Anda di halaman 1dari 15

DAMPAK PERSALINAN TERHADAP KESEHATAN MENTAL

PEREMPUAN

DISUSUN OLEH:
PESONA RIYANTI WAHYU (2010302010)
PUTRI WULAN DARI (2010302011)
RATNA DIAH FELISHA (2010302012)
RIZKI AMELIA (2010302013)

STIKES MUHAMMADIYAH CIREBON


PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat.
Tidak lupa, saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Psikologi
kehamilan, persalinan, nifas, BBL dengan judul “Dampak Persalinan Terhadap
Status Kesehatan Mental Perempuan”
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwin Widayanti,SST.,M.Kes dan
Siti Difta Rahmatika,SST.,M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
kehamilan, persalinan, nifas, BBL yang telah memberikan tugas makalah tersebut.
Dan tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran karena sejatinya dalam
penyusunan makalah ini masih dalam tahap pembelajaran.
Demikian,yang dapat kami sampaikan sekian dan terima kasih.

Cirebon ,10 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR....................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Persalinan dan kesehatan mental ...................... 5
2.2 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
mental pada masa persalinan ...................................................... 5
2.3 Penyebab Kecemasan Pada Persalinan ................................ 6
2.4 Perubahan emosi pada persalinan (intranatal) .................... 7
2.5 Masalah atau Dampak Kesehatan Mental yang dapat terjadi
masa persalinan ............................................................................. 8
2.6 Mengatasi Gangguan Kecemasan dan Psikologis Saat
Persalinan ...................................................................................... 11
2.7 Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk dapat
mengurangi tingkat kecemasan ibu pada saat persalinan adalah
sebagai berikut .............................................................................. 12
BAB III KESIMPULAN................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah serangkaian proses dimana jalan lahir disiapkan untuk
memungkinkan bayi bisa keluar dari rongga rahim ke dunia. Dalam proses ini
biasanya bisa terlaksana dengan persalinan pervaginam , spontan dan
instrumental, dan secsio caesarea. (Capogna,2015) dalam serangkaian proses
pengeluaran hasil konsepsi pada persalinan tersebut pada ibu bersalin akan
mengeluarkan banyak energi yang mengakibatkan perubahan baik secara
fisiologis maupun psikologis secara alamiah.Perubahan psikologis yang
kompleks memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola
kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang,
dan empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi aspek
sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi,
kendali nyeri, dan asuhan neonatal).Pada persalinan Kala I selain pada saat
kontraksi uterus, umumnya ibu dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu
pucat. (Ari Kurniarum, 2016)Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II Pada
masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan kelahiran
bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun perubahan psikologis yang
terjadi adalah sebagai berikut . (Ari Kurniarum, 2016)
Penting bagi tenaga kesehatan (Bidan) untuk mengetahui dampak psikologi
bagi ibu bersalin.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud persalinan dan kesehatan mental
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental pada ibu bersalin
3. Bagaimana dampak perubahan mental pada ibu bersalin
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui arti persalinan dan kesehatan mental
2. Mengetahui faktor-faktor perubahan mental dan ibu bersalin
3. Mengetahui dampak perubahan mental ibu bersalin

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan Dan Kesehatan Mental
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2012).
Persalinan adalah salah satu peristiwa penting nan bersejarah yang dialami
oleh kehidupan seluruh wanita di bumi ini. Hakikat manusia menurut perspektif
psikologi adalah seorang wanita yang percaya bahwa kita dianggap sempurna
ketika dapat melahirkan seorang anak. Ini merupakan peristiwa yang sangat
positif dimana dapat menjadi masa transisi yang terasa menyenangkan untyuk
berlaih ke tahap kehidupannya yang baru. Persalinan juga disebut sebagai saat-
saat yang berat dalam hidup. (Nurul Husnul Lail, 2019).
Buruknya kematangan psikologis (kesehatan mental) seorang wanita juga
akan memperngaruhi proses persalinannya. Anggapan-anggapan bahwa persalinan
itu sakit selalu membayangi si calon ibu. Nah, anggpapan inilah yang
menyebabkan sistem syaraf simpatetik seperti sistem saraf endokrin dimana
kebanyakan akan membuat ibu hamil yang sedang menuju proses persalinan lebih
mudah marah atau tersinggung, sering melamun dan gelisah. Berikut adalah faktor
psikologis terhadap persalinan. (Nurul Husnul Lail, 2019)
Menurut Darajat (dalam Bastaman, 2001) Kesehatan Mental dapat
diartikan tercapainya keselarasan yang alami antara fungsi-fungsi dari kejiwaan
serta terciptanya penyesuaian diri antara diri kita sebagai manusia dengan diri kita
sendiri serta lingkungannya.
2.2 Faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah kesehatan mental pada
masa persalinan
Rasa cemas dan gelisah sering menghantui ibu ketika masa persalinan
(Nurul Husnul Lail, 2019). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:
1. Kekhawatiran.
2. Gelisah

5
3. Takut akan Kematian.
4. Trauma akan kelahiran.
5. Stress
6. Perasaan bersalah.
7. Konflik Batin
8. Kecemasan.
9. Sedih sekaligus Bahagia
2.3 Penyebab Kecemasan pada Persalinan
1. Nyeri
Hampir semua wanita mengalami dan mersakan nyeri selama persalinan,
tetapi respon setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Nyeri
mengakibatkan stres karena stres dapat melepaskan katekolamin yang
mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke uterus sehingga uterus kekurangan
oksigen. (Ari Kurniarum, 2016)
2. Keadaan Fisik
Penyakit yang menyertai ibu dalam kehamilan adalah salah satu faktor
yang menyebabkan kecemasan. Seseorang yang menderita suatu penyakit akan
mengalami kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita
sakit (Carpenito, 2001).
Seorang ibu hamil dengan suatu penyakit yang menyertai kehamilannya,
maka ibu tersebut akan lebih cemas lagi karena kehamilan dan persalinan
meskipun dianggap fisiologis, tetapi tetap berisiko terjadi hal-hal psikologis. (Ari
Kurniarum, 2016)
3. Riwayat Pemeriksaan Kehamilan
Ibu hamil dapat memeriksakan kehamilannya pada dokter ahli kandungan,
dokter umum, dan bidan. Dalam setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan ke
petugas kesehatan, selain pemeriksaan fisik, ibu akan mendapatkan
informasi/pendidikan kesehatan tentang perawatan kehamilan yang baik,
persiapan menjelang persalinan baik fisik maupun psikis, serta informasi
mengenai proses persalinan yang akan dihadapi nanti. Dengan demikian, ibu
diharapkan dapat lebih siap dan lebih percaya diri dalam menghadapi prosses

6
persalinan. Untuk itu selama hamil hendaknya ibu memeriksakan kehamilannya
secara teratur ke petugas kesehatan. (Ari Kurniarum, 2016)
4. Pengetahuan
Pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang mudah mengalami
kecemasan. Ketidaktahuan tentang suatu hal yang dianggap sebagai tekanan yang
dapat mengakibatkan krisis sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan
dapat terjadi pada ibu dengan pengetahuan rendah mengenai proses persalinan,
serta hal-hal yang akan dan harus dialami oleh ibu sebagai dampak dari kemajuan
persalinan. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang diperoleh. (Ari
Kurniarum, 2016)
5. Dukungan Lingkungan Sosial (Dukungan Suami)
Dukungan suami kepada ibu saat bersalin merupakan bagian dari
dukungan sosial. Dukungan sosial secara psikologis dipandang sebagai hal yang
kompleks Dukungan keluarga, terutama suami saat ibu melahirkan sangat
dibutuhkan seperti kehadiran kelurga dan suami untuk mendampingi istri
menjelang melahirkan atau suami menyentuh tangan istri dengan penuh perasaan
sehingga istri akan merasa lebih tenang untuk menhadapi proses persalinan. Selain
itu kata-kata yang mampu memotivasi dan memberikan keyakinan pada ibu
bahwa proses persalinan yang dijalani ibu akan berlangsung dengan baik,
sehingga ibu tidak perlu merasa cemas, tegang atau ketakutan (Musbikin,2005).
6. Pendidikan
Menurut Raytone (dalam Maria, 2005) tingkat pendidikan seseorang
berpengaruh dalam memberikan respons terhadap sesuatu yang datang baik dari
dalam maupun luar. Seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan
memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan
lebih rendah atau yang tidak mempunyai pendidikan. Kecemasan adalah respon
yang dapat dipelajari. Dengan demikian, Pendidikan yang rendah menjadi faktor
penunjang terjadinya kecemasan.
2.4 Perubahan emosi pada persalinan (intranatal)
Pada sebagian besar ibu, persalinan akan disambut dengan beragam respon emosi.
(Elly Dwi Wahyuni, 2018) :

7
a. Kebahagiaan yang besar dan antisipasi untuk mengungkapkan ketakutan-
ketakutan terhadap hal yang tidak diketahui yang mungkin terjadi. (Elly Dwi
Wahyuni, 2018)
b. Ketakutan terhadap peralatan, teknologi yang digunakan, intervensi,
penatalaksanaan dan hospitalisasi. (Elly Dwi Wahyuni, 2018)
c. Ketegangan, ketakutan, dan kecemasan mengenai nyeri serta kemampuan untuk
melatih kontrol diri selama persalinan. (Elly Dwi Wahyuni, 2018)
d. Perhatian mengenai kesejahteraan bayi dan kemampuan pasangan untuk
melakukan koping. (Elly Dwi Wahyuni, 2018)
e. Ketakutan terhadap kematian, rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan
lain tempat ibu melahirkan, kematian, dan sekarat. Kuatnya perasaan semacam ini
dapat meningkat jika ibu mengalami komplikasi, seperti perdarahan hebat
postpartum, distosia bahu, atau bahkan SC emergency. (Elly Dwi Wahyuni, 2018)
f. Proses persalinan menyebabkan banyak hal yang sifatnya pribadi diketahui oleh
orang lain dan masyarakat, sehingga dapat menimbulkan ketakutan akan
berkurangnya privasi dan rasa malu. (Elly Dwi Wahyuni, 2018)
2.5 Masalah atau Dampak Kesehatan Mental yang dapat terjadi pada masa
persalinan.
Berikut ini adalah beberapa macam gangguan kesehatan mental yang bisa kita
identifikasi pada saat masa persalinan. Masa persalinan bisa berarti masa sebelum
persalinan, pada saat persalinan dan setelah persalinan. (Nurul Husnul Lail, 2019):
1. Kecemasan
Kecemasan adalah hal yang biasanya terjadi menjelang persalinan. Ibu
hamil yang menantikan proses kelahiran pertama kali biasanya akan mulai gugup
dan cemas. Ia tidak berhenti memikirkan hal-hal yang menurutnya berbahaya.
Tentu saja, apabila kecemasan ini tidak dikelola dengan baik, maka kondisi psikis
ibu tersebut akan semakin memburuk. Tidak menutup kemungkinan pula ia bisa
sampai mengalami gangguan obsesif kompulsif. (Nurul Husnul Lail, 2019)
Untuk mengatasi kecemasan ini, maka dukungan dari orang terdekat
(suami atau keluarga) benar-benar dibutuhkan. Cara menghilangkan kecemasan
ini efektif. Mendengar pengalaman yang menenangkan akan lebih baik, sebab

8
bagaimana pun juga seringkali ibu yang akan melahirkan justru terpapar oleh
informasi-informasi yang semakin membuatnya khawatir. (Nurul Husnul Lail,
2019)
2. Ketakutan
Ketakutan berbeda dengan kecemasan. Kecemasan merupakan suatu
bentuk kekhawatiran pada objek yang tidak jelas (hanya ada di pikiran dan tidak
jelas bentuknya seperti apa). Sementara itu, ketakutan merupakan bentuk
kekhawatiran pada sesuatu yang jelas objeknya. Dalam masa persalinan, seorang
wanita bisa saja menjadi takut pada proses persalinan normal. Ia membayangkan
apakah janin yang akan dilahirkannya selamat atau tidak. Atau kesakitan yang ada
pada saat bersalinan apakah ia sanggup jalani atau tidak. (Nurul Husnul Lail,
2019)
Untuk mengatasi ketakutan, maka seorang wanita perlu ditenangkan
terlebih dahulu. Mendengarkan apa yang menjadi keluhannya adalah hal yang
baik yang bisa dilakukan. Sikap menggurui atau memintanya berhenti takut justru
tidak akan membantu mengurangi. (Nurul Husnul Lail, 2019)
3. Sikap Pasif
Sikap pasif timbul manakala seorang wanita hamil memiliki keengganan
pada saat akan melahirkan. Ini juga didorong dengan dukungan yang lemah dari
lingkungan sekitar. Perhatian suami dan keluarga yang kurang akan menimbulkan
sikap yang pasif dari seorang wanita hamil. Oleh karenanya, penting untuk
memberikan dukungan kepadanya. (Nurul Husnul Lail, 2019)
Untuk mengatasi sikap pasif ini, kita bisa memberikan sistem dukungan
yang baik berupa bentuk perhatian dan kasih sayang kepadanya. Bagaimana pun
juga, hal ini akan sangat berpengaruh pada kelancaran proses persalinannya nanti.
(Nurul Husnul Lail, 2019)
4. Hipermaskulin
Kondisi hipermaskulin menggambarkan bagaimana seorang calon ibu
merasa goyah keinginannya antara ingin atau tidak punya anak. Padahal, ia sudah
berada di saat-saat menjelang persalinannya. Akibatnya, emosinya menjadi tidak
stabil. Ini biasanya terjadi pada wanita yang memang berkarir. Pikirannya menjadi

9
buyar karena ia ingin mempertahankan cara dia bekerja, tetapi di sisi lain juga
merindukan kehadiran anak. Gangguan psikologi pada masa reproduksi bisa
menjadi salah satu penyebabnya. (Nurul Husnul Lail, 2019)
Lagi, untuk mengatasi hal ini maka kita bisa memberikan sistem dukungan
yang baik. Mendengarkan keluhannya dan sama-sama mencari penyelesaian
bersama adalah hal yang tepat untuk dilakukan. (Nurul Husnul Lail, 2019)
5. Hiperaktif
Menjelang persalinan, seorang wanita juga bisa menjadi lebih hiperaktif
karena ia ingin segera melaksanakan proses persalinan. Oleh karenanya, ia
menjadi lebih banyak beraktivitas demi proses persalinan yang berlangsung
sesegera mungkin. Menenangkan ibu hamil dengan cara memberikan pengertian-
pengertian tentang proses persalinan adalah hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasi permasalahan ini. Psikologi konseling juga bisa dilakukan agar wanita
menjadi lebih siap. (Nurul Husnul Lail, 2019)
6. Kompleks maskulin
Kompleks maskulin adalah bentuk dari hiperaktif yang tidak tertangani.
Pada saat persalinan, seorang wanita menjadi lebih agresif lagi. Sikapnya
menunjukkan bahwa proses persalinan yang ia alami harus segera selesai dan
tidak ingin membuang-buang waktu. Sikapnya menjadi lebih pengatur pada
orang-orang di sekitarnya. Untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa
persalinan ini, maka ada baiknya tenaga medis yang membantu persalinan
menghadirkan orang paling terdekatnya (suami). (Nurul Husnul Lail, 2019)
7. Halusinasi hipnagonik
Pada saat akan bersalin, seorang wanita pasti akan mengalami kontraksi-
kontraksi. Ada fase istirahat selama kontraksi tersebut. Seorang ibu bisa
mengalami kondisi tidur semu. Di sinilah terjadi kondisi halusinasi hipnagonik. Ia
akan menjadi tidak tenang karena muncul pikiran-pikiran yang tidak-tidak.
Bahkan, kadang bisa juga muncul gangguan psikosomatis. Untuk mengatasinya,
maka kita bisa tetap mempertahankan interaksi pada ibu menjelang persalinan.
(Nurul Husnul Lail, 2019)
8. Sindrom Baby Blues

10
Biasanya terjadi setelah proses persalinan. Bounding attachment yang
kurang baik menyebabkan seorang ibu justru menolak kehadiran bayinya. Oleh
karenanya, dukungan berupa pemberian motivasi dan juga langkah-langkah untuk
siap mengalami perubahan status menjadi ibu bisa diberikan supaya sindrom ini
tidak terjadi. (Nurul Husnul Lail, 2019)
Itulah beberapa macam masalah kesehatan mental yang dapat terjadi pada
masa persalinan. Kita memang harus tahu apakah seorang wanita yang akan
melahirkan memiliki suatu permasalahan atau tidak. Harapannya, proses
persalinan bisa berjalan dengan lancar dan juga baik. Mengatasi gangguan
psikologi dalam masa persalinan memang membutuhkan keterampilan dan juga
kepekaan tersendiri. (Nurul Husnul Lail, 2019)
2.6 Mengatasi Gangguan Kecemasan dan Psikologis Saat Persalinan
1.) Peran bidan yang empati pada ibu bersalin sangat berarti, keluhan dan
kebutuhan yang timbul agar mendapatkan tanggapan yang baik. Penjelaan tentang
kemajuan persalinan harus dikerjakan secara baik sedemikian rupa agar ibu
bersalin tidak mengalami panik. (Ari Kurniarum, 2016)
2.) Peran suami dan keluarga yang sudah memahami proses persalinan bila berada
di samping ibu yang sedang bersalin sangat membantu kemantapan ibu dalam
menghadapi rasa sakit dan takut yang timbul. Pengurang rasa sakit (pain relief)
dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut. (Ari
Kurniarum, 2016):
a. Berdasarkan hasil penelitian, pemberian dukungan fisik, emosional dan
psikologis selama persalinan akan dapat membantu mempercepat proses
persalinan dan membantu ibu memperoleh kepuasan saat melewati proses
persalinan. (Ari Kurniarum, 2016)
b. Metode pengurang rasa nyeri yang dilakukan secara terus menerus dalam
bentuk dukungan harus dipilih yang bersifat sederhana, biaya rendah, resiko
rendah, membantu kemajuan persalinan, hasil kelahiran bertambah baik dan
bersifat saying ibu. (Ari Kurniarum, 2016)

11
2.7 Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk dapat
mengurangi tingkat kecemasan ibu pada saat persalinan adalah sebagai
berikut
a. Pemberian Sugesti
Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada ibu dengan
pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti yang diberikan berupa sugesti
positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk melalui proses
persalinan sebagaimana mestinya. Menurut psikologis sosial individu, orang yang
mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah dipengaruhi/mendapatkan
sugesti. Demikian juga pada wanita bersalin yang mana keadaan psikisnya dalam
keadaan kurang stabil, mudah sekali menerima sugesti/pengaruh. Sugesti positif
yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin diantaranya adalah dengan
mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan
lancar dan normal, ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan
keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan baik-baik saja. Contoh yang lain, misal
saat terjadi his/kontraksi, bidan membimbing ibu untuk melakukan teknik
relaksasi dan memberikan sugesti bahwa dengan menarik dan menghembuskan
nafas, seiring dengan proses pengeluaran nafas, rasa sakit ibu akan berkurang.
(Ari Kurniarum, 2016)
Sebaiknya bidan selalu mengucapkan kata-kata positif yang dapat
memotivasi ibu untuk tetap semangat dalam menjalani proses persalinan. Inti dari
pemberian sugesti ini adalah pada komunikasi efektif yang baik. Bidan juga
dituntut untuk selalu bersikap ramah dan sopan, dan menyenangkan hati ibu dan
suami/keluarga. Sikap ini akan menambah besarnya sugesti yang telah diberikan.
(Ari Kurniarum, 2016)
b. Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama proses
persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya. Secara
psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa sakit itu
dengan menaruh rasa empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru
akan bertambah. (Ari Kurniarum, 2016)

12
Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan misalnya adalah
dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik
kesukaannya atau menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu
masih tetap merasakan nyeri pada ambangyang tinggi, maka upaya-upaya
mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan atau
pijatan harus tetap dilakukan. (Ari Kurniarum, 2016)
c. Membagun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam membangun
citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan. Ibu bersalin yang
memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan secara
normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan berjalan
dengan lancar, maka secara psikologis telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu
untuk bersikap dan berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung
sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu. (Ari Kurniarum, 2016)
Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai kepercayaan
pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan mampu melakukan pertolongan
persalinan dengan baik sesuai standar, didasari pengetahuan dasar dan
keterampilan yang baik serta mempunyai pengalaman yang cukup. Dengan
kepercayaan tersebut, maka dengan sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan
nyaman selama proses persalinan berlangsung. (Ari Kurniarum, 2016)

13
BAB III
KESIMPULAN
Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis yang
dialami oleh setiap ibu bersalin, sekaligus merupakan suatu hal yang menakjubkan
bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa khawatir, takut maupun cemas akan muncul
pada saat memasuki proses persalinan. Perasaan takut dapat meningkatkan respon
fisiologis dan psikologis, seperti: nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi
cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. (Elly Dwi
Wahyuni, 2018)
Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan diharapkan
dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama proses
persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan
standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah
bersifat aktif dan ikut serta selama proses asuhan berlangsung. (Ari Kurniarum,
2016)

14
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. (2012). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta; EGC

Herawati M, (2011). Psikologi Ibu Anak untuk kebidanan, Jakarta, Salemba


Medika

Reeder, Martin dan Koniak-Griffin. 2011. Volume 2 Keperawatan Maternitas


Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga Edisi 18. Jakarta: ECG.

Lail Nurul Husnul. 2019. Modul Asuhan Kebidanan Komprehensif. Jakarta ; LPU-
UNAS
Nuryati tati, Amir Yulmaida. 2020. Analisis Kesehatan Mental Ibu Hamil, Faktor
Penyebab, Dan Kebutuhan Dukungan Sosial Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi Tahun 2020. Bekasi
Sugesti Rini. 2015. Gambaran Psikologis Ibu Jelang Melahirkan. Yoyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai