) Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif.
Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling
menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik
merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
Interaksi antara individu dan kelompok
b) Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif.
Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam
sesuai situasi dan kondisinya.
c) Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan
bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua
perusahaan untuk membicarakan suatu proyek.

3. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial


Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial
dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
A. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah
kepada bentuk - bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan)
seperti :
a. Kerja sama
Adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
b. Akomodasi

11
Adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan
kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c. Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif
dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli
mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru
sebagai kebudayaan campuran.
d. Akulturasi
Adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur -
unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat
laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri.

B. Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah


kepada bentuk - bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a) Persaingan
Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial
tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif,
tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b) Kontravensi
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang - terangan
yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap
unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat

12
berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
pertentangan atau konflik.
c) Konflik
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu,
akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat
mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang
bertikai tersebut.

4. Ciri - Ciri Interaksi Sosial


Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara
lain :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

5. Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat
berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu :

a. Kontak sosial
Adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan
awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling
bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan
secara fisik.
b. Komunikasi
Artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

13
Tanpa adanya masyarakat maka tidak akan ada interaksi. Ada 3 macam
hubungan :

Hubungan primer

Hubungan sekunder

Hubungan tersier

Hubungan/Interaksi bisa antar individu, kelompok, individu dengan


kelompok. Sosiologi mempelajari jaringan interaksi dalam masyarakat.
Jaringan interaksi meliputi : Proses sosial stratifikasi sosial, struktur
sosial lembaga-lembaga sosial, organisasisosial, perubahan sosial
mobilitas sosial dengan segala konsekuensinya.

Mengapa belajar sosiologi? Manusia terdiri dari 3 aspek pokok :

Manusia sebagai makhluk biologis

Manusia sebagai makhluk budaya

Manusia sebagai makhluk sosial

Dari ke-3 aspek diatas muncul teori : - Individualisme- Kolektivisme


Individualisme bersifat : - Individual, bertanggung jawab pada diri
sendiri - Sifat sosial adalah faktor sekunder - Utamakan kepentingan dan
kebebasan pribadi - Mempunyai hak mutlak yang harus dipenuhi
masyarakat - Hak individu tak boleh dikorbankan untuk kepentingan
masyarakat

Tokoh : Epicurus manusia sebagai makhluk kebutuhan (need creatures)


Kolektivisme bersifat :

Individu sekedar sarana bagi masyarakat secara keseluruhan

14
Prioritas ada pada kepentingan masyarakat.

Individu mempunyai kebebasan yang bertanggung jawab demi


kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Berkorban demi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Tokoh : Aristoteles manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon)

Epicurus berpendapat :

Manusia sebagai makhluk individu yang harus terpenuhi


kebutuhannya.

Masyarakat sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya.

Aristoteles berpandapat :

Manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan


dengan manusia yang lain.

Masyarakat sebagai tujuan untuk membentuk kepribadian secara utuh.

SIFAT-SIFAT SOSIOLOGI

1. Empirik : Berdasarkan pada observasi dan akal, bukan wahyu


supranatural.

2. Teoritis : Sosiologi hanya membuat summary saja darihasil observasi


sehingga bersifat abstrak.

3. Kumulatif : Teori-teori yang ada berdasar pada teori-teori terdahulu,


yang sifatnya adalah perbaikan, sehingga teori yang baru lebih lengkap,
luasdan sempurna.

15
4. Non etik : Sosiologi tidak membahas tentang socialethic, tidak
memasalahkan baik/buruk masyarakat. Tapi mengungkap dan
menjelaskan realitas-realitas sosial.

MAZHAB-MAZHAB SOSIOLOGI

a) Mazhab Geografi & Lingkungan, Edward Buckle


membuktikan bahwa ada hubungan antara tingkah laku manusia
(penduduk) dengan lingkungan geografi (tempat tinggal). Artinya :
Ada korelasi antara faktor alam dengan struktur serta organisasi
sosial (karakteristik sosial masyarakat).
b) Mazhab Organis & Evolusioner, Herbert Spencer
menyatakan : Suatu organisma akan bertambah sempurna
dengan adanya diferensiasi. Ini terjadi karena proses evolusi.
c) Mazhab Formal, George Simmel berpendapat bahwa elemen-
elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk yang
mengatur hubungan antar manusia. Contoh : Manusia hidup
bermasyarakat diatur oleh folkways / lembaga-lembaga sosial.
d) Mazhab Psikologi Gabriel Tarde berpendapat : Gejala sosial
mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antar jiwa-
jiwa individu, dimana jiwa tersebut mengandung unsur
kepercayaan dan keinginan-keinginan.

Bentuk utama interaksi sosial adalah antara lain :

Imitasi peniruan

Oposisi menentang

Adaptasi penyesuaian dalam masyarakat : Imitasi berhadapan


dengan oposisi ini bisa menuju pada bentuk adaptasi atau non adaptive
(konflik) Misal : invention / penemuan baru.

16
e) Mazhab Ekonomi Karl Marx berpendapat bahwa dalam
masyarakat selalu terjadi perbedaan kelas yaitu kelas atas
(borjuis) dan kelas bawah (proletar). Kelas atas selalu berkuasa,
kelas bawah tertindas selalu konflik. Konflik akan hilang kalau
kelas bawah / buruh yang menang sehingga dalam masyarakat
tidak ada kelas lagi (clasless society).

Tujuan utama :Tercipta keadilan.

Kelemahan : Dalam masyarakat tak mungkin tanpa kelas.

f) Mazhab Hukum Emile Durkheim berpendapat bahwa hukum


adalah kaidah - kaidah yang bersanksi. Berat ringan sanksi
tergantung pada :

a. Sifat pelanggaran

b. Anggapan-anggapan serta keyakinan masyarakat terhadap baik


buruknya suatu tindakan. Ada korelasi antara hukum dengan solidaritas
sosial.

g) Mazhab Hukum Emile Durkheim berpendapat bahwa hukum


adalah kaidah - kaidah yang bersanksi. Berat ringan sanksi
tergantung pada :

a. Sifat pelanggaran

b. Anggapan-anggapan serta keyakinan masyarakat terhadap baik


buruknya suatu tindakan. Ada korelasi antara hukum dengan solidaritas
sosial.

MASYARAKAT

1. Pengertian Masyarakat

17
Dalam buku sosiologi kelompok dan masalah sosial karangan (abdul
syani, 1987), dijelaskan bahwa perkataan masyarakatan berasal dari
kata musyarak (arab), yang artinya bersama-bersama, kemudian
berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup
bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi,
selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (indonesia).

Dalam bahasa inggris kata masyarakat diterjemahkan menjadi dua


pengertian, yaitu society dan community. Community menurut arthur
hilman (1951) adalah :

A definition of community must be inclusive enough to take account of the


variety of both physical and social forms which community take.

Dengan lain perkataan masyarakat sebagai community cukup


memperhitungan dua variasi dari suatu yang berhubungan dengan
kehidupan bersama (antar manusia) dan lingkungan alam. Jadi ciri dari
community ditekankan pada kehidupan bersama denganbersandar pada
lokalitas dan derajat hubungan sosial atau sentimen. Community ini
oleh hassan shadily (1983) disebut sebagai paguyuban yang
memperlihatkan rasa sentimen yang sama seperti terdapat dalam
gemminschaft. Anggota-anggotanya mencari kepuasan berdasarkan
adat kebiasaan dan sentimen (faktor primer), kemudian diikuti atau
diperkuat oleh lokalitas (faktor skunder).

Menurut abdul syani (1987) bahwa masyarakat sebagai community


dapat dilihat dari sudut pandang: pertama, memandang community
sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu
wadah/tempat dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukkan
bagian dari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga ia dapat pula
disebut sebagai masyarakat setempat, misalnya kampung, dusun atau
kota-kota kecil. Masyarakat setempat adalah suatu wadah dan wilayah
dari kehidupan sekelompok orang yang ditandai oleh adanya perasaan

18
sosiall, nilai-nilai dan norma-norma yang timbul atas akibat dari adanya
pergaulan hidup atau hidup bersama manusia. Kedua, community
dipandang sebagai unsur yang dinamis, artinya menyangkut suatu
proses yang terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar
manusia, maka di dalamnya terkandung unsur-unsur kepentingan,
keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini
dapat diambil contoh tentang masyarakat pegawai negeri , masyarakat
ekonomi, masyarakat mahasiswa dan sebagainya.

Dari kedua ciri khusus yang dikemukakan di atas, berarti dapat diduga
bahwa apabila suatu masyarakat tidak memenuhi syarat tersebut, maka
ia dapat disebut masyarakt dalam arti society. Masyarakat dalam
pengertian society terdapat interaksi sosial, perubahan-perubahan
sosial, perhitungan perhitungan rasional dan like interest, hubungan
hubungan menjadi bersifat pamrih dan ekonomis.

Community dalam bahasa yunani adalah persahabatan. Sebagai


refleksi dari arti kata tersebut, aristoteles mengemukakan bahwa
manusia yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka
menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk memenuhi
kebutuhan dasar mereka dan untuk menemukan makna kehidupan.
Masyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah
masyarakat atau community dalam bahasa inggris atau juga komunitas.
Secara etimologis community berasal dari kommunitat yang berakar
pada comunete atau comman.
Community mempunyai dua arti (Talizi,1990-49) :
a. Sebagai kelompok social yang bertempat tinggal di lokasi tertentu,
memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama
b. Sebagai suatu pemuliman yang terkecil di atasnya ada kota kecil (town),
dan di atas kota
kecil ada kota atau kota besar (city).

19
Hillery (1995) dan lewis (1977) telah menyimpulkan banyak literature dan
mengusulkan empat komponen utama untuk mendefinisikan konsep
komunitas. Pertama dan terutama bahwa komunitas melibatkan
manusia. Wilaayah dan tempat tinggal juga menjadi elemen dalam
pembangunan masyarakat. Tetapi., tidak semua penulis menambahkan
wilayah, tanah, atau batas wilayah dalam definisi komunitas mereka.
Wilkinson (1986) berpendapat bahwa komunitas adalah manusia yang
hidup bersama dalam ekologi setempat dengan batasan wilayah yang
bias.tatapi beliau menulis kebiasaan batasan adalah tidak relevan
apabila dijadikan salah satu pencaharian karakteristik utama dari suatu
komunitas atau lingkungan.

Menurut ensiklopedi Indonesia, istilah masyarakat sekurang-kurangnya


mengandung tiga
pengertian :
a. Sama dengan gesellschaft, yakni bentuk tertentu kelompok social
berdasarkan rasional, yang diterjemahkan sebagai masyarakat
patembayan dalam bahasa Indonesia. Sementara kelompok social lain
yang masih mendasarkan pada ikatan naluri kekeluargaan disebut
gemain-scaft atau masyarakat paguyuban.

b. Merupakan keseluruhan masyarakat manusia meliputi seluruh


kehudupan bersama. Istilas ini dihasilkan dari perkembangan
ketergantungan manusia yang pada masa terakhir ini sangant
dirasakan.
c. Menunjukan suatu tata kemasyarakatan tertentu dengan cirri sendiri
(identitas) dan suatu autonomi (relative), seperti masyarakat barat,
masyarakat primitive yang merupakan kelompok suku yang belum
banyak berhubungan dengan dunia sekitarnya.

20
Bedasarkan pengertian diatas dapatlah disebutkan kelompok masyarakat
yang dicirikan menurut hubungan manusianya serta nilai social yang
berlaku sebagai berikut.

a. Menurut mata pencaharian, seperti masyarakat petani, nelayan, buruh,


pedagang, dan lainlain
b. Menurut lingkungan tempat tinggalnya seperti masyarakat hutan,
pantai/pesisir.
c. Menurut tingkat kehidupan ekonomi seperti masyarakat miskin yang
dibedakan dengan masyarakat kaya
d. Menurut tingkat pendidikan seperti masyarakat terpelajar, intelek/
berpengetahuan yang dibedakan dengan masyarakat awam
e. Menurut penataan lingkuangan /pemuiiman masyarakat seperti
masyarakat desa, kota , metropolitan.
f. Menurut lingkuangan prgaulan agama seperti ulama, santri, gereja.
g. Menurut tingkat keberadaban seperti masyarakat madani, sebagai
masyarakat yang beradab yang didikotomikan dengan masyarakat
jahiliah.
h. Menurut tingkat kehidupan social seperti masyarakat maju, tertinggal
dan sebagainya.
i. Menurut jenis kelamin yang dibedakan antara perempuan dengan laaki-
laki.

Dari contoh pengelompokan masyarakat seperti di atas dalam konteks


pemberdayaan masyarakat maka focus perhatian lebih ditujukan
kepada kelompok masyarakat yang masih perlu diberdayakan
mengingat kondisi masyarakat tidak berdaya. Konsep komunitas
masyarakat yang baik (good community) mengandung Sembilan nilai
(the competent community) (talizi, 1990 : 57-58)
1. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang lain
berdasar hubungan pribadi.

21
2. Komunitas memiliki otonomi, kewenangaan,dan kemampuan
mengurus kepentingan sendiri.
3. Memiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk memecahkan
masalahnya sendiri.
4. Distribusi kekayaan yag merata, setiap orang berkesempatan yang
sama dan bebas nenyatakan kehendaknya.
5. Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi aktif dalam
mengurus kepentingan bersama.
6. Komunitas member makna kepada anggotanya sejauh manakah
pentingnya komunitas bagi seorang anggota.
7. Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan
perbedaan pendapat.
8. Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat
dan secepat mungkin pada yang berkepentingan
9. Di dalam komunitas bisa terjadi konflik, namun komunitas memiliki
kemampuan untuk managing conflict

Dalam pengertian sosiologi, masyarakat ridak dipandang sebagai suatu


kumpulan individu-individu semata. Masyarakat merupakan suatu
pergaulan hidup, oleh karena manusia hidup bersama. Masyarakat
merupakan suatu sistem yang terbentuk karena hubungan anggota-
anggotanya. Dengan kata lain, masyarakat adalah suatu sistem yang
terwujud dari kehidupan bersama manusia, yang lazim disebut dengan
system kemasyarakatan. Emile Durkheim (1951) menyatakan bahwa
masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri,
bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Cara
yang baik untuk mengerti tentang masyarakat adalah dengan menelaah
ciriciri pokok dari masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu pergaulan hidup
atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu
mempunyai ciri-ciri pokok, yaitu:

22
1. Manusia yang hidup bersama
Secara teoritis, jumlah manusia yang hidup bersama itu ada dua orang. Di
dalam ilmuilmu
sosial, khususnya sosiologi, tidak ada suatu ukuran yang mutlak atau angka
yang
pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada.

2. Bergaul selama jangka waktu cukup lama


3. Adanya kesadaran, bahwa setiap manusia merupakan bagian dari satu
kesatuan.

2. Unsur-unsur Masyarakat

Beberapa definisi mengenai masyarakat bisa lihat di bawah ini :


a. Krech, seperti yang dikutip Nursid, mengemukakan bahwa a society is
that it is an organized collectivity of interacting people whose activities
become centered arounds a set of common goals, and who tend to
share common beliefs, attitudes, and modes of action.

Jadi unsur masyarakat adalah :


a.kumpulan orang
b.sudah terbentuk dengan lama
c.sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri,
d.memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.

b. Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1975 : 308) mengemukakan definisi


masyarakat sebagai a society is that it is an organized collectivity of
interacting people whose activies become centered around a set of
common goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and of
action.

23
Unsur masyarakat berdasarkan definisi ini, adalah :
1.Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisisasi.
2.Kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang sama.
3.Memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk
tindakan yang sama.
Pada konsep ini, masyarakat lebih dicirikan oleh interaksi,kegiatan,
tujuan, keyakinan, dan tindakan sejumlah manusia yang sedikit banyak
berkecenderungan sama. Dalam masyarakat tersebut terdapat ikatan-
ikatan berupa tujuan, keyakinan, tindakan terungkap pada interaksi
manusianya. Dalam hal ini, interaksi dan tindakan itu tentu saja,
interaksi serta tindakan sosial.

c. Selanjutnya, Fairchild et al (1980:300) memberikan batasan masyarakat


sebagai
berikut : Society ia a group human beings cooperating in the pursuit of
several of their major interest, invariably including selfmaintenance and
self-perpetuation. The concept of society includes continuity, complex
associational relationships, and a composition including representatives
of fundamental human types, specifically men, women, and childern.
Unsur masyarakat menurut definisi tadi adalah :
b.Kelompok manusia
c.Adanya keterpaduam atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan
utama.
d.Adanya pertahanan dan kekekalan diri.
e.Adanya kesinambungan.
f.Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya.

Menurut konsep ini, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya


sekelompok manusia yang menunjukkan perhatian bersama secara
mendasar,pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan manusia
menurut sejenisnya yang berhubungan satu sama lain secara

24
berkesinambungan. Dengan demikian, relasi manusia sebagai suatu
bentuk masyarakat itu, tidak terjadi dalam waktu yang singkat,
melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif cukup
lama.

e.Akhirnya, dapat dikemukakan definisi masyarakat menurut Horton dan


Hunt
(1982:47) sebagai berikut, A society is a relatively independents, self-
perpetuating human group who accupy territory, share a culture, and
have most of their associations within this group.
Unsur masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt adalah:
a.kelompok manusia.
b.Yang sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal.
c.Menempati suatu kawasan
d.Memiliki kebudayan
e.Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan.

Dengan demikian, karakteristik dari masyarakat itu terutama terletak


pada kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati
kawasan tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu
hubungan di antara anggota-anggotanya.

Di antara istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan di atas,


tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu
mengenai persamaannya. Yang utama, masyarakat itu merupakan
kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antarhubungan,
sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan
bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan
dalam waktu yang relatif lama. Bagaimanapun, kelompok yang
melakukan jalinan sosial dalam waktu yang relatif lama itu pasti
menempati kawasan tertentu. Meskipun pada dua konsep yang

25
terdahulu tidak dinyatakan tentang kawasan itu, secara eksplisit tersirat
pada kontinuitas dan kekekalan. Hubungan antarmanusia itu tidak dapat
berkesinambungan dan kekal, jika tidak terjadi dalam suatu wadah yang
kita sebut kawasan atau daerah. Salah satu unsur masyarakat lainnya
yang melekat, yaitu adanya kebudayaan yang dihasilkan oleh
masyarakat tersebut. Pengertian kebudayaan di sini, meliputi tradisi,
nilai, norma, upacara-upacara tertentu, dan lain-lain yang merupakan
pengikut serta melekat pada interaksi sosial warga masyarakat yang
besangkutan.

Dari sekian banyak unsur masyarakat yang dikemukakan para ahli di atas,
dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1.Kumpulan orang.
2.Sudah terbentuk dengan lama.
3.Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri.
4.Memiliki kepercayaan,sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama.
5.Adanya kesinambungan dan pertahanan diri.
6.Memiliki kebudayaan.

Berdasarkanpengamatan dan penghayatan, kita setuju bahwa manusia


sejak lahir sampai mati ia selalu terikat dengan masyarakat. Sepanjang
hayat dikandung badan, kita tidak akan lepas dari masyarakat, mencari
nafkah, serta menerima pengaruh dari lingkungan sosial yang
masyarakat. Karena tiap orang ada dalam konteks sosial yang disebut
masyarakat, ia akan mengenal orang lain, dan paling utama mengenal
diri sendiri selaku anggota masyarakat. Kepentingan yang melekat pada
diri masing-masing menjadi dasar interaksi sosial yang mewujudkan
masyarakat sebagai wadahnya.

3. Jenis-jenis Masyarakat

26
i. Masyarakat Pedesaan
ii. Masyarakat Perkotaan

Sebuah desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh
dari hikuk pikuk keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling
mengenal satu sama lain, mata pencaharian penduduknya kebanyakan
sebagai petani, atau nelayan. Orang di desa mempunyai hubungan
yang lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem
kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan. Penduduk
masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan,
meskipun pekerjaan yang lain pun ada seperti tukang kayu atau tukang
batu. Sering ditemukan bukti, ketika musim bertani datang, mereka
yang bekerja di luar pertanian kembali bertani. Mereka bekerja di luar
pertanian hanya untuk sementara saja, ketika pekerjaan bertani sedang
tidak dilakukan, mereka melakukan pekerjaan diluar pertanian.Pekerjaan
bertani bisanya dilakukan bersama-sama antara anggota masyarakat
desa lainnya. Hal itu mereka lakukan, karena biasanya satu keluarga
saja tidak cukup melakukan pekerjaan tersebut. Sebagai akibat dari
kerjasama ini, timbulah kebiasaan dalam masyarakat yang namanya
gotong royong. Oleh karena itu, pada masyarakat desa, jarang dijumpai
pekerjaan berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pekerjaan
didasarkan pada usia (karena kekuatan fisiknya) dan jenis kelamin. Usia
dan ketokohan sangat berperan dalam kehidupan orang desa. Golongan
orang-orang tua pada masyarakat pedesaan , pada umumnya
memegang peranan penting. Orang-orang akan selalu meminta nasihat-
nasihat kepada mereka, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Kesukarannya adalah bahwa orang-orang tua itu mempunyai
pandangan-pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat,
sehingga perubahan akan sangat sulit terjadi.
Desa mengalami perubahan, sehingga unsur-unsur kota masuk di
dalamnya. Begitu pula kota, meskipun disebut sebuah kota, ciri-ciri atau
kebiasaan desa masih ada yang melekat di dalamnya. Sebuah kota

27
sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang
luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain,
dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam.
Menurut Seorjono Seokamto, masyarakat kota dan desa memiliki
perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan
hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap
keperluan pokok, fungsi- ungsi yang lainnya diabaikan. Lain dengan
pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok,
pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan. Kalau
menghidangkan makanan misalnya, diusahakan dengan memberikan
kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial
yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan untuk menghidangkan
makanan dalam kemasan yang kesannya makanan itu dibeli dari toko
makanan, selain enak juga mahal. Pada orang-orang desa , hal itu tidak
dipedulikan, mereka masak makanan
sendiri, kemasanya menarik atau tidak, makanannya enak atau tidak, itu
kurang dipertimbangkan. Pada orang kota, makanan harus kelihatan
mewah dan tempat menghidangkannyapun harus mewah dan
terhormat. Disini, terlihat ada perbedaan penilaian, orang desa menilai
makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan
bagi orang kota sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Pembagian kerja (division of labor) pada masyarakat kota sudah sangat
terspesialiasasi. Begitu pula jenis profesi pekerjaan sudah sangat
banyak macamnya (heterogen). Dari sudut keahlian (spesialisasi),
seseorang mendalami pekerjaan pada satu jenis keahlian yang semakin
spesifik, contohnya: ada dokter umum, yang lebih terspesialisasi ada
dokter khusus ahli THT (telinga hidung tenggorokan), dokter ahli
penyakit dalam (internis), dokter ahli kandungan (genekolog), dan lain-
lain. Disamping itu jenis pekerjaan banyak sekali macamnya, contohnya
ada tukang listrik, ada ahli bangunan, guru, polisi, tentara, akuntan, dan
lain-lain.Antar satu jenis pekerjaan dengan pekerjaan lain sangat erat

28
kaitannya, ada saling ketergantungan diantara mereka. Ibu-ibu rumah
tangga sangat tergantung pada tukang sayur, pada tukang listrik, pada
tukang gas, sehingga kegiatan rumah tangga akan terganggu kalau
salah satu diantara mereka tidak ada. Pekerjaan mengoperasi pasien di
rumah sakit, akan melibatkan banyak macam profesi, seperti dokter ahli
penyakit, dokter ahli bedah, dokter ahli anastesi (pembiusan), dan
operator lainnya. Seorang pelajar, pegawai atau pekerja lainnya, akan
terganggu aktivitasnya bila para supir angkutan umum melakukan
mogok kerja. Begitu pula, para supir atau para pengguna kendaraan
lainnya akan terganggu aktivitasnya bila para penjual bensin dan bahan
bakar lainnya melakukan mogok kerja.
Ada saling ketergantungan yang tinggi antara anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya karena perbeadaan pekerjaannya. Satu
jenis pekerjaan dengan pekerjaan lainnya ada saling ketergantungan.
Saling ketergantungan antara satu anggota masyarakat dengan
masyarakat lainnya yang disebabkan karena perbedaan pekerjaan
(heterogenitas pekerjaan) menurut Emile Durkheim disebut dengan
solidaritas organis (organic solidarity).
Disisi lain masyarakat desa memiliki jenis pekerjaan yang sama,
seperti bertani, berladang, atau sebagai nelayan. Kehidupan orang desa
yang memiliki jenis pekerjaan yang sama (homogen) sangat
menggantungkan pekerjaannya kepada keluarga lainnya. Mereka tidak
bisa mengerjakan semuanya oleh keluarganya sendiri. Untuk mengolah
tanah, memanen padi, atau pekerjaan bertani lainnya, mereka harus
sepakat dengan yang lain menunggu giliran. Begitu pula jika ada
pekerjaan lain, seperti membuat atau memperbaiki rumah, mereka
sudah atur waktunya supaya bisa dikerjakan bersama-sama. Saling
ketergantungan pada masyarakat yang disebabkan oleh karena adanya
persamaan dalam bidang pekerjaan oleh Emile Durkheim disebut
dengan solidaritas mekanis
(mechanic solidarity).

29
Ferdinand Tonnies mengemukakan pembagian masyarakat dengan
sebutan masyarakat gemainschaft dan geselschaft .Masyarakat
gemainschaft atau disebut juga paguyubanadalah kelompok masyarakat
dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang
lainnya. Sedangkan masyarakat geselschaft atau patembeyan ikatan-
ikatan diantara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional.
Paguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan
patembeyan refleksi masyakat kota.

KONFLIK SOSIAL

1. Gerak Sosial Vertikal, merupakan perpindahan individu / objek-objek


sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang
tidak sederajat.

2. Gerak Sosial Horizontal, merupakan peralihan individu / objek-objek


sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya
yang sederajat.

3. Gerak Sosial Diagonal, merupakan perpindahan yang dialami


seseorang / kelompok yang mengalami perpindahan tempat dan status
sosial.

KEBUDAYAAN

Pengetahuan Kebudayaan Secara etimologis kebudayaan berasal dari


bahasa Sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang
berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan
definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah
E.B.Tylor dalam buku yang berjudul Primitive Culture, bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya
terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat

30
manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda,
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata
kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya
tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk
memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun
dalam kehidupanan masyarakat.

Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan


manusia, yang
meliputi:

a) kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda


ciptaan
manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
b) Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak
dapat
dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan
sebagainya.

2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan


hanya
mungkin diperoleh dengan cara belajar.

3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa


masyarakat

31
kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya,
tanpa
kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok)
dapat
mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua
tindakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari.

C. Unsur-Unsur Kebudayaan
Unsur-unsur kebudayaan meliputi semua kebudayaan yang ada dunia,
baik yang kecil,
sedang, besar, maupun yang kompleks. Menurut konsepnya Malinowski,
kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh unsur universal, yaitu bahasa,
sistem teknologi, system mata pencaharian, organisasi sosial, sistem
pengetahuan, religi, dan kesenian .Seluruh unsur itu saling terkait
antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dipisahkan.
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah
mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi
pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda
jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk
mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar
negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus
mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga
para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara
sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya
universal yaitu :

1. Sistem Teknologi dan Peralatan

Teknologi semakin lama semakin luas. Karena makin banyaknya


masyarakatyang hidup modern. Teknologi sangat diperlukan akan tetapi

32
tidak untukmelakukan perbuatan yang melanggar norma-norma
yang berlaku. Sekarang banyak yang menyalah gunakan alat teknologi
khususnya internet. Tidak sedikitmasyarakat yang tertipu atau
melakukan perbuatan asusila dengan internet. Haltersebut harus kita
perhatikan. Jangan sampai kebudayaan kita menjadi minus dimata
negara lain. contoh lainnya dari sistem teknologi dan peralatan
adalahperalatan kantor, rumah tangga, pertanian, nelayan, tukang
kayu, peralatanibadah dan sebagainya lagi.Unsur kebudayaan secara
universal sangat beragam. Kita bisa pelajari denganbaik maka akan
dapat banyak sekali pengetahuan yang sangat bermanfaat.

2. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian sangat diperlukan untuk setiap


masyarakat karenabermanfaat untuk memenuhi kehidupan manusia.
Misalnya kaumpegawai/karyawan, kaum, petani, nelayan, pedangan.
buruh dan seterusnya. Haltersebut merupakan mata pencaharian yang
harus kita tekuni. Contohnyamasyarakat yang hidup dipesisir pantai
lebih banyak bermata pencahariansebagai nelayan atau masyarakat
yang hidup di perkotaan lebih banyak bermatapencaharian sebagai
pegawai kantoran.

3. Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan

Kebudayaan di Indonesia beragam sangat banyak. Terdapat masyarakat


Jawa,Sunda, Batak, Bugis dsb. Dari macam-macam kebudayaan
tersebut, perluditanamkan nilai-nilai kemanusiaan yaitu membiasakan
bergaul dengankebudayaan yang lain. Dan saling berinteraksi dengan
rukun. Di Indonesiabanyak terdapat kebudayaan yang harus di

33
lestarikan bersama. Jangan kitasaling bersaing untuk kepentingan
pribadi dengan kebudayaan lain, karena itusama saja
kita memecahbelahkan kebudayaan yang sudah ditanam oleh
leluhursebelumnya.

4. Bahasa

Kebudayaan yang beragam sangat berpengaruh pada bahasa


yang dipakainya.Contohnya bahasa Inggris, Jerman, Italia, Sunda,
Jawa, dsb. Dari banyak bahasatersebut kita dapat mempelajarinya untuk
pengetahuan yang lebih luas. Tidakhanya bahasa yang dipelajari
berasal dari bahas luar negri saja, tetapi bahasadari negri Indonesiapun
perlu kita pelajari untuk melestarikan kebudayaan yangada di Indonesia.

5. Kesenian

Salah satu ciri khas dari kebudayaan adalah kesenian. Banyak hal yang bisa
kitapelajari mengenai kesenian. Misalnya seni sastra, lukis, musik, tari,
drama, kriadan lain sebagainya. Hal tersebut bagian dari khas
yang dimiliki setiap daerahmaupun setiap negara. Misalnya untuk
kesenian musik. Kita bisa mengetahuidan mencari musik yang khas dari
setiap daerah maupun negara. Contohnyalagu-lagu daerah ampar-
ampar pisang yang berasal dari Kalimantan Selatanyang menjadi ciri
khas dari daerah tersebut.

6. Sistem Pengetahuan

Ada banyak sistem pengetahuan misalnya pertanian,


perbintangan,perdagangan/bisnis, hukum dan perundang-undangan,
pemerintahaan/politikdsb. Hal tersebut juga bagian dari kebudayaan.
Kita wajib mempelajarinyakarena dengan adanya sistem pengetahuan
kita menjadi tahu dunia luar dansangat bermanfaat untuk kehidupan

34
karena berpengaruh pada pekerjaanseseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tidak perlu semua kita pelajaricukup beberapa
saja kita kuasai, maka akan banyak informasi yang kita dapat.

7. Sistem Upacara Keagamaan

Setiap kebudayaan terdapat kepercayaan yang dianut. Kepercayaan yang


dianutdi Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen protestan, Katolik, Hindu
dan Budha. Darikelima agama tersebut terdapat upacara keagamaan
yang berbeda-beda. Akantetapi untuk masyarakat yang tinggal dikota
upacara keagamaan sepertinyasudah tidak dilaksanakan lagi kecuali
dalam hal-hal tertentu saja. Sedangkanmasyarakat yang tinggal didesa
masih banyak yang melaksanakan upacarakeagamaan tersebut.

3. PERADABAN

Pengertian peradaban adalah tingkat kemajuan sebuah kebudayaan


suatu masyarakat yang dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
pendidikan. Dalam bahasa Inggris disebut Civilization, yang biasanya
dipakai untuk menyebut bagian bagian dan unsur-unsur dari
kebudayaan yang halus, maju, indah, seperti kesenian, ilmu
pengetahuan adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis,
organisasi kenegaraan dan sebagainya.

Istilah peradaban juga sering dipakai untuk menyebut suatu


kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni

35
bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dan masyarakat yang
maju dan kompleks.

Secara harfiah, peradaban berasal dari kata dasar adab yang berarti
akhlak, kesopanan atau kehalusan berbudi pekerti. Dan manusia yang
tidak mempunyai adab sering dikatakan sebagai biadab. Peradaban
didefinisikan sebagai keseluruhan kompleksitas produk pikiran
kelompok manusia yang mengatasi negara, ras, suku atau agama yang
membedakannya dari yang lain. Beradab setidaknya sebuah
masyarakat bersifat relatif dan harus ada norma. Kebutuhan akan adab
dengan peradaban mengacu pada masyarakat yang memiliki organisasi
sosial, kebudayaan dan cara berkehidupan yang sudah maju yang
menyebabkan berbeda dari masyarakat lain.

