Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)

DAN JERUK LEMON (Citrus medica linn) TERHADAP MORTALITAS KUTU


KEPALA (Pediculus humanus var. capitis) SECARA IN VITRO
Putri Nur Rahayu, Retno Sasongkowati, Suliati
Program D-III Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surabaya

ABSTRAK
Pedikulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang hidup dikulit kepala manusia.
Tingginya angka prevalensi terjadi di negara berkembang maupun negara maju. Pengobatan
tradisional yang digunakan yaitu perasan jeruk nipis dan jeruk lemon karena mengandung minyak
atsiri yang berpotensi sebagai antiserangga. Untuk mengetahui efektivitas perasan jeruk nipis dan
jeruk lemon terhadap mortalitas kutu kepala diadakan penelitian pada bulan Januari hingga Juni 2015
di Laboratorium Parasitologi dengan menggunakan bahan uji jeruk nipis dan jeruk lemon dan sampel
kutu kepala. Selanjutnya membuat deret konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%. Sampel 6 ekor
setiap perlakuan sudah termasuk kontrol dan diamati setiap 10 menit. Hasil pemeriksaan perasan
jeruk nipis efektif konsentrasi 50% dengan waktu 20 menit sedangkan perasan jeruk lemon efektif
konsentrasi 50% dengan waktu 30 menit. Berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa perasan jeruk
nipis lebih efektif daripada perasan jeruk lemon.

Kata kunci : Perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia), Perasan jeruk lemon (Citrus medica linn), Kutu
kepala (Pediculus humanus var.capitis)

ABSTRACT
Pediculosis is a disease caused by parasites that live on human scalp. The high prevalence
occured on developing countries and developed countries. Traditional medicine which used are lime
and lemon because it contain essential oils which potential as insect. Determining the effectiveness of
lime juice and lemon against head lice mortality, it had been done a research on January to June
2015 in the Laboratory of Parasitology by using lime and lemon and head lice as a sample.
Furthermore, making the series a concentration of 25%, 50%, 75%, and 100%. Using 6 samples for
each treatment included controls and observed every 10 minutes. The result of the test, the effective
concentration of lime juice was 50% for 20 minutes while the effective concentration of lemon juice
was 50% for 30 minutes. Based on data can be concluded that lime juice was more effective than
lemon juice.

Keywords : Freshly squeezed lime (Citrus aurantifolia), Juice of lemon (Citrus medica Linn), head
lice (Pediculus humanus var.capitis)

PENDAHULUAN 16,59%, Mesir 58,9%, hingga Argentina 81,9%


Pedikulosis adalah gangguan yang (Bugayong dkk, 2011).
disebabkan oleh infestasi tuma. Salah satu Tingginya angka prevalensi
gangguan pada kepala disebabkan oleh tuma pedikulosis menimbulkan berbagai masalah,
kepala yang disebut Pediculus humanus var. mulai dari berkurangnya rasa percaya diri,
capitis yang termasuk famili Pediculidae. stigma sosial yang negatif, kurangnya kualitas
Pedikulosis dikenal sejak jaman dahulu dan tidur dan gangguan belajar (Linuwih, 2013).
ditemukan kosmopolit (Sutanto dkk, 2008). Pedikulosis lebih umum diderita oleh kaum
Pedikulosis kapitis terjadi baik di perempuan daripada laki-laki. Namun,
negara berkembang maupun negara maju semakin banyaknya kaum laki-laki yang
(Bugayong dkk, 2011). Di Amerika serikat, 6- memelihara rambut, maka bukan tidak
12 juta orang terinfestasi Pediculus humanus mungkin saat ini kaum laki-laki juga sudah
var. capitis setiap tahunnya. Sebagian besar banyak yang terinfeksi kutu kepala.
infestasi tuma terjadi pada anak-anak usia Pedikulosis lebih banyak dijumpai
sekolah (Hodjati dkk, 2008). Prevalensi dilingkungan kumuh dan padat penghuni
pedikulosis pada anak usia sekolah di negara (Sembel, 2009).
maju seperti Belgia sebesar 8,9% sedangkan Pengobatan yang banyak dilakukan
di negara berkembang prevalensi pedikulosis untuk mengatasi Pediculus humanus var.
pada anak usia sekolah seperti India sebesar capitis dengan menggunakan pengobatan
topikal, shampo yang banyak mengandung

