Oleh Kelompok 5 :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nyakepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Patologi dan Patofisiologi
Kelainan Struktur dan Fungsi Tubuh”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
7. Bagaimana patofisiologi gangguan pada sistem muskuloskeletal dan
kardiovaskuler?
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Patologi dan Patofisiologi
Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli
patologi anatomi membuat kajian dengan menganalisis jaringan, struktur atau
organ. Ahli patologi klinik mengkaji pada perubahan pada fungsi yang nyata
pada fisiologi tubuh. Patologi seperti diketahui merupakan basis ilmiah untuk
dapat memahami seluk beluk penyakit dan gangguan dalam tubuh manusia.
Sebagai landasannya, kita perlu mengetahui konsep sel dalam keadaan normal
(biologi sel) karena individu makhluk hidup, termasuk tubuh manusia tersusun
dari sel. Kesehatan individu berawal dari kesehatan sel-sel tubuh tersebut. Dan
jika terjadi disfungsi sejumlah sel (terutama sel-sel/ jaringan yang penting)
maka akan timbul penyakit.
3
B. Konsep Kenormalan Struktur dan Fungsi Tubuh
1. Susunan gen dan genetik setiap individu yang berbeda beda satu dengan
yang lainnya
2. Setiap individu memiliki pengalaman hidup yang saling berbeda yang
disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan disekitarnya
3. Adanya perbedaan pengendalian fungsi mekanisme dalam tubuh yang
disebabkan oleh perbedaan makanan, minuman, aktivitas dan sebagainya.
4
Stadium ini dikenal sebagai stadium subklinis, dimana pada stadium
ini penderita masih tampak normal, tetapi proses perjalanan penyakit sudah
dimulai. Struktur dan fungsi organ-organ dalam tubuh manusia mempunyai
cadangan keamanan yang cukup besar, sehingga gangguan pada fungsi organ
akan menjadi lebih jelas bila penykit itu telah memberikan perubahan secara
anatomis. Gangguan-gangguan pada proses biologis ini akan memberikan
gejala dan tanda-tanda suatu penyakit.
1. Klasifikasi penyakit :
a. Penyakit kongenital
1) Penyakit radang
Radang adalah respon fisiologis jaringan yang hidup terdapat
adanya rangsangan yang merugikan. Pemberian nama biasanya
didasarkan pada organ yang terkena dan ditabah akhiran “itis”,
5
misalnya : tosilitis (tonsil), appendisitis (appendix), dermatitis
(kulit), dsb. Kadang-kadang ada pula pemberian nama yang
menyimpang dari konsep tersebut, misalnya: sifilis,
tuberkulosis, leprosi, dan sebagainya. Bentuk keradangan yang
terjadi biasanya bermacam-macam tergantung : penyebab
respon tubuh dan target orang yang terkena.
2) Gangguan vaskuler
Penyakit ini disebabkan oleh karena gangguan aliran darah baik
yang dari ke atau didalam organ tersebut. Pengurangan aliran
darah ini berakibat iskhemia dan bila berlangsung lama akan
aterjadi kematian jaringan yang disebut infark, misalnya : infark
miokard (serangan jantung), infrak otak (stroke), ganggren pada
tungkai, syok/ kegagalan sirkulasi.
3) Gangguan pertumbuhan
Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan yang abnormal
termasuk adaptasi terhadap perubahan pada lingkunga, misalnya
: pembesaran jantung (hipertrophi) karena tekanan darah yang
tinggi, neoplasma (keganasan), leukemia.
4) Ruda paksa dan perbaikan
Termasuk dalam kelompok ini adalah penyakit yang disebabkan
oleh ruda paksa atau trauma. Kelainan yang terjadi tergantung
pada sifat dan besarnya trauma tersebut dan respons tubuh
terhadap respons tersebut. Perbaikan dari kelompok penyakit ini
sangat tergantung pada : usia, gizi, mobilitas/tidaknya infeksi.
5) Gangguan metabolisme dan degeneratif
Sebagian dari kelompok penyakit ini ada yang merupakan
kelainan kongenital yang diturunkam mulai gen yang rusak dari
kedua orang tuanya, seperti misalnya : diabet millitus, gout
artritis, dsb dan dapat pula sebagai kelainan sekunder akibat
penyakit lain seperti misalnya : hiperkalsemia, hipertiroid.
6) Penyakit iatrogenik
6
Merupakan suatu kelompok penyakit yang disebabkan oleh
tidakan medis untuk pengobatan. Yang palin sering adalah yang
disebabkan oleh efek samping atau reaksi obat. Beberapa
penyakit iatrogenik misalnya : hepatitis, aids yang disebabkan
oleh transfusi, penyakit akibat radiasi pada terapi kanker.
2. Sitem Pemberiaan Nama pada Penyakit
a. Primer dan sekunder
7
Istilah ini sering digunakan pada penyakit dengan keganasan,
jinak biasanya digunakan. Keganasan masih berada pada jaringan
asal dan sangat jarang mematikan, kecuali bila mendesak.
Organ-organ vital seperti misalnya : otak. Sedangkan istilah
ganas biasanya dipakai bila tejadi infiltrasi dan penyebaran dari
tempat asal dan sering berakibat fatal. Hypertensi benig berarti
peningkatan tekanan darah yang ringan dan berkembang perlahan-
lahan serta bertahap. Sedangkan hypertensi maligna berarti
peningkatan tekanan darah dengan cepat dan memberikan gejala
serta kerusakan jaringan yang berat.
d. Penambahan awalan
e. Penambahan akhiran
8
.......penia : tidak ada :leukophenia, trombositopenia
f. Nama eponimosa
g. Sindroma
9
SNOP dan SNOMED ini biasanya dipakai di USA
a. Osteoporosis
10
Namun, bukan berarti kondisi ini tidak mungkin dialami oleh oleh pria
ataupun anak muda.
b. Patah Tulang
d. Osteopenia
11
Osteopenia adalah gangguan muskuloskeletal yang menyerang
tulang ditandai dengan berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini
menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh. Kondisi ini terjadi saat
kebutuhan tulang akan kalsium tidak terpenuhi. Jika Anda mengalami
osteopenia, risiko untuk mengalami pengeroposan tulang menjadi
lebih tinggi.
e. Osteomalasia
f. Osteopetrosis
g. Achondroplasia
12
Masalah yang menyerang tulang ini bisa menyebabkan komplikasi
seperti gangguan pernapasan, obesitas, hingga infeksi telinga.
h. Osteogenesis imperfecta
i. Osteomyelitis
a. Arthritis
b. Bursitis
13
berupa kantung yang menyimpan cairan pelumas. Menurut National
Health Service, kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit atau nyeri
pada persendian.
c. Tendinitis
d. Cedera tendon
e. Tennis elbow
14
Mengingat sistem muskuloskeletal mencakup sistem otot manusia,
gangguan sistem gerak pun juga mencakup masalah kesehatan, kelainan,
dan berbagai penyakit pada otot. Di antaranya adalah:
a. Myalgia
b. Fibromyalgia
c. Cedera otot
d. Distrofi otot
e. Atrofi otot
15
Penyakit pada otot ini ditandai dengan kelemahan otot yang
membuatnya tidak bisa digunakan. Atrofi otot bisa disebabkan karena
otot terlalu sering tidak digunakan, seperti pada penderita stroke. Lalu,
malnutrisi, penggunaan obat-obatan, hingga penyakit tertentu juga
bisa menjadi penyebabnya.
16
1. Penyakit Jantung aorta Aneurisma
17
tersebut menyebabkan arteri kehilangan elastisitasnya, sebagai arteri
dinding menebalkan. Hal ini juga membuat arteri sempit, sehingga
merusak sirkulasi darah normal. Aterosklerosis dapat menimbulkan
komplikasi seperti, serangan jantung selama jangka waktu.
18
jantung kongestif, hipertensi, dll dapat dikaitkan dengan pembesaran
jantung. Namun, itu bukan kondisi umum.
19
G. Patofisiologi Gangguan Muskuloskeletal dan Kardiovaskuler
1. Osteomielitis
20
Infeksi bakteri ke tulang dapat terjadi karena inokulasi langsung,
penyebaran hematogen atau invasi lokal dari tempat infeksi lain. Fisis
yang avaskuler membatasi penyebaran infeksi ke epifise kecuali pada
neonatus dan bayi. Pembuluh darah menyebrang fisis hingga umur 15
hingga 18 bulan, berpotensi terjadinya septic arthritis. Hal ini dapat terjadi
sekitar 75% dari kasus osteomielitis neonatus (Song dkk, 2001).
2. Hipertensi
21
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran kami kepada pembaca yaitu mencermati apa yang telah dibaca
agar apa yang disampaikan oleh penulis dapat tersalurkan. Semoga isi dari
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan pembaca dapat mengetahui
dan memahami dengan benar isi dari makalah tersebut.
23
DAFTAR PUSTAKA
Butterflies200567. 2014.
https://www.scribd.com/doc/234554750/PATOFISIOLOGI. Diakses
tanggal 25 Februari 2021.
Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7
Volume 1. Jakarta: EGC
Mitchell, Ricard N., et al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins &
Cotran. Jakarta: EGC.
24