Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN PENDUDUK MELALUI PROGRAM KELUARGA

BERENCANA DAN STUDI KASUS DI JAWA BARAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sosiologi Kependudukan

Dosen pengampu: Dr. Muhammad Zuldin, M. Si

Disusun oleh:

Abdul Hafidz 1198030002

Afrizal Rahman 1198030007

Ambar Widhiastuti 1198030025

Azda Puspita Rahayu 1198030042

Semester VI/ Kelas A

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT sebagai pemberi
rahmat serta karunia sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi kita semua,
Nabi Muhammad SAW yang mana dengan kehadirannya mampu menuntun manusia dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang bederang serta sebagai pemberi syafaat kepada
seluruh umatnya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada Dr. Muhammad
Zuldin, M.Si sebagai dosen pengampu pada mata kuliah Sosiologi Kependudukan yang telah
memberi amanah tugas ini kepada kami. Tak lupa kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa makalah dengan judul “Pengendalian Penduduk


Melalui Program Keluarga Berencana dan Studi Kasus di Jawa Barat” ini sangat jauh dari
kata sempurna sebab keterbatasan kemampuan serta waktu yang kami miliki. Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca sebagai pembangun dan
penyempurna makalah ini. Akan tetapi terlepas dari ketidaksempurnaan makalah ini, kami
sangat berharap bahwa makalah ini dapat berguna serta bermanfaat bagi bertambahnya ilmu
pengetahuan para pembaca.

Bandung, 06 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

2.1 Pengertian Keluarga Berencana.................................................................................... 3

2.2 Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana.......................................................................4

2.3 Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana.......................4

2.4 Studi Kasus Keluarga Berencana di Jawa Barat.............................................................6

BAB III......................................................................................................................................8

PENUTUP.................................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................8

3.2 Saran................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Masalah kependudukan utama yang dihadapi di Indonesia adalah tingkat
pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi dan kurang seimbangnya penyebaran
dan struktur umur penduduk. Di Indonesia program KB mulai dicanangkan sejak 1957.
Perencanaan program KB ini ditandai dengan didirikannya sebuah Perkumpulan Keluarga
Berencana (PKB). Dengan menggalakan program KB laju pertumbuhan penduduk dapat
dikendalikan sehingga bisa mendukung program pemerintah untuk membangun bangsa.1
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya.
Sedangkan 1900-2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang
menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, program Keluarga Berencana
(KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. Tanpa program KB jumlah
penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
palingdasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan
dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan
yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang
sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena
metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, Kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsi (Depkes RI,1998).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Keluarga Berencana?
2. Apa tujuan dan manfaat Keluarga Berencana?
3. Bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam program Keluarga Berencana?
4. Bagaimana studi kasus program Keluarga Berencana di Jawa Barat?

1.3 Tujuan Penulisan


1
Eka Yuliana, PERANAN KEPALA ADAT DALAM SOSIALISASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI PAMPANG
KELURAHAN SUNGAI SIRING SAMARINDA, eJournal Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (2) : 95 - 108

1
1. Untuk mengetahui pengertian Keluarga Berencana
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Keluarga Berencana
3. Untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dan masyarakat dalam program
Keluarga Berencana
4. Untuk mengetahui bagaimana studi kasus program Keluarga Berencana di Jawa Barat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah suatu Program Sosial Dasar yang sangat penting artinya
bagi kemajuan suatu daerah. Program ini memberikan konstribusi yang besar bagi
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di masa kini dan yang akan datang. Dalam dasa
warsa terakhir ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk dapat menselaraskan antara
Program keluarga Berencana dengan Kesehatan Reproduksi sesuai dengan tuntutan
masayarakat dan perkembangan zaman.2

Menurut WHO (World Healt Organisation) keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Pelaksanaan pelayanan Keluarga berencana yang berkualitas dilandasai oleh Undang-


Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
keluarga sejahtera. Sejalan dengan itu kebijaksanaan pelayanan KB tidak hanya berorientasi
pada angka kelahiran namun berfokus pula pada upaya-upaya pemenuhan permintaan
kualitas pelayanan.

Salah satu tugas pokok pembangunan KB menuju pembangunan keluarga sejahtera


adalah melalui upaya pengaturan kelahiran yang dapat dilakukan dengan pemakaian
kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan
reproduksi sehingga dapat mengurangi resiko kematian dan kesakitan dalam kehamilan.3
Tujuan dari program keluarga berencana ini sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
di dalam keluarga, yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan masing-

2
Devi Iren Fitria, 2010. Partisipasi Laki-laki Dalam Program KB (Studi Analisis Gender Tentang Partisipasi Laki-
laki Dalam Program KBdi Kelurahan Serengan Kecamatan Serengan Kota Surakarta), Skripsi Universitas
Sebelas Maret
3
Ekarini, Sri Madya Bakhti, 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Partisipasi Pria Dalam
Keluarga Berencana Di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. (Semarang : Universitas Diponegoro)

3
masing dalam mengantisipasi setiap pengaruh negative yang mengancam keutuhan keluarga
sebagai unit terkecil yang paling utama dari masyarakat.

2.2 Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana

Tujuan umum Keluarga berencana yaitu meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam
rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.4 Tujuan lain atau tujuan khusus meliputi pengaturan
kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Hal ini sesuai dengan teori pembangunan menurut Alex Inkeles dan David Smith yang
mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar perkara pemasok modal dan teknologi saja
tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu mengembangkan sarana yang berorientasi pada
masa sekarang dan masa depan, memiliki kesanggupan untuk merencanakan dan percaya
bahwa manusia dapat merubah alam bukan sebaliknya.5

Manfaat Keluarga Bencana (KB) menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


yaitu : (1) Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan; (2) Meningkatkan kesehatan ibu
dan anak; (3) Meningkatkan kesejahteraan keluarga; (4) Mengatur dan menjarangkan
kehamilan; (5) Meningkatkan kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi anak; (6)
Menurunkan risiko kematian ibu dan bayi.

2.3 Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana

2.3.1 Peran Pemerintah

Salah satu usaha pemerintah dalam melakukan pengendalian penduduk yaitu


keluarga berencana. Keseriusan pemerintah dalam pengendalian penduduk melalui
keluarga berencana dengan didirikannnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN). Sebelum menjadi organisasi resmi pemerintah, BKKBN dimulai dari
suatu organisasi yang murni berstatus swasta pada tahun 1957, kemudian menjadi
organisasi semi pemerintah pada tahun 1968 dan pada tahun 1970 menjadi organisasi
resmi pemerintah sebagai pelaksana dan pengelola program KB nasional sampai dengan
era baru pada saat ini.
Strategi yang dilakukan oleh BKKBN untuk pengembangan pesan KB, yaitu:
Pertama, pesan inti bahwa KB mewujudkan keluarga kecil berkualitas; Kedua, slogan
4
Koes Irianto, Pelayanan Keluarga Berencana Dua anak cukup (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 7
5
Ari Sulistyawati, Pelayanan Keluarga Berencana (Jakarta: selemba medika, 2011) hlm. 13

4
KB yaitu 2 anak cukup; Ketiga, penetrasi: pendekatan pesan dan appeals (positif vs
negatif, humor vs seius, emosional vs rasional); Keempat, agar program KB tetap diingan
oleh masyarakat luas, perlu dilakukan positioning dengan pesan sentral: KB mewujudkan
keluarga kecil berkualitas dengan slogan 2 anak lebih baik.
Untuk menyukseskan dan melancarkan program KB, BKKBN melakukan strategi
media, yaitu: Pertama, above the line; Kedua, social media. Above the line media adalah
media massa yang mempromosikan suatu campaign untuk meraih targetnya, yaitu terdiri
dari: (1) Televisi; (2) Radio; (3) Koran, majalah atau tabloid; (4) Billboard dan spanduk.
Social media adalah suatu medium digital yang memberikan pelayanan terhadap
penggunanya untuk saling berkomunikasi. Pada masa kini, media sosial juga digunakan
untuk mempromosikan suatu campaign untuk meraih targetnya, yaitu terdiri dari: (1)
Youtube; (2) Facebook; (3) Instagram; (4) Twitter.

2.3.2 Peran Masyarakat


Pelaksanaan program KB menggunakan pendekatan kemasyarakatan yang berarti
pendekatan ini diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan juga
pendekatan koordinasi aktif artinya mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program
KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan
mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan
kemitraan sejajar.
Pada hakikatnya, untuk menyiapkan masyarakat agar mereka mau ikut serta secara
aktif berpartisipasi dalam program KB dan program pemerintah lainnya yang bertujuan
untuk memperbaiki mutu hidup (kesejahteraan) masyarakat, baik secara ekonomi, sosial,
fisik, maupun mental. Walaupun partisipasi masyarakat merupakan sesuatu yang harus
ditumbuhkembangkan dalam proses pembangunan, namun pada praktiknya tidak selalu
diupayakan sungguh-sungguh. Dari sisi lain, tumbuh dan kembangnya partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan, mensyaratkan adanya kepercayaan dari
masyarakat dan kesempatan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat untuk
terlibat secara aktif di dalam program KB tersebut.
Interaksi lebih fokus kepada hubungan-hubungan antara orang-orang secara
individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok. Interaksi
yang terjalin baik akan membuat program KB berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi sosial yang

5
memiliki nilai-nilai positif dan mendukung individu atau kelompok dalam mencapai
tujuan yang sudah ditentukan. Terbagi lagi kepada dua bagian:
a. Kerjasama
Kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunya
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut.
Kaitannya dengan peran serta masyarakat dalam program KB ini peranan
tokoh informal dan tokoh masyarakat sangat penting terutama dalam hal
mempengaruhi, memberi contoh, dan menggerakkan keterlibatan seluruh masyarakat
di lingkungannya guna mendukung keberhasilan program.
b. Asimilasi
Dengan adanya asimilasi, para pihak lebih saling mengenal dan timbul benih-
benih toleransi dengan mudah untuk saling mendekati dan saling mengingatkan.

2.4 Studi Kasus di Jawa Barat

Jawa Barat merupakan Provinsi terbesar di Indonesia yang penduduknya mencapai 43


juta orang tahun 2010, meningkat tajam dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Ini berarti,
setidaknya satu dari lima orang penduduk Indonesia tinggal di Jawa Barat. Untuk
menghadapi baby booming khususnya di Provinsi Jawa Barat, Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat berusaha mengendalikan angka
kelahiran melalui program Keluarga Berencana.6 Dan BKKBN Provinsi Jawa Barat
mempunyai tugas yaitu mewujudkan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di berbagai
kota dan kabupaten di Jawa Barat. Untuk itu BKKBN provinsi Jawa Barat melaksanakan
program KB di berbagai lokasi yang tersebar di Jawa Barat.

Keluarga Berencana (KB) adalah proses perencanaan sebuah keluarga dengan


mengatur waktu kehamilan yang sesuai dengan keinginan. Dengan dibuatnya kebijakan
tentang Program Keluarga Berencana (KB) ini tentu saja dilandasi dengan kebutuhan
masyarakat untuk membangun keluarga bahagia dan sejahtera. Disisi lain timbul permasalah

6
Wawan Setiawan. Strategi Kampanye Public Relations Bkkbn Propinsi Jawa Barat Melalui Kie Kreatif (Studi
Kasus Tentang Kampanye Keluarga Berencana Melalui Komunikasi, Informasi Dan Edukasi (Kie) Kreatif Di
Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (Bkkbn) Propinsi Jawa Barat), Tesis Universitas
Padjadjaran.

6
lain yang dimana pertumbuhan masyarakat meningkat yang berdampak pada kepadatan
penduduk.

Pertumbuhan penduduk di Jawa Barat yang sangat pesat perlu ada program untuk
memperlambatnya. Program Keluarga Berencana merupakan program yang bertujuan untuk
mengupayakan peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagian dan sejahtera (BKKBN, 2008).
Penekanan dari program Keluarga Berencana ini adalah adanya peran serta dari masyarakat
baik itu laki-laki maupun perempuan.

Di Provinsi Jawa Barat tahun 2009 tercatat ada 8.842.229 pasangan usia subur (PUS)
(BKKBN Jawa Barat 2009). Jumlah jika tidak dikendalikan dengan program Keluarga
Berencana akan mendongkrak penduduk Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 sebanyak
45.512.637 jiwa. Hasil sensus 2010 penduduk Provinsi Jawa Barat berjumlah 43.021.826
jiwa. Jadi dengan demikian ada selisih yang cukup besar jumlah penduduk menurut perkiraan
jika pasangan usia subur tidak dikendalikan oleh program Keluarga Berencana (KB) dengan
hasil sensus. Kondisi ini menggambarkan bahwa program Keluarga Berencana di Provinsi
Jawa Barat cukup berhasil untuk menekan kelahiran.7

Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) sangat tergantung kepada partisipasi


masyarakat. Tingkat partisipasi masyarakat dalam program Keluarga Berencana (KB) yang
tinggi diharapkan tujuan dari program Keluarga Berencana (KB) dapat tercapai. Salah satu
indikator keberhasilan dari program Keluarga Berencana (KB) adalah menurunnya tingkat
pertumbuhan penduduk.

7
Nandang Mulyana & Dessy Hasanah S.A. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM KELUARGA
BERENCANA, 4 (1) : 97.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setiap manusia berhak hidup dan berhak untuk memiliki keturunan tergantung
keinginan. Program KB (Keluarga Berencana) dicanangkan untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk. Keluarga Berencana juga merupakan salah satu cara untuk menunda
perkawinan dan mengurangi kelahiran bayi ke dunia dengan tujuan membuat keluarga yang
sederhana dan tercukupi. Keseriusan pemerintah dalam pengendalian penduduk melalui
keluarga berencana dengan didirikannnya Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN).

3.2 Saran

Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan adalah agar kita dapat mengetahui
lebih jauh lagi tentang Program Keluarga Berencana. Penyusun juga berharap agar makalah
ini dapat dijadikan bahan bacaan atau referensi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Iriany, I. S., Purnawan, A., & Nugraha, A. Y. (2019). Partisipasi Masyarakat Dalam Program
Keluarga Berencana (KB) Di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut. Jurnal
Pembangunan Dan Kebijakan Publik, 10(2).

Biroli, A. (2015). Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Keluarga Berencana (Studi


Fenomenologi Terhadap Masyarakat di Dusun Karanggawang, Desa Pagersari, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang). DIMENSI-Journal of Sociology, 8(1).

Febriansyah, M. (2015). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Program Keluarga Berencana
Di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara. Journal Administrasi Negara,
3(3).

Dr. Spurgeon S. "Difference between ‘above the line’ and ‘below the line’ advertising". Diakses pada
4 Juni 2022 (https://www.linkedin.com/pulse/difference-between-above-line-below-
advertising-dr-spurgeon-sugumar).

Gramedia Blog. "Pengertian Media Sosial, Sejarah, Fungsi, Jenis, Manfaat, dan Perkembangannya".
Diakses pada 4 Juni 2022 (https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-media-sosial/).

Nandang Mulyana & Dessy Hasanah S.A. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI


PROGRAM KELUARGA
BERENCANA.

Wawan Setiawan. STRATEGI KAMPANYE PUBLIC RELATIONS KELUARGA BERENCANA


MELALUI KIE KREATIF, (Studi Kasus Tentang Kampanye Keluarga Berencana Melalui
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kreatif Di Badan Kependudukan Dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Jawa Barat).

Irianto, Koes. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana Dua anak cukup, Bandung.
Sulistyawati, Ari (2011). Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta: selemba medika.

Devi Iren Fitria, 2010. Partisipasi Laki-laki Dalam Program KB (Studi Analisis Gender Tentang
Partisipasi Laki-laki Dalam Program KBdi Kelurahan Serengan Kecamatan Serengan Kota
Surakarta), Skripsi Universitas Sebelas Maret

Ekarini, Sri Madya Bakhti, 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Partisipasi
Pria Dalam Keluarga Berencana Di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. (Semarang :
Universitas Diponegoro)
Eka Yuliana, PERANAN KEPALA ADAT DALAM SOSIALISASI PROGRAM KELUARGA
BERENCANA DI PAMPANG KELURAHAN SUNGAI SIRING SAMARINDA, eJournal Ilmu
Komunikasi, 2013, 1 (2).

Anda mungkin juga menyukai