1
bahan kimia, sisir kutu, hingga mencari kutu “Bagaimana perbandingan efektivitas perasan
dan membunuh secara mekanik (Sembel, jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan perasan
2009). Semua bentuk pengobatan memiliki jeruk lemon (Citrus medica linn) terhadap
kelemahan dan keterbatasan dalam mortalitas Pediculus humanus var. capitis?”
penggunaannya (Anonim, 2009), sehingga
diperlukan cara lain yaitu dengan Tujuan Penelitian
menggunakan bahan alami yang memiliki Tujuan Umum
cukup banyak kelebihan dibandingkan dengan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bahan kimia (Irianto, 2009). Salah satunya perbandingan efektivitas perasan jeruk nipis
tanaman toga yang termasuk famili Citrus (Citrus aurantifolia) dan perasan jeruk lemon
yaitu jeruk nipis (Razak dkk, 2013). (Citrus medica linn) terhadap mortalitas dari
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Pediculus humanus var. capitis.
merupakan obat herbal yang banyak Tujuan Khusus
digunakan masyarakat (Razak dkk, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
Jeruk nipis mempunyai kandungan minyak konsentrasi minimal perasan jeruk nipis (Citrus
atsiri yang bersifat antiseptik, antibakteri, aurantifolia) dan perasan jeruk lemon (Citrus
desinfektan, dan antiserangga (Kurnia, 2014). medica linn) yang efektif sebagai insektisida
Selain itu, banyak unsur senyawa kimia yang khususnya Pediculus humanus var. capitis.
bermanfaat dalam jeruk nipis, antara lain
flavonoid, limonenen, linalin asetat, geranil METODE PENELITIAN
asetat, fellandren, siral, dan asam sitrat Jenis Penelitian
(Wildana, 2009). Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Selain tanaman jeruk nipis yang cukup eksperimental laboratorium, yaitu suatu
banyak mengandung minyak atsiri, tanaman metode yang digunakan untuk mengetahui
jeruk lemon atau jeruk sitrun (Citrus medica adanya pengaruh setelah dilakukan perlakuan
linn) mempunyai kandungan senyawa d- dalam suatu penelitian. Dalam hal ini untuk
lemonen yang merupakan turunan dari minyak mengetahui efektivitas perasan jeruk nipis dan
atsiri yang efektif sebagai antiserangga jeruk lemon terhadap mortalitas kutu kepala.
(Dalimartha, 2013). Dan kandungan flavonoid Dengan menggunakan pendekatan posttest
yang dapat menjadi bahan aktif pembuatan only control group design.
insektisida ( Banjo, 2006).
Aktivitas biologi minyak atsiri terhadap Populasi dan Sampel
serangga dapat bersifat menolak, menarik, Populasi
racun kontak, racun pernafasan, mengurangi Populasi dalam penelitian ini adalah kutu
nafsu makan, menghambat perletakan telur, kepala (Pediculus humanus var. capitis) pada
menghambat pertumbuhan, menurunkan masyarakat yang menderita pedikulosis di
fertilitas, serta antiserangga (Isman, 2000). kecamatan Tembelang, Jombang.
Berdasarkan hal tersebut saya ingin Sampel
menguji efektivitas perasan jeruk nipis dan Sampel penelitian ini adalah kutu kepala
perasan jeruk lemon terhadap mortalitas kutu (Pediculus humanus var. capitis) yang diambil
kepala (Pediculus humanus var. capitis) dari masyarakat yang menderita pedikulosis di
karena di dalamnya mengandung senyawa kecamatan Tembelang, Jombang. Metode
minyak atsiri. sampling yang digunakan adalah purposive
sampling dengan asumsi kutu kepala dewasa.
Rumusan Masalah Sampel kutu kepala (Pediculus humanus var.
Dari latar belakang masalah diatas, maka capitis) berjumlah 6 ekor tiap perlakuan dan
didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : dilakukan perlakuan sebanyak 6 kali replikasi
“Apakah perasan jeruk nipis (Citrus atau pengulangan pada setiap konsentrasi.
aurantifolia) efektif terhadap mortalitas dari
Pediculus humanus var. capitis?” Perhitungan replikasi (Rumus Frederer) :
“Apakah perasan jeruk lemon (Citrus medica (t-1) (r-1) ≥15
linn) efektif terhadap mortalitas dari Pediculus (4-1) (r-1) ≥ 15
humanus var. capitis?” 3 (r-1) ≥15
“Berapakah konsentrasi perasan jeruk nipis 3r-3≥15
(Citrus aurantifolia) yang efektif terhadap 3r ≥ 15+ 3
mortalitas Pediculus humanus var. capitis?” 3r≥18
“Berapakah konsentrasi perasan jeruk lemon r ≥6
(Citrus medica linn) yang efektif terhadap Keterangan: t = perlakuan
mortalitas Pediculus humanus var. capitis?” r = pengulangan atau replikasi

2
Waktu dan Lokasi Penelitian Prosedur Kerja Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bulan Januari 1. Menyiapkan alat : gelas ukur, erlenmeyer
sampai bulan Juni 2015. Dan dilakukan di tutup asah, juicer, maat pipet, bulb,
wilayah Jombang sebagai tempat corong, petridish, etiket dan bahan yang
pengambilan sampel. Sedangkan penelitian dibutuhkan.
yang dilakukan untuk mengetahui efektivitas 2. Menyiapkan petridish yang akan
perasan jeruk nipis dan perasan jeruk lemon dilakukan uji untuk perasan jeruk nipis
terhadap kematian kutu kepala dilakukan di dan perasan jeruk lemon masing-masing
Laboratorium Parasitologi Jurusan Analis 25%, 50%, 75%, dan 100%. Dan petridish
Kesehatan Politeknik Kesehatan Kementerian untuk obat pembasmi kutu dengan merk
Kesehatan Surabaya Jalan Karangmenjangan “X” sebagai kontrol positif. Kutu kepala
No. 18A Surabaya. (Pediculus humanus var. capitis) yang
digunakan untuk pengujian berjumlah 6
Teknik Pengumpulan Data ekor setiap konsentrasi.
Teknik pengumpulan kutu kepala (Pediculus 3. Diberi 2,5 mL perasan jeruk nipis dan
humanus var. capitis) didahului dengan perasan jeruk lemon setiap konsentrasi
mengumpulkan kutu kepala yang sudah yang didalamnya terdapat kutu kepala
diambil dari rambut kepala masyarakat di (Pediculus humanus var. capitis) 6 ekor,
kecamatan Tembelang, Jombang yang dan dilakukan pengujian setiap 10 menit
menderita pedikulosis. Kutu kepala tersebut terhadap kematian kutu kepala (Pediculus
diberi perlakuan dengan cara menambahkan humanus var. capitis).
air perasan jeruk nipis dan jeruk lemon yang 4. Melakukan hal yang sama dengan
telah dibuat deret konsentrasi. Setelah itu menggunakan obat pembasmi kutu
mengamati efektivitas air perasan jeruk nipis dengan merk “X” sebagai kontrol positif.
dan jeruk lemon terhadap mortalitas kutu
kepala (Pediculus humanus var. capitis) setiap Teknik Analisis Data
10 menit. Teknik yang digunakan untuk menganalisis
data adalah dengan mengetahui pengaruh
Pembuatan Bahan Uji pemberian air perasan jeruk nipis (Citrus
Pembuatan konsentrasi air perasan jeruk nipis aurantifolia) dan perasan jeruk lemon (Citrus
dan perasan jeruk lemon : medica Linn) terhadap mortalitas kutu kepala
1. Jeruk nipis dan jeruk lemon yang segar (Pediculus humanus var. capitis) dengan
dihaluskan dengan juicer hingga halus. menggunakan uji ANOVA. Sebelumnya
2. Perasan jeruk nipis dan perasan jeruk terlebih dahulu dilakukan uji normalitas
lemon yang keluar dari juicer ditampung Kolmogorov-Smirnov untuk membuktikan
dalam erlenmeyer tutup asah agar bahan sampel berasal dari populasi
minyak atsiri yang terkandung didalam berdistribusi normal. Kemudian analisa
perasan tersebut tidak cepat menguap. dilanjutkan dengan menggunakan Uji
Perasan jeruk nipis dan perasan jeruk Homogeneity of Variances untuk memvalidkan
lemon yang keluar dari juicer dianggap hasil dari uji ANOVA.
sebagai konsentrasi sebesar 100%.
3. Untuk membuat deret konsentrasi 25%, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
50%, 75%, dan 100% sebagai berikut: Hasil Penelitian
a. Konsentrasi 100% dibuat 50 mL air Data hasil penelitian mengenai perbandingan
perasan jeruk nipis dan jeruk lemon. perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan
b. Konsentrasi 75% dibuat 37,5 mL air perasan jeruk lemon (Citrus medica linn)
perasan jeruk nipis dan jeruk lemon di- terhadap mortalitas kutu kepala (Pediculus
add-kan 50 mL dengan aquadest. humanus var.capitis) secara In vitro
c. Konsentrasi 50% dibuat 25 mL air menggunakan konsentrasi 25%, 50%, 75%,
perasan jeruk nipis dan jeruk lemon di- dan 100% dengan replikasi sebanyak 6 kali
add-kan 50 mL dengan aquadest. disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini :
d. Konsentrasi 25% dibuat 12,5 mL air Tabel 4.1 : Data hasil pemeriksaan perasan
perasan jeruk nipis dan jeruk lemon di- jeruk nipis dan perasan jeruk lemon terhadap
add-kan 50 mL dengan aquadest. mortalitas kutu kepala.
4. Konsentrasi yang telah didapatkan dari
pengenceran ditempatkan pada
erlenmeyer tutup asah agar kandungan
minyak atsiri tidak mudah menguap.
Kemudian dihomogenkan dengan
digoyang dan siap digunakan.

3
Waktu Perlakuan
Bahan Konsent
Uji rasi 10 20 30 40 50 60 120
Menit Menit Menit Menit Menit Menit Menit
25% 20% 30% 30% 30% 30% 30% 50%
Jeruk 50% 30% 50% 50% 50% 50% 70% 70%
Nipis 75% 50% 70% 70% 70% 70% 80% 80%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
25% 20% 20% 30% 30% 30% 30% 50%
Jeruk 50% 30% 30% 50% 50% 50% 50% 70%
Lemon 75% 50% 50% 50% 70% 70% 70% 80%
100% 70% 70% 70% 80% 80% 80% 100%
Kontrol (-) 0% 0% 0% 0% 0% 20% 20%
Kontrol (+) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Analisa Data serangga terhadap nyamuk Aedes aegypti.


Berdasarkan hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Konsentrasi minimal perasan jeruk lemon
Smirnov dan Uji Homogeneity of Variances (Citrus medica Linn) yang dapat digunakan
didapatkan hasil data berdistribusi secara sebagai penolak serangga khususnya nyamuk
normal dan data bersifat identik atau homogen Aedes aegypti yakni konsentrasi 100%
sehingga dapat dilakukan uji ANOVA. dengan daya proteksi 96%. Jeruk lemon
Berdasarkan hasil uji ANOVA menggunakan mengandung senyawa d-lemonen yang
program IBM SPSS 21.0 didapatkan hasil merupakan turunan dari minyak atsiri sampai
untuk “Konsentrasi perasan jeruk nipis” 90% yang efektif sebagai penolak serangga
dengan nilai Sig 0,000. Sedangkan hasil untuk (Dalimartha, 2013).
“Konsentrasi perasan jeruk lemon” dengan Berdasarkan penelitian yang
nilai Sig 0,003. Hasil tersebut berarti nilai Sig dilakukan untuk bahan uji perasan jeruk nipis
<0,05 yang artinya data memiliki perbedaan dan perasan jeruk lemon, data yang
terhadap beberapa perlakuan uji konsentrasi didapatkan dari hasil penelitian dapat
perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dan dikatakan efektif apabila setara dengan lethal
perasan jeruk lemon (Citrus medica Linn) dosis (LD50) pada obat pembasmi kutu
terhadap mortalitas kutu kepala (Pediculus (Vassena, 2003) dengan lethal time (LT50)
humanus var capitis). Kemudian berdasarkan 16.4 ± 1.62 (Cestari, 2004). Maka perasan
hasil uji LSD dengan menggunakan program jeruk nipis yang efektif mampu membunuh
IBM SPSS 21.0 didapatkan hasil untuk bahan kutu kepala pada konsentrasi 50% dengan
uji perasan jeruk nipis terjadi perbedaan waktu mortalitas 20 menit, sedangkan pada
mortalitas kutu kepala untuk setiap perasan jeruk lemon yang efektif mampu
konsentrasi dan perasan jeruk lemon terjadi membunuh kutu kepala pada konsentrasi 50%
perbedaan mortalitas untuk konsentrasi 25% dengan waktu mortalitas 30 menit.
dengan 75%, konsentrasi 25% dengan 100%, Kandungan jeruk nipis antara lain
dan konsentrasi 50% dengan 100%. limonen, linalin asetat, geranil asetat,
fellandren, sitral, dan asam sitrat. Kandungan
Pembahasan unsur senyawa kimia tersebut sudah pasti
Penelitian yang bertujuan untuk jeruk nipis memiliki khasiat atau manfaat yang
mengetahui perbandingan antara perasan luar biasa (Wildana, 2009). Selain itu terdapat
jeruk nipis dan perasan jeruk lemon terhadap minyak esensial dari golongan monterpen,
mortalitas kutu kepala secara in vitro dilakukan yaitu limonen yang merupakan turunan dari
dengan menggunakan cawan petri yang berisi minyak atsiri, juga mengandung senyawa
2,5 mL bahan uji dan 6 ekor kutu kepala flavonoid (Budiana, 2013).
masing masing konsentrasi untuk setiap Jeruk lemon mengandung minyak
replikasi. Pengamatan pada penelitian atsiri yang didalamnya terlarut unsur-unsur
tersebut dilakukan setiap 10 menit hingga 120 senyawa kimia seperti limonen, linalin asetat,
menit. geranil asetat, fellandren, sitral,
Pada peneliti sebelumnya dilakukan dihidrokumarinalkohol, terpineol, pinen, dan
oleh (Putra W.D, 2014) menggunakan air kamfer. Disamping itu jeruk lemon
perasan jeruk lemon sebagai penolak mengandung asam sitrat. Namun asam sitrat
lebih banyak terkandung dalam jeruk nipis

