Anda di halaman 1dari 30

Nama kelompok :

1.Yolanda dwiza putri


2.Muhammad iqbal
3.Ella malita krismon
4.Indah saputri
5.Hasrat elfrika gulo
6.Rissa
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain)
maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam
proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari


pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan
murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular,mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain
sebagainya.
Sejarah perkembangan bioteknologi obat

Pengembangan obat konvensional pada tahun 1939 oleh Rene Dubois


mengisolasi dua antibiotic
Diawal abad 20, Fleming gramisidin dan tirosidin modern
menemukan antibiotik penisilin, dan yang pertama dan tergolong luas
di tahun 1982, obat berbasis penggunaannya. Penisilin
rekombinasi DNA pertama dihasilkan selama pertumbuhan
diciptakan yaitu insulin manusia dan metabolism cendawan tertentu,
yang diproduksi dengan yaitu Penicillium
memanfaatkan bakteri tanah, E- notatum danPenicillium
colia.Dipenghujung abad 20, Chrysogenum. Senyawa antibiotic
merebak produk bioteknologi maju yang dihasilkan jamur ini sangat
seperti tanaman transgenik, gene efektif terhadap bekteri gram positif,
chips dan kloning mamalia. Proses khususnya pneumokokus dan
pengembangan produk berbasis beberapa stafilokokus. Beberapa
rekombinan DNA ini dikategorikan bakteri gram negative,spiroketa
sebagai bioteknologi modern yang merupakan penyebab sifilis.
Proses penemuan obat baru merupakan sebuah rangkaian langkah yang
sangat panjang dan berliku serta melibatkan berbagai disiplin ilmu. Secara
garis besar, Penelitian dan Pengembangan suatu obat dapat dibagi menjadi
beberapa tahap sebagai berikut :
Sistesis dan screening molekul
Studi pada hewan percobaan
Studi pada manusia yang sehat (healthy volunteers)
Studi pada manusia yang sakit (pasien)
Studi pada manusai yang sakit dengan populasi diperbesar
Studi lanjutan (post marketing surveillance)
Sintesis dan Screening Molekul
Merupakan tahap awal dari rangkaian penemuan suatu obat. Pada
tahap ini berbagai molekul atau senyawa yang berpotensi sebagai obat
disintesis, dimodifikasi atau bahkan direkayasa untuk mendapatkan
senyawa atau molekul obat yang diinginkan. Oleh karena penelitian
obat biasanya ditargetkan untuk suatu daerah terapeutik yang khas,
potensi relatif pada produk saingan dan bentuk-bentuk sediaan untuk
manusia bisa diketahui
Uji praklinik. Merupakan persyaratan uji untuk calon obat. Dari uji ini
diperoleh informasi tentang efikasi (efek farmakologi), profil farmakokinetik
dan toksisitas calon obat. Pada mulanya yang dilakukan pada uji praklinik
adalah pengujian ikatan obat pada reseptor dengan kultur sel terisolasi
atau organ terisolasi, selanjutnya dipandang perlu menguji pada hewan
utuh. Hewan yang baku digunakan adalah galur tertentu dari mencit, tikus,
kelinci, marmot, hamster, anjing atau beberapa uji menggunakan primata.
Hewan-hewan ini sangat berjasa bagi pengembangan obat.

Uji Klinis pada manusia. Uji klinis pada manusia harus diteliti dulu
kelayakannya oleh komite etik mengikuti Deklarasi Helsinki.
Uji klinik terdiri dari 4 fase
Fase II,
yaitu :
calon obat diuji pada
pasien tertentu, diamati
Fase I,
efikasi pada penyakit
calon obat diuji pada
yang diobati. Yang
sukarelawan sehat untuk
diharapkan dari obat
mengetahui apakah sifat
adalah mempunyai efek
yang diamati pada hewan
yang potensial dengan
percobaan juga terlihat
efek samping rendah
pada manusia. Pada fase
atau tidak toksik. Pada
ini ditentukan hubungan
fase ini mulai dilakukan
dosis dengan efek yang
pengembangan dan uji
ditimbulkannya dan profil
stabilitas bentuk
farmakokinetik obat pada
sediaan obat.
manusia.
Fase III
melibatkan kelompok besar pasien, di sini obat baru dibandingkan efek
dan keamanannya terhadap obat pembanding yang sudah diketahui.
Selama uji klinik banyak senyawa calon obat dinyatakan tidak dapat
digunakan. Akhirnya obat baru hanya lolos 1 dari lebih kurang 10.000
senyawa yang disintesis karena risikonya lebih besar dari manfaatnya
atau kemanfaatannya lebih kecil dari obat yang sudah ada. Keputusan
untuk mengakui obat baru dilakukan oleh badan pengatur nasional, di
Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan, di Amerika Serikat
oleh FDA (Food and Drug Administration), di Kanada oleh Health Canada,
di Inggris oleh MHRA (Medicine and Healthcare Product Regulatory
Agency), di negara Eropa lain oleh EMEA (European Agency for the
Evaluation of Medicinal Product) dan di Australia oleh TGA (Therapeutics
Good Administration). Untuk dapat dinilai oleh badan tersebut, industri
pengusul harus menyerahkan data dokumen uji praklinik dan klinik yang
sesuai dengan indikasi yang diajukan, efikasi dan keamanannya harus
sudah ditentukan dari bentuk produknya (tablet, kapsul dan lain-lain) yang
telah memenuhi persyaratan produk melalui kontrol kualitas
Pengembangan obat tidak terbatas pada pembuatan produk dengan zat
baru, tetapi dapat juga dengan memodifikasi bentuk sediaan obat yang
sudah ada atau meneliti indikasi baru sebagai tambahan dari indikasi
yang sudah ada. Baik bentuk sediaan baru maupun tambahan indikasi
atau perubahan dosis dalam sediaan harus didaftarkan ke Badan POM
dan dinilai oleh Komisi Nasional Penilai Obat Jadi. Pengembangan ilmu
teknologi farmasi dan biofarmasi melahirkan new drug delivery system
terutama bentuk sediaan seperti tablet lepas lambat, sediaan liposom,
tablet salut enterik, mikroenkapsulasi dan lain-lain. Kemajuan dalam
teknik rekombinasi DNA, kultur sel dan kultur jaringan telah memicu
kemajuan dalam produksi bahan baku obat seperti produksi insulin dan
lain-lain. Setelah calon obat dapat dibuktikan berkhasiat sekurang-
kurangnya sama dengan obat yang sudah ada dan menunjukkan
keamanan bagi si pemakai maka obat baru diizinkan untuk diproduksi
oleh industri sebagai legal drug dan dipasarkan dengan nama dagang
tertentu serta dapat diresepkan oleh dokter.
Fase IV,
setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran (post
marketing surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai
kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini dilakukan dalam jangka waktu
lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka panjang
dalam menggunakan obat. Setelah hasil studi fase IV dievaluasi masih
memungkinkan obat ditarik dari perdagangan jika membahayakan
sebagai contoh cerivastatin suatu obat antihiperkolesterolemia yang
dapat merusak ginjal, Entero-vioform (kliokuinol) suatu obat anti disentri
amuba yang pada orang Jepang menyebabkan kelumpuhan pada otot
mata (SMON disease)
Insulin adalah hormon utama yang
mengendalikan glukosa dari
darah ke dalam sebagian besar
sel (terutama sel otot dan
lemak, tetapi tidak pada sel
sistem saraf pusat). Oleh karena
itu, kekurangan insulin atau
kekurangpekaan reseptor-
reseptor memainkan peran
sentral dalam segala bentuk
diabetes mellitus.

Sedangkan insulin sintetis adalah


hormon buatan yang susunan
zatnya mirip seperti insulin alami
manusia dengan cara
penggunaan disuntikkan ke
tubuh
Antibiotik
Antibiotik adalah senyawa kimia
yang dihasilkan oleh
mikroorganisme. Senyawa ini
mampu membunuh atau
menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain.
Antibiotik digolongkan menjadi
empat kelas utama, yaitu penisilin,
tetrasiklin, sefalosporin, dan
eritromisin. Penisilin dapat
menghentikan infeksi oleh bakteri-
bakteri yang umumnya sangat
berbahaya. Sefalosporin adalah
senyawa lain yang dapat
membunuh bakteri yang resisten
(tahan) terhadap penisilin.
Sefalosporin, misalnya digunakan
untuk melawan Staphylococcus (
bakteri penyebab pneumonia ).
Vaksinasi

Pembuatan vaksin dilakukan melalui


rekayasa genetika. Vaksin dibuat dengan
mengisolasi gen yang mengkode antigen
dari mikrobia yang bersangkutan. Gen
tersebut disisipkan pada plasmid yang
sama tetapi telah dilemahkan. Mikrobia
yang telah disisipi gen tersebut akan
membentuk antigen murni. Jika antigen
ini disuntikkan pada tubuh manusia,
sistem kekebalan tubuh akan membentuk
antibodi yang berfungsi melawan antigen
yang masuk ke dalam tubuh.
Selain bioteknologi modern, ada juga
produk bioteknologi konvensional di
bidang kesehatan yaitu antibiotik.
Bioteknologi modern :
•Antibodi monoklonal
•Interferon
•Pembuatan vaksin
•Kloning gen
Antibodi monoklonal
Antibodi merupakan protein yang
dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh
yang berfungsi melawan dan melindungi
tubuh dari infeksi bakteri. Melalui
rekayasa genetika, manusia dapat
membentuk antibodi monoklonal. Antibodi
monoklonal yaitu antibodi yang diperoleh
dari penggabungan sel penghasil antibodi
dengan sel yang terkena penyakit. Pada
teknologi antibodi monoklonal digunakan
sel-sel tumor dan sel-sel limpa manusia.
Sel-sel tumor dapat memperbanyak diri
tanpa henti, sedangkan sel limpa sebagai
antigen yang menghasilkan antibodi. Hasil
penggabungan kedua sel tersebut
dinamakan sel hibridoma. Sel hibridoma
dapat memproduksi antibodi secara
kontinyu. Antibodi yang dihasilkan dapat
digunakan untuk mengobati penyakit
kanker atau tumor. Antibodi ini akan
menyerang sel-sel kanker tanpa merusak
sel-sel yang sehat.
 Interferon

Interferon merupakan sel-sel


tubuh yang mampu
menghasilkan senyawa kimia.
Senyawa kimia tersebut dapat
membunuh virus. Interferon
berguna untuk melawan
infeksi dan meningkatkan
sistem kekebalan tubuh.
Produksi interferon dilakukan
melalui rekayasa genetika.
Kloning gen

Kloning gen adalah perbanyakan individu dengan memanfaatkan


sebagian kecil dari tubuh organisme untuk ditumbuh kembangkan
menjadi individu baru tanpa melalui perkawinan . Teknik ini
melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan
donor ovum (sel gamet). Meskipun pada proses ini kehadiran
induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin dihindari,
tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan rekombinasi
(perpaduan) gen dari induk jantan dan induk betina. Ini
mengakibatkan anak yang dihasilkan memiliki sifat yang (boleh
dikatakan) sama persis dengan ‘induk’ donor sel somatis.
Pembuatan obat bioteknologi terbagi 2:
1.Secara konvensinal
e.g: antibiotik sefalosporin
2.Secara modern
e.g: vaksin anti malaria
ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN

Penemuan antibiotik β- aktam merupakan terobosan yang lu


ar biasa dalam pembuatan obat. Penisilin yang ditemukan oleh
Alexander Fleming pada tahun 1928 terbukti efektif dalam mel
awan bakteri gram positif.
 Pada tahun 1945, Giuseppe Brotzu, seorang profesor Hygie
ne dari University of Cagliari, Italia, berhasil mengisolasi strai
n Cephalosporium acremonium, sejenis mold
Percobaan yang dilakukannya membuktikan bahwa fungi ini
menghasilkan senyawa yang efektif dalam melawan Salmonell
a tylhi (sejenis bakteri gram negatif)
 Sefalosporin merupakan pengembangan atau derivate dar
i β-laktam. Golongan ini hingga sekarang masih dikemba
ngkan terus-menerus untuk mendapatkan hasil yang lebi
h baik
 Pada tahun 1948, Brotzu mempublikasikan penemuannya
, akan tetapi kurang menarik perhatian. Atas usul British
Medical Research Council, Brotzu kemudian mengirimka
n kultur acremonium, yang kemudian diklasifikasi ulang
sebagai Acremonium chrysogenium pada tahun 1971 ole
h Gams, kepada Howard Florey di Oxford.
 Guy Newton dan Edward Abraham di Sir William Dunn
School of Pathology, University of Oxford pada tahun 19
51 berhasil menemukan senyawa antibiotik yang dihasilk
an oleh kultur Acremonium yang kemudian diberi nama s
efalosporin C.
sefalosporin
Mekanisme kerja

Sefalosporin termasuk golongan antibiotika β-laktam. Se


perti antibiotik β-laktam lain, mekanisme kerja antimikroba
Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel
mikroba.
Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga
dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel. Antibioti
k β-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara men
ginhibisi sintesis dinding selnya.
Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi trans
peptidasi yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dan men
ghasilkan ikatan silang antara dua rantai peptida-glukan.
E
Enzim transpeptidase yang terletak pada membran sitoplasm
a bakteri tersebut juga dapat mengikat antibiotik beta-laktam s
ehingga menyebabkan enzim ini tidak mampu mengkatalisis re
aksi transpeptidasi walaupun dinding sel tetap terus dibentuk.
Selain itu, kompleks protein transpeptidase dan antibiotik be
ta-laktam akan menstimulasi senyawa autolisin yang dapat me
ndigesti dinding sel bakteri tersebut. Dengan demikian, bakteri
yang kehilangan dinding sel maupun mengalami lisis akan mat
i.
Kelebihan:
Kelebihannya adalah intensitas efeknya lebih baik, spek
trum lebih luas, relatif tidak menimbulkan alergi (hiperse
nsitif), dan lebih tahan terhadap asam lambung
Generasi 3 dan beberapa generasi 2 dapat menembus sa
war otak (BBB) sehingga sangat bermanfaat untuk terapi
meningitis. Generasi ke 4 sangat bermanfaat untuk infeksi
di rumah sakit yang sudah multi resisten.
Kepekaan untuk β-laktamase lebih rendah daripada peni
silin. Sefalosporin termasuk antibiotic β-laktam dengan st
ruktur, khasiat dan sifat yang banyak mirip dengan penisili
n
Kekurangan
 Karena ekskresinya sebagian besar melalui empedu
maka dosis sefoperazon pada penderita insufisiensi ginj
al harus dikurangi.
Sediaan Sefalosporin biasanya hanya digunakan untu
k pengobatan infeksi berat atau yang tidak dapat diobat
i dengan antimikroba lain, sesuai dengan spektrum anti
bakterinya
Depresi sumsum tulang terutama granulositopenia da
pat timbul meskipun jarang.
Pemberian sefamandol, moksalaktam dan sefoperazo
n bersama dengan minuman beralkohol dapat menimbu
lkan reaksi seperti yang ditimbulkan oleh disulfiram.
Vaksin anti Malaria [RTS-S/AS01]
Vaksin malaria dirancang berdasarkan siklus hidup plasmodium sehin
gga muncullah 3 bentuk vaksin yaitu vaksin pra-eritrositik, vaksin eritro
sitik, dan vaksin bentuk seksual.
Pengembangan vaksin malaria pada saat ini ditujukan untuk dua kelo
mpok besar.Yang pertama kepada populasi di daerah endemik malaria, d
an yang kedua ditujukan untuk turis dari negara nonendemik yang berku
njung ke negara endemik
Para dokter merekomendasikan pencegahan lebih baik dari pengobata
n malaria. Berbagai cara pencegahan, mulai dari menggunakan obat-obat
an (kemoprofilaksis), menggunakan kelambu, peringatan padamasyarak
an yang akan berkunjung ke daerah rawan atau endemik malaria,hingga
penggunaan vaksin.
Vaksinasi adalah pemberian bahan antigenik (vaksin) untuk merangsa
ng sistem kekebalan individu untuk mengembangkan kekebalan adaptif t
erhadap suatu penyakit
pengembangan vaksin malaria di Mozambiq.Memang vaks
innya dapat menurunkan kemungkinan infeksi malaria sebe
sar 30 persen dalam kurun waktu enam bulan.Tapi tidak da
pat mencegah infeksi plasmodium secara total.Kemudian u
jicoba vaksinasi terbesar di bulan Oktober 2004, terhadap a
nak-anak di Afrika menunjukan, dapat dikembangkannya p
roteksi signifikan terhadap malaria
Melihat kenyataan tsb, para peneliti terus bergiat untuk me
nemukan vaksin yang benar-benar ampuh.Salah satu terobo
san, berhasil dilakukan oleh Dr. Kai Matuschewski dan asis
tennya, Ann Kristin Mller dari bagian parasitologi rumah s
akit Universitas Heidelberg di Jerman.Yakni dengan mema
nfaatkan teknik rekayasa genetika
Kelebihan
 Dapat menurunkan kemungkinan infeksi malari
a sebesar 30 persen
 Dapat meringankan gejala penyakit malaria
Kekurangan
 Tidak dapat mencegah infeksi plasmodium seca
ra total
 Kelemahan dari vaksin ini adalah tidak dapat m
encegah seseorang menderita malaria
Kesimpulan :
 Bioteknologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun
produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa.
 Bioteknologi terbagi dua: bioteknologi
konvensional dan bioteknologi modern
 contoh bioteknologi konvensional yaitu antibiotik
dan pembuatan insulin
 Contoh Bioteknologi modern yaitu kloning
gen,interferon, antibodi monoklonal,pembuatan
vaksin

Anda mungkin juga menyukai