(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Teori Sosiologi
Modern II)
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata
kuliah Sosiologi Korupsi. Layaknya fitrah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan, penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
masukan yang konstruktif dalam penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
3.1 Kesimpulan..........................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Ritzer telah mengajar dijurusan sosiologi selam lebih dari 30 tahun dan
telah menulis sejumlah besar buku kajian sosiologi, dan mengajar sosiologi di
seluruh dunia, namun tak satupun gelar kesarjanaannya bukandibidang sisiologi.
Keterbatasan latar belakang sosiologi ini yang mendorongnya mempelajari
sosiologi secara umum dan teori sosiologi pada khususnya.
Upaya studi meta teori ini juga sekurangnya dalam satu hal dibantu oleh
usaha keras Ritzer untuk memahami teori sosiologi. Ritzer sendirimengatakan
bahwa dirinya tidak dididik menurut satu “aliran” khusus, Ritzer dalam
mempelajari teori sosiologi dengan hanya berbekal sedikit konsepsi dan bias. Dia
menilai bahwa dirinya adalah pelajar dari seluruh “aliran pemikiran”; yang
memberikan keuntungan bagi dia dalam memahami suatu karya teoritis seseorang.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi George Ritzer?
2. Bagaimana metateorisasi dalam pandangan sosiologi?
3. Bagaimana metateorisasi dalam pemikiran George Ritzer?
4. Bagaimana fungsi autobiografi sebagai alat metateori?
5. Bagaimana kritikan untuk pemikiran George Ritzer?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi George Ritzer.
2. Untuk mengetahui metateorisasi dalam pandangan sosiologi.
3. Untuk mengetahui metateorisasi dalam pemikiran George Ritzer.
4. Untuk mengetahui fungsi autobiografi sebagai alat metateori.
5. Untuk mengetahui kritikan untuk pemikiran George Ritzer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
George Ritzer lahir pada tahun 1940 di Born, Amerika Serikat. Dia adalah
seorang sosilog Amerika, Ritzer juga seorang Distinguished University Professor
di Universitas Maryland. Minat utamanya adalah teori sosiologi dan sosiologi
konsumsi. Ritzer pernah menjabat sebagai ketua American Sociological
Association’s Section on Theoritycal Sociology and Organizations and
Occupations. Ritzer telah mengajar dijurusan sosiologi selam lebih dari 30 tahun
dan telah menulis sejumlah besar buku kajian sosiologi, dan mengajar sosiologi di
seluruh dunia, namun tak satupun gelar kesarjanaannya bukan dibidang sisiologi.
Keterbatasan latar belakang sosiologi ini yang mendorongnya mempelajari
sosiologi secara umum dan teori sosiologi pada khususnya.
Upaya studi meta teori ini juga sekurangnya dalam satu hal dibantu oleh
usaha keras Ritzer untuk memahami teori sosiologi. Ritzer sendiri mengatakan
bahwa dirinya tidak dididik menurut satu “aliran” khusus, Ritzer dalam
mempelajari teori sosiologi dengan hanya berbekal sedikit konsepsi dan bias. Dia
menilai bahwa dirinya adalah pelajar dari seluruh “aliran pemikiran”; yang
memberikan keuntungan bagi dia dalam memahami suatu karya teoritis seseorang.
Karya metateoritis pertama Ritzer adalah Sociology: A Multiple Paradigm
Science (1975)1, tak hanya berupaya menyusun paradigma sosiologi yang
terpisah-pisah dan sering bentrok konflik satu sama lain itu tetapi juga mencoba
membahas kemungkinan untuk menghubungkan, menjembatani, menyatukan dan
menggunakan paradigma sosiologi yang beragam itu.
Ritza merasa tidak nyaman dengan konflik paradigma ini dan ingin
melihat suasana yang lebih harmonis dan rukun dalam sosiologi. Semangat inilah
1
Lihat Dan S. Green and George Ritzer, ‘Sociology: A Multiple Paradigm Science.’,
Contemporary Sociology, 1981. http://www.jstor.org/stable/2066575?origin=crossref.
3
yang diterbitkan Ritzer "Toward an Integrated Sociological Paradigm (1981).
Dalam hal ini, Ritzer berfokus pada paradigma terintegrasi. Dalam beberapa
tahun terakhir, minat pada resolusi konflik teoretis telah membuat Ritzer bekerja
dengan seorang ilmuwan bernama Gindov untuk fokus pada integrasi mikro-
makro (1990) dan integrasi struktural agensi (1994). Ketertarikan Ritzer pada
penelitian metateori dapat dijelaskan oleh keinginannya untuk lebih memahami
teori dan menyelesaikan konflik dalam teori sosiologi.
4
dibandingkan dengan Great Britain dan Negara Eropa lainnya. Hal ini
menghasilkan Enchanting a Disenchanted World: Revolutionizing the Means of
Consumption (1999), dimana Ritzer menggunakan teori Weberian-Marxian, dan
teori post-modern untuk menganalisa alat-alat konsumsi baru menjadi cara orang
Amerika dan belahan dunia lain mengkonsumsi barang dan jasa.
Capaian global dari McDonald dan McDonaldisasi, kartu kredit, dan alat-
alat konsumsi baru membawa Ritzer minat pada globalisasi dan menghasilkan
buku Globalization Of Nothing (2004). Sementara dia tidak bisa
mengesampingkan isu metateoritis, sehingga baru-baru ini dia membahasnya,
rencana Ritzer sekarang adalah melanjutkan penggunaan teori untuk memikirkan
dunia kontemporer, khususnya konsumsi dan globalisasi.
5
memasuki banyak bidang yaitu wilayah substantive, konsep struktur, metode,
data, serta teori.3
3
Herman Arisandi, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern,
Yogyakarta:IRCiSoD,2015, hal : 215
6
aspek komunal dari berbagai jenis teori sosiologi dan termasuk
upaya untuk mengenali “aliran utama” dalam sejarah sosiologi,
pendekatan jaringan yang lebih formal dalam studi tentang
hubungan antarkelompok sosiolog maupun studi tentang teoritisi
itu sendiri yang meneliti afliasi kelembagaan mereka, pola karir
mereka, posisi mereka didalam bidang sosiologi, dan sebagainya.
Subtipe ketiga (eksternal intelektual) memusatkan perhatian pada
gagasan, peralatan, konsep dan teori bidang ilmu lain yang dapat
digunakan dalam menganalisis teori sosiologi.
Subtipe keempat, pendekatan (eksternal sosial) bergeser ketingkat
lebih makro untuk melihat masyarakat lebih luas (lingkungan
nasional, sosiokultural, dan sebagainya), dan melihat sifat
pengaruhnya terhadap teori sosiologi.4
b) Tipe kedua, methateorizing sebagai prelude pengembangan teori, yang
memerlukan studi tentang teori yang ada untuk menciptakan teori
sosiologi yang baru.
c) Tipe ketiga, methateorizing sebagai sumber persepektif yang
melandasi teori sosiologi, studi teori diarahkan ketujuan untuk
menciptakan sebuah persepektif, orang dapat menyebut metateori yang
melandasi sebagian atau seluruh teori sosiologi.
4
George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana, 2014, hal. 631-633
7
dalam sosiologi berupaya untuk memahami teorisasi sosiologi. Meneorisasikan
praktik teorisasi juga terjadi dibidang akademik lain, namun hal ini khususnya
sudah lazim didalam sosiologi.
8
melakukan perubahan-perubahan yang memang perlu
pendekatanya, metastudi adalah pemantauan reflektif terhadap tujuan, proses, dan
produk studi tingkat pertama dalam bentuk telaah-diri dan pengarahan-diri oleh
para praktisi. Jadi metastudi adalah upaya normative yang bertujuan memaknai
dan memberikan arah pada studi-studi tingkat pertama. metasosiologi adalah salah
satu subtype metastudi,yang terfokus pada aktifitas-aktifitas penelitian dibidang
sosiologi.
9
Biografi dan otobiografi membantu untuk memahami studi teoritis
sosiologi umum. Thomas Hankin menggambarkan sejarah ilmu pengetahuan
sebagai berikut: Biografi lengkap seorang ilmuwan tidak hanya mencakup
karakternya, tetapi juga penelitian ilmiahnya dan konteks sosial dan
intelektual pada masanya, tetapi masih dikelilingi oleh tulisan tentang sejarah
sains.
Sains diciptakan oleh individu, tetapi sebagian besar darinya penelitian
ilmiah didorong oleh kekuatan eksternal yang dipengaruhi oleh para ilmuwan
itu sendiri. Biografi adalah lensa sastra, dan dengan lensa ini proses
pembentukan pengetahuan adalah yang paling penting. Anda dapat melihatnya
dengan baik. "Apa yang dikatakan Hankins tentang sains secara umum
menjelaskan arahnya. dari biografi teoritis sosiologi, termasuk saya sendiri.
Biografi dapat digunakan sebagai alat untuk analisis metateoritis.
Peran tokoh dalam perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan
sangat penting. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu berkembang secara dinamis
melalui hasil ijtihad karakter. Mereka meluangkan waktu untuk memikirkan
pemikiran mereka, mengklarifikasinya, dan kemudian mensosialisasikannya.
Tujuan utama mereka adalah untuk melanjutkan proses berpikir dan
memperkuat kematian pengetahuan.
10
kritis juga semakin menunjukkan bahwa pendekatan tripartit (konflik, struktural,
fungsional dan interaksi simbolik) sudah tidak relevan lagi.5
BAB III
5
Zeitlin, Irving M, Memahami Kembali Sosiologi, Kritik Terhadap Sosiologi Kontemporer, 2002
Yogyakarta: Gadjah pustaka. h.212
11
KESIMPULAN & SARAN
3.1 Kesimpulan
George Ritzer lahir pada tahun 1940 di Born, Amerika Serikat. Dia adalah
seorang sosilog Amerika, Ritzer juga seorang Distinguished University
Professor di Universitas Maryland.
Dalam kajian Ritzer, metateori merupakan subdomain sosiologi yang
bertujuan untuk menelaah aktivitas-aktivitas penelitian dalam teorisasi
didalam sosiologi. Metasosiologi memasuki banyak bidang yaitu wilayah
substantive, konsep struktur, metode, data, serta teori.
Yang membedakan karya dibidang metateori ini bukanlah proses studinya,
tetapi sifat produk akhirnya. Ada tiga tipe metatheorizing yang sebagian
besar ditentukan oleh perbedaan dalam bentuk akhir.
-Tipe pertama methateorizing,sebagai alat untuk mencapai pemahaman
lebih dalam tentang teori.
-Tipe kedua, methateorizing sebagai prelude pengembangan teori.
-Tipe ketiga, methateorizing sebagai sumber persepektif yang melandasi
teori sosiologi.
Menurut Walker, Metateori Ritzer tak mampu menampung tumbuhnya
berbagai teori alternatif baru dewasa ini. Kemunculan teori-teori kritis
dengan ragam alirannya, tak mampu ditampung dalam kerangka metateori
Ritzer. Karena itu, pemetaan Ritzer tak lagi tepat untuk menggambarkan
perkembangan teori saat ini.
12
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14