Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

BERENCANA

diajukan untuk memenuhi tugas:

Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi


Dosen Pembimbing:

Ibuk Siti Khadijah, S.SiT,M. Biomed

Disusun oleh :

Febriani Wulandari

204210408

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat mengerjakan tugas dengan judul “Konsep
Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana”

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis dengan senang hati menerima tanggapan, kritikan, dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Akhir kata, kepada Allah SWT jugalah kita
berserah diri, semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Biaro, Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kependudukan......................................................................2

2.2 Permasalahan Kesehatan Kependudukan di Indonesia...........................2

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan kependudukan Indonesia..........4

2.4 Upaya Pemerintah Menangani Permasalahan Kependudukan ...............4

2.5 Pengertian dan Tujuan KB serta Hubungan Kespro, KB dan


Kependudukan...............................................................................................7

PENUTUP.................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga berencana termasuk ke dalam 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau


Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati oleh negara-negara anggota PBB
tahun 2015. Keluarga berencana terdapat pada tujuan untuk menjamin kehidupan sehat
dan mendukung kesejahteraan bagi semua di segala usia. Pemerintah telah menetapkan
kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan program keluarga berencana.
Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga
menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian kependudukan?

1.2.2 Apa permasalahan kesehatan kependudukan di Indonesia?

1.2.3 Apa faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan penduduk Indonesia?

1.2.4 Apa upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan kependudukan


Indonesia?

1.2.5 Apa pengertian, tujuan serta hubungan kependudukan, kesehatan reproduksi


dengan program keluarga berencana?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kependudukan.

1.3.2 Untuk mengetahui permasalahan kesehatan kependudukan di Indonesia.

1.3.3 Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan penduduk


Indonesia.

1.3.4 Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan


kependudukan Indonesia.

1.3.5 Untuk mengetahui pengertian, tujuan serta hubungan kependudukan, kesehatan


reproduksi dengan program keluarga berencana.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kependudukan

Kependudukan adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,
budaya, agama serta kesehatan penduduk.

Penduduk (UU.RI.No.10 tahun 1992) adalah orang dalam matranya sebagai pribadi,
anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara dan himpunan kwantitas yang
bertempat tinggal disuatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.

2.2 Permasalah Kesehatan Kependudukan Indonesia

a. Kematian ibu akibat melahirkan

Pada saat ini, angka kematian ibu sudah mengalami penurunan. Namun, jumlahnya
tetap masih jauh dari target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas
pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat,
dan faktor-faktor lainnya.

Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah tengah menggencarkan program


pembangunan puskesmas, diiringi pula dengan peningkatan kualitas pelayanannya.
Pemerintah juga sedang menciptakan pola keanekaragaman makanan untuk gizi ibu
hamil. Program KB yang dicanangkan juga digunakan untuk menurunkan angka
kematian ibu.

b. Kematian bayi, balita dan remaja

Penyebab kematian utama pada bayi dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death
(IUFD) dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab
kematian utama yang dialami adalah pneumonia dan diare.

Faktor lingkungan serta kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan sangat
memengaruhi kondisi bayi. Maka dari itu, untuk menangani tantangan ini pemerintah
akan menciptakan langkah-langkah persiapan untuk calon ibu, agar mereka benar-
benar siap menghadapi kehamilan dan persalinan.

Untuk remaja, penyebab kematian utama di samping kecelakaan transportasi adalah


DBD dan tuberkulosis. Umumnya ini disebabkan karena penggunaan tembakau atau
rokok. Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah menetapkan pelaksanaan UKS
yang diwajibkan di setiap sekolah untuk mempromosikan masalah kesehatan.
Prioritas program UKS adalah perbaikan gizi usia sekolah, kesehatan reproduksi, dan
deteksi dini penyakit tidak menular.

2
c. Masalah gizi buruk

Masalah gizi di Indonesia masih sangat kompleks. Tidak hanya masalah kekurangan
gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani dengan
serius.

Untuk mengatasi masalah stunting, pemerintah mengadakan program sosialisasi


kepada masyarakat agar dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu dan anak.
Pemerintah menetapkan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, terhitung sejak
konsepsi hingga anak berusia 2 tahun.

d. Meningkatnya penyakit menular

Masalah penyakit menular juga masih mendominasi dunia kesehatan Indonesia.


Prioritas utama pemerintah adalah membasmi HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria,
DBD, influenza, dan flu burung. Indonesia juga masih belum sepenuhnya mampu
mengendalikan penyakit seperti kusta, filariasis, dan leptospirosis.

Strategi pemerintah dalam memberantas masalah ini adalah dengan meningkatkan


vaksin dan imunisasi, seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus.
Strategi ini terbukti ampuh, karena pada tahun 2014 Indonesia sudah dinyatakan
bebas polio.

Untuk mengendalikan penyakit HIV/AIDS, pemerintah mengadakan sejumlah


persiapan yang mencakup tata laksana penanganan pasien, tenaga kesehatan,
pelayanan kesehatan (khususnya rumah sakit), dan laboratorium kesehatan.

e. Meningkatnya penyakit tidak menular

Penyakit tidak menular yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia meliputi
hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Selain itu, jumlah kematian akibat rokok juga terus meningkat.

Strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini adalah dengan melaksanakan


Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM),
sebagai upaya memonitor dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di
masyarakat.

f. Masalah Kesehatan Jiwa

Berdasarkan data, lebih dari 14 juta jiwa masyarakat Indonesia menderita gangguan
mental dan emosional. Sementara itu, lebih dari 400.000 orang menderita gangguan
jiwa berat (psikotis).

Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah memprioritaskan pengembangan Upaya


Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah
puskesmas. Program ini bekerja sama dengan masyarakat, untuk mencegah
meningkatnya gangguan jiwa.

3
2.3 Faktor-fator yang Mempengaruhi Kesehatan Penduduk

a. Faktor lingkungan (ekonomi, sosial, politik dan budaya)

Masyarakat dengan ekonomi rendah cenderung rentan terkena penyakit, karena


kurang nya biaya untuk memenuhi kebutuhan gizi dan akses untuk mendapatkan
pelayanan kesehatann.

b. Faktor genetik

Jika orang tua menderita suatu penyakit kemungkinan besar itu akan diturunkan
kepada anaknya.

c. Gaya hidup

Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, meminum minuman keras dan
pemakaian narkoba.

d. Faktor pelayanan kesehatan

2.4 Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Kesehatan Kependudukan Indonesia

a. Program KB dan Kespro

KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran
(Depkes RI, 1999; 1).

KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk


menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran (Hartanto, 2004; 27).

KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak
anak serta waktu kelahiran (Stright, 2004; 78).

Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta


mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Di samping itu KB
diharapkan dapat menghasilkan penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sasaran dari program KB,
meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan, dan sasaran tidak langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola
KB, dengan cara menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga
sejahtera.

4
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 Kesehatan Reproduksi yang menjamin
setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu, aman
dan dapat dipertanggung jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin kesehatan
perempuan dalam usia reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat,
berkualitas yang nantinya berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu.

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,
mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari
penyakit melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang
aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah (Depkes RI, 2000).

Kesehatan Reproduksi ada dua tujuan yang akan dicapai, yaitu tujuan utama dan
tujuan khusus.

- Tujuan Utama

Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada


perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan
sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan
proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan
kualitas kehidupannya.

- Tujuan Khusus

 Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi


reproduksinya.

 Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan


kapan hamil, jumlah dan jarak kehamilan.

 Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan
pasangan dan anak-anaknya.

b. PIK-R/M

PIK Remaja adalah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan
kehidupan berkeluarga.

Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dilaksanakan


berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi kehidupan remaja
dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice healthy life). Empat
bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja sangat ditentukan oleh
berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang sehat. Dengan kata lain

5
apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar remaja yang bersangkutan
akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain.

Dari data-data yang berkaitan dengan gambaran perilaku sehat remaja, khususnya
yang berhubungan dengan risiko TRIAD KRR (Seksualitas, NAPZA, HIV dan
AIDS), tampaknya sebagian remaja Indonesia berperilaku tidak sehat.

Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, Pemerintah telah melaksanakan dan


mengembangkan program PKBR yang diarahkan untuk mewujudkan Tegar Remaja
dalam rangka Tegar Keluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
Ciri-ciri Tegar Remaja adalah remaja yang menunda usia pernikahan, remaja yang
berperilaku sehat, terhindar dari risiko TRIAD KRR (Seksualitas, Napza, HIV dan
AIDS), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera serta menjadi
contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya.

c. Genre revolusi mental

Generasi Berencana (Genre) merupakan bentuk nyata implementasi Gerakan Nasional


Revolusi Mental (GNRM), yang jadi contoh anak muda. Dengan pemuda aktif di
Genre, maka pemahaman terkait pergaulan sehat dan sosialisasi gerakan antinarkoba
dapat terus didorong.

Para Duta Genre merupakan pelopor revolusi mental. Tugas mereka sangat mulia
yaitu memberikan counseling terhadap para pemuda dan juga mensosialisasikan
pergaulan yang sehat dan gerakan antinarkoba.

Gerakan Revolusi mental terdiri dari tiga nilai utama yaitu gotong royong, etos kerja,
dan integritas. Selain itu, revolusi mental juga memiliki lima gerakan yaitu Gerakan
Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan
Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

d. Bonus demografi 2030

Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yakni jumlah penduduk
usia produktif berusia (15-64 tahun) meningkat dbanding penduduk usia tidak
produktif. Pada periode tersebut penduduk usis produktif dipredikse mencapai 64%
dari jumlah total penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa. Agar Indonesia
dapat meemtik manfaat maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya
manusia usia produktif melimpah harus diimbangi dengan penningkatan kualitas dari
sisi pendidikan dan keterampilan termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan
pasar tenaga kerja.

6
e. Indonesia emas tahun 2045

Indonesia Emas 2045 menjadi impian besar untuk menciptakan Indonesia yang
mampu bersaing dengan bangsa lain dan dapat menyelesaikan sejumlah
permasalahan, mulai dari korupsi, kesenjangan, hingga kemiskinan.

Indonesia emaas adalah visi pemerintah dalam memandang kesejahteraan bangsa


Indonesia tepat di usianya yang ke 100 (1945-2045). Dalam usia emas tersebut,
Indonesia dicanangkan menjadi Negara maju yang mandiri dengan kehidupan yang
makmur juga adil.

Untuk mecapai impian Indonesia tersebut, pencapaian visi Indonesia 2045 didukung
oleh 4 pilar utama, yaitu:

 Pembangunan SDM dan penguasaan Iptek

 Perkembangan ekenomi berkelanjutan

 Pemerataan pembangunan

 Ketahanan nasional dan tatakelola pemerintahan

Generasi emas sebagai generasi penerus bangsa yang akan menentukan masa depan
dan int depan diri dan bangsegritas bangsa Indonesia.

Adapun faktor yang menghambat pencapaian Indonesia emas tahun 2045

- Korupsi

- Hilangnya rasa nasionalisme dari warga negara

- Perpecahan di dalam bangsa

- Kekayaan alam yang di ambil oleh pihak asing

2.5 Pengertian, Tujuan Program KB Serta Hubungan Kespro, KB dan Kependudukan

a. Pengertian KB

Pengertian program KB menurut UU no 10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan


kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pedewasaan usia perkawinan(PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan tatanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

b. Tujuan program KB

- Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga


tersebut

- Mencanangkan keluarga kecil dengan cukup 2 anak

7
- Mencegah terjadinya pernikahan di usia dini

- Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia yang terlalu muda
atau terlalu tua, atau akibat penyakit sistem reproduksi.

- Menekan jumlah penduduk serta menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan


jumlah penduduk di Indonesia

c. Hubungan kespro, KB dan kependudukan

Kesehatan reproduksi yang mempengaruhi tingkat tingginya kelahiran atau natalitas.

Dan semakin tinggi tingkat kelahiran maka akan mempengaruhi kependudukan yang
semakin tinggi dan grafiknya terus naik.

Seiring dengan kenaikan jumlah penduduk juga akan mempengaruhi pemukiman


penduduk dan tingkat kesejahteraan masyarakat, lahan juga akan semakin sempit dan
ketersediaan air bersih juga semakin sedikit Oleh karena itu pemerintah mengadakan
program KB atau keluarga berencana dimana memiliki fungsi agar seorang ibu tidak
memiliki terlalu banyak anak.

Program ini tidak wajib diikuti namun sangat disarankan, karena dapat menekan
tingkat natalitas sehingga menjaga kepadatan penduduk tetap stabil, banyak cara yang
dapat dilakukan untuk melakukan teknik KB sebagai contoh saja misalnya dengan
menggunakan penyumbatan tuba falopi sehingga sel telur tidak dapat bertemu dengan
sel sperma pria.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kependudukan adalah hal ikhwal yang berkaitan dengan jumlah, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,
budaya, agama serta kesehatan penduduk.

Beberapa permasalahan kesehatan kependudukan Indonesia pada saat sekarang ini adalah
masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyakit menular, penyakit tidak menular,
permasalahn gizi buruk, dan masalah psikologis masyarat terutama kaum remaja.

Adapun faktor yang mempengaruhi permasalahan kesehatan kependudukan masyarakat


adalah faktor lingkungan (faktor sosial, ekonomi, polik dan budaya), faktor genetik,
faktor gaya hidup dan faktor pelayanan kesehatan.

Program KB menurut UU no 10 tahun 1992 adalah upaya peningkatan kepedulian dan


peran serta masyarakat melalui pedewasaan usia perkawinan(PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan tatanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.

Adapun upaya pemerintah dalam menangani permasalahan kesehatan kependudukan


Indonesia yaitu dengan adanya program KB dan kespro, PIK-R, Genre revolusi mental,
Bonus demografi 2030, dan Indonesia emas tahun 2045.

3.2 Saran

Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
saran dan kritik dari ibu dosen sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih baik
lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amanda, Gita. 2018. Generasi Berencana Pelopor Gerakan Revolusi Mental Kaum Muda.
https://www.republika.co.id/berita/pi2iu7423/generasi-berencana-pelopor-gerakan-revolusi-
mental-kaum-muda. (diaskses 13 Agustus 2021)
Anonim. 2021. 6 Masalah Kesehatan Terbesar Indonesia. https://www.guesehat.com/6-
masalah-kesehatan-terbesar-di-indonesia. (diaskses 13 Agustus 2021)
Arum, Dyah Novitati Setya dan Sujiyatini. 2008. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Mitra Cendika:Yogyakarta.
Kementrian Kesehatan Indonesia. 2018. Bersama Selesaikan Masalah Kesehatan.
https://www.kemkes.go.id/article/print/18012900004/bersama-selesaikan-masalah-
kesehatan.html. (diaskses 13 Agustus 2021)
Nareza, Meva. 2020. Kenali Tujuan dan Manfaat Program Keluarga Berencana.
https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/kenali-tujuan-dan-manfaat-program-keluarga-berencana/.
(diaskses 13 Agustus 2021)

10

Anda mungkin juga menyukai