Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI METATEORI GEORGE RITZER

(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Teori Sosiologi
Modern II)

Dosen Pengampu:

Dr. Muhamad Zuldin, M.Si

Disusun oleh:

Adief Aulia Akbar (198030005)

Ahmad Zulfikri (198030013)

Arien Egafilia (198030038)

Aulia Dewi Oktafiani (198030040)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
SOSIOLOGI V/A
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT Sang


Pencipta alam semesta beserta isinya dengan penuh kesempurnaan dan keindahan
yang tiada tara. Atas berkat rahmat dan iradat-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul Teori Metateori George Ritzer.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda alam


yang telah membawa revolusi kehidupan minnadzulamaati ila nur yakni
Rasulullah SAW dan sampai saat ini tetap menjadi Uswatun Hasanah bagi
seluruh umat manusia di seluruh dunia. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan
seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata
kuliah Sosiologi Korupsi. Layaknya fitrah seorang manusia yang tidak luput dari
kesalahan, penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
masukan yang konstruktif dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi


penulis sendiri serta pada umumnya bagi para pembaca yang budiman.

Bandung, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................2

1.3 Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

2.1 Biografi George Ritzer........................................................................3

2.2 Metateorisasi dalam Sosiologi.............................................................5

2.3 Metateori George Ritzer......................................................................8

2.4 Autobiografi Sebagai Alat Metateori..................................................10

2.5 Kritikan Pemikiran George Ritzer.......................................................10

BAB III PENUTUP.........................................................................................12

3.1 Kesimpulan..........................................................................................12

3.2 Saran....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam paparan awalnya George Ritzer menggambarkan dan menjelaskan


tentang asal-usul lahirnya sebuah ilmu sosiologi. Dimana George Ritzer
menerangkan sejarah lahir dan terbentuknya cabang ilmu ini mulai pemisahan diri
dari filsafat positif hingga memiliki nilai empiris bahkan terbentuknya paradigma
sosiologi. Thomas Kuhn sebagai penggagas konsep tentang istilah pertamakali
paradigma menempati posisi sentral ditengah perkembangan sosiologi hingga
menempati kurun dekade yang cukup lama.

Ritzer telah mengajar dijurusan sosiologi selam lebih dari 30 tahun dan
telah menulis sejumlah besar buku kajian sosiologi, dan mengajar sosiologi di
seluruh dunia, namun tak satupun gelar kesarjanaannya bukandibidang sisiologi.
Keterbatasan latar belakang sosiologi ini yang mendorongnya mempelajari
sosiologi secara umum dan teori sosiologi pada khususnya.

Upaya studi meta teori ini juga sekurangnya dalam satu hal dibantu oleh
usaha keras Ritzer untuk memahami teori sosiologi. Ritzer sendirimengatakan
bahwa dirinya tidak dididik menurut satu “aliran” khusus, Ritzer dalam
mempelajari teori sosiologi dengan hanya berbekal sedikit konsepsi dan bias. Dia
menilai bahwa dirinya adalah pelajar dari seluruh “aliran pemikiran”; yang
memberikan keuntungan bagi dia dalam memahami suatu karya teoritis seseorang.

Metateorisasi adalah sebuah praktik yang sudah umum di bidang sosiologi.


Sementara teoritisasi sosiologi berupa memahami dunia social, methateorisasi di
dalam sosiologi berupaya untuk memahami teorisasi sosiologi. Meneorisasikan
praktik teorisasi juga terjadi dibidang akademik lain, namun hal ini khususnya
sudah lazim didalam sosiologi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi George Ritzer?
2. Bagaimana metateorisasi dalam pandangan sosiologi?
3. Bagaimana metateorisasi dalam pemikiran George Ritzer?
4. Bagaimana fungsi autobiografi sebagai alat metateori?
5. Bagaimana kritikan untuk pemikiran George Ritzer?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi George Ritzer.
2. Untuk mengetahui metateorisasi dalam pandangan sosiologi.
3. Untuk mengetahui metateorisasi dalam pemikiran George Ritzer.
4. Untuk mengetahui fungsi autobiografi sebagai alat metateori.
5. Untuk mengetahui kritikan untuk pemikiran George Ritzer.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi George Ritzer

George Ritzer lahir pada tahun 1940 di Born, Amerika Serikat. Dia adalah
seorang sosilog Amerika, Ritzer juga seorang Distinguished University Professor
di Universitas Maryland. Minat utamanya adalah teori sosiologi dan sosiologi
konsumsi. Ritzer pernah menjabat sebagai ketua American Sociological
Association’s Section on Theoritycal Sociology and Organizations and
Occupations. Ritzer telah mengajar dijurusan sosiologi selam lebih dari 30 tahun
dan telah menulis sejumlah besar buku kajian sosiologi, dan mengajar sosiologi di
seluruh dunia, namun tak satupun gelar kesarjanaannya bukan dibidang sisiologi.
Keterbatasan latar belakang sosiologi ini yang mendorongnya mempelajari
sosiologi secara umum dan teori sosiologi pada khususnya.

Upaya studi meta teori ini juga sekurangnya dalam satu hal dibantu oleh
usaha keras Ritzer untuk memahami teori sosiologi. Ritzer sendiri mengatakan
bahwa dirinya tidak dididik menurut satu “aliran” khusus, Ritzer dalam
mempelajari teori sosiologi dengan hanya berbekal sedikit konsepsi dan bias. Dia
menilai bahwa dirinya adalah pelajar dari seluruh “aliran pemikiran”; yang
memberikan keuntungan bagi dia dalam memahami suatu karya teoritis seseorang.
Karya metateoritis pertama Ritzer adalah Sociology: A Multiple Paradigm
Science (1975)1, tak hanya berupaya menyusun paradigma sosiologi yang
terpisah-pisah dan sering bentrok konflik satu sama lain itu tetapi juga mencoba
membahas kemungkinan untuk menghubungkan, menjembatani, menyatukan dan
menggunakan paradigma sosiologi yang beragam itu.

Ritza merasa tidak nyaman dengan konflik paradigma ini dan ingin
melihat suasana yang lebih harmonis dan rukun dalam sosiologi. Semangat inilah

1
Lihat Dan S. Green and George Ritzer, ‘Sociology: A Multiple Paradigm Science.’,
Contemporary Sociology, 1981. http://www.jstor.org/stable/2066575?origin=crossref.

3
yang diterbitkan Ritzer "Toward an Integrated Sociological Paradigm (1981).
Dalam hal ini, Ritzer berfokus pada paradigma terintegrasi. Dalam beberapa
tahun terakhir, minat pada resolusi konflik teoretis telah membuat Ritzer bekerja
dengan seorang ilmuwan bernama Gindov untuk fokus pada integrasi mikro-
makro (1990) dan integrasi struktural agensi (1994). Ketertarikan Ritzer pada
penelitian metateori dapat dijelaskan oleh keinginannya untuk lebih memahami
teori dan menyelesaikan konflik dalam teori sosiologi.

Dalam Metatheorizing (1992), Ritzer menunjukkan perlunya studi


sistematis teori sosiologi. Ritza percaya bahwa dengan melakukan lebih banyak
penelitian untuk lebih memahami teori, kita dapat menciptakan teori baru dan
perspektif teoretis yang lebih luas. Setelah bertahun-tahun mencoba menjelaskan
esensi teori sosiologi, Ritza mengerjakan abstraksi penelitian metateoritis pada
awal 1990-an, mencoba menerapkan teori yang dipelajarinya pada aspek konkret
dunia sosial.

Ritzer pernah sedikit melakukannya pada 1980-an, menerapkan teori Max


Weber pada rasionalisasi restoran fast-food (1983) dan profesi medis. Ritzer telah
merevisi esai rasionalisasi restoran fast-food tersebut, dan hasilnya adalah sebuah
buku The McDonaldization Of Society (1993,1996, 2000) yang nmenyatakan
bahwa sementara birokrasi menjadi paradigma rasionalisasi formal di era Weber,
yang menjadi model paradigma birokrasi dalam masyarakat modern adalah
restoran cepat saji.

Dalam Expressing America: A Critique of the Global Credit Card Society


(1995)2 Ritzer mengalihkan perhatian pada fenomena ekonomi sehari-hari
manusia, yang analisanya bukan dari perspektif teori rasionalisasi, tetapi dari
perspektif lain, termasuk ide teoritis tentang uang dari George Simmel. Karya
tentang restoran fast-food dan kartu kredit telah membawa kesadaran pada diri
Ritzer bahwa apa yang sesungguhnya menjadi minat dia adalah sosiologi
konsumsi, yang belum banyak dikembangkan di Amerika Serikat, setidaknya jika
2
Lihat M. J. Alhabeeb, ‘Book Reviews : George, Ritzer, Expressing America: A Critique of the
Global Credit Card Society. Thousand Oaks, CA: Pine Forge Press, 1995. Pp. 240’, International
Journal of Comparative Sociology, 38.1–2 (1997), 177–80.

4
dibandingkan dengan Great Britain dan Negara Eropa lainnya. Hal ini
menghasilkan Enchanting a Disenchanted World: Revolutionizing the Means of
Consumption (1999), dimana Ritzer menggunakan teori Weberian-Marxian, dan
teori post-modern untuk menganalisa alat-alat konsumsi baru menjadi cara orang
Amerika dan belahan dunia lain mengkonsumsi barang dan jasa.

Capaian global dari McDonald dan McDonaldisasi, kartu kredit, dan alat-
alat konsumsi baru membawa Ritzer minat pada globalisasi dan menghasilkan
buku Globalization Of Nothing (2004). Sementara dia tidak bisa
mengesampingkan isu metateoritis, sehingga baru-baru ini dia membahasnya,
rencana Ritzer sekarang adalah melanjutkan penggunaan teori untuk memikirkan
dunia kontemporer, khususnya konsumsi dan globalisasi.

2.2 Metateorisasi Dalam Sosiologi

Ritzer mengemukakan bahwa ada tiga paradigma utama dalam bidang


sosiologi: fakta sosial, definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial. Paradigma
fakta sosial menitikberatkan pada fakta, struktur dan pranata sosial pada tataran
makro. Paradigma ini berasal dari pemikiran Max Weber tentang perilaku sosial.
Perilaku sosial mengacu pada menempel pada individu dan bertukar dengan
perilaku (perilaku) yang tidak terpikirkan dalam interaksi dengan orang lain.

Penjelasan Ritzer tentang paradigma sosiologi juga didukung oleh buku-


bukunya yang lain, misalnya (Metatheorizing) (1992), yang menjelaskan perlunya
kajian sistematis teori sosiologi. Ritzer percaya bahwa dengan banyak belajar
untuk lebih memahami teori, teori-teori baru dan perspektif teoretis yang lebih
luas dapat tercipta.

Dalam kajian Ritzer, metateori merupakan subdomain sosiologi yang


bertujuan untuk menelaah aktivitas-aktivitas penelitian dalam teorisasi didalam
sosiologi. Metateori dimaknai sebagai studi releksif atas struktur yang mendasari
sosiologi secara umum serta berbagai komponen didalamnya. Metasosiologi

5
memasuki banyak bidang yaitu wilayah substantive, konsep struktur, metode,
data, serta teori.3

Tak hanya sosiolog yang melakukan meta-analisis dalam arti membuat


studi refleksif dalam sosiologi. Pakar lain yang melakukannya antara lain filsuf,
psikolog, ilmuwan politik, sejarawan dan sejumlah ilmuwan lainnya. Di luar fakta
bahwa meta-analisis ditemukan juga dibidang ilmu lain, berbagai jenis sosiolog,
tak hanya pakar metateori saja, juga melakukan analisis serupa. Kita dapat
mengelompokan berbagai tipe meta-analis dalam sosiologi di bawah judul
Metasosiologi yang dapat didefinisikan sebagai studi refleksif tentang struktur
yang melandasi sosiologi pada umumnya. Yang membedakan karya dibidang
metateori ini bukanlah proses studinya, tetapi sifat produk akhirnya. Ada tiga
tipe metatheorizing yang sebagian besar ditentukan oleh perbedaan dalam bentuk
akhir.

a) Tipe pertama methateorizing, sebagai alat untuk mencapai pemahaman


lebih dalam tentang teori, meliputi studi tentang teori untuk
menghasilkan pemahaman yang lebih baik, dan lebih mendalam
tentang teori yang ada. Terdiri empat subtype utama, yang kesemuanya
meliputi studi teori sosiologi, baik formal maupun informal bertujuan
untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam.

 Subtipe pertama (internal intelektual) memusatkan perhatian pada


masalah intelektual atau kognitif yang menjadi bagian dalam
sosiologi. Termasuk ke dalamnya adalah upaya mengenali
paradigm kognitif utamanya.
  Subtipe kedua (internal social) juga melihat kedalam sosiologi,
tetapi lebih memsuatkan perhatian pada faktor sosial ketimbang
faktor kognitif . Pendekatan utamanya disini menekankan pada

3
Herman Arisandi, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern,
Yogyakarta:IRCiSoD,2015, hal : 215

6
aspek komunal dari berbagai jenis teori sosiologi dan termasuk
upaya untuk mengenali “aliran utama” dalam sejarah sosiologi,
pendekatan jaringan yang lebih formal dalam studi tentang
hubungan antarkelompok sosiolog maupun studi tentang teoritisi
itu sendiri yang meneliti afliasi kelembagaan mereka, pola karir
mereka, posisi mereka didalam bidang sosiologi, dan sebagainya.
 Subtipe ketiga (eksternal intelektual) memusatkan perhatian pada
gagasan, peralatan, konsep dan teori bidang ilmu lain yang dapat
digunakan dalam menganalisis teori sosiologi.
 Subtipe keempat, pendekatan (eksternal sosial) bergeser ketingkat
lebih makro untuk melihat masyarakat lebih luas (lingkungan
nasional, sosiokultural, dan sebagainya), dan melihat sifat
pengaruhnya terhadap teori sosiologi.4
b) Tipe kedua, methateorizing sebagai prelude pengembangan teori, yang
memerlukan studi tentang teori yang ada untuk menciptakan teori
sosiologi yang baru.
c)  Tipe ketiga, methateorizing sebagai sumber persepektif yang
melandasi teori sosiologi, studi teori diarahkan ketujuan untuk
menciptakan sebuah persepektif, orang dapat menyebut metateori yang
melandasi sebagian atau seluruh teori sosiologi.

2.3 Metatheori Menurut George Ritzer

Metateorisasi adalah sebuah praktik yang sudah umum di bidang sosiologi.


Sementara teoritisasi sosiologi berupa memahami dunia social, methateorisasi di

4
George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Kencana, 2014, hal. 631-633

7
dalam sosiologi berupaya untuk memahami teorisasi sosiologi. Meneorisasikan
praktik teorisasi juga terjadi dibidang akademik lain, namun hal ini khususnya
sudah lazim  didalam sosiologi.

Awalan’ Meta’ mengandung arti setelah, mendekati, dan melewati, yang


sering digunakan untuk mendeskripsikan studi tingkat ke dua (McMullin,1970).
Misalnya ‘S’ merupakan sebuah subjek studi. Studi ‘S’ merupakan studi tingkat
pertama, S1; dan studi S1 merupakan studi tingkat kedua, S2. Maka, studi tingkat
kedua atau metastudi adalah studi terhadap studi, yang mengatasi sekaligus
melebihi studi tingkat pertama.

Watak metastudi yang mengatasi itu membutuhkan refleksifitas tingkat


tinggi yang terwujud dalam telaah-diri kritis oleh mereka yang terlibat dalam studi
tingkat pertama. tidak semua studi terhadap studi dapat digolongkan kedalam
kategori metastudi. S1 tertentu dapatmenjadi subjek logis untuk bidang seperti
sejarah, kesusastraan, logika, dan filsafat. Studi sejarah sosiologi, misalnya, tidak
niscahya metasosiologis, sebab mungkin studi tersebut tidak memiliki
jenis refleksivitas atau pemantauan-diri yang dibutuhkan metastudi. Setiap studi
tingkat pertama terdiri dari sekurang-kurangnya tiga unsur berikut ini- (1)tujuan,
(2)proses dan (3)produk.

Tujuan S1 adalah mendefinisikan tujuan studi atau tipe pengetahuan yang


harus diperoleh lewat studi tersebut; proses S1 mengacu pada cara untuk
mencapai tujuan studi; dan produk S1 meliputi segala sesuatu yang dihasilkan dari
studi tersebut. Refleksivitas metastudi mencakup pemantauan terus-menerus oleh
para praktisi terhadap studi tingkat pertama lewat telaah-diri (Self-
examination)dan pengarahan-diri (self-Direction).telaah-diri membutuhkan (1)
Penilaian empiris terhadap pencapaian (Produk)studi tingkat pertama dan (2)
Evaluasi kritis terhadap ketetapan maksud studi (tujuan)sekaligus keefektipan
sarana studi (Proses).

Hasil dari telaah tersebut bertindak sebagai dasar untuk pengarahan-diri


misalnya, untuk melanjutkan aktifitas penelitian yang terus menerus atau untuk

8
melakukan perubahan-perubahan yang memang perlu
pendekatanya, metastudi adalah pemantauan reflektif terhadap tujuan, proses, dan
produk studi tingkat pertama dalam bentuk telaah-diri dan pengarahan-diri oleh
para praktisi. Jadi metastudi adalah upaya normative yang bertujuan memaknai
dan memberikan arah pada studi-studi tingkat pertama. metasosiologi adalah salah
satu subtype metastudi,yang terfokus pada aktifitas-aktifitas penelitian dibidang
sosiologi.

Metateori sosiologi adalah subdomain sosiologi yang bertujuan untuk


menelaah aktifitas-aktifitas penelitian dalam teorisiasi di dalam sosiologi. George
Ritzer (1988:188) mendefinisikan metateori studi struktur dasar dalam teori
sosiologi. Mengutip Goldner (1970:46), Ritzer menyatakan
bahwa metateori berkepentingan untuk membahas tingkat sub teoritis
“Infrastuktur” teori namun, tidak seperti furplay Ritzer menolak upaya
metateoritis untuk merumuskan prasyarat-prasyarat untuk mengerjakan
teori.Ritzer berpendapat, metateorisisasi harus berpusat pada
analisis reflektif terhadap teori sosiologi yang masih ada, bukan merumuskan
aturan-aturan a priori untuk praktik teoritis.

Metateori menurut Ritzer merupakan perkembangan baru dalam jajaran teori-


teori sosiologi. Metateori dimaknai sebagai kegiatan melakukan
kajian refleksif terhadap teori-teori yang berkembang dalam sosiologi itu sendiri.
Beragam meta analisis dalam sosiologi disebut Ritzer dengan ”metasosiologi”
yang dimaknai sebagai studi refleksif atas struktur yang mendasari sosiologi
secara umum, serta berbagai komponen-komponen di
dalamnya. Metasosiologi memasuki banyak bidang yaitu wilayah substantif,
konsep struktur, metode, data, dan teori-teori. Dalam buku Ritzer ini,
bagian appendiks, hanya dibahas ”metateori” saja.

2.4 Autobiografi Sebagai Alat Metateori

9
Biografi dan otobiografi membantu untuk memahami studi teoritis
sosiologi umum. Thomas Hankin menggambarkan sejarah ilmu pengetahuan
sebagai berikut: Biografi lengkap seorang ilmuwan tidak hanya mencakup
karakternya, tetapi juga penelitian ilmiahnya dan konteks sosial dan
intelektual pada masanya, tetapi masih dikelilingi oleh tulisan tentang sejarah
sains.
Sains diciptakan oleh individu, tetapi sebagian besar darinya penelitian
ilmiah didorong oleh kekuatan eksternal yang dipengaruhi oleh para ilmuwan
itu sendiri. Biografi adalah lensa sastra, dan dengan lensa ini proses
pembentukan pengetahuan adalah yang paling penting. Anda dapat melihatnya
dengan baik. "Apa yang dikatakan Hankins tentang sains secara umum
menjelaskan arahnya. dari biografi teoritis sosiologi, termasuk saya sendiri.
Biografi dapat digunakan sebagai alat untuk analisis metateoritis.
Peran tokoh dalam perkembangan dan pengembangan ilmu pengetahuan
sangat penting. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu berkembang secara dinamis
melalui hasil ijtihad karakter. Mereka meluangkan waktu untuk memikirkan
pemikiran mereka, mengklarifikasinya, dan kemudian mensosialisasikannya.
Tujuan utama mereka adalah untuk melanjutkan proses berpikir dan
memperkuat kematian pengetahuan.

2.5 Kritikan Terhadap pemikiran Ritzer

Kelemahan metateori Ritzer adalah hasil dari pengabaian kebingungan


epistemologis abad ke-20. Kelalaian ini menimbulkan kontradiksi antara teori-
teori satu paradigma, sementara, misalnya, pada teori-teori berbeda yang berakar
pada filosofi yang sama. Antara fungsionalisme dan teori pertukaran. Menurut

Walker, metateori Ritzer tidak dapat mengikuti perkembangan teori-teori


alternatif baru saat ini. Munculnya teori kritis di berbagai aliran tidak dapat
dikategorikan dalam kerangka metateori Ritzer. Oleh karena itu, pemetaan Ritzer
tidak cocok lagi untuk menjelaskan perkembangan teori saat ini. Munculnya teori

10
kritis juga semakin menunjukkan bahwa pendekatan tripartit (konflik, struktural,
fungsional dan interaksi simbolik) sudah tidak relevan lagi.5

BAB III
5
Zeitlin, Irving M, Memahami Kembali Sosiologi, Kritik Terhadap Sosiologi Kontemporer, 2002
Yogyakarta: Gadjah pustaka. h.212

11
KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan

 George Ritzer lahir pada tahun 1940 di Born, Amerika Serikat. Dia adalah
seorang sosilog Amerika, Ritzer juga seorang Distinguished University
Professor di Universitas Maryland.
 Dalam kajian Ritzer, metateori merupakan subdomain sosiologi yang
bertujuan untuk menelaah aktivitas-aktivitas penelitian dalam teorisasi
didalam sosiologi. Metasosiologi memasuki banyak bidang yaitu wilayah
substantive, konsep struktur, metode, data, serta teori.
 Yang membedakan karya dibidang metateori ini bukanlah proses studinya,
tetapi sifat produk akhirnya. Ada tiga tipe metatheorizing yang sebagian
besar ditentukan oleh perbedaan dalam bentuk akhir.
-Tipe pertama methateorizing,sebagai alat untuk mencapai pemahaman
lebih dalam tentang teori.
-Tipe kedua, methateorizing sebagai prelude pengembangan teori.
-Tipe ketiga, methateorizing sebagai sumber persepektif yang melandasi
teori sosiologi.
 Menurut Walker, Metateori Ritzer tak mampu menampung tumbuhnya
berbagai teori alternatif baru dewasa ini. Kemunculan teori-teori kritis
dengan ragam alirannya, tak mampu ditampung dalam kerangka metateori
Ritzer. Karena itu, pemetaan Ritzer tak lagi tepat untuk menggambarkan
perkembangan teori saat ini.

12
3.2 Saran

Metateori merupakan sebuah filsafat yang berada dibalik sebuah teori.


Dalam hal ini, metateori dapat dikatakan sebagai bagian dari proses
pengembangan pemikiran seorang peneliti yang kemudian menentukan tahap-
tahap berikutnya dalam kegiatan ilmiah, maka dari itu dianggap penting
menguasai metateori agar mempermudah kita dalam melakukan studi ilmu
pengetahuan.

13
DAFTAR PUSTAKA

George Ritzer, Triwibowo , 2015, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenadamedia


Group.

George Ritzer, 2012, Teori Sosiologi dari klasik sampai perkembangan terakhir


Post modern, Jakarta: Pustaka Pelajar.

Herman Arisandi, 2015, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari


Klasik Sampai Modern, Yogyakarta: IRCiSoD. 

George Ritzer, Douglas J. Goodman, 2016, Teori Sosiologi (Dari Teori Sosiologi


Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern), Bantul: Kreasi
Wacana.

George Ritzer, Alimandan, 2014,  Sosiologi Ilmu Pengetahuan


Berparadigma Ganda, Jakarta: Rajawali Pers.

Ritzer, George dan Barry Smart. Handbook Teori Sosial. 2011. Bandung:   Nusa   


Media.

Zeitlin, Irving M, Memahami Kembali Sosiologi, Kritik Terhadap


Sosiologi Kontemporer, 2002 Yogyakarta: Gadjah pustaka

14

Anda mungkin juga menyukai