PENDAHULUAN
Sejak 5000 tahun yang lalu bangsa Mesir kuno sudah berlomba untuk mempercantik diri
mereka, terutama para kaum bangsawan.Mereka berusaha tampil cantik layaknya dewi-dewi
sesembahan mereka.Seni melukis wajah awalnya merupakan ritual keagamaan pada jaman itu.
Para wanita membingkai wajah mereka menyerupai biji almond dan mewarnai pipi mereka
dengan tanah liat
Sekitar tahun 1920, seorangbernama Max Factor menciptakanberbagaimacam formula
produkkosmetik. Salah satuciptaannyaadalahcampuran kohl yang dipanaskan di atasapi.
Ketikameleleh, lelehantersebutdioleskanpadabulumata, danmata pun terlihatlebih dramatis.Dan
di tahun 1923, diciptakanpenjepitbulumata.Bentuknya hamper serupadenganpenjepitbulumata
yang adasekarang.Namuntentunyatidaksecanggihpenjepitbulumata yang adasaatini.
Pada umumnya zat yang ditemukan pada kehidupan sehari-hari berada dalam keadaan
koloid.Salah satunya adalah pada produk kosmetik wanita.Jika kita membicarakan produk
kosmetika terpenting, dapat dipastikan maskara menjadi prioritas utama.Layaknya kosmetika
lainnya, maskara hadir dalam berbagai formula dan jenis, yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan setiap wanita, sekaligus membantu mengatasi permasalahan seputar bulu mata.
Wanita dan kosmetika adalah 'sahabat sejati', keduanya saling melengkapi satu sama lain.
Kosmetika menjadi berguna karena adanya wanita, sementara wanita dapat menonjolkan
kelebihan wajah serta menutupi kekurangannya dengan kosmetika. Menurut peraturan menteri
kesehatan RI No. 220/ Menkes/ Per/XI/76, tanggal 6 September 1976 menyatakan bahwa:
“Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan, dituangkan,
dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau
bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik
atau mengubah rupa dan tidak termasuk golongan obat”. Kosmetik yang paling sering digunakan
oleh para wanita adalah kosmetik mata. Kosmetika mata yang telah banyak dijumpai pada dunia
pasar berupa krim dan salep mata, kosmetika riasan seperti Eyeshadows, Mascara, Eyebrom
make up, Eye liner, dan lain sebagainya.
Maskara diandalkan banyak wanita untuk menghidupkan atau memperindah mata
mereka.Maskara memberi solusi bagi wanita yang menyukai efek dari bulu mata palsu, tapi tidak
menyukai kerepotan.Dengan maskara, bulu mata asli bisa tampak ke permukaan hingga terlihat
lentik, berisi, dan mata pun indah dipandang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. Maskara
II.A. Pengertian dan Sejarah Mascara
Maskara adalah kosmetik yang diterapkan pada bulu mata untuk membuat bulu mata
lebih tebal, lebih lama, dan lebih gelap.Ini adalah salah satu kosmetik yang paling kuno yang
dikenal, yang telah digunakan di Mesir kemungkinan pada awal 4000 SM Mesir menggunakan
kohl zat yang disebut untuk menggelapkan bulu mata mereka, alis, dan kelopak mata.Kohl Mesir
mungkin dibuat dari galena atau sulfit memimpin, perunggu, dan arang atau jelaga.Orang Babel
dan Yunani kuno juga menggunakan kosmetik mata hitam, seperti yang dilakukan Roma
nanti.Kosmetik dari segala macam jatuh dari digunakan di Eropa setelah jatuhnya Roma,
meskipun kosmetik mata terus menjadi penting di dunia Arab.Penggunaan kosmetik dihidupkan
kembali di Eropa selama Renaissance.
Maskara awal dari era modern biasanya berupa kue ditekan.Hal diaplikasikan pada bulu
mata dengan sikat dibasahi.Bahan-bahan yang biasanya 50% dan sabun 50% pigmen
hitam.Pigmen diayak dan dikombinasikan dengan chip sabun, jalankan melalui pabrik beberapa
kali, dan kemudian ditekan ke kue.Variasi ini krim maskara, zat lotion seperti yang dikemas
dalam sebuah tabung.Untuk menerapkannya, pengguna akan memeras sejumlah kecil maskara
keluar dari tabung ke sikat kecil.Ini adalah proses yang berantakan yang lebih ditingkatkan
dengan penemuan pada tahun 1960 dari aplikator maskara.Paten perangkat ini adalah batang
beralur aplikasi yang mengambil sejumlah konsisten maskara saat ditarik dari botol.Batang
beralur segera digantikan dengan kuas.Ini kemudahan baru aplikasi mungkin telah memberi
kontribusi pada meningkatnya popularitas maskara pada akhir 1960-an.
