PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat secara
keseluruhan, meliputi struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk
perubahan-perubahan sosial, hubungan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formil,
materil, statis atau dinamis, sosiologi menjadi ilmu pengetahuan yang
sangat penting diajarkan serta dipahami khususnya dalam bidang ilmu-
ilmu sosial.
Yang mana di dalam sosiologi terdapat sejarah Sejarah dan Tokoh yang
Membidani Lahirnya Sosiologi dan beberapa teori-teori seperti Teori
Evolusi, Teori Fungsionalisme Struktural, Teori Konflik dan Teori
Interaksionisme Simbolik yang biasa disebut sebagai Grand Theory akan
dipaparkan secara tersistematis dan terstuktur. Berdasarkan hasil analisis
terhadap teori yang dapat menghasilkan sebuah pendapat mengenai
kelebihan dan kekurangan dari setiap teori yang telah dicetuskan.
1
IDENTITAS BUKU
Buku ini ditulis oleh Catharina Dewi Wulansari yang lahir pada tanggal
07 Desember 1965 di Bandung. Beliau merupakan Guru Besar pada
Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), dan Sekolah
Tinngi Intelijen Negara – Badan Intelijen Negara (STIN – BIN).
2
Sebagaimana buku yang bersifat sederhana ini disajikan dalam enam
bab. Pada Bab Pertama, menguraikan tentang lingkup pokok dan tujuan
bahasan dasar-dasar sosiologi yang bertujuan untuk memudahkan para
pembaca untuk mengetahui lingkup pokok dan tujuan dasar-dasar
sosiologi.
3
Akan tetapi, pemaparan pada makalah ini lebih menekankan pada Bab
Tiga yaitu sejarah dan tokoh yang membidani lahirnya sosiologi dan pada
Bab Lima mengenai teori-teori sosiologi yang meliputi teori evolusi, teori
fungsionalisme struktural, teori konflik, dan teori interaksionis simbolik
atau yang biasa disebut dengan Grand Theory.
4
BAB II
, PEMBAHASAN
5
mengambil langkah pertama yang perlu karena gagasan tentang
ilmu sosiologi harus mendahului pembentukannya.
6
mengganggu dan menyibukkan sosiologi. Kuliah-kuliah sosiologi
kemudian muncul di berbagai universitas sekitar tahun 1890-an.
7
Max Weber (1864-1920) menyaksikan dengan cemas,
perkembangan masyarakat baru ke arah rasionalisasi dan
birokratisasi yang semakin membesar. Relasi keakraban, semangat
tolong menolong, dan motivasi keagamaan dalam masyarakat
modern semakin diganti dengan relasi-relasi fungsional,
pertimbangan rasional melulu, dan motivasi sekuler. Setelah
Perang Dunia II muncul Mazhab Frankfurt (Adorno, Hebermas,
dan lain-lain) yang menekankan kebebasan dan peran kritis
individu. Akan tetapi, mazhab ini tidak berkembang dan dapat
dikatakan hampir tidak terdengar lagi pada saat ini.
8
terkenal milik Emile Durkheim yang menerangkan gejala bunuh
diri melaui kara besarnya Suicide.
9
4. Karena itu dapat diperkirakan bahwa angka bunuh diri di
kalangan orang Katolik lebih rendah daripada kalangan orang
Protestan.
Jadi, terkait defini tentang teori yang telah dipaparkan di atas
penulis dapat mendefinisikan bahwasannya teori adalah sebuah
penjelasan atau pernyataan yang berhubungan dengan kehidupan
bermasyarakat.
Di atas telah dijelaskan terkait definisi atau pengertian dari teori.
Selanjurnya, akan dijelaskan tentang beberapa teori sosiologi yang
meliputi Teori Evolusi, Teori Fungsionalisme-Struktural, Teori
Konflik, dan Teori Interaksionisme Simbolik.
a. Teori Evolusi
Teori evolusi ini amat terkenal pada abad ke-19. Teori evolusi
adalah mengumpamakan masyarakat dengan organisme yang hidup
di alam ini yaitu hidup secara bertahap, tumbuh dan kemudian
berkembang. Yang menjadi pencetus atau inspirator lahirnya teori
evolusi adalah Charles Darwin (1809-1882) seorang ahli biologi
terkenal pada abadnya.
10
paling efisien akan memiliki kesanggupan untuk bertahan termasuk
seleksi alam, setelah itu baru mereka memperoleh kemajuan.
11
mendominasi dalam segala aspek dikarenakan memiliki kekuasaan
serta kekuatan. Dan teori ini masih diimplementasikan dalam
kehidupan kita pada zaman ini yaitu orang-orang yang berkuasalah
yang mampu memegang roda kehidupan.
12
2. Lewis Henry Morgan (Stephen K. Sanderson, 1993 : 15-16)
Adalah seorang ahli hukum dan antropologi Amerika Serikat,
yang memberi perhatian pada “Evolusi Teknologis”. Yang mana ia
membagi sejarah manusia ke dalam tiga tahap besar, yaitu :
Tahap Kebuasan
Adalah tahap dimana orang menggantungkan hidupnya dengan
berburu binatang liar.
Tahap Barbarisme
Ditandai dengan domestikasi berbagai bintaang dan tanaman
terebut serta adanya perbaikan tambahan dalam teknologi yang
digunakan.
Tahap Peradaban
Munculnya tahap peradaban yaitu menandai transisi dari
“Masyarakat Primitif” yang disebut dengan sebutan Civitas. Lewis
Henry Morgan memandang bahwasannya perkembangan alfabet
fonetik dan tulisan sebagai karakteristik utama pada tahap ini.
13
diri manusia yang secara bertahap menyebabkan umat manusia
mula-mula berpikir konkrit dan partikular, lantas berpikir abstrak
dan umum, akhirnya berpikir positif dan empiris. Misalnya di
zaman orang masih berpikir konkret dan partikular, bukan disiplin-
displin rasional, melainkan magic, tahayul dan agama, memainkan
peran utama di dalam masyarakat. Rakyat mengenakan kesaktian
dan daya adi manusia pada pemimpin mereka yang berkuasa secara
mutlak. Pada zaman pekikiran empiris, teknologi dan ilmu
pengetahuan mengambil alih peran magis dan rakyat menganggap
diri berwenang dan berkuasa (demokrasi).
Menurut Augeste Comte agama di zaman pemikiran empiris
merupakan suatu anakronisme atau peninggalan dari suatu zaman
yang telah lewat dan mestinya diganti. Patung-Patung di gereja atau
di Klenteng mestinya memberi empat kepada lambang-lambang
negara. Hari-hari raya keagamaan mestinya di tukar dengan hari
raya sipil. Ibadah agama mestinya menjadi upacara bendera, pawai
politik, dan sebagainya. Hidup diresapi nilai-nilai sakral mestinya
menjadi profan melalui atau sekuler melulu.
14
manifestasi peran roh. Para sosiolog yang sepaham dengan Hegel
di antaranya adalah Vifedo Trotter dengan teori nalurinya, Ludwig
Gumplowicz dengan teori rasanya, Frederic Le Play dengan teori
determinasinya, memisahkan perkembangan masyarakat dari
manusia dan mengungkapkan dengan bebas yang mengembalikan
seluruh realitas sosial kepada roh. Oleh karena itu, teori evolusi
Hegel menentang prinsip teori evolusi Herbert.
15
struktural fungsional memandu setiap komponen masyarakat untuk
dikerjakan mestinya.
c. Teori Konflik
16
cenderung kepada beberapa konsensus dasar atau harmoni, dimana
struktur masyarakat bekerja untuk kebaikan setiap orang. Para
teoritisi konflik ini memandang bahwa konflik dan pertentangan
kepentingan concern dari berbagai individu dan kelompok yang
saling bertentangan sebagai determinan utama dalam
pengorganisasian kehidupan sosial. Dengan kata lain, struktur dasar
masyarakat sangat ditentukan oleh upaya-upaya yang dilakukan
berbagai individu dan kelompok untuk mendapatkan sumber daya
yang terbatas yang akan memenuhi berbagai kebutuhan dan
keinginan mereka. Karena sumber-sumber daya ini dalam kadar
tertentu selalu terbatas, maka konflik untuk mendapatkannya selalu
terjadi.
17
1. Borjuis : Pada zaman kolonialisme kaum pemilik modal yaitu
mereka yang memiliki alat-alat kerja/produksi misalnya pabrik,
mesin, dan tanah. Tetapi pada zaman modern, kaum borjuis adalah
mereka yang memiliki knowledge/keahlian khusus.
Fungsi konflik
Untuk mencapai suatu keadilan dan kemakmuran di dalam
masyarakat diperlukan revolusi kelas. Revolusi ini bisa dilakukan
dengan cara kekerasan agar terjadi perubahan drastis ke arah yang
lebih baik.
18
Dampak konflik
Dampak negatif :
Karl Marx lebih menekankan pada dampak negatif dari konfik
yaitu :
1. Menyebabkan keretakan hubungan antara anggota kelompok
2. Mengakibatkan perubahan kepribadian pada setiap individu
3. Mengakibatkan kerusakan harta benda dan nyawa manusia
4. Menimbulkan dominasi atau penaklukan oleh salah satu.
Dampak positif :
Akan tetapi Karl Marx juga melihat adanya dampak positif dari
konflik yaitu : Timbulnya gerakan sosial yang besar (revolusi) yang
dapat dijadikan alat yang efektif oleh kelas proletar untuk
mendapatkan kesetaraan dalam pembagian sumber-sumber
ekonomi.
Hasil analisis dari teori ini yaitu kehidupan manusia tidak akan
pernah lepas dari yang namanya gejolak konflik atau suatu
masalah. Yang mana dengan hadirnya suatu konflik di dalam
kehidupan manusia akan membuat setiap individu semakin dewasa
dalam menjalani kehidupannya.
19
Sementara itu menurut Max Weber mengakui bahwa konflik
dalam merebutkan sumber daya ekonomi merupakan ciri dasar
kehidupan sosial, tetapi ia juga berpendapat bahwasannya banyak
tipe-tipe konflik lain yang juga terjadi. Di antara berbagai tipe
tersebut, Max Weber menekankan dua tipe yaitu :
1. Menganggap konflik dalam arena politik sebagai sesuatu yang
sangat fundamental.
2. Konflik dalam hal gagasan dan cita-cita.
Perbedaan antara teori Karl Marx dan Marx Weber daam hal
memecahkan konflik dasar dalam masyarakat masa depan yaitu :
1. Karl Marx berpendapat bahwasannya karena konflik pada
dasarnya muncul dalam upaya memperoleh akses terhadap
kekuatan-kekuatan produksi, sekali kekuatan-kekuatan ini di
kembalikan kepada kontrol seluruh masyarakat, maka konflik dasar
tersebut akan dapat dihapuskan. Jadi, sekali kapitalis digantikan
dengan sosialisme, maka kelas-kelas aka terhapuskan dan
pertentangan kelas akan berhenti.
2. Marx Weber memiliki pandangan yang jauh pesimistik. Ia
percaya bahwa pertentangan merupakan salah satu prinsip
kehidupan sosial yang sangat kukuh dan tak dapat dihilangkan.
Dalam suatu tipe masyarakat masa depan, baik kapitalis, sosialis
atau tipe lainnya orang-orang akan tetap selalu bertarung
memperebutkan berbagai sumber daya. Karena itu Marx Weber,
20
menduga bahwa pembagian atau pembelaan sosial adalah ciri
permanen dari semua masyarakat yang sudah kompleks, walaupun
tentu saja akan mengambil bentuk-bentuk dan juga tingkat
kekerasan yang secara substansional sangat bervariasi.
Selain dua tokoh di atas ada tokoh lain yang berbicara tentang
teori konflik yaitu Lewis A. Coser dan Ralp Dahrendorf. Yang
memiliki perbedaan pendapat antara satu dengan yang lainnya.
Perbedaan teori menurut Lewis A. Coser dan teori menurut Ralp
Dahrendorf
Menurut Lewis A. Coser mengemukakan komitmennya pada
kemungkinan menyatukan pendekatan teori kaum fungsional
struktural dan kaum teori konflik. Dalam membahas berbagai
situasi konflik, Coser membedakan konflik realistik dan yang tidak
realistis.
1. Konflik yang realistis berasal dari kekecewaan terhadap
tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari
perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan dan yang
dirujuk pada objek yang dianggap mengecewakan. Contohnya, para
karyawan yang mengadakan pemogokan melawan manajemen.
2. Konflik yang tidak realistik adalah konflik yang bukan berasal
dari tujuan-tujuan saingan yang antagonistis, tetapi dari kebutuhan
untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari satu pihak.
21
Kelebihan teori Lewis A. Coser
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas Lewis A. Coser
memandang kondisi-kondisi di mana secara positif, konflik
membantu mempertahankan struktur sosial. Selanjutnya konflik
dapat menyatukan para anggota kelompok melalui pengukuhan
kembali identitas kelompok.
22
bahwa manusia saling menerjemahkan dan saling mendefinisikan
tindakannya.
Didalam buku Teori-Teori Sosiologi terdapat substansi
perbandingan teori antara Jhon Dewey dan Charles Honton Cooey
yang semula mengembangkan Teori Interaksionisme Simbolik di
Universitas Michigan. Dewey yang pindah ke Universitas Chicago
mempengaruhi beberapa orang tokoh disana diantaranya George
Simmel, Charles Horton Cooley, John Dewey, William James.
23
mencoba menjelaskan bagaimana cara para partisipan membatai,
menafsirkan dan menangkap situasi yang kemudian memperlancar
pembentukan struktur atau perubahannya. Konsep identitas
seseorang timbul atas cara sama.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat secara
keseluruhan, meliputi struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan-perubahan sosial, hubungan antara manusia
dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formil, materil statis atau dinamis, menjadi ilmu
pengetahuan yang sangat penting unuk diajarkan serta dipahami.
25
3. Teori Konflik
4. Teori Interaksionis Simbolik
Atau yang biasa disebut dengan Grand Theory
26