Anda di halaman 1dari 10

FETAL POSITIONS & FETAL SKUL

Fetal positions yang akan di bahas pada bab ini adalah Letak. Persentasi,
posisi, dan variasi. menentukan letak, Persentasi, posisi, dan variasi janin
merupakan pengetahuan dasar untuk menentukan kemajuan sebuah persalinan.

Letak adalah hubungan antara sumbu panjang janin dan sumbu panajang
ibu. ada tiga kemungkinan letak janin yaitu: logitudinal, lintang dan oblig .

Presentasi ditentukan oleh bagian presentasi, yang merupakan bagian


pertama janin yang memasuki Pintu atas panggul. Ada tiga kemungkinan presentasi
janin: sefalik, bokong, dan bahu.Presentasi sefalik dan bokong selanjutnya dibagi-bagi
lagi. Presentasi sefalik dapat berupa puncak kepala (verteks), sinsiput, kening, atau
wajah. Presentasi bokong dapat berupa bokong nyata, bokong penuh komplet (paha
f!eksi dan tungkai ekstensi pada Permukaan anterior tubuh), atau kaki yang
membubung (satu atau keduanya).
Sikap janin adalah postur khas janin tersebut, yang ditentukan dengan
melihat hubungan bagian-bagian janin terhadap satu sama lain dan efeknya pada
kolumna vertebralis janin. Sikap janin bervariasi menurut presentasi janin. Sebagai
contoh, janin dalam presentasi verteks memiliki kepala dalam keadaan fleksi-penuh,
ekstremitas fleksi di depan toraks dan abdomen, dan punggung melengkung
cembung. Sikap janin yang lurus seperti ramrod senapan membuat presentasi
sinsiput disebut sebagai sikap militen Sementara, janin dengan presentasi wajah
memiliki kepala yang diekstensikan secara akut, fleksi ekstremitas pada toraks dan
abdomen, dan kolumna vertebralis yang melengkung sampai derajat tertentu
Posisi adalah titik yang dipilih secara acak pada janin untuk setiap presentasi,
yang .dihubungkan dengan sisi kiri atau kanan panggul ibu. Berbagai posisi dijelaskan
pada Tabel 26-3. Posisi umumnya digunakan dengan menggunakan sebutan
ubun-ubun kecil kiri depan (LOA left occipital anterior), sakrum kanan lintang (RST,
right sacral transverse), dan selanjutnya. Salah satu dari sebutan di atas merupakan
jawaban yang diharapkan untuk pertanyaan "Apa posisi- nya?" Secara teknis,
penandaan ini tidak akurat, tetapi dapat ditulis dengan cepat karena sebutan tersebut
bukan saja memberi informasi tentang posisi dan variasi, tetapi juga letak dan
presentasi janin. Sebagai contoh, LOA menyatakan kepada Anda bahwa janin
memiliki letak longitudinal, presentasi puncak kepala, posisi oksiput pada sisi kiri
pelvis ibu. dan variasinya adalah oksiput pada bagian anterior pelvis.

Variasi adalah titik pada janin yang juga dipilih secara acak, yang digunakan
untuk menentukan posisi dalam hubungannya dengan bagian anterior, lintang, atau
posterior pelvis. Tabel 26-3 merangkum berbagai kemungkinan yang terjadi pada
janin.

Letak lintang dan oblik pada persalinan adalah kondisi yang tidak normal.
Kondisi ini memerlukan kolaborasi dengan dokter konsultan Anda dan biasanya
memerlukan tindakan seksio sesaria. Kurang lebih 0,5% wanita memasuki persalinan
dengan presentasi bahu.

Dari semua presentasi yang dikaitkan dengan letak longitudinal, yang paling
umum adalah prsentasi sefalik verteks. Presentasi ini memiliki insiden hampir 95%.
Kira-kira dua pertiganya memiliki posisi oksiput pada Sisi kiri pelvis ibu (LOA, LOT,
LOP) dan sepertiga dengan oksiput pada Sisi kanan pelvis ibu (ROA, ROT, ROP).
Karena kepala biasanya memasuki pintu atas panggul dengan oksiput diarahkan ke
bagian melintang pelvis ibu, posisi paling umum pada awitan persalinan adalah ubun-
ubun kecil kiri lintang (LOT, left occiput transverse