4
dibandingkan dalam jeruk lemon (Kurnia 4. Konsentrasi air perasan jeruk lemon (Citrus
2014). Selain asam sitrat yang merupakan medica linn) yang efektif terhadap
kandungan khas jeruk nipis dan jeruk lemon mortalitas kutu kepala (Pediculus humanus
terdapat kandungan minyak atsiri yang var. capitis) yaitu pada konsentrasi 50%,
digunakan mengusir serangga (Hartati, 2012). 75%, dan 100%.
Serangga yang digunakan dalam 5. Air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
penelitian ini adalah kutu kepala. Kutu kepala lebih efektif dibandingkan perasan jeruk
dapat hidup selama 30 hari dengan lemon (Citrus medica linn) terhadap
menghisap darah manusia. Menurut (Sembel mortalitas kutu kepala (Pediculus humanus
2009) kutu kepala bertahan hidup selama 15- var. capitis).
20 jam keluar dari rambut kepala. Pada
penelitian ini untuk menghindari terjadinya Saran
mortalitas kutu kepala setelah keluar dari 1. Bagi masyarakat umum untuk lebih bisa
rambut kepala segera dilakukan perlakuan memanfaatkan air perasan jeruk nipis dan
menggunakan perasan jeruk nipis dan perasan jeruk lemon sebagai obat luar
perasan jeruk lemon dengan konsentrasi yang untuk penyakit pedikulosis.
sudah ditentukan. 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
Aktivitas minyak atsiri terhadap menggunakan cara lain seperti ekstraksi
serangga dapat bersifat menolak, menarik, atau destilasi yang bisa mendapatkan
racun kontak, racun pernafasan, mengurangi kandungan minyak atsiri dalam jeruk nipis
nafsu makan, menghambat peletakan telur, (Citrus aurantifolia) dan jeruk lemon (Citrus
menghambat pertumbuhan, menurunkan medica Linn) secara maksimal agar lebih
fertilitas, serta antiserangga (Isman, 2000). efektif untuk penyakit pedikulosis.
Sedangkan minyak atsiri yang
terkandung dalam jeruk nipis dan jeruk lemon DAFTAR PUSTAKA
adalah oilum citri atau minyak sitrun. Oilum Aak. 1994. Budidaya Tanaman Jeruk.
citri adalah minyak jeruk yang diperoleh Yogyakarta. Kanisius.
dengan memeras jeruk nipis dan jeruk lemon Al Anshori J, dkk. 2009. Senyawa Limonin dari
yang masak. Bau khas aromatik, rasa pedas Biji Jeruk Citrus nobilis var Microcarpa
dan agak pahit jeruk nipis dan jeruk lemon (Jeruk Siam) dan Potensi Aktivitasnya
karena kandungan sitral serta D-lemonen. sebagai Penghambat Tumbuh Larva
Penggunaan minyak jeruk bermanfaat penolak Instar ke-empat Nyamuk Aedes
serangga (Sarwono, 1993). aegypti. Bandung: Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Padjadjaran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Diakses : 23 Januari 2015.
Kesimpulan
Banjo AD, Lawal OA and Aina SA (2006).
Berdasarkan hasil penelitian dari
Insect associated with some medicinal
perbandingan efektivitas air perasan jeruk
plants in south western Norwegia.
nipis (Citrus aurantifolia) dan jeruk lemon
International Digital Organization for.
(Citrus medica linn) terhadap mortalitas kutu
Budiana, N. S. 2013. Buah Ajaib Tumpas
kepala (Pediculus humanus var. capitis)
Penyakit. Jakarta Timur. Penebar
secara in vitro yang dilakukan pada bulan
Swadaya.
Januari - Juni 2015 di Laboratorium
Bugayong AMS, Araneta KTS, Cabanilla JC.
Parasitologi Jurusan Analis Kesehatan Jl.
Effect of dry-on, suffocation-based
Karang Menjangan 18A Surabaya dengan
treatment on the prevalence of
menggunakan air perasan jeruk nipis dan air
pediculosis among schoolchildren in
perasan jeruk lemon pada konsentrasi 25%,
Calagtangan Village, Miag-ao, Iloilo.
50%, 75% dan 100% dapat diambil
Philippine Science Letters.
kesimpulan sebagai berikut :
2011;4(1):33-7.
1. Pemberian air perasan jeruk nipis (Citrus Cestari. Ivanece. M. 2004. Evaluation of the
aurantifolia) efektif terhadap mortalitas kutu Potential Insecticide Activity of
kepala (Pediculus humanus var. capitis). Tagetes minuta(Asteraceae) Essential
2. Pemberian air perasan jeruk lemon (Citrus Oil Against the Head Lice Pediculus
medica linn) efektif terhadap mortalitas kutu humanus capitis(Phthiraptera:
kepala (Pediculus humanus var. capitis). Pediculidae). Universidade de Marília
3. Konsentrasi air perasan jeruk nipis (Citrus – UNIMAR. Neotropical Entomology
aurantifolia) yang efektif terhadap 33(6):805-807.
mortalitas kutu kepala (Pediculus humanus Dalimartha, Setiawan. 2013. Fakta Ilmiah
var. capitis) yaitu pada konsentrasi 50%, Buah & Sayur. Jakarta : Penebar
75%, dan 100%. Swadaya.

5
Damayanti,Irina.2008.http://kosmo.vivanews.c Razak, Abdul. Aziz Djamal dn Gusti Revilla.
om/news/read/125483/jeruk_lemon_d 2013. Uji Daya Hambat Air Perasan
an_manfaatnya. Diakses : 30 Januari Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia
2015. s.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Dasar Parasitologi Klinis, Harold W. Brown, Staphylococcus Aureus Secara In
Editor: Wita pribadi, Penerjemah: Vitro. Universitas Andalas Padang.
Bintari Rukmono, Hoedojo, Nani S. http://jurnal.fk.unand.ac.id Diakses :
Djakaria, dkk, Gramedia : 398-403. 24 Januari 2015.
Entjang, Indah. 2003. Mikrobiologi dan Rukmana L, 2001. Jeruk Lemon. Jakarta :
Parasitologi. Bandung : Citra Aditya Penebar Swadaya.
Bakti. Rusli. 2010. Sukses Memproduksi Minyak
Hartati S Y, 2012. Prospek Pengembangan Atsiri. Jakarta : Agro Media Pustaka.
Minyak Atsiri Sebagai Pestisida Sarwono B, 1993. Jeruk dan Kerabatnya.
Nabati. Bogor. Jakarta : Penebar Swadaya.
Hodjati MH, Mousavi N, Mousavi M. Head lice Sembel D T. 2009. Entomologi Kedokteran.
infestation in school children of a low Yogyakarta : Penerbit Andi.
socioeconomy area of Tabriz City, Soedarto, 2011. Buku Ajar Parasitologi
Iran. African Journal of Biotechnology. Kedokteran. Jakarta : Sagung Seto.
2008;7(13):2292-4. Stone SP. Jonathan N Goldfarb. Rocky E
Irianto, Koes. 2013. Parasitologi Medis. Bacelieri Scabies, Other Mites and
Bandung : Alfabeta. Pediculosis. In : Freedberg IM,
Isman, M. B. 2000. Plant essential oils for pest Editors. Fitzpatrick’s Dermatology in
and disease management. Crop General Medicine volume 2 eighth
Protection.19: 603-608. edition. USA : The Mcgraw-Hill; 2012.
Kardinan, A. 2005. Tanaman Penghasil Sutanto, Inge. 2008. Parasitologi Kedokteran.
Minyak Atsiri Komoditas Wangi Penuh Jakarta : Fakultas Kedokteran
Potensi. Jakarta : Agro Media Universitas Indonesia.
Pustaka. Trihendradi, Cornelius. 2013. Step By Step
Kurnia, Annisa. 2014. Khasiat Jeruk Nipis dari IBM Spss 21 Analisis Data Statistik.
A-Z Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta.
Yogyakarta : Arpha Publishing. Vassena, C. V. Dkk. 2003. Prevalence and
Laksmintari, Puspita. 2007. Penyakit Kulit dan Levels of Permethrin Resistance
Kelamin. Jakarta: Sunda Kelapa. inPediculus humanus capitis De Geer
Linuwih, Sri dan Sahar Salim. 2013. (Anoplura: Pediculidae) from Buenos
Hubungan Tingkat Pengetahuan Aires, Argentina. J. Med. Entomol.
Mengenai Pedikulosis Kapitis dengan 40(4): 447Ð450.
Karakteristik Demografi Santri Wijayati, Fitriana. 2007. Hubungan Antara
Pesantren X, Jakarta Timur. Volume Perilaku Sehat dengan Angka
1,No.1.http://journal.ui.ac.id/index.php/ Kejadian Pedikulosis Kapitis pada
eJKI/article/view/1596/1343,26 Januari Santriwati Pondok Pesantren Darul
2014. Diakses : 23 Januari 2015. ‘Ulum Jombang. Skripsi. Universitas
Meinking TL. C Buckhart. Infestations. In : Jember. Jember. Diakses : 24 Januari
Jean L. Bolognia, Joseph L. Jorizzo, 2015.
Ronald P. Rapini editors. Dermatology Wildana, D. T. 2009. 1001 Khasiat Buah
volume one. Britain : Mosby; 2008; p Jeruk. Yogyakarta : e-Nusantara.
1321 – 8. Zaman V. 1997. Atlas Parasitologi
Putra, Wisnu D. 2014. Efektivitas Perasan Kedokteran. Jakarta : Hipokrates.
Jeruk Lemon (Citrus medica linn) Zaman, Viqar. 2008. Atlas of Medical
Sebagai Penolak Serangga Terhadap Parasitology Fourth Edition.
Nyamuk Aedes aegypti. Surabaya: Yogyakarta : Graha Ilmu.
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Rahmat. 2011. 21 Jenis Tambulampot
Populer. Jakarta. Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai