Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan farmakodinamik dan

farmakokinetik

Andika Pratama Putra


211117096
1c D3-Keperawatan
STIKES JENDRAL AHCMAD YANI
A. Perbedaan farmakodinamik dan farmakokinetik

Farmakologi merupakan suatu studi tentang obat dan pengaruhnya terhadap manusia (lehne,
1988 dalam Kuntarti). Dalam farmakologi dikenal dengan istilah farmakokinetik dan
farmakodinamik. Farmakokinetik merupakan bagian ilmu farmakologi yang cenderung
mempelajari tentang nasib dan perjalanan obat didalam tubuh dari obat itu diminum hingga
mencapai tempat kerja obat itu. Sedangkan farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu
farmakologi yang mempelajari efek fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan
tubuh yang sakit maupun sehat serta mekanisme kerjanya.

Pengertian lain dari farmakokinetik menurut ilmu farmakologi sebenarnya dapat diartikan
sebagai proses yang dilalui obat di dalam tubuh atau tahapan perjalanan obat tersebut di dalam
tubuh. Proses farmakokinetik ini dalam ilmu farmakologi meliputi beberapa tahapan mulai dari
proses absorpsi atau penyerapan obat, distribusi atau penyaluran obat ke seluruh tubuh,
metabolisme obat hingga sampai kepada tahap ekskresi obat itu sendiri atau proses pengeluaran
zat obat tersebut dari dalam tubuh. Fase-fase tersebut diantaranya adalah:

1. Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastrointestinalke dalam cairan
tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pinositosis.Kebanyakan obat oral diabsorpsi di
usus halus melalui kerja permukaan vili mukosa yang luas. Jika sebagain dari vili ini berkurang,
karena pengangkatan sebagian dariusus halus, maka absorpsi juga berkurang. Obat-obat yang
mempunyai dasar protein,seperti insulin dan hormon pertumbuhan, dirusak di dalam usus halus
oleh enzim-enzim pencernaan. Absorpsi pasif umumnya terjadi melalui difusi (pergerakan
darikonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Dengan proses difusi, obat tidak memerlukan
energi untuk menembus membran. Absorpsi aktif membutuhkan karier (pembawa) untuk
bergerak melawan perbedaan konsentrasi. Sebuah enzim atauprotein dapat membawa obat-obat
menembus membran. Pinositosis berarti membawaobat menembus membran dengan
proses menelan.

Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri, stres, kelaparan,makanan dan pH.
Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat vasokonstriktor, ataupenyakit yang merintangi
absorpsi. Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat, pedas,dan berlemak dapat memperlambat
masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih lama berada di dalam lambung. Latihan dapat
mengurangi aliran darah denganmengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga
menurunkan sirkulasi kesaluran gastrointestinal. Obat-obat yang diberikan secara intramuskular
dapat diabsorpsi lebih cepat diotot-otot yang memiliki lebih banyak pembuluh darah, seperti
deltoid, daripada otot-otot yang memiliki lebih sedikit pembuluh darah, sehingga absorpsi lebih
lambatpada jaringan yang demikian.

2. Distribusi

Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh danjaringan tubuh.
Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatanpenggabungan) terhadap
jaringan,dan efek pengikatan dengan protein. Ketika obat didistribusi di dalam plasma,
kebanyakan berikatan denganprotein (terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang
berbeda-beda. Obat-Obatyang lebih besar dari 80% berikatan dengan protein dikenal sebagai
obat-obat yangberikatan dengan tinggi protein. Salah satu contoh obat yang berikatan tinggi
denganprotein adalah diazepam (Valium): yaitu 98% berikatan dengan protein. Aspirin 49%
berikatan dengan protein clan termasuk obat yang berikatan sedang dengan protein.

Abses, eksudat, kelenjar dan tumor juga mengganggu distribusi obat.Antibiotika tidak dapat
didistribusi dengan baik pada tempat abses dan eksudat.Selain itu, beberapa obat dapat
menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti lemak,tulang, hati, mata, dan otot.

3. Biotransformasi

Fase ini dikenal juga dengan metabolisme obat, diman terjadi proses perubahan struktur kimia
obat yang dapat terjadi didalam tubuh dan dikatalisis olen enzim.

4. Ekskresi atau eliminasi

Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses, paru-
paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air,
dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal.Obat-obat yang berikatan dengan protein
tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obatdilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat
menjadi bebas dan akhirnya akandiekskresikan melalui urin.

pH urin mempengaruhi ekskresi obat. pH urin bervariasi dari 4,5 sampai 8.Urin yang asam
meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah. Aspirin,suatu asam lemah, dieksresi
dengan cepat dalam urin yang basa. Jika seseorangmeminum aspirin dalam dosis berlebih,
natrium bikarbonat dapat diberikan untuk mengubah pH urin menjadi basa. Juice cranberry
dalam jumlah yang banyak dapatmenurunkan pH urin, sehingga terbentuk urin yang asam.

Setiap orang mempunyai gambaran farmakokinetik obat yang berbeda-beda. Dosis yang sama
dari suatu obat bila diberikan pada suatu kelompok orang, dapat menunjukkan gambaran kada
dalam darah yang berbeda-beda dengan intensitas respon yang berbda-beda pula. Kemudian
setelah farmakodinamik, ada satu bahasan lagi dalam ilmu farmakologi, yaitu farmakodinamik.

Farmakodinamik ialah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi
obat, serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti
efek utama obat, mengetahui interaksi obat dalam sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta
spektrum efek dan respons yang terjadi. pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan
dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru. Farmakodinamik lebih fokus
membahas dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi
fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat-obatan itu sendiri di
dalam tubuh manusia. Farmakodinamik juga sering disebut dengan aksi atau efek obat. Efek
Obat merupakan reaksi Fisiologis atau biokimia tubuh karena obat, misalnya suhu turun, tekanan
darah turun, kadar gula darah turun.
Kerja obat dapat dibagi menjadi onset (mulai kerja) merupakan waktu yang diperlukan oleh obat
untuk menimbulkan efek terapi atau efek penyembuhan atau waktu yang diperlukan obat untuk
mencapai maksimum terap. Peak (puncak), duration (lama kerja) merupakan lamanya obat
menimbulkan efek terapi, dan waktu paruh. Mekanisme kerja obat dipengaruhi oleh reseptor,
enzim, dan hormon.

Dalam kasus Ny. Pamela, diberi suntikan tanpa diberitahu jenis suntikan. Dari kasus tersebut
dapat diketahui bahwa respon individu terhadap obat yang dimasukkan lewat suntikan berbeda-
beda. Apabila Ny. Pamela mengetahui jenis obat yang akan disuntikkan, dan perawat tanggap
terhadap respon pemberian suntikkan, sehingga dapat dicegah efek samping yang tidak
diinginkan. Seharusnya perawat memberi penjelasan tentang obat yang akan diberikan oleh klien
sehingga klien memahami dengan jelas obat yang diberi untuk klien. Pemahaman tentang obat
dapat mencegah adanya kesalahan dalam pemberian obat yang dapa menyebabkan efek samping
yang tidak diinginkan dan dapat berakibat fatal.

Farmakokinetik dan farmakologi merupakan bagian dari armakologi. Farmakokinetik merupakan


bagian ilmu farmakologi yang cenderung mempelajari tentang nasib dan perjalanan obat didalam
tubuh dari obat itu diminum hingga mencapai tempat kerja obat itu. Dalam farmakokinetik
terdapat empat fase, yaitu absorpsi, distribusi, biotransformasi, dan ekskresi atau eliminasi.
Sedangkan farmakodinamik ini merupakan bagian ilmu farmakologi yang mempelajari efek
fisiologik dan biokimiawi obat terhadap berbagai jaringan tubuh yang sakit maupun sehat serta
mekanisme kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai