Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ETIKA PROFESI

Undang-Undang Tentang
Etika Profesi Tenaga Kesehatan

Disusun Oleh :

Herlina Rizky P. REG A (P27834013010)


Rika Agustina REG A (P27834013011)
Desy Puja K.A. REG A (P27834013012)
Nurul Afiani REG A (P27834013013)
Dwi Novita I. REG A (P27834013014)
Hana Maratussolicha REG A (P27834013015)
Arinah Filzah REG A (P27834013016)
Dini Eka Wahyu S. REG B (P27834013047)
Ferdiansyah S REG B (P27834013048)
Febry Nur R.S REG B (P27834013049)
Indah Purira H. REG B (P27834013050)
Ika Wahyuningtyas REG B (P27834013051)
Ratu Zamrudah REG B (P27834013052)
REG B (P27834013053)

Dosen Pembimbing :
Indah Lestari, SE., M.Kes
Nur Cholis Anwary, SKM, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


D3 ANALIS KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Etika kesehatan masyarakat sangat berbeda dengan etika kedokteran yang
menyatakan bahwa dalam menjalankan pekerjaan kedokteran seorang dokter
janganlah dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pribadi, seorang
dokter harus senantiasa mengingat kewajiban melindungi hidup makhluk
insani, seorang dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan, seorang dokter harus tetap memelihara kesehatan
dirinya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Apa itu etika kesehatan ?
2. Bagaimana HAM dalam kesehatan ?
3. Bagaimana aliran dan prinsip-prinsip etika kesehatan ?
4. Bagaimana kode etik profesinya?
5. Bagaimana kode etik dalam kesehatan ?

C. Tujuan
a) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Nilai Sosial budaya
bangsa indonesia
b) Mengetahui penerapannya dengan kesehatan

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini bagi penulis maupun pembaca ialah
untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang “Etika profesi tenaga
kesehatan”.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ETIKA KESEHATAN
Etika dan Etiket
a. Pengertian etika
Berasal dari bahasa Inggris yaitu ethics adalah istilah yang muncul dari
aristoteles. Asal kata ethos yaitu adat, budi pekerti. Etika pada umumnya
adalah setiap manusia mempunyai hak kewajiban untuk menentukan
sendiri tindakan-tindakannya dan mempertanggung jawabkanya
dihadapan tuhan.
b. Pengertian etiket
Etiket yaitu cara melakukan perbuatan sesuai dengan etika yang berlaku.
c. Perbedaan etika dengan etiket
 Etika menetapkan norma perbuatan apakah perbuatan itu dapat
dilakukan atau tidak, contoh: masuk tanpa izin tidak boleh.
 Etiket menetapkan cara melakukan perbuatan sesuai dengan yang
diinginkan, masuk kerumah orang mengetuk pintu dan salam.
 Etika berlaku tidak bergantung pada ada tidaknya orang. Contoh
larangan mencuri walau tidak ada orang.
 Etiket berlaku jika ada orang.contoh orang makan pakai baju tidak ada
orang, tidak apa-apa.
 Etika bersifat absolut tidak dapat ditawar. contoh mencuri dan
membunuh.
 Etiket bersifat relatif. contoh koteka wajar dipapua, diaceh wajib
menutup aurat
 Etika memandang manusia dari segi dalam (batiniah). contoh: orang-
orang bersifat baik tidak munafik.
 Etiket memandang manusia dari segi luar (lahiriah).contoh: bersifat
sopan dan santun tapi munafik.
KODE ETIK PROFESI
1. Pengertian kode etik
Adalah Seperangkat kaidah perilaku yang diharapkan dan dipertanggung
jawabkan dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada bangsa, negara,
masyarakat dan tugas-tugas organisasinya serta pergaulan hidup sehari-hari
dan individu-individu dalam masyarakat.
2. Sifat dan susunan kode etik
Kode etik harus memiliki sifat-sifat antara lain :
a. Harus rasional,
b. Harus konsisten, tetapi tidak kaku, dan
c. Harus bersifat universal.
3. Kode etik profesi terdiiri atas :
a. Aturan kesopanan
b. Aturan kelakuan
c. Sikap antara para anggota profesi.
Fungsi Kode Etik Profesi
Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :
i. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
ii. Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
iii. Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Profesi
1. Ciri-ciri Profesi
a. Memberikan pelayanan (service) pada orang secara langsung yang
umumnya bersifat konfidental.
b. Menempuh pendidikan tertentu dengan melalui ujian tertentu sebelum
melakukan pelayanan.
c. Anggotanya yang relatif homogen.
d. Menerapkan standar pelayanan tertentu.
e. Etik profesi yang ditegakkan oleh suatu organisasi profesi.
2. Kualifikasi suatu pekerjaan sebagai sutau profesi adalah :
a. Mensyaratkan pendidikan teknis yang formal mengenai adekuasi
pendidikannya mmmaupun mengenai kompetensi orang-orang hasil
didikannya.
b. Penguasaan tradisi kultural dalam menggunakan keahlian tertentu serta
keterampilan dalam penggunaan tradisi.
c. Komplek pekerjaan memiliki sejumlah sarana institusional
3. Kaidah-kaidah pokok etika profesi sebagai berikut :
a. Profesi harus dipandang dan dihayati sebagai suatu pelayanan,
b. Pelayanan professional dalam mendahulukan kepentingan pasien atau
klien mengacu pada kepentingan atau nilai-nilai luhur
c. Pengembanan profesi harus selalu mengacu pada masyarakat sebagai
keseluruhan.
d. Agar persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat

B. HAM DALAM KESEHATAN


1. Hak Asasi Manusia Di Indonesia
HAM (Hak Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap
manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak
dapat diganggu gugat siapa pun.
Dasar Hukum HAM :
UU No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU No 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
Ciri-cirinya yaitu:
a. Hakiki, artinya HAM sudah ada sejak lahir.
b. Universal, HAM berlaku umum tanpa memandang status,suku
bangsa, gender tidak dapat dicabut
c. HAM tidak dapat diserahkan pada pihak lain
d. Tidak dapat dibagi, semua orang mendapatkan semua hak, baik
politik,ekonomi, sosial budaya.
Hak yang paling dasar meliputi
1) Hak Hidup
2) Hak Kemerdekaan atau kebebasan
3) Hak memiliki sesuatu
2. Pengelompokan hak-hak dasar manusia meliputi :
a. Hak sipil dan politik
1. Hak hidup
2. Hak persamaan dan kebebasan
3. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat
4. Kebebasan berkumpul
5. Hak beragama
b. Hak ekonomi, sosial dan budaya
1. Hak ekonomi
2. Hak pelayanan kesehatan
3. Hak memperoleh pendidikan
c. Hak (UU no 36 thn 2009 psl 4-8)
Setiap orang berhak atas:
1. Kesehatan.
2. Akses atas sumber daya di bidang kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
4. Menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi
dirinya.
5. Lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan.
6. Informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan
bertanggung jawab.
7. Informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari
tenaga kesehatan.
d. Kewajiban (UU no 36 thn 2009 psl 9-13)
 Mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Menghormati hak orang lain dalam upaya memperoleh
lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.
 Berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan,
dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.
 Menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan bagi orang lain
yang menjadi tanggung jawabnya.
 Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan
kesehatan sosial.
Hak dan Kewajiban dalam Profesi
Pasal 27
i. Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
ii. Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki.

C. ALIRAN DAN PRINSIP - PRINSIP ETIKA KESEHATAN


Aliran-aliran dalam etika :
1. Aliran Deontologis
Adalah penilaian benar tidaknya suatu perbuatan atau baik tidaknya
seseorang, tidak perlu dilihat hasil akhirnya tetapi yang dinilai adalah
perbuatan itu sendiri.
Menurut Immanuel kant Deontologis yaitu “seseorang berbuat baik
karena rasional dan tidak dogmatis”.
Contoh : orang tidak mencuri bukan karena takut neraka tapi mencuri ada
perbuatan buruk.
2. Aliran Teleologis (konsenkualis)
Adalah baik buruknya seseorang dinilai dari tujuan hendak dicapai.
Pembagiannya:
a. Aliran Ethical Egoisme : wajib berbuat baik demi kepentingan
pribadi.
b. Aliran utilitarinisme : wajib berbuat baik demi kepentingan umum
dan masyarakat. Contoh : merokok
Prinsip-prinsip etika (Hipcrates)
a. Tidak merugikan (non maleficence)
Contoh: Pendapat dokter dalam pelayanan tidak dapat diterima pasien dan
keluarganya sehingga jika dipaksakan dapat merugikan pasien.
b. Membawa Kebaikan (Beficence)
Contoh: dokter memberi obat kanker tetapi mempunyai efek yg lain,
maka dokter harus mempertimbangkan secara cermat.
c. Menjaga Kerahasiaan (Confidentiality)
Contoh: tenaga kesehatan menjaga identitas kesehatan pasien jagan
menyampai semuanya jagan sampai menghambat penyembuhannya.
d. Otonomi Pasien (autonomy Pasien)
Contoh: pasien berhak menentukan tindakan-tindakan baru dapat
dilakukan atas persetujuan dirinya.
e. Berkata Benar (truth telling)
Contoh: tenaga kesehatan harus menyampaikan sejujurnya penyakit
pasien namun tidak dapat diutarakan semua kecuali kepada keluarganya.
f. Berlaku adil (Justice)
Contoh: tenaga kesehatan tidak boleh diskriminatif dalam pelayanan
kesehatan.
g. Menghormati Privasi (Privacy)
Contoh : TS tidak boleh menyinggung hal pribadi pasien dan sebaliknya.

DEFINISI HUKUM KESEHATAN


Etika berhubungan dengan moral orang. Hukum kesehatan merupakan aturan-
aturan dalam kesehatan .Etika berbicara tentang aturan-aturan, norma serta tata
cara dalam berbuat sesuatu kepada seseorang atau sekelompok orang tergantung
jenis profesi, dalam hal ini berkaitan dengan orang-orang yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan. Hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat
oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat agar
masyarakat bisa teratur.
Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan / pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini
menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana,
pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta
sumber-sumber hukum lainnya. Hukum kedokteran merupakan bagian dari
hukum kesehatan, yaitu yang menyangkut asuhan / pelayanan kedokteran
(medical care / sevice).
Landasan pembentukan perundang-undangan pelayanan kesehatan (Van Der Mijn
1982):
 Kebutuhan akan pengaturan pemberian jasa keahlian
 Kebutuhan akan tingkat kualitas keahlian tertentu
 Kebutuhan akan keterarahan
 Kebutuhan akanpengendalian biaya
 Kebutuhan akan kebebasan warga masyarakat untuk menentukan
kepentingannya dan identifikasi kewajiban pemerintah
 Kebutuhan pasien akan perlindungan hukum
 Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi para ahli
 Kebutuhan akan perlindungan hukum bagi pihak ketiga
 Kebutuhan akan perlindungan bagi kepentingan umum
 Hukum Kesehatan mencakup 4 bidang, yaitu :
 Hukum kedokteran
 Hukumkeperawatan
 Hukumfarmasi klinik
 Hukum rumah sakit
Mengapa tenaga kesehatan harus diberikan pengetahuan tentang hukum
kesehatan:
Agar setiap tenaga kesehatan atau penyelenggara kesehatan mengetahui setiap hak
dan kewajiban dalam usaha penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sehingga proses pemberian pelayanan kesehatan dapat berjalan secara
tertib, teratur dan seimbang.
Setiap orang yang terlibat dalam usaha kesehatan baik penyelenggara pelayanan
kesehatanmaupun pengguna pelayanan kesehatan mengetahui bahwa ada sanksi
yang berlaku terhadap setiap pelanggaran yang terjadi yang telah di atur dalam
undang-undang
Dengan mengetahui adanya hukum kesehatan yang berlaku serta memahaminya,
diharapkan bahwa segala usaha-usaha pelayanan kesehatan dapat dilakukan
dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa.
Payung hukum kesehatan yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan ilmu
perilaku:
Undang-undang kesehatan no 23 tahun 1992 (namun undang-undang ini sudah
tidak berlaku karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan dan
kebutuhan kesehatan saat ini)
Sedang dilakukan amandemen terhadap UU kesehatan no 23 tahun 1992, terdiri
dari 22 bab dan pasal-ke-pasal sejumlah 205 pasal.
Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen hukum bidang kesehatan yang
bersinggungan satu dengan yang lainnya, yaitu hukum Kedokteran / Kedokteran
Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi Klinik, Hukum Rumah Sakit, Hukum
Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan dan sebagainya (Konas
PERHUKI, 1993).

ETIKA KESEHATAN
Pengertian Etika Kesehatan
Menurut Leenen: suatu penerapan dari nilai kebiasaan (etika) terhadap bidang
pemeliharaan/pelayanan kesehatan.
Menurut Soerjono Soekanto: penilaian terhadap gejala kesehatan yang disetujui,
dan juga mencakup terhadap rekomendasi bagaimana bersikap tidak secara pantas
dalam bidang kesehatan.
Etika Profesi Tenaga Kesehatan
Segala sesuatu pada dasarnya kehidupan didunia ini adalah untuk saling berbagi,
menghargai antara seluruh ciptaan yang Maha Kuasa. Kata etika berfungsi untuk
mengingatkan dan mengatur atau sebagai batasan dalam proses bersosialisasi
tersebut. Dalam etika kesehatan, hal ini merupakan hal yang harus dilakukan
dalam proses pelaksanaan pelayanan kesehatan. Etika profesi merupakan prinsip-
prinsip moral yang digunakan untuk menjalankan profesi. Dengan adanya etika
profesi ini diharapkan anggota profesi dapat bertindak dengan kapasitas
profesional. Sebelum kita membahas apa itu etika kesehatan, ada baiknya kita
membahas makna dari kata etika itu sendiri, yang pada kenyataannya belum
semua khalayak mengehtahui kaidah apa yang terkandung didalamnya. Etika
berasal dari bahasa yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Dalam salah satu kamus etika diartikan sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral
atau aturan-aturan perilaku. Sedangkan moral berarti prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk. Etika profesi merupakan prinsip-
prinsip moral yang digunakan untuk menjalankan profesi. Dengan adanya etika
profesi ini diharapkan anggota profesi dapat bertindak dengan kapasitas
profesional. Untuk bisa bertindak sebagai seorang yang profesional selain etika
juga dibutuhkan ilmu dan ketrampilan sesuai dengan profesinya dan juga
kesehatan, karena tanpa kesehatan yang cukup seseorang tidak akan mampu
menjalankan profesinya dengan baik. Seorang anggota profesi harus selalu
mengikuti perkembangan ilmu pengetauan dan penemuan-penemuan baru
dibidang yang digelutinya sehingga mampu memberikan pelayanan profesi
kepada masyarakat sesuai dengan kemajuan jaman. Peningkatan ilmu dan
ketrampilan ini merupakan kewajiban dan bila anggota profesi tidak mau
mengikuti perkembangan ilmu dan ketrampilan yang diperlukan untuk
menjalankan profesi dengan baik maka anggota profesi bisa diberikan sangsi.
Hubungan Etika Kesehatan dan hukum kesehatan :
a. Hukum kesehatan lebih diutamakan dibanding Etika kesehatan.
Contoh: Mantri dapat memberi suntikan tanpa ada dokter tapi Hukum
kesehatan tidak membenarkan ini.
b. Ketentuan hukum kesehatan dapat mengesampingkan etika tenaga kesehatan.
Contoh: kerahasian dokter (etika kedokteraan) jika terkait dengan masalah
hukum maka dikesampingkan.
c. Etika kesehatan lebih diutamakan dari etika dokter. Dokter dilarang
mengiklankan diri, tapi dalam menulis artikel kesehatan tidak masalah.
Perbedaan Etika Kesehatan dan hukum kesehatan
a. Etika kesehatan objeknya semata-mata dalam pelayanan kesehatan,
sedangkan hukum kesehatan objeknya tidak hanya hukum tapi melihat nilai-
nilai hidup masyarakat.
b. Hukum berlaku umum, etika kesehatan berlaku hanya dalam pelayanan
kesehatan
c. Etika sifatnya tidak mengikat dan pelanggarannya tidak dapat dituntut,
hukum mengikat pelanggarnya dapat dituntut.
KODE ETIK KESEHATAN MASYARAKAT
1. Kode Etik Dokter
Hak dan kewajiban dokter, berkaitan erat dengan transaksi terapeutik.
Transaksi terapeutik : terjadinya kontrak antara dokter dengan pasien
2. Standar profesi medis
Prof.Dr.Mr.H.J.J Leenen pakar hukum kesehatan dari Belanda
a. Berbuat secara teliti dan seksama dkaitkan kelalaian/culpa à tdk teliti/tdk
berhati-hati unsur kelalaian terpenuhi , sangat tdk teliti/hati2 : culpa lata
b. Sesuai standar ilmu medic
c. Kemampuan rata2 yg sama
d. Situasi dan kondisi yg sama
e. Sarana upaya yg sbanding/proposional
Prof Mr.W.B Van der Mijn
Seorang tenaga kesehatan harus berpedoman pada :
1. Kewenangan
2. Kemampuan rata-rata
3. Ketelitian umum.
Unsur tindakan medis :
a. Dilakukan oleh dokter yang sudah lulus
b. Kepada pasien harus diberikan informasi yang sejelas – jelasnya dan
menyetujui dilakukannya tindakan medis tersebut.
c. Harus ada indikasi medis yang merupakan titik awal dari segala tindakan
medis selanjutnya
d. Sang dokter harus dapat merumuskan tujuan pemberian pengobatannya,
disamping juga harus mempertimbangkan alternatif lain selain yang
dipilihnya
e. Segala tindakannya harus selalu ditujukan kepada kesejahteraan pasiennya.
Hak dokter
Menurut pasal 50 UU No.29 Th 2004
1) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan standar profesi medis dan standar prosedur operasional;
2) Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur
operasional;
3) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya ;
4) Menerima imbalan jasa
Kewajiban-kewajiban dokter
“AEGROTI SALUS LOX SUPREME ” keselamatan pasien adalah hukum yang
tertinggi ( utama ) . Menurut Leenen :
1) Kewajiban yang timbul dari sifat perawatan medis dimana dokter harus
bertindak sesuai dengan standar profesi medis atau menjalankan praktek
kedokterannya
2) Kewajiban untuk menghormati hak – hak pasien yang bersumber dari hak -
hak asasi dalam bidang kesehatan
3) Kewajiban yang berhubungan dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan
UU KESEHATAN No.23 Th 2003
Pasal 50 dan 51
a. Tenaga kesehatan menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan
sesuai dengan keahlian dan kewenangannya
b. Mematuhi standar profesi medis dan menghormati hak pasien .
HAK PASIEN
UU No. 23 Th 1992 tentang Kesehatan pasal 53 (ayat 2)
a. Hak atas informasi
b. Hak memberikan persetujuan
c. Hak atas rahasia kedokteran
d. Hak atas pendapat ke 2
UU Pradoks pasal 52
a. Mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
b. Meminta pendapat dari orang lain
c. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d. Mendapat isi rekam medis
Kewajiban pasien
UU No.29 Th 2004 (PRADOKS)
Pasal 53
a. Memberi informasi yang lengkap dan jujur ttg masalah kesehatannya
b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter/dokter gigi
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
d. Memberi imbalan jasa atas pelayanan yg diterima.
Kode Etik Kesehatan & Keselamatan Kerja
a. Kode Etik Sanitarian(Ahli Kes. Lingkungan)
1) Menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan profesi sanitasi
dengan sebaik-baiknya.
2) Melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
3) Tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang mengakibatkan hilangnya
kebebasan dan kemandirian profesi.
4) Menghindarkan din dan perbuatan yang bersifat memuji din sendiri.
5) Berhati-hati dalam menerapkan setiap penemuan teknik atau cara baru
yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan
keresahan masyarakat
6) Memberi saran atau rekomendasi yang telah melalul suatu proses analisis
secara komprehensif.
7) Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi
kesehatan dan keselamatan manusia, serta kelestarian lingkungan.
8) Bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau masyarakat dan
teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan teman
seprofesinya.
9) Hak-hak klien atau masyarakat, hak-hak teman seprofesi, dan hak tenaga
kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan klien atau
masyarakat.
10) Memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan seluruh
aspek kesehatan lingkungan secara menyeluruh, dan menjadi pendidik
dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.
11) Bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang
lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
b. Kode Etik Ahli Gizi
1. Meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berperan dalam
meningkatkan. Kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
2. Menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan menunjukkan sikap,
perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri
3. Menjalankan profesinya menurut standar profesi yang telah ditetapkan.
4. Menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan adil.
5. Menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini,.
6. Mengenal dan memahami keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama
dengan fihak lain atau membuat rujukan bila diperlukan
7. Melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat dan
berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenarnya.
8. Berkerjasama dengan para profesional lain di bidang kesehatan maupun
lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-
baiknya.
9. Membantu pemerintah dalam melaksanakan upaya-upaya perbaikan gizi
masyarakat.
c. Penyuluh kesehatan masyarakat
Profesi PKM (Health Education Specialis) adalah seseorang yang
menyelenggarakan advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat
melalui penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan
pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan
kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam rangka mengembangkan
perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan.
Kode Etik Profesi PKM :
a) Menunjukkan secara seksama kemampuan sesuai dengan pendidikan,
pelatihan dan pengalaman, serta bertindak dalam batas-batas kecakapan
yang profesional.
b) Mempertahankan kecakapan pada tingkatan tinggi melalui belajar,
lelatihan, dan penelitian berkesinambungan.
c) Melaporkan hasil penelitian dan kegiatan praktik secara jujur dan
bertanggung jawab.
d) Tidak membeda-bedakan individu berdasrkan ras, warna kulit, bangsa,
agama, usia, jenis kelamin, status social ekonomi dalam menyumbangkan
pelayanan-pekerjaan, pelatihan atau dalam meningkatkan kemajuan
orang lain.
e) Menjaga kemitraan klien ( individu, kelompok, institusi) yang dilayani.
f) Menghargai hak pribadi (privacy), martabat (dignity), budaya dan harga
diri setiap individu, dan menggunakan keterampilan yang didasari
dengan nilai-nilai secara konsisten
g) Membantu perubahan berdasarkan pilihan, bukan paksaan.
h) Mematuhi prinsip “informed consent” sebagi penghargaan terhadap
klien.
i) Membantu perkembangan suatu tatanan pendidikan yang
mengasuh/memelihara pertumbuhan dan perkembangan individu.
j) Bertanggung jawab untuk menerima tindakan/hukuman selayaknya
sesuai dengan pertimbangan mal praktek yang dilakukan.

HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis (UU
No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan).
Seorang yang sakit akan berusaha untuk berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.
Pelayanan kesehatan yang buruk, akan berdampak pada terjadinya konflik antara
pasien dengan tenaga kesehatan. Manajemen konflik diperlukan sebagai upaya
mengelola dan menggerakkan sumber dan elemen yang terlibat dalam konflik
untuk mencari jalan penyelesaian untuk mencapai tujuan. Dalam manajemen
konflik tenaga kesehatan dan pasien, hal-hal yang harus diketahui terlebih dahulu
oleh kedua belah pihak adalah hak dan kewajiban antara tenaga kesehatan dan
pasien.
HAK DAN KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN
Hak-hak tenaga kesehatan
 Melakukan praktek tenaga kesehatan setelah memperoleh Surat Izin Tenaga
Kesehatan (SID) dan Surat Izin Praktek (SIP).
 Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga tentang
penyakitnya
 Bekerja sesuai standar
 Menolak melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika, hukum,
agama, dan hati nuraninya.
 Mengakhiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut penilaiannya
kerjasama dengan pasien tidak ada gunanya lagi, kecuali dalam keadaan
darurat.
 Menolak pasien yang bukan spesialisnya kecuali dalam keadaan darurat atau
tidak ada tenaga kesehatan lain yang mampu menanganinya.
 Hak atas “privasi”tenaga kesehatan.
 Ketentraman berkerja
 Mengeluarkan surat-surat keterangan tenaga kesehatan.
 Menerima imbalan jasa
 Menjadi anggota perhimpunan profesi
 Hak membela diri.
Kewajiban tenaga kesehatan.
Enam asas etik yang bersifat universal yang tidak akan berubah dalam etik profesi
ketenaga kesehatanan (kedokteran) dan asuhan ketenaga kesehatanan., yaitu :
 Principle of respect of the autonomy (azas menghormati otonomi pasien)
 Principle of beneficence (azas manfaat)
 Principle of nonmalefience (azas tidak merugikan)
 Principle of veracity (azas kejujuran)
 Principle of confidentiality (azas kerahasiaan)
 Principle of justice (azas keadilan)
DAFTAR PUSTAKA

http://aniromaningsih.blogspot.co.id/2015/05/makalah-tentang-etika-
kesehatan.html?m=1
http//api:ebhu-ankarazzi.blogspot.co.id/2012/03/etika-profesi-tenaga
kesehatan.html?m=1
http://sriwardoningsih.blogspot.co.id/2013/03/etika-profesi-kesehatan.html?m=1
http://nindharie.blogspot.co.id/2009/03/hak-dan-kewajiban-tenaga-kesehatan-
dan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai