Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehidupan manusia di dalam masyarakat, memiliki peranan penting dalam sistem
politik suatu negara. Mengingat manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa akan
berinteraksi dengan manusia lain dalam upaya mewujudkan kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan hidup manusia tidak cukup yang bersifat dasar, sandang pangan dan papan.
Tetapi lebih dari itu, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri dan
penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status sosial dan
sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-
aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dan dapat terjadi secara langsung
atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika secara tidak langsung, hal ini
sebatas mendengar informasi, atau berita-berita tentang peristiwa politik yang terjadi. Dan
jika secara langsung, berarti orang tersebut terlibat dalam peristiwa politik tertentu.
Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar warga
negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-formal), telah
menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan tentang
praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu, Dalam
makalah ini kita mencoba mengulas bagaimana perkembangan sosialisasi politik di dalam
masyarakat.Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan
sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sosiologi Politik ?
2. Apa saja hakikat,dan ruang lingkup yang terdapat dalam sosiologi politik ?
3. Bagaimana asal mula perkembangan Sosiologi Politik ?

C. Tujuan Makalah
 Untuk menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan sosiologi politik
 Memaparkan apa saja hakikat dan ruang lingkup dalam sosiologi politik
 Mengetahui asal mula perkembangan sosiologi politik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi Politik


1. Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf asal Perancis bernama
Auguste Comte dalam bukunya Cours de la Philosovie Positive. Orang yang
dikenal dengan bapak sosilogi tersebut menyebut sosiolog adalah ilmu
pengetahuan tentang masyarakat. Kata sosiologi sebenarnya berasal dari bahasa
Latin yaitu 'socius' yang berarti teman atau kawan dan 'logos' yang berarti ilmu
pengetahuan.
Disebutkan oleh Auguste Comte di atas yang menyatakan sosiologi merupakan
ilmu pengetahuan. Sebuah pengetahuan dikatakan sebagai ilmu apabila
mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang
didasarkan pada penelitian yang ilmiah. Sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu
sejauh sosiologi mendasarkan penelaahannya pada bukti-bukti ilmiah dan metode-
metode ilmiah.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari jaringan hubungan antara
manusia dalam bermasyarakat. Sedangkan secara luas sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan tentang masyarakat dimana sosiologi mempelajari masyarakat sebagai
kompleks kekuatan, hubugan, jaraingan iteraksi, serta sebagai kompleks
lembaga/penata.
Berikut ini adalah pengertian sosiologi menurut beberapa ahli :
 Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik
antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga,
dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang
terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis
gejala-gejala sosial lain.
 Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Dalam bukunya berjudul Setangkai Bunga Sosiologi; Sosiologi sebagai ilmu
masyarakat mempelajari tentang struktur sosial yakni keseluruhan jalinan
sosial antara unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kaidah-kaidah sosial, ke-

2
lompok-kelompok dan lapisan-lapisan sosial. Sosiologi juga mempelajari
proses sosial yaitu pengaruh timbal balik antara pel-bagai segi kehidupan
bersama. Contoh hubungan timbal balik antara kehidupan agama dan
kehidupan politik, hubungan timbalbalik antara kehidupan agama dan segi
kehidupan ekonomi.
 P.J. Bouman
Dalam bukunya Sociologie Begrien en Problemen, sosiologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan sosial antar sesama manusia
(individu-individu), antar individu dengan kelompok, sifat dan perubahan-
perubahan, lembaga-lembaga serta ide-ide sosial.
Menurut pengertian dari berbagai tokoh, dapat disimpulkan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola
hubungan masyarakat serta timbal balik antara gejala-gejala sosial dengan gejala
nonsosial.
2. Politik
Secara etimologis, politik berasal dari kata yunani yaitu polis yang berarti kota
atau negara kota. Kemudian arti itu berkembang menjadi polites yang berarti warga
negara, politeia yang berarti semua yang berhubungan dengan negara, politika yang
berarti pemerintahan negara dan politikos yang berarti kewarganegaraan.
Miriam Budiarjo mengemukakan bahwa konsep inti terkait dengan politik
adalah "kekuasaan(power), negara(state),pengambilan keputusan(decision making),
kebijakan (policys) serta alokasi (allocation) atau pembagian (distribution)".
Aristoteles dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan kata
politik melalui pengamatannya tentang manusia ia sebut zoon politikon. Dengan
istilah itu ia ingin menjelaskan bahwa hakikat kehidupan sosial adalah politik dan
interaksi antara dua orang atau lebih sudah pasti akan melibatkan hubungan politik.
Politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya negara.
Menurut Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama.
Pada umumnya apa yang disebut politik itu berkaitan dengan bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara, yang menyangkut proses
penentuan dan pelaksanaan tujuan-tujuan. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan
publik, tujuan-tujuan masyarakat sebagai keseluruhan, dan bukan tujuan-tujuan

3
pribadi seseorang. Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat yang antara lain perwujud proses pembuatan keputusan, khusus
nya dalam negara.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut
pandang berbeda, yaitu antara lain:
a. Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)
b. Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara
c. Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
d. Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:
kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik,
proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk
tentang partai politik.Penjelasan yang senada dikemukakan Rush dan Althoff
mengenai esensi dari politik. Politik dapat diartikan sebagai proses penyelesaian
dari konflik-konflik manusia atau proses dimana masyarakat membuat keputusan-
keputusan atau mengembangkan kebijakan-kebijakan tertentu atau secara otoritatif
mengalokasikan sumber-sumber dan nilai-nilai tertentu, atau bisa juga berupa
pelaksanaan kekuasaan dan pengaruh di tengah masyarakat. Batasan tersebut ini
juga disetujui Duverger (1989) dan beberapa pakar lainnya. Dengan demikian
secara kongklusif, politik dibatasi sebagai "masalah kekuasaan", sehingga ilmu
politik dapat dikatakan sebagai ilmu tentang kekuasaan.
Pandangan dari para ahli terkait dengan politik :
a. Aristoteles
Usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama.
b. Joice Mitchel
Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan
umum untuk masyarakat seluruhnya.

4
c. Roger F. Soltau
Bermacam-macam kegiatan yang menyangkut penentuan tujuan-tujuan dan
pelaksanaan tujuan itu. Menurutnya politik membuat konsep-konsep pokok
tentang negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision
marking), kebijaksanaan (policy of beleid), dan pembagian (distribution) atau
alokasi (allocation).
d. Johan Kaspar Bluntchli
Ilmu politik memerhatikan masalah kenagaraan yang mencakup paham, situasi,
dan kondisi negara yang bersifat penting.
e. Hans Kelsen
Dia mengatakan bahwa politik mempunyai dua arit, yaitu sebagai berikut:
 Politik sebagai etik, yakni berkenaan dengan tujuan manusia atau individu
agar tetap hidup secara sempurna.
 Politik sebagai teknik, yakni berkenaan dengan cara (teknik) manusia atau
individu untuk mencapai tujuan.
Jika dilihat secara Etimologis yaitu kata "politik" ini masih memiliki
keterkaitan dengan kata-kata seperti "politik" dan "kebijakan". Melihat kata
"kebijakan" tadi maka "politik" berhubungan erat dengan perilaku-perilaku yang
terkait dengan suatu pembuatan kebijakan. Sehingga "politisi" adalah orang yang
mempelajari, menekuni, mempraktekkan perilaku-perilaku didalam politik tersebut.
Oleh karena itu secara garis besar definisi atau makna dari "POLITIK" ini
adalah sebuah perilaku atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan
kebijakan-kebijakan dalam tatanan Negara agar dapat merealisasikan cita-cita
Negara sesungguhnya, sehingga mampu membangun dan membentuk Negara
sesuai rules agar kebahagian bersama didalam masyarakat disebuah Negara
tersebut lebih mudah tercapai.

Mengacu pada pemikiran Duverger (1989), ada dua arti mengenai "sosiologi
politik". Pengertian pertama, menganggap sosiologi politik sebagai "ilmu tentang
negara", dan yang kedua, menganggap sosiologi politik sebagai "ilmu tentang
kekuasaan".

5
Untuk membantu mengambil definisi atau pengertian dari gabungan kedua kata
tersebut, berikut ini kami sajikan sejumlah pengertian sosiologi politik menurut para
ahli lainnya :
1. Gordon Marshall
Pengertian sosiologi politik yakni cabang ilmu sosiologi yang menganalisa sebab
dan akibat dosial dari peranan kekuatan dalam suatu masyarakat. Denga terjadinya
konflik sosial dan politik maka berakibat terjadinya perubahan terhadap
pengalokasian tersebut.
2. Tom Bottomove
Sosiologi politik adalah ilmu yang memfokuskan perhatiannya pada aspek di kelas
atau tingkat sosial, gerakan sosial, parpol, aksi politik, dan politik global.
3. Kolkorj
Studi yang mempelajari partisipasi dalam pembuatan kegiatan tentang kehidupan
yang luas dan yang menyempit.
4. Maure Dekverger
Ilmu tentang kekuasaan pemerintahan otoritas, komando dalam semua
masyarakat manusia yang bukan saja masyarakat nasional, tetapi juga dalam
masyarakat lokal dan masyarakat lainnya.
5. Fanlks
Studi yang mempelajari hubungan kekuasaan yang saling bergantung antara
negara dan masyarakat sipil.
6. Rush dan Ahoff
Sosiologi politik adalah suatu proses khususnya, proses keterkaitan antara
masyarakat dan politik, hubungan antara struktur-struktur sosial dan hubungan
antara tingkah laku sosial dan tingkah laku politik (Rush dan Ahoff)
7. (Maunce Duverger)
8. Studi tentang kekuasaan setiap pengelompokkan manusia bukan saja didalam
bangsa (Maunce Duverger)
9. (Pitirim Sorokin)
10. Ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala sosial, hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial
maupun non-sosial, serta ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial (Pitirim
Sorokin)
11. (Drs. Mangohi Rahuman, M.Si)

6
12. Sosiologi politik merupakan studi mengenai hubungan antara masalah-masalah
politik dalam masyarakat antara struktur sosial dan struktur politik, dan antara
tingkah laku sosial dengan tingkah laku politik (Drs. Mangohi Rahuman, M.Si)
13. ) (A.A. Said Gatara,M.Si dan Moh. Dzulkiah Said, M.Si)
14. Disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara masyarakat dan politik
hukum dengan masyarakat, lembaga-lembaga politik disuatu sisi dan
masyarakat dengan proses politik (sosialisasi, partisipasi, rekrument
komunikasi dan konflik lain) (A.A. Said Gatara,M.Si dan Moh. Dzulkiah Said,
M.Si)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sosiologi politik adalah ilmu
tentang kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando di dalam semua masyarakat
manusia, tidak hanya di dalam masyarakat nasional. Pengertian tersebut pada
dasarnya membedakan antara pemerintah dengan yang diperintah. Di dalam suatu
kelompok manusia terdapat orang yang memerintah dan orang yang mematuhinya,
terdapat mereka yang membuat keputusan dan orang-orang yang menaati keputusan
tersebut. Dapat dikatakan bahwa ilmu ini adalah gabungan antara ilmu sosial dan
politik yang berfokus pada hubungan antara masyarakat dan pemerintah, dimana
pemerintah lebih berperan untuk mengatur masyarakat melalui lembaga
kepemerintahannya.
Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh soerjono soekanto, Sosiologi
Politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak
bersifat spekulasi (menduga-duga).
2. Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang
konkrit dilapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-
unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab
akibat sehingga menjadi teori.
3. Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian
diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
4. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau
buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah
tersebut secara mendalam.

B. Hakikat Pendekatan Sosiologi Politik

7
Sosiologi politik sebagai ilmu mengenai negara, untuk menentukan sosiologi
politik sebagai ilmu mengenai negara adalah dengan menempatkannya dalam
kelompok ilmu sosial berdasarkan pada sifat masyarakat. Konsep politik di sini
mungkin mengenai negara bisa artikan sebagai negara bangsa atau negara pemerintah.
Negara bangsa adalah yang merujuk kepada masyarakat nasional. Sedangkan negara
pemerintah adalah yang merujuk kepada para penguasa dan pemimpin dari masyarakat
nasional. Oleh sebab itu, arti sosiologi politik sangat sempit dan terbatas Pandangan
dari Bendix dan Lipset mengenai sosiologi politik adalah proses interaksi antara
masyarakat dan politi. Keduanya mengatakan bahwa “ilmu politik dimulai dengan
negara dan meneliti bagaimana hal itu mempengaruhi masyarakat, sementara sosiologi
politik dimulai dengan masyarakat dan dan mulai meneliti bagaimana hal itu
mempengaruhi negara.”
Lalu Konsep dari Leon Duguit yaitu sosiologi politik yang lebih modern yang
menekankan otoritas umum terhadap seluruh masyarakat termasuk masyarakat
nasional. Ia membuat perbedaan antara pemerintah dan yang diperintah. Ia percaya
bahwa dalam setiap kelompok manusia dari terkecil hingga terbesar didapati orang-
orang yang memerintah dan patuh, orang-orang yang membuat aturan dan
menyepakatinya, dan orang-orang yang membuat keputusan dan menaatinya.
Sosiologi politik sebagai integrasi antara sosiologi dan ilmu politik yang kemudian
diduga menjurus pada spesialisasi. Dengan demikian sosiologi politik dapat dibuat
sebagai keturunan dari yang lebih mapan yaitu sosiologi dan ilmu politik yang
kemudian mengkhususkan diri pada hubungan interaksi yang dihasilkan dari kedua
ilmu tersebut.
Pendekatan adalah orientasi khusus atau titik pAndang tertentu yang digunakan
dalam studi atau penelitian sosiologi politik. Ada 4 pendekatan yang umum dilakukan
dalam studi sosiologi politik, yaitu : (1) pendekatan historis, (2) pendekatan
komparatif, (3) pendekatan insttitusional, dan (4) pendekatan behavioral.

C. Ruang Lingkup Sosiologi Polittik


Menurut Rush dan Althoff sosiologi politik merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan antara politik dengan masyarakat, antara struktur sosial dan struktur-struktur
politik, antara tingkah laku sosial dan tingkah laku politik. Makadari itu, lingkup
pembahasannya adalah kajian tentang sosialisasi politik, partisipasi politik, rekuitmen
politik dan komunikasi politik

8
 Sosialisai politik adalah proses oleh pengaruh individu yang dapat mengenali
sistem politik yang kemudian menentukan sifat persepsi-persepsinya mengenai
politik serta reaksi-reaksinya terhadap gejala politik. Sosialisasi politik mencakup
pengenalan tentang lingkungan kultural, lingkungan politik, dan lingkungan sosial
dari masyarakat individu yang bersangkutan, juga mempelajari sikap-sikap politik
serta penilaiannya terhadap politik.
 Partisipasi politik adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam
tingkatan didalam sistem politik, partrisipasi dalam masyarakat merupakan wujud
dari social action (tindakan sosial) baik secara individu ataupun kelompok untuk
mendapatkan tanggapan dan pengakuan.
 Pengrekutan poitik merupakan proses individu menjamin atau mendaftarkan diri
untuk menepati suatu jabatan. Pengrekutan bersifat formal dan tidak formal. Jika
bersifat formal individu direkrut dengan terbuka melalui cara-cara institusioal
yang berupa seleksi atau pemilihan. Sedangkan bersifat nonformal apabila
individu direkrut secara pribadi tanpa melalui institusional.
 Komunikasi politik yaitu proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan
dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya diantara sistem-sistem sosial
dengan sistem politik.

D. Asal Mula Perkembangan Sosiologi Politik


Teori-teori yang dicetuskan oleh pemikir-pemikir terkemuka berpengaruh besar
terhadap studi-studi politik. Maka tidak mengherankan muncul studi-studi yang dapat
digolongkan dalam bidang “sosiologi politik” asal mula sosiologi politik sebaga
bidang suatu studi sulit ditetapkan secara pasti. Namun hal ini bisa ditelusuri dari
karya-karya sosiologi atau ilmuan politik mengenai tema-tema sosiologi politik. Dua
tokoh besar yang bisa dianggap sebagai “bapak pendiri” sosiologi politik karena
karyanya yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosiologi politik, baik
dalam hal teori atau konsep dan metodologi ialah Karl Marx dan Max Weber
Sumbangan Mark sangat bervariasi, yang digolongkan dalam tiga bidang, yaitu
teori umum, teori khusus, dan teori metodologi. Teori umum Mark berbicara tentang
determinisme ekonomi dan dialektika materialisme. Teori khusus berbicara tentang
perjuangan kelas dan alienasi. Sumbangan metodologisnya tampak dari upaya untuk
mengembangkan sosialisme ilmiah.

9
Menurut Weber, faktor-faktor non ekonomis, dan ide-ide merupakan faktor
sosiologis yang penting. Begitu juga status sosial dan posisi individual dalam struktur
kekuasaan menentukan strata masyarakat. Politik adalah sarana perjuangan untuk
bersama-sama melaksanakan politik, atau perjuangan untuk mempengaruhi
pendistribusian kekuasaan, baik di antara negara-negara maupun diantara kelompok-
kelompok di dalam suatu negara. Ada tipe legitimasi yaitu tradisional, karisnatik,
legal-rasional. Menurut Weber sosiologi harus bebas nilai. Sumbangan metodelogis
yang diterapkan nya pada sosiologi adalah pemahaman yang disebut Verstehen.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Politik adalah suatu proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang berwujud proses pembuatan kekuasaan, khususnya Negara. Sedangkan, Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari seluruh seluk beluk yang berhubungan dengan sosial.
Banyak aspek yang dipelajari dalam ilmu sosiologi dimana berkait dengan kehidupan
sosial, hubungan antar sesama, kekeluargaan, kasta, rumpun, bangsa, agama dan asosiasi
kebudayaan, ekonomi dan organisasi politik.
sosiologi politik adalah ilmu tentang kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando di
dalam semua masyarakat manusia, tidak hanya di dalam masyarakat nasional. Pengertian
tersebut pada dasarnya membedakan antara pemerintah dengan yang diperintah.

Ruang lingkup dalam sosiologi politik terbagi menjadi 4 yaitu :


1. Sosialisasi Politik
2. Partisipasi Politik
3. Pengrekrutan Poltik
4. Komunikasi politik

10
DAFTAR PUSTAKA
A.K. Majumdar & Bhanwar Singh, Political Sociology (Jaipur: RBSA Publisher, 1999)
Ambo Upe, S.Sos., M.Si., Sosiologi Politik Kontemporer (Jakarta : Prestasi
Pustakaraya,2008)
http://selarosalinda.blogspot.co.id/2015/03/sosiologi-politik.html.

11

Anda mungkin juga menyukai