Peradaban merupakan tahap kebudayaan tertentu dan telah maju yang


bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan lain-lain.
Masyarakat memiliki peradaban yang berbeda-beda satu sama lain.
Peradaban mengacu pada kehidupan yang nyaman. Indikator peradaban
sebagai berikut;

1. Organisasi sosial

2. Berkebudayaan tinggi

3. Cara berkehidupan yang sudah maju.

Dalam kebudayaan Barat, manusia beradab adalah yang


berpendidikan, sopan dan berbudaya. Ciri penting dalam definisi
peradaban adalah berbudaya (cultured), antara lain: melek huruf
(lettered). Faktor penting dalam pembentukan kebudayaan:

1. Religi

36
2. Bahasa

3. Seni

4. dan ilmu pengetahuan

4. HUBUNGAN BUDAYA DAN PERADABANNYA

Hubungan Kebudayaan dan Peradaban


Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu:
1. Wujud Ideal
Yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma- norma, peraturan-peraturan dll
2. Wujud Kelakuan
Yaitu kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud Benda
Yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Hubungan antara kebudayaan dan peradaban menurut pendapat Oswald


Spingler yang dikutip dari Samuel P Hungtingson bahwa:. Kebudayaan
adalah untuk menunjukan upaya manusia yang masih terus
berlanjut,sedangkan peradaban untuk menunjukan titik akhir dari
kegiatan. Peradaban mengandung pengertian yang lebih luas
sebagaimana puncak, spirit keseluruhan, dan bersifat universal, sebagai
karakter umum dari sebuah zaman dan titik akhir dari berbagai proses
kebudayaannya.

3.7 Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan

Hubungan Budaya dan Masyarakat

37
Terdapat hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat,
sebagaiamana ada hubungan antara kebudayaan, peradaban dan
sejarah. Masyarakat itu menghasilkan kebudayaan, sedangkan
kebudayaan itu menentukan corak masyarakat. Jadi antara manusia dan
kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang
sangat erat. Tidak mungkin keduanya dipisahkan.

Ada manusia (dalam arti luas, masyarakat), maka ada kebudayaan,


tidak akan ada kebudayaan kalau tidak ada pendukungnya, yaitu
manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, karena
semua pasti akan menemui ajal. Maka untuk melangsungkan atau
melestarikan kebudayaan, pendukungnya harus merupakan
kesinambungan dari satu keturunan ke keturunan lainnya. Sebagai
contoh, bahasa 'ngapak' yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat
di wilayah Kebumen, Banyumas, Tegal, Purbalingga dan sekitarnya,
tentu akan menjadi ciri khas atau corak tersendiri bagi masyarakat yang
menguasai bahasa 'ngapak'

Bintang dapat pula meneruskan atau meregenerasi kepandainya kepada


anaknya, tetapi yang diteruskan itu hanyalah yang bersifat instingsif
belaka atau berdasarkan kodrat alam. Lain halnya dengan manusia.
Kecuali hal-hal yang diturunkan secara kodrat, manusia dapat pula
meregenerasikan kepandaian, pengalaman, dan seluruh kebudayaan
kepada anak cucunya. Tetepu untuk dapat memiliki kebudayaan dari
generasi sebelumnya, mereka harus belajar. Karunia dan rahmat yang
dilimpahkan kepada manusia untuk mengajar, mendapatkan pelajaran,
dan belajar itulah yang memungkinkan kebudayaan itu dapat
berlangsung terus turun temurun.

Dilanjutkannya kebudayaan oleh generasi penerus itu tidak hanya


melalui garis tegak lurus ke bawah, tetapi juga melalui garis mendatar,

38
yaitu kepada orang-orang lain di sekitarnya, karena manusia merupakan
bagian dari "zoon politicon" yang berarti binatang yang berkelompok.
Memang manusia tidak dapat hidup seorang diri, ia membentuk
kelompok dengan orang-orang lain, yang sifatnya berbeda sekali dari
gerombolan binatang, yaitu terletak pada akal, atau cara berfikir.
Pengelompokan orang-oranga yang sengaja dibentuk itu disertai aturan-
aturan tertentu mengenai hubungan anggota satu dengan yang lain,
misalnya pembagian kerja, aturan, tata tertib, dan
sebagainya. Persekutuan terkecil antara laki-laki dan perempuan
merupakan arti secara singkat dari sebuah keluarga yang kemudian
membentuk persekutuan dalam skala yang lebih besar atau luas yang
disebut masyarakat.

Cara-cara melanggengkan atau melestarikan kebduayaan yang


sedemikian luasnya itu dimungkinkan karena manusia diberikan karunia
oleh Tuhan dalam hal kepandaian berbicara. Bahasa adalah alat
perantara yang paling pokok bagi manusia. Dengan adanya bahasa,
manusia tidak usah mengalami sendiri sesuatunya untuk dapat
mengetahui dan memahaminya. Cukuplah ia belajar mendengarkan
kata-kata yang terbungkus dalam sebuah bahasa orang lain. Ditambah
lagi dengan pengalaman-pengalaman sendiri, maka semakin luaslah
pengetahuan yang menjadi milik manusia itu. Tetapi, perlu diingat,
bahwa kemampuan manusia itu terbatas yang menyebabkan tidak
dapat mendukung seluruh kepandaian yang menjadi milik bersama itu.

Kekurangan pada manusia secara individu itu ditampung oleh


masyarakat. Hal ini mungkin karena para anggota masyarakat itu tentu
tidak sama minatnya, berlainan kepentingannya, berbeda
kemampuannya, meskipun masih tetap dalam lingkungan bersama.
Maka sesungguhnya, pendukung kebudayaan itu bukanlah manusia
secara individu (perorangan) melain masyarakat seluruhnya.

39
A. Proses Difusi

1. Penyebaran manusia

Ilmu paleoantropologi telah memperkirakan bahwa makhluk manusia pertama hidup di daerah
sabana yang beriklim tropis di afrika timur. Sedangkan sekarang makhluk itu menduduki
hampir seluruh muka bumi dalam segala macam lingkungan iklim. Hali itu hanya dapat
di terangkan dengan adanya proses pembiakan dan gerak penyebaran atau migrasi-
migrasi yang di sertai dengan proses penyesuaian atau adaptasi fisik dan sosial budaya
dari makhluk manusia dalam jangka waktu beratus-ratus ribu tahun lamanya sejak zaman
purba. Ada berbagai macam sebab dari migrasi-migrasi itu. Ada hal yang menyebabkan
migrasi yang lambat dan otomatis,ada pula yang cepat dan mendadak.

Sebagian besar dari kelompok-kelompok manusia dalam zaman purba hidup dari berburu.
Dari suku-suku bangsa di muka bumi yang sampai sekarang masih hidup dari berburu,
kita mengetahui bahwa walaupun mereka tidak mempunyai tempat tinggal tetap,tetapi
selalu bergerak dalam batas suatu wilayah berburu tertentu. Wilayah itu dikenal oleh
warga kelompok bersangkutan dengan teliti. Pengetahuan tentang topografi tanah,
tentang tempat-tempat yang di lalui binatang,tempat-tempat di mana terdapat belukar dan
sebagainya. Jadi jelas mereka tidak gemar untuk pindah ke wilayah berburu lain.

Walaupun demikian, bila di tinjau dalam jangka waktu panjang ,suatu kelompok manusia
lama-kelamaan akan pindah wilayah juga, karena di wilayah yang lama, binatang
perburuan misalnya sudah mulai berkurang atau karena dalam wilayah yang lama,jumlah
manusia sudah mulai berkurang atau karena dalam wilayah yang lama jumlah manusia
sudah mulai terlampau banyak. Namun perpindahan itu berjalan dengan sangat lambat,
dan biasanya tanpa di sadari orang-orang yang bersangkutan.

Banyak pula migrasi manusia yang berlangsung cepat dan mendadak. Sebab dari migrasi
semacam ini bisa bermacam-macam, misalnya bencana alam, wabah, perubahan mata
pencaharian hidup,peperangan, dan perkembangan pelayaran.

2. Penyebaran Unsur-unsur Kebudayaan

40
Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di
muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dari sejarah proses penyebaran
unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia yang di sebut proses difusi (diffusion).
Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke
tenpat lain di muka bumi oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi.

Bentuk difusi yang lain lagi dan mendapatkan perhatiaan oleh ilmu antropologi
adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan
antara individu dalam suatu kelompok manusia dengan individu kelompok tetangga.
Pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok semacam itu dapat berlangsung
dengan berbagai cara.

Cara yang pertama adalah hubungan dimana bentuk dan kebudayaan itu masing-
masing hampir tidak berubah. Hubungan ini yaitu hubungan symbiotic, dapat kita lihat
contohnya di daerah pedalaman negara-negara kongo,togo dan kamerun di afrika tengah
dan barat. Di daerah pedalaman negara-negara tersebut berbagai suku bangsa afrika hidup
dari bercocok tanam di ladang. Mereka mempunyai tetangga , kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari suku-suku negrito hidup dari berburu dan mengumpulkan hasil hutan.
Hasil berburu dan hasil berhutang itu dibarter dengan hasil pertanian. Hubungan
semacam ini telah berlangsung sejak lama sekali, malahan sudah sejak berabad-abad
lamanya, kedua bela pihak sudah saling membutuhkan,tetapi hubungan mereka terbatas
hanya pada barter barang-barang itu saja, sedangkan proses saling mempengaruhi tidak
ada. Pada hubungan symbiotic itu kebudayaan suku-suku bangsa afrika tidak berubah dan
kebudayaan kelompok-kelompok negrito juga tidak.

Cara lain adalah bentuk hubungan yang di sebabkan karena perdagangan, tetapi
dengan akibat yang lebih jauh dari pada yang terjadi pada hubungan sybiotic. Unsur-
unsur kebudayaan asing di bawa oleh para pedagang masuk kedalam kebudayaan
penerima dengan tidak di sengaja dan tanpa paksaan. Hubungan ini dengan mengambil
istilah dari ilmu sejarah, sering di sebut penetration pacifique, artinya pemasukan secara
damai. Pemasukan secara damai tentu juga ada pada bentuk hubungan yang di sebabkan
karena usaha dari para penyiar agama. Bedanya dengan penetration pacifique oleh para

41
pedagang ialah bahwa pemasukan unsur-unsur asing yang dilakukan oleh para penyiar
agama itu berlangsung dengan sengaja,dan kadang-kadang dengan paksa.

Pemasukan secara tidak damai terdapat pada bentuk hubungan yang disebabkan
karena peperangan dan serangan penaklukan. Lanjut dari penaklukan adalah
penjajahan ,dan pada waktu itulah proses masuknya unsur kebudayaan asing yang
sebenarnya,baru mulai berjalan. Pertemuan antara kebudayaan-kebudayaan yang
disebabkan oleh penyiar agama seringkali juga baru mulai setelah penaklukan; baru
apabila suatu daerah sudah di taklukan dan di buat aman oleh pemerintah jajahan, maka
datanglah para penyiar agama,dan mulailah proses akulturasi yang merupakan akibat dari
aktivitas itu.

Suatu difusi yang meliputi jarak yang besar biasanya terjadi melalui suatu
rangkain pertemuan antara suatu deret suku-suku bangsa. Proses di fusi semacam ini
dalam ilmu antropologi di sebut stimulus diffusion.

Dalam zaman modern sekarang ini, di fusi unsur-unsur kebudayaan yang timbul
di salah satu tempat di muka bumi, berlangsung dengan cepat sekali. Bahkan sering kali
tanpa kontak yang nyata antara individu-individu. Ini di sebakan karena adanya alat-alat
penyiaran yang sangat efektif, seperti surat kabar,majalah,buku,radio,film,dan televisi.

B. Proses Alkulturasi dan Asimilasi (Pembauran)

1 . Alkulturasi

Istilah akulturasi, atau acculturation atau culture contact, merupakan proses sosial yang
timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Proses akulturasi ada sejak dulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia, tetapi
proses akulturasi yang mempunyai sifat khusus, baru timbul ketika kebudayaan-
kebudayaan bangsa-bangsa di Eropa Barat mulai menyebar ke semua daerah lain di muka
bumi, dan mulai mempengaruhi masyarakat-masyarakat suku-suku bangsa di Afrika,
Asia, Oseania, Amerika Utara, dan Amerika Latin.

42
Ada lima golongan masalah dalam alkulturasi :

a) Mengenai metode metode untuk mengobservasi, mencatat, dan melukiskan


suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat;

b) Mengenai unsur unsur kebudayaan asing yang mudah diterima, dan sukar
diterima oleh masyarakat;

c) Mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah, dan
unsur unsur yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur unsur kebudayaan
asing;

d) Mengenai individu individu yang suka dan cepat menerima, dan individu-
individu yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan asing;

e) Mengenai ketegangan ketegangan dan kritis kritis sosial yang timbul sebagai
akibat akulturasi.

Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti memperhatikan beberapa
masalah khusus, yaitu :

a) Keadaan masyarakat penerima sebelum proses akulturasi mulai berjalan;

b) Individu-individu dari kebudayaan asing yang membawa unsur-unsur kebudayaan


asing;

c) Saluran-saluran yang dilalui oleh unsur unsur kebudayaan asing untuk masuk
kedalam kebudayaan penerima;

d) Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh unsur-unsur


kebudayaaaan asing tadi;

Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur asing.

Titik permulaan dari proses akulturasi antara kebudayaan-kebudayaan di Indonesia dengan


kebudayaan Eropa adalah peristiwa datangnya kapal-kapal Portugis di Maluku, yaitu di
Banda, Tidore, dan Ternate, kemudian ke Nusa Tenggara pada permulaan abad ke-16.

43
Peristiwa peristiwa itu merupakan titik titik permulaan dari suatu proses akulturasi
yang berlangsung lambat sekali selama tiga abad, dan melaju cepat mulai abad ke-20.

2 Asimilasi

Asimilasi (assimilation)adalah proses sosial yang timbul bila ada :

1) Golongan golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda,

2) Saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama sehingga

Kebudayaan kebudayaan golongan golongan tadi masing-masing berubah wujudnya


menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Biasanya, golongan-golongan yang
tersangkut dalam suatu proses asimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa
golongan minoritas mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaanya dan
menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas. Sedemikian rupa sehinnga
lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaanya dan masuk ke dalam kebudayaan
mayoritas.

Proses-proses sosial yang disebut asimilasi itu banyak diteliti oleh para sarjana sosiologi,
terutama di Amerika Serikat. Di sana timbul berbagai masalah yang berhubungan dengan
adanya individu individu dan kelompok imigran yang berasal dari berbagai suku bangsa
dan Negara di Eropa, yang mempunyai kebudayaan-kebudayaan yang berbeda-beda.
Indonesia, mempunyai banyak golongan khusus, baik yang berupa suku bangsa, lapisan
sosial, golongan agama, pengetahuan mengenai seluk-beluk proses asimilasi dari tempat-
tempat lain di dunia menjadi penting sekali sebagai bahan perbandingan.

Hal yang penting untuk diketahui adalah faktor faktor yang menghambat proses asimilasi.
Dari berbagai proses asimilasi yang pernah diteliti oleh para ahli terbukti bahwa hanya
dengan pergaulan antara kelompok kelompok secara luas dan intensif saja, belum tentu
terjadi suatu proses asimilasi, kalau di antara kelompok-kelompok yang berhadapan itu
tidak ada suatu sikap toleransi dan simpati satu terhadap yang lain. Orang Cina misalnya
ada di Indonesia, bergaul secara luas dan intensif dengan orang Indonesia sejak berabad-
abad lamanya; namun mereka belum juga semua terintegrasi ke dalam masyarakat dan

44
kebudayaan Indonesia, karena selama itu belum cukup ada sikap saling bertoleransi dan
bersimpati.

Sikap toleransi dan simpati terhadap kebudayaan lain sering terhalang oleh berbagai faktor,
dan faktor-faktor ini sudah tentu juga menjadi penghalang proses asimilasi pada
umumnya. Faktor-faktor itu adalah :

1) kurang pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi;

2) sifat takut terhadap kekuatan dan kebudayaan lain;

3) perasaan superioritas pada individu-individu dari satu kebudayaan terhadap yang lain.

Jenis-jenis asimilasi

1. Asimilasi budaya : proses mengadopsi nilai, kepercayaan, dogma,


ideologi bahasa dan sistem simbol dari suatu kelompok etnik atau beragam kelompok
bagi terbentuknya sebuah kandungan nilai, kepercayaan, dogma, ideologi bahasa
maupun sistem simbol dari kelompok etnik baru.

2. Asimilasi struktural : proses penetrasi kebudayaan dari suatu kelompok


etnik ke dalam ke dalam kebudayaan etnik lain melalui kelompok primer seperti
keluarga, teman dekat,DLL

3. Asimilasi perkawinan, atau sering disebut asimilasi fisik yang terjadi


karena perkawinan antar etnik atau antarras untuk melahirkan etnik atau ras baru

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut :

1. terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.

2. terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam


waktu yang relatif lama.

Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.

45
Faktor-faktor yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai
berikut :

1. Toleransi antar kelompok yang berbeda kebudayaan

2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang sosial atau ekonomi

3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaan mereka

4. Sikap terbuka dari golongan etnik dominan terhadap kelompok etnik minoritas

5. Persamaan unsur kebudayaan

6. Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya

7. Adanya musuh yang sama

Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain
sebagai berikut :

1. Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas)

2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi

3. Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi
dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan

4. Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan


kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak
mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya

5. Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut

6. Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang
bersangkutan

7. Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa

C. Inovasi

46
Inovasi merupakan suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber sumber alam, energi,
dan modal pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk produk yang baru.

Difusi Inovasi adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar
dalam sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogers pada tahun
1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia mendefinisikan
difusi sebagai proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan
jangka waktu tertentu dalam sebuah sistemsosial.

Inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru oleh manusia atau unit
adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi terdifusi ke seluruh masyarakat
dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi
segera setelah mereka mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat
lainnya membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika
sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu dikatakan exploded atau
meledak.

Mempelajari Inovasi: Tahapan ini merupakan tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan
mengamati inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media masa Pengadopsi awal
biasanya merupakan orang-orang yang rajin membaca koran dan menonton televisi, sehingga
mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada.

Jika sebuah inovasi dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal itu tidak akan
diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika yang dianggapnya baru merupakan hal
mudah, maka mereka akan lebih cepat mengadopsinya. Beberapa jenis inovasi bahkan harus
disosialisasikan melalui komunikasi interpersonal dan kedekatan secara fisik.

Pengadopsian : Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari.
Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor
riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan
untuk mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh
keyakinan terhadap kemampuan seseorang.

47
Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya
bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya. Jika seseorang
merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mangadopsi inovasi
tersebut. Selain itu, dorongan status juga menjadi faktor motivasional yang kuat dalam
mengadopsi inovasi. Beberapa orang ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam mengadopsi
inovasi baru untuk menunjukkan status sosialnya di hadapan orang lain.

Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu tersebut
serta persepsi dirinya. Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang atau tidak sesuai dengan
nilai yang ia anut, maka ia tidak akan mengadopsinya. Semakin besar pengorbanan yang
dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi, semakin kecil tingkat adopsinya.

Pengembangan jaringan sosial : Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan
menyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi
bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat. Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses
penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki.

Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu sama lain
mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses adopsi inovasi, komunikasi melalui
saluran media massa lebih cepat menyadaran masyarakat mengenai penyebaran inovasi baru
dibanding saluran komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal memengaruhi manusia
untuk mengadopsi inovasi yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh media massa.

Lima tahap proses adopsi :

1. Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai
inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui
berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media
cetak ,maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat

2. Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon
pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi
inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia
mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut.

48
3. Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir
apakah mereka akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti
setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat
perubahan dalam pengadopsian.

4. Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih


jauh tentang inovasi tersebut.

5. Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari
pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak,
seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup
kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi
menerima inovasi setelah melakukan evaluasi.

Kategori pengadopsi :

Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya mengidentifikasi 5 kategori pengguna


inovasi :

1. Inovator : Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-hal baru.
Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-
orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat
jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memeiliki gaya hidup
dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.

2. Pengguna awal : Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator


kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya,
serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani
dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk
mencoba inovasi baru.

3. Mayoritas awal : Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau
menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan
dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi
inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini

49
menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada
seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.

4. Mayoritas akhir : Kelompok zang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi.
Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi
sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa
memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk
mengadopsi inovasi.

5. Laggard : Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi.
Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini
biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan
mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru
sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman

50
DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Richard Osborne & Borin Van Loon. 1996. Mengenal Sosiologi For Beginner. Bandung: Mizan.

Soekanto, Soerjono. (1994). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press

51

Anda mungkin juga menyukai