“SISTEM ENDOKRIN”
Disusun Oleh:
Anita Indahniati
Alawiyah
Krismawati Dewi
Sifah Fauziah
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah .......................................................................... 2
1.3 Metode Penulisan........... ................................................................ 2
1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ....................................... 3
2.2 Fungsi Sistem Endokrin .................................................................. 20
2.3 Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya ......................................... 22
2.4 Karakteristik Sistem Endokrin ........................................................ 22
2.5 Pengendalian hormon secara umum. ............................................... 23
2.6 Klasifikasi hormon .......................................................................... 23
2.7 Fungsi hormon utama Sistem Endokrin. ......................................... 24
2.8 Patofisiologi hormon secara umum. ................................................. 26
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ........................................................................................ 29
3.2 Diagnosa ........................................................................................... 32
3.3 Intervensi ......................................................................................... 32
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan ......................................................................................... 40
4.2 Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di
bawah nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan
kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang
beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata “endokrin” berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “sekresi ke dalam”; zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut
hormon, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”.
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-
sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang
banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak
melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pembuluh darah.
Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat
terjadinya efek hormon. Sedangkan sekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh
kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada
organ dan kelenjar lain, seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam
pankreas, gastrin di dalam lambung, ustrogen dan progesteron di dalam
ovarium, dan testosteron di dalam testis.
Pengetahuan tentang fungsi kelenjar-kelenjar didapati dengan
mempelajari efek dari penyakit yang ada di dalamnya dan hal ini biasanya
dapat diterangkan sebagai akibat produksi terlalu banyak atau terlalu sedikit
hormon yang diperlukan
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?
2. Apa fungsi Sistem Endokrin ?
3. Bagaimana Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya ?
4. Bagaimana Karakteristik Sistem Endokrin ?
5. Bagaimana pengendalian hormon secara umum?
6. Apa saja Klasifikasi hormon?
7. Apakah fungsi hormon utama Sistem Endokrin?
8. Bagaiman patofisiologi hormon secara umum?
1.3 Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang
berjudul “Anatomi &
Fisiologi Sistem Endokrin” ini adalah Berdasarkan metode literature
(pustaka) dan mengintisarikan buku-buku pustaka dan informasi didapat dari
jaringan internet.
1.4 Tujuan Penulis
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni :
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat
memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin sehingga
mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari system endokrin.
1.4.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem
Endokrin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-
sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang
banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya,
medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf
(neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua
kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak
melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke pmbuluh darah.
Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat
terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi kelenjar eksokrin keluar dari tubuh
kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-
No Hormon Fungsi
1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan
kegiatan system saraf
Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian
atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan
dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah
(medula).
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :
No. Hormon Prinsip kerja
Bagian korteks adrenal
1. • Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik.
• Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa.
Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut :
noradrenalin a. Dilatasi bronkiolus
b. Vasokonstriksi pada arteri
c. Vasodilatasi pembuluh darah otak
2. dan otot
d. Mengubah glikogen menjadi
glukosa dalam hati.
e. Gerak peristaltik.
f. Bersama insulin mengatur kadar
gula darah.
Gambar : Regulasi Hormon Adrenal
Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus
mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal
melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka
pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin
yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang
berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid.
(Campbell, 1952 : 146).
E. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada
pankreas, sehingga dikenal dengan pulau-pulau langerhans.
OVARIUM
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel
telur, hormone estrogen dan hormone progesterone.
Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh
FSH.
Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda
kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul,
payudara, serta kulit menjadi halus.
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat
menerima sel telur yang sudah dibuahi.
TESTIS
Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel
benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi
merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan
pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan
kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh
hipofisis bagian anterior.
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu
hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh
GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari
hipotalamus.
SIRKULASI
Gejala :
- Adanya riwayat hipertensi; IMA
- Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada ekstremitas.
- Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda :
- Takikardia
- Perubahan tekanan darah postural; hipertensi.
- Nadi yang menurun/tidak ada.
- Disritmia.
- Krekels; DVJ (GJK)
- Kulit panas, kering, dan kemerahan; bola mata cekung.
INTEGRITAS EGO
Gejala :
- Stress; tergantung pada orang lain.
- Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda :
- Ansietas, peka rangsang.
ELIMINASI
Gejala :
- Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia.
- Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi).
- Nyeri tekan abdomen.
- Diare.
Tanda :
- Urine encer, pucat, kuning; poliuria.
- Urine berkabut, bau busuk (infeksi).
- Abdomen keras, adanya asites.
- Bising usus lemah dan menurun; hiperaktif (diare).
MAKANAN/CAIRAN
Gejala:
- Hilang nafsu makan.
- Mual/muntah.
- Tidak mengikuti diet; peningkatan masukan glukosa/karbohidrat.
- Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu.
- Haus.
- Penggunaan diuretik (tiazid).
Tanda :
- Kulit kering/berisik, turgor jelek.
- Kekakuan/distensi abdomen, muntah.
- Pembesaran tiroid.
- Bau halitosis/manis, bau buah (napas aseton).
NEUROSENSORI
Gejala :
- Pusing/pening.
- Sakit kepala.
- Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia.
- Gangguan penglihatan.
Tanda :
- Disorientasi; mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut).
- Gangguan memori (baru, masa lalu); kacau mental.
- Refleks tendon dalam (RTD) menurun (koma).
- Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
NYERI/KENYAMANAN
Gejala : - Abdomen yang tegang (nyeri sedang/berat).
Tanda : - Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
PERNAPASAN
Gejala : - Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen.
Tanda :
- Lapar udara.
- Batuk, dengan/ tanpa sputum purulen (infeksi).
- Frekuensi pernapasan.
KEAMANAN
Gejala : - Kulit kering, gatal; ulkus.
Tanda :
- Demam, diaforesis.
- Kulit rusak, lesi/ulserasi.
- Menurunnya kekuatan umum/rentang gerak.
- Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan.
SEKSUALITAS
Gejala :
- Rabas vagina (cenderung infeksi).
- Masalah impoten pada pria; kesulitan orgasme pada wanita.
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala :
- Faktor risiko keluarga; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi,
penyembuhan yang lambat.
- Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiozid); Dilantin dan fenobarbital
(dapat meningkatkan kadar glukosa darah).
- Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
3.2 Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik;
kehilangan gastrik berlebihan; masukan dibatasi : mual, kacau mental.
2. Nutrisi, Perubahan : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan keseimbangan insulin, makanan dan aktivitas jasmani.
3.3 Intervensi
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik;
kehilangan gastrik berlebihan; masukan dibatasi : mual, kacau mental.
Tujuan dan Kriteria
Dx Intervensi Rasional
Hasil