Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INDIVIDU

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

TINEA KAPITIS
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ns.Sofia Rhosma Dewi, S.Kep., M.Kep
Disusun oleh :
FINI SALSABILAH AD’HANI
NIM.2011011059
PRODI S1-ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Tahun Ajaran 2021/2022

i
KATA
PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah semester 2 ini yang berjudul Tinea Kapitis

Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran


dan nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kapada yang terhormat dosen
mata kuliah ilmu dasar keperawatan dasar 2 yang telah memberikan
tugas dan kesempatan kepada penulis untuk membuat dan menyusun
makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan
masukan serta nasehat hingga tersusunnya makalah ini hingga akhir.

Makalah Penugasan ini disusun guna memenuhi tugas


individu makalah pada mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan 2. Selain
itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca.

Jember. Jumat, 16
April 2021

Penulis

ii
( Fini Salsabilah Ad’hani)

iii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH ..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii

I.PENDAHULUAN ...................................................................................................................1

II. EPIDEMOLOGI ....................................................................................................................1

III.ETIOLOGI ............................................................................................................................1

IV.GAMBARAN KLINIS .........................................................................................................2

1. Grey patch ringworm .....................................................................................................2


2. Kerion ............................................................................................................................2
3. Black Dot Ringworm .....................................................................................................3

V. DIAGNOSIS .........................................................................................................................4

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG ........................................................................................4

VII. DIAGNOSA BANDING ....................................................................................................5

1. Dermatitis Seboroik .......................................................................................................5


2. Folikulitis .......................................................................................................................5
3. Dermatitis atopik ...........................................................................................................6

VIII.PENGOBATAN TINEA KAPITIS ...................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................8

iv
I. PENDAHULUAN
Infeksi jamur dapat superfisial, subkutan dan sistemik, tergantung pada
karateristik dari host. Dermatofita merupakan kelompok jamur yang terkait secara
taksonomi. Kemampuan mereka untuk membentuk lampiran molekul keratin dan
menggunakannya sebagai sumber nutrisi memungkinkan mereka untuk berkoloni pada
jaringan keratin, masuk kedalam stratum korneum dari epidermis, rambut, kuku dan
jaringan pada hewan. Infeksi superfisial yang disebabkan oleh dematofit yang disebut
dermatofitosis, dimana dermatimicosis mengacu pada infeksi jamur.1
Banyak cara untuk mengklasifikasikan jamur superfisial, tergantung habitat dan
pola infeksi. Organisme geofilik berasal dari tanah dan hanya sesekali menyerang
manusia, biasanya memalui kontak langsung dengan tanah.
Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit kepala yang disebabkan oleh jamur
dermatofit. Tinea kapitis biasanya terjadi terutama pada anak – anak, meskipun ada juga
kasus pada orang dewasa yang biasanya terinfeksi Trichophyton tonsurans. Tinea kapitis
juga dapat dilihat pada orang dewasa sengan AIDS.

II. EPIDEMOLOGI
Insiden penyakit ini sepertinya meningkat di Amerika utara dan Eropa. Di Negara
seperti Ethopia, dimana akses perawatan medis yang sulit tingkat infeksi telah mencapai
lebih dari 25%. Pathogen yang dominan bervariasi sesuai lokasi geografis. Di Amerika
utara dan Inggris jamur antropolitik seperti Trichophiton tonsurans ditemukan pada 90%
kasus. Jamur zoofilik seperti Microsporum canis ditemukan di Eropa, terutama di
Mediterania dan Eropa tengah.
III. ETIOLOGI
Dermatofit ectothrix biasanya menginfeksi pada perifolikuler stratum korneum,
menyebar keseluruh dan kedalam batang rambut dari pertenganahan sampai akhir rambut
sebelum turun ke folikel untuk menembus folikel rambut dan diangkut keatas pada
permukaannya. Dan biasanya disebabkan spesies dermatofita seperti golongan
Trichopiton dan Microsporum.

1
IV. GAMBARAN KLINIS
Gambaran tinea kapitis tergantung dari etiologinya.
1. Grey patch ringworm
Merupakan tinea kapitis yang biasanya disebabkan oleh genus Microsporum
dan sering ditemukan pada anak-anak. Penyakit mulai dengan papul merah yang
kecil disekitar rambut. Papul ini melebar dan membentuk bercak, yang menjadi pusat
dan bersisik. Keluhan penderita adalah rasa gatal. Warna rambut menjadi abu – abu
dan tidak berkilat lagi. Rambut mulai patah dan terlepas dari akarnya, sehingga
mudah dicabut dengan pinset tanpa rasa nyeri. Semua rambut di daerah tersebut
terserang oleh jamur, sehingga dapat terbentuk alopesia setempat. Tempat – tempat
ini terlihat sebagai grey patch.

2. Kerion
Adalah reaksi peradangan yang berat pada tinea kapitis, berupa pembengkakan
yang menyerupai sarang lebah dengan sebukan sel radang yang padat disekitarnya.
Bila penyebabnya Microsporum canis dan Microsporum gypseum, pembentukan
kerion ini lehih sering dilihat. Agak kurang bila penyebabnya Tricophyton tonsurans,
dan sedikit sekali bila penyebabnya adalah Tricophyton violaceum. Kelainan ini
dapat menimbulkan jaringan parut dan berakibat alopesia yang menetap. Jaringan
parut yang menonjol kadang – kadang dapat terbentuk.

2
3. Black Dot Ringworm
Terutama disebabkan oleh Tricophyton tonsurans dan Tricophyton violaceum.
Pada permulaan penyakit, gambaran klinisnya menyerupai kelainan yang disebabkan
oleh genus Microsporum. Rambut yang terkena infeksi patah tepat pada muara
folikel, dan yang tertinggal adalah ujung rambut yang penuh spora. Ujung rambut
yang hitam didalam folikel rambut ini memberi gambaran khas, yaitu black dot.
Ujung rambut yang patah, kalau tumbuh kadang – kadang masuk ke bawah
permukaan kulit. Dalam hal ini perlu dilakukan irisan kulit untuk mendapat bahan
biakan jamur.

3
V. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis dari infeksi dermatofit dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan
mikroskopis dapat membuktikan infeksi jamur dalam beberapa menit, tidak sering kali
memungkinkan untuk spesiasi atau untuk mengidentifikasi kerentanan terhadap agen.
Evaluasi mikroskopis juga dapat menghasilkan hasil negatif palsu, dan kultur jamur
sebaiknya dilakukan ketika diduga adanya infeksi klinisdermatofit.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan lesi yang melibatkan kulit kepala atau jenggot dengan
menggunakan lampu wood mungkin memperlihatkan gambaran pteridin dari
pathogen tertentu. Jika demikian, rambut dengan flouresensi tersebut harus diperiksa
lebih jauh. Perlu diketahui bahwa organisme ektotrik seperti Microsporum canis dan
Microsporum audouinii akan tampak flouresensi pada pemeriksaan lampu wood,
sedangkan organisme endotrik, Tricophyton tonsurans tidak tampak flouresensi.
Flouresensi positif terinfeksi oleh Microsporum audouinii, Microsporum canis,
Microsporum femgineum, Microsporum distorturn, dan Trichopiton schoenleinii.
Pada ruangan yang gelap kulit dibawah lampu ini berflouresensi agak biru. Ketombe
umumnya cerah putih kebiruan. Rambut yang terinfeksi berflouresensi hijau terang
atau kuning kehijauan.
Pada pemeriksaan mikroskopi, rambut harus dicabut tidak di potong melihat di
mikroskop dengan pemeriksaan KOH 10 – 20%.
- Pemeriksaan Kultur
Spesiasi jamur didasarkan pada karakteristik mikroskopik, makroskopik
danmetabolisme organisme. Saboraud dextrose agar (SDA) adalah media isolasi
yang paling umum digunakan dan sebagai basis untuk gambaran yang paling
morfologi. Namun kontaminasi saprobes tumbuh pesat pada media ini.

VII. DIAGNOSA BANDING

4
1. Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik dipakai untuk segolongan kelainan kulit yang didasari oleh
faktor konstitusi dan bertempat predileksi di tempat-tempat seboroik. Kelainan kulit
terdiri dari eritema dan skuama yang berminyak dan agak kekuningan.

2. Folikulitis
Radang folikel rambut yang disebabkan Staphilococcus aureus. Kelainan
berupa papul dan pustule yang eritematosa dan ditengahnya terdapat rambut,
biasanya multiple.

5
3. Dermatitis atopik
Keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya
sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan
peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita.
Kelainan kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya di daerah lipatan.

VIII. Pengobatan Tinea Capitis

Berikut ini cara mengatasi tinea capitis:

1. Menjaga Kulit Tetap Kering Infeksi jamur tumbuh subur di kulit yang lembap dan
kotor. Anda harus menjaga kulit agar tetap kering dan bersih. Jangan biarkan rambut
Anda basah karena keringat terlalu lama serta segera keringkan rambut Anda setelah
keramas.

2. Mencuci dan Tidak Berbagi Benda-Benda yang Digunakan Infeksi jamur adalah
infeksi menular yang dapat terpapar melalui benda-benda seperti sarung bantal, sprei,
topi, helm, pakaian, dll. Jadi, secara teratur Anda harus mengganti dan mencuci barang-
barang tersebut yang biasa digunakan. Serta, hindari berbagi atau menggunakan barang-
barang tersebut dengan orang lain untuk mencegah paparan jamur.

3. Membersihkan Peralatan Rambut Anda mungkin jarang membersihkan alat-alat untuk


rambut seperti sisir dan alat tata rambut lainnya. Jamur dapat berkembang di alat-alat
yang kotor tersebut dan memaparkannya ke kulit kepala. Membersihkan semua peralatan
yang biasa Anda gunakan dapat mengurangi risiko terinfeksi paparan.

6
4. Sampo Khusus Antijamur Dokter akan meresepkan sampo obat untuk mengatasi jamur
dan mencegah pertumbuhan jamur. Sampo obat antijamur ini umumnya mengandung
ketoconazole atau selenium sulfide. Sampo ini tidak membunuh jamur, namun hanya
menekan penyebarannya jadi Anda tetap harus menggunakan perawatan kombinasi
dengan obat tinea capitis oral atau topikal

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Verma. S, Heffernan. MP. Fungal Disease. In, Fitzpatrick’s Dermatology in General


Medicine. Ed.7th. Vol 1 & 2. New York, Amerika. 2008. P.1807-1818
2. Hay.R.J, Ashbee.H.R . Mycology . In, Rook’s Text Book Of Dermatology. Ed. 7th. Vol 1
& 4. New Salford, Manchester. P.36.25- 36.27.
3. Chan. YC, Friedlander.SF. Journal of New Treatment for Tinea Capitis. [online] 2010,
[cited 2010 February 15]; Available from URL : http://www.mjms.ukim.edu.mk
4. Djuanda A,Prof.Dr.dr, Hamzah M,dr, Aisah,Prof.Dr.dr. Ilmu Penyakit Kuli Dan
Kelamin.Ed5th.Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007.P.59.95.20
5. James.WD, Berger TG, Elston Dm. disease resulting from fungi and yeasts. In, Andrewa
Diseases of The Skin:Clinical Dernatilogi.Ed10th.Kanada.2006.P297-299
6. https://doktersehat.com/tinea-capitis/

Anda mungkin juga menyukai