Anda di halaman 1dari 27

PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI

KELAINAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUBUH

(MUSKULOSKELETAL DAN KARDIOVASKULER)

S.Tr Keperawatan Kelas 1.B

Oleh Kelompok 5 :

1. Kadek Sintyani (P07120220048)


2. Ni Putu Suardiani (P07120220066)
3. Ni Putu Primerawati (P07120220076)
4. Ni Nyoman Anggi Eri Wijaya (P07120220077)
5. Ni Ketut Juliartini (P07120220080)
6. Ni Putu Sriwahyuni (P07120220084)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nyakepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Patologi dan Patofisiologi
Kelainan Struktur dan Fungsi Tubuh”.

Harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi kami dan para pembaca.Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata
bahasanya karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai patologi dan


patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh ini dapat memberikan manfaat
dan pengetahuan bagi penulis, dan terutama terhadap pembacanya.

Denpasar, 25 Februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Patologi dan Patofisiologi.............................................................3


B. Konsep Kenormalan Struktur dan Fungsi Tubuh.......................................4
C. Konsep Ketidaknormalan Struktur dan Fungsi Tubuh...............................4
D. Pengaruh Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Gangguan Struktur
Fungsi Tubuh .............................................................................................9
E. Kondisi Patologis yang Umum Sering Terjadi Pada Sistem
Muskuloskeletal ........................................................................................10
F. Kondisi Patologis yang Umum Terjadi Pada Sistem Kardiovaskuler.......16
G. Patofisiologi Gangguan Muskuloskeletal dan Kardiovaskuler.................19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran..........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Patologi merupakan ilmu yang mempelajari penyakit. Patologi


merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan
perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau kondisi dari
bagian tubuh.

Sebagai landasannya, kita perlu mengetahui konsep sel dalam keadaan


normal (biologi sel) karena individu makhluk hidup, termasuk tubuh manusia
tersusun dari sel. Kesehatan individu berawal dari kesehatan sel-sel tubuh
tersebut. Dan jika terjadi disfungsi sejumlah sel (terutama sel-sel/ jaringan
yang penting) maka akan timbul penyakit.

Patogenesis penyakit menyatakan perkembangan, kelangsungan atau


evolusi penyakit. Patogenesisnya mencakup bagaimana mekanisme terjadinya
penyakit, serta mekanisme timbulnya kelainan-kelainan akibat penyakit
tersebut. Patofisiologi membahas aspek perubahan yang terjadi pada berbagai
fungsi tubuh akibat adanya penyakit.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan patologi dan patofisiologi?


2. Bagaimana konsep kenormalan struktur dan fungsi tubuh?
3. Bagaimana konsep ketidaknormalan struktur dan fungsi tubuh?
4. Bagaimana pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik terhadap gangguan
struktur dan fungsi tubuh?
5. Apa saja kondisi patologis yang umum terjadi pada sistem
muskuloskeletal?
6. Apa saja kondisi patologis yang umum terjadi pada sistem
kardiovaskuler?

1
7. Bagaimana patofisiologi gangguan pada sistem muskuloskeletal dan
kardiovaskuler?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi patologi dan patofisiologi.


2. Untuk mengetahui bagaimana konsep kenormalan struktur dan fungsi
tubuh.
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep ketidaknormalan struktur dan
fungsi tubuh.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor intrinsik dan ekstrinsik
terhadap gangguan struktur dan fungsi tubuh.
5. Untuk mengetahui apa saja kondisi patologis yang umum terjadi pada
sistem muskuloskeletal.
6. Untuk mengetahui apa saja kondisi patologis yang umum terjadi pada
sistem kardiovaskuler.
7. Untuk mengetahui agaimana patofisiologi gangguan pada sistem
muskuloskeletal dan kardiovaskuler?

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Patologi dan Patofisiologi

Patologi merupakan ilmu yang mempelajari penyakit. Patologi


merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan
perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau kondisi dari
bagian tubuh.

Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli
patologi anatomi membuat kajian dengan menganalisis jaringan, struktur atau
organ. Ahli patologi klinik mengkaji pada perubahan pada fungsi yang nyata
pada fisiologi tubuh. Patologi seperti diketahui merupakan basis ilmiah untuk
dapat memahami seluk beluk penyakit dan gangguan dalam tubuh manusia.
Sebagai landasannya, kita perlu mengetahui konsep sel dalam keadaan normal
(biologi sel) karena individu makhluk hidup, termasuk tubuh manusia tersusun
dari sel. Kesehatan individu berawal dari kesehatan sel-sel tubuh tersebut. Dan
jika terjadi disfungsi sejumlah sel (terutama sel-sel/ jaringan yang penting)
maka akan timbul penyakit.

Patogenesis penyakit menyatakan perkembangan, kelangsungan atau


evolusi penyakit. Patogenesisnya mencakup bagaimana mekanisme terjadinya
penyakit, serta mekanisme timbulnya kelainan-kelainan akibat penyakit
tersebut. Patofisiologi membahas aspek perubahan yang terjadi pada berbagai
fungsi tubuh akibat adanya penyakit.

Patofisiologi merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari


mengenai gangguan fungsi yang terjadi pada organisme yang terjangkit
penyakit. Patofisiologi akan membahas mengenai asal muasal penyakit, proses
perjalanan penyakit hingga akibat yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

Sedangkan menurut definisinya Patofisiologi adalah ilmu yang


memperlajari secara khusus mengenai perubahan fisiologis yang terjadi akibat
adanya proses patologi.

3
B. Konsep Kenormalan Struktur dan Fungsi Tubuh

Definisi tentang normal sangatlah sulit umtuk dirumuskan. Setiap


parameter hasil suatu pengukuran mempunyai nilai rata-rata yang dianggap
normal. Besarnya nilai normal ini untuk setiap idividu tidaklah sama.
Perbedaan ini disebabkan oleh :

1. Susunan gen dan genetik setiap individu yang berbeda beda satu dengan
yang lainnya
2. Setiap individu memiliki pengalaman hidup yang saling berbeda yang
disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan disekitarnya
3. Adanya perbedaan pengendalian fungsi mekanisme dalam tubuh yang
disebabkan oleh perbedaan makanan, minuman, aktivitas dan sebagainya.

Misalkan terjadi peningkatan tekanan pada seseorang karena suatu


sebab, belum tentu hal ini dianggap hypertensi, selama masih dalam rentang
nilai normal. Demikian pula misalnya terjadi peningkatan kadar glukosa
dalam darah, tidak selalu dikatakan sebagai diabetas, selama berada dalam
rentang nilai normal.

C. Konsep Ketidaknormalan Struktur dan Fungsi Tubuh

Ketidaknormalan berkaitan dengan penyakit. Penyakit dapat


didefinisikan sebagai perubahan dalam diri seseorang yang dapat
menyebabkan perubahan pada parameter kesehatannya diluar retang nilai
normal.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan etiologi adalah faktor penyebab


terjadinya penyakit seperti misalnya : kuman, umur, status gizi dan
sebagainya. Patogenesis merupakan proses perjalanan terjadinya penyakit.

Pada awal perkembangan suatu penyakit, mula-mula etiologi yang ada


menyebabkan pada proses biologis didalam tubuh manusia, dan perubahan
pada tahap ini hanya dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan dalam
laboratorium terhadap cairan tubuh ( terjadi perubahan pada kimia darah ).

4
Stadium ini dikenal sebagai stadium subklinis, dimana pada stadium
ini penderita masih tampak normal, tetapi proses perjalanan penyakit sudah
dimulai. Struktur dan fungsi organ-organ dalam tubuh manusia mempunyai
cadangan keamanan yang cukup besar, sehingga gangguan pada fungsi organ
akan menjadi lebih jelas bila penykit itu telah memberikan perubahan secara
anatomis. Gangguan-gangguan pada proses biologis ini akan memberikan
gejala dan tanda-tanda suatu penyakit.

1. Klasifikasi penyakit :

Klasifikasi penyakit yang paling sering adalah berdasarkan pada


patogenesis atau mekanisme terjadinya penyakit, yaitu :

a. Penyakit kongenital

Penyakit ini dimulai sebelum lahir, tetapi sebagian baru


memberikan gejala dan tanda-tanda klinis setelah individu terjangkit
menginjak dewasa.

Biasanya penyakit ini disebabkan oleh defek (kerusakan)


genetik, baik yang diturunkan dari kedua orang tuanya, maupun oleh
karena mutasi genetik sebelum lahir atau faktor-faktor luar yang
menggangu pertumbuhan dari embrio atau fetus.

Defek pada genetik misalnya : cystik fibrosis, thallasemia,


dan sebagainya, sedangkan defek non genetik misalnya : kelainan
pada jantung sebagai akibat infeksi fetus pada ibu yang kena rubella
waktu hamil.

b. Penyakit yang didapat (acquired)

Penyakit yang biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan


sekitar dan pembagiannya berdasarkan patogenesanya adalah :

1) Penyakit radang
Radang adalah respon fisiologis jaringan yang hidup terdapat
adanya rangsangan yang merugikan. Pemberian nama biasanya
didasarkan pada organ yang terkena dan ditabah akhiran “itis”,

5
misalnya : tosilitis (tonsil), appendisitis (appendix), dermatitis
(kulit), dsb. Kadang-kadang ada pula pemberian nama yang
menyimpang dari konsep tersebut, misalnya: sifilis,
tuberkulosis, leprosi, dan sebagainya. Bentuk keradangan yang
terjadi biasanya bermacam-macam tergantung : penyebab
respon tubuh dan target orang yang terkena.
2) Gangguan vaskuler
Penyakit ini disebabkan oleh karena gangguan aliran darah baik
yang dari ke atau didalam organ tersebut. Pengurangan aliran
darah ini berakibat iskhemia dan bila berlangsung lama akan
aterjadi kematian jaringan yang disebut infark, misalnya : infark
miokard (serangan jantung), infrak otak (stroke), ganggren pada
tungkai, syok/ kegagalan sirkulasi.
3) Gangguan pertumbuhan
Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan yang abnormal
termasuk adaptasi terhadap perubahan pada lingkunga, misalnya
: pembesaran jantung (hipertrophi) karena tekanan darah yang
tinggi, neoplasma (keganasan), leukemia.
4) Ruda paksa dan perbaikan
Termasuk dalam kelompok ini adalah penyakit yang disebabkan
oleh ruda paksa atau trauma. Kelainan yang terjadi tergantung
pada sifat dan besarnya trauma tersebut dan respons tubuh
terhadap respons tersebut. Perbaikan dari kelompok penyakit ini
sangat tergantung pada : usia, gizi, mobilitas/tidaknya infeksi.
5) Gangguan metabolisme dan degeneratif
Sebagian dari kelompok penyakit ini ada yang merupakan
kelainan kongenital yang diturunkam mulai gen yang rusak dari
kedua orang tuanya, seperti misalnya : diabet millitus, gout
artritis, dsb dan dapat pula sebagai kelainan sekunder akibat
penyakit lain seperti misalnya : hiperkalsemia, hipertiroid.
6) Penyakit iatrogenik

6
Merupakan suatu kelompok penyakit yang disebabkan oleh
tidakan medis untuk pengobatan. Yang palin sering adalah yang
disebabkan oleh efek samping atau reaksi obat. Beberapa
penyakit iatrogenik misalnya : hepatitis, aids yang disebabkan
oleh transfusi, penyakit akibat radiasi pada terapi kanker.
2. Sitem Pemberiaan Nama pada Penyakit
a. Primer dan sekunder

Tujuan dari pemberian nama primer dan sekunder pada


penyakit adalah ;

1) Menjelaskan penyebab dari suatu penyakit

Istilah primer biasanya diberikan untuk penyakit yang tidak


diketahui penyebabnya secara jelas. Nama lain yang sering
dipakai adalah : essensial, idiophatik, kriptogenik. Hypertensi
primer : artinya meningkatkan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya. Sedangkan istilah sekunder biasnya
dipakai untuk penyakit yang terjadi sebagai akibat komplikasi
atau manifestasi beberapa lesi.

2) Membedakan stadium permulaan atau stadium lanjut dari suatu


penyakit. Hal ini terutama penyakit kanker, tumor primer artinya
tumor yang mula-mula, sedangkan tumor yang terjadi sebagai
akibat penyebaran dari tumor primer disebut tumor sekunder.
b. Akut dan kronis

Tujuan dari pemberian istilah akut dan kronis adalah untuk


menerangkan perkembangan suatu penyakit. Istilah akut berarti
perjalanan penyakit cepat dan diikuti resolusi yang cepat (tidak
selalu tetapi sering kali), sedangkan istilah krois biasanya untuk
penyakit dengan proses yang agak tersembunyi dan berlangsung
lama sampai bulan/ tahunan.

c. Jinak dan ganas

7
Istilah ini sering digunakan pada penyakit dengan keganasan,
jinak biasanya digunakan. Keganasan masih berada pada jaringan
asal dan sangat jarang mematikan, kecuali bila mendesak.
Organ-organ vital seperti misalnya : otak. Sedangkan istilah
ganas biasanya dipakai bila tejadi infiltrasi dan penyebaran dari
tempat asal dan sering berakibat fatal. Hypertensi benig berarti
peningkatan tekanan darah yang ringan dan berkembang perlahan-
lahan serta bertahap. Sedangkan hypertensi maligna berarti
peningkatan tekanan darah dengan cepat dan memberikan gejala
serta kerusakan jaringan yang berat.

d. Penambahan awalan

Pemberian nama penyakit/ kelainan dapat pula dilakukan


dengan memberikan penambahan Awalan, yang mempunyai arti
tersendiri seperti misalnya :

Ana..... : tidak ada/ absen : anaphilasis

Dis...... : kelainan/ penyimpangan : displasia

Hyper... : diatas normal/ kelebihan : hypertyroid, hyperglykemi

Hypo... : dibawah normal : hypotyroid, hypoglykemi

Meta.... : perubahan bentuk : metaplasia

e. Penambahan akhiran

Pemberiaan nama pada penyakit dapat pula dilakukan dengan


memberikan penambahan akhiran yang juga mempunyai arti
terrsendiri seperti misalnya :

.......itis : keradangan :apendicitis, pleuritis

.......oma : tumor : karsinoma, hemangioma

.......osis : keadaan/ kondisi yang tak selalu patologi : osteoartrosis

.......oid : mirip sesuatu : rheumatoid

8
.......penia : tidak ada :leukophenia, trombositopenia

.......sitosis : peningkatan diatas normal : leukositosis

.......ektasis : pembesaran/ pelebaran : bronkhiektasis

.......plasia : kelainan pertumbuhan : hyperplasia

.......opati : bentuk abnormal yang kehilangan


karakteristiknya : lympadenophati

f. Nama eponimosa

Pemberian nama pada penyakit/ kelainan sesuai dengan nama


orang yang menemukan, otau sesuai dengan penderita pertama atau
juga sesuai dengan tempatnya.

Misalnya : penyakit grave’s diseases, hodgkin diseases.

g. Sindroma

Kumpulan dari tanda-tanda dan gejala atau kombinasi suatu


lesi. Biasanya dipakai eponimosa : syndroma cushing : obese,
hirsutisme, hypertensi

Syndroma nephrotik : albuminuri, oedema.

h. Sistem koding angka

Sistem ini lebih berhubungan dengan epidemiologa, biasanya


setiap penyakit/ kelainan akan diberi nomer sesuai dengan
kesepakatan masing-masing.

Beberapa sistem pemberian nomer yang ada ialah :

ICO : Internasional Classiification of Diseases

WHO : World Health Organisation

SNOP : Systematized Nomenclature of Pathologi

SNOMED : Systematized Nomenclature of Medicine

9
SNOP dan SNOMED ini biasanya dipakai di USA

D. Pengaruh Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Gangguan Struktur


dan Fungsi Tubuh

Yang termasuk dalam faktor ekstrinsik misalnya: kuman penyebab


infeksi, truma mekanis, bahan kimia beracun, radiasi, suhu yang ekstrem,
gizi, stres psikologis dan sebagainya. Sedangkan faktor intrinsik : umur, jenis
kelamin, kelainan-kelainan akibat penyakit sebelumnya, dan sebagainya.

Kedua faktor ini selalu berinteraksi sehingga timbul suatu spektrum


yang luas dengan titik ekstrem pada kedua ujungnya, yaitu faktor ekstrinsik
diujung yang satu, dan yang intrinsik difaktor yang lain.

Apabila faktor intrinsik yang dominan maka disebut sebagai penyakit


keturunan. Trauma pada kecelakaan lalu lintas yang dominan adalah faktor
ekstrinsik tidak ada faktor keturunan, sedangkan pada penyakit infeksi yang
lebih dominan adalah faktor ekstrinsik, tetapi pengaruh umur, daya tahan
tubuh ( faktor intrinsik ) tetap ada.

E. Kondisi Patologis yang Umum Terjadi pada Sistem Muskuloskeletal

1. Gangguan Muskuloskeletal yang Menyerang Tulang

Penyakit, kelainan, atau masalah pada tulang yang mengganggu


fungsinya dalam sistem gerak termasuk sebagai gangguan
muskuloskeletal. Berikut adalah macam-macam gangguan sistem
rangka berupa penyakit, kelainan, dan masalah kesehatan tulang :

a. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit tulang yang muncul saat terjadi


pengeroposan pada tulang-tulang di dalam tubuh. Hal ini
menyebabkan tulang menjadi lemah dan mudah patah. Bahkan, pada
kasus yang cukup patah, tulang bisa patah hanya karena bersin atau
benturan kecil. Meski osteoporosis tidak disebabkan oleh pertambahan
usia, kondisi ini lebih rentan dialami oleh wanita di usia lanjut.

10
Namun, bukan berarti kondisi ini tidak mungkin dialami oleh oleh pria
ataupun anak muda.

b. Patah Tulang

Patah tulang bisa dibedakan berdasarkan tingkat keparahannya.


Pada tingkatan yang masih tergolong ringan, tulang mungkin hanya
akan mengalami keretakan saja. Namun, pada tingkatan yang cukup
parah, tulang mungkin patah hingga terbagi dua atau lebih. Patah
tulang bisa terjadi bersamaan dengan masalah kesehatan sistem gerak
lainnya, seperti keseleo atau tulang dan sendi yang bergeser.

c. Kelainan tulang belakang

Kelainan pada tulang belakang juga termasuk ke dalam


gangguan muskuloskeletal. Ciri-ciri dari kelainan tulang belakang ini
adalah terjadi masalah pada kelengkungan atau posisinya. Macam-
macam kelainan tulang belakang termasuk kifosis (tulang belakang
melengkung ke depan), lordosis (tulang belakang melengkung ke
belakang), dan skoliosis (tulang belakang melengkung ke samping
membentuk huruf S). Ada pula masalah tulang belakang lainnya,
seperti spondylolithesis, yaitu kondisi yang terjadi saat terjadi
pergeseran tulang belakang ke bawah. Hal ini menyebabkan tulang
yang bergeser menekan saraf di bawahnya dan menyebabkan rasa
sakit atau nyeri.

Lalu, spondylosis adalah masalah degenerasi tulang belakang.


Penyakit tulang belakang ini terbagi atas tiga jenis, yaitu spondylosis
lumbalis (degenerasi yang menyerang cakram tulang belajang bagian
bawah), spondylosis cervicalis (degenerasi yang menyerang cakram
tulang belakang di area leher), dan spondylosis toraks (degenerasi
yang menyerang sendi pada tulang belakang di area dada).

d. Osteopenia

11
Osteopenia adalah gangguan muskuloskeletal yang menyerang
tulang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini
menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh. Kondisi ini terjadi saat
kebutuhan tulang akan kalsium tidak terpenuhi. Jika Anda mengalami
osteopenia, risiko untuk mengalami pengeroposan tulang menjadi
lebih tinggi.

e. Osteomalasia

Osteomalasia merupakan gangguan muskuloskeletal yang


terjadi saat tulang menjadi lebih lentur dan tidak bisa mengeras,
sehingga sering bengkok dan rentan patah. Kondisi ini biasanya terjadi
karena tubuh kekurangan vitamin D.

Jika kondisi ini dialami pada masa pertumbuhan, osteomalasia


bisa menyebabkan postur tubuh menjadi membungkuk atau tulang
menjadi bengkok saat dewasa. Selain itu, osteomalasia juga dapat
menyebabkan orang lanjut usia rentan mengalami patah tulang.

f. Osteopetrosis

Masalah muskuloskeletal yang satu ini ditandai dengan


bertambahnya kepadatan tulang yang terjadi akibat adanya masalah
reabsorbsi tulang oleh sel-sel di dalam tubuh yang dikenal dengan
osteoklas. Kondisi ini menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah
patah. Pada kondisi tertentu, osteopetrosis terjadi bersamaan dengan
kelainan pada kerangka tulang.

g. Achondroplasia

Achondroplasia merupakan masalah muskuloskeletal yang


menghambat pertumbuhan tulang rawan menjadi tulang seutuhnya.

12
Masalah yang menyerang tulang ini bisa menyebabkan komplikasi
seperti gangguan pernapasan, obesitas, hingga infeksi telinga.

Kondisi ini ditandai dengan tubuh kerdil atau dwarfism,


pergerakan siku yang terbatas, ukuran kepala yang lebih besar dari
ukuran normal, dan ukuran jari yang lebih kecil dari ukuran normal.

h. Osteogenesis imperfecta

Gangguan muskuloskeletal yang satu ini terjadi secara turun-


temurun dan muncul sejak lahir. Jika seorang anak lahir
dengan osteogenesis imperfecta (OI) mungkin memiliki tulang yang
mudah patah, atau tulang yang tidak terbentuk dengan sempurna, dan
berbagai macam penyakit tulang lainnya.

i. Osteomyelitis

Osteomyelitis adalah infeksi yang menyerang tulang melalui


aliran darah atau penyebaran dari jaringan yang berada dekat dengan
tulang. Namun, infeksi ini juga bisa berasal dari tulang itu sendiri
akibat terkontaminasi oleh bakteri saat mengalami cedera.

2. Gangguan muskuloskeletal yang menyerang sendi

Masalah-masalah dan penyakit yang menyerang sendi juga


termasuk bagian dari gangguan muskuloskeletal atau sistem gerak. Berikut
adalah beberapa jenis gangguan sistem gerak yang menyerang persendian:

a. Arthritis

Arthritis adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada


sendi. Penyakit ini terbagi ke dalam beberapa jenis, di
antaranya osteoarthritis, rheumatoid arthritis, gout atau asam
urat, psoriasis arthritis, dan ankylosing spondylosis.

b. Bursitis

Bursitis merupakan gangguan muskuloskeletal yang


mengganggu persendian, tepatnya bursae, yaitu bagian dari sendi

13
berupa kantung yang menyimpan cairan pelumas. Menurut National
Health Service,  kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit atau nyeri
pada persendian.

c. Tendinitis

Tendinitis adalah masalah persendian yang menyerang tendon,


yaitu penghubung antara tulang dengan otot. Saat mengalaminya,
tendon akan mengalami pembengkakan yang cukup parah. Biasanya,
kondisi ini terjadi setelah Anda mengalami cedera yang sama berulang
kali di area seperti pergelangan tangan atau kaki. Salah satu gejala dari
masalah sendi ini dapat menimbulkan rasa sakit dan ngilu di area
persendian.

d. Cedera tendon

Cedera tendon biasanya terjadi karena tendon yang mengalami


kerusakan akibat terlalu sering digunakan atau bagian dari proses
penuaan. Biasanya, orang yang melakukan suatu gerakan yang sama
berulang kali berpotensi mengalaminya.

e. Tennis elbow

Sebenarnya, gangguan muskuloskeletal yang satu ini hampir


sama dengan cedera tendon, tapi tennis elbow biasanya terjadi di sendi
di area siku saat Anda terlalu banyak menggunakannya akibat gerakan
berulang yang dilakukan berkali-kali dari pergelangan tangan atau
lengan.

f. Carpal tunnel syndrome

Penyakit ini terjadi karena adanya tekanan di pergelangan


tangan Anda. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit hingga mati rasa
di area tangan dan jari tangan. Carpal tunnel syndrome mungkin
terjadi apabila sendi di area tersebut menekan saraf median sehingga
timbul rasa sakit.

3. Gangguan muskuloskeletal yang menyerang otot

14
Mengingat sistem muskuloskeletal mencakup sistem otot manusia,
gangguan sistem gerak pun juga mencakup masalah kesehatan, kelainan,
dan berbagai penyakit pada otot. Di antaranya adalah:

a. Myalgia

Myalgia atau nyeri otot merupakan suatu kondisi yang terjadi


saat otot terlalu sering digunakan untuk melakukan gerakan berulang.
Biasanya, kondisi ini dialami setelah Anda melakukan pekerjaan berat
yang mengharuskan untuk melakukan gerakan yang sama berulang
kali, atau olahraga intens dengan gerakan yang sama.

b. Fibromyalgia

Hampir mirip dengan myalgia, fibromyalgia adalah nyeri otot


yang muncul di sekujur tubuh di waktu yang bersamaan. Biasanya,
kondisi ini juga disertai dengan rasa lelah berlebihan, gangguan tidur,
atau suasan hati yang kacau.

c. Cedera otot

Cedera otot atau dikenal sebagai keseleo juga merupakan salah


satu gangguan muskuloskeletal yang mengganggu sistem otot
manusia. Keseleo bisa dibedakan berdasarkan lokasinya. Sebagai
contoh, jika cedera menyerang tendon, disebut muscle strain.
Sedangkan keseleo yang menyerang ligamen disebut muscle sprain.

d. Distrofi otot

Distrofi otot adalah sekumpulan penyakit otot yang


menyebabkan kelemahan otot secara perlahan. Kondisi ini disebabkan
gen abnormal yang mengganggu produksi protein yang dibutuhkan
oleh otot yang sehat. Kondisi ini tidak bisa disembuhkan, tapi
setidaknya pengobatan dan terapi bisa dilakukan untuk mengatasi atau
meredakan gejala yang ada.

e. Atrofi otot

15
Penyakit pada otot ini ditandai dengan kelemahan otot yang
membuatnya tidak bisa digunakan. Atrofi otot bisa disebabkan karena
otot terlalu sering tidak digunakan, seperti pada penderita stroke. Lalu,
malnutrisi, penggunaan obat-obatan, hingga penyakit tertentu juga
bisa menjadi penyebabnya.

f. Kram dan kejang otot

Kram dan kejang otot merupakan masalah kesehatan otot yang


hampir mirip. Kram otot dan kejang otot merupakan kondisi yang
terjadi saat otot mengalami kontraksi secara tiba-tiba dan di luar
kendali. Kondisi ini bisa saja muncul saat Anda sedang tidur di malam
hari, sehingga Anda terjaga.

Jika Anda mengalaminya, otot yang mengalami kontraksi tidak


bisa digunakan atau digerakkan untuk sementara waktu hingga kondisi
ini membaik dengan sendirinya

F. Kondisi Patologis yang Umum Terjadi pada Sistem Kardiovaskuler

Penyakit sistem kardiovaskuler adalah kondisi yang mempengaruhi


jantung dan pembuluh darah, yang merupakan komponen utama dari sistem.
Penyakit ini sering dikaitkan dengan gaya hidup yang salah atau tidak sehat.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit jantung dan gangguan, baca
terus. Sistem kardiovaskuler manusia terdiri dari jantung, darah, dan jaringan
pembuluh darah, dan berkaitan dengan sirkulasi nutrisi, gas dan hormon ke
seluruh tubuh.

Setiap penyakit yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah


disebut sebagai penyakit jantung, yang telah menjadi masalah kesehatan
umum terutama di negara maju. Ini meningkatnya insiden penyakit
kardiovaskuler pada dasarnya dikaitkan dengan kebiasaan makan yang salah
dan gaya hidup.

16
1. Penyakit Jantung aorta Aneurisma

Aneurisma adalah istilah medis yang digunakan untuk pelebaran


lokal atau tonjolan pembuluh darah, lebih umum ditemukan terjadi di
arteri. Ketika seperti menggelembung atau dilatasi terjadi pada aorta, yang
merupakan arteri utama yang muncul dari hati, itu disebut aneurisma aorta.

Perdarahan dapat terjadi karena pecah menggembung seperti itu,


yang pada gilirannya dapat mengakibatkan komplikasi yang mengancam
jiwa seseorang. Faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk
menyebabkan aneurisma aorta dapat menjadi faktor genetik, cedera
dinding aorta akibat diseksi aorta, dan kondisi medis tertentu seperti,
aterosklerosis, hipertensi dan obesitas.

2. Penyakit Jantung angina

Angina atau angina pektoris adalah penyakit lain jantung yang


umum, yang ditandai dengan nyeri dada dan ketidaknyamanan. Hal ini
biasanya dipicu oleh kekurangan pasokan darah beroksigen ke otot-otot
jantung, terutama karena penyumbatan pada pembuluh darah yang
membawa darah ke jantung. Hal ini sering dianggap sebagai gejala dari
penyakit arteri koroner, dan indikator serangan jantung yang akan datang.

3. Penyakit Jantung aritmia

Aritmia mengacu pada detak jantung tidak teratur atau irama


jantung, dimana jantung bisa berdetak terlalu cepat atau lambat. Ini adalah
hasil dari aktivitas listrik abnormal di dalam jantung, yang dapat
disebabkan oleh beberapa faktor termasuk, penyakit jantung bawaan, stres
atau kecemasan, hiper dan hipotiroidisme, hiperkalsemia, obat-obatan
tertentu seperti, diuretik dan obat antidepresan, dan asupan kafein, alkohol
dan merokok.

4. Penyakit Jantung aterosklerosis

Hal ini dikenal sebagai pengerasan arteri akibat pembentukan


plak, yang disebabkan oleh pengendapan lemak dan kolesterol. Deposisi

17
tersebut menyebabkan arteri kehilangan elastisitasnya, sebagai arteri
dinding menebalkan. Hal ini juga membuat arteri sempit, sehingga
merusak sirkulasi darah normal. Aterosklerosis dapat menimbulkan
komplikasi seperti, serangan jantung selama jangka waktu.

5. Penyakit Gagal Jantung Kongesti

Gagal jantung kongestif mengacu pada ketidakmampuan jantung


untuk memompa jumlah yang cukup darah yang diperlukan oleh tubuh.
Hal ini pada gilirannya, dapat disebabkan oleh penyakit arteri koroner atau
penyempitan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, cacat jantung bawaan,
kardiomiopati, dan penyakit dan gangguan yang mempengaruhi katup
jantung dan otot.

6. Penyakit Jantung Kardiomiopati

Kardiomiopati adalah gangguan otot-otot jantung, di mana mereka


menjadi meradang. Ini melemahkan otot jantung atau miokardium dan
sebagai hasilnya, mereka gagal untuk menjalankan fungsi mereka secara
normal. Umumnya, otot bilik jantung lebih rendah dipengaruhi pertama
dengan kondisi ini, yang kemudian menyebar ke otot ruang atas. Kondisi
ini dapat dikaitkan dengan tekanan darah tinggi, infeksi virus, serangan
jantung, penyakit tiroid, alkohol dan penyalahgunaan narkoba.

7. Penyakit Arteri Koroner

Ini bisa menjadi kondisi yang mengancam jiwa. Hal ini


disebabkan oleh pembentukan plak, karena endapan kolesterol, lemak dan
kalsium dalam dinding arteri koroner. Akibatnya arteri koroner menjadi
sempit, yang menghambat pasokan darah kaya oksigen yang cukup ke
jantung. Jadi, pada akhirnya dapat menyebabkan serangan jantung.

8. Penyakit Jantung kardiomegali

Kardiomegali adalah istilah medis yang digunakan untuk merujuk


pada pembesaran jantung. Hal ini dapat disebabkan oleh penebalan otot
jantung atau miokardium. Kondisi seperti, kardiomiopati hipertrofik, gagal

18
jantung kongestif, hipertensi, dll dapat dikaitkan dengan pembesaran
jantung. Namun, itu bukan kondisi umum.

9. Hipertemsi / Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah adalah kekuatan yang diberikan oleh darah


terhadap dinding arteri. Tekanan darah tinggi atau hipertensi mengacu
pada kondisi, dimana tekanan darah tetap normal tinggi, yang berarti
bahwa darah yang beredar adalah mendorong terlalu keras terhadap
dinding arteri. Kondisi ini secara signifikan dapat meningkatkan risiko
untuk mengembangkan penyakit jantung dan serangan jantung.

10. Penyakit Jantung infark miokard

Infark miokard lebih dikenal sebagai serangan jantung. Hal ini


disebabkan oleh gangguan dalam pasokan darah ke jantung karena
penyumbatan arteri koroner. Hasilnya adalah kematian otot jantung
tertentu atau sel dari bagian yang terkena jantung. Panggilan Serangan
jantung untuk perhatian medis segera, jika tidak, dapat mengakibatkan
serangan jantung dan akhirnya kematian individu yang terkena.

11. Penyakit Vaskular Perifer

Penyakit pembuluh darah perifer mempengaruhi pembuluh darah


tubuh, tidak termasuk jantung dan otak. Penyakit vaskular perifer yang
paling umum adalah penyakit arteri perifer, yang disebabkan oleh
pengendapan lemak dalam dinding arteri di lengan dan kaki. Ini
mengganggu sirkulasi darah ke bagian-bagian tubuh, menyebabkan
kesemutan dan mati rasa.

Seperti telah disebutkan sudah, kebanyakan dari mereka adalah


penyakit gaya hidup, yang disebabkan oleh kelebihan konsumsi lemak
berbahaya, junk food, dan kurang dari buah-buahan dan sayuran,
kurangnya kegiatan fisik atau gaya hidup, lebih dari konsumsi alkohol dan
merokok. Oleh karena itu, menerapkan gaya hidup sehat adalah kunci
untuk menurunkan kejadian penyakit-penyakit yang mengancam jiwa.

19
G. Patofisiologi Gangguan Muskuloskeletal dan Kardiovaskuler

1. Osteomielitis

Terdapat tiga mekanisme dasar terjadinya osteomielitis.


Osteomielitis hematogen biasanya terjadi pada tulang panjang anak-anak,
jarang pada orang dewasa, kecuali bila melibatkan tulang belakang.
Osteomielitis dari insufisiensi vaskuler sering terjadi pada diabetes
melitus. Contiguous osteomielitis paling sering terjadi setelah terjadi
cedera pada ekstremitas. Berbeda dari osteomielitis hematogen, kedua
yang terakhir biasanya dengan infeksi polimikroba, sering Staphylococcus
aureus bercampur dengan patogen lain (Swiontkowski dkk, 1999).

Infected nonunion dan osteomielitis post trauma disebabkan oleh


karena kontaminasi mikroba setelah suatu patah tulang terbuka atau
pembedahan pada patah tulang tertutup. Pembentukan biofilm merupakan
kunci dari perkembangan infeksi. Biofilm merupakan suatu kumpulan
koloni mikroba yang ditutupi matriks polisakarida ekstraseluler
(glycocalyx) yang melekat pada permukaan implan atau tulang mati
(Patzakis dkk, 2005).

Fokus primer dari osteomielitis akut pada anak-anak terdapat pada


metafise. Bila tidak ditangani, terjadi peningkatan tekanan intramedula dan
eksudat menyebar melalui korteks metafise yang tipis menjadi abses
subperiosteal. Abses subperiosteal dapat menyebar dan mengangkat
periosteum sepanjang diafise. Nekrosis tulang terjadi karena kehilangan
aliran darah akibat dari peningkatan tekanan intramedulari dan kehilangan
suplai darah dari periosteal. Bagian yang avaskular dari tulang yang
dikenal sebagai sequestrum, dan seluruh panjang dari tulang dapat menjadi
sequestrum. Fragmen ini menjadi tempat berkumpulnya mikroorganisme
dan dapat terjadi episode infeksi klinis yang berulang. Abses dapat keluar
melalui kulit, membentuk sinus. Respon pasien dibentuk oleh periosteum
sebagai usaha memagari atau menyerap fragmen ini dan mengembalikan
stabilitas, disebut involucrum (Song dkk, 2001, Spiegel & Penny, 2005,
Salomon dkk, 2010).

20
Infeksi bakteri ke tulang dapat terjadi karena inokulasi langsung,
penyebaran hematogen atau invasi lokal dari tempat infeksi lain. Fisis
yang avaskuler membatasi penyebaran infeksi ke epifise kecuali pada
neonatus dan bayi. Pembuluh darah menyebrang fisis hingga umur 15
hingga 18 bulan, berpotensi terjadinya septic arthritis. Hal ini dapat terjadi
sekitar 75% dari kasus osteomielitis neonatus (Song dkk, 2001).

Bakteri dapat muncul dalam bentuk biofilm atau planktonik.


Biofilm memberikan proteksi, kerangka, yang dapat memfasilitasi
aktivitas metabolik dan bahkan komunikasi antara anggotanya. Pada
bentuk planktonik, tidak terdapat struktur organisasi antara sel-sel,
demikian juga tidak terbentuk lapisan kimia. Bakteri dalam bentuk
planktonik memudahkan penyebaran infeksi ke tempat lain (bacteremia
atau sepsis); namun lebih rentan diserang oleh sistem imun atau antibiotik
(Arnold, 2013).

Setelah terinfeksi, osteomielitis melunakan tulang secara progresif


dan terjadi nekrosis tulang sehingga terbentuknya sequestrum. Pada
stadium ini, debridemen dengan pembedahan menjadi pilihan terapi.
Adanya implant pada lokasi infeksi dapat menjadi salah satu faktor yang
dapat menghambat pengobatan yang sukses (Eid & Berbari, 2012).

2. Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.

21
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang


pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan


fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada
perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume
sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

22
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Patologi merupakan ilmu yang mempelajari penyakit. Patologi


merupakan cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan
perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau kondisi dari
bagian tubuh.

Patofisiologi merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari


mengenai gangguan fungsi yang terjadi pada organisme yang terjangkit
penyakit. Patofisiologi akan membahas mengenai asal muasal penyakit, proses
perjalanan penyakit hingga akibat yang disebabkan oleh penyakit tersebut.

Sedangkan menurut definisinya Patofisiologi adalah ilmu yang


memperlajari secara khusus mengenai perubahan fisiologis yang terjadi akibat
adanya proses patologi.

Kenormalan yang tidak bisa diidentifikasi secara jelas kerena


terdapat perbedaan antara individu satu dengan undividu lain.
Ketidaknormalan yang umum terjadi biasa disebabkan oleh beberapa factor
yang terdapat pada factor intrinsic dan factor ekstrinsik.

Beberapa bentuk kelianan pada tubuh mengenai musculoskeletal dan


kardiovaskuler seperti arthritis, distrofi otot, atrofi otot, kejang, infark
miokard, hipertensi dan lain sebagainya.

B. Saran

Saran kami kepada pembaca yaitu mencermati apa yang telah dibaca
agar apa yang disampaikan oleh penulis dapat tersalurkan. Semoga isi dari
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan pembaca dapat mengetahui
dan memahami dengan benar isi dari makalah tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA

Butterflies200567. 2014.
https://www.scribd.com/doc/234554750/PATOFISIOLOGI. Diakses
tanggal 25 Februari 2021.

Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7
Volume 1. Jakarta: EGC

Mitchell, Ricard N., et al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins &
Cotran. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta: EGC.

Robbins, Stanley L. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta. EGC.

24

Anda mungkin juga menyukai