Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella thypii

 Biakan murni bakteri Salmonella thypii ditanam pada media Mac Conkey
(MC) atau SSA dan di inkubasi selama 1x24 jam, kemudian koloni yang
tumbuh pada media MC atau SSA di tanam kembali pada media Triple Sugar
Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali selama 1x24 jam. Koloni yang
tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam kembali pada media gula-gula
(Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa) dan media biokim (MR, VP,
Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea) kemudian di inkubasi kembali selama
1x24 jam.
 Media MC atau SSA mengandung laktosa, tetapi bakteri Salmonella thypii
tidak memecah laktosa, sehingga koloni jernih tidak berwarna pada media
MC dan berwarna putih keabu-abuan pada media SSA.
 Pada media TSIA bakteri Salmonella thypii menunjukkan bahwa bakteri
tersebut bersifat alkali pada bagian slent dan menunjukkan warna merah.
Sedangkan pada bagian bottom, bakteri tersebut bersifat acid dan
menunjukkan warna kuning. Pada penanaman di media TSIA ini bakteri
Salmonella thypii juga menunjukkan terbentuknya H2S (sedikit) dan tidak
terbentuk gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri Salmonella thypii positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat warna kuning dan
tidak nampak adanya gas / negatif (-).
b. Media Laktosa : Bakteri Salmonella thypii negatif (-) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi laktosa, terlihat warna hijau
dan tidak nampak adanya gas / negatif (-)
c. Media Sukrosa : Bakteri Salmonella thypii negatif (-) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi sukrosa, terlihat warna hijau
dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
d. Media Maltosa : Bakteri Salmonella thypii positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi maltosa, terlihat warna
kuning kehijauan dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
e. Media Manosa : Bakteri Salmonella thypii positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi manosa, terlihat warna
kuning dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri Salmonella thypii positif (+) menunjukkan perubahan
warna menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada saat
ditetesi reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri Salmonella thypii negatif (-) tidak menunjukkan
perubahan warna menjadi kuning di permukaan media pada saat ditetesi
reagen (indikator) alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri Salmonella thypii negatif (-) tidak menunjukkan
cincin berwarna merah di permukaan media pada saat ditetesi reagen
(indikator) kovack.
d. Media Semi Solid : Bakteri Salmonella thypii positif (+) yang
menunjukkan bakteri menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri Salmonella thypii negatif (-) yang
menunjukkan tidak adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri Salmonella thypii negatif (-) tidak menunjukkan
perubahan warna menjadi merah muda (pink).
IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella parathypii A

 Biakan murni bakteri Salmonella parathypii A ditanam pada media Mac


Conkey (MC) atau SSA dan di inkubasi selama 1x24 jam, kemudian koloni
yang tumbuh pada media MC atau SSA di tanam kembali pada media Triple
Sugar Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali selama 1x24 jam. Koloni
yang tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam kembali pada media gula-
gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa) dan media biokim (MR,
VP, Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea) kemudian di inkubasi kembali
selama 1x24 jam.
 Media MC atau SSA mengandung laktosa, tetapi bakteri Salmonella
parathypii A tidak memecah laktosa, sehingga koloni jernih tidak berwarna
pada media MC dan berwarna putih keabu-abuan pada media SSA.
 Pada media TSIA bakteri Salmonella parathypii A menunjukkan bahwa
bakteri tersebut bersifat alkali pada bagian slent dan menunjukkan warna
merah. Sedangkan pada bagian bottom, bakteri tersebut bersifat acid dan
menunjukkan warna kuning. Pada penanaman di media TSIA ini bakteri
Salmonella parathypii A juga menunjukkan tidak terbentuknya H2S dan
terbentuk gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri Salmonella parathypii A positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat
warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
b. Media Laktosa : Bakteri Salmonella parathypii A negatif (-) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi laktosa,
terlihat warna hijau dan tidak nampak adanya gas / negatif (-)
c. Media Sukrosa : Bakteri Salmonella parathypii A negatif (-) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi sukrosa,
terlihat warna hijau dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
d. Media Maltosa : Bakteri Salmonella parathypii A positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi maltosa,
terlihat warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
e. Media Manosa : Bakteri Salmonella parathypii A positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi manosa,
terlihat warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri Salmonella parathypii A positif (+) menunjukkan
perubahan warna menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada
saat ditetesi reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri Salmonella parathypii A negatif (-) tidak
menunjukkan perubahan warna menjadi kuning di permukaan media pada
saat ditetesi reagen (indikator) alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri Salmonella parathypii A negatif (-) tidak
menunjukkan cincin berwarna merah di permukaan media pada saat
ditetesi reagen (indikator) kovack.
d. Media Semi Solid : Bakteri Salmonella parathypii A positif (+) yang
menunjukkan bakteri menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri Salmonella parathypii A negatif (-) yang
menunjukkan tidak adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri Salmonella parathypii A negatif (-) tidak
menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda (pink).
IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella parathypii B

 Biakan murni bakteri Salmonella parathypii B ditanam pada media Mac


Conkey (MC) atau SSA dan di inkubasi selama 1x24 jam, kemudian koloni
yang tumbuh pada media MC atau SSA di tanam kembali pada media Triple
Sugar Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali selama 1x24 jam. Koloni
yang tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam kembali pada media gula-
gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa) dan media biokim (MR,
VP, Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea) kemudian di inkubasi kembali
selama 1x24 jam.
 Media MC atau SSA mengandung laktosa, tetapi bakteri Salmonella
parathypii B tidak memecah laktosa, sehingga koloni jernih tidak berwarna
pada media MC dan berwarna putih keabu-abuan pada media SSA.
 Pada media TSIA bakteri Salmonella parathypii B menunjukkan bahwa
bakteri tersebut bersifat alkali pada bagian slent dan menunjukkan warna
merah. Sedangkan pada bagian bottom, bakteri tersebut bersifat acid dan
menunjukkan warna kuning. Pada penanaman di media TSIA ini bakteri
Salmonella parathypii B juga menunjukkan terbentuknya H2S dan terbentuk
gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri Salmonella parathypii B positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat
warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
b. Media Laktosa : Bakteri Salmonella parathypii B negatif (-) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi laktosa,
terlihat warna biru dan tidak nampak adanya gas / negatif (-)
c. Media Sukrosa : Bakteri Salmonella parathypii B negatif (-) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi sukrosa,
terlihat warna biru dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
d. Media Maltosa : Bakteri Salmonella parathypii B positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi maltosa,
terlihat warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
e. Media Manosa : Bakteri Salmonella parathypii B positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi manosa,
terlihat warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri Salmonella parathypii B positif (+) menunjukkan
perubahan warna menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada
saat ditetesi reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri Salmonella parathypii B negatif (-) tidak
menunjukkan perubahan warna menjadi kuning di permukaan media pada
saat ditetesi reagen (indikator) alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri Salmonella parathypii B negatif (-) tidak
menunjukkan cincin berwarna merah di permukaan media pada saat
ditetesi reagen (indikator) kovack.
d. Media Semi Solid : Bakteri Salmonella parathypii B positif (+) yang
menunjukkan bakteri menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri Salmonella parathypii B negatif (+) yang
menunjukkan adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri Salmonella parathypii B negatif (-) tidak
menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda (pink).
 Untuk membedakan antara Salmonella parathypii B dan Salmonella parathypii
C dilakukan dengan tes antisera, sebagai berikut
a. Antisera S. parathypii B dan S. parathypii B = Aglutinasi
b. Antisera S. parathypii C dan S. parathypii C = Aglutinasi

Catatan : Aglutinasi (penggumpalan) ditandai dengan adanya permukaan


yang berpasir (tidak jernih) dan nampak terlihat adanya gumpalan putih.
IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella parathypii C

 Biakan murni bakteri Salmonella parathypii C ditanam pada media Mac


Conkey (MC) atau SSA dan di inkubasi selama 1x24 jam, kemudian koloni
yang tumbuh pada media MC atau SSA di tanam kembali pada media Triple
Sugar Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali selama 1x24 jam. Koloni
yang tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam kembali pada media gula-
gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa) dan media biokim (MR,
VP, Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea) kemudian di inkubasi kembali
selama 1x24 jam.
 Media MC atau SSA mengandung laktosa, tetapi bakteri Salmonella
parathypii C tidak memecah laktosa, sehingga koloni jernih tidak berwarna
pada media MC dan berwarna putih keabu-abuan pada media SSA.
 Pada media TSIA bakteri Salmonella parathypii C menunjukkan bahwa
bakteri tersebut bersifat alkali pada bagian slent dan menunjukkan warna
merah. Sedangkan pada bagian bottom, bakteri tersebut bersifat acid dan
menunjukkan warna kuning. Pada penanaman di media TSIA ini bakteri
Salmonella parathypii C juga menunjukkan terbentuknya H2S dan terbentuk
gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri Salmonella parathypii C positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat
warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
b. Media Laktosa : Bakteri Salmonella parathypii C negatif (-) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi laktosa,
terlihat warna biru dan tidak nampak adanya gas / negatif (-)
c. Media Sukrosa : Bakteri Salmonella parathypii C negatif (-) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi sukrosa,
terlihat warna biru dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
d. Media Maltosa : Bakteri Salmonella parathypii C positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi maltosa,
terlihat warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
e. Media Manosa : Bakteri Salmonella parathypii C positif (+) yang
menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi manosa,
terlihat warna kuning dan nampak adanya gas / positif (+).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri Salmonella parathypii C positif (+) menunjukkan
perubahan warna menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada
saat ditetesi reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri Salmonella parathypii C negatif (-) tidak
menunjukkan perubahan warna menjadi kuning di permukaan media pada
saat ditetesi reagen (indikator) alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri Salmonella parathypii C negatif (-) tidak
menunjukkan cincin berwarna merah di permukaan media pada saat
ditetesi reagen (indikator) kovack.
d. Media Semi Solid : Bakteri Salmonella parathypii C positif (+) yang
menunjukkan bakteri menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri Salmonella parathypii C negatif (+) yang
menunjukkan adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri Salmonella parathypii C negatif (-) tidak
menunjukkan perubahan warna menjadi merah muda (pink).
 Untuk membedakan antara Salmonella parathypii B dan Salmonella parathypii
C dilakukan dengan tes antisera, sebagai berikut
a. Antisera S. parathypii B dan S. parathypii B = Aglutinasi
b. Antisera S. parathypii C dan S. parathypii C = Aglutinasi

Catatan : Aglutinasi (penggumpalan) ditandai dengan adanya permukaan


yang berpasir (tidak jernih) dan nampak terlihat adanya gumpalan putih.
IDENTIFIKASI BAKTERI Proteus sp.

 Biakan murni bakteri Proteus sp ditanam pada media Mac Conkey (MC) atau
Eosin Methylen Blue Agar (EMB) dan di inkubasi selama 1x24 jam,
kemudian koloni yang tumbuh pada media MC atau EMB di tanam kembali
pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali selama
1x24 jam. Koloni yang tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam kembali
pada media gula-gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa) dan
media biokim (MR, VP, Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea) kemudian di
inkubasi kembali selama 1x24 jam.
 Media MC atau EMB mengandung laktosa, tetapi bakteri Proteus sp tidak
memecah laktosa, sehingga koloni jernih tidak berwarna dan membentuk
koloni menyebar di permukaan media dan saling menutup satu dengan yang
lain.
 Pada media TSIA bakteri Proteus sp menunjukkan bahwa bakteri tersebut
bersifat alkali, memecah laktosa dan sukrosa pada bagian slent. Sedangkan
pada bagian bottom, bakteri tersebut juga bersifat alkali dan menunjukkan
bahwa bakteri Proteus sp tidak memecah glukosa. Pada penanaman di media
TSIA ini bakteri Proteus sp juga menunjukkan terbentuknya H2S dan tidak
terbentuk gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri Proteus sp positif (+) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
b. Media Laktosa : Bakteri Proteus sp negatif (-) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut tidak memfermentasi laktosa, terlihat warna biru
kehijauan dan nampak adanya gas / positif (+).
c. Media Sukrosa : Bakteri Proteus sp negatif (-) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut tidak memfermentasi sukrosa, terlihat warna biru dan
tidak nampak adanya gas / negatif (-).
d. Media Maltosa : Bakteri Proteus sp negatif (-) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut tidak memfermentasi maltosa, terlihat warna biru
kehijauan dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
e. Media Manosa : Bakteri Proteus sp negatif (-) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut tidak memfermentasi manosa, terlihat warna biru dan
tidak nampak adanya gas / negatif (-).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri Proteus sp positif (+) menunjukkan perubahan warna
menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada saat ditetesi
reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri Proteus sp negatif (-) menunjukkan perubahan warna
menjadi kuning di permukaan media pada saat ditetesi reagen (indikator)
alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri Proteus sp negatif (-) tidak menunjukkan cincin
berwarna merah di permukaan media pada saat ditetesi reagen (indikator)
kovack.
d. Media Semi Solid : Bakteri Proteus sp positif (+) yang menunjukkan
bakteri menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri Proteus sp positif (+) yang menunjukkan
adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri Proteus sp positif (+) menunjukkan perubahan
warna menjadi merah muda (pink).
IDENTIFIKASI BAKTERI Pseudomonas sp.

 Biakan murni bakteri Pseudomonas sp ditanam pada media Mac Conkey


(MC) atau Eosin Methylen Blue Agar (EMB) dan di inkubasi selama 1x24
jam, kemudian koloni yang tumbuh pada media MC atau EMB di tanam
kembali pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali
selama 1x24 jam. Koloni yang tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam
kembali pada media gula-gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa)
dan media biokim (MR, VP, Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea)
kemudian di inkubasi kembali selama 1x24 jam.
 Media MC mengandung laktosa, tetapi bakteri Pseudomonas sp tidak
memecah laktosa, sehingga koloni tidak berwarna dan berbentuk bulat serta
membentuk koloni kecil-kecil. Pada Media EMB bakteri Pseudomonas sp
juga tidak memecah laktosa, dan menunjukkan bentuk koloni jernih tidak
berwarna.
 Pada media TSIA bakteri Pseudomonas sp menunjukkan bahwa bakteri
tersebut bersifat alkali, memecah laktosa dan sukrosa pada bagian slent.
Sedangkan pada bagian bottom, bakteri tersebut juga bersifat alkali dan
menunjukkan bahwa Pseudomonas sp tidak memecah glukosa. Pada
penanaman di media TSIA ini bakteri Pseudomonas sp juga menunjukkan
tidak terbentuknya H2S dan tidak terbentuk gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri Pseudomonas sp positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat warna kuning
kehijauan dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
b. Media Laktosa : Bakteri Pseudomonas sp negatif (-) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi laktosa, terlihat warna biru
dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
c. Media Sukrosa : Bakteri Pseudomonas sp negatif (-) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi sukrosa, terlihat warna biru
dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
d. Media Maltosa : Bakteri Pseudomonas sp negatif (-) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi maltosa, terlihat warna biru
dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
e. Media Manosa : Bakteri Pseudomonas sp negatif (-) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut tidak memfermentasi manosa, terlihat warna biru
dan tidak nampak adanya gas / negatif (-).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri Pseudomonas sp positif (+) menunjukkan perubahan
warna menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada saat
ditetesi reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri Pseudomonas sp negatif (-) tidak menunjukkan
perubahan warna menjadi kuning di permukaan media pada saat ditetesi
reagen (indikator) alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri Pseudomonas sp negatif (-) tidak menunjukkan
cincin berwarna merah di permukaan media pada saat ditetesi reagen
(indikator) kovack.
d. Media Semi Solid : Bakteri Pseudomonas sp positif (+) yang
menunjukkan bakteri menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri Pseudomonas sp positif (+) yang
menunjukkan adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri Pseudomonas sp positif (+) menunjukkan
perubahan warna menjadi merah muda (pink).
IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli

 Biakan murni bakteri Escherichia coli ditanam pada media Mac Conkey
(MC) atau Eosin Methylen Blue Agar (EMB) dan di inkubasi selama 1x24
jam, kemudian koloni yang tumbuh pada media MC atau EMB di tanam
kembali pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali
selama 1x24 jam. Koloni yang tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam
kembali pada media gula-gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa)
dan media biokim (MR, VP, Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea)
kemudian di inkubasi kembali selama 1x24 jam.
 Media MC atau EMB mengandung laktosa, dan bakteri E.coli memecah
laktosa dan sukrosa, sehingga membentuk koloni berwarna pink tua pada
media MC dan pada media EMB apabila terjadi metalicin menandakan
bakteri E.coli bersifat patogen dan menunjukkan warna hijau, apabila tidak
terjadi metalicin menandakan bakteri E.coli bersifat apatogen.
 Pada media TSIA bakteri E.coli menunjukkan bahwa bakteri tersebut bersifat
acid, tidak memecah laktosa dan sukrosa pada bagian slent. Sedangkan pada
bagian bottom, bakteri tersebut juga bersifat acid dan menunjukkan bahwa
bakteri E.coli memecah glukosa. Pada penanaman di media TSIA ini bakteri
E.coli juga menunjukkan tidak terbentuknya H2S dan terbentuk gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri E.coli positif (+) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
b. Media Laktosa : Bakteri E.coli positif (+) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut memfermentasi laktosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
c. Media Sukrosa : Bakteri E.coli positif (+) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut memfermentasi sukrosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
d. Media Maltosa : Bakteri E.coli positif (+) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut memfermentasi maltosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
e. Media Manosa : Bakteri E.coli positif (+) yang menunjukkan bahwa
bakteri tersebut memfermentasi manosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri E.coli positif (+) menunjukkan perubahan warna
menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada saat ditetesi
reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri E.coli negatif (-) tidak menunjukkan perubahan
warna menjadi kuning di permukaan media pada saat ditetesi reagen
(indikator) alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri E.coli positif (+) menunjukkan cincin berwarna
merah di permukaan media pada saat ditetesi reagen (indikator) kovack.
d. Media Semi Solid : Bakteri E.coli positif (+) yang menunjukkan bakteri
menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri E.coli negatif (-) yang menunjukkan tidak
adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri E.coli negatif (-) tidak menunjukkan perubahan
warna menjadi merah muda (pink) namun ditemukan adanya gas.
IDENTIFIKASI BAKTERI Klebsiella sp.

 Biakan murni bakteri Klebsiella sp ditanam pada media Mac Conkey (MC)
atau Eosin Methylen Blue Agar (EMB) dan di inkubasi selama 1x24 jam,
kemudian koloni yang tumbuh pada media MC atau EMB di tanam kembali
pada media Triple Sugar Iron Agar (TSIA) dan di inkubasi kembali selama
1x24 jam. Koloni yang tumbuh pada media TSIA kemudian di tanam kembali
pada media gula-gula (Glukosa, Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manosa) dan
media biokim (MR, VP, Indole, Simon Citrat, Semi Solid, Urea) kemudian di
inkubasi kembali selama 1x24 jam.
 Media MC atau EMB mengandung laktosa, dan bakteri Klebsiella sp
memecah laktosa, sehingga membentuk koloni berwarna pink kemerahan
pada media MC dan membentuk koloni berwarna merah bata pada media
EMB. Ada kapsul polisakarida, bentuk mukoid (lembek). Di media MC dan
EMB tidak terjadi metalicin.
 Pada media TSIA bakteri Klebsiella sp menunjukkan bahwa bakteri tersebut
bersifat acid, tidak memecah laktosa dan sukrosa pada bagian slent.
Sedangkan pada bagian bottom, bakteri tersebut juga bersifat acid dan
menunjukkan bahwa bakteri Klebsiella sp memecah glukosa. Pada
penanaman di media TSIA ini bakteri Klebsiella sp juga menunjukkan tidak
terbentuknya H2S dan terbentuk gas.
 Pada media gula-gula :
a. Media Glukosa : Bakteri Klebsiella sp positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut memfermentasi glukosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
b. Media Laktosa : Bakteri Klebsiella sp positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut memfermentasi laktosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
c. Media Sukrosa : Bakteri Klebsiella sp positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut memfermentasi sukrosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
d. Media Maltosa : Bakteri Klebsiella sp positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut memfermentasi maltosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
e. Media Manosa : Bakteri Klebsiella sp positif (+) yang menunjukkan
bahwa bakteri tersebut memfermentasi manosa, terlihat warna kuning dan
nampak adanya gas / positif (+).
 Pada media biokim :
a. Media MR : Bakteri Klebsiella sp positif (+) menunjukkan perubahan
warna menjadi merah di permukaan media (cincin merah) pada saat
ditetesi reagen (indikator) Methyl Red.
b. Media VP : Bakteri Klebsiella sp negatif (-) tidak menunjukkan
perubahan warna menjadi kuning di permukaan media pada saat ditetesi
reagen (indikator) alfa naphtol dan KOH 10%.
c. Media Indole : Bakteri Klebsiella sp negatif (-) tidak menunjukkan cincin
berwarna merah di permukaan media pada saat ditetesi
d. Media Semi Solid : Bakteri Klebsiella sp negatif (-) yang menunjukkan
bakteri tidak menyebar dari tusukan atau motil.
e. Media Simon Citrat : Bakteri Klebsiella sp positif (+) yang menunjukkan
adanya warna biru pada slent media.
f. Media Urea : Bakteri Klebsiella sp negatif (-) tidak menunjukkan
perubahan warna menjadi merah muda (pink) namun ditemukan adanya
gas.
IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus aureus