Sekitar 3 sampai 3,5% wanita mengalami persalinan dengan presentasi


bokong (sungsang) dan 0,5% dengan presentasi wajah. Bidan berkolaborasi dengan
dokter pada penatalaksanaan wanita dengan presentasi sungsang atau wajah

Diduga alasan sebagian besar janin ditemukan pada presentasi sefalik pada
saat mencapai usia cukup bulan adalah hubungan antara penurunan jumlah cairan
amnion dan bentuk uterus yang seperti buah pir, sementara bagian yang memiliki
ruangan lebih besar ada di fundus. Walaupun bokong janin (kutub podalik) lebih kecil
dibanding kepala janin (kutub sefalik), gabungan bokong dan ekstremitas bawah yang
fleksi lebih besar karena jarak ekstremitas atas yang fleksi ke kepala, tidak sedekat
jarak ekstremitas bawah ke bokong. Sebelum minggu ke-32 kehamilan, besarnya
kutub-kutub janin bukanlah faktor yang menentukan presentasi janin karena rongga
amnion lebih besar bila dibanding dengan dengan massa total janin. Angka kejadian
presentasi bokong pada saat ini mencapai 50%. Setelah minggu ke-32, kombinasi
antara pertumbuhan janin dan berkurangnya cairan amnion menyebabkan janin
dibatasi o!eh dinding uterus sehingga janin mengakomodasi dirinya ke bentuk uterus,
yang menyebabkan sebagian besar presentasi yang sebelumnya adalah bokong
secara spontan berubah menjadi presentasi verteks pada saat janin mencapai usia
cukup bulan. Janin yang tidak berubah secara spontan kemungkinan disebabkan oleh
bentuk uterus yang abnormal, pertuasan kolumna vertebralis janin, plasenta previa,
hidrosefalus, atau pengaruh yang tidak diketahui. Kemungkinan hidrosefatus harus
disingkirkan karena kondisi ini membuat kutub sefalik lebih besar daripada kutub
podalik. Akomodasi yang dilakukan oleh janin yang mengalami hidrosefalus membuat
kutub sefalik yang lebih besar berada di fundus dan ini merupakan penyebab angka
kejadian presentasi bokong yang tinggi pada kasusmhidrosefalus.

Pemeriksaan dalam selama persatinan setelah serviks mulai berdi!atasi


sangat bermanfaat untuk mengonfirmasi temuan di abdomen sekaligus menegakkan
diagnosis yang pasti, mencakup presentasi, posisi, dan variasi janin. Hal ini terjadi
karena Anda akan mampu meraba garis sutura dan fontanel pada janin, atau bagian
wajah janin, atau bagian bokong janin atau genitalia eksterna, atau ekstremitas janin
(tangan atau kaki). Karena presentasi sefalik verteks sejaut ini merupakan presentasi
yang paling umum, penting untul menguasai pengetahuan tentang penanda
(landmarks penting pada tengkorak janin, seperti ditunjuk pada Tabel 26-4. Oleh
karena itu, posisi dan variasi presentasi vertek ditentukan melalui pemeriksaan dalam
dengan meraba fontanel anterior dan posterior (bentuk dan arah sutur menjauhi
fontanel) dan mengidentifikasi fontanel tertent erada di sisi dan bagian pelvis tertentu
pada ibu. Untuk mengidentifikasi bagian tengkorak janin tertentu yang raba, akan
sangat membantu bila mengingat bahwa sutura sagital merupakan satu šatunya
sutura yang mempunyai fontanel anterior pada salah satu ujung dan fontanel posterior
pada ujung yang lain.

TABEL 26-3. Kemungkinan hubungan janin dengan pelvis maternal untuk setiap
letak dan persentasi

Pemilihan letak
Sebutan untuk posisi dan
Letak Persentasi secara acak pada
variasi
janin

Longitudinal Sefalik Oksiput ROA LOA


verteks
ROT LOT
ROP LOP

Sinsiput Sinsiput (bregma Persentasi sinsiput dan


fontanel anterior) kening biasanya berubah
menjadi persentasi verteks
atau wajah

Kening wajah kening mentum RMA LMA


(dagu)
RMT LMT
RMP LMP

Bokong nyata Sakrum RSA LSA


RST LST
RSP LSP

Bokong Sakrum Sama dengan persentasi


penuh/komplit bokong nyata

Kaki Sakrum Sama dengan persentasi


menumbung bokong nyata

Melintang Bahu Akromion RAA LAA


RAP LAP

Variasi letak lintang tidak


mungkin terjadi

Oblik Pada letak oblik, bidan tidak akan meraba apapun pada pintu atas
panggul. Tidak ada persentasi, posisi, atau variasi yang dikaitkan
dengan letak oblik, yang biasanya merupakan kondisi transisi
Adaptasi Terhadap Pelvis Pemeriksaan dalam selama persalinan juga
memberi informasi lain tentang adaptasi janin terhadap pelvis, khususnya sinklitisme
atau asinklitisme kepala jani da luas motase atau kaput suksedaneum.

Sinklitisme/Asinklisme . merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan


hubungan antara sutura sagital kepala janin dengan simpisis pubis dan sakrum pelvis
ibu. Hubungan ini ditentukan ketika diameter anteropostenior kepala janin berada
lurus dengan diameter lintang pintu atas panggul, yang meruakan kasus yang sering
ditemukan untuk masuk kedalam pintu atas panggul dan penancapan. Ini membuat
garis sutura sagital tengkorak janin berada pada garis yang sama dengan diameter
lintang pintu atas panggul dan oksiput kepala janin pada bagian lintang pelvis ibu.
Sinklitisme merupakan istilah yang digunakan ketika sutura sagital berada di garis
tengah antara simpisis pubis dan tonjolan sakrum. Asisklitisme menunjukkan bahwa
sutura sagital diarahkan kedepan simpisis pubis atau didepan promotorium sakrum
(gambar 26-9). Penentuan apakah asinklitisme anterior atau asinklitisme posterior
bukan didasarkan pada struktur pelvik maternal mana yang lebih dekat dengan sutura
sagital, melainkan pada tulang parietal mana yang dominan. Oleh sebab itu
asinklitisme anterior terjadi ketika tulang parietal anterior (bagian yang terdekat
dengan simfisis pubis) menjadi bagian paling bawah pada bagian presentasi akihat
defleksi kepala ke arah promontorium sakrum, menyebabkan sutura sagital berada
Iebih dekat ke promontorium sakrum. Asinklitisme posterior terjadi ketika tutang
parietal posterior (bagian yang terdekat dengan promontorium sakrum) menjadi
bagian terbawah pada bagian presentasi janin sebagal akibat defleksi kepala ke arah
simfisis pubis. menyebabkan sutura sagital lebih dekat dengan simfisis pubis. Pada
persalinan normal, kepala biasanya masuk ke pintu atas panggul dengan asinklitisme
posterior derajat sedang dan kemudjan berubah menjadi asinklitisme anterior pada
saat kepala menLurun lebìh lanjut ke dalam pelvik sebelum terjadi mekanisme rotasi
internal. Rangkaian perubahan dari asinklitisme posterior ke anterior memfasilitasi
mekanisme penurunan. Kemudian janin akan mengakomodasi dirinnya untuk
memanfaatkan ruang yang paling luas pada pelvis minor.

TABEL 26-4 Penanda penting pada tengkorak janin

Bagian Anatomis Penjelasan


Tulang
• Frontal Ada dua tulang frontal
• Parietal Ada dua tulang prietal
• Oksiput Ada satu tulang oksiput
Sutura
• Frontal Sutura frontal berda di antara dua tulang frontal
• Sagital Sutura sagital berada di antara du tulang sagital
• Koronal Ada dua sutura korona, masing - masing diantara tulang
frontal dan pirietal di kedua sisi kepala
• Lambdoida Ada dua sutura lambdoida, masing-masing diantara tulang
patietal dan bagian atas tulang oksipital pada kedua sisi
kepala
Fontanel

• Anterior Dibentuk oleh pertemuan sututa frontal, sagital dan dua


sutura koronal. Fontanel anterior secara kasar berbentuk
belah ketupat , dan empat sutura dapat diraba menjauhi
fontanel anterior pada empat arah sesuai letak titik-titik pada
belah ketupat
Dibentuk oleh pertemuan sutura sagital dan dua sutura
• Posterior lambdoida. Fontanel posterior secara kasar berbentuk
segitiga, dan tiga sutura dapat diraba menjauhi fontanel
posterior pada tiga arah sesuai titik-titik segitiga. Tulang
oksipital, yang merupakan dasar segitiga, juga dapat diraba.
Molding dan Kaput Suksedanum. Baik molding maupun kaput suksedanum terjadi
akibat tekanan yang diberikan pada kepala janin oleh struktur jalan lahir ¡bu

Molding adalah perubahan bentuk kepala janin yang terjadi akibat tulang-tulang
tengkorak yang lunak saling tumpang tindih karena tulang-tulang tersebut blum
menyatu dengan kuat sehingga masih mungkin bergerak pada sutura. Bentuk kepa!a
menjadi bergantung pada presentasi karena hal ¡ni menentukan bagian tengkorak
mana yang akan mendapat penekanan. Akibat seringnya terjadi presentasi sefalik
oksipital, molding biasanya terjadi ketika tulang-tulang parietal saling tumpang tindih
pada tulang oksipital sehingga menghilangkan fontanel posterior dan menyisakan
bagian yang menonjol (ridge). Jika tulang parietal menumpuk pada sutura sagital,
yang memang umum terjadi, tulang parietal yang terletak anterior di dalam pelvis
tumpang tindih dengan tulang parietal “posterior” yang tertekan akibat tekanan
promontorium sakrum. Oleh sebab ¡tu, pada posisi ROT yang berotasi ke ROAD
tulang parietal kin tumpang tindih dengan tulang parietal kanan, dan begitu juga
sebaliknya untuk posisi LOT yang berotasi ke LOA. Dalam mempertimbangkan
mengenai tulang tulang parietal yang saling tumpang tindih, hindani kekeliruan dalam
menentukan lokasi tulang parietal kanan dan kiri (juga anterior atau posterior) dengan
asinklitisme anterior dan posterior. Apakah tulang parietal kanan atau kin merupakan
bagian anterior didasarkan hanya pada apakah oksiput berada di sisi kin atau kanan
pelvis, yang kemudian menentukan bagian mana yang paling dekat den gan simfisis
pubis dan bagian mana yang pahng dekatdengan sakrum.
Molding melibatkan seluruh tengkorak. dan tumpang tindih di satu area
diseimbangkan dengan gerakan di tempat lain. Kondisi ini menciptakan keharmonisan
antara bagian dasar dan verteks tengkorak sehingga mencegah ketegangan yang
bersifat merusak dan kemungkinan ruptur membran kranial, yakni dura mater. Kaput
suksedaneum merupakan pembengkakan berupa edema yang terbentuk pada bagian
presentasi kepala janin yang paling dependen. Tekanan di sekitar bagian presentasi
oleh pembukaan serviks menghasilkan kongesti dan edema pada bagian kepala janin
yang berada di pintu serviks. Apabila ketuban janin sudah pecah dan kepala janin
(bukan ketuban) berfungsi sebagai baji pendilatasi terhadap pintu serviks, maka
sejumlah besar kaput suksedaneum akan terbentuk. Kaput suksedaneum dapat
dibedakan dan sefalhematoma berdasarkan fakta bahwa kaput tersebut
menyeberangi garis sutura dalam wujud pembengkakan menyeluruh, sedangkan
sefalhematoma, yang merupakan perdarahan di bawah periosteum, dapat terjadi
pada lebih dan satu tulang kranial, tetapi terbatas pada masing-masing tulang dan
tidak menyeberangi sutura.

Pembentukan beberapa milimeter kaput bukanlah hal tidak wajar atau


abnormal. Kaput suksedaneum yang dapat menunjukkan bahwa telah terjadi
persalinan yang agak lama akibat dorongan yang tidak adekuat di dalam uterus
lantaran kontraksi yang muncUl iemah. Pembentukan kaput suksedeneum yang luas.
yang membuat indentifikasi sutura janin dan fontanel tidak memungkinkan, dan
sejumlah molding pada tingkat berat biasanya teriadi hanya jika tekanan sudah sangat
besar dan persalinan berlangsung lama. Selain ¡tu, Anda juga harus mencurigal
disporporsi sefalopelvik. Kaput berukuran sangat besar juga dapat terbentuk akibat
tekanan posisi ketika posisi Janin oksipitoposterior.

Anda mungkin juga menyukai