Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

QUANTITATIVE DAN SEMI-QUANTITATIVE


PROCEDURES PEMERIKSAAN LABORATORIUM
“PEMERIKSAAN URINALISA”

1
DOSEN PEMBIMBING:

Drs. I Wayan Getas,S.Si,. M.Sc.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

KELAS B / SEMESTER 5 / TINGKAT III


1. Ahmad Taofik (P07134018050) 9. Donie Ramdhaningsih (P07134018058)
2. Arroficha Annisa (P07134018051) 10. Faizah Wirdha Wardha (P07134018059)
3. Ayu Nilam Handayani (P07134018052) 11. Febi Mila Sari (P07134018060)
4. Ayu Nurislami Wulandari (P07134018053) 12. Fitri Andriani (P07134018061)
5. B. Ulyatul Fitriani (P07134018054) 13. Gita Lestari (P07134018063)
6. Devriani (P07134018055) 14. Khaerun Nisaq (P07134018064)
7. Dhyah Sobi Afiah (P07134018056) 15. Harnas One Triwibowo (P07134018065)
8. Dinda Narulita (P07134018057) 16. Hera Safira (P07134018066)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PRODI D III ANALIS KESEHATAN
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “Quantitative dan Semi-
Quantitative Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Urinalisa” dapat selesai dengan baik.
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mempermudah dalam mendapatkan pedoman
dan penutun dalam melakukan manajemen laboratorium dengan baik. Dalam menyusun
makalah ini, tentunya berbagai hambatan telah di alami. Makalah ini ditulis berdasarkan
beberapa sumber yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.
Besar harapan agar makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita semua, adapun
bila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf dan berharap adanya
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah berikutnya.

Mataram, 13 Oktober 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................4
1. Latar Belakang.............................................................................4
2. Rumusan Masalah.......................................................................5
3. Tujuan..........................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................6
1. Pengertian....................................................................................6
2. Analisa Quantitative.....................................................................8
3. Analisa Semi Quantitative............................................................13

BAB III : PENUTUP.......................................................................................15


1. Kesimpulan..................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang unik. Dari setiap sisi dari tubuh manusia
menjadi sebuah hal yang menarik untuk dipelajari. Kita juga mengenal berbagai sistem
organ yang mempunyai peran yang sangat penting sesuai dengan peran fungsinya.
Sistem organ dengan sistem kerja masing – masing saling berinteraksi dan menjadikan
satu kesatuan yang utuh.

Dari berbagai sistem, kita mengenal sistem perkemihan dimana dari organ-nya
dan fungsinya. Adapun hal yang menarik bahwa zat yang dikeluarkan atau yang
dikenal dengan nama urine dapat menjadi sebuah penelitian akan kondisi kesehatan
tubuh seseorang. Disini telah disusun berbagai hal menarik mengenai urine.

  Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan  oleh
ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam
mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian
pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin

 Dalam praktikum uji urin, peneliti dapat mengetahui kandungan yang ada
dalam urin. Begitu pula dapat mengetahui zat-zat yang seharusnya tidak terkandung
dalam urin. Apabila zat yang seharusnya tidak terkandung dalam urin itu ada maka
kita dapat mengetahui secara lebih cepat.

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah


tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil
buangan itu antara lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak
hanya berupa urine saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbon
dioksida,serta zat warna empedu.

5
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah definisi dari pemeriksaan Quantitaif dan Semi-Quantitaif prosedur
pemeriksaan urinalisa ?
2) Bagaimanakah prosedur pemeriksaan Quantitaif urine ?
3) Bagaimanakh prosedur pemeriksaan Semi-Quantitaif urine ?

C. TUJUAN
1) Untuk mengetahui definisi dari pemeriksaan Quantitaif dan Semi-Quantitaif
urine
2) Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Quantitatif urine
3) Untuk mengetahui prosedur pemriksaan Semi-Quantitaif

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),
garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah
atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika
molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui
molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan
berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit
yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini
berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang
terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal
dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan
hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu
merupakan zat yang steril
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin
berwarna kuning pekat atau cokelat.

2.1.1 Pengertian Analisa Quantitaif


Analisa dapat diartikan sebagai usaha pemisahan suatu kesatuan ilmiah (dalam
ilmu sosial) atau suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen penyusunnya
sehingga dapat dikaji secara langsung (Sudarmadji et al, 1989). Zat yang ditetapkan
tersebut seringkali dinyatakan sebagai konstituen/analit yang menyusun sebagian
besar atau sebagian kecil dari sample yang dianalisis (Underwood, 2002).
Kata analisa (analisis) berasal dari bahasa Yunani kuno yang masuk kedalam
bahasa Latin modern yaitu kata analusis  yang berarti melepaskan. Kata analusis

7
sendiri terdiri atas dua suku kata, yaitu ana yang berarti kembali dan  luein  yang
berarti melepas sehingga analuein berarti melepas kembali atau mengurai
(Sudarmadji et al,. 1989).  Analisa kuantitatif adalah analisis kimia yang mencari
kadar kandungan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu cuplikan atau
sampel (Pudjaatmaka, 2002). Analisa kuantitatif bertujuan menentukan kadar ion atau
molekul suatu sampel (Sumardjo, 2006).
Data yang diperoleh dapat ditinjau lebih lanjut dan data yang diperoleh juga
dapat digunakan untuk  menetapkan  komponen  atau penyusun bahan tersebut
(Haryadi, 1993). Prinsipnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai
kesetimbangan pada penambahan tiap titrasi, tidak ada pengotor yang mengganggu
dan diperkirakan indikator/diperlukan indicator untuk melihat titik akhir titrasi
(Khopkar, 2003).

2.1.2 Pengertian Analisa Semi- Quantitaif

Analisis semi-kuantitatif; adalah analisis dimana dilakukan perpduan antara


analisis kualitatifdan kuantitatif, dimana sifat kategorinya menyerupai analisis
kualitatif, sedangkan karakteristiknilai yang digunakan adalah nilai numeric yang
menyerupai analisis kuantitatif

8
2.2 ANALISA QUANTITATIVE

2.2.1 Analisa Kuantitatif terhadap Glukosa

a. Pengertian Glukosa

            Glukosa, suatu gula monosakarida, karbohidrat terpenting yang digunakan

sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa merupakan prekursor untuk
sintesis  semua  karbohidrat  lain  di  dalam  tubuh  seperti  glikogen,  ribose  dan
deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan
dalam glikoprotein dan proteoglikan.

b. Uji Glukosa

ALAT DAN BAHAN


Alat :

• Tabung reaksi • Gelas ukur


• Lampu spiritus • Pipet tetes
• Penjepit kayu

Bahan :

 CuSO4.5H2O  Aquadest
 Asam sitrat  Glucotest strip
 Na2CO3 anhidrat  Urine sewaktu

CARA KERJA :
a. BENEDICT

 Pembuatan reagen
Larutkan 17,3 g CuSO4.5H2O dalam 100 ml aquadest, dengan pemanasan
larutkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3anhidrat dalam 600 ml
aquadest, panaskan kemudian saring perlahan-lahan dengan adukan yang

9
konstan tambahkan larutan sitrat karbonat. Bersihkan seluruh CuSO4 dengan
aquadest dan tambahkan aquadest hingga mencapai volume 1000 ml
 masukkan 2,5 ml reagen benedict kedalam tabung reaksi
 tambaahkan 0,25 ml (4 tetes) urine dan campurkan
 letakkan dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit
 angkat dan langsung baca

No. Warna yang terjadi simbol Jumlah glukosa


yang terkandung dalam urin
1 Biru tidak ada endapan (-) 0,0 – 0,1 g/dl
2 Hijau dengan endapan kuning (+) 0,5 – 1,0 g/dl
3 Kuning (++) 1,0 – 1,5 g/dl
4 Orange (+++) 1,5 – 2,5 g/dl
5 MeGlucotest strip

b.      Glukocotest strip

 celupkan strip ke dalam urin selama 30 detik


 baca hasil tersebut dengan membandingkan warna yang didapat dengan warna
standard

2.2.2 Analisa Kuantitatif terhadap Protein

a. Pengertian Protein

  Protein merupakan zat yang sangat penting dibutuhkan oleh manusia karena


protein bukan hanya sekedar bahan struktural, seperti lemak dan karbohidrat. Protein
merupakan kelompok dari makromolekul organik kompleks yang diantaranya
terkandung hidrogen, okisgen, nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri dari
satu atau beberapa rantai dari asam amino.

b. Uji Protein

ALAT DAN BAHAN


Alat :

• Tabung reaksi • Penjepit


• Centrifuge dan tabungnya

10
• Lampu spiritus • Pipet tetes

Bahan :

• Asam asetat 10% • Aquadest


• Natrium asetat • Urine sewaktu
• Asam asetat glasial

CARA KERJA
1. PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT
• Pembuatan reagen asam asetat 10%
• Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya • Kekeruhan yang terjadi disebabkan
oleh fosfat, karbonat atau albumin
• Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih,
amati.
NO Pengamatan hasil Simbol
1 Tidak ada kekeruhan (-)
2 Kekeruhan sedikit sekali (±)
3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %
4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %
5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %
6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %

2. PEMERIKSAAN SECARA BANG

 Pembuatan reagen
Natrium asetat 11,8 g dan asam asetat glacial dilarutkan dalam aquadest
sampai volumenya 100 ml
 5 ml urine ditambah 0,5 ml reagen bang, kemudian dipanaskan dalam ai
mendidih selama 5 menit, amati
 Bila timbul kekeruhan berarti terdapat endapan protein.

2.2.3 Analisa Kuantitatif terhadap Kolesterol

11
a. Pengertian Kolesterol

       Kolestrol adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang
sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku
beberapa hormon. Namun apabila kadar kolestrol dalam darah berlebihan, maka bias
mengakibatkan penyakit, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke. Kolestrol
yang normal harus di bawah 200 mg/dl.Apabila di atas 240 mg/dl, maka Anda berisiko
tinggi terkena penyakit seperti serangan jantung atau stroke.

b. Uji Kolesterol   

HDL Klolesterol (High Density Lipoprotein)

Tujuan             : Penentuan secara kuantitatif  HDL kolesterol                 dalam serum


dan plasma.

Nilai normal     : Laki-laki 35 – 55 mg/dl, perempuan 45 – 55   mg/dl.

HDL bersifat menangkap kolesterol yang sedang dalam keadaan bebas di


pembuluh darah untuk kemudiannya terbawa ke dalam hati untuk diproses lebih
lanjut.Oleh karenanya HDL disebut sebagai kolesterol yang baik.

LDL Kolesterol  (Low Density Lipoprotein)

Tujuan             : Penentuan secara kuantitatif  LDL kolesterol dalam serum dan plasma.

Nilai normal     : <130 mg/dl

Jika pembuluh darah tersumbat oleh timbunan lemak tersebut, maka dampak lebih

jauhnya diantaranya adalah stroke, serangan jantung, dan lainnya yang mengarah fatal

kepada tubuh manusia.Oleh karena itu LDL dikenal sebagai sebutan kolesterol jahat.

2.2.4 Analisa Kuantitatif terhadap Aseton

 a. Pengertian Aseton

            Aseton merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasar isopropyl
alcohol dengan cara oksidasi. Aseton adalah zat tidak berwarna dengan berat jenis

12
0,812 gram/mol dan mempunyai bau yang sengit yang menjadi tandanya.Aseton dapat
bercampur dalam air dan dalam semua perbandingan adalah suatu zat pelarut yang baik
bagi banyak zat-zat organik, aseton dipakai dalam pembuatan senyawa penting
antaranya Kloroform dan Iodoform. Air  kencing biasanya mengandung sedikit aseton,
tetapi lebih banyak dalam keadaan sakit tertentu seperti diabetes melitus.Aseton atau
propanon mempunyai rumus (CH3)2CO.

b. Uji Aseton

Pemeriksaan untuk menemukan keberadaan zat keton dalam urine meliputi


aseton, asam asetoasetat, asam beta hidroksi butirat. Bahan yang digunakan adalah urine
segar karena benda keton ini mudah menguap. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
mencampurkan urine dengan reagen (Rothera, Gedhadt) dan diamati adanya perubahan
warna.

Dinyatakan positif (+) apabila terjadi warna ungu kemerahan pada batas kedua
cairan. Makin cepat terjadi warna ungu dan makin tua warnanya menggambarkan makin
tinggi konsentrasi keton dalam urine. Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang
mengalami gangguan metabolisme berat terutama pada penderita DM.

13
2.3 ANALISA SEMI-QUANTITATIVE
2.3.1 Pemeriksaan Protein Urine Metode Ewitz
Tujuan : Untuk mengetahui protein urine secara semi kuantitatif.
Prinsip : Protein dalam urine akan dipresipitatkan oleh asam sulfosalisil 20% tanpa
pemanasan dan kekeruhan yang terjadi dinilai secara semi kuantitatif.
Alat dan Bahan :
 Sampel urine
 Beaker glass
 Gelas ukur
 Tabung reaksi Asam sulfosalisil 20%
 Pembakar spiritus / lampu spiritus

Prosedur Pemeriksaan Protein Urine Metode Ewitz :

1. Masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.


2. Ukurlah dengan gelas ukur sebanyak 2 ml urine.
3. Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 (tabung tes) dan tabung reaksi 2 (tabung
kontrol) masing-masing 2ml.
4. Tambahkan 8 tetes asam sulfosalisil 20% pada tabung 1 kemudian homogenkan.
5. Bandingkan tabung reaksi 1 dengan tabung reaksi 2.
6. Baca hasil pemeriksaan :
 jika tabung tes tetap jernih berarti protein urine negatif
 jika terjadi kekeruhan pada tabung tes, maka panasi tabung tersebut sampai
mendidih selama 1 menit dan dinginkan dengan air mengalir, baca hasilnya
:
 jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan setelah
didinginkan, maka protein urine positif
 jika kekeruhan hilang pada waktu pemanasan dan muncul kembali
setelah didinginkan maka penyebab kekeruhan adalah protein bance
jones
7. Interprestasi hasil pemeriksaan protein urine secara semi kuantitatif :
 (-) tidak terjadi kekeruhan
 (+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein 0,01% – 0,05%)
 (+2) kekeruhan berbutir-butir (kadar protein 0,05% – 0,2%)

14
 (+3) kekeruhan berkeping-keping (kadar protein 0,2% – 0,5%)
 (+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (kadar protein > 0,5%)

Nilai Normal : (-) tidak terjadi kekeruhan

2.3.2 Pemeriksaan Protein Urine Metode Asam Asetat 6%


Tujuan : Untuk mengetahui protein urine secara semi kuantitatif.
Prinsip : Berdasarkan sifat protein jika dipanaskan pada titik iso elektrik akan terjadi
denaturasi yang diikuti koagulasi.
Alat dan Bahan :

 Sampel Urine  Pembakar spiritus / lampu


 Tabung reaksi spiritus
 Penjepit tabung  Beaker glass Asam asetat 6%

Prosedur Pemeriksaan Protein Urine Metode Asam Asetat 6% :

1. Masukkan sampel urine ke dalam beaker glass.


2. Masukkan urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 2/3 tabung.
3. Peganglah tabung reaksi pada bagian bawah menggunakan penjepit tabung.
4. Panaskan urine pada lapisan atas sampai mendidih selama 30 detik.
5. Baca kekeruhan lapisan atas dan bandingkan dengan lapisan bawah yang tidak
dipanasi.
6. Baca kekeruhannya, jika terjadi kekeruhan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 6%, baca
hasilnya lagi :
 jika tetap keruh berarti protein positif
 jika kekeruhan hilang disertai gelembung gas berarti unsur karbonat
 jika kekeruhan hilang tanpa disertai gelembung gas berarti unsur fosfat
7. Interprestasi hasil pemeriksaan protein urine secara semi kuantitatif :
(-) tidak terjadi kekeruhan
(+1) kekeruhan ringan tanpa butir-butir (kadar protein 0,01% – 0,05%)
(+2) kekeruhan berbutir-butir (kadar protein 0,05% – 0,2%)
(+3) kekeruhan berkeping-keping (kadar protein 0,2% – 0,5%)
(+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (kadar protein > 0,5%) Nilai
Normal : (-) tidak terjadi kekeruhan

15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Urine merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200
ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat
tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya
terbentuk 1 ml urin per menit.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui
kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan
diberbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan
lain-lain. Salah satu komponen urine adalah indikan yang merupakan bagian terpenting dari
sulfat eterial urine. Indikan berasal dari pembusukan priptofan dalam usus. Triptofan oleh
bakteri usus diubah menjadi indol yang kemudian mengalami penyerapan kembali kedalam
darah dan dibawa ke hati. Di dalam hati indol mengalami oksidasi dan konjugasi menjadi
indoksil sulfat ( indikan ). Jumlah indikan urine menggambarkan proses pembusukan dalam
usus.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.coursehero.com/file/p221k76/2-Analisis-semi-kuantitatif-adalah-analisis-
dimana-dilakukan-perpduan-antara/
2. https://id.scribd.com/document/411825877/Kelompok-5-Analisis-Semi-Kuantitatif
3. https://medlab.id/pemeriksaan-protein-urine/
4. http://nenialimah.blogspot.com/2017/12/laporan-hasil-pemeriksaan-kualitatif.html
5. https://www.slideshare.net/mobile/andreei/tkik

17

Anda mungkin juga menyukai