 Sediaan bakteri genus Staphylococcus sp ditanam / dibiakkan ke dalam media


pemupuk Blood Agar Plate (BAP) yang kaya protein, sediaan di inkubasi
selama 24 jam pada suhu 37˚C. Kemudian keesokan harinya, bakteri yang
sudah tumbuh di dalam media pemupuk ditanam ke dalam media Mannitol
Salt Agar (MSA) untuk mengetahui spesies bakteri genus Staphylococcus sp
yang bisa memecah manitol. Kemudian dari media MSA, koloni bakteri yang
tumbuh ditanam ke dalam media Nutrient Agar Slent (NAS) untuk
menegakkan hasil identifikasi per spesies bakteri genus Staphylococcus sp.
 Media Blood Agar Plate (BAP) kaya akan protein, bertugas sebagai media
pemupuk menunjukkan hasil bahwa bakteri Staphylococcus sp berwarna
putih keabuan yang
 Media Manitol Salt Agar (MSA) menunjukkan hasil bahwa koloni bakteri
Staphylococcus sp dan media MSA berwarna kuning yang menandakan
bahwa
 Media Manitol Salt Agar (MSA) menunjukkan hasil bahwa koloni bakteri
Staphylococcus sp yang tumbuh berwarna kuning keemasan dan berarti
bahwa bakteri yang ditanam adalah bakteri Staphylococcus aureus.
 Pada uji katalase ini diketahui pada saat dibuat preparat dengan
mencampurkan koloni bakteri berasal dari media NAS dan juga H 2O2
didapatkan hasil terjadi gelembung udara yang dapat diamati. Hal ini
menunjukkan bahwa bakteri Staphylococcus aureus ini adalah bakteri yang
bisa positif terhadap uji katalase karena bisa bereaksi dengan H2O2 dan
menghasilkan gas O2. Dengan begini, maka bakteri yang diuji ini memang
benar merupakan genus Staphylococcus.
 Pada uji tes koagulase ini, pada saat dibuat preparat antara campuran koloni
bakteri berasal dari media NAS dengan plasma sitrat 3,8% ini terjadi
gumpalan. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang diuji dengan tes uji ini
bukan merupakan sebuah spesies Staphylococcus citreus, namun merupakan
spesies Staphylococcus aureus.
IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus citreus

 Sediaan bakteri genus Staphylococcus sp ditanam / dibiakkan ke dalam media


pemupuk Blood Agar Plate (BAP) yang kaya protein, sediaan di inkubasi
selama 24 jam pada suhu 37˚C. Kemudian keesokan harinya, bakteri yang
sudah tumbuh di dalam media pemupuk ditanam ke dalam media Mannitol
Salt Agar (MSA) untuk mengetahui spesies bakteri genus Staphylococcus sp
yang bisa memecah manitol. Kemudian dari media MSA, koloni bakteri yang
tumbuh ditanam ke dalam media Nutrient Agar Slent (NAS) untuk
menegakkan hasil identifikasi per spesies bakteri genus Staphylococcus sp.
 Media Blood Agar Plate (BAP) kaya akan protein, bertugas sebagai media
pemupuk menunjukkan hasil bahwa bakteri Staphylococcus sp berwarna
putih keabuan yang
 Media Manitol Salt Agar (MSA) menunjukkan hasil bahwa koloni bakteri
Staphylococcus sp dan media MSA berwarna kuning yang menandakan
bahwa
 Media Manitol Salt Agar (MSA) menunjukkan hasil bahwa koloni bakteri
Staphylococcus sp yang tumbuh berwarna kuning jeruk dan berarti bahwa
bakteri yang ditanam adalah bakteri Staphylococcus citreus.
 Pada uji katalase ini diketahui pada saat dibuat preparat dengan
mencampurkan koloni bakteri berasal dari media NAS dan juga H 2O2
didapatkan hasil terjadi gelembung udara yang dapat diamati. Hal ini
menunjukkan bahwa bakteri Staphylococcus citreus ini adalah bakteri yang
bisa positif terhadap uji katalase karena bisa bereaksi dengan H2O2 dan
menghasilkan gas O2. Dengan begini, maka bakteri yang diuji ini memang
benar merupakan genus Staphylococcus.
 Pada uji tes koagulase ini, pada saat dibuat preparat antara campuran koloni
bakteri berasal dari media NAS dengan plasma sitrat 3,8% ini tidak terjadi
gumpalan. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang diuji dengan tes uji ini
bukan merupakan sebuah spesies Staphylococcus aureus, namun merupakan
spesies Staphylococcus citreus.

Anda mungkin juga menyukai