Anda di halaman 1dari 25

SISTEM ENDOKRIN

Dosen Pembimbing : Widarika Santi Hapsari, M.Pd

Disusun oleh :

1. Permathahaty Emmar A.C.P (19.0602.0015)


2. Widya Okta K (19.0602.0017)
3. Anis Lutvia (19.0602.0018)
4. Rani Wiboningrum (19.0602.0019)
5. Deksa Yudha Syach P (19.0602.0021)

PRODI D3 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Sistem Endokrin ini tepat waktu.

Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kita tentang sistem
endokrin dalam tubuh..

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Magelang, 30 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Makalah ..................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan ..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................2

2.1 Pengertian Sistem Endokrin ..............................................................................2


2.2 Fungsi Sistem Endokrin ....................................................................................2
2.3 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin ..........................................................3
2.3.1 Kelenjar Hipofise ..................................................................................4
2.3.2 Kelenjar Tiroid ......................................................................................7
2.3.3 Kelenjar Paratiroid ..............................................................................10
2.3.4 Kelenjar Timus ....................................................................................11
2.3.5 Kelenjar Suprarenalis ..........................................................................12
2.3.6 Kelenjar Pienalis .................................................................................16
2.3.7 Kelenjar Pankreas ................................................................................16
2.3.8 Kelenjar Kelamin ................................................................................18

BAB III PENUTUP ............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................22

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin tanoa duktus yang menyebar
diseluruh tubuh. Kelenjar endokrin secara fungsional membentuk suatu sistem
dengan mengeluarkan hormon ke dalam darah dan terdapat banyak interaksi
fungsional diantara berbagai kelenjar endokrin. Namun, kelenjar endokrin secara
anatomis tidak berhubungan.

Berikut fungsi keseluruhan sistem endokrin dalam tubuh :

1. Mengatur keseimbangan H2O dan elektrolit serta mengatur metabolisme


organik yang penting dalam mempertahankan keadaan tubuh tetap stabil
2. Membantu tubuh menghadapi situasi stress dengan cara menginduksi
perubahan adaptif
3. Memaksimalkan tumbuh kembang agar lancar dan berurutan
4. Mengontrol sistem reproduksi

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sistem endokrin ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dalam sistem endokrin ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem endokrin
2. Mengetahui anatomi dan fisiologi dalam sistem endokrin

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sebuah sistem yang menghasilkan dan


mengatur hormon yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sistem ini
berhubungan erat dengan sistem saraf pada manusia, karena keduanya
memiliki tugas yang sama yaitu mengontrol dan memadukan satu sama lain
serta menjaga homestatis dalam tubuh. Walaupun kedua sistem ini
berhubungan erat, akan tetapi memiliki karakteristik yang berbeda.

Sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar yang tidak


memiliki saluran dan berfungsi menghasilkan hormon melalui aliran darah
untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon merupakan senyawa kimia
yang disekresikan oleh sistem endokrin yang tersusun dari kelenjar-kelenjar
endokrin. Hormon ini, berfungsi untuk mengatur proses fisiologis tubuh.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin

Secara keseluruhan, sistem endokrin meiliki fungsi yang berbada-


beda, tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Secara umum fungsi
kelenjar endokrin adalah sebagai berikut :

a) Sebagai penghasil hormon – kelenjar ini berfungsi dalam proses


pembuatan hormon untuk kemudian dialirkan ke darah jika diperlukan
oleh bagian tubuh tertentu.

b) Sebagai pengontrol aktivitas – kelenjar ini berfungsi merangsang aktivitas


yang dilakukan kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.

c) Untuk merabgsang aktivitas – kelenjar ini berfungsi merangsang aktivitas


yang dilakukan oleh tubuh untuk nantinya dikirimkan ke sistem saraf
sehingga tercipta suatu respon dari rangsangan tersebut.

2
d) Sebagai penumbuh jaringan – kelenjar ini berpengaruh dalam
pertumbuhan jaringan pada manusia agar jaringan tersebut dapat berfungsi
dengan maksimal.

e) Sebagai pengatur metabolisme – kelenjar ini berperan dalam pengaturan


metabolisme tubuh, khususnya dalam sistem oksidasi bertugas
meningkatkan absopsi glukosa pada tubuh dan usus halus.

f) Sebagai pengatur metabolisme zat – kelenjar ini berperan dalam


metabolisme protein, vitamin, lemak, minerala, air, dan hidrat aranga agar
berfungsi dengan maksimal.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin menghasilkan zat-zat kimia atau hormon yang digunakan


sebagai perantara dalam sistem endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu
(sekresi internal). Kelenjar ini mengirim hasil sekresi ke dalam darah dan cairan
limfe yang kemudian beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melalui duktus atau
saluran. Hasil sekresi itu sendiri disebut hormon. Hormon ini akan masuk ke dalam
darah untuk kemudian dibawa oleh sistem peredaran darah keseluruh tubuh. Sistem
endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama dengan sisten
sraf yang berperan penting dalam pengendalian organ tubuh. Meskipun hormon
disebarkan ke seluruh tubuh, namun hanya sel sasaran tertentu yang memiliki
reseptor untuk mengikatnya. Oleh karena itu, setelah dikeluarkan hormon akan
mengalir dalam darah menuju sel sasaran.

Macam kelenjar endokrin yang ada dalam tubuh :

a) Kelenjar yang seluruhnya terdiri dari kelenjar endokrin

- Hypophysis (Glandula Pituitaria)

- Glandula Thyreoidea

- Thymus

- Glandula Pinealis

- Glandula Suprarenalis

3
b) Organ yang dilengkapi dengan sel endokrin

Organ ini bertugas mengeluarkan hormon dari bagian endokrinnya.


Organ yang termasuk dalam kelompok ini yaitu :

- Pulau-pulau Langerhans didalam pangkreas

- Organ reproduksi atau gonade (Ovarium pada perempuan testis pada


laki-laki)

- Gaster dari intestinal

2.3.1 Kelenjar Hipofise

Kelenjar hipofise disebut juga sebagai kelenjar pituitary. Kelenjar ini,


merupakan kelenjar endokrin yang terletak di dasar tengkorak (sela tursika) fossa
os sfenoit. Kelenjar hopofise memiliki ukuran 10 x 13 x 6 mm dan memiliki berat
0,5 gr. Kelenjar ini berfungsi sebagai pengatur kegiatan hormon dan mempengaruhi
pekerjaan kelenjar dalam menyekresi hormon dari semua organ endokrin. Oleh
karena itu, kelenjar ini memegang peranan yang sangat penting. Hipofisis
dihubungkan oleh tangkai penghubung tipis dengan hipotalamus. Hipotalamus
dapat mengatur fungsi hipofise yang dilakukan oleh sejumlah hormon yang
dihasilkan hipotalamus. Hipophysiotropic hormone merupakan hormon hormon
yang mengatur fungsi hipofise yang dihasilkan oleh sel-sel neorosekretori yang
terdapat di dalam hipotalamus.

Kelenjar hipofise mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior dan lobus
pasterior.

1. Lobus Anterior (adenohipofise)

Lobus anterior adalah lobus yang terdiri dari dua tulang rawan (kantong
rathke) yang menempel pada jaringan otak lobus posterior, dan menghasilkan
sejumlah hormon yang berguna untuk mengendalikan produksi organ endokrin
yang lain.

a. Hormon Somatotropik ( growth hormone) adalah hormon pertumbuhan


yang berguna untuk merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan

4
visera penting pada individu yang masih muda untuk keperluan
pertumbuhan. Kartisol dibutuhkan dalam efek langsung guna meningkatkan
lipolysis dan glukosa dalam darah. Sedangkana pembentukan somatomedin
(sekelompok peptida) dirangsang oleh efek tidak langsung. Somatomedin
digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan kerangka
dan juga untuk meningkatkan sintesis protein dan meningkatkan poliferasi
sel. System saraf pusat mengendalikan system sekresi GH. Sekresi dapat
meningkat oleh karena stress, gerak badan, suhu dingin, anesthesia,
pembedahan, dan perdarahan.
b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) berfungsiuntuk
dalam pengendalian kelenjar tiroid dalam memproduksi hormon tiroksin.
Sel-selnya berbentuk polyhedral dengan ukuran yang besar dan
mengandung granula kecil dengan diameter 50-100 nm. Berfungsi untuk
menstimulasi pembesaran tiroid,menambah sintesis tiroglobulin, dan
menambah uptake yodium. Jumlah sel dapat berkurang disebakan oleh
hormon-hormon dari kelenjar tiroid hal ini dapat menyebabkan menurunnya
sekresi hormon dikarenakan jumlah sel yang menurun mengingat sel
tersebut sebagai reseptor terhadap thyroid releasing factor (TRF).
c. Hormon adrenokortikotropik (ACTH) sebagai pengendali kelenjar
suprarental dalam memproduksi kortisol yang berasal dari korteks kelenjar
suprarental. Sel dari kelenjar suprarental mengandung granul sekretori
dengan diameter 375-550 nm, merupakan yang terbesar ditemukan dalam
sel-sel hipofisis. Hormon ACTH dan beta lipoprotein biasanya disintesis
oleh sel ini, diproduksi dan disimpan dalam sel basophil hipofise yang
mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.
d. Hormon gonadotropin, memproduksi :

- Follicle stimulating hormone (FSH) yang fungsinya berbeda pada pria


dan wanita. Pada wanita, hormon ini berguna untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan folikel ovarium,dimana merupakan
tempat perkembangan ovum atyau sel telur. juga memiliki fungsi untuk

5
mendorong sekresi hormon estrogen dan ovarium. Sedangkan pada pria
FSH berperan dalam produksi sperma.

- Luteinzing hormone (LH) memiliki fungsi yang berbeda pada pria dan
wanita. Pada wanita LH memiliki fungsi untuk ovulasi dan luteinisasi
atau proses pembentukkan korpus luteum yang menghasilkan hormon
di ovarium selepas ovulasi. LH juga dapat berfungsi dalampengaturan
sekresi hormon-hormon seks wanita, seperti estrogen dan progesterone
oleh ovarium. Sedangkan pada pria hormon ini berguna untuk
merangsang pengeluaran hormon seks pria oleh sel interstisium leydig
di testis yaitu testosterone sehingga hormon ini memiliki nama lain
interstitial cell stimulating hormone (ICSH).

- Prolactin (PRL) berguna untuk pertumbuhanpayudara dan produksi


susu pada wanita. Sedangkan pada pria fungsinya sebagai merangsang
produksi reseptor LH di testis namun hal tersebut belum jelas. Selain
itu, studi terakhir mengisyaratkan bahwa prolactin bisa saja menunjang
pembentukkan pembuluh darah baru ditingkat jaringan pada pria
maupun wanita dan meningkatkan system imun . Kedua efek ini
memang tidak saling berkaitan dengan perannya dalam fisiologi
reproduksi.
2. Lobus Posterior (neurohipofisis)
Lobus posterior hipofise tersusun atas jaringan syaraf oleh karena itu
disebut neurohipofisis, berasal dari eviginasi atau penonjolan dasar ventrikel
otakketiga, yang kemudian menghasilkan dua macam hormon yaitu :

- Vasopressin atau disebut juga arginen vasopressin (APV) , hormon anti


diuretic bekerja melalui reseptor tubulus dital ginjal, mengonsentrasi urine
dengan cara menambahkan aliran osmotic dari lumina-lumina ke
intestinum medular yang kemudian membuat kontraksi otot polos, dan
menghemat air. Dengan cara itu ADH mempertahankan konstannya
osmolaritas dan volume cairan yang ada di dalam tubuh.

6
- Oksitosin berfungsi merangsang kontraksi otot polos uterus guna
membantu mengeluarkan janin saat proses persalinan, dan hormon ini juga
berfungsi merangsang penyemprotan atau ejeksi susu dari kelenjar
mamaria atau payudara selama menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan
dengan reflek yang dipicu saat bayi menghisap payudara. Selain itu,
oksitosin juga dapat mempengaruhi perilaku terutama sang ibu. Contohnya
hormon ini dapat meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.

2.3.2 Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang berada di dalam leher bagian bawah
melekat pada tulang laring, berada di sebelah kanan depan trakea, dan menempel
pada dinding laring. Kelenjar ini tersusun atas dua lobus yang saling berhubungan.
Masing masingnya memiliki tebal 2 cm, panjang 4 cm , dan tebal 2,5 cm. kelenjar
ini menghasilkan hormon tiroksin. Pembentukkan hormon ini bergantung pada
jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh untuk memelihara
keseimbangan yodium dalam minuman dan makanan.

Struktur mikroskopis kelenjar ini tersusun atas folikel seperti kelenjar


asiner, dengan dinding selapis sel, saat sedang aktif akan berbentuk kuboid yang
tinggi. Namun jika sedang istirahat akan pipih dan pada bagian tengah asiner terdiri
atas koloid senyawa tiroglobulin, tirosin dan hormon tiroksin yang ada pada
kelenjar tiroid. Sekresi hormon tiroid memerlukan bantuan dari TSH guna
endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim proteolitik yang berfungsi untuk
memecahkan ikatan hormon T3 dan T4 dari trigobulin dan melepaskan T3 dan T4
menuju peredaran darah.

Distribusi darah di dalam plasma terikat oleh protein plasma atau PBI ,
sebagian PBI T4 dan sebagian kecilnya T3 terikat protein jaringan yang bebas dan
seimbang. Reaksi yang dibutuhkan dalam sintesis dan sekresi hormoin yaitu :

1. Transport yodium dari plasma menuju ke dalam tiroid dan lumen dari
folikel-folikel . proses initerjadi dengan adanya bantuan dari thyrotrop
stimulating hormone atau TSH

7
2. Dalam kelenjar yodium tiroid mengalami oksidasi sehingga kemudian
berubah menjadi yodium yang aktif dengan bantuan TSH.
3. Terjadi perubahan kondensasi pada idiontirosin dengan bantuan dari
peroksidase. Reaksi tersebut terjadi dalam molekul trigobulin yang
kemudian membentuk idiotironin di antaranya T4 dan T3 yang terikat pada
tirosin yang ada di dalam kelenjar tiroid dalam bentuk tirosin.
4. Dan tahap yang terakhir, melepaskan iodotironin ke dalam darah secara
bebas. Setelah itu triglobulin dipecah melalui proses hidrolisis , T4 dan T3
di dalam kelenjar tiroid dapat lebas dalam darah.

Efek T3 dan T4

1. Kalorigenik
a. Dapat meningkatkan konsumsi oksigen dalam semua jaringan kecuali
pada orang dewasa (otak, limpa, hipofisis,testes, uterus, anterior, dan
kelenjar limfe).
b. Membutuhkan banyak katekolamin
c. Dapat merangsang metabolisme zat di dalamsel glikogenolisis dalam
sel katabolisme proteindan lemak yang ada pada otot dan tulang.
d. Meningkatnya produksi panas.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Merangsang proses sekresi growth hormone atau GH
b. Memperkuat efek GH
c. Dapat mempengaruhi sel-sel saraf , perkembangan mental pada janin dan
pada anak balita.

Sel-sel dai folikel dapat menyebabkan yodium dalam bentuk yopdida yang
terserap dari pembuluh kapileh berada disetiap keliling folikel. Yodida yang
terserap dari pembuluh kapiler tadi kemudian akan digabungkan dengan protein
kemudian membentuk triglobulin yang nantinya akan disekresikan ke dalam lumen
dari setiap folikel dan membentuk koloid. Triglobulin nantinya akan diuraikan oleh
enzim proteilitis sehingga menjadi tiroksin, yang merupakan salah satu hormon dari
kelenjar tiroid. Nantinya, dalam pembuluh darah tiroksim akan berkaitan dengan
molekul protein.

8
a. Fungsi Hormon Tiroid :
1. Mempengaruhi maturasi atau pematangan dan pertumbuhan jaringan
tubuh, adanya penggunaan energy total.
2. Untuk mengatur kecepatan pada system metabolism tubuh dan
mempengaruhi beberapa reaksi metabolic yang ada di dalam tubuh.
3. Untuk menambahkan sisntesis asam ribonukleus atau RNA dan juga
protein , suatu yang mendahului meningginya baslametabolisme.
4. Pada kondisi konsentrasi yang tinggi, balans nitrogen negative dan sintesis
protein akan berkurang.
5. Untuk menambahkan hasil panas dan menyimpan energy pada kondisi
konsentrasi hormo tiroid yang tinggi.
6. Absorpsi intestinal glukosa akan bertambah lancer oleh hormone tiroid,
yang memungkinkan factor toleransi glukosa yang tidak normal seringkali
ditemukan pada hipertiroidsme.
b. Fungsi Tiroksin :
1. Berpengaruh dalam proses oksidasi dalam tubuh yang mempengaruh
metabolisme tubuh.
2. Memiliki peran yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
mental pada masa kanak – kanak.
3. Untuk pertumbuhan koloid yang terdapat pada gelembung tiroid akan
menjadi tempat penyimpanan yodium.
4. Dapat mempengaruhi stimulais system saraf.
5. Dapat memelihara kesehatan pada kulit dan rambut

Produksi yang berlebihan

Produksi tiroksin yang berlebihan (pada orang dewasa) akan mengakibatkan


terjadinya penyakit tiroroksikosis, atau bisa dikenal dengan penyakit grave.
Berikut ini beberapa gejala penyakit tiroksikosis :
1. Nilai metabolisme basal yang tinggi
2. Suhu pada tubuh akan meningkatkan dan produksi keringat berlebih.
3. Jumlah denyut nadi akan meningkat

9
4. Menimbul rasa terharu, gugup, atau ketakutan
5. Bola mata yang menonjol (eksoftalmus)
6. Napsu makan yang normal, tetapi penderita memiliki badan yang kurus.

Produksi yang Kurang

1. Pada orang dewasa


Menjadi penyakit miksedema dengan gejala-gejala: badan gemuk
padahal nafsu makan yang berkurang; kulit akan menjadi kasar yang seperti
bengkak atau sembab; kecerdasan otak yang berkurang; rendahnya nilai
metabolism basal.
2. Pada anak-anak
Menimbulkan kretinisme. Jika pada anak-anak penderita
kretinismeakan berakibat kurangnya akal dan bodoh seta pertumbuhan pada
tubuh yang relatif terhambat.

2.3.3 Kelenjar Paratiroid

Kelenjar paratiroid memiliki selaput yang terletak diatas dan membungkus


kelenjar tiroid. Memiliki dua pasang (4 buah) yang terletak di belakang setiap lobus
dari kelenjar tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan. Setiap kelenjar memilik
besar kira-kira 5x5x3 mm yang berat antara 25-30 mg serta berat keseluruhan lebih
kurang 120 mg.

Hormone paratiroksin pada kelenjar tiroid menghasilkan suatu peptide yang


terdiri dari 84 asam amino. Kelenjar tiroid pada saat melaksanakan kerjanya diatur
dan diawasi dengan langsung oleh kelenjar hipofise. Produksi dapat meningkat jika
hormone paratiroid memiliki kadar kalsium di dalam plasma yang menurun pada
keadaan fisiologis normal. Homeostatik memiliki pengawasan yang sangat sempit
untuk mengawasi kadar kalsium dalam plasma yang dipengaruhi pada perubahan
diet setiap hari dan pertukaran mineral antara tulang dengan darah.

Fungsi kelenjar paratiroid yang berpengaruh selain mineral dan kalsium


adalah magnesium di dalam darah .

10
Berikut adalah fungsi kelenjar paratiroid :

1. Konsentrasi ion kalsium plasma akan terpelihara dalam batas yang kecil
meskipun terdapat variasi-variasi yang luas
2. Memiliki efek terhadap reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor serta
dapat mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal
3. Mempercepat absorpsi kalsium yang terjadi di intestinum.
4. Kalsium dalam darah akan meningkat jika hormone paratiroid dapat
menstimulasi resorpsi tulang.
5. Dalam menstimulasi transpor kalsium dan fosfat dapat melalui membrane dari
mitokondria

Ion Kalsium memiliki beberapa fungsi sebagai beriku:

1. Berperan penting dalam cairan yang berada di intrasel dan ekstrasel


2. Suatu komponen yang utama dalam tulang
3. Memiliki fungsi penting untuk pembekuan darah dan berbagai kegiatan system
enzim
4. Melepas kalsium (Ca) intrasel yang dapat mengaktifkan sel atau proses sekresi
dan kontraksi otot.
5. Perubahan kecil kalsium ekstrasel pada konsentrasi untuk kepekaan sel
(hipokalsemia) yang menimbulkan epilepsy dan tetani.

2.3.4 Kelenjar Timus

Kelenjar timus yang letaknya berada di dalam rongga mediastinum


belakang os sternum pada rongga toraks, yang tingginya seperti bifukasi trachea.
Terdiri dari dua lobus dengan warna yang berbeda – beda. Saat bayi yang baru saja
lahir besaranya masih sangat kecil yaitu sekitar 10 mg pada masa remaja akan
bertambah menjadi antara 30-40 gram dan setelah dewasa malah akan mengerut.

Kelenjar timus akan berpartisipasi dalam mereaksikan kekebalan tubuh


dengan menginduksi diferensiasi sel induk limfosit. Kelenjar ini juga memilik
kepekaan terhadap homone tiroid yaitu dengan adanya aktivasi endokrin pada

11
timus. Ukuran timus akan mengecil sementara kedewasaan kelamin tercapai yang
disebabkan adanya hambatan yang diberikan oleh steroid gonald. Penghambatan
kerja timus juga dipengaruh oleh Steroid adrenal karena sebagai parameter untuk
kortikosteroid

Sumber kelenjar ini yaitu dari sel yang memiliki kemampuan imunologis.
Hormone ini akam menyiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel yang memiliki
kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. pada saat dewasa
pertumbuhannya akan berkurang yang dapat mempengaruhi kurangnya aktivitas
kelamin.

Berikut merupakan fungsi kelenjar timus :

1. Menjadi sumber sel yang memiliki kemampuan imunologis.


2. Sumber hormone timik yang dapat mempersiapkan proloferasi dan maturasi
sel-sel dengan kemampuan potensial imunologis dalam banyak jaringan lain.
3. Dapat mempengaruhi kurangnya aktivitas kelamin.

Kelenjar timus memiliki beberapa kelainan sebagai berikut:

1. Hiperplasia
gejalanya dengan adanya limfoid folikel di dalam medula. Folikel limfoid
dalam keadaan normal tidak ada hal ini menjadi kelainan autoimun, akan
mempengaruhi daya imun seseorang.
2. Tumor timoma
Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak dan ada yang ganas serta
memiliki sel epitel neoplastic. Tumor akan menekan alat sekelilingnya yang
menyebabkan sesak napas, batuk, dan nyeri menelan.

2.3.5 Kelenjar Suprenalis

Kelejar suprenalis disebut juga dengan kelenjar adrenal. Kelenjar ini


memiliki bentuk ceper yang terletak di bagian atas ginjal dan memiliki berat 5-9 gr.
Di dalam kelenjar ini, terdapat dua bagian yaitu bagian luar yang berasal dari sel-
sel meodermal dan disebut dengan korteks, sedangkan bagian dalam yang berasal
dari sel-sel ectodermal dan disebut dengan medula. Pada bagian fungi dan peranan

12
dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh berbeda. Hal ini berdasarkan
perbedaan dari zat yang dihasilkan kelenjar ini.

Hormon steroid dihasilkan dari bagian korteks atau bagian luar, sedangkan
katekolamim dihasilkan dari bagian medula atau bagian dalam.

Kelenjar suprenalis dibagi menjadi dua , yaitu :

1. Korteks adrenal
Bagian luat dari korteks adrenal ini berwarna kekuning-kuningan dan
dapat menghasilkan kartisol. Disebut korteks karena terdiri dari sel-sel
epitel yang besar berisi lipoid yang disebut dengan foam cells dan terdiri
dari zona glomerulus (lapisan luar) zona fasikulate (lapisan tengah yang
paling besar), zona retikularis (lapisan dalam yang mengelilingi medula ).
Hormon adrenokortikotropin (ACHT) yang berasal dalebus srterior hipofise
bertugas dala pemeliharaan struktur tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks
suprarenal. Korteks adrenal menghasilkan hormon :
a. Kortikosteroid (kortikoid)
Pada kortikoid terkandung struktur dasar nucleus. Kortikoid
ini dapat menghasilkan 30 jenis kortikoid, tetapi tidak semua yang
dihasilkan tersebut mempunyai aktivitas yang jelas. ACTH dari
adenohipofise dengan pengaruh trofiknya bertugas dalam
pengaturan sekresi glukokortikoid untuk mempertahankan struktur
dan perdarahan korteks adrenal terutama pada zona fasikulata dan
zona retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh :
1) Mekanisme umpan balik negatif kartisol dan kartikosteron
langsung pada prosuksi ACTH di adenohipofisis melalui
hipotalamus.
2) Sekresi ACTH pagi hari meningkat dan menurun pada
malam hari.
3) Stres meningkat sekresi ACTH dan sekresi kortisol.
b. Mineralkortikoid
Hormon ini teridir dari dua bagian, yaitu aldesterone dan
deoksikortikosteron (DOC). Dalam keseimbangan elektrolit dan air

13
di dalam tubuh, kedua hormon tersebut sangat berpengaruh. Apabila
ada kalium yang berelebihan dalam hormon ini maka akan dibuang
melalui urine.
c. Hormon kelamin
Hormon kelamin laki-laki dan hormon kelamin perempuan
merupakan salan satu hormon yang dihasilkan dari kelenjar korteks
adrenal. Hormon yang dimaksud adalah androgen, entrogen, dan
hormon progesteron. Hormon yang dihasilkan angat sedikit
sehingga tidak terlalu berdampak buruk. Namun apabila hormon
yang dihasilkan bertambah, maka sifat kelamin sekunder akan
cenderung berubah.

Sekresi berlebihan pada masa anak-anak akan berdampak


pada perkembangan kelamin yang terjadi lebih cepat dari biasanya.
Selain itu, anak akan mencapai masa pubertas lebih awal daripada
sebelumnya. Sedangkan sekresi yang berlebihan pada orang dewasa
terjadi kerena kelebihan hormon androgen pada perempuan yang
seharusnya dimiliki oleh laki-laki. Sehingga perempuan tersebut
akan menunjukan sifat kelaki-lakian, misalnya tumbuh jenggot dan
kumis. Kondisi ini dikenal dengan sebutan virilisma.

2. Medula
Hormon epinefrin dan hormon norepinefrin adalah hormon yang
dihasilan dari medula dan mengandung sel-sel ganglion simpatis dan
kelenjar medula adrenal. Adrenalin dapat dibentuk dan dilepaskan olwh
kelenjar medula adrenal. Hidroksilasi, dekarboksilasi asam amino
fenilamin, dan tiroksin akan membentuk ketokelamin (adrenalin) dan
noradrenalin. Ketokelamin ditosin disekresikan oleh tiroksin dengan cara
ditanspor ke dalam sel.

Fungsi epinofrin dan norepinefrin:

a. Terhadap sitem kardiovaskular (jantung)


1) Epinefrin pada tulang menyebabkan vasodilatasi dan
epinefrin pada kulit menyebabka vasokontriki. Maka,

14
epinefrin berfungsi sebagia timulasi unruk aksi angtung,
menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan
memperbesar curah jantung.
2) Norepinefrin vasokontriksi sangat berguna untuk
memperbaiki keadaan syok yang bukan disebabkan oleh
perdarahan tetapi disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
b. Terhadap otot polos dari visera
1) Epinefrin berfungsi sebagai terapi serangan asam bronchial
karena epinefrin dapat menyebabkan relaksasi otot polos
gaster, usus, vesika urinaria, dan otot polos bronkus.
c. Efek metabolik eponefrin
1) Dalam menstimulai pemecahan glikogen, suatu aksi yang
menekan kadar gula darah melalui penambahan adenosine
monofosfat (AMP).
2) Menambah pemecahan glikogen melalui penambahan AMP
di dalam otot.
3) Pelepasan asam amino dan gliserol di dalam darah
disebabkan oleh jaringan lemak yang mempunyai efek
lipolysis. Asam lemak dalam otot berfungsi sebagai bahan
bakar dan di hati untuk gluconeogenesis.
4) Mengahalangi pelepasan insulin dalam pankreas.
5) Proses pelepasan asam lemak dari jaringan menjadi bahan
pembakar dalam otot, metabolisasi glukosa dengan
menambah glikogenolisis dan gluceneogenesis dalam hepar,
dan mengurangi uptake glukosa dalam otot, mengurangi
pelepasan inulin, menghindarkan pemakaian glukosa oleh
jaribgab perifer sehingga dipakai oeleh sistem saraf sentral.
Hal tersebut dilakukan pada saat epinefren dalam keadaan
darurat.
2.3.6 Kelenjar Pienalis

Kelenjar pienelis disebut juga sebagai epifise. Kelemjar ini memeiliki ciri-
ciri ukuran yang kecil dengan warna merah seperti sebuah cemara, dan terletak di

15
dalam ventrikel otak. Kelenjar yang menojol ke atas disebut mensefalo, dan
kelenjar yang menonjol ke belakang disebut kolikus superior. Fungsi dari kelenjar
ini belum diketahui secara jelas. Sekresi yang dihasilkan oleh kelenjar ini
membantu pankreas dan dalam pengaturan aktivitas seksual dan reproduksi
manusia dibantu oleh kelenjar kelamin.

Saraf-saraf yang mengatur glandula pienalis ditimbulkan oleh cahaya yang


terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran
darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi
hormon gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvilusi.

Mekanisme kerja insulin :

1) Meningkatkan transport glukosa dalam sel / jaringan tubuh.


2) Meningkatkan transport asam amoni ke dalam sel.
3) Meningkatkan sisntesis protein di orak dalam hati.
4) Menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase dan meningkatkan
sentesis lipida.
5) Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

2.3.7 Kelenjar pankreas (Pulau Langerhans)

Pankreas merupakan organ tubuh yang sedikit panjang dan terletak di


retroperitoenal dalam abdomen bagian atas, dan di depan veryebrae lumbalis I dan
II. Bagian kepala pankreas terletak di dekat kepala duodenum, dan ekornya
sampai ke lien. Darah yang di didapat pankreas berasaldari arteri linealis dan
arteri mesenterika superior

Kelenjar yang dihasilkan pankres adalah kelenjar endokrin dan eksokrin. Di


seluruh pannkreas terdapat bagian sel endokrin yang disebut sebagai pulau (isets)
Langerhan yang terdapat diantara sel-sel eksokrin. Pulau langerhans ini terdapat
sekitar 1 sampai 2 juta di dalam tubuh manusia dan dibedakan menjadi granulasi
dan pewarnaan dan setengah nya menyekresi hormon insulin.
Dalam tubuh manusia normal pulau langerhans menghasilkan empat jenis sel :

16
a. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40 % menghasilkan glucagon menjadi factor
hiperglikemik, memilikii anti-insulin aktif

b. Sel-sel B (beta) 60-80% berfungsi menghasilkan insulin

c. Sel-sel D 5-15 % berfungsi menghasilkan somatostatin

d. Sel-sel F 1% berfungai sebagai penyimpan dan penyekresi pankreatik


polipeptida.

Insulin adalah suatu protein yang terdiri dari dua rantai asam amino yang
keduannya dihubungkan olrh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi insulin
harus berikatan dengan protein reseptor yang terdapat dengan membran sel. Dan
penghasilan insulin dikendalikan oleh kadar glulosa dalam darah.

Mekanisme kerja insulin :

1. Insulin berfungsi untuk menaikkan transport glukosa kedalam seluruh sel tubuh
kecuali sel otak, tubulus dalam ginjal, mukosa usus halus, dan eritrosit. Proses
masuknya glukosa dalam sel secara difusi dengan perbedaan konsentrasi antara
glukosa dalam dan luar sel.
2. Insulin berfungsi menaikkan transport asam amino ke dalam sel.
3. Insulin berfungsi menaikkan proses sintesis protein di otak dan hati.
4. Insulin berfungsi menghambat kerja hormon yang sensitif terhadap lipase, dan
meningkatkan sintesis lemak.
5. Insulin juga berfungsi dalam peningkatan pengambilan kalsium dari cairan
sekresi.

Terlalu banyak kandungan insulin dalam tubuh menyebabkan diabetes


melitus yang berakibat adanya glulosa yang tertahan di luar sel sehingga sel dan
jaringan menjadi kekurangan energi dan merangsang proses glikogenolisis dalam
sel hati dan jaringan.

2.3.8 Kelenjar Kelamin

17
Kelenjar gonad adalah ovarium yang ada pada wanita dan merupakan
testisyang ada pada pria. yang mana keduanya memiliki fungsi endokrin dan
reproduksi. Sebagai kelenjar endokrin, testis akan memiliki fungsi sebagai
penghasil hormon seks yaitu sperma dan andogren. Sedangkan untuk ovarium
menghasilkan estrogen dan progesterone dan juga sebagai tempat memproduksi sel
telur.

Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesoris pada waktu lahir memiliki ukuran


yang lebih kecil jika dan tidak dapat berfungsi. Saat tiba pada masa-masa pubertas
kelenjar gonad akan menjadi aktifdan sifat kelamin sekunder akan mulai
terlihat,terjadi peningkatan sekresi gonad (FSH dan LH) yang akan merangsang
produksi dan perkembangan kelenjar gonad. Peningkatan inidisebabkan kepekaan
hipotalamus terhadap inhibisi atau hambatan steroid yang menurun.

Adapun fungsi darireproduksi pada pria dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

1. Spermatogenesis yaitu untuk pembentukkan sperma


2. Pelaksanaan kerja seksual
3. Pengaturan pada fungsi seksual pria oleh bermacam-macam hormon (fungsi
dari endokrin ) yang berhubungan d engan fungsi reproduksi itu sendiri,
efek hormone seks pada pria pada organ seks tambahan, metabolism seldan
fungsi dari tubuh lain.

1. Testis .

Pada pria testis menghasilkan hormone seks dinamakan dengan androgen.


Testoteron adalah yang lebih kuat dan lebih banyak diantara yang lain serta
memiliki tanggung jawab terhadap hormon pria. Testosteron terbentuk dari sel
interstisial leyding yang terlteak pada interstisial anatar tubulus seminalis. Contoh
sekeresi androgen , misalnya kelenjar adrenal menyekresikan androgen pada
keadaan yang tidak mnyebabkan maskulinisaisi.

Berikut adalah fungsi endokrin testis:

18
1) Pada testis janin yang dapat menurunkan hingga trimester ke -3 pada
kehamilan, mensintesis adrogen pada saat minggu ke -6 hingga 8 atau
maksimum minggu 11-18 yang menghasilkan testosterone.
2) Saat janin testosterone yang diperlukan dalam diferensisasi genitalia internal
serta eksternal pada laki – laki.
3) Untuk pria dewasa dengan perkembangan dan mempenngaruhi seks sekunder
pria dan spermatogenesis.

Berikut beberapa sifat kelamin sekunder bagi laki- laki:

1) Berubahnya larynx sampai suaranya akan pecah dan lebih dalam merupakan
suara laki – laki.
2) Memiliki pertumbuhan rambut pada bagian wajah yaitu janggut atau kumis
dan rambut ketiak srta pelvis.
3) Bentuk susunan laki – laki yang mempengaruhi sifat pembentukan tubuh.
4) Pada laki - laki organ kelaminnya akan membesar.

2. Ovarium

Pada perempuan menghasilkan hormon estrogen dan progesterone.

1) Estrogen
Estrogen secara alami yang menonjol adalah estradiol. Dalam ovarium
hanya akan membuat estradiol yaitu produk degradasi steroid-steroid pada
wanita yang tidak hamil.

Pada saat masa kehamilan hormon esterogen diproduksi oleh kelenjar


plasenta. Sehingga pada masa hamil urine wanita banyak mengandung
esterogen.Hormon esterogen beredar dalam tubuh dengan cara terikat pada protein
plasma. Fungsi utama esterogen adalah sebagai perangsang DNA dengan
menggunakan RNA untuk memacu proses sintesis protein

Hormon esterogen meiliki beberapa khasiat khusus dalam organ :

a) Vagina : peningkatan produksi esterogen menyebabkan perubahan selaput


vagina, menìngkatan penghasilan odar dan getah glikogem, mengurangi

19
infeksi dengan memproduksi asam laktat, mempersiapkan genitalis
dengan spermatozoa agar dinding ovum dapat tertembus.
b) Serviks : Produksi esterogen menyebabkan peningkatan fase folikuler
sekresi pada getah serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat
terjadi ovulasi.

2. Progesteron

Progesteron distimulasi berdasarkan perubahan LSH dari hypopysis.


Corpus luteum yang merupakan struktur yang berasal dari folikel de graff adalah
struktur yang menghasilkan progesteron. Hormon progesteron berfungsi dalam
mengatur masa terjadinya kehamilan. Hormon ini lah yang berfungsi sebagai sebab
kehamilan dan stimulan tubuh untuk membentuk plasenta.

Sumber pembentuk progesteron pada wanita adalah corpus luteum, namun


ketika mengalami kehamilan maka sumber pembentuk progesteron yang utama
adalah sel dalam plasenta.

Hormon reproduksi oada perenpuan dan laki - laki merupakan hormon


penting yang dapat digunakan hntuk menyembuhkan berbagai penyakit.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelenjar-kelenjar di dalam tubuh manusia terdiri atas dua kelompok


kelenjar, yaitu kelenjar bersaluran dan kelenjar tanpa saluran. Kelenjar bersaluran
(kelenjar eksokrin) memiliki saluran tempat cairan kelenjar mengalir keluar,
misalnya glandulae salivariae, glandulae mammaria, dan pankreas. Kelenjar tanpa
saluran ( kelenjar endokrin) tidak memiliki saluran. Kelenjar ini menghasilkan
bahan-bahan kimia yang disebut hormon. Hormon ini masuk kedalam darah dan
dibawa oleh sistem peredaran darah ke seluruh bagian tubuh.

Kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yaitu : Hipofise, Tiroid,


Paratiroid, Timus, Suprarenalis, Pienalis, Pankreas, dan kelamin yang terbagi atas
ovarium dan testis .

21
DAFTAR PUSTAKA

L, Tao & K, Kendall. (2014). Synopsis organ system endrokinolo. Jakarta ; Dr.
Lyndon Saputra
AMK, Syaifuddin. H. (2010). Anatomi fisiologi kurikulum berbasis kompetensi.
Jakarta; EGC
S.Si, Dwisang. Luvina Evi (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis. Jakarta; Dr. Lyndon saputra

GuruPendidikan. 2014. Pengertian Sistem Endokrin Serta Fungsinya di


https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-endokrin/ (akses 30 Oktober 2019)

Gebby Poceratu. 2016. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin di


https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-endokrin-pada-manusia (akses 30
Oktober 2019)

22

Anda mungkin juga menyukai