Tunika fibrosa
Tunika fibrosa terdiri dari sclera yang berwarna putih dan tidak tembus cahaya, serta
kornea yang tembus cahaya (transparan).Kornea tidak mengandung pembuluh darah,
tetapi mengandung banyak serabut saraf.Kornea memiliki selaput pelindung yang disebut
konjungtiva.Pada batas kornea dan sclera terdapat kanalis schlemm yang berfungsi
untuk menyerap kembali cairan aqueous humor bola mata.
Tunika vaskulosa (uvea)
Tunica vasculosa merupakan bagian tengah bola mata, urutan dari depan ke belakang
terdiri dari iris, corpus ciliaris dan koroid. Koroid berupa lapisan jaringan yang tipis dan
mengandung banyak pembuluh darah, dan berwarna cokelat karena mengandung
pigmen.Pigmen inilah yang menyebabkan bagian bola mata menjadi gelap.Daerah ini
disebut iris. Coba Anda perhatikan mata orang Indonesia dengan orang-orang dari Negara
barat! Apakah perbedaannya?Tentunya pada warna.Orang Indonesia biasanya bermata
hitam atau coklat, adapun orang barat biasanya berwarna biru atau hijau.Nah, di bagian
irislah terdapatnya perbedaan ini karena di tempat ini memiliki pigmen warna.Bagian
depan dari lapisan iris ini disebut pupil yang terletak di belakang kornea tengah.
Pengaruh kerja ototnya yaitu melebar dan menyempitnya bagian ini.
1) Mascara cair
Formulasi didasarkan pada aqueous mucilages dari gum tragacanth, quince seed,
dan mucin-mucin lainnya. Formulasi ini tidak begitu bermanfaat karena mudah larut
dalam air sehingga mudah terhapus oleh perspirasi atau air mata. Mascara yang diasarkan
pada alcohol yang berisi resin-resin lain atau ethyl cellulose, membentuk sejenis cat pada
bulu mata yang tahan air, tetapi karena mengandung alcohol, mascara ini dapat
mengiritasi mata jika sampai masuk ke dalam mata.
Mascara cair merupakan bentuk mascara yang banyak dipakai karena mudah
disapukan dan mudah dihapus, tetapi kelemahannya mudah luntur. Pemakaian lensa
kontak sebaiknya menghindari jenis ini karena mascara dapat mengotori lensa kontak.
Mascara cair dikemas dalam botol kecil dengan penutup yang dilengkapi sikat untuk
menyapukan mascara pada bulu mata.
2) Mascara waterproof
Bentuk mascara waterproof menyerupai mascara cair, tetepi terbuat dari bahan
anti luntur, sehingga aman digunakan bagi mereka pemakai lensa kontak atau mereka
yang senang melakukan aktivitas yang menguras keringat. Kelemahannya yaitu karena
mascara ini tidak mudah luntur maka mascara ini sulit untuk dihapus dan dibersihkan.
Untuk mengangkatnya diperlukan pembersih khusus mata yang mengandung minyak
zaitun atau minyak bulus. Kemasan mascara waterproof sama seperti kemasan mascara
cair biasa.
Mascara yang mengandung conditioner sangat baik digunakan pada bulu mata
yang mudah rontok dan terputus. Kandungan conditionernya dapat memberi nutrisi yang
menguatkan bulu mata. Biasanya mascara jenis ini tidak berwarna (bening), karena hanya
berisi perawatan dan tidak untuk riasan dekoratif.
4) Mascara bulu
Jenis mascara ini cukup unik, karena berupa mascara cair yang berisi bulu. Jika
disapukan pada bulu mata, mascara ini dapat memberikan kesan bulu mata tampak tebal
dan panjang. Mascara ini cocok bagi mereka yang memiliki bulu mata tipis dan jarang.
Ada dua jenis utama dari maskara saat ini diproduksi.Salah satu jenis disebut anhidrat,
yang berarti tidak mengandung air.Tipe kedua dibuat dengan dasar lotion, dan diproduksi dengan
metode emulsi.
a. Metode anhidrat
1. Dalam metode ini, bahan-bahan tersebut dicampur dalam tangki atau ceret, yang
membuat batch kecil 10-30 gal (38-114 1).Bahan-bahan yang pertama hati-hati
diukur dan ditimbang.Lalu seorang pekerja bermuara ke dalam
Maskara dapat dilakukan dengan dua cara yang berbeda.Dalam metode anhidrat,
semua bahan dicampur, dipanaskan, dan gelisah.Dengan metode emulsi, air dan
pengental digabungkan, sedangkan lilin dan emulsifier yang dicampur dan dipanaskan
secara terpisah.Pigmen ditambahkan sebelum kedua campuran digabungkan dalam
agitator berkecepatan tinggi yang disebut homogenizer.Hasil metode tersebut adalah zat
semi-padat yang siap dikemas.
2. Dalam metode ini, air dan pengental digabungkan untuk membuat lotion atau
cream.Lilin dan emulsifier dipanaskan dan mencair secara terpisah, dan pigmen
ditambahkan.Kemudian lilin dan basis lotion digabungkan dalam mixer kecepatan
yang sangat tinggi atau homogenizer.Berbeda dengan tangki atau ketel di atas,
homogenizer yang tertutup dan mencampur bahan-bahan dengan kecepatan yang
sangat tinggi tanpa memasukkan udara atau menyebabkan penguapan.Minyak dan
lilin dipecah menjadi manik-manik yang sangat kecil dengan tindakan cepat dari
homogenizer dan diadakan di suspensi dalam air.Homogenizer dapat terus
sesedikit 5 gal (19 1), atau sebanyak 100 gal(380 1).Kecepatan tinggi tindakan
pencampuran terus sampai campuran mencapai suhu kamar.
Pengisian
3. Setelah solusi maskara telah didinginkan atau mencapai keadaan yang tepat,
pekerja transfer ke bin tote.Selanjutnya, mereka menggulung bin tote ke daerah
mengisi dan mengosongkan solusi dalam hopper pada mesin mengisi.Mesin
mengisi pompa jumlah diukur (biasanya sekitar 0,175 oz [5 g]) larutan ke dalam
gelas atau botol plastik maskara.Botol biasanya dibatasi dengan tangan.Sampel
dikeluarkan untuk pemeriksaan, dan sisanya disiapkan untuk distribusi.
Memeriksa kualitas dan kemurnian yang diambil pada berbagai tahap dalam pembuatan
maskara.Bahan kimia diperiksa dalam tangki sebelum pencampuran dimulai untuk memastikan
bahan yang benar dan jumlah yang tepat berada di tempat.Setelah batch dicampur, itu diperiksa
ulang.Setelah batch adalah kemasan, sampel perwakilan dari awal, tengah, dan akhir bets dibawa
keluar.Ini diperiksa untuk komposisi kimia.Pada titik ini mereka juga diuji untuk kotoran
mikrobiologi.
Pedoman pengujiaan sediaan rias mata meliputi :
1. Pemeriaan, bobot
2. Identifikasi dan penetapan kadar Dehidroacetat ( < 0,5 %)
3. Identifikasi dan penetapan kadar Asam benzoat Asam salisilat (< 0,2 %)
4. Identifikasi dan penetapan kadar Hexaklorofen ( < 0,1 %)
5. Identifikasi dan penetapan kadar Tiomersal ( < 0,007 % sebagai Hg)
6. Identifikasi Pb, Sb, Ag, As (negatif)
7. Uji iritasi mata
A. Formula
R/ A Asam stearate 12 %
Isopropil miristat 7%
Gliseril monosterat 5%
B Gliserin 5%
Trietanolamin 3,5 %
C Carbon black 10 %
Warna : Hitam
Dapat dihasilkan dari penambahan zat warna ke dalam suatu vanishing cream atau dengan
melarutkan zat warna pada minyak yang sesuai. Untuk ini diperlukan zat pembasah yang sesuai, yang
berguna untuk menurunkan tegangan permukaan, sehingga zat warna akan menempel pada sikat. Maskara
bentuk krim tidak boleh mongering dalam penyimpanan dan harus menempel dengan balik pada bulu
mata.
Maskara bentuk krim ini paling disukai oleh konsumen karena konsistensinya dan susunannya
rata, mudah digunakan, cukup cepat kering dan tahan air. Karena bentuk sediaan lunak maka dapat
dimasukkan dalam tube dan sikatnya menempel pada tube sehingga pemakaiannya akan lebih praktis dan
tahan lama
Daftar Pustaka
OLEH :
Muhammad Iqbal
16160039