Anggota:
4. Mardhatillah (2010302023)
TAHUN 2021
HERPES GENITAL
A. Latar Belakang
B. HERPES GENITALIS
Definisi
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah
kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks.
1
2. Etiologi
3. Patofisiologi
2
menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap
pengobatan dengan asiklovir. Gejala-gejalanya cenderung kambuh
kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di
saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1
mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan
fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan
penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan
memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari
virus kedua tidak terlalu berat.
4. Manifestasi Klinis
a. Infeksi oro-fasial
b. Infeksi genital
c. Infeksi kulit lainnya
d. Infeksi okular
e. Kelainan neurologist
f. Penurunan imunitas
g. Herpes. Neonatal
5. Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes
genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti:
3
Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal
sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat.
Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di antaranya
pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi.
Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan
anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan
membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko
menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani
herpes genital adalah:
a. Asiklovir (Zovirus)
b. Famsiklovir
c. Valasiklovir (Valtres)
adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap
berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan
bioavaibilitas asiklovir sampai 54%. Oleh karena itu dosis oral 1000
mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama
dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan
asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes
genitalis episode awal.
6. Pencegahan
4
terinfeksi dengan HSV yang sangat menular pada waktu lesi ada. Cara
terbaik untuk mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas
seksual atau membatasi hubungan seksual dengan hanya satu orang yang
bebas infeksi.
a. Terdapat area yang merah atau kasar pada sekitar kelamin tanpa nyeri,
gatal atau kesemutan.
b. Gatal atau kesemutan pada sekitar kelamin atau daerah anus.
c. Lepuh kecil yang pecah dan menyebabkan luka yang nyeri pada sekitar
kelamin, bokong, paha atau daerah anus. Terkadang lepuh dapat terjadi
dalam uretra (saluran kemih).
d. Nyeri berkemih karena urine melewati luka, terutama pada wanita.
e. Nyeri kepala.
f. Nyeri punggung.
g. Gejala seperti flu meliputi demam, pembengkakan kelenjar getah
bening, dan sering merasa lelah.
Keluhan dari penyakit ini dapat berulang hingga 4-5 kali dalam satu
tahun dan biasanya dipicu oleh stres emosional atau penyakit. Pada masa
ini, sistem kekebalan tubuh akan kurang mampu menekan virus, sehingga
virus menjadi aktif kembali. Pemicu lainnya dapat berupa kelelahan, diet
yang buruk, paparan sinar matahari, hubungan seksual, haid, pengobatan
steroid, operasi maupun trauma.
5
tanda penyakit herpes genital itu penting, agar bisa melakukan deteksi dini,
bahkan mencegahnya sebelum terjadi.
6
menjelang persalinan. Jika infeksi genital muncul saat persalinan
pervaginam, risiko herpes neonatal 2%-5%. Wanita yang
mengalami rekurensi, tetapi tidak memiliki lesi saat persalinan
masih memiliki risiko penularan shedding asimtomatik (sekitar
1%) dan risiko infeksi neonatal 0,02% - 0,05%.
D. TATA LAKSANA PADA KEHAMILAN POSITIF HIV DAN
TERKENA HSV
1. Infeksi Primer
Penatalaksanaan wanita hamil positif HIV yang terkena infeksi primer
HSV sama dengan wanita hamil yang terkena infeksi primer pada
umumnya.
2. Infeksi Rekuren
a. Wanita hamil positif HIV yang memiliki riwayat infeksi HSV
dapat diberi terapi supresif asiklovir 3 x 400 mg setiap hari sejak
usia kehamilan 32 minggu untuk mengurangi transmisi HIV
terutama pada wanita yang akan melakukan persalinan
pervaginam. Pemberian terapi lebih awal karena pada wanita
terinfeksi HIV dapat terjadi kelahiran prematur.
b. Tipe persalinan harus selaras dengan rekomendasi The British HIV
Association (BHIVA) HIV untuk kehamilan, berdasarkan faktor
obstetrik dan parameter HIV yaitu jumlah virus.
c. Tidak ada bukti yang mendukung untuk memberikan terapi
supresif pada wanita HIV positif yang memiliki HSV seropositif
tapi tidak terdapat riwayat herpes sebelumnya.