Anda di halaman 1dari 13

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM IMUNOLOGI

DISUSUN OLEH :
EVRY PUJIKAYATI (1116003971)
EKA NOVITASARI (1116004421)
FIRMA ARDIANA (1116004371)
LUTFIANSYAH TRISNA SYUHADA (1116003991)
MELISA QOTRUN NADA (0540026712)
MIFTACHUL CHASANAH (1116003981)
NUR FITRIYANI (1116004391)
RINA DWI SUGIARTI (1116004041)

D III FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN

1
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami selaku mahasiswaUNIVERSITAS PEKALONGAN di kelasFARMASI
SEMESTER 2, telah melaksanakan kegiatan pembuatan makalah ini dengan lancar dan
sebagai mana mestinya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas di bidang mata pelajaran Ilmu Anatomi
Fisiologi Manusia yang bertujuan untuk memperoleh mendeskripsikan mengenai sistem
kekebalan tubuh. Kami menyadari bahwa makalah kelompok kami jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak kami
harapkan untuk kesempurnaan laporan ini. Dengan terlaksananya presentasi dan makalah ini,
maka kami berharap telah memenuhi tugas ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA dan
mendapatkan nilai yang baik. Serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian.

Pekalongan, 28Maret 2017

Anggota Kelompok.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................2

Daftar isi..................................................................................................................3

BAB 1 Pendahuluan

a. Latar Belakang....................................................................................... 4
b. Tujuan.................................................................................. 4
c. Rumusan Masalah.. 5

BAB 2 Pembahasan

1. Definisi Sistem Imunologi atau Imunitas.. 6

2. Jenis-jenis Sistem Imun 6

3. Gangguan / Patologi Sistem Kekebalan... 7

BAB 3 Penutup

a. Kesimpulan....................................................................................................11
b. Saran-saran...................................................................................................12
c. Penutup 12

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon
imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya
gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau
bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi
matahari, dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain
untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan
tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk
menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan system
pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.
Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta
makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negative dapat mangativasi
komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan jaringan yang terjaddi ini
adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri.
Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein.

B. Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem imunologi.
2. Mengetahui jenis-jenis sistem imunologi.
3. Mengetahui cara kerja sistem imunologi dalam tubuh.
4. Mengetahui manfaat sistem imunologi bagi tubuh.

4
C. Rumusan Masalah
1. Apa definisa sistem imunologi?
2. Sebutkan jenis-jenis sistem imunologi?
3. Bagaimana kerja sistem imunologi dalam tubuh?
4. Apa manfaat sistem imunologi bagi tubuh?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Imunologi atau Imunitas


Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.
Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut
sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan
lainnya disebut respons imun. Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan
keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan
hidup.
Mikroba dapat hidup ekstraseluler, melepas enzim dan menggunakan makanan yang
banyak mengandung gizi yang diperlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel pejamu dan
berkembang biak intraseluler dengan menggunakan sumber energi sel pejamu. Baik mikroba
ekstraseluler maupun intraseluler dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan penyakit dan
kematian, tetapi banyak juga yang tidak berbahaya bahkan berguna untuk pejamu. Pertahanan
imun terdiri atas sistem imun alamiah atau nonspesifik (nature innate/ native) dan didapat
atau spesifik (adaptive/ acquired)

B. Jenis-jenis Sistem Imun


a. Sel-Sel Imun Non Spesifik
Sistem imun non-spesifik merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi
serangan berbagai mikroorganisme, karena sistem imun spesifik memerlukan waktu sebelum
dapat memberikan responsnya. Sistem tersebut disebut non-spesifik, karena tidak ditujukan
terhadap mikroorganisme tertentu.
Kornponen-Kornponen Sistem Imun Non-Spesifik Terdiri Atas :
1. Pertahanan fisis dan mekanis.
2. Pertahanan biokimia.
3. Pertahanan humoral.
4. Pertahanan selular.

Bahan yang disekresi mukosa saluran napas, kelenjar sebaseus kulit, kelenjar kulit, telinga,
spermin dalam semen merupakan bahan yang berperan dalampertahanan tubuh. Asam
hidroklorik dalam cairan lambung, lisosim dalarfi keringat, ludah, air mata, dan air susu dapat

6
melindungi tubuh terhadap kuman gram positif dengan jalan menghancurkan dinding kuman
tersebut. Air susu ibu mengandung pula laktoferitin dan asam neurominik yang mempunyai
sifat antibakterial terhadap E.coli dan stafilokok.

a. Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi bakteri dan parasit dengan
jalan opsonisasi (Gambar 3). Kejadian-kejadian tersebut di atas adalah fungsi sistem imun
nonspesifik, tetapi dapat pula terjadi atas pengaruh respons imun spesifik.
b. Interferon
Interferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia yang
mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. Interferon
mempunyai sifat antivirus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang telah terserang
virus tersebut. Di samping itu, interferon dapat pula mengaktifkan natural killer cel-sel NK
untuk membunuh virus (Gambar 4) dan sel neoplasma.
c. C-Reactive'Protein (CRP)
CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah sebagai opsonin dan dapat
mengaktifkan komplemen.

C. GANGGUAN / PATOLOGI SISTEM KEKEBALAN

Ada dua bentuk gangguan/patologi sistem kekebalan pada tubuh makhluk hidup terutama
pada manusia, yaitu:

1. Kekurangan zat kebal yang sering disebut sebagai immunoedeficiency atau


imunodefisiensi primer.

2. Keracunan yang menyebabkan terganggunya sistem kekebalan disebut immunotoxicity


atau termasuk dalam kelompok imunodefisiensi sekunder.

Kedua bentuk gangguan/patologi sistem kekebalan tersebut banyak dijumpai dan diteliti pada
manusia.Ilmu kekebalan atau imunologi telah berkembang dengan cepat pada manusia
dengan menggunakan model hewan percobaan mencit, tikus atau human primata. Di samping
kedua bentuk gangguan/patologi sistem imun tersebut ada beberapa kalainan patologi yang
tidak termasuk dalam kedua kategori tersebut, yaitu reaksi hiperimun atau hyper
sensitivity,multipel mieloma dan autoimmune disease.

Imunodefisiensi Primer

Sel-B Primer dan Antibodi Defisiensi

Agamaglobulinemia X-Link (kromosom X), gangguan ini hanya terjadi pada pria, kejadian
relatif jarang (1/100.000). Penyakit yang disebut juga Brutons agamaglobulinemia ini
gajala pada anak umur 5-6 bulan hal ini disebabkan karena pemberian IgG dari ibunya.
Bayi menunjukkan gejala infeksi bakteri piogenik dan tidak merespon pemberian antibodi.
Gangguan absorbsi karena infeksi Giardia Lampia sering ditemukan pada pasien Bruton

7
Diasease hidup sampai umur 20-30 tahun, dan menderita penyakit obstruksi paru (bronki
ektasis pneumonia yang menyebabkan hilangnya alveolar).

Pada penyakit yang parah tidak akan ditemukan kelas imunoglobulin (< 1 mg/ml , normal
pada bayi 15 mg/ml). dalam hal ini dokter menemukan antibodi spesifik hasil vaksinasi
penyakit seperti vaksin hepatitis B diberikan pada umur 2,4 dan 6 bulan . secara alamiah
isohemaglutinin tidak ditemukan pada anak tetapi pasti ditemukan pada golongan darah A,B
dan O . kelainan tersebut terjadi pada gen B-cell cytoplasmic tyrosin kinase (btk) yang
sangat berperan untuk kematangan sel-B .

Vakssin virus hidup diberikan kepada pasien penderita agamaglobulinemia dan tidak perlu
dilakukan selama sel-T masih berfungsi normal orang pada kondisi ini terlihat normal
dengan respon type delay hipersensitivity terhadap dinitroklorobenze dan pada tes tuberkulin
.

Common variable immunodeficiency (CVID)

CVID berpengaruh pada pria maupun wanita berumur sekitar 15 - 35 tahun . penderita
muda terinveksi virus yang ada hubunganya dengan selektiv defisiensi IgA . gangguan ini di
kenal infeksi bakteri piogenik autoimmune disease sering terinfeksi protozoa giardia lamblia
dan neoplasma maligna .

Adabeberapa gejala yang sering terlihat :

A. Terjadinya infeksi pada telinga , sinus , paru ( infeksi tersebut dapat menyebabkan
permanen pada saluran pernafasan )

B. Inflamasi pada persambungan lutut ,pergelangan kaki , siku dan iga .

C. Ganguan lambung .

D. Peningkatan resiko terjadinya kanker .

Diagnosis CVID dilakukan berdasarkan catatan menis dari kesehatan penderita dan
pemeriksaan fisik . uji darah lengkap untuk konfirmasi ketepatan diagnosis .

Pengobatan CVID sangat bergantung pada catatan medis yaitu :

A. Umur , kesehatan umum , sejarah medis penderita .

B. Lama menderita penyakit

C. Penderita / anak dapat toleran terhadap pengobatan yang sefesifik atau cara pemberian
obat .

Pada pengobatan CVID ialah :

1. Terapi imunoglobulin infus dapat digunakan untuk membantu meningkatankan sistem


imun dan mengganti imonoglobulin yang di perlukan .

8
2. Pengobatan sesuai resep dari dokter

3. Pengeluaran timbunan cairan dari paru

Transient hypogammaglobulinemia pada bayi

Ganguan ini terjadi pada anak laki - laki dan perempuan ber umur sekitar 5 - 6 bulan dan
sampai umur sekitar 3 tahun .

Sever combined immundeficiency disease(SCID)

Ganguan sistem kekebalan ini adalah gangguan heterogenik yang terciri dengan terjadinya
kegagalan stem cell untuk membentuk sel -T atau sel-B.Bayi dengan gangguan SCID hanya
mempunyai sedikit limfosit pada jaringan limfoidnya .pada beberapa kasus tidak dapat di
expresikan dalam major histo -compatibiliti complex.penderita SCID peka terhadap infeksi
mikroba,rota firus,sitome galo firus,candida albicans,dan peneumocystis carinni.penderita
menggalami diyare yang sangat lama,peneomonia dapat meninggal segera bila di beri
vaksin hidup.

Gejala SCID terlihat pada umur 1 tahun,meliputi;

1.infeksi pada paru-paru

2.Infeksi pada otak

3.Infeksi dalam darah

4.Infeksi kronik pada kulit

5.Infeksi jamur pada sekitar mulut

6.Diare

7.Infeksi pada hati.

Congenital Thymic Aplasia (Di George Syndrome)

Pada penderita penyakit ini kelenjar para tiroid tidak dapat berkembang pada bayi yang
baru lahir selama 24 jam priode kelahiran dan menggalami sejumlah gagguan kongenital
pada jantung dan ginjal .bayi ini menderita dengan gejala mata lebar,muka cenderung
seperti monggoloid,daun telingga kecil,bibir atas lebih pendek .

Ataxia-Telangiectasia Herediter

Gangguan kelainan ini terdiri kurang berfunggsinya niorologi,indokirn,hepatik,dan kutaneus


abnormal.gangguan ini adalah faktor keturunan sebagai resesif autosom dan terlihat pada
umur 18 bulan.

Sindroma Wiskott-Aldrich

9
Kelainan ini adalah gangguan X-link,yang terjadi pada anak laki-laki dengan menderita
trombositopenia(defisiensi trombosit)dan disfungsi sel-T progresif.Gejala yang terlihat
adalah eczema,infeksi piogenik dan oportunistik bakteria.

Imunodifisiensi sekunder

Adalah imunodifisensi yang disebabkan oleh faktor diluar tubuh atau pengaruh lingkungan.
Hampir semua obat yang digunakan untuk pengobatan kanker adalah toksik terhadap sel-T.
pada agen penyakit yang berparasit pada sel dari sistem imun seperti pada hiv yang
menyebabkan sel terbunuh sehingga menyebabkan imunodefisensi. Acquired
immunodeficiency syndrom(AIDS) disebabkan oleh HIV,dalam ini virus dalam kelompok
retrovirus,ditularkan lewat kontak seksual,tranfusi darah atau produknya(serum dan
sebagainya) dan juga dari ibu ke anaknya melalui plasenta ataupun air susu.

AIDS dengan gejala berkurangnya sel cd4+-th dengan penurunan kekebelan humoral dan
fungsi seluler. Pada penderita aids akan peka terhadap infeksi mikroba oportunis seperti
pneumocytis carini,candida albicans,mycobaceterium avium-intracellulare,toxoplasma
gondii,cryptosoridium spp,dan genital atau anal herpes simplex.

Penyakit autoimun

Secara normal dalam tubuh manusia mempunyai antibodi yang menghancurkan antingen
asing(Ag) dan tidak merusak sel tubuh sendiri.

10
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Imonologi atau Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.
Gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut
sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan
lainnya disebut respons imun.

2. Klasifikasi sistem imunologi :


Komplemen
Interferon
C-Reactive'Protein (CRP)

3. Gangguan sistem kekebalan meliputi :

immunodeficiency atau imunodefisiensi primer meliputi :


Sel-B Primer dan Antibodi Defisiensi

Common variable immunodeficiency (CVID)

Sever combined immundeficiency disease(SCID)

Congenital Thymic Aplasia (Di George Syndrome)

Ataxia-Telangiectasia Herediter

Sindroma Wiskott-Aldrich

Imunodifisiensi sekunder:

Hiv
Aids

Penyakit autoimun

11
B. SARAN

Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan pembelajaran
bagi pembaca.Serta untuk selanjutnya makalah (Imunologi) yang dibuat penyusun,
diharapkan adanya saran-saran yang membangun.Dikarenakan penyusun menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunannya.

C. PENUTUP

Demikianlah makalah ini kami buat dengan yang sebenar-benarnya. Ucapan


terima kasih tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kemudahan kepada kami sehingga terlaksananya pembuatan makalah ini. Serta
kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
selaku anggota kelompok memohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat
kesalahan serta kekurangan dalam makalah ini. Selain untuk memenuhi tugas
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA, Semoga makalah ini dapat menjadi acuan,
pertimbangan, serta motivasi dan koreksi bagi kegiatan selanjutnya.

Pekalongan, 28Maret 2017


Anggota Kelompok

12
DAFTAR PUSTAKA

Diakses pada tanggal 28Maret2017

Sumber : https://ritatog.wordpress.com/2014/11/14/makalah-sistem-imun/

DARMONO, 2007, FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI SISTEM


KEKEBALAN, BOGOR, UNIVERSITAS INDONESIA

13

Anda mungkin juga menyukai