Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK 1

HORMON PADA SISTEM REPRODUKSI


TUGAS MATA KULIAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
PRODI S1 KEBIDANAN

Disusun oleh:
1. Dinitri Kusuma Dewi : 2010302002
2. Faisalia Adiyansyah : 2010302005
3. Liling Aini Zarqo : 2010302007
4. Nawang Puspitasari : 2010302008
5. Rizki Amelia : 2010302013
6. Rizky Putri Ramadhan: 20103020014

STIKES MUHAMMADIYAH CIREBON


Jl. Kalitanjung No.14 - 18 A, Harjamukti, Kec. Harjamukti, Kota Cirebon,
Jawa Barat 45143
Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Anatomi Fisiologi
Manusia tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW
yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah mata kuliah “Anatomi Fisiologi Manusia” dapat diselesaikan dengan baik.
Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta dapat menjadi referensi
dalam membaca. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut
pandang baru setelah membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian
isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cirebon, 6 juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................II

DAFTAR ISI .......................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................IV
1.1 Latar belakang................................................................................................IV
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................IV
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................IV

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................V
2.1 Pengertian Hormon........................................................................................V
2.2 Kelenjar yang Menghasilkan Hormon...........................................................V
2.3 Macam-Macam Hormon Reproduksi.............................................................V

BAB III PENUTUP..................................................................................................XI


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................XI
3.2 Kritik dan saran...............................................................................................XI

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................XII


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh
darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar
eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Walaupun
jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah
penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan
lain sebagainya.

Di dalam testis terdapat sel Leydig yang menghasilkan hormon testosteron


atau androgen. Hormon testosteron sangat berpengaruh terhadap proses
spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan pertumbuhan sekunder pada
laki-laki. Pertumbuhan sekunder pada anak laki-laki ditandai dengan suara menjadi
besar, bahu dan dada bertambah bidang, dan tumbuh rambut pada bagian tubuh
tertentu misalnya kumis, janggut, cambang, ketiak, dan sekitar kemaluan.
Sedangkan pada hormone kelamin betina terdapat estrogen dan progesterone yang
dihasilkan oleh sel-sel endokrin dalam ovarium.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan definisi dari hormon reproduksi ?
2. Sebutkan macam-macam dari hormon reproduksi ?
3. Apa fungsi dari hormon-hormon reproduksi ?
4. Apa pengertian dari siklus estrus dan siklus menstruasi dan bagian-bagiannya?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian dari hormon reproduksi.
2. Untuk mengetahui macam-macam hormon reproduksi beserta fungsinya.
3. Untuk mengetahui pengertian dan bagian-bagian dari siklus estrus dan siklus
menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hormon


Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang. Hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin langsung disekresikan ke dalam darah karena tidak
memiliki saluran sendiri. Hormon adalah melekul yang berfungsi di dalam tubuh
sebagai sinyal kimia. Hormon dibebaskan sel-sel khusus yang disebut sel-sel
endokrin karena sel-sel tersebut bersekresi ke arah dalam dan berbeda dari sel-sel
eksokrin, yang bersekresi ke dalam rongga tubuh atau permukaan tubuh.
Sistem kerja hormon berdasarkan mekanisme umpan balik. Artinya,
kekurangan atau kelebihan hormon tertentu dapat mempengaruhi produksi hormon
yang lain. Hal ini disebut homeostasis, yang berarti seimbang. Di dalam tubuh
manusia terdapat tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipotalamus, hipofisis,
tiroid, paratiroid, kelenjar andrenal, pankreas, dan kelenjar gonad (ovarium atau
testis).
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin.
Disebut demikian karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh
darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar
eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus
2.2 Kelenjar yang Menghasilkan Hormon
Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat menghasilkan
hormon reproduksi, yakni, Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium, Endometrium, dan
Testis. Berikut hormon-hormon yang dihasilkan oleh empat kelenjar diatas, antara
lain adalah ;
Tabel 1. Kelenjar yang menghasilkan hormon reproduksi

NO. Nama Kelenjar Hormon yang Dihasilkan


1. Hipofisa  Follicle Stimulating Hormone (FSH)
 Luteinizing Hormone (LH)
 Luteotropic Hormone (LTH)
2. Ovarium  Estrogen
 Progesteron
3. Endometrium Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
4. Testis Testosteron

2.3 Macam-Macam Hormon Reproduksi


Tabel 2. Hormon reproduksi pada manusia

Hormon pada Pria Hormon pada Wanita


Hormon testosterone Hormon GnRH (Gonadotropin Releasing
Hormon)
Hormon gonadotropin Hormon FSH
Hormon estrogen Hormon LH
Hormon pertumbuhan Hormon estrogen
 Hormon pada Pria
1. Testosteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat diantara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama meosis untuk membentuk spermatogenesis sekunder.
Dihasilkan oleh sel intertisial yang terletak antara tubulus seminiferus. Sel ini
berjumlah sedikit pada bayi dan anak, tetapi banyak terdapat pada pria dewasa.
Setelah pubertas, sel intertisial banyak menghasilkan hormon testosteron
yang disekresikan oleh testis. Sebagian besar testosteron berikatan longggar dengan
protein plasma yang terdapat dalam darah dan sebagian terikat pada jaringan yang
dibuahi dalam sel menjadi dehidrasi testosteron. Testosteron yang tidak terikat pada
jaringan dengan cepat di ubah oleh hati menjadi aldosteron dan
dehidroepialdosteron. Konjugasi ini disekresikan dalam usus menjadi empedu ke
dalam urin.

Fungsi testosteron adalah sebagai berikut:


a) Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron
merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan
manusia dan merupakan faktor keturunan.
b) Perkembangan seks primer dan sekunder: sekresi testosterone setelah
pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun
serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa
pubertas.

2. Hormon Gonadotropin
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormon yaitu Lutein
Hormon (LH) dan Folikel Stimulating Hormon (FSH). Bila testis dirangsang oleh LH
dari kelenjar hipofisis, maka sekresi testosteron selama kehidupan fetus penting
untuk peningkatan pembentukan organ seks pria.
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-
sel Leydig untuk mensekresi testoteron. FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar
hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini,
pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan terjadi.
Perubahan spermatogenesis menjadi spermatosit dalam tubulus seminiferus
dirangsang oleh FSH. Namun, FSH tidak dapat menyelesaikan pembentukan
spermatozoa. Oleh karena itu, testosteron disekresikan secara serentak oleh sel
intertisial yang berdifusi menuju tubulus seminiferus. Testosteron diperlukan untuk
proses pematangan akhir spermatozoa.

3. Hormon Estrogen
Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel.
Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat
endogen untuk mengikat testosteron dan estrogen serta membawa keduanya ke
dalam cairan lumen tubulus seminiferus untuk pematangan sperma.

4. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormon pertumbuhan, maka spermatogenesis
sangat berkurang atau tidak ada sama sekali.
 Hormon pada Wanita
1. Hormon GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormon)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi menstimulasi
hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin
(FSH/LH).
2. Hormon FSH (Follicle Stimullating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basa hipofisis anterior, sebagai respon terhadap GnRH.
Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulosa di
ovarium wanita (pada pria: memicu pematangan sperma di testis). Pelepasannya
periodic/pulsatif, waktu paruh eliminasi pendek (sekitar 3 jam), sering tidak
ditemukan dalam darah. Sekresinya dihambat oleh enzim inhibin dari sel-sel
granulose ovarium, melalui mekanisme feedback negatif.

Follicle Stimulating Hormone (FSH) : berfungsi Merangsang pematangan


folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen, mengendalikan ciri seksual pria &
wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan
bahkan mungkin sifat kepribadian)
3. Hormon LH (Lutinizing Homone)/ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormon)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH,LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan se-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi dipertengahan siklus( LH-surge). Selama fase luteal
siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi siklus luteum pascaovulasi
dalam menghasilkan progesterone. Pelepasannya juga periodic/pulsatif, kadarnya
dalam darah berfariasi setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya pendek (sekitar
satu jam). Kerja sangat cepat dan singkat. (Pada pria: LH memicu sintesis
tertosteron di sel-sel leydig testis).

Luteinizing Hormone (LH) : berfungsi mempengaruhi pematangan folikel


dalam ovarium dan menghasilkan progestron, mengendalikan fungsi reproduksi
(pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi.

4. Hormon Estrogen
Estrogen (alami) diproduksi terutama oleh sel-sel teka internal folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar
adrenal mrlalui konfersi hormone androgen. Pada pria diproduksi juga sebagian di
testis. Selama kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (proliferasi) pada berbagai organ reproduksi
wanita. Estrogen berfungsi untuk merangsang sekresi hormon LH.
Pada uterus: menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks:
menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir serviks pada vagina :
menyebabkan proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan
payudara, juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga
menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuhan / generasi tulang. Pada
wanita pascamenopouse, untuk pencegahan tulang kropos/ osteoporosis, dapat
diberikan terapi hormone estrogen (sintetik) pengganti.
Hormon estrogen berfungsi mengendalikan perkembangan ciri seksual &
sistem reproduksi wanita, saat pembentukan kelamin sekunder wanita, seperti bahu
mulai berisi, tumbuhnya payudara, pinggul menjadi lebar, dan rambut mulai tumbuh
di ketiak dan kemaluan. Di samping itu, hormon enstrogen juga membantu dalam
pembentukan lapisan endometrium.

5. Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,
sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase
sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus
berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi. Progesteron untuk
menghambat sekresi FSH dan LH.
Hormon progesteron : berfungsi mempersiapkan lapisan rahim untuk
penanaman sel telur yang telah dibuahi, mempersiapkan kelenjar susu untuk
menghasilkan susu, menjaga penebalan endometrium, menghambat produksi
hormon FSH, dan memperlancar produksi laktogen (susu). Hormon ini dihasilkan
oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.

6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan
produksi hormonhormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan awal.
Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat
dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan.

7. LTH (Lactotrophic Hormon) / Prolactin


Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.

8. Oksitosin.
Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada proses
kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.

9. Relaksin.
Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk merangsang relaksasi
ligamen pelvis pada proses kelahiran.

10. Laktogen
Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang bersama-sama dengan progesteron
merangsang pembentukan air susu

2.4 Siklus Estrus dan Menstruasi


Berbeda dengan laki-laki, wanita hanya mengeluarkan satu sel telur saja,
selama waktu tertentu (siklus). Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus
yang dikontrol oleh hormon. Pada manusia dan primata, siklus reproduksinya disebut
siklus menstruasi, sedangkan pada mamalia lain disebut siklus estrus. Menstruasi
dapat diartikan sebagai luruhnya ovum yang tidak dibuahi beserta lapisan dinding
uterus yang terjadi secara periodik. Darah menstruasi sering disertai jaringan-
jaringan kecil yang bukan darah. Siklus reproduksi ini umumnya memiliki periode 28
hari hingga satu bulan, oleh krena itu disebut mens (berasal dari bahasa latin,
menses yang arinya bulan).
Siklus estrus merupakan suatu perilaku seksual yang agresif dari hewan
betina pada saat terjadi ovulasi. Estrus ini merupakan peristiwa yang paling menonjol
dari siklus reproduksi mamalia selain manusia dan primata. Oleh karena itu, siklus
reproduksinya disebut siklus estrus.
Tabel 3. Perbedaan siklus estrus dan menstruasi

Siklus Estrus Siklus Menstruasi


Tidak terjadi pembuahan maka Tidak terjadi pendarahan karena
endometrim akan dikeluarkan bersama endometrium diserap (reabsorpsi) oleh
darah. uterus.
Siklus menstruasi wanita umumnya 28 Siklus estrus pada tikus hanya 5 hari
hari sekali. sekali.
Selama ovulasi, kandungan estrogen tinggi, sehingga lendir pada serviks
tipis. Keadaan itu melancarkan sperma untuk bergerak dari vagina ke uterus. Setelah
ovulasi, kandungan progesteron meningkat, dan lendir serviks menebal dan lengket.
Lendir itu akan menghalangi jalan masuk sperma ke uterus.

 Fase Siklus Menstrusi


Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari tiga fase, yaitu fase aliran
menstruasi, fase proliferasi dan sekresi.
1. Fase aliran menstruasi
Tahap ini berlangsung selama 4-6 hari dalam satu siklus. Oleh karena
hormon estrogen dan progesteron berhenti dikeluarkan, maka endometrium
mengalami degenerasi. Darah, mukus dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai
darah haid dari rongga uterus ke vagina. Dengan menurun dan hilanganya
progesteron dan estrogen, FSH aktif di produksi lagi dan siklus dimulai kembali.

2. Fase proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen maka disebut juga “fase
estrogenik”. Fase ini dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus.
Setiap bulan setelah haid, hipofisis menskresikan FSH. Ormon ini
berpengarauh terhadap proses pertumbuhan dan pematangan ovum dan folikel
Graaf. Selama pertumbuhan folikel menjadi folikel graaf terjadi proses
pembentukan dan pengeluaran hormon estrogen. Estroge berfungsi untuk
membangan edometrium sehingga endometrium rahim menebal hingga 5-7 cm.
Selain itu, estrogen juga mempengaruhi kelenjar serviks untuk menghasilkan
cairan encer.
Adanya estrogen akan menghambat pengeluaran FSH dan memacu
pengeluaran LH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Pada tahap akhir,
dengan pecahnya folikel graaf, ovum perlepas dan terlempar keluar disebut
ovulasi, kira-kira hari ke-14 dari suatu siklus.

3. Fase sekresi (fase progesteron)


Fase ini terjadi pada hari ke 14-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah pada
saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah.
Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum (badan
kuning). Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron.
Selama fase sekresi, endometrim terus menebal. Arteri-arteri mebesar, dan
kelenjar endometrium tumbuh. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh
hormon estrogen dan progesteron yang disekresikan oleh korpus luteum
sesudah ovulasi. Jika tidak ada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi
sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan sampai hilang.

 Metode Studi Kasus :


Jenis studi kasus ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif.
Lokasi studi kasus di Klinik Pratama Rawat Inap AN NUUR Karanganyar.
Subyek studi kasus Nn. P Umur 19 tahun dengan metroragia yaitu
merupakan salah satu jenis perdarahan disfungsional yang terjadi di luar siklus
menstruasi, yang dapat disebabkan karena gangguan sistem hormonal dan apabila
berlanjut akan menyebabkan anemia serta
akan mempengaruhi kesuburan wanita. Dilaksanakan pada tanggal 28 - 31
Juli 2017. Instrumen pengambilan data menggunakan format asuhan kebidanan
gangguan sistem reproduksidan data perkembangan SOAP.Teknik pengumpulan
data meliputi data primer yaitu wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Data
sekunder yaitu studi dokumentasi dan studi kepustakaan.

 Hasil Studi Kasus:


Setelah diberikan asuhan pada Nn. P selama 3 hari hasilnya : perdarahan
bercak berhenti, kadar Hb 11,3 gr% dan Nn. P bersedia untuk tetap menjaga
kebersihan daerah genetalianya, mengkonsumsi makanan gizi seimbang, bersedia
melakukan semua saran yang diberikan.

 Kesimpulan :
Asuhan kebidanan pada Nn. P umur 19 tahun dengan Metroragia selama 3
hari mulai dari pengkajian tanggal 28 Juli 2017 sampai kunjungan ulang pada
tanggal 31 Juli 2017 yaitu perdarahan berhenti, kadar Hb 11,3 gr%, Nn. P
bersedia untuk tetap menjaga kebersihan alat genetalianya, mengkonsumsi gizi
seimbang setiap hari dan gizi tinggi zat besi saat menstruasi dan jika mengalami
perdarahan tidak teratur supaya tidak mengalami anemia, bersedia segera ke
tenaga kesehatan apabila mengalami perdarahan bercak dalam waktu yang lama
dan sampai mengganggu kesehatan, bersedia mengkonsumsi tablet Fe yang
diberikan dan Nn. P bersedia kontrol ulang jika ada keluhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam
tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar
endokrin
b. Ada empat kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yang dapat
menghasilkan hormon reproduksi, yakni, Kelenjar Hipofisa, Kelenjar Ovarium,
Endometrium, dan Testis.
c. Hormon pada pria terdiri dari: hormon testosteron, hormon gonadotropin,
hormon estrogen, dan hormon pertumbuhan.
d. Hormon pada wanita terdiri dari: hormone GnRH (Gonadotropin Releasing
Hormon), hormon FSH, LH, dan estrogen.
e. Ovulasi pada wanita berhubungan dengan siklus yang dikontrol oleh hormon.
Pada manusia dan primata, siklus reproduksinya disebut siklus menstruasi,
sedangkan pada mamalia lain disebut siklus estrus.
f. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari tiga fase, yaitu fase aliran
menstruasi, fase proliferasi dan sekresi.

3.2 Kritik dan Saran


Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun
saran dari makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga
makalah yang telah kami susun bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Candra, Aditya., Anatomi & Fisiologi, Banda Aceh: Diktat, 2011. Ganong, William F.,
Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 2008. Irianto, Kus., Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia,
Bandung: Yrama Widya, 2004. Linda J. Heffner and Danny J. Schust., At a Glance Sistem
Reproduksi, Jakarta: EGC, 2008. Syaifuddin., Fisiologi Tubuh Manusia, Jakarta: Salemba
Medica, 2011.

Anda mungkin juga menyukai