Disusun oleh:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Memahami tentang lapisan sosial masyarakat dan prilaku kesehatan“ ini dengan
baik dan selesai tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medical bedah II . Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan wawasan bagi kami penulis dan bagi para
pembaca. Khususnya dalam hal pemahaman mengenai memahami tentang lapisan
sosial masyarakat dan perilaku kesehatan.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih, kepada
Ibuk Ns Tuti Herawati, S.Pd., S.Kep., M.Kep selaku pengampu mata kuliah
Antropologi Kesehatan. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua
pihak yang terkait dalam proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya
kami dapat menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I..........................................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Maksud dan Tujuan................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................................
A. Hormon..................................................................................................................3
B. Jenis-Jenis Kelenjar Hormon dan Hormon yang Dihasilkan....................................3
C. Contoh Cara Kerja..................................................................................................9
BAB IV......................................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi
untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya
hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan
atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
(sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang
tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan
dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormonologi : yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk
hormon. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh
kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat
diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama.
Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat
perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan
oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiaan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi
yang tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini siste endokrin
merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan
organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang
peranan yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hormon?
1
C. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui hormon
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hormon
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti menggerakkan.
Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ
yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian
karena hormon yang disekresikan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa
melewati saluran khusus. Di pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang
mengedarkan hasil sekresinya melalui saluran khusus. Hormon adalah zat kimia
dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon
detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa tahun. Walaupun jumlah yang
diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini
dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
3
sedangkan hormone penghambat bekerja dengan cara menghambat kelenjar
No Hormon Fungsi
4
a. Pada Wanita : bersama dengan estrogen
5 Luteinizing hormone (LH) menstimulasi ovulasi dan pembentukan
progesterone oleh korpus luteum
pembuluh darah
5
4. Kelenjar intermediet hipofisis
hormon (MSH)
sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid menghasilkan
dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin (T3). Hormon ini dibuat
di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung yodium.
Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu
kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan
6
perkembangan dan kegiatan sistem saraf
6. Kelenjar Timus
dada bagian atas. Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus
membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk
7
No. Hormon Fungsi
1 Bagian korteks adrenal Mengontol metabolisme ion anorganik
a. Mineralokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
b. Glukokortikoid
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut:
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan
otot
d. mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
e. gerak peristaltik
f. bersama insulin mengatur kadar gula darah
a. Ovarium
hormone estrogen dan hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel
oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH. Progesteron berfungsi mempersiapkan
dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi.
b. Testis
8
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang
misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian
anterior.
FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin
1. Contoh adrenalin
- Mengikuti tes
- memainkan peran besar dalam bagaimana tubuh Anda merespons stres. Ketika
9
3. Contoh Aldosteron
4. Contoh angestion
2. Menyeimbangkan Elektrolit
5. Contoh AMH
memiliki peran dalam pubertas dan pada ovarium dan testis orang dewasa. Di
dalam ovarium, hormon ini membantu dalam perkembangan awal folikel, yang mana
6. Contoh Kalsitonin
10
7. Contoh kolesistokinin
dapat digunakan sebagai bahan ajuvan untuk memodulasi respon inflamasi dan
8. Contoh Kortisol
- menyediakan energi yang melimpah bagi tubuh, terutama ketika sedang berada
- hormon kortisol akan meningkatkan gula dalam aliran darah sehingga otak dapat
bekerja lebih efektif dan tubuh bisa menghasilkan lebih banyak energi.
tidur.
1. Nyeri dada.
2. Demam.
3. Sakit kepala.
11
5. Perdarahan.
6. Pembekuan darah.
kanker payudara.
untuk melahirkan
merupakan salah satu hormon utama yang ditemukan dalam tubuh wanita pasca
menopause.
12
2. Etiologi
Menurut Kementrian kesehatan RI pusat data dan informasi (2015) faktor
resiko
osteoporosis terbagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor resiko yang dapat diubah
Kurang aktivitas fisik
Malas bergerak atau olahraga akan menghambat proses
osteoblasnya (proses
pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan
berkurang.
Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu
tulang untuk
membentuk massa.
Asupan kalsium rendah
Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang
akan
mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada ditulang.
Kekurangan protein
Kekurangan paparan sinar matahari
Kurang asupan vitamin D
Konsumsi minuman tinggi kafein dan tinggi alkohol
Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat
menimbulkan tulang
keropos, rapuh dan rusak. Hal ini disebabkan kafein dan alkohol bersifat
toksit
bagi tubuh. Akibatnya, kalsium untuk membentuk tulang terbuang
bersama
dengan air seni.
Kebiasaan merokok
Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok
sangat
rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya
mempercepat
penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar
dan
13
aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-
susunan sel
tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.
Hormon estrogen rendah
Meminum beberapa jenis obat (misal: golongan steroid)
Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada
penyakit
asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika
sering
dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang.
Sebab,
kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan
anti
Riwayat keluarga
Jenis kelamin
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan
pengaruh
hormon estrogen yag mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun.
Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang daat terjadi pada usia 45 tahun.
Pada wanita hamil juga sangat berisiko, karena proses pembentukan janin
membutuhkan banyak kalsium.
Usia
Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan
pria
dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan,
penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat
Ras Asia dan Kaukasia
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki
risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia
rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan
menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan
hispanik
memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
Menopause
Ukuran ba Patofisiol
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni hormaen yang berarti
menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan oleh suatu bagian
dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon dinamakan kelenjar
15
DAFTAR PUSTAKA
http://yusnia-bio.blogspot.com/2009/03/sistem-hormon-manusia.html (Diakses 01
Mei 2015)
16