Anda di halaman 1dari 19

Tanggal :03 April 2017

Praktikum ke : 1

PENGAWETAN LARVA NYAMUK

A. TUJUAN
1. Untuk identifikasi dan untuk mengetahui morfologi dari larva nyamuk.
2. Untuk koleksi.

B. PRINSIP
Larva nyamuk diambil menggunakan tusuk gigi dan diletakkan diatas objek
glass, tambahkan entelan dan tutup langsung dengan cover glass maka nyamuk
akan melekat pada objek glass. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
10x dan 40x.

C. DASAR TEORI
Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman jenis
tumbuhan, hewan, dan mikroba sehingga merupakan tempat hidup yang baik
bagi berbagai jenis serangga, baik serangga yang menguntungkan, maupun
merugikan pada manusia.Serangga yang dapat menjadi vektor penyakit
contohnya nyamuk Culex, Anopheles, dan Aedes (Andi Utama, 2003).
Penyakit tropis di Indonesia yang disebarkan oleh nyamuk merupakan
masalah yang cukup dominan di Indonesia. Jenis nyamuk dengan genus Culex,
Anopheles,dan Aedes dapat ditemukan di Indonesia. Penyakit-penyakit seperti
filariasis, dengue haemorragic fever, encephalitis dapat disebarkan oleh Culex
dan Aedes yang mempunyai peran sebagai vektor perantara penyakit
tersebut.Bandung sebagai daerah tropis tentunya tidak dapat terhindarkan dari
penyakit yang disebarkan oleh nyamuk ini, mengingat Bandung telah menjadi
tempat hidup yang baik bagi nyamuk Culex (Dani S, 2004).
Dalam membasmi nyamuk, penggunaan zat-zat kimia seperti
dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT), propoxur dan produk kimia lainnya
hampir sepenuhnya bergantung pada zat-zat tersebut.Tetapi seiring dengan
perjalanan waktu penggunaan insektisida sintetik organik telah menimbulkan
dampak yang berbahaya bagi lingkungan dan peningkatan ketahanan nyamuk
tersebut terhadap insektisida sintetik organik tersebut (Raveendranath, 2003).
Produk - produk herbal yang berkhasiat sebagai insektisida dan pengusir
nyamuk berperan penting dalam menanggulangi transmisi penyakit dengan
vektor nyamuk tersebut. Penggunaan produk-produk herbal dapat menjadi suatu
alternatif yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut, sebab dengan cara yang
tepat untuk mengendalikan nyamuk yang sebagai perantara penyakit tersebut
dengan cara membunuh jentik atau larva Culex, Anopheles dan Aedes aegypti.
Pemberantasan larva yang sudah umum dilakukan secara kimia dengan
menggunakan larvasida temephos, tetapi penggunaan bahan kimia tersebut
kadang-kadang dapat menimbulkan efek samping yang tidak kita inginkan.Selain
bahan kimia ternyata tumbuhan juga mengandung bahan atau senyawa yang
dapat digunakan sebagai insektisida. (Eni Hidayati, 2006).
Berbagai produk herbal telah terbukti sebagai pengusir nyamuk, tetapi hanya
beberapa yang dapat digunakan sebagai pengontrol penyebaran nyamuk,
contohnya yaitu sirsak (Annona muricata Linn) yang mempunyai nama antara
lain nangka landa (Jawa), nangka buris (Madura) srikaya jawa (Bali) merupakan
salah satu tanaman yang mudah diperoleh dan mempunyai kemampuan untuk
membunuh larva nyamuk. Selain itu masih ada beberapa produk tanaman lain
yang mempunyai kemampuan untuk membunuh larva nyamuk antara lain ekstrak
daun pare (Momordica charantia Linn), ekstrak biji srikaya (Annona squamosa
Linn) (IPTEKnet, 2005).
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Cawan petridish
2. Pipet tetes
3. Obyek glass
4. Cover glass
5. Sendok plastik/stick
6. Mikroskop

Bahan :
1. Air panas
2. KOH 10% /NaOH 10%
3. Alkohol bertingkat 30%, 50%, 70% dan absolute 96%
4. Entelan
5. Xilol

E. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan jentik nyamuk, usahakan jentik-jentik nyamuk masih hidup.
2. Larva/jentik nyamuk dimatikan dengan air panas
3. Siapkan petridish (6 plate) yang masing-masing diisi dengan :
a. larutan KOH / NaOH 10%
b. alkohol 30%
c. alkohol 50%
d. alkohol 70 %
e. alkohol absolute 96%
f. larutan xylol
4. Tahap pertama, dimasukkan larva pada larutan KOH / NaOH 10% yang
berfungsi menipiskan (kitin) hingga transparan sehingga bagian dalam
larva dapat terlihat.
5. Tahap kedua, dimasukkan larva nyamuk pada alkohol bertingkat 30 %,
50%, 70% dan alkohol absolute 96%, tiap tahap diamkan 5 menit mulai
alkohol 30% - 96%.
Tahap kedua ini disebut sebagai tahap dehidrasi yang bertujuan untuk
mengeluarkan cairan yang terkandung dalam tubuh larva supaya larva
tahan lama.
6. Tahap ketiga, dimasukkan larva yang telah didehidrasi ke dalam xilol
selama 1 menit, tahap ini dimaksudkan untuk membersihkan alkohol dari
tubuh larva sekaligus untuk memberhentikan kerja alkohol. Bila xylol
terlalu lama maka larva akan mengkerut.
7. Tahap keempat, angkat larva nyamuk dari larutan xylol dan letakkan pada
obyek glass. Usahakan pada saat mengangkat larva tidak rusak.
8. Lihat dibawah mikroskop untuk mengidentifikasi larva tersebut.
9. Setelah diidentifikasi, tutup larva pada obyek glass dengan cover glass
yang telah diberi entelan.
10. Beri label dan simpan di kotak preparat.
F. HASIL PRAKTIKUM
Dari hasil praktikum yang telah diamati, didapatkan hasil larva nyamuk culex sp.
sebagai berikut :
NO Gambar preparat Keterangan
1
Larva nyamuk culex sp.
1. Bulu kipas

2
Larva nyamuk culex sp.
1. Siphon
G. PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum yang diperoleh yaitu larva nyamuk Culex sp.
Ciri-ciri Larva Culex sp. adalah sebagai berikut :
1. Pada segmen yang terakhir terdapat corong udara.
2. Tidak ada rambut-rambut berbentuk kipas (Palmatus hairs) pada segmen
abdomen.
3. Terdapat pectin pada corong udara.
4. Pada corong (siphon) terdapat sepasang rambut serta jumbai.
5. Terdapat comb scale sebanyak 8-21 pada setiap sisi abdomen segmen
kedelapan.
6. Setiap comb scale berbentuk seperti duri.
7. Terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva pada sisi thorax.
8. Terdapat sepasang rambut di kepala.

Larva nyamuk Culex Sp. memiliki 4 tingkatan perkembangan (instar), sesuai


dengan pertumbuhannya yaitu :
1. Larva instar ke-1: ukurannya 1-2 mm, belum terlihat jelas bentuk dari duri-
duri (spinae)pada dada dan corong pernapasan pada siphon.
2. Larva instar ke-2: ukurannya 2,53,5 mm, corong kepala mulai menghitam,
tetapi duriduri masih belum terlihat jelas,.
3. Larva instar ke-3: ukurannya 4-5 mm, duri-duri dada mulai terlihat jelas
dan corong pernapasan terlihat berwarna coklat kehitaman.
4. Larva instar ke-4: ukurannya 5-6 mm dengan warna kepala terlihat gelap.
H. KESIMPULAN
Dari praktikum yang yang dilakukan, ditemukan larva nyamuk Culex sp.
I. LAMPIRAN
a. Pustaka
http://repository.maranatha.edu/1422/3/0110164_Chapter1.pdf
http://informasikesling.blogspot.co.id/2015/05/klasifikasi-dan-daur-
hidup-nyamuk-culex_10.html
https://narunilif1.wordpress.com/materi-entomology/ciri-ciri-nyamuk/

Dosen Pembimbing Nilai

A.A. AYU EKA CAHYANI,S.Si


Tanggal : 31 Maret 2017
Praktikum ke : 2

PENGAMATAN MORFOLOGI NYAMUK

A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi spesies nyamuk.
2. Mengetahui morfologi nyamuk.

B. PRINSIP
Nyamuk yang sudah mati diletakkan diatas objek glass dengan posisi kepala
menghadap ke atas, setelah itu ditambahkan entelan dan ditutup dengan cover
glass kemudia diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x.

C. DASAR TEORI

Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera


termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes,
Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35
genera yang merangkum 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik,
tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antarspesies berbeda-beda tetapi
jarang sekali melebihi 15 mm.
Kebiasaan nyamuk makan cukup unik karena hanya nyamuk betina dewasa
yang menusuk manusia dan hewan lainnya. Sedangkan Nyamuk jantan hanya
makan nektar tanaman..Beberapa nyamuk betina memilih untuk makan hanya
satu jenis binatang.Nyamuk betina mengigit manusia, hewan peliharaan, seperti
sapi, kuda, kambing, dan sebagainya; semua jenis burung termasuk ayam; semua
jenis binatang liar, termasuk rusa, kelinci, dan mereka juga mengigit darah ular,
kadal, katak, dll. Kebanyakan nyamuk betina harus mendapatkan darah yang
cukup untuk makan sebelum ia dapat mengembangkan telur. Jika mereka tidak
mendapatkan makanan darah ini, maka mereka akan mati tanpa meletakkan telur.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk
menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia
dan amfibi untuk menghisap darah.Nyamuk betina memerlukan protein untuk
pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah,
yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap
darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan.Nyamuk jantan berbeda
dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap
darah.Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah
menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik
nyamuk yang lain.Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur,
larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada
spesies dan suhu.Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah
mangsanya.dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab,
pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga.sebab
nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. telur-telur nyamuk membutuhkan
protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat
menakjubkan.Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam
yang kering.Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan
menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya.reseptor ini berfungsi sebagai
sensor suhu dan kelembaban.setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai
mengerami telurnya. telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara
bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk
meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa
terdiri dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman).pada
periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah itu
larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. sampai
siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah
kulitnya sebanyak 2 kali. Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase
transisi.Fase ini dinamakan fase pupa.
Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa.Agar tetap
bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa
nyamuk muncul ke atas air.pipa itu digunakan untuk alat pernafasan .Nyamuk
dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua
organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang
menutupi sebagian besar kepalanya.lalu kepompong pupa disobek di atas.Tingkat
ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling
membahayakan.Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air,
sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air.Kecepatan ini sangatlah
penting, meskipun angin tipispun dapat menyebabkan kematiannya.Akhirnya,
nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahatsekitar
setengah jam.
Beragam jenis nyamuk berfungsi sebagai vektor atau pembawa protozoa,
virus, dan tidak sedikit pula pembawa larva cacing yang dapat menimbulkan
bermacam-macam penyakit pada manusia. Cara hidup dan cara menusuk- nya
pun berbeda-beda. Beberapa genus nyamuk yang mungkin sudah tidak asing lagi
ditelinga kita adalah Anopheles, Aedes, dan Culex.
Kebanyakan kelompok nyamuk modern tidak lagi bergantung kepada racun
serangga berbahaya tetapi menjurus kepada organisme khusus yang memakan
nyamuk, atau menjangkiti mereka dengan penyakit yang membunuh mereka.
Hal-hal seperti itu bisa terjadi walaupun di Kawasan Perlindungan, seperti
"Forsyth refuge" dan Seaview Marriott Golf Resort, di mana sekawanan nyamuk
utama dilaksanakan dan dipantau menggunakan "killifish" dan belut muda.
Kesannya di dokumen dengan menggunakan mikroskop maju bawah air
seperti ECOSCOPE.Bagaimanapun, wabah penyakit bawaan nyamuk masih
menyebabkan penyemburan dengan bahan kimia yang kurang beracun
dibandingkan yang digunakan pada masa lalu.
Sebagian nyamuk mampu menyebarkan penyakit protozoa seperti malaria,
penyakit filaria seperti kaki gajah, dan penyakit bawaan virus seperti demam
kuning, demam berdarah dengue, encephalitis, dan virus Nil Barat. Virus Nil
Barat disebarkan secara tidak sengaja ke Amerika Serikat pada tahun 1999 dan
pada tahun 2003 telah merebak ke seluruh negara bagian di Amerika Serikat.
Berat nyamuk hanya 2 hingga 2,5 mg. Nyamuk mampu terbang antara 1,5 hingga
2,5 km/jam. Pengusir nyamuk biasanya mempunyai kandungan aktif
berikut: DEET, sulingan minyak Catnip - Nepetalactone, Citronella atau sulingan
minyak eucalyptus.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Objek glass
2. Cover glass
3. Mikroskop

Bahan :
1. Nyamuk
2. Entelan
3. Tusuk gigi

E. PROSEDUR KERJA
1. Pilihlah nyamuk yang fisiknya yang kira kira tidak mudah patah atau hancur.
2. Ambil nyamuk dan letakkan diatas objek glass.
3. Usahakan bagian kepala menghadap keatas.
4. Teteskan entelan secukupnya dan atur posisi nyamuk agar kepalanya
menghadap keatas dengan tusuk gigi.
5. Kemudina tutup nyamuk yang telah berisi entelan dengan cover glass.
6. Amati di mikroskop dengan perbesaran 10x.
F. HASIL PRAKTIKUM
a. Hasil
Dari pengamatan yang telah dilakukan, didapatka nyamuk Culex sp.
b. Gambar :
NO Gambar Keterangan
1 Kepala nyamuk Culex
sp. Padaperbesaran 10x
1. Proboscis
2. Palpus
3. Antenna
4. Bulu atena
G. PEMBAHASAN
Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit
yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis
encephalitis.Nyamuk dewasa dapat berukuran 4 10 mm (0,16 0,4 inci). Dan
dalam morfologinya nyamuk memiliki tiga bagian tubuh umum: kepala, dada,
dan perut. Nyamuk Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culex
quinquefasciatus.
Klasifikasi Culex sp.adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Culicidae
Genus : Culex
Ciri-ciri nyamuk Culex sp. :
1. Palpi lebih pendek dari pada probocis.
2. Bentuk sayap simetris.
3. Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
4. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
5. Menyebabkan penyakit filariasis
6. Warna tubuhnya coklat kehitaman
Nyamuk genus Culex merupakan nyamuk yang banyak terdapat di sekitar
kita.Beberapa spesies nyamuk ini sudah dibuktikan sebagai vektor penyakit. Di
Indonesia, ada 23 spesies nyamuk sebagai vektor penyakit filariasis, dari
genus Anopheles, Aedes, Culex, Armigeres dan Mansonia diantaranya
adalah Culex quinquefasciatus dan Culex bitaeniorrhynchus. Biasanya, nyamuk
genus Culex ini menyukai tempat-tempat kotor, seperti limbah domestik.
Seperti yang telah dijelaskan diatas beberapa penyakit yang penularannya
lewat gigitan nyamuk Culex Sp. adalah Filariasis, Japanese Enchepalitis (JE),
St. Loius Enchepalitis dan West Nile Virus (WNV).Penyakit filariasis sudah
menyebar di seluruh provinsi di Indonesia. Dilaporkan terdapat 10.237 kasus
kronis yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia pada tahun 2005.
Beberapa spesies nyamuk Culex Sp. merupakan vektor penyakit, antara lain :
1. Culex fatigan menjadi vektor penyakit Filariasis pada manusia.
2. Culex pipiens menjadi vektor penyakit St. Louis Enchepalitis.
3. Culex tarsalis menjadi vektor penting penyakit Western Encephalitis.
4. Culex tritaenior hynchus vektor utama penyakit Jepanese encephalitis.

Nyamuk Culex Sp. adalah vektor utama penularan filariasis.Penularan


penyakit filariasis sangat dipengaruhi oleh bagaimana kondisi kekebalan tubuh,
berapa kali nyamuk menggigit dan berapa lama nyamuk yang mengandung
cacing filaria hidup.Jika kondisi kekebalan tubuh tinggi, maka sangat membantu
dalam membunuh cacing filaria di dalam tubuh.Untuk terkena Penyakit filariasis,
paling tidak mengalami gigitan nyamuk sebanyak 1000 gigitan. Selain itu,
waktu yang dibutuhkan Cacing filaria untuk berkembang di dalam tubuh nyamuk
adalah selama 10 hari. Dengan demikian, jika nyamuk tidak bisa hidup selama
itu maka cacing filaria akan mati juga.
Apabila manusia digigit nyamuk yang mengandung mikrofilaria, maka
mikrofilaria yang sudah berbentuk larva infektif (larva stadium III) secara aktif
akan ikut masuk kedalam tubuh manusia (hospes). Di aliran darah tubuh
manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe.
Larva mengalami dua kali pergantian kulit di dalam tubuh limfe dan tumbuh
menjadi cacing dewasa yang sering disebut larva stadium IV dan larva stadium
V. Kemudian Cacing filaria yang sudah dewasa tersebut berada di pembuluh
limfe, sehingga akan menyumbat pembuluh limfe dan akan terjadi
pembengkakan.
H. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan, ditemukan nyamuk Culex sp.
I. LAMPIRAN
a. Pustaka
http://informasikesling.blogspot.co.id/2015/06/nyamuk-culex-sp-penular-
penyakit-pada.html
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-sutyoagusw-5709-
3-babiis-i.pdf
http://informasikesling.blogspot.co.id/2015/06/nyamuk-culex-sp-penular-
penyakit-pada.html

Dosen Pembimbing Nilai

Ni Made Rika Sandayani Kusuma, S.S.T


LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI

D3 ANALIS KESEHATAN
SEMESTER IV / 9 OFF A

NI WAYAN ARI PURNAMI (15.131.0660)

STIKes WIRA MEDIKA BALI


2017

Anda mungkin juga menyukai