Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI SISTEM HORMON

Disusun Oleh :

Dani Andri Cahyono (17050394010)

Diah Feby (17050394016)

Dessy Riyana Wati (17050394027)

Mata Kuliah :

Anatomi Fisiologi

Dosen :

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Teknik

Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga A

2018
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................... i


Daftar Isi ........................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................
D. Manfaat ...........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran ...........................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
papper tentang penegakan hukum dan hak asasi manusia ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi papper agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 02 Mei 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Hormon merupakan senyawa kimia khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin
tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon setempat
adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf parasimpatis
dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum dan
diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas dan
kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu
sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi
enzim.
Sistem hormon pada manusia merupakan sistem lain selain sistem saraf yang
terdapat sistem kelenjar di dalamnya, yang ada dalam anggota tubuh, kemudian
keberadaannya bisa menentukan keseimbangan maupun regulasi. Definisi dari
hormon sendiri adalah suatu zat kimia yang tentunya dihasilkan oleh bagian anggota
tubuh, dan jika pada kondisi dengan konsentrasi yang rendah akan berdampak
timbulnya suatu efek fisiologis terhadap organ yang dituju (organ sasaran). Sistem
endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans untuk digunanakan
di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar
dan bekerja didalam tubuh.
Selain keberadaan dari kelenjar endokrin, terdapat pula kelenjar lain yakni
kelenjar eksokrin yang mempunyai peran dalam membantu menyekresikan suatu zat
kimia. Perbedaan yang sangat mendasar terletak di lokasi kerja pada cairan kimia
yang nantinya diperoleh dari hasil produksi yang telah dilakukan. Kelenjar eksokrin
sendiri akan disekresikan menuju bagian terluar dari tubuh dalam bentuk keringat atau
pun enzim dalam mulut. Kemudian untuk hormon yang diperoleh dari kelenjar
endokrin akan disebarkan dan disalurkan di dalam tubuh melalui sistem peredaran
darah. Hormon hanya bisa bekerja dengan cukup efektif apabila dalam keadaan
dengan jumlah yang sesuai. Jika terjadi kelebihan atau pun kekurangan, maka akan
muncul suatu kelainan-kelainan yang ada pada tubuh. Hormon dan saraf akan bekerja
sama secara bersama-sama dalam upaya mengatur regulasi tubuh.
2. RUMUSAN MASALAH
2.1 Apa pengertian sistem endoktrin dan fungsi pada kelenjar endokrin dan hormon?
2.2 Apa kelenjar yang mempengaruhi system hormon ?
2.3 Bagaimana pengendalian sistem endokrin ?
2.4 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kerja hormon ?
2.5 Apa kelainan yang terjadi pada system hormon ?

3. TUJUAN PENULISAN
3.1 Untuk mengetahui tentang pengertian sistem endokrin dan fungsi pada kelenjar
endokrin dan hormon
3.2 Untuk mengetahui apa saja kelenjar yang dapat mempengaruhi system hormon
3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengendalian sistem endokrin
3.4 Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kerja hormon
3.5 Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada system hormon

4. MANFAAT PENULISAN
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat atau menambah ilmu
pengetahuan bagi para pembaca khususnya pada kalangan Mahasiswa, dan bagi
masyarakat umumnya dalam memahami system Hormon pada tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian System Endokrin dan fungsi utamanya
Sistem Endokrin adalah suatu sistem dalam tubuh manusia yang bertugas untuk
melakukan sekresi (memproduksi) hormon yang berfungsi untuk mengatur seluruh
kegiatan organ-organ dalam tubuh manusia sesuai dengan yang dibutuhkan organ
tersebut. Hasil sekresi berupa hormon ini langsung masuk ke dalam pembuluh darah
manusia tanpa harus melalui saluran (duktus).
Sistem endokrin terbagi menjadi beberapa kelenjar endokrin yang jika dalam satu
kesatuan disebut dengan sistem endokrin. Jadi, sistem endokrin merupakan gabungan
dari beberapa kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin itu sendiri ada yang menghasilkan
satu macam hormon/tunggal, dan ada juga yang menghasilkan beberapa
hormon/ganda.
Fungsi utama Kelenjar Endokrin yaitu :
(Penghasil hormon) Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai macam
jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan oleh jaringan
tubuh tertentu.
(Mengontrol aktifitas) Kelenjar endokrin juga bertugas untuk mengontrol aktival dan
maksimal.
(Merangsang aktifitas) Kelenjar endokrin juga bertugas untuk merangsang aktivitas
kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu
efek dari rangsangan tersebut.
(Pertumbuhan jaringan) Kelenjar endokrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan
pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal
(Mengatur metabolisme) Kelenjar endokrin juga berfungsi untuk mengatus
metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan
absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus
(Metabolisme zat) kelenjar endokrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi
metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga
dalam tubuh untuk agar optimal.
2. Kelenjar yang mempengaruhi sistem hormon
a. Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis atau sering disebut sebagai pituitari yang letaknya berada pada
bagian bawah otak besar dengan bentuk tonjolan. Kelenjar tersebut terdiri dari
bagian depan dan juga bagian belakang. Bagian-bagian ini akan memperoleh
suatu hormon yang digunakan dalam membantu mengatur pertumbuhan, mengatur
fungsi dari kelenjar gondok, mengatur kelenjar anak ginjal, dan yang terakhir
mengatur kelenjar kelamin.

Proses kerja pada kelenjar hipofisis sangat berkaitan erat dengan bagian
hipotalamus. Kelenjar hipofisis nantinya akan mengatur aktivitas-aktivitas dari
organ-organ tubuh bagian dalam seperti contohnya organ pencernaan dan juga
organ kelamin.

Kelenjar hipofisis akan memproduksi Hyroid stimulating hormone (TSH) yang


nantinya akan membantu merangsang bagian kelenjar gondok. Kelenjar hipofisis
juga memproduksi luteinizing hormone (LH) yang akan bisa membantu dalam
proses pengeluaran sel telur dan juga hormon androgen yang terdapat pada pria.
TSH dan LH akan disimpan dan juga sekaligus dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis
pada bagian depan. Kemudian hipotalamus akan memproduksi suatu hormon
pelepasan dan menjadi salah satu faktor yang bisa menghambat.
b. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid seringkali disebut sebagai kelenjar gondok yang letaknya di bagian
bawah jakun. Kelenjar tersebut akan memproduksi hormon tiroksin yang
mempunyai peran dalam upaya mengatur tingkat kecepatan pada proses
metabolisme.
Laju dari pemakaian sari makanan dan juga pemakaian oksigen oleh sel
merupakan suatu contoh yang sangat dipengaruhi hormon tiroksin. Hormon
tiroksin juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan tubuh maupun mental.
Hormon tiroksin hendaknya dalam kondisi dengan jumlah yang sesuai. Jika
kelebihan hormon tiroksin (hipertiroidisme) yang akan ditandai dengan naiknya
tingkat metabolisme, denyut jantung yang terasa lebih cepat dari biasanya, sangat
mudah gugup, dan juga sering emosional.
Sedangkan apabila kekurangan hormon tiroksin (hipotiroidisme), maka akan
mengakibatkan terhentinya proses pertumbuhan. Hal semacam ini sangat buruk
jika terjadi pada masa kecil karena akan berakibat atal yakni terjadinya kekerdilan.
Penyakit tersebut dinamakan sebagai kretinisme. Berbeda lagi jika kekurangan
tiroksin ketika sudah dewasa, maka akan mengakibatkan penurunan pada
metabolisme dan juga aktivitas dari peredaran darah di seluruh tubuh. Pada
kelenjar tiroid bisa mengalami proses pembesaran dengan ukuran 15 kali lipat dari
ukuran normalnya yang sering dikenal dengan penyakit gondok. Penyakit yang
disebabkan karena terjadi kekurangan asupan yodium dalam tubuh.
c. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid seringkali disebut dengan kelenjar anak gondok yang


mempunyai jumlah dua buah pasang dan juga menempel pada bagian belakang
kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid memproduksi hormon parathormon.

Fungsi dari hormon ini ialah untuk mengatur kadar dari kalsium yang terkandung
dalam darah dan bisa juga digunakan untuk meningkatkan proses pelepasan
kalsium itu sendiri dari bagian tulang. Selain itu, hormon parathormon bisa juga
digunakan untuk meningkatkan proses penyerapan ulang pada kalsium yang
terkandung dalam ginjal.

Oleh sebab itu, jika seseorang mempunyai hormon parathormon yang berlebihan
dalam tubuhnya, maka tulangnya akan mudah rapuh, lemah dan juga berwujud
tidak normal karena disebabkan oleh kondisi kalsium yang rendah. Dengan
kondisi semacam ini akan mengakibatkan sebagian dari kalsium bisa terbawa oleh
air seni, kemudian akan terjadi pengendapan sehingga lama-kelamaan membentuk
batu ginjal. Dan jika sebaliknya rendahnya kandungan kalsium yang berada dalam
darah, maka bisa mengakibatkan kejang-kejang.
d. Kelenjar Timus

Awal mula dicetuskannya kata timus yakni mengambil dari bahasa Yunani yang
dapat didefinisikan sebagai jiwa, hati, keinginan atau pun juga kehidupan.
Kelenjar timus mempunyai peran yang sangat penting untuk bertanggung jawab
pada proses pertumbuhan terhadap manusia. Kelenjar timus seringkali mempunyai
dua buah lobus yang letaknya pada bagian atas dari tulang dada.

Pada setiap bagian lobus terdiri dari dua bagian yakni bagian korteks dan bagian
medula. Bagian korteks terbentuk dari sel-sel limfosit dan juga sel-sel epitel.
Sedangkan medula terbentuk dari sel-sel epitel. Kelenjar timus akan menghasilkan
hormon yang memiliki peran dalam proses pematangan pada sel limfosit T.

Apabila terjadi kekurangan kelenjar timus, maka kemungkinan besar akan


mengalami kretinisme atau sering dikenal dengan kekerdilan. Sedangkan jika
terjadi kelebihan kelenjar timus, maka bisa jadi akan mengalami gigantisme atau
sering dikenal dengan raksasa.

e. Kelenjar Adreal
Kelenjar adrenal seringkali disebut sebagai kelenjar anak ginjal yang letaknya
berada pada bagian ujung katup di setiap ginjal. Dampaknya, kelenjar ini
dinamakan sebagai kelenjar suprarenalis dan biasanya mempunyai bentuk gepeng
serupa dengan piramida.
Susunan dari kelenjar adrenal terdiri dari bagian luar (korteks) yang mempunyai
warna kuning yang memproduksi hormon kortison, dan juga bagian dalam
(medula) yang mempunyai warna coklat yang dapat memproduksi hormon
adrenalin.

Hormon adrenalin bisa berpengaruh pada denyut jantung, tekanan darah,


meningkatnya kadar gula dalam darah, dan juga bisa mempercepat proses
pernafasan. Proses percepatan yang terjadi pada pernafasan tersebut akan
dilakukan melalui cara yakni memperlebarnya jalan dari udara.
Apabila bagian tubuh kita mengalami kekurangan terhadap hormon adrenalin
yang ada, maka seseorang akan menderita penyakit yang dinamakan addison yang
bisa ditandai dengan kondisi bercak-bercak merah yang timbul pada kulit.

f. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas akan memproduksi getah pankreas yang mempunyai


kandungan enzim di dalamnya. Kelenjar pankreas juga memproduksi hormon
insulin dan glukagon.
Apabila makanan sudah masuk pada bagian tubuh kita, maka akan diolah dan juga
dicerna hingga menjadi gula yang berwujud glukosa. Kemudian glukosa akan
masuk ke bagian aliran darah sehingga kadar glukosa yang terkandung di dalam
dara akan meningkat.
Jika jumlah glukosa yang terkandung dalam tubuh terlalu tinggi, maka pankreas
akan menghasilkan hormon insulin. Hormon tersebut akan membantu
mempercepat dalam membantu proses pengubahan glukosa sampai menjadi gula,
otot atau pun glikogen. Dampak dari proses pengubahan tersebut, maka kadar gula
yang terkandung di dalam darah akan mengalami penurunan.

g. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin yang seringkali disebut kelenjar gonad akan diproduksi saat
sesorang menginjak usia remaja. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar ini
dinamakan sebagai hormon gonadotropik.
Tentunya kelenjar yang dimiliki oleh kelamin pria tidak akan sama dengan
kelenjar yang dimiliki oleh kelamin wanita. Jika pada pria dinamakan testis yang
akan memproduksi hormon testosteron yang memiliki fungsi dalam mengatur
suatu proses perkembangan sel kelamin.
Hormon tersebut juga akan mengatur suatu proses perkembangan seks yang
bersifat sekunder yang bisa dilihat dari perubahan suara yang ditimbulkan,
pertumbuhan pada kumis, rambut pada bagian ketiak, dan juga rambut pada
bagian kaki.
Sedangkan kelamin yang ada pada wanita dinamakan sebagai ovarium yang
nantinya akan memproduksi hormon estrogen yang memiliki fungsi dalam
mengatur proses perkembangan pada bagian sel-sel kelamin pada wanita. Hormon
ini juga memiliki fungsi lain dalam mengatur suatu proses perkembangan pada
organ seks yang bersifat sekunder.
Hal ini bisa dilihat pada proses pertumbuhan yang terjadi pada payudara,
terjadinya pembesaran pada bagian pinggul, dan perubahan yang ada pada suara.
Selain itu, ternyata ovarium juga memproduksi hormon progesteron yang
memiliki fungsi dalam mengatur proses pertumbuhan pada bagian plasenta dan
juga merangsang proses pembentukan air susu pada wanita.
h. Kelenjar Pencernaan

Proses pencernaan terdiri dari semua proses dimana makanan yang masuk ke
dalam tubuh akan disederhanakan sehingga zat-zat gizi yang terkandung dalam
makanan akan terserap secara sempurna oleh anggota tubuh. Pada sistem
pencernaan makanan yang ada pada manusia terdiri dari saluran pencernaan dan
juga kelenjar pencernaan.
Saluran percernaan sendiri diawali dari bagian rongga mulut, hulu kerongkongan,
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan akan berakhir di bagian anus.
Kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus,
kelenjar hati dan juga kelenjar pankreas.

3. Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam
darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk
mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam
batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah
diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa
melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon
lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu
masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar
hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar
hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti
melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa
memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH dan
FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada
indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik
ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan
respon terhadap semacam jam biologis. Faktor-faktor lainnya juga merangsang
pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa)
menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting
susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi
juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya saluran
susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan
kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem
sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus
mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan
turun sampai sangat rendah.
4.

Anda mungkin juga